Anda di halaman 1dari 52

TINGKAT PEMAHAMAM REMAJA TERHADAP PARTISIPASI PEMUDA DI

DAERAH KECAMATAN DELI TUA DALAM MEMBUAT KEBIJAKAN PUBLIK

TUGAS MINI RISET


Disusun Untuk Memnuhi Tugas Mini Riset Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik pada Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Dosen pengampu : Drs. Halking, M. Si

Disusun Oleh:
Kelas B
Kelompok I
Ketua Kelompok :Ilham Effendi Yahya ( NIM: 3192111002)
Anggota Kelompok : Meutia Anggraini ( NIM: 3192411008)
Mychell Tambunan ( NIM: 3193311026)
Dwi Chaya Laudra ( NIM: 3191111003)
Theovanni Indah ( NIM: 3193111023)
Sitti Nurjannah ( NIM: 3192411026)
Wahyu Sabtia Darma ( NIM: 3191111001)
Wilda Putriyansyah ( NIM:
3192111023)
Debita Br. Ginting ( NIM: 3193311010)
Youfi Azzikri ( NIM: 3191111019)
Adella Rahmadhita ( NIM: 3193111026)
Devi Kristiani ( NIM: 3193311029)
Sri Rahayu ( NIM: 3191111011)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
HALAMAN JUDUL
TINGKAT PEMAHAMAM REMAJA TERHADAP PARTISIPASI PEMUDA DI
DAERAH KECAMATAN DELI TUA DALAM MEMBUAT KEBIJAKAN PUBLIK

Disusun Oleh:
Kelas B
Kelompok I
Ketua Kelompok :Ilham Effendi Yahya ( NIM: 3192111002)
Anggota Kelompok : Meutia Anggraini ( NIM: 3192411008)
Mychell Tambunan ( NIM: 3193311026)
Dwi Chaya Laudra ( NIM: 3191111003)
Theovanni Indah ( NIM: 3193111023)
Sitti Nurjannah ( NIM: 3192411026)
Wahyu Sabtia Darma ( NIM: 3191111001)
Wilda Putriyansyah ( NIM:
3192111023)
Debita Br. Ginting ( NIM: 3193311010)
Youfi Azzikri ( NIM: 3191111019)
Adella Rahmadhita ( NIM: 3193111026)
Devi Kristiani ( NIM: 3193311029)
Sri Rahayu ( NIM: 3191111011)

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR ILMU


POLITIK

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Kuliah Sistem Politik Indonesia Pada
Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan. Dosen Pengampu: Drs.Halking, M.Si. Asisten Dosen: Putra Handika. Erika
Aprillia. Dewani Irawan. Dan Yaser Nadapdap.
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:

Ketua Kelompok :Ilham Effendi Yahya ( NIM: 3192111002)


Anggota Kelompok : Meutia Anggraini ( NIM: 3192411008)
Mychell Tambunan ( NIM: 3193311026)
Dwi Chaya Laudra ( NIM: 3191111003)
Theovanni Indah ( NIM: 3193111023)
Sitti Nurjannah ( NIM: 3192411026)
Wahyu Sabtia Darma ( NIM: 3191111001)
Wilda Putriyansyah ( NIM:
3192111023)
Debita Br. Ginting ( NIM: 3193311010)
Youfi Azzikri ( NIM: 3191111019)
Adella Rahmadhita ( NIM: 3193111026)
Devi Kristiani ( NIM: 3193311029)
Sri Rahayu ( NIM: 3191111011)

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Judul Tugas : Tingkat Pemahamam Remaja Terhadap Partisipasi Pemuda Di


Daerah Kecamatan Deli Tua Dalam Membuat Kebijakan Publik.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tulisan yang kami serahkan ini benar-benar
merupakan karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dari ringkasan yang semuanya telah kami
jelasakan sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti dapat dibuktikan tulisannya hasil
jiplakan, maka nilai dan kelulusan yang diberikan oleh dosen penguji dapat kami terima.

Medan, 10 November 2019


Yang Membuat Pernyataan

Ilham Effendi Yahya


NIM: 3192111002
HALAMAN PENGESAHAN

“TINGKAT PEMAHAMAM REMAJA TERHADAP PARTISIPASI PEMUDA DI


DAERAH KECAMATAN DELI TUA DALAM MEMBUAT KEBIJAKAN PUBLIK”

Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Pengatar
Sistem Politik Indonesia Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Medan. Akan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada
tanggal .

Dosen Pengampu Asisten Dosen

Drs. Halking, M.Si Erika Aprillia


NIP: 19630406 199303 1001 NIM:3182111004

Ketua Kelompok I Kelas B PPKn 2019

Ilham Effendi Yahya


NIM: 3192111002
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt, yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga tugas mini riset ini bisa terselesaikan dengan
baik, dengan judul miniriset “Tingkat Pemahamam Remaja Terhadap Partisipasi Pemuda Di
Daerah Kecamatan Deli Tua Dalam Membuat Kebijakan Publik”. Kami banyak menemui
kendala dalam menyelesaikannya, terutama dalam kekompakan dan kerjasama antar tim
dalam kelompok. Walaupun banyak menemui kendala itu dalam mengerjakan tugas ini,
berkat pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Tugas mini riset ini sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Politik. Tugas ini terdiri atas tiga bab, yaitu Bab I Pendahuuan yang terdiri atas Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, dan Manfaat Penelitian. Bab II Kajian Pustaka yang terdiri atas Kajian Teori,
Penelitian Relevan, dan Kerangka Berpikir. Yang terakhir Bab III Metode Penelitian, yang
terdiri atas Desain Penelitian,Populasi dan Sampel Peneltian,Variabel Penelitian dan Defenisi
Operasional, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Serta Tehnik Analisis Data.
Kemudian dalam pembuatan tugas penelitian mini riset ini, kami “Kelas Reguler B Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Stambuk 2019” Banyak mendapat bantuan
dalam penyelesaiannya. Untuk itu kami patut dan sewajarnya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaiannya.

Ucapan terima kasih yang pertama kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah
memberikan dorongan baik dorongan moril dan motivasi kepada kami, maupun dukungan
materi kepada kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas mini riset ini. Berikutnya
kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami, Drs. Halking, M.Si., dan Asisten Dosen yaitu
Ibu Erika Aprillia, dalam Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik yang sudah banyak
memberikan ilmunya dalam mengikuti mata kuliah ini dan mengerjakan tugas-tugasnya.

Kemudian kami mengucapkan banyak terima kasih kakak pembimbing dan supervisor
dari masing-masing kelompok yang telah memberikan bantuan dan petunjuk dalam
pembuatan tugas penelitian mini riset ini. Harapan kami semoga hasil penelitian mini riset ini
dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi Kelas Reguler B Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 2019 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Dalam tugas
penelitian mini riset ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon mohon maaf atas
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam tugas ini. Masukan dan kritikan atas
kekurangan tugas ini sangat kami harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya tim penulis
dapat membuat tugas ini menjadi lebih baik dan menarik.

Medan, 10 November 2019

Ketua : Ilham Effendi Yahya


(Nim: 3192111002)
ABSTRAK

Tugas Mini Riset kelas B PPKn 2019 ini berjudul “Tingkat Pemahamam Pemuda Terhadap
Partisipasi Pemuda Di Daerah Kecamatan Deli Tua Dalam Membuat Kebijakan Publik”.
Mini Riset ini meneliti tentang bagaimaina tingkat partisipasi remaja dan peran pemerintah
daerah dalam merealisasikan program-program yang sudah disiapkan untuk meningkatkan
partisipasi remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan memperluas pemahaman
pembaca mengenai Tingkat serta peran pemerintah dalam peningkatan partisipasi pemuda
dalam pembuatan kebijakan. Mini Riset ini menggunakan Metode penelitian kuantitatif
deskriptif yaitu mencari data berdasarkan suara dari responden. Tempat dilakukannya mini
riset di kelurahan Deli tua, Sumatera utara dan mini riset ini menghasilkan ketidakcocokan
pemahaman dan tindakan antara remaja yang ikut forum remaja dengan remaja yang tidak
mengikuti forum remaja. Perhitungan pemahaman ini menggunakan rumus daya pembeda,
yaitu BA BB
P   P  P
JA JB
( Keyword : Partisipasi, pemuda, Pemerintah Daerah, Kebijakan Publik )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

ABSTRAK…………………………………………………………………….….v

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

B. Identifikasi Masalah............................................................................................2

C. Pembatasan Masalah...........................................................................................3

D. Rumusan Masalah...............................................................................................3

E. Tujuan Penelitian.................................................................................................3

F. Manfaat Penelitian...............................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................5

A.Kajian Teori.........................................................................................................5

B. Penelitian Yang Relevan...................................................................................10

C. Kerangka Berpikir.............................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................14

A. Desain Penelitian............................................................................................14

B. Populasi dan Sampel Penelitian......................................................................15

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional................................................15

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data.....................................................17

E. Teknik Analisis Data......................................................................................19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 29

A. HASIL PENELITIAN...................................................................................... 29

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ......................................................... 37


BAB V PENUTUP................................................................................................ 47

A. KESIMPULAN................................................................................................ 47

B. SARAN............................................................................................................. 47

DAFTAR REFERENSI

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa remaja adalah masa yang tak pernah terulang, sehingga hakhak remaja
yang harus mereka peroleh pada masa remaja harus diberikan pada masa itu. Sekali
hak-hak remaja tidak terpenuhi maka mereka tidak akan pernah dapat menikmati
selama hidupnya . Ada beberapa alasan mengapa hal itu penting, antara lain: remaja
adalah amanah dan sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa harus
dijaga dan dilindungi karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak
sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.
Secara filosofis remaja mempunyai hak untuk dapat hidup, tumbuh dan
berkembang serta berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan. Setiap remaja Indonesia berhak menyatakan dan didengar pendapatnya,
menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan
usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan
kepatutan yang dijamin oleh undang-undang. Dalam tinjauan sosiologis banyak fakta
menunjukkan bahwa hak-hak remaja Indonesia banyak yang belum terpenuhi. Angka
kematian yang masih tinggi bertentangan dengan pemenuhan hak hidup remaja yang
seharusnya dijamin oleh negara; kasus-kasus busung lapar menunjukkan bahwa hak
tumbuh kembang remaja masih mengalami gangguan dalam pemenuhannya; kasus-
kasus penjualan remaja, trafficking remaja, eksploitasi seksual dan ekonomi remaja
melanggar hak-hak remaja untuk mendapatkan perlindungan dan rendahnya akses
remaja-remaja terhadap proses pengambilan keputusan menunjukkan hak partisipasi
remaja belum terpenuhi. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, remaja adalah
masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa. Remaja juga memiliki
peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan
eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Agar setiap remaja mampu memikul
tanggungjawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial,
serta memperoleh perlindungan dan terpenuhi hak-haknya.
Dalam perspektif hukum, dimana negara dan pemerintah mempunyai
kewajiban untuk memenuhi hak-hak remaja berpartisipasi dan menyatakan
pendapatnya belum seluruhnya terpenuhi. Upaya perlindungan terhadap hak-hak
remaja di Indonesia secara khusus telah diatur dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Remaja, khususnya pasal 4 yang berbunyi : Setiap remaja berhak untuk
dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlundungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Pasal-pasal dalam Konvensi Hak Remaja yang menegaskan tentang partisipasi
remaja antara lain pasal 12 ayat (1) yang menyatakan ”negaranegara pihak akan
menjamin remaja yan berkemampuan untuk menyatakan secara bebas pandangannya
sendiri mengenai semua hal yang menyangkut remaja itu dengan diberikannya bobot
yang layak pada pandanganpandangan remaja yang mempunyai nilai sesuai dengan
usia dan kematangan dari remaja yang bersangkutan”. Hal tersebut ditegaskan
kembali pada pasal (2) yang menyatakan ”untuk itu remaja khususnya akan diberi
kesempatan untuk didengarkan dalam setiap acara kerja, acara pengadilan dan
administrasi yang menyangkut remaja bersangkutan baik langsung atau melalui
seorang wakil atau badan yang tepat, dengan cara yang konsisten dengan ketentuan-
ketentuan prosedural undang-undang nasional”.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana
pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014 mencantumkan program
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Remaja khususnya terkait
dengan partisipasi remaja, yang dalam lampirannya menyebutkan bahwa adanya
program penyusunan harmonisasi kebijakan pemenuhan hak partisipasi remaja
dengan sasaran meningkatnya jumlah kebijakan pemenuhan hak partisipasi remaja.
Berbagai alasan tersebut diatas menjadi argumen yang kuat dan meyakinkan tentang
perlunya disusun suatu kebijakan pemerintah dalam upaya memenuhi hak partisipasi
remaja dalam pembangunan.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kiprah politik remaja dalam perpolitikan Indonesia terkhusus daerah kecamatan
Deli Tua.
2. Peran politik remaja sejalan dengan idealisme politik yang mereka perjuangkan.
3. Aktivisme politik remaja sebangun dengan cita-cita politik bangsa yang merdeka
4. Penginvestasian partisipasi politik remaja.

C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya ruang lingkup yang akan dibahas, dalam hal ini
mengharuskan peneliti membatasi masalah agar lebih terarah, sehingga:
1. Mempermudahkan peneliti dalam mencapai tujuan dan memperoleh manfaat
dari penelitian ini.
2. bagaimana tingkat partisipasi remaja di daerah Deli Tua, serta Peran
pemerintah daerah dalam merealisasikan program-programnya.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat partisipasi remaja di kecamatan Deli tua?
2. Bagaimana Peran Pemerintah Derah dalam merealisasikan program-programnya?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat partisipasi remaja di kecamatan Deli Tua.


2. Mengetahui peran-peran yang dilakukan pemerintah dalam hal partisipasi remaja
dalam membuat kebijakan publik.

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian yang diharapkan yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perbaikan pelaksanaan partisipasi


remaja di daerah kecamatan Deli Tua.
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu politik dan pendidikan pancasila
dan kewarganegaraan yaitu membuat ide-ide baru dalam memperbaiki tingkat
partisipasi remaja di daerah kecamatan Deli Tua.
c. Sebagai pijakan dan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan tingkat
partisipasi remaja dan peran pemerintah dalam hal partisipasi remaja dalam
membuat kebijakan publik di kecamatan Deli Tua.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi mahasiswa sebagai informasi atau sumbangan pemikiran dalam upaya


meningkatkan mutu pembelajaran yang berkualitas dan berintegritas.
b. Bagi dosen sebagai bukti pemenuhan tugas yang diberikan sesuai dengan
kontrak kuliah yang telah disepakati.
c. Bagi masyarakat umum sebagai pembuatan penelitian selanjutnya yang lebih
baik dan menambah wawasan, pengalaman dan penyusunan tugas miniriset.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Pengertian Partisipasi
Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat
dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation”
yang berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan (John M.Echols & Hasan Shadily,
2000: 419). Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat
dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk
kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau
materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I
Nyoman Sumaryadi, 2010: 46). Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh
Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, (2001: 201-202) dimana partisipasi dapat juga berarti
bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat
dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan
jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka
sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan
masalahnya.
H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud
dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi
dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up)
dengan mengikut sertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan
masyarakatnya. Menurut Sundariningrum dalam Sugiyah (2001: 38)
mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya,
yaitu :
a. Partisipasi Langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam
proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan
pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap
keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
b. Partisipasi tidak langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.
Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh Siti Irene Astuti D (2011: 61-63) membedakan
patisipasi menjadi empat jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan
keputusan. Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam
pengambilan pemanfaatan. Dan Keempat, partisipasi dalam evaluasi.
Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama
berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat berkaitan dengan gagasan
atau ide yang menyangkut kepentingan bersama. Wujud partisipasi dalam
pengambilan keputusan ini antara lain seperti ikut menyumbangkan gagasan atau
pemikiran, kehadiran dalam rapat, diskusi dan tanggapan atau penolakan terhadap
program yang ditawarkan.
Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan meliputi menggerakkan sumber daya
dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran program. Partisipasi dalam
pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam rencana yang telah digagas sebelumnya
baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan maupun tujuan.
Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam
pengambilan manfaat tidak lepas dari hasil pelaksanaan yang telah dicapai baik yang
berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas dapat dilihat dari
output, sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat dari presentase keberhasilan
program.
Keempat, partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan
dengan pelaksanaan pogram yang sudah direncremajaan sebelumnya. Partisipasi
dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program yang sudah
direncremajaan sebelumnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
partisipasi adalah keterlibatan suatu individu atau kelompok dalam pencapaian ujuan
dan adanya pembagian kewenangan atau tanggung jawab bersama.

2. Pengertian Partisipasi Remaja.

Menurut peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan dan


perlindungan remaja republik indonesia (nomor 3 tahun 2011 tentang kebijakan
partisipasi remaja dalam pembangunan), Partisipasi Remaja adalah keterlibatan
remaja dalam proses pengambilan keputusan dan menikmati perubahan yang
berkenaan dengan hidup mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
dilaksremajaan dengan persetujuan dan kemauan semua remaja berdasarkan
kesadaran dan pemahaman, sesuai dengan usia dan tingkat kematangan berpikir.

Dengan kata lain dapat diformulasikan sebagai “Keterlibatan seseorang yang


belum berusia 18 tahun dalam proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan dirinya dan dilaksremajaan atas kesadaran, pemahaman
serta kemauan bersama sehingga remaja dapat menikmati hasil atau mendapatkan
manfaat dari keputusan tersebut”.

Kebijakan partisipasi remaja adalah serangkaian aturan berupa norma, standar,


prosedur dan/atau kriteria yg ditetapkan pemerintah sebagai petunjuk pelaksanaan
dalam melibatan atau mengikutsertakan seseorang yang belum berusia delapan belas
tahun dalam proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang berbungan
dengan dirinya dan dilaksremajaan atas kesadaran, pemahaman serta kemauan
bersama sehingga remaja dapat menikmati hasil atau mendapatkan manfaat dari
keputusan tersebut. di tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota dan atau para
pemangku kewajiban lain dalam melaksremajaan partisipasi remaja.

Remaja adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,


termasuk remaja yang masih dalam kandungan.

Merujuk pada Pasal 12 Konvensi Hak Remaja (KHA 1989) intinya adalah :

1. Negara Peserta akan menjamin remaja-remaja yang mampu membentuk


pandangannya sendiri, bahwa mereka mempunyai hak untuk menyatakan
pandangannya secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi remaja, dan
pandangan remaja dipertimbangkan sesuai dengan usia dan kematangan remaja,

2. Untuk tujuan ini, remaja secara khusus akan diberi kesempatan untuk didengar
dalam setiap proses peradilan dan administratif yang mempengaruhi remaja, baik
secara langsung, atau melalui suatu perwakilan atau badan yang tepat dengan cara
yang sesuai dengan hukum secara nasional.
Indonesia sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi KHA, menuangkannya
dalam Undang-Undang no 35 tahun 2014, perubahan atan Undang-Undang no 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Remaja, yakni :

"Bahwa setiap remaja berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,


mencari dan memberikan informasi yang sesuai dengan tingkat kecerrdasan dan
usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan
kepatutan"

KHA tersebut dimaksudkan agar orang dewasa hendaknya berupaya untuk


bekerjasama dengan remaja-remaja lebih erat guna membantu mereka menyatakan
pendapat tentang hal yang terkait dalam hidup remaja, membangun stategi bagi
perubahan dan perwujudan hak-hak remaja.

Partisipasi yang paling tinggi adalah dimana kondisi remaja-remaja


mempunyai inisiatif dan berkoordinasi dalam pengambilan keputusan bersama
dengan orang dewasa. karena sesungguhnya pemenuhak hak partisipasi remaja
tersebut adalah mendorong orang dewasa untuk menjamin terbangunnya dialog,
bertukar gagasan dalam posisi yang setara. 

Dengan menegaskan bahwa proses partisipasi bukan menempatkan remaja


berhadapan dengan orang dewasa, melainkan adanya jaminan upaya orang dewasa
yang konstruktif membangun proses dialog yang setara untuk terbangunnya
kesadaran kritis remaja.

Maka Hak Partisipasi remaja selayaknya terjadi di semua lingkungan dan


kegiatan yang berkaitan dengan remaja, misalnya di lingkungan keluarga  atau di
tempat pengasuhan dalam menentukan atau memilih Sekolah.  Seperti saat ini masa
tahun ajaran baru PPDB 2018-2019. 

3. Peran Pemerintah Daerah dalam Tingkat Partisipasi remaja.

Program Nasional Bagi Remaja Indonesia (PNBAI) 2015 yang disusun secara
bersama-sama oleh beberapa sektor pemerintah terkait dan melibatkan berbagai
elemen masyarakat termasuk kelompok remaja, telah memberikan arahan tentang
bagaimana kebijakan dan program pemerintah di bidang remaja hingga tahun 2015.
Menurut Basrowi dalam Siti Irine Astuti D.(2009: 37), Di dalamnya juga sudah
disinggung substansi tentang partisipasi remaja, baik dalam visi, misi, kebijakan,
strategi hingga kegiatan pokoknya, yang diuraikan sebagai berikut :

Visi : Remaja Indonesia yang sehat, tumbuh dan berkembang, cerdas, ceria,
berakhlak mulia, terlindungi dan aktif berpartisipasi

Misi : Membangun lingkungan yang kondusif untuk menghargai pendapat


remaja dan memberi kesempatan untuk berpartisipasi sesuai dengan usia dan tahap
perkembangan remaja

Kebijakan : Memberikan ruang dan kesempatan yang lebih luas bagi remaja
untuk berpartisipasi dalam proses pegambilan keputusan di berbagai bidang
pembangunan melalui peningkatan kegiatan penyadaran orang dewasa, perubahan
persepsi dan cara pandang terhadap partisipasi anal. Hal ini dilakukan antara lain
dengan melakukan perbaikan mutu pranata sosial termasuk hukum, pemerataan dan
perluasan jangkauan pelayanan terutama bagi remaja yang memerlukan
perlindungan khusus, dan memperluas jaringan kerja internasional, regional,
nasional dan lokal.

Strategi : Mendorong terbentuknya wadah-wadah partisipasi remaja dan


memberi kesempatan bagi remaja-remaja untuk menjadi warga negara yang aktif
berpartisipasi dalam upaya pemenuhan hak-hak remaja melalui pengembangan
bakat, minat dan kemampuan remaja.

Kegiatan Pokok : Memfasilitasi terbentuknya kelompok-kelompok kegiatan


remaja sebagai wadah untuk menyuarakan pendapat dan harapan remaja sebagai
bentuk partisipasi remaja dalam berbagai proses pembangunan, melali
pengembangan bakat, minat dan kemampuan remaja.

B. Penelitian Yang Relevan

Pertama, skripsi dengan judul “Implementasi Program Kabupaten / Kota


Layak Remaja (KLA) Di Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta”, disusun oleh Muhammad Erwin Dianto, Program Studi
Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jenis penelitian yaitu desktriptif kualitatif
dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan
dokumentasi. Mengambil Kabupaten Sleman sebagai tempat penelitian karena
sebagai salah satu Kabupaten yang ditujuk oleh Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Remaja sebagai insisasi Kabupaten / Kota Layak
Remaja (KLA). Penelitian ini menjabarkan mengenai tahapan implementasi dari
program Kecamatan Layak Remaja yaitu melalui tahap interpretasi yaitu
kegiatan sosialisasi KLA, tahap pengoranisasian yaitu tahap penetapan kegiatan,
SOP, keuangan, serta jadwal pelaksanaan, dan tahap aplikasi dimana dalam
pelaksanaannya Kabupaten Sleman melibatkan banyak pihak. Perbedaan dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada fokus penelitian dimana
penelitian ini meneliti mengenai implementasi sedangkan peneliti akan meneliti
mengenai partisipasi masyarakatnya, selain itu dalam penelitian ini lokasi yang
akan diteliti ialah Kabupaten Sleman sebagai Kabupaten/Kota Layak Remaja
sedangkan peneliti akan meneliti Kecamatan Deli Tua, Sumatera Utara.

Kedua, jurnal dengan judul “Partisipasi Masyarakat Jambangan RW 03 Dalam


Mewujudkan Surabaya Kota Layak Remaja Melalui Progam Inisiasi Kampung’e
Arek Suroboyo (Ikas)” oleh Immarotul Mufidah dan Maya Mustika Kartika Sari
program studi PPKn Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Hasil dari
penelitian ini yaitu partisipasi dapat terlihat dari pertama pembuatan keputusan
yaitu diskusi biasanya dihadiri oleh semua kader lingkungan dan kader
pendidikan di RW 03. Kedua kontribusi berupa dana dimana sebagian masyarakat
yang menjadi donatur, partisipasi bentuk pikiran untuk mengontrol jalannya
kegiatan dan tenaga untuk pelaksanaan kegiatan. Ketiga, masyarakat ikut
berpartisipasi dalam merawat atau memelihat lingkungan. Keempat, keterlibatan
masyarakat dalam hal mengevaluasi hasil setiap progam yang sudah
dilaksremajaan yaitu pada pertemuan PKK yang diadakan setiap bulannya.
Perbedaan penelitian ini dengan yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi
penelitian dimana peneliti akan meneliti lingkungan Kecamatan sedangkan dalam
penelitian ini Immarotul Mufidah dan Maya Mustika Kartika Sari meneliti di
ringkup RW.

Ketiga, jurnal dengan judul “Implementasi Program Kota Layak Remaja


Dengan Pendekatan Kelurahan Layak Remaja Di Kecamatan Gayamsari”, jurnal
ini diteliti oleh Anindya Rachmania, Ari Subowo, dan Dewi Rostyaningsih
Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Diponegoro.12 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
data primer didapat dari hasil wawancara dan observasi sedangkan data sekunder
didapat dari dokumen dan arsip-arsip yang dimiliki Kelurahan Gayamsari.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana implementasi dari
kebijakan Kota Layak Remaja dengan pendekatan kelurahan layak remaja serta
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menghambat
pelaksanaannya. Hasil dari penelitian ini yaitu dari lima kluster yang sudah sesuai
dengan program RAD yaitu kluster Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Dasar dan
Kluster Perlindungan Khusus. Faktor pendorong antara lain: struktur birokrasi
dimana apa yang dikerjakan selalu sesuai dengan SOP yang telah ditentukan
pusat Kota Semarang, koordinasi dan pelaporan dilakukan dengan baik oleh
pihak Kelurahan ke Kecamatan. Pendorong lainnya yaitu peran kader yang
dilakukan Bapermas Kecamatan, pihak FKK kelurahan, ibu- ibu PKK, Pengurus
Rumpun, Pengurus PAUD, terbilang sudah baik, semua menjalankan tugasnya
dengan ikhlas dan giat. Untuk faktor penghambat yaitu fasiltas yang kurang
dirawat dengan baik akibat tidak adanya sumber dana khusus untuk perawatan
serta sumber daya manusia dari pihak pegawai kelurahan dan kecamatan yang
kurang memahami mengenai kelurahan layak remaja. Untuk kajian kedua yang
dilakukan oleh Anindya Rachmania, Ari Subowo, dan Dewi Rostyaningsih
objeknya yaitu implementasi dari program Kelurahan Layak Remaja sebagai
turunan dari kebijakan Kota Layak Remaja sedangkan pada penelitian ini
program yang akan diteliti yaitu program Kecamatan Layak Remaja yang juga
sebagai turunan program dari kebijakan Kota Layak Remaja dengan melihat
partisipasi masyarakatnya
C. Kerangka Pemikiran

Kinerja Pemerintah Daerah ( Kantor Camat) Deli Tua

Efisiensi Kerja Kerja Sama Tim Hubungan Pimpinan dan Bawahan

Tingkat Partisipasi Remaja yang


Rendah dalam Pembuatan
Kebijakan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang di perlukan dalam perencanaa dan
pelaksanaan penelitian, dalam arti sempit desain pelitian adalah pengumpulan dan
analisa data (Moh.Nazir, 1988: 99). Sedangkan menurut Moleong, (2014: 71 ) desain
adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang
bertujuan untuk membangun strategi yang berguna untuk membangun strategi yang
menghasilkan blurprint atau model penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan
Desain Penelitian Deskriptif Kuantitatif.

Menurut Kuncoro, (2009: 145) Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam skala
numerik (angka) dan dinyatakan oleh Sugiyono, (2014 : 224) bahwa data kuantitatif
adalah data yang bersifat numerik atau angka yang dapat dianalisis dengan
mengunakan statistik.

1. Jenis Penelitian

Dengan demikian, laporan penelitian ini akan berisi penjelasan untuk memahami
sebuah proses dan pemaknaannya secara lebih dalam melalui interpretasi. Penelitian
deskriptif dipilih karena dalam pemenuhan hak partisipasi remaja terkait perencanaan
pembangunan kota layak remaja terdapat tahapan dan mekanisme pelaksanaan
melalui forum anak hingga menuju ke musyawarah perencanaan pembangunan
daerah.

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat partisipan dan kehadiran
peneliti di lapangan diketahui oleh subjek penelitian atau disebut observasi
partisipatif. Observasi partisipatif, yaitu pengumpulan data melalui observasi terhadap
objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam
aktivitas kehidupan objek pengamatan. (Burhan Bungin, 2011: 124).

Di samping itu, peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data dan


menyimpulkannya. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
observasi dengan angket.
Observasi adalah merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104).

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan dari
responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk
mengumpulkan data dalam jumlah besar (Sugiyono [2011:199-203] ) 

Untuk menjaga keabsahan data peneliti melakukan ketekunan pengamatan,


konsultasi dengan pembimbing, dan diskusi dengan teman. Analisis data penelitian ini
dilakukan secara kuantitatif. Bogdan sebagaimana dikutip Sugiyono (2007:244)
menyatakan bahwa analisis data kuantitatif adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan sehingga mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, karena
penelitian ini mengembangkan data dari objek yang diteliti. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan pernyataan dengan
beberapa pilihan alternatif jawaban bagi responden.

Menurut Kuncoro, (2009: 145) Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam skala
numerik (angka) dan dinyatakan oleh Sugiyono, (2014 : 224) bahwa data kuantitatif
adalah data yang bersifat numerik atau angka yang dapat dianalisis dengan
mengunakan statistik.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dilakukan untuk observasi penelitian adalah :

 Kantor Camat Deli Tua, Jl. Besar Delitua No.34, Deli Tua Tim., Kec. Deli
Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20355

 Forum Remaja Kelurahan Deli Tua, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli
Serdang. Sumatera Utara.
4. Waktu Penelitian

 Hari : Senin 11 November 2019

 Pukul : 09.00 WIB s/d selesai

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:117) populasi


adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh subyek atau obyek itu. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah Ketua Camat Deli Tua beserta staffnya dan remaja yang mengikuti forum
remaja di daerah Deli Tua.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap bisa mewakili seluruh
populasi Soekidjo (2005 : 79). Sampel yang digunakan adalah beberapa staff kantor
camat Deli Tua, dan beberapa remaja yang berada di forum remaja di daerah Deli
Tua.

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Sesuai dengan judul penelitian
yang dipilih peneliti yaitu Tingkat Partisipasi Remaja di Daerah Deli Tua dalam
membuat kebijakan Publik, maka mengelompokkan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini menjadi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
A. Variable Terikat (Dependent variable)

Variable(X), Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2016 : 39). Dalam penelitian ini
variabel independen yang diteliti adalah Pendidikan Politik Hukum. Menurut
Kartini(1996:64). Defenisi pendidikan politik hukum adalah bentuk pendidikan untuk
masyarakat dengan menyiapkan kader-kader untuk pertarungan politik dan
mendapatkan penyelesaian agar menadang dalam perjuangan politik. Variable(Y)
yang di teliti adalah Tingkat partisipasi pemuda. Menurut Bedjo(1996). Partisipasi
Remaja adalah Perilaku yang memberikan pemikiran terhadap sesuatu atau seseorang.
Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan
pemilihan rangsangan yang dari luar lingkungannya.

2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel diperlukan guna menentukan jenis dan indikator dari


variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Disamping itu, operasionalisasi
variabel bertujuan untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel,
sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu dapat dilakukan dengan
tepat.
A. Pengertian Pendidikan
Menurut (Prof. H. Mahmud Yunus), Pendidikan Adalah Yang dimaksud
pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan
membantu remaja yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan
akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan remaja kepada tujuan dan cita-
citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang
dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan
agamanya.
B. Pengertian Politik
Menurut (Ramlam Surbakti), Politik memiliki arti tersendiri yakni sebuah proses
interaksi dengan pemerintah serta masyarakat bertujuan menentukan kebaikan
terhadap masyarakat yang berada pada suatu wilayah tertentu.
C. Pengertian Hukum
Menurut (Bambang Sunggono), Hukum diartikan sebagai sebuah subordinasi atau
produk dari hasil kepentingan politik.
D. Pengertian Partisipasi
Menurut (Keith Davis), Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi
seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam
defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi.
Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan
dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung
jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu
menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan
kebijaksanaan.
E. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa
ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
remaja tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

OPERASIONALISASI VARIABLE
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Variable (X) Kualitas a. Tingkat 1
Pendidikan Politik Pendidikan manfaat
Hukum : Relevan pendidikan
b. Tingkat
Pendidikan politik penyampaian Ordinal 2
hukum adalah bentuk pendidikan
c. Tingkat
pendidikan untuk kelengkapan 2
masyarakat dengan informasi.
menyiapkan kader-
kader untuk
pertarungan politik dan
mendapatkan
penyelesaian agar
menadang dalam
perjuangan politik.
- Dapat a. Tingkat 2
dibanding Kesamaan
kan kuantitas
informasi Ordinal
Pemerintah
Pusat dengan
Pemerintah 2
Daerah
b. Tingkat
kualitas
pemilikan
informasi antar
remaja

- Dapat a. Kesesuaian 1
dipahami penggunaan
bahasa
b. Tingkat
pemahaman Ordinal 1
penggunaan
Informasi

Kartini(1996:64).

Variable (Y) Ciri-ciri a.Kesesuaian 2


Partisipasi Remaja : Partisipasi Keinginan
Remaja: Pemilih Ordinal
- Standar terhadap
Partisipasi Karakter
Remaja Remaja
Perilaku yang
a. Tingkat 2
memberikan pemikiran - Efisiensi Kesenjangan
Ordinal
Partisipasi terhadap
terhadap sesuatu atau
Remaja Remaja
seseorang. Perilaku
merupakan aktivitas
yang dilakukan
seseorang dalam
hubungannya dengan
pemilihan rangsangan
yang dari luar
lingkungannya.

Govindaradjan (
2005)

D. Insrumen Dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Menurut Sugiyono (2015), jenis data dibedakan menjadi 2, yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis data Kuantitatif, angket dan wawancara.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan


data, instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-
formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya(Notoatmodjo,
2010). Instrumen penelitian dalam pengumpulan data ini adalah dengan cara
membagian angket kepada responden untuk mendapatkan jawaban dari mereka dan
juga mengunakan alat atau fasilitas berupa buku- buku dan juga jurnal yang isinya
berkaitan dengan pembahasan tentang partisipasi remaja. Hal ini digunakan oleh
peneliti untuk menjalankan dan mengumpulkan data, agar pekerja mampu
mempergunakan ini lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cepat, lengkap dan juga
sistematis untuk memudahkan proses pengolahan data.

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

I. Identitas Responden
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Paraf :
II. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas diri Anda dengan lengkap
2. Bacalah pertanyaan ini dengan seksama
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda
4. Jawaban Anda adalah benar dan terjamin kerahasiannya sehingga kejujuran
Anda dalam menjawab kuesioner ini sangat kami hargai.

III. Angket Penelitian

1. Mengapa remaja harus mengikuti partisipasi dalam pembuatan kebijakan...

A. Untuk mendorong aktif kegiatan demokrasi untuk semua proses kepemiluan.

B. Karena untuk mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan


umum.

C. Untuk menghindari kegagalan pada tahun bonus demografi.

D. Memberikan peluang yang luas kepada rakyat untuk berpartisipasi secara efektif
dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan publik serta
persamaan bagi seluruh warga negara dewasa untuk ikut menentukan agenda dan
melakukan kontrol terhadap pelaksanaan agenda yang telah diputuskan secara
bersama.

2.Pengertian partisipasi yang paling tepat menurut pendapat Anda adalah…

A. Partisipasi berarti apa yang di jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang
dijalankan bahu-membahu dengan masyarakat lainnya untuk membangun masa depan
bersama

B. Partisipasi berarti sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama untuk memberikan
sumbangan dalam pembangunan

C. Partisipasi berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan maupun perencanaan


pembangunan
D. Partisipasi berarti ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam
kegiatan pembangunan dan ikut memanfaatkan serta menikmati hasil dari
pembangunan tersebut

3.Di kelurahan delitua siapa saja yang berhak untuk berpartisipasi dalam membuat
kebijakan publik…

A. Lembaga Pemerintahan

B. Masyarakat

C. Pemuda/i

D. Semua jawaban benar

4.Di kecamatan Delitua, tepatnya kelurahan Delitua yang paling berdampak dalam
memberi pendidikan politik hukum dalam partisipasi remaja terutama pemuda
adalah…

A. Agen pendidik
B. Keluarga
C. Lembaga pemerintahan maupun sosial
D. Organisasi kemasyarakatan
5.Bentuk partisipasi politik yang bersifat dominan yang telah dilakukan oleh pemuda
di kelurahan ini adalah…

A. Memberi ide-ide kreatif untuk majunya kelurahan ini


B. Mengambil bagian dalam panitia kegiatan kepemerintahan
C. Mengikuti musyawarah daerah

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016:147) yang dimaksud teknik analisis data adalah:


Kegiatan setelah data dari seluruh responden atau data lain tekumpul. Kegiatan dalam
analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisa data
merupakan suatu langkah yang menentukan suatu penelitian, karena analisa data
berfungi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisi data dapat dilakukan melalui
tahap berikut ini:

1. Tahap penelitian

a. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti perancang objek yang dijadikan sampel

2) Peneliti membuat instrument – instrument yang akan digunakan untuk


penelitian.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti melaksremajaan pembelajaran pada objek penelitian

2) Peneliti menguji coba, menganalisis dan menetapkan intrumen penelitian

c. Evaluasi

Pada tahap ini peneliti menganalisis dan mengolah data yang telah
dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan dengan menggunakan

B B
rumus P  J A  JB  P  P
A B

d. Penyusunan laporan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan melaporkan
hasil – hasil penelitian
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

 Deksripsi Lokasi Penelitian

Deli Tua adalah sebuah kecamatan di kabupaten Deli Serdang, Sumatera


Utara, Indonesia. Daerah kecamatan Deli Tua dikenal sejak abad ke 16 M dan menjadi bagian
dari kesultanan Aceh, dan pada abad 19 daerah ini menjadi bagian dari kesultanan Deli.
Kawasan kecamatan ini dikenal juga sebagai daerah perkebunan tembakau Deli atau Deli
Mascal. Pada masa penjajahan Belanda, daerah Deli Tua termasuk dalam wilayah
Kewedanan Deli Hulu. Setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, daerah ini
dibentuk menjadi satu kecamatan yaitu kecamatan Deli Tua dengan jumlah desa sebanyak 8
desa dengan pusat pemerintahan berada di desa Suka Maju (sekarang Kampung Baru). Pada
tahun 1974, sebagian kawasan kecamatan ini menjadi wilayah administrasi kota Medan,
sehingga kecamatan Deli Tua menjadi terdiri 2 desa/kelurahan dengan pusat pemerintahan di
kelurahan Deli Tua. Berdasarkan SK Gubernur Nomor 140/2770/K/93 tanggal 24 Nopember
1993, daerah kecamatan Deli Tua kembali dimekarkan menjadi 3 desa dan 3 kelurahan dan
pusat pemerintahan terletak di kelurahan Deli Tua Timur.

Penulis menggunakan lokasi penelitian di Kantor Lurah Deli Tua, Jl. Besar Delitua
No.34, Deli Tua Tim., Kec. Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 2035. Kami
memilih lokasi ini karena Kelurahan ini merupakan daerah yang pemuda-pemudinya sangat
aktif dalam membuat berpartisipasi di Kabupatem Deli Serdang. Hal ini yang menjadi daya
tarik tersendiri buat kami meneliti di Kelurahan Delitua karena merupakan salah satu dari dua
kelurahan yang ada di Deli Serdang yang forum remaja nya aktif yang di wadahi oleh PKPA
(Pusat Kajian dan Perlindungan Remaja).
 De
Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 1
skr
2 ipsi
3
D

A B C D
20

Bahwa dari 20 dari 30 responden menjawab benar mengenai pengertian politik hukum

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 2

5 5

15

A B C D

Bahwa 15 dari 30 responden menjawab benar mengenai pengertian dari pendidikan


politik politik

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 1


2
3

A B C D
Bahwa 10
Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 3 dari 30
3 responden
menjawab
10
benar
8
mengenai
pengertian
partisipasi
9
menurut
A B C D
Keith Davis

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 4


2 Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 5
2 6

10

20 10

A B C D 5

A B C D

Bahwa 20 dari 30 responden menjawab benar mengeani pengertian remaja menurut ahli Siti Sundari

Bahwa 10 dari 30 responden menjawab bahwa remaja harus mengikuti partisipasi dalam pembuatan
kebijakan karena mencakup pada memberikan suara dalam Pemilu dan berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan public, sementara yang dimaksud adalah peran
remaja dalam mengikuti partisipasi dalam kebijakan publik lebih kepad mengenai untuk menghindari
kegagalan bonus demografi pada tahun-tahun berikutnya yang akan datang.

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 6


Bahwa 15
2
dari 30
5
responden

15

A B C D
menjawab benar mengenai pengertian partisipasi yang paling tepat menurut pendapat masing-masing
responden

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 7


5
Bahwa 15
dari 30
5 15
responden
menjawab
5 benar
mengenai
A B C D
siapa saja
yang
berhak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan public di Kelurahan Delitua

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 8

Jawaban
5 Respoden Untuk Soal Nomor 9
8

5 10

12 20

A B C D

A B C D

Bahwa 12 dari 30 responden menjawab benar mengenai yang paling berdampak dalam memberi
pendidikan politik hukum dalam partisipasi remaja terutama pemuda di kecamatan Delitua tepatnya
Kelurahan Delitua

Bahwa 20 dari 30 responden menjawab benar mengenai jenis partispasi yang telah diberikan

Pemerintah Kelurahan Delitua


bahwa 13
Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 10 dari 30
responden
7
menjawab
13 benar
mengenai
4
bentuk
partisipasi
6
politik yang
A B C D
bersofat
dominan yang telah dilakukan oleh pemuda di Kelurahan Delitua

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 11

6 Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 12


4
13 6

5
4

A B C D 12

A B C D

Bahwa 13 dari 30 responden menjawab benar mengenai contoh dari partisipasi politik konvensional di
Kecamatan Delitua

Bahwa 12
Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 13 dari 30
5 responden
menjawab
12
bahwa

A B C D
pembelajaran pendidikan politik hukum bagi pemuda untuk meningkatkan partisipasi di Kecamatan
Delitua didapat remaja/pemuda pada saat mereka SMA sedangkan pendidikan politik didapatkan
disetiap jenjang pendidikan

Bahwa 12 dari 30 responden menjawab benar mengenai pendidikan politik hukum yang telah
diberikan baik oleh pemerintah maupun lembaga social kepada pemuda di Kecamatan Delitua berupa
pendidikan dakam memakai surat suara dalam Pemilu

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 14


5
Bahwa 13
13 dari 30
responden
menjawab
12
benar
mengenai
A B C D
pendidikan
yang tinggi
adalah factor utama yang paling pendorong pendidikan politik hukum dalam tingkat partisipasi
generasi muda

Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 15


3 5
Bahwa 12
dari 30
responden
12
10 menjawab
salah
mengenai
A B C D
UU yang
mengatur
tentang pendidikan politik bagi generasi muda dan hanya 5 dari 30 respondenn yang menjawab benar
mengenai UU yang mengatur tentang pendidikan politik

Penulis mengambil data kuantatif berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan angket
dan wawancara. Penulis menggunakan sampel sebanyak 30 orang responden. Kelurahan
Delitua ini juga mewadahi dari partisipasi remaja yaitu dibentuknya PKPA (Pusat Kajian dan
Perlindungan Remaja). Di lembaga ini, pemuda dapat mengeluarkan pendapat dan ide yang
mungkin kalu hal tersebut bagus layak untuk di realisasikan, mengikut sertakan pemuda
dalam kegiatan demokrasi yaitu pemilu. Menjadi pengurus, saksi TPS dan hal lainnya yang
dibutuhkan dalam hal ini. Di lihat dari pemilu tahun 2019 beberapa bulan lalu, jelas terlihat
partisipasi pemudanya yang ikut serta berperan dalam mengawasi keamanan di pesta
demokrasi itu. Dan dilihat kebanyakan dari petugas merupakan pemuda-pemudi di wilayah
sekitar, sangat sedikit orang tua yang ikut mengawasi hal tersebutr. Hal ini jelas, betapa aktif
dan percaya masyrakat kepada pemuda-pemudi dalam menjalankan atau ikut berpartispasi
untuk bangsa Indonesia. Perlu juga di wadahi dalam bidang olahraga, karena rakyat Indonesia
ini 50% merupakan pemuda, dan kita tau wilayah Indonesia ini sangat rawan akan kasus
narkoba dan berbagai hal lainnya yang menyimpang. Karena inilah di perlukan tingkat
partisipasi pemudayang tinggi agar pemuda lebih terarah dalam mengikut kan diri ke suatu
lembaga atau perkumpulan. Untuk itu, maka di sini sangat diperlukan perhatian dari
pemerintah agar memberi wadah seluas-luasnya untuk partisipasi pemuda dan untuk
menghindari terjadinya hal-hal negatif.

 Pengujian Hipotesis

Bahwa dari hasil wawancara dan hasil angket dari 30 responden menyatakan bahwa
partisipasi pemuda sangat diperlukan untuk membangun suatu wilayah (kelurahan Delitua)
karena pemuda di wilayah ini sadar akan kebutuhan zaman yang semakin meningkat, dengan
hal ini ikut bergabung dalam partisipasi pemuda di wilayah ini sudah sedikit mendorong atas
kemajuan apa yang di butuhkan zaman ini. Untuk itu agar pemerintah lebih memperhatikan
pemuda/pemudi khususnya di Kelurahan Delitua ini untuk lebih d ikutkan dalam
berpartisipasi sebagaimana yang telah tercantum dalam Undang-Undang. Agar jelas antara
peraturan dan realitasnya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengertian dari politik hukum adalah...

A. Politik Hukum adalah aktivitas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan
cara-cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat dan
penerapannya.
B. Politik Hukum adalah berbicara bagaimana hukum bekerja dalam situasi politik tertentu.

C. hukum adalah penting memperhatikan suara dari kelompok masyarakat yang mayoritasnya
tidak punya akses untuk mempengaruhi opini publik.

D. Politik Hukum sebagai kegiatan – kegiatan memilih nilai- nilai dan menerapkan nilai –
nilai.

Bahwa 20 dari 30 responden menjawab dengan benar, bahwa pengertian dari politik hukum
adalah aktivitas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara-cara yang hendak
dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat dan penerapannya. Di sini berarti
banyak pemuda-pemudi di daerah kelurahan Deli Tua tahu mengenai hal dasar mengenai
pengertian politik hukum. 5 dari 30 responden memilih Politik Hukum adalah berbicara
bagaimana hukum bekerja dalam situasi politik tertentu, karena dari hasil wawancara mereka
lebih menganggap bahwa sanya politik hukum itu hanya berbicara mengenai hukum tersebut
dan tidak ada sangkut pada masyarakat karena jika ada itu hanya sistem semata. 3 dari 30
responden menjawab C. hukum adalah penting memperhatikan suara dari kelompok
masyarakat yang mayoritasnya tidak punya akses untuk mempengaruhi opini public, dengan
alasan melihat masyarakat mayoritas yang tidak punya akses opini public karena seharusnya
masyarakat yang banyak (mayoritas) itu seharusnya memiliki banyak hal mengenai
keterbukaan opini. 2 dari 30 responden menjawab D Politik Hukum sebagai kegiatan –
kegiatan memilih nilai- nilai dan menerapkan nilai – nilai karena responden melihat politik
hukum di Indonesia hanya menerapkan kegiatan seperti itu dan responden merasa hal itu
realita di negara kita

2. Pengertian dari pendidikan politik adalah...

A. Pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban
dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Pendidikan politik adalah sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan
segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya
agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai manusia atau
warga negara.

C. Pendidikan politik adalah bagi generasi muda sejak dini amatlah vital dalam mendukung
perbaikan sistem politik di Indonesia.
D. Pendidikan politik adalah bagi masyarakat dalam segala kalangan usia diwujudkan dalam
kegiatan yang nyata.

 Bahwa 15 dari 30 responden menjawab B. Pendidikan politik adalah sebagai usaha


sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan
dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan
peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai manusia atau warga Negara.
Sedang kan 15/30 menjawab A. Pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan
pemahaman tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab setiap warga negara dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendapat sangat berimbang mengenai
pendidikan politik. Jawaban yang benar adalah A. Responden yang menjawab B
berpendapat karena kebanyakan pendidikan polotik itu selalu berkenaan dengan yang
namanya partai politik, sedangkan untuk options A mereka merasa itu lebih cocok
kepada kehidupan warga negara yang ada hak dan kewajiban.

3. Sebutkan pengertian partisipasi menurut Keith Davis...

A. Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian
tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.

B. Partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan
tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.

C. Partisipasi adalah menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta
penentuan kebijaksanaan.

D. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang
dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk membangun
masa depan bersama.

 3 dari 30 responden memilih A. 8 dari 30 responden memiliih B. 9 dari 30 memiih C.


10 dari 30 responden memilih D. Dilihat dari hasil hanya 10% pemuda di Kelurahan
ini mengetahui pengertian partisipasi menurut Keith Davis. Mengenai pendapat para
ahli, responden mengakui tidak tahu dasar-dasar partisipasi menurut para ahli karena
mereka hanya mengetahui sudut pandang mengenai partisipasi itu secara umum. Dan
jika ada forum hal ini tidak terlalu di bicarakan.

4. Sebutkan pengertian remaja menurut para ahli Siti Sundari adalah...

A. remaja “adolescene” diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa remaja
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.

B. remaja merupakan peralihan dari masa remaja dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.

C. remaja ialah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului


kematangan seksual.

D. remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status remaja.

 6 dari 30 responsden menjawab A, 20 dari 30 responden menjawab B, 2 dari 30


respoinden menjawab C, 2 dari 30 responden menjawab D Jawaban yang benar
adalah B remaja merupakan peralihan dari masa remaja dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Responden sebenarnya tidak mengetahui arti arti dasar para ahli, mereka hanya
menjawab sesuai apa yang mereka ketahui.

5. Mengapa remaja harus mengikuti partisipasi dalam pembuatan kebijakan...

A. Untuk mendorong aktif kegiatan demokrasi untuk semua proses kepemiluan.

B. Karena untuk mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum.

C. Untuk menghindari kegagalan pada tahun bonus demografi.

D. Memberikan peluang yang luas kepada rakyat untuk berpartisipasi secara efektif dalam
proses pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan publik serta persamaan bagi
seluruh warga negara dewasa untuk ikut menentukan agenda dan melakukan kontrol terhadap
pelaksanaan agenda yang telah diputuskan secara bersama.
 5 dari 30 responden menjawab A, 10 dari 30 responden menjawab B, 5 dari 30
responden menjawab C, 10 dari 30 responden menjawab D. jawaban yang benar
adalag C. untuk meghindari kegagalan pada bonus demografi. Namun responden
hanya 5 dari 30 yang memilih ini karena responden tidak kepikiran kepada bonus
demografi dan responden tidak mengetahui secara jelas apa itu bonus demografi.
Untuk mendorong aktif kegiatan demokrasi untuk semua proses kepemiluan. Dengan
alasan pemuda itu lebih sering diguremajaan/akrif (berpartisipasi) dalam hal
demokrasi tepatnya pemilu, sebagai pengawas atau penjaga TPS karena saat itu
pemuda sedang dalam performa baru dalam artian baru bisa memilih
 10 dari 30 responden menjawab D.Memberikan peluang yang luas kepada rakyat
untuk berpartisipasi secara efektif dalam proses pengambilan keputusan yang
menyangkut kebijakan publik serta persamaan bagi seluruh warga negara dewasa
untuk ikut menentukan agenda dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan agenda
yang telah diputuskan secara bersama. Karena dalam sistem demokrasi Indonesia siap
saja berhak dan wajib dalam berpartispasi untuk kemajuan negara dalam hal ini ini
kemajuan kelurahan Deli Tua.

6.Pengertian partisipasi yang paling tepat menurut pendapat Anda adalah…


a. Partisipasi berarti apa yang di jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang
dijalankan bahu-membahu dengan masyarakat lainnya untuk membangun masa depan
bersama

b. Partisipasi berarti sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama untuk memberikan
sumbangan dalam pembangunan

c. Partisipasi berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan maupun perencanaan


pembangunan

d. Partisipasi berarti ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan
pembangunan dan ikut memanfaatkan serta menikmati hasil dari pembangunan
tersebut

 15 dari 30 responden menjawab A. 5 dari 30 responden menjawab B. 5 dari 30


responden menjawab C. 5 dari 30 responden menjawab D. Dari hasil ini dapat di ambil
kesimpulan bahwa partispasi di kelurahan Deli Tua menganggap, partisipasi berarti
ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan dan
ikut memanfaatkan serta menikmati hasil dari pembangunan tersebut
 Hal ini karena masyarakat telah sadar bahwa cengan berpartisipasi dapat
menyelesaikan tugas lebih cepat dan hasil itu bukan yang mengerjakannya saja yang
mendapat keuntungan, namun seluruh masyrakat.

7.Di kelurahan delitua siapa saja yang berhak untuk berpartisipasi dalam membuat kebijakan
publik…

a. Lembaga Pemerintahan
b. Masyarakat
c. Pemuda/i
d. Semua jawaban benar
 15 dari 30 responden menjawab A. 5 dari 30 responden menjawab B, 5 dari 30 responden
menjawab C. 5 dari 30 responden menjawab D. Dari hasil sampel terbukti wilayah ini sangat
terbuka dan menerima siapa saja yang berpartisipasi dalam membuat kebijkan publik. Hal ini
memicu rsa semangat seluruh elemen masyarakat baik lembaga pemerintah, masyrakat itu
sendiri serta pemuda/pemudi generasi emas bangsa Indonesia tau haknya dalam bernegara ini
bukan hanya menuntut kewajiban.

8. Di kecamatan Delitua, tepatnya kelurahan Delitua yang paling berdampak dalam memberi
pendidikan politik hukum dalam partisipasi remaja terutama pemuda adalah…

a. Agen pendidik

b. Keluarga

c. Lembaga pemerintahan maupun sosial

d. Organisasi kemasyarakatan

 5 dari 30 responden menjawab A, 5 dari 30 responden menjawab B, 12 dari 30


responden menjawab C, 8 dari 30 responden menjawab D. jawabn yang benar adalah
C lembaga pemerintahan maupun sosial Berdasarkan hasil sampel secara umum di
kecamatan Delitua, tepatnya kelurahan Delitua yang paling berdampak dalam
memberi pendidikan politik hukum dalam partisipasi remaja terutama pemuda adalah
lembaga pemerintahan maupun social. Hal ini lah yang membuat daerah Kelurahan
Delitua ini sangat aktif pemudanya karean melalui lembaganya langsung diajak untuk
berpartisipasi. Hal ini menunujukkan betapa pedulinya lembaga pemerintahan
maupun social di wilayah ini terhadap partisipasi pemuda dalam membuat gebrakan
untuk masa depan. Agen pendidik lebih memeberikan hal mengenai pendidikan dan
karaktek, keluarga adalah tempat di mana pertama kali kita pertama bersosialisasi,
organisasi kemasyarakatan juga lumayan berdampak karena organisasi itu memberi
tau dan mengajarkan mengenai politik hukum itu namun lebih besar peran lembaga
pemerintahan maupun sosial.

9. Jenis partisipasi yang telah diberikan oleh pemerintah kepada pemuda di kelurahan
Delitua berupa…
a. Partisipasi interaktif
b. Partisipasi dengan cara memberikan informasi
c. Partisipasi fungsional
d. Self mobilization

 10 dari 30 responden menjawab A, 20 dari 30 menjawab responden B, options C dan


D tidak ada responden yang menjawab. Jawaban yang benar adalah B. [artisipasi
dengan memberikan informasi, jenis ini lah yang telah diberikan pemerintah kepada
pemuda di Kelurahan Delitua. Masyarakat menjawab soal denagn benar dan 10 orang
di antaranya salah mereka memilih ini A karena partisipasi interaktif itu mereka rasa
lebih tepat karena lebih banyak interaksi. Begitulaah pendapat yang 10 orang itu. Taoi
jika kita lihat dari realitasnya itu lebih menonjol kalua jenis partisipasi yang diberikan
kepada pemerintah hanya berupa pemberian informasi.

10.Bentuk partisipasi politik yang bersifat dominan yang telah dilakukan oleh pemuda di
kelurahan ini adalah…

a. Memberi ide-ide kreatif untuk majunya kelurahan ini


b. Mengambil bagian dalam panitia kegiatan kepemerintahan
c. Mengikuti musyawarah daerah
d. Memberikan suara dalam kegiatan pemungutan suara baik pemungutan untuk
pemilihan kepala daerah nya sendiri maupun untuk pemilihan lembaga Negara
 Berdasarkan hasil sampel 13 dari 30 responden menjawab A, 6 dari 30 responden
menjawab B, 4 dari 30 responden menjawab C, 7 dari 30 responden menjawab D.
Jawaban yang benar adalah A. Memberi ide-ide kreatif untuk majunya kelurahan
ini. Hal ini menunjukkan bentuk partisipasi politik yang bersifat dominan
memberi ide-ide kreatif untuk majunya kelurahan ini, hal ini lebih sering di
lakukan di kelurahan ini karena ini dapat memacu kraeativitas dan inovasi pemuda
dalam mengembangkan aspirasinya. biasanya mengambil bagian dalam panitia
kegiatan kepemerintahan, ini karena aktifnya ketua daerah dalam konsep ini
Kelurahan Delitua (Lurah) dalam mengajak pemuda namun pemuda di sini lebih
mengutamakan ide. Mengikuti musyawarah daerah itu sangat jarang di lakukan
pemuda kareana biasanya yang sering mengikuti ini adalah orang tua.
Memberikan suara dalam kegiatan pemungutan suara baik pemungutan untuk
pemilihan kepala daerah nya sendiri maupun untuk pemilihan lembaga Negara hal
ini tidak dominan di lakukan karena pemilihan itu hanya dilakukan setiap 5 tahun
sekali dan ini merupakan hal ini bukan yang dominan

11.Contoh dari partisipasi politik konvensional di kecamatan delitua oleh pemuda antara
lain....

a. Turut dalam kegiatan kampanye

b. Melakukan aksi demo

c. Melakukan aksi mogok

d. Perang gerilya

 13 dari 30 responden menjawab A, 6 dari 30 responden menjawab B, 5 dari 30


responden menjawab C, 6 dari 30 responden menjawab D. Jawaban yang benar A.
turut dalam kegiatan kampanye, dalam hal ini responden sepakat mengenai contoh
dari partisipasi politik konvensional kegiatan partisipasi politik konvensional di
kecamatan delitua oleh pemuda biasanya dalam hal turut dalam kegiatan kampanye,
ini membuktikan bahwa pemuda di daerah kelurahan Delitua ini sangat peka (peduli)
terhadap daerahnya dan apa yang sedang terjadi. Kalau melakukan aksi demo hal itu
jarang dan tidak baik dilakukan karena takut akan menimbulkan kerusuhan,
melakukan aksi mogok dalam hal ini aksi mogok merupakan merupakan bukan hal
yang tepat karena hal ini dilakukan jikalau kita merasa aspirasi kita sudah tidak di
dengar dan keadaan pemerintah dalam keadaan kacau. Perang gerilya itu sangat tidak
cocok karena perang itu di gunakan di Indonesia saat Indonesia sedang di jajah dan
saat ini Indonesia sudah merdeka dan tidak cocok/tidak bagus lagi untuk di lakukan.

12.Pembelajaran pendidikan politik hukum bagi pemuda untuk meningkatkan partisipasi


dikecamatan delitua didapatkan remaja/ pemuda pada saat..

a. Sejak duduk dibangku SD

b. Saat di SMP

c. Saat di SMA

d. Disetiap jenjang pendidikan

 4 dari 30 responden menjawab A, 4 dari 30 responden menjawab B, 12 dari 30


menjawab C, 10 dari 30 responden menjawab D. jawaban yang benar adalah D .
disetiap jenjang pendidikan. Responden lebih banyak menjawab C. yaitu SMA karena
responden menganggap partisipasi untuk pendidikan poitik itu lebih abik remaja SMA
yang menjalankan karena sudah lebih baik dalam segi pemaham sosial dan kognitif.
Menurut hasil sampel, pembelajran pendidikan politik hukum bagi pemuda untuk
meningkatkan partisipasi dikecamatan delitua didapatkan remaja/ pemuda pada saat di
semua jenjang pendidikan dari SD, SMP, serta SMA. Hal ini karena Keluruhan
Delitua tau betapa penting meningkatkan partisipasi remaja melihat zaman sekarang
yang semakin modern. Untuk itu diperlukan sosialisasi pembelajran pendidikan
politik hukum bagi pemuda di Kelurahan Delitua ini agar pemuda-pemudinya
mencintai an tahu akan kelebihan dan kekurangan daerahnya bukan hanya tau
mengenai budaya negara luar.

13. Pendidikan politik hukum yang telah diberikan baik oleh pemerintah maupun lembaga
sosial kepada pemuda di kelurahan Delitua berupa…
a. Pendidikan dalam memakai surat suara dalam kegiatan pemilu
b. Sosialisasi tentang partisipasi dalam pembuatan dalam kebijakan publik
c. Pendidikan untuk mengambil bagian dalam kepemerintahan itu sendiri
d. Semua jawaban benar
 12 dari 30 responden menjawab A, 6 dari 30 responden menjawab B, 7 dari 30
menjawab C, 5 dari 30 responden menjawab D. Jawaban yang tepat adalah A
Pendidikan dalam memakai surat suara dalam kegiatan pemilu. Kelurahan Delitua
merupakan pemuda-pemudi terkenal aktif. Untuk politik hukum yang telah diberikan
seperti pendidikan dalam memakai surat suara dalam kegiatan pemilu, sosialisasi
tentang partisipasi dalam pembuatan dalam kebijakan publik, pendidikan untuk
mengambil bagian dalam kepemerintahan itu sendiri ini telah dilaksremajaan.
Mengenai options B masyarakat merasa kurang sosialisasi tentang partisipasi dalam
pembuatan dalam kebijakan public karena pendidikan politik hukum itu pemerintah
lebih mengajarkan kepada hal dalam pesta demokrasi

14. Yang menjadi faktor paling pendorong pendidikan politik hukum dalam tingkat
partisipasi generasi muda adalah...

a. Pendidikan yang tinggi

b. Status ekonomi

c. Perbedaan gender

d. Status sosial yang tinggi

 13 dari 30 responden menjawab A, 12 dari 30 responden menjawab B, 5 dari 30


responden menjawab D, sedang C tidak ada yang menjawab. Jawaban yang benar
adalah a. Pendidikan yang tinggi. Generasi muda yang pendidikannya tinggi merasa
dengan pendidikan yang dia memiliki dia harus berbuat suatu gebrakan untuk daerah
itu sendiri, hal ini menunujukkan bahwapartisipasi generasi muda dalam tingkat
Kelurahan Delitua ini sudah sangat baik.

15. UU yang mengatur tentang pendidikan politik bagi generasi muda yaitu..

a. UU no. 12 tahun 1982


b. UU RI no. 11 tahun 2012

c. UU RI No. 10 tahun 2012

d. UU RI no. 9 tahun 2012

 Berdasarkan sampel yang kami teliti, 5 dari 30 responden menjawab A, 10 dari 30


responden menjawab B, 12 dari 30 responden menjawab C, 3 dari 30 menjawab
D. Undang-Undang yang mengatur mengenai hal ini tercantum pada UU No. 12
Tahun 1982 jawaban A. Semua responden yang kami teliti tidak mengetahui pasal
apa yang tepat, karena mereka merasa mereka hanya menjalankan dan
mendapatkan informasi dari lembaga pemerintahan, untuk mengenai asal yang
mengaturnya responden tidak mengetahuinya. Jadi mengenai soal nomor 15 ini
pengetahuan responden mengenai pasal tersebut sangat minim.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan dari beberapa definisi partisipasi adalah keterlibatan suatu individu
atau kelompok dalam pencapaian ujuan dan adanya pembagian kewenangan atau tanggung
jawab bersama. Partisipasi yang paling tinggi adalah dimana kondisi remaja-remaja
mempunyai inisiatif dan berkoordinasi dalam pengambilan keputusan bersama dengan orang
dewasa. karena sesungguhnya pemenuhak hak partisipasi remaja tersebut adalah mendorong
orang dewasa untuk menjamin terbangunnya dialog, bertukar gagasan dalam posisi yang
setara. 

Dengan menegaskan bahwa proses partisipasi bukan menempatkan remaja berhadapan


dengan orang dewasa, melainkan adanya jaminan upaya orang dewasa yang konstruktif
membangun proses dialog yang setara untuk terbangunnya kesadaran kritis remaja.

Maka Hak Partisipasi remaja selayaknya terjadi di semua lingkungan dan kegiatan
yang berkaitan dengan remaja, misalnya di lingkungan keluarga  atau di tempat pengasuhan
dalam menentukan atau memilih Sekolah.  Seperti saat ini masa tahun ajaran baru PPDB
2018-2019. 

Tingkat partisipasi di Kelurahan Delitua yang memiliki ketidak cocokan pemahaman


antara remaja yang mengikuti forum anak dengan yang tidak mengikuti forum anak. Dimana
kami mengambil daerah Deli tua, karena didaerah ini memiliki forum anak yang sudah
hampir tidak aktif lagi, padahal program pemerintah tetap jalan dan terlaksana. Dengan kami
melakukan mini riset kedaerah ini tentunya untuk memahami ada apakah sebenarnya ini.
Dengan beberapa angket yang berisikian tingkat pemahaman dan wawancara, kami
mendapati hasil bahwa remaja yang mengikuti forum anak sendiri memiliki banyak
kesibukan lainnya sehingga tidak sempat untuk aktif di organisasinya dan di daerahnya dalam
upaya pembangunan daerahnya tersebut dan mereka menyia-nyiakan pemahaman mereka
terhadap pembangunan daerah, namun sebaliknya remaja yang tidak mengikuti organisasi
forum anak, justru lebih ikut andil dalam pembangunan remaja, namun dengan tingkat
pemahaman yang cukup rendah. Pentingnya partisipasi pemuda dalam pembuatan kebijakan
publik sangat baik dimana pemuda selalu berperan dalam berbagai acar yang dilakukan. Hal
ini juga tidak terlepas dari ajakan ketua sekita baik kepling ataupun kepala lurah serta orang
tua juga yang mengajak remaja ikut berpartisipasi.

B. Saran

Agar pemerintah lebih memperhatikan pemuda-pemudi di Indonesia, mengingat


Indonesia akan memasuki bonus demografi pada tahun 2030. Untuk itu peran dari partisipasi
pemuda sangat diperlukan dan di kembangkan agar Indonesia menjadi negara yang dapat
memanfaatkan peristiwa besar (bonus demografi) lebih baik. Karena pada bonus demografi
itu terdapat 70% masyarakat Indonesia yang berumur 17-25, sangat banyak usia produktif
dan harus bisa memanfaatkan itu.
DAFTAR REFERENSI

Junaidi,Veri. Agustyati, Khoirunnisa.,Hastomo Ibnu Setyo.2013.Politik Hukum Sistem


Pemilu.Jakarta.Yayasan Perlundem

Ramadhanil, Fadli. Junaidi,Veri. Ibrohim.2015. Desain Partisipasi Masyarakat dalam


Pemantauan Pemilu.Jakarta Selatan. Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di
Indonesia

Bakti, Andi Faisal.,Dkk.2017. Litarasi Politik dan Kampanye Pemilu.Jakarta Selatan.FIKOM


UP Press

Marzuki,Suparman. 2014. Politik Hukum Hak Asasi Manusia. Jakarta : Erlangga

Marzuki,Suparman. 2012. Pengadilan HAM di Indonesia. Jakarta : Erlangga


Qamar,Nurul. 2013. Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi. Jakarta : Sinar
Grafika.

Alston, Philip. 2013. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta. Pusham UII

Sambas, Nandang. 2012. Peradilan Pidana Remaja.Jakarta.Graha Ilmu.

Aminah, Siti.2012.Hak Remaja adalah Hak Asasi Manusia.Jakarta.ILRC

Riyadi, Eko. 2010. Hak Asasi Manusia.Yogyakarta.Pusham UII

Kementerian Hukum dan Hak asasi manusia.2011.Perancangan Peraturan Daerah.Jakarta.

Fulthoni.2010.Hak Asasi Manusia.Jakarta.ILRC

Jurdi, Syarifuddin.2012. Dinamika Politik Kaum Muda Indonesia: Dialektika Politik


Nasional dan Lokal.Yogyakarta.UIN Sunan Kali jaga.Vol 6 Nomor.2

Agustin, Neni .2014. Partisipasi Politik Remaja (Pemilih Pemula) Pada Pemilukada
Mojokerto Tahun 2010 Di Desa Sumber Tanggul Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto. Mojokerto.Universitas Negeri Surabaya. Vol 1 Nomor.2

Lestari, Eta Yuni .2013. Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Walikota
Semarang Di Kota Semarang. Semarang.Universitas Negeri Semarang. Vol 29 Nomor.1

Z,Amin,Naya. 2016. Dalam Jurnal : Politik Hukum Dan Ham ( Kajian Hukum Terhadap
Kewajiban Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia ).
Volume 1. No 2. Jakarta

Neta,Yulia. 2011. Dalam Jurnal : Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia Dalam Konsep Negara
Hukum (Qua Vadis Demokrasi Dan Ham Di Indonesia Di Era Globalisasi).

Subekti,Slamet. Dalam jurnal : Menakar Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia: Hasil
Survei Skala Lokal Sampai Global. Volume 19. No 1. Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro.
Rizki, Devi Ayu. 2015. Pemenuhan Hak Partisipasi Remaja Melalui Forum Remaja Dalam
Implementasi Kebijakan Kota Layak Remaja Di Kota Bandung.Volume 5.Nomor 1.Social
Work Jurnal

Anda mungkin juga menyukai