Anda di halaman 1dari 24

MATA KULIAH ASURANSI KESEHATAN

‘ Manajemen Resiko dalam Asuransi’

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................3
1.3. Tujuan...........................................................................................................4
1.4. Manfaat........................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................5
2.1. Tinjauan tentang Resiko Investasi............................................................... 5
2.1.1. Pengertian Resiko..................................................................................... 5
2.1.2. Tingkat Resiko.......................................................................................... 5
2.1.3. Konsep Resiko dalam Investasi................................................................ 5

1
2.2. Tinjauan tentang Tarif Asuransi.................................................................. 5
2.2.1. Pengertian Tarif Asuransi......................................................................... 5
2.2.2. Unsur-unsur Tarif Asuransi...................................................................... 5
2.3 Tinjauan tentang Risk Managemen.............................................................. 6
2.3.1. Pengertian Risk Managemen.................................................................... 6
2.3.2. Fungsi Pokok Risk Managemen............................................................... 6
2.4 Tinjauan tentang Statistik Kerugian............................................................. 6
2.4.1. Pengertian Statistik Kerugian................................................................... 6
2.4.2. Jenis-jenis Metode Statistik...................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................7
3.1. Resiko Investasi........................................................................................... 7
3.2. Tarif Asuransi.............................................................................................. 10
3.3. Risk Managemen......................................................................................... 12
3.4. Statistik Kerugian........................................................................................ 14
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 19
4.1. Kesimpulan .............................................................................................. 19
4.2. Saran ................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di area globalisasi ini banyak kebutuhan manusia yang diperlukan,mulai
kebutuhan pokok ,sekunder sampai kebutuhan tersier. Seiring banyaknya
kebutuhan yang diperlukan manusia maka makin banyak perusahaan -perusahaan
yang memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan tingkat kebutuhan yang meningkat
maka tingkat keamanan mulai difikirkan,mulai keamanan jiwa sampai keamanan
harta benda. Maka banyaklah bermunculan perusahaan -perusahaan jasa,
perusahaan asuransi yang memenuhi kebutuhan jasa tersebut.
Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil
(sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti atau subtitusi kerugian-kerugian yang
besar yang belum pasti (Abbas Salim,1993).Dalam asuransi banyak hal-hal yang
memang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan asuransi diantaranya adalah

2
resiko investasi,Tarif asuransi,Risk Managemen dan Statistik Kerugian. Menurut
Abbas Salim keempat komponen asuransi yaitu,resiko investasi,tarif asuransi risk
menagemen dan statistik kerugian harus dipenuhi oleh suatu perusahaan asuransi
baik milik negara maupun milik swasta.

B. Rumusan Masalah
Kerugian-kerugian yang diderita oleh seorang atas harta kekayaanya
menyebabkan masyarkat untuk memilih masuk ke asuransi untuk
menginvestasikan kerugian-kerugian tersebut. Sebagai perusahaan asuransi,maka
perusahaan harus memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasanya agar bisa
mendatangkan benefit dikedua belah pihak. Untuk mencapai keadaan tersebut
perusahaan asuransi harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
asuransi diantaranya adalah resiko investasi,tarif asuaransi,risk managemen dan
statistk kerugian. Dari uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan resiko investasi,tarif asuaransi,risk


manegemen dan statistik kerugian ?
2. Mengapa suatu perusahaan asuransi harus memperhatikan resiko
investasi,tarif asuransi,risk managemen dan statistik kerugian?
3. Apa pengaruh resiko investasi,tarif asuransi risk managemen dan statistik
kerugian terhadap suatu perusahaan asuransi

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang resiko investasi, tarif asuransi, risk
managemen dan statistik kerugian .
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan pentinganya resiko investasi,tarif
asuaransi,risk managemen dan statistik kerugian asuransi serta
hubungannya terhadap suatu perusahaan asuransi.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

3
1. Kita akan lebih mengetahui tentang resiko investasi,risk managemen,tarif
asuransi dan statistik kerugian
2. Mengetahui hubungan dan arti penting resiko investasi,risk
managemen,tarif asuaransi dan statistik kerugian

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Resiko Investasi


1. Pengertian Resiko
Resiko adalah kemungkinan penyimpangan nilai riil dan nilai yang
diharapkan (Abbas Salim,1993: 183). Sedangkan menurut Hasyim Ali resiko
adalah ketidak pastian mengenai suatu kerugian. Dari sudut pandangan
tertanggung resiko itu hanya dapat menimbulkan kerugian (resiko murni),resiko
spekulasi bisa pula menimbulkan keuntungan.
2. Tingkat Resiko
Tingkat resiko diukur dengan menghitung kemungkinan perbedaan
pengalaman yang sesungguhnya dengan pengalaman yang

4
diperkirakan.Bertambah kecil perbedaan atau selisih persentase kemungkinan ini
bertambah kecil resiko (Hasyim Ali,2002 : 23).
3. Konsep Resiko dalam Investasi
Setiap investasi mengandung resiko, semakin tinggi resiko suatu
investasi,maka akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang diminta oleh pemilik
modal. Hubungan positif antara resiko dengan tingkat keuntungan menjadi
pertimbangan dalam penilaian investasi. Menurut Abbas Salim ada beberapa
metode yang digunakan dalam memasukan factor resiko dalam investasi
diantaranya adalah metode NPV,metode Penyelesaian terhadap aliran kas,dan
metode CAPM.

B. Tingkat tentang Tarif Asuransi


1. Pengertian Tarif Asuransi
Tarif Asuransi adalah harga satuan dari suatu kontrak asuransi
tertentu,untuk orang tertentu,terhadap kerugian tertentu dan digunakan untuk
masa tertentu pula (Abbas Salim,1993 : 135).
2. Unsur-unsur Tarif Asuransi
Secara umum tarif asuransi terdiri dari 4 unsur yaitu :
 Harga satuan
 Digunakan orang tertentu
 Kerugian tertentu
 Masa tertentu (Abbas Salim,1993 : 149)
C. Tinjauan tentang Risk Managemen
1. Pengertian Risk Managemen
Risk Managemen adalah peninjauan resiko dari sudut pandangan seorang
manager asuransi (Abbas Salim,1993 : 149)
2. Fungsi pokok yang harus diketahui Risk Manager
Ada 3 faktor penting yang harus diketahui dan dimengerti seorang Risk
Manager,diantaranya yaitu :
 Dapat menentukan resiko yang dihadapi oleh perusahaan
 Dapat menganalisa resiko yang dihadapi oleh perusahaan
 Seorang Risk Manager harus faham serta mengerti akan ilmu asuransi
(Abbas Salim,1993 : 150)

5
D. Tinjauan tentang Statistik Kerugian
1. Pengertian Statistik Kerugian
Statistik kerugian adalah statistik yang dapat digunakan untuk menghitung
kerugian (Abbas Salim,1993 : 150).
2. Jenis-jenis Metode Statistik
Untuk menetapkan kerugian dalam asuransi dapat digunakan metode
statistik sebagai berikut :
 Probabilitas
 Teori kecenderungan
 Expected value
 Median
 Mode
 Standart deviasi dan variance
 Penyebaran/Distribusi Binomial
 Distribusi Normal
 Teori poisson (Abbas Salim,1993 ; 157)

BAB IV
PEMBAHASAN

A. RESIKO INVESTASI
1. Tujuan
Setiap investor selalu ingin untung begitu juga investor terhadap
perusahaan asuransi, dalam hal ini konsep resiko tetap menjadi hal yang
terpenting, sebab semakin tinggi resiko suatu investasi maka semakin tinggi
tingkat keuntungan yang diminta oleh pemilik modal. Sebelumnya kita ingat

6
kembali tentang apa itu resiko, yaitu kemungkinan penyimpangan nilai riil dari
nilai yang diharapkan.
2. Metode Factor Resiko dalam Investasi
Metode NPV : Dalam metode yang diperhitungkan adalah menentukan
tingkat bunga, Jika investor menganggap proyek tersebut beresiko tinggi maka
semakin tinggi tingkat bunga yang diminta oleh pemilik modal.

Tingkat keuntungan yang diharapkan dan standart deviasi


dari investasi A dan B

Periode A B
1 0,1 0,07
2 0,1 0,11
3 0,09 0,05
4 0,09 0,14
5 0,08 0,12
6 0,08 0,06
7 0,09 0,11
8 0,09 0,06
9 0,09 0,09
10 0,09 0,09
Tingkat keuntungan yg diharapkan 0,09 0,09
Standart Deviasi 0,006667 0,029814

Dari tabel di atas menunjukan bahwa keuntungan yang diharapkan adalah


sama dilihat (rata-ratanya) sama yaitu 0,09 dilihat juga pada standart deviasi
bahwa milik B lebih dari pada A, sehingga semakin tinggi standart deviasi maka
akan semakin besar kemungkinan menyimpang dari rata-rata atau semakin sedikit
keuntungan yang akan di peroleh.

3. Penyesuaian Tehadap Tingkat Bunga untuk Menghitung NPV


Jika resiko suatu investsi adalah nol maka tingkat keuntungan yang
disyaratkan adalah tingkat keuntungan yang tidak mengandung resiko
(keuntungan bebas resiko). Teori portofolio menjelaskan tentang fenomena
mengapa para pemilik saham cenderung menginvestasikan dananya pada
beberapa surat berharga, karena mereka berlandaskan teori financial asset.
Dengan adanya surat-surat berharga maka fluktuasi berkurang dan standart deviasi
juga ikut berkurang sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan akan tinggi.
Bila investor tidak menyukai resiko maka mereka akan mencoba
mengurangi resiko yang ditanggung, maka nantinya hak yang terpenting untuk

7
investor adalah resiko yang tidak bisa dihilangkan. Keadaan ini terbukti jika
semakin banyak investor memegang financial asset yang banyak jenisnya maka
fluktuasi tingkat keuntungan (standart deviasi ) akan semakin berkurang.
Sharpe, Lintner memperkenalkan Capital Aseer Pricing Modal (CAPM),
yang merumuskan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan tergantung dua
faltor, yaitu tingkat keuntungan bebas resiko dan premi atas resiko.
Untuk menentukan tingkat bungaan yang layak dipakai sebagai cut of
rate. Kita bandingkan dengan perusahaan tekstil kemudian mengidentifikasi beta
dari perusahaan tersebut, karena ada perbedaan struktur modal (perbandingan
utang dengan modal sendiri). Jadi nyatalah bahwa resiko yang ditanggung oleh
pemilik modal sendiri, terdiri dari resiko usaha dan resiko finansial. Jika resiko
semakin besar maka keuntungan yang disyaratkan akan semakin besar.
Pemanfaatan peta industri hanya mencerminkan peta aktiva.
Dalam hal ini kita hanya mempertimbangkan resiko usaha saja, dengan
kata lain kita menganggap bahwa investasi tersebut semata-mata dibelanjai
sendiri, Jika investasi tersebut dibelanjakan sebagian dengan modal pinjaman
maka analisisnya akan berbeda.
Secara umum metode ini bisa dinyatakan dalam bentuk rumus sbb:
n
At
NPV =−Ao+ ∑
t=1 (1+ r )t
-Ao = Pengeluaran investasi pada tahun ke 0
At = Aliran kas mesauk pada tahun ke t

r = Tingkat keuntungan yang disyaratkan investor dengan


memperhatikan resiko usaha
N = jumlah tahun (usia ekonomis proyek)
Metode ini yang di sesuaikan adalah tingkat bunga (disesuaikan dengan
risiko usaha ) metode ini disebut metode risk adjusted discount rate.
4. Penyesuaian tehadap cash flow untuk menghitung NPV
Metode lain untuk memasukan faktor resiko adalah dengan melakukan
penyesuaian terhadap aliran kas. Kita memaklumi bahwa net cash floe masa yang
akan datang merupakan tidak pasti sifatnya, karena kita anggap sama sesuatu yang
tidak pasti dengan yang pasti maka suatu yang pasti akan lebih kecil dari pada
yang tidak pasti.

8
Cukup diyakini bahwa penjualan besok akan sebesar X unit, kalau kita
menafsirkan penjualan 5 tahun yang akan datang, siapa yang berani meramalkan
secara pasti? Dalam statistik ini ditunjukkan dari deviasi standart yang makin
besar jika makin jauh ke depan. Semakin tidak pasti penerimaan akan
menggunakan koefisien yang semakin rendah, jadi jika keadaan tidak pasti maka
koefisien pada tahun I akan lebih kecil.
Dengan metode CAPM menentukan bagaimana mengubah ketidakpastian
menjadi kepastian, rumus yang digunakan adalah :
^ C ,R
¿( )
l m
Cov
PV =C 1 − λC 1 ¿
1+ Rf

PV = nilai sekarang
Cl = penerimaan yang kita harapkan pd tahun ke I
 = (Rm -Rf)/M2
Cov (Cl,Rm) = covarian antara tingkat keuntungan investasi 9 dengan
portofolio pasar
Rf = tingkat keuntungan bebas resiko
Metode ini disebut certainly equivalent dimana rumus di atas diturunkan
dari CAPM.

B. TARIF ASURANSI
Tarif asuransi merupakan suatu harga satuan dari suatu kontrak asuransi
tertentu, untuk orang tertentu, terhadap kerugian tertentu, dan digunakan untuk
masa tertentu pula.
Bagian aktuaria adalah bagian dari perusahaan asuransi yang bertugas untuk
menghitung premi asuransi.
1. Petugas Asuransi
Pembuatan tarif berkisar pada value judgement sampai pada highly
scientifics (rumus – rumus matematik) Value judgement (pengalaman –
pengalaman).

9
Tarif asuransi terjadi berdasar kepada bargaining atau tawar–menawar
antara perusahaan dengan pembeli asuransi. Tarif asuransi selalu berubah–ubah,
perubahan ini bias disebabkan oleh adanya :
1. Persaingan ( competision ).
2. Perubahan struktur perekonomian.
3. Adanya PP/UU pemerintah.
Jadi, bisa dikatakan bahwa semuanya ditetapkan oleh personal knowledge
seseorang. Oleh karena itu, dalam menyususn tarif asuransi ( terutama pada
asuaransi laut ) harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Hazard
2. Memperhatikan kemampuan pihak tertanggung.
3. Harus memperhatikan keadaan kapal.
Perusahaan asuransi harus berhati–hati dalam menentukan tarif tersebut, sebab
jika terlalu rendah perusahaan tidak bisa menutupi biaya operasional. Sedangkan
bila terlalu tinggi mungkin pembeli akan berkurang karena banyaknya persaingan
antara perusahaan–perusahaan asuransi yang ada.
Didalam menentukan tarif banyak menyangkut unsur–unsur:
1. Kemungkinan
2. Value judgement
3. Policy pihak pemerintah.
Dengan singkat, dapat kita katakan bahwa tarif asuransi terdiri atas beberapa
unsur, yaitu :
1. Harga satuan
2. Digunakan orang tertentu
3. Kerugian tertentu
4. Masa tertentu
2. Besarnya unit Dipakai untuk Mengukur Besarnya Risiko
Dalam memilih unit–unit untuk menentukan premi bukanlah unit yang
ideal, tetapi unit yang sesuai dengan contoh dan keadaan yang sebenarnya.
Dengan demikian akan kita peroleh tarif yang ideal yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan tarif ideal adalah tarif tersebut dapat
mendapatkan pendapatan bagi perusahaan, untuk mengganti kerugian yang terjadi
dan memberikan sedikit keuntungan hidup perusahaan yang bersangkutan.
Tarif yang ideal harus memenuhi beberapa unsur, yaitu :

10
1. Adequate, yaitu harus cukup uang untuk membayar kerugian–kerugian
dari uang yang diperoleh dari uang tersebut.
2. Notexcessive, yang berarti tarif jangan berlebih–lebihan.
3. Equity, yaitu tarif tidak membeda–bedakan risiko yang sama kualitasnya.
4. Flexible, yaitu tarif harus disesuaikan dengan keadaan.

3. Cara Menghitung Risiko


Untuk menghitung tarif asuransi, sebelumnya harus menganalisis bagian-
bagian dan tarif tersebut. Tarif asuransi terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Untuk membayar kerugian – kerugian yang terjadi.
2. Untuk menutupi biaya – biaya pengeluaran.
3. Sebagian dari profit / keuntungan untuk kepentingan perusahaan..
contoh:
Tarif asuransi 1 tahun 3.200, menurut pengalaman kerugian meningkat menjadi
10%. Oleh karena itu, untuk tahun yang akan datang harus dinaikkan sebesar 10%
x 3.200 = 320 menjadi 3.520, disamping itu kita melihat kenaikan jumlah
kerugian ( 10%) harus dihitung berapa besarnya :
1. Cost of explitations.
2. Profit, misal yang diharapkan perusahaan adalah 5%.
Andaikata kita umpamakan biaya exploitasi 40 % dan profit yang
diharapkan 5%, maka sekarang kita dapat menghitung besarnya tarif yang dibayar
oleh pembeli asuransi yaitu :
3520 3520 3520 x 100
= = =6. 400
1−0 . 45 0 .55 55
Dari jumlah 6.400 terdiri atas 3 komponen yakni:
1. 55 % merealisasi kerugian yang terjadi yang disebut Gross Premium.
2. 40% untuk menutupi expense
3. 5% untuk profit perusahaan.
Sedangkan jumlah 3.520 dinamakan premi murni ( pure premium ).

Tarif asuransi dapat kita golongkan atas dua jenis /macam :


1. Manual rate / class rate
Untuk membuat manual rate diperlukan klasifikasi dan pengalaman yang
banyak sekali, agar memenuhi the law of large number serta dapat dipercaya.

11
Bagian untuk membayar loss disebut pure premium dan bilamana dinyatakan
dalam sejumlah uang itu tertentu. Jika dinyatakan dalam % dari tarif disebut
expected loss ratio.
2.. Merit Rating
Pada periode ini tiap – tiap risiko dipertimbangkan keadaannya masing –
masing, merit rating digunakan pada asuransi kebakaran.
Dalam menentukan tarif harus diperhitungkan kemungkinan rugi dan
penyisihan sebagian kecil untuk keuntungan. Sejak beberapa tahun terakhir
perang tarif terutama di asuransi kendaraan bermotor sudah mengkhawatirkan dan
mengancam kelangsungan bisnis asuransi. Indikator terjadinya perang tarif
bermula dari tingginya size komisi bagi para agen hingga mencapai 60% dari total
premi yang didapat mereka. Terjadinya perang tarif membawa dampak negatif
bagi tiga pihak, yaitu industri, nasabah, bagi industri, dampak negatif perang tarif
bisa mengakibatkan mereka kolaps. Sementara bagi nasabah bisa menyebabkan
mereka tidak mendapat pembayaran klaim secara memadai.Wakil Ketua
Departemen Analisa dan Informasi AAUI Julian Noor menyampaikan dalam
Seputar Indonesia 5 Mei 2007

III. RISK MANAGEMEN


Risk manajement ialah peninjauan risiko dari sudut pandangan seorang
manajer asuransi (risk manajer).
Risiko yang ada dalam masyrakat bisa kita lihat dari dua segi ,yaitu:
1. Pembeli asuransi (pemegang polis);
2. Penjual asuransi (perusahaan asuransi).

Bagi seorang risk manager yang penting untuknya ialah melihat resiko dari
segi pembeli asuransi. Usaha yang harus dijalankan ialah terutama harus
menitikberatkan pada prevention of lost, fungsi pimpinan bagi asuransi ialah
untuk memikirkan bagaimana carannya agar resiko dapat ditangani, apakah
dengan jalan mempertanggungkan atau dengan menggunakan self-insurance
(asuransi sendiri).
Risk management bisa timbul di masyarakat bilamana:
a. Perusahaan berkembang terutama perusahaan industri. Karena meluasnya
industri akan menyebabkan risiko yang akan bertambah ”kompleks”.

12
b. Dengan majunya perindustian, maka akan menambah kemungkinan
terjadinya kerugian (hazard).
c. Untuk menampung a dan b tersebut, perlu adanya bagian tersendiri dalam
perusahaan guna mengatur resiko tersebut.

1. Tugas Risk Manager


Risk manager yang terdapat dalam suatu perusaahan harus
memperhatikan hal- hal sebagai berikut ini:
1. Menentukan serta menganalisis risiko yang dihadapi oleh perusahaan (to
determine and analize the risk). Untuk menentukan besarnya resiko di
tentukan pula tindakan –tindakan yang harus dijalankan, misalnya dengan
preventioan of lost, yaitu umpamanya membuat gedung yang tahan api
(fire insurance).
2. Apakah resiko itu kita tanggulangi dengan jalan:
Mengasuransikan (risiko dibebankan pada perusahaan asuransi);
Self insurance, kita tanggung sendiri resiko yang terjadi dan tidak di
pindahkan pada perusahaan asuransi. Umumnya pada perusahaan
pengangkutan yang menggunakan self insurance untuk semua alat –alat
yang dimilikinya;
caranya dengan megadakan cadangan, yaitu “cadangan asuransi” dimana
tujuannya mengganti peralatan yang telah disusun nilainya.
assume of risk, risiko yang mungkin timbul tidak dipertanggungkan yaitu
secara untung–untungan (spekulasi).
3. Risk manager harus mengetahui serta paham akan ilmu asuransi.
Ketiga faktor di atas adalah fungsi pokok yang harus di ketahui dan
dimengerti oleh manager asuransi oleh karena dalam hal ini risk manager haru
melihat:
a) Kerugian –kerugian yang mungkin timbul;
b) Melihat kerugian yang sesungguhnya (actual losses);
c) Perusahan untuk mengadakan prevention of loss;
d) Mengestimasi real loss dengan exoected losses.
2. Persoalan ketatalaksanaan (masalah managemen bagi perusahaan –perusahaan
asuransi di Indonesia)
Masalah yang dihadapi perusahaan asuransi ialah :

13
1 . Masalah internal
a. Lack of managerial skill, lack of moderen administration;
b. Kurang latihan, pengalaman, skill dan technical knowhow;
c. Kurangnya tenaga kerja yang berkualitas, acceptable, dan capable;
d. Kurang kesenangan bekerja yang disebabkan oleh rendahnya tingkat upah
serta biaya penghidupan yang meningkat setiap harinya.
e. Persoalan tingkat tarif yang konstan (fixed), sedangkan biaya-biaya
asuransi mmeningkat terus (cost of insurance).
2 . Masalah eksternal
Faktor ekternal juga berpengaruh pada operasi perusahaan, misalnya faktor-
faktor yang disebabkan oleh;
a. Keadan ekonomi yang tidak stabil, terutama membawa pengaruh pada
hasrat untuk melaksanakan investment (fixed investment);
b. Karena pengaruh keadaan moneter dan kebijaksanaan keuangan
pemerintah (perpajakan);
c. Aspek undang-undang serta bertambah besarnya pengawasan negara untuk
campur tangan dalam perusahan-perusahaan asuransi (perusahaan-
perusahaan Negara).

IV. STATISTIK KERUGIAN


Statistik yang dapat digunakan untuk menghitung kerugian dinamakan
Loss Statistics. Selain itu, statistik dipakai pula untuk menghitung :
A). Besarnya premi.
B). Besarnya exposures.
C). Besarnya claim.
Loss ratio, dapat kita peroleh dengan cara jumlah kerugian dibagi dengan jumlah
premi.
jumlah ker ugian
Loss ratio = jumlah premi
Keadaan tersebut dapat disamakan dengan expected loss rasio atau
prsentasi ( % ) dari premi yang digunakan untuk membayar kerugian – kerugian
( loss ). Bilamana diketahui exporuses juga, maka akan dapat dihitung pure
premium yang diperoleh dengan membagi losses dengan jumlah unit of
exposures.

14
Dalam loss statistics kita kenal dua macam rasio yaitu :
1. The claim frecuency, yang diperoleh dengan membagi jumlah klaim ( the
number of claim ) dan jumlah unit.
Tujuan dari claim frecuency adalah :
a. Untuk mengukur frekuensi kejadian.
b. Untuk mengukur tingkat keparahannya.
2. The average claim cost, yang diperoleh dengan membagi kerugian dengan
banyaknya klaim. Jumlah dari kedua rasio ini disebut pure premium.

Kita dapat membuat loss statistics dengan berbagai cara antara lain :
a. The Calender Year Basis
Dalam cara ini kita mencatat semua transaksi pos – pos dalam periode satu
tahun atau 12 bulan.
b. The Accident Year Basis
Dalam metode ini semua kerugian yang terjadi dalam tahun tertentu,
termasuk pula di dalamnya reserve for unpaid losses pada akhir tahun,
digabungkan dengan calendar year premium.
c. The policy year basis
Dipakai untuk asuransi pihak ketiga. Dalam metode ini, jumlah unit
pertanggungan, premium, kerugian, jumlah klaim yang tertulis pada polis dan
berlaku pada tahun tertentu digabungkan untuk digunakan.

Untuk menetapkan kerugian dalam asuransi dapat digunakan metode


statistik sebagai berikut .
A. Teori Probabilita
Dengan teori probabilita kita dapat menghitung kejadian yang mungkin
terjadi untuk masa yang akan datang.
Contoh kita mengamati 100 mahasiswa matematika, dari 100 mahasiswa
matematika tersebut 75 mahasiswa matematika IPKnya diatas 3. Disini dapat kita
jelaskan bahwa secara probabilita 0.75 IPK mahasiswa matematika adalah diatas 3
dari 100 mahasiswa ( 75/100)

B. Teori Kecenderungan

15
Dalam statistik teori kemiringan ada beberapa rumus yang dapat
digunakan diantaranya yaitu :
a. Angka rata – rata hitung

x=
∑ xi
Rumus yang digunakan yaitu n
Keterangan:
n = banyaknya data, x = ukuran data.

c. Expected Value
Event Kerugian bila terjadi Probabilita
kecelakaan
A 1000 X 0.4 = 400
B 2000 X 0.3 = 600
C 5000 X 0.2 = 1000
D 10.000 X 0.1 = 1000.
jumlah 18.000 3.000
Expected( diperkirakan)
Angka rata – rata hitung Rp. 18.000 : 4 = 4.500

d. Median
Misalnya:
Terdapat lima kejadian yang menyebabkan kerugian yaitu Rp. 1.000, Rp. 5.000,
Rp. 6.000 dan Rp. 30.000. Kerugian yang terjadi dengan cara median adalah
median loss Rp. 5.000.
Kerugian rata – rata Rp. 1.000 + 3.000+ 5.000 + 6.000 + 30.000 = 45.000 / 5 =
9.000

E. Mode
Cara menghitung dengan mode adalah sebagai berikut :
Kerugian ( losses ) : 25.30.40.40.40.50 dan 60, jadi dengan metode mode kerugian
sesungguhnya adalah 40.

F. Standar deviasi dan Variance

16
Di bawah ini diberikan contoh untuk menghitung dengan menggunakan
formula standar deviasi dan variance: 0,1,2,3 dan 4. Angka rata – rata adalah 10/5

= 2 dan 2 merupakan variance standar deviasi dapat dihitung yaitu √2 atau


1,41.
G. Pembagian Binomial
Rumus binomial adalah sebagai berikut :
n!
prqnn−r
r(n−r )!
Keterangan :
P = Probabiliti
Q = Kejadian
R = Sukses
n = Percobaan
q = 1 – p.
Contoh : Bila ada 100 unit rumah, probabilita kerugian untuk tiap rumah karena
kebakaran adalah 0.01. Dengan binomial tabel, bahwa probabilita
0.37 0 Rumah mungkin terbakar
0.37 1 Rumah mungkin terbakar
0.19 2 Rumah mungkin terbakar
0.06 3 Rumah mungkin terbakar
0.01 4 Rumah mungkin terbakar

Jumlah = 1.00

Probabiliti q adalah satu atau lebih dari satu rumah terbakar.

H. Distribusi Normal
Menghitung kerugian dengan distribusi normal sebagai berikut. Kerugian
500 nilai 500 standar deviasi 150 asumsi 68% dari seluruh kerugian sama dengan
1, standar deviasi rata – rata 240 kerugian ( 75+95+95+75) antra 350 dan 650
dengan jarak 1. Stanadar deviasi 95 % atau 470 dari seluruh kerugian terjadi 2
standar deviasi. Kerugian natara 200- 800.

17
I. Teori Pisson
r m
me
Formula p = r!
Keterangan :
P = Probabilita kejadian
N = Kejadian
R = Jumlah kejadian
r! = r adalah faktor jika r = 5
m = Mean
e = Konstanta = 2.718
Rata- rata ( m ) adalah distribusi poisson yang merupakan variance satandar

deviasi 0 sama dengan √m .


Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan teknik probabilitas adalah :
1. Dengan landasan teori probabilita penting untuk menetapkan tarif asuransi
dan manajemen keuangan bagi riks manager ( manajer risiko ).
2. Taksiran nilai sebagai basis dalam menghitung probabilitas.
3. Mengukur kecenderungan dari normal akan membantu manajer risiko
untuk mengambil keputusan yang menyangkut finansial.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

18
1. Dari pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari:
- Risiko Investasi adalah penyimpangan nilai riil dan nilai yang diharapkan.
- Riks Management adalah proses menyeluruh yang dilengkapi dengan alat,
teknik, dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan
mengelola risiko secara lebih transparan.
- Tarif asuransi merupakan suatu harga satuan dari suatu kontrak asuransi
tertentu, untuk orang tertentu, terhadap kerugian tertentu, dan digunakan
untuk masa tertentu pula.
- Statistik kerugian adalah statistik yang dapat digunakan untuk menghitung
kerugian.
2. Suatu perusahaan asuransi harus memperhatikan keempat unsur yaitu
risiko investasi, riks management, tarif asuransi dan statistik kerugian
karena keempat unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap benefit
perusahaan.
3. Keempat unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan suatu
perusahaan asuransi, karena itu hubungannya sangat erat sekali dengan
perusahaan asuransi. Tanpa salah satu dari keempat unsur tersebut maka
suatu perusahaan asuransi akan mengalami kegagalan.

B. Saran - Saran
1. Dalam pembahasan makalah ini, kiranya perlu penambahan materi lebih
lanjut guna melengkapi pembahasan lebih lanjut.
2. Untuk mendapatkan penambahan yang lebih rinci hendaknya perlu
melakukan peninjauan langsung ke perusahaan asuransi terdekat.
3. Untuk mendapatkan pembahsan materi – materi terbaru, kiranya perlu
meng-update materi lewat internet.

DAFTAR PUSTAKA

 Bessis, Joel ( 1998 ) Riks Management in Banking, John Wiley & Sons
Ltd., West Sussex, England

19
 Brosur PT. Asuransi BUMI PUTERA
 Brosur Asuransi Jasindo
 Prentice Hall Anto Dayan. 1973. Pengantar Metode Statistik Deskriptif.
Jakarta: LP3ES.
 Robert E. Larson &Erwin A. Gaumnitz, Life Insurance Mathematics, New
York: John Wily & Sons, Inc Bab 4, 1951
 Richard I., Lewin., David S., Rubin. 1991. Statistic for Management. New
Jersey:
 Seputar – Indonesia, 9 Mei 2007
 Salim, Abbas. 2005. Asuransi dan manajemen resiko. Jakarta : PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA
 @ Copryright 2001 Bisnis Indonesia. All right reserved. Reproduction in
whole or in part without permission in prohibited.
 www.jasindo.co.id/index.pho?
option=displaypage&Itemid=78&op=page&SubMenu
 http://www.google.co.id/search?
hl=id&q=jenis+statistik+kerugian&btnG=Telusuri&meta=cr%DcountryID
 http://www.google.co.id/search?
q=jenis+statistik+kerugian&hl=id&cr=countryID&start=10&sa=N

2. Jelaskan menurut pendapat anda, analisa gambaran risiko dalam


asuransi kesehatan.

Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi faktor penilaian,


karakterisasi, komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan

20
dengan risiko tersebut. Manajemen Risiko adalah usaha yang secara rasional
ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian
dari risiko yang dihadapi. Analisis risiko membantu organisasi untuk
mengidentifikasi risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen. Hal
ini membantu organisasi dalam menentukan prioritas tindakan pengendalian
risiko dengan mempertimbangkan potensi risiko terhadap keuntungan
organisasi. Proses ini juga dapat menjelaskan mekanisme penanganan yang
telah diterapkan oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat mengevaluasi
tingkat efektivitas dan efisiensi mekanisme tersebut. Hasil analisis digunakan
untuk menghasilkan profil risiko sesuai peringkat signifikansi setiap risiko.
Hal ini memudahkan perusahaan dalam menetapkan prioritas penanganan
risiko. Pengelolaan risiko dilakukan melalui manajemen risiko. Fokus
manajemen risiko perusahaan asuransi kesehatan adalah risiko asuransi, risiko
operasional, risiko kepatuhan dan hukum, dan risiko teknologi dan informasi.

3. Jelaskan Kelebihan dan kekurangan asuransi kesehatan social

A. Kelebihan Asuransi Kesehatan Sosial 

1. Redistribusi/subsidi silang luas (equity egaliter)


Karena semua orang dalam suatu kelompok wajib ikut; baik yang kaya
maupun yang miskin, yang sehat maupun yang sakit, dan yang muda maupun
yang tua; maka pada asuransi sosial memungkinkan terjadinya subsidi silang yang
luas. Yang kaya memberi subsidi kepada yang miskin, yang sehat memberi
subsidi kepada yang sakit, dan yang muda memberi subsidi kepada yang tua.
Dalam asuransi komersial hanya terjadi subsidi antara yang sehat dengan yang
sakit.

2. Biaya administrasi murah


Selain produk dan administrasi sederhana, asuransi sosial tidak membutuhkan
rancangan paket terus-menerus, biaya pengumpulan, analisis data yang mahal, dan
biaya pemasaran yang bisa menyerap 50% premi di tahun pertama. Oleh
karenanya biaya administrasi asuransi sosial di negaranegara maju pada umumnya
kurang dari 5% dari total premi yang diterima. Bandingkan dengan asuransi

21
komersial yang paling sedikit menghabiskan sekitar 12%, bahkan ada yang
menghabiskan sampai 50% dari premi yang diterima.

3. Pengaturan tarif fasilitas kesehatan lebih seragam


Karena pool yang besar, asuransi sosial besar kemungkinan dapat melakukan
pengaturan tarif fasilitas kesehatan secara seragam sehingga semakin
memudahkan administrasi dan menciptakan keseimbangan antara dokter atau
tenaga kesehatan lainnya. Tarif yang seragam ini memungkinkan juga penerapan
standar mutu tertentu yang menguntungkan peserta.

4. Memungkinkan pengendalian biaya dengan buying power.


Berbeda dengan mitos model organisasi managed care (seperti HMO di
Amerika dan bapel JPKM di Indonesia) yang membayar kapitasi dan pelayanan
terstruktur yang konon dapat mengendalikan biaya, asuransi sosial dapat
mengendalikan biaya lebih baik tanpa harus membayar dokter atau fasilitas
kesehatan dengan sistem risiko, seperti kapitasi. Meskipun lembaga asuransi
sosial membayar fasilitas kesehatan per pelayanan (fee for services) yang
disenangi dokter, asuransi sosial masih mampu mengendalikan biaya lebih baik
dari model organisasi managed care. Ini dapat dilakukan melalui pendekatan
negosiasi, karena asuransi sosial mempunyai kekuatan membeli (buying power)
yang kuat, sehingga berbagai tarif dan harga dapat dinegosiasikan dengan pemberi
pelayanan.

5. Memungkinkan peningkatan dan pemerataan pendapatan dokter/fasilitas


kesehatan. Asuransi sosial mempunyai pool yang besar dan menjamin
lebih banyak orang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan. Akibatnya lebih banyak orang yang dapat berobat. Dengan
kemampuan menerapkan tarif standar kepada fasilitas kesehatan, asuransi
sosial akan mampu memeratakan pendapatan para fasilitas kesehatan yang
bersedia memenuhi standar pelayanan dan tarif yang ditetapkan. Apabila
asuransi sosial telah mencakup lebih dari 60% penduduk, maka sebaran
fasilitas kesehatanpun dapat lebih merata tanpa perlu peraturan yang
mewajibkan dokter bekerja di daerah.

22
6. Memungkinkan semua penduduk tercakup
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukan faktor cakupan
asuransi kesehatan sebagai salah satu indikator kinerja sistem kesehatan negara-
negara di dunia.5 Organisasi ini juga menganjurkan perluasan cakupan hingga
tercapai cakupan universal, semua penduduk terjamin. Hal ini hanya mungkin jika
asuransi yang diselenggarakan adalah asuransi sosial yang mewajibkan semua
penduduk menjadi peserta, tentunya secara bertahap. Asuransi sosial
memungkinkan terselenggaranya solidaritas sosial maksimum atau
memungkinkan terselenggaranya keadilan sosial (social justice). Pendekatan
asuransi komersial tidak mungkin mencakup seluruh penduduk dan
memaksimalkan solidaritas sosial.

B. Kelemahan Asuransi Kesehatan Sosial 

1. Pilihan terbatas
Karena asuransi sosial mewajibkan penduduk dan pengelolanya yang
merupakan suatu badan pemerintah atau kuasi pemerintah, maka masyarakat tidak
memiliki pilihan asuradur. Para ahli umumnya berpendapat bahwa hal ini tidak
begitu penting, karena pilihan yang lebih penting adalah pilihan fasilitas
kesehatannya. Asuransi sosial memungkinkan peserta bebas memilih fasilitas
kesehatan yang diinginkan. Itu dimungkinkan karena fasilitas kesehatan dapat
dibayar secara FFS atau cara lain yang tidak mengikat. Berbeda dengan konsep
HMO/JPKM kini, yang memberikan pilihan asuradur tetapi setelah itu pilihan
fasilitas kesehatan terbatas pada yang telah mengikat kontrak. Bagi peserta tentu
akan lebih menguntungkan adanya kebebasam memilih fasilitas kesehatan dengan
biaya murah dibandingkan memilih asuradur tetapi pilihan fasilitas kesehatan
terbatas.

2. Manajemen kurang keratif/responsif


Karena asuransi sosial mempunyai produk yang seragam dan biasanya tidak
banyak berubah, maka tidak ada motivasi pengelolan untuk berusaha merespons
keinginan (demand) peserta. Apabila askes sosial dikelola oleh pegawai yang
kurang selektif dan tidak memberikan insentif pada yang berprestasi, maka

23
manajemen cenderung kurang memuaskan peserta. Hal lain adalah karena
penyelenggaranya tunggal, tidak ada tantangan untuk bersaing, sehingga respons
terhadap tuntutan peserta kurang cepat.

3. Pelayanan seragam
Pelayanan yang seragam bagi semua peserta menyebabkan penduduk kelas
menengah atas kurang memiliki kebanggaan khusus. Kelompok ini pada
umumnya ingin berbeda dari kebanyakan penduduk, sehingga kelompok ini
biasanya kurang suka dengan sistem asuransi sosial. Pelayanan yang seragamjuga
sering menyebabkan waktu tunggu yang lama sehingga kurang menarik bagi
penduduk kelas atas.

24

Anda mungkin juga menyukai