BAB I
PENDAHULUAN
morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa beberapa dampak pada
(Saputra, 2014).
adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup dan
(WHO, 2016), setiap tahunnya sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir
mengalami asfiksia, hampir 1juta bayi ini kemudian meninggal. AKB akibat
paling tinggi yaitu sebesar 142 per 1.000 setelah Afrika. Indonesia
merupakan Negara dengan AKB akibat asfiksia tertinggi ke-5 untuk Negara
ASEAN yaitu 35 per 1.000 kelahiran hidup, dimana Myanmar 48 per 1.000,
Laos dan Timor Leste 46 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2016).
1
2
asfiksia yaitu sebesar 27% yang merupakan penyebab ke-2 kematian bayi
baru lahir setelah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Adapun penyebab
langsung kematian bayi baru lahir 29% disebabkan BBLR, asfiksia (13%),
tahun 2015 terlaporkan 776 kasus, dimana jumlah kematian bayi tertinggi
terjadi di Kabupaten Musi Rawas yaitu (118 kasus) dan diikuti Kabupaten
terjadi di Kabupaten Pali yaitu (3 orang) (Profil Kes. Prov. SumSel, 2015).
sebanyak 16 kematian bayi dari 29.521 atau 0.54 per 1000 kelahiran hidup
kematian bayi di tahun 2017 sebanyak 29 kasus kematian yang terdiri dari
20 bayi neonatus (0 s.d 28 hari) dan 9 bayi (29 s.d 11 bulan) dari 27.876
Palembang, 2017).
keadaan bayi, faktor plasenta dan faktor persalinan. Faktor keadaan ibu
bercampur mekonium. Faktor plasenta meliputi, lilitan tali pusat, tali pusat
pendek, simpul tali pusat, prolapsus tali pusat. Faktor neonatus meliputi
Sejak 2015 lalu, dunia mulai bekerja keras ke arah agenda pemgembangan
2016 sebanyak 7 kasus dari 654 kelahiran, tahun 2017 sebanyak 9 kasus
dari 329 angka kelahiran, dan ditahun 2018 sebanyak 6 dari 222 kelahiran.
hanya ditemukan satu kasus solusio plasenta yaitu sebesar 2%, sedangkan
pada kontrol tidak ditemukan kejadian solusio plasenta sehingga tidak dapat
(Prawirohardjo, 2012).
oleh Evi Desfauza (2008) yang menyebutkan bahwa ada hubungan yang
kematian sebelum bayi dilahirkan karena seluruh kebutuhan janin dari ibu
tidak tersalurkan oleh plasenta yang telah lepas dari tempat implantasinya.
oleh Evi Desfauza (2008) yang menyebutkan bahwa ada hubungan yang
hipoksia janin dan berakhir dengan asfiksia bayi. Keadaan ini perlu dikenal,
karena dapat mengakibatkan antara lain gangguan aliran darah pada tali
pusat karena tekanan tali pusat. Tejadinya tekanan pada tali pusar ini
darah pada tali pusat dan menyebabkan asfiksia. Hal ini dapat dilakukan
(Nurhayati, 2009). Hal ini terlihat dari penelitian Elisa Damayanti, (2008)
menunjukkan hasil OR>1 yaitu 1.74 artinya lilitan tali pusat menyebabkan
6
hipoksia janin sehingga terjadi asfiksia pada saat bayi dilahirkan. Hasil ini
aliran O2 kurang lancar sebab tali pusat membelit leher maupun anggota
tubuh bayi lainnya sehingga kecukupan O2 untuk bayi kurang dan lahirlah
Berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor risiko yang
terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Gilang dari Fakultas Kedokteran
bahwa berat badan lahir merupakan salah satu faktor risiko yang
neonatorum di RSU DR. Pirngadi Medan. Bayi yang lahir dengan berat
badan kurang memiliki risiko terjadi asfiksia sebesar 53,737 kali (OR =
53,737) lebih besar dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi dengan
berat badan normal ρ-value sebesar 0,033 (<0.05), yang berarti menunjukan
bahwa ada hubungan antara berat badan lahir bayi dengan kejadian asfiksia
neonatorum.
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Dharma (2008)
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya dapat terjadi pada bayi
prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan
7
2015).
faktor plasenta dan faktor persalinan. Faktor keadaan ibu meliputi hipertensi
mekonium. Faktor plasenta meliputi, lilitan tali pusat, tali pusat pendek,
simpul tali pusat, prolapsus tali pusat. Faktor neonatus meliputi depresi
waktu, dana, tenaga dan sarana prasarana maka peneliti hanya meneliti
variabel solusio plasenta, kelainan tali pusat dan berat badan lahir rendah
1.4.1 Adakah hubungan solusio plasenta, kelainan tali pusat dan berat badan
1.4.3 Adakah hubungan kelainan tali pusat secara parsial dengan kejadian
1.4.3 Adakah hubungan berat bayi lahir rendah (BBLR) secara parsial
tahun 2018 ?
9
tahun 2018.
kesehatan.
2. Bagi Peneliti
perpustakaan.
asfiksia neonatorum.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
berusia satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan
(Rochmah, 2012).
Neonatus atau bayi baru lahir adalah dari lahir sampai usia 1
baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar
dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung
11
12
rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai
sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan
vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora,
infant) : < 259 hari (37 minggu), (b) Cukup bulan (term infant) :
2. Neonatus menurut berat badan lahir : (a) Berat lahir rendah : <
2500 gram (b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram (c) Berat
(SMK/KMK/BMK).
13
2.2.1 Definisi
teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Prambudi,
2015).
14
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia
iskemia ensefalopati).
(Prambudi,2013).
pernafasan megap-megap dan tonus otot yang turun juga dapat terjadi
jantung terus menurun, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan
Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau
masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).
2.2.2 Etiologi
antara lain :
a. Faktoribu.
TBC, HIV).
b. Faktor TaliPusat.
1) Lilitan talipusat.
2) Tali pusatpendek.
3) Simpul talipusat.
4) Prolapsus talipusat.
c. Faktorbayi.
3) Kelainan bawaan(kongenital).
(DepKes RI,2009).
1. Faktor Ibu.
2. Faktorplasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
3. Faktorfetus
pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini
melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dan
lain-lain.
4. Faktorneonatus.
Depresi tali pusat pernafasan bayi baru lahir dapat terjadi karena
pernafasan janin.
intrakranial
2.2.3 Patofisiologi
tali pusat dipotong. Hal ini diikuti oleh serangkaian kejadian yang
suatu hal, aktivitas singkat ini akan diikuti oleh henti nafas
2.2.4 Manifestasiklinik
c. Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot, dan
organlain.
didalamdarah.
i. Penurunan terhadapspinkters.
yaitu :
baik dan teratur), tidak adekuat (lambat dan tidak teratur), atau
hipoksia yangsignifikan.
c. Warna; Kaji bibir dan lidah yang dapat berwarna biru atau merah
berhubungan.
23
Tabel 2.1
Skor Apgar
Skor 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Usaha pernafasan Tidak ada Tidak teratur, lambat Teratur,
menangis
Tonus otot Lemah Beberapa tungkai Semua tungkai
fleksi fleksi
Iritabilitas reflex Tidak ada Menyeringai Batuk/menangis
Warna kulit Pucat Biru Merah muda
menit sesudah bayi lahir. Akan tetapi, penilaian bayi harus dimulai
nilai Apgar perlu dinilai pada 1 menit dan 5 menit. Apabila nilai
2.2.6 Diagnosis
berikut :
antara 120 – 160 kali per menit; selama his frekeunsi ini bisa
per menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu
mudah.
kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa
25
pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda
2.2.7 Penatalaksanaan
efektif, tanpa intervensi khusus. Bayi baru lahir dalam apnu sekunder
2014)
segera sesudah tali pusat dijepit, bayi yang mengalami depresi dan
cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat – alat
jawab pada bayi baru lahir. Orang tersebut harus mampu untuk
kompresi dada. Orang ini atau orang lain yang datang harus memiliki
positif serta memiliki pembuluh darah imatur dalam otak yang mudah
semua bayi perlu penilaian awal dan harus dipastikan bahwa setiap
28
.
29
Ya Ya
Bersihkan jalan napas Pantau SpO2
VTR, SpO2 Pertimbangkan CPAP
60 detik
Tidak
FJ < 100?
Ya
Tidak
FJ< 60?
Ya
Tidak
Koreksi langkah- FJ <60?
langkah ventilasi
Intubasi jika dada
tidak
mengembang
Pertimbangkan : Y
-Hipovolemia
-Pneumotorak Epinefri IV
menjawab 3 pertanyaan:
terdapat mekoneum dalam cairan amnion dan bayi tidak bugar (bayi
langkahberikutnya.
pengukurantekanan.
5. Observasi gerak dada bayi: adanya gerakan dada bayi turun naik
menyebabkanpneumothoraks.
34
2016).
2012).
yang lepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan terjadi, baik
Asfiksia Neonatorum.
36
dari tiga pembuluh darah yaitu satu pembuluh darah vena dan dua
pembuluh darah arteri (Callahan, L dalam Mattson & Judi, 2004 : 63).
suatu tali yang menghubungkan janin dengan uri atau plasenta. Sebab
sudah tidak diperlukan lagi, maka saluran ini harus segera dipotong
darah janin.
cm sedangkan tali panjang berkisar 300 cm. Tali pusat yang terlalu
(Manuaba, 2010).
statistik menunjukkan hasil OR>1 yaitu 1.74 artinya lilitan tali pusat
lancar
Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam
kurang bulan (BKB), yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi
< 37 minggu (259 hari). Bayi cukup bulan (BCB), bayi yang
dan Bayi lebih bulan (BLB), bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
berusia satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan
terhadap kualitas bayi. BBLR adalah berat bayi kurang dari 2500
Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Gilang dari
Medan. Bayi yang lahir dengan berat badan kurang memiliki risiko
ada hubungan antara berat badan lahir bayi dengan kejadian asfiksia
neonatorum.
jam pada primi, dan lebih dari 18 jam pada pada multi ( Mochtar,
2012).
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah
184).
pada primi, dan lebih dari 18 jam pada multi (Mochtar, 1998).
periksa dalam dengan sarung tangan steril setiap 4 jam untuk melihan
(Depkes, 2008).
40
Persalinan pada primi biasanya lebih lama 5-6 jam dari pada
harga α=0,05 maka p-value > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada
2.3.5 Riwayat SC
pematangan paru-paru bayi yang terisi air. Tekanan yang agak besar
banyak dan udara lebih sedikit di dalam parunya selama enam jam
intensive care berkisar 5,2% sampai 9,8% dari kelahiran dan kelainan.
42
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin yang
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya dapat terjadi
pada bayi prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami
42
43
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Solutio Plasenta
3.2 Hipotesis
Ada hubungan solutio plasenta, kelaianan tali pusat, dan berat bayi lahir
3. Ada hubungan berat bayi lahir secara parsil dengan kejadian asfiksia
BAB IV
METODE PENELITIAN
(Notoatmodjo, 2014).
kelainan tali pusat dan bayi baru lahir) dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan.
yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini semua bayi
(Notoatmodjo, 2014).
berikut :
N
n= ₂
1+ N (d)
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sample
N
n=
1+ N ( d ) ²
1160
n=
1+1160 ( 0,1 ) ²
46
1160
n=
1+1160 ( 0,01 )
1160
n=
1+11,6
n=92
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah adayaitu diperoleh dari prekam
langkah yang penting. Hal ini disebabkan oleh karena data yang diperoleh
data :
2. Coding(Pengkodean)
“softwore” komputer.
Yakni apabila semua data dari setiap sumber atau responden selesai
(Notoatmodjo, 2014).
antara lain:
baru lahir yang disajikan dalam bentuk tabel yang dianalisis dengan
Asfiksia neonatorum
asfiksia
1. Solutio Plasenta
trimester ketiga.
plasenta
plasenta
2500gr
2500 gr
tali pusat
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivin Nanny Lia. (2011) Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Kota Palembang, (2017). Profil Dinkes Kota Palembang 2017.
Dari http://dinkes.palembang .go.id/ Diakses tanggal 13 April 2019.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Pelajar
Maryunani, Anik & Nurhayati. (2008) Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta:
Trans Info Media.
Rusepni. 2013. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, jilid I. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta,p: 21Trenggalek.
Saputra, Lyndon. (2014) Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Tanggerang: Bina
Aksara.