Banyak remaja aktif secara seksual meskipun bukan pilihan mereka sendiri.
Setiap tahun sekitar
15 juta remaja melahirkan anak. Proses wakita berusia dibawah 17 tahun. Remaja dengan usia ini lebih mudah mengalami komplikasi dalam persalinan. Wanita muda seringkali memiliki pengetahuan terbatas atau kurang peraya diri untuk mengakses pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan pelayanan prenatal yang sangat dibutuhkan, sehingga menimbulkan kepercayaan diri remaja. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi dalam kematian ibu di antara para remaja.
Ciri perkembangan remaja
1. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri. Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara, dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian, dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain. 2. Masa remaja sebagai periode yang paling penting. Masa remaja ini memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Masa remaja adalah periode yang penting. Periode ini dianggap sebagai masa yang penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi ini yang menuntut individu untuk menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap. b. Masa remaja adalah masa peralihan. Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakan dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang mersa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh ligkungan.
Masa remaja sebagai masa peralihan
a. Transisi dalam emosi Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui nasa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya. b. Transisi dalam sosialisasi Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis. c. Transisi dalam agama Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berpikirnya yang mulai kritis. d. Transisi dalam hubungan keluarga Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orangtua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orangtua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja. e. Transisi dalam moralitas Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu engendalikan tingkah lakunya sendiri.
Masa awal remaja
Remaja adalah waktu manusia berusia belasan tahun. Pada masa remaja, manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dwasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara usia 11 tahun sampai 21 tahun. Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan tinggi badan yang dreastis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. 1. USIA REMAJA a. Masa Remaja Awal Irianto,2015 mengatakan bahwa remaja adalah waktu manusia berusia belasan tahun. Pada masa remaja, manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dwasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara usia 11 tahun sampai 21 tahun. Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan tinggi badan yang dreastis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. b. Masa Remaja Tengah Irianto,2015 mengatakan bahwa remaja tengah mempunyai tugas yaitu menerima keadaan fisik, mencapai kebebasan emosional dari orang tua, mengembangkan keterampilan dalam komunkasi interpersonal dan belajar berteman baik dalam peernya dan kelompok lain, menemukan figur yang tepat untuk dijadikan sebagai model dalam mencapai identitas ego, menyadari dan menggunakan potensi diri dan meraih peran jenis.
c. Masa Remaja Akhir
Irianto,2015 mengatakan bahwa remaja akhir atau remaja adolensi. Pada masa remaja akhir, biasanya orang tua mengganggapnya hampir dewasa dan berada diambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa. Masa ini tidak tidak berlangsung lama, oleh karena itu dengan kepandaiannya, seseorang yang dalam waktu relatif singkat sekali telah sampai kemasa dewasa. Masa ini pada umumnya berkisar 17-19/21 tahun. Pada masa adolescence ini sudah mulai stabil dan mantap, ia ingin hidup dengan modal keberanian, anak mengenal “aku”-nya mengenal arah hidupnya, serta sadar akan tujuan yang dicapainya, pendiriannya sudah mulai jelas dengan cara tertentu.
d. Ciri perkembangan remaja dalam Irianto,2015 yaitu:
1) Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri. Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara, dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian, dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain. 2) Masa remaja sebagai periode yang paling penting. Masa remaja ini memiliki karakteristik sebagai berikut: c. Masa remaja adalah periode yang penting. Periode ini dianggap sebagai masa yang penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi ini yang menuntut individu untuk menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap. d. Masa remaja adalah masa peralihan. Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakan dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola- pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang mersa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh ligkungan.
e. Masa remaja sebagai masa peralihan, disebutkan dalam Irianto,2015 yaitu:
1) Transisi dalam emosi Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui nasa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya. 2) Transisi dalam sosialisasi Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis. 3) Transisi dalam agama Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berpikirnya yang mulai kritis. 4) Transisi dalam hubungan keluarga Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orangtua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orangtua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja. 5) Transisi dalam moralitas Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu engendalikan tingkah lakunya sendiri. Irianto,2015 menyebutkan bahwa seorang remaja secara biologic sudah memasuki usia subur beberapa tahun sebelum mencapai usia subur atau beberapa tahun sebelum memasuki usia dimana kehamilan dan persalinan dapat berlangsung dengan aman. Kurun waktu yang paling aman adalah antara 20-30 tahun. Setelah itu risiko terhadap ibu dan anak akan meningkat setiap tahun. Angka kematian anak dan ibu remaja 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian anak dan ibu yang berusia 20- 30 tahun. Jelaslah bahwa kehamilan remaja merupakan kehamilan resiko tinggi (high risk pregnancy). Kehamilan mempunyai dampak negative terhadap kesejahteraan seorang remaja. Sebenarnya remaja belum siap mental untuk hamil, psikologiknya belum matang untuk mengasuh dan mendidik anak. Kehamilan remaja juga memiliki dampak medic. Ada dua komplikasi utama yang dihadapi oleh seorag remaja yang hamil. Pertama adalah keracunan kehamilan yang ditandai dengan bengkak terutama di kaki dan tangan serta tekanan darah tinggi. Yang kedua adalah ketidakseimbangan besarnya bayi dan ukuran panggul. Biasanya hal ini menyebabkan macetnya persalinan. Bila tidak diakhiri dengan operasi sesar maka keadaan ini dapat menyebabkan kematian ibu maupun janinnya.