Disusun Oleh:
Kelas B
Kelompok I
Ketua Kelompok :Ilham Effendi Yahya ( NIM: 3192111002)
Anggota Kelompok : Meutia Anggraini ( NIM: 3192411008)
Mychell Tambunan ( NIM: 3193311026)
Dwi Chaya Laudra ( NIM: 3191111003)
Theovanni Indah ( NIM: 3193111023)
Sitti Nurjannah ( NIM: 3192411026)
Wahyu Sabtia Darma ( NIM: 3191111001)
Wilda Putriyansyah ( NIM:
3192111023)
Debita Br. Ginting ( NIM: 3193311010)
Youfi Azzikri ( NIM: 3191111019)
Adella Rahmadhita ( NIM: 3193111026)
Devi Kristiani ( NIM: 3193311029)
Sri Rahayu ( NIM: 3191111011)
Disusun Oleh:
Kelas B
Kelompok I
Ketua Kelompok :Ilham Effendi Yahya ( NIM: 3192111002)
Anggota Kelompok : Meutia Anggraini ( NIM: 3192411008)
Mychell Tambunan ( NIM: 3193311026)
Dwi Chaya Laudra ( NIM: 3191111003)
Theovanni Indah ( NIM: 3193111023)
Sitti Nurjannah ( NIM: 3192411026)
Wahyu Sabtia Darma ( NIM: 3191111001)
Wilda Putriyansyah ( NIM:
3192111023)
Debita Br. Ginting ( NIM: 3193311010)
Youfi Azzikri ( NIM: 3191111019)
Adella Rahmadhita ( NIM: 3193111026)
Devi Kristiani ( NIM: 3193311029)
Sri Rahayu ( NIM: 3191111011)
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Kuliah Sistem Politik Indonesia Pada
Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan. Dosen Pengampu: Drs.Halking, M.Si. Asisten Dosen: Putra Handika. Erika
Aprillia. Dewani Irawan. Dan Yaser Nadapdap.
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Pengatar
Sistem Politik Indonesia Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Medan. Akan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada
tanggal .
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt, yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga tugas mini riset ini bisa terselesaikan dengan
baik, dengan judul miniriset “Tingkat Pemahamam Remaja Terhadap Partisipasi Pemuda Di
Daerah Kecamatan Deli Tua Dalam Membuat Kebijakan Publik”. Kami banyak menemui
kendala dalam menyelesaikannya, terutama dalam kekompakan dan kerjasama antar tim
dalam kelompok. Walaupun banyak menemui kendala itu dalam mengerjakan tugas ini,
berkat pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Tugas mini riset ini sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Politik. Tugas ini terdiri atas tiga bab, yaitu Bab I Pendahuuan yang terdiri atas Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, dan Manfaat Penelitian. Bab II Kajian Pustaka yang terdiri atas Kajian Teori,
Penelitian Relevan, dan Kerangka Berpikir. Yang terakhir Bab III Metode Penelitian, yang
terdiri atas Desain Penelitian,Populasi dan Sampel Peneltian,Variabel Penelitian dan Defenisi
Operasional, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Serta Tehnik Analisis Data.
Kemudian dalam pembuatan tugas penelitian mini riset ini, kami “Kelas Reguler B Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Stambuk 2019” Banyak mendapat bantuan
dalam penyelesaiannya. Untuk itu kami patut dan sewajarnya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaiannya.
Ucapan terima kasih yang pertama kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah
memberikan dorongan baik dorongan moril dan motivasi kepada kami, maupun dukungan
materi kepada kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas mini riset ini. Berikutnya
kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami, Drs. Halking, M.Si., dan Asisten Dosen yaitu
Ibu Erika Aprillia, dalam Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik yang sudah banyak
memberikan ilmunya dalam mengikuti mata kuliah ini dan mengerjakan tugas-tugasnya.
Kemudian kami mengucapkan banyak terima kasih kakak pembimbing dan supervisor
dari masing-masing kelompok yang telah memberikan bantuan dan petunjuk dalam
pembuatan tugas penelitian mini riset ini. Harapan kami semoga hasil penelitian mini riset ini
dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi Kelas Reguler B Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 2019 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Dalam tugas
penelitian mini riset ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon mohon maaf atas
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam tugas ini. Masukan dan kritikan atas
kekurangan tugas ini sangat kami harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya tim penulis
dapat membuat tugas ini menjadi lebih baik dan menarik.
Tugas Mini Riset kelas B PPKn 2019 ini berjudul “Tingkat Pemahamam Pemuda Terhadap
Partisipasi Pemuda Di Daerah Kecamatan Deli Tua Dalam Membuat Kebijakan Publik”.
Mini Riset ini meneliti tentang bagaimaina tingkat partisipasi remaja dan peran pemerintah
daerah dalam merealisasikan program-program yang sudah disiapkan untuk meningkatkan
partisipasi remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan memperluas pemahaman
pembaca mengenai Tingkat serta peran pemerintah dalam peningkatan partisipasi pemuda
dalam pembuatan kebijakan. Mini Riset ini menggunakan Metode penelitian kuantitatif
deskriptif yaitu mencari data berdasarkan suara dari responden. Tempat dilakukannya mini
riset di kelurahan Deli tua, Sumatera utara dan mini riset ini menghasilkan ketidakcocokan
pemahaman dan tindakan antara remaja yang ikut forum remaja dengan remaja yang tidak
mengikuti forum remaja. Perhitungan pemahaman ini menggunakan rumus daya pembeda,
yaitu BA BB
P P P
JA JB
( Keyword : Partisipasi, pemuda, Pemerintah Daerah, Kebijakan Publik )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
ABSTRAK…………………………………………………………………….….v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................................2
C. Pembatasan Masalah...........................................................................................3
D. Rumusan Masalah...............................................................................................3
E. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
F. Manfaat Penelitian...............................................................................................3
A.Kajian Teori.........................................................................................................5
C. Kerangka Berpikir.............................................................................................13
A. Desain Penelitian............................................................................................14
A. HASIL PENELITIAN...................................................................................... 29
A. KESIMPULAN................................................................................................ 47
B. SARAN............................................................................................................. 47
DAFTAR REFERENSI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kiprah politik remaja dalam perpolitikan Indonesia terkhusus daerah kecamatan
Deli Tua.
2. Peran politik remaja sejalan dengan idealisme politik yang mereka perjuangkan.
3. Aktivisme politik remaja sebangun dengan cita-cita politik bangsa yang merdeka
4. Penginvestasian partisipasi politik remaja.
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya ruang lingkup yang akan dibahas, dalam hal ini
mengharuskan peneliti membatasi masalah agar lebih terarah, sehingga:
1. Mempermudahkan peneliti dalam mencapai tujuan dan memperoleh manfaat
dari penelitian ini.
2. bagaimana tingkat partisipasi remaja di daerah Deli Tua, serta Peran
pemerintah daerah dalam merealisasikan program-programnya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat partisipasi remaja di kecamatan Deli tua?
2. Bagaimana Peran Pemerintah Derah dalam merealisasikan program-programnya?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:
F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian yang diharapkan yaitu :
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Partisipasi
Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat
dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation”
yang berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan (John M.Echols & Hasan Shadily,
2000: 419). Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat
dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk
kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau
materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I
Nyoman Sumaryadi, 2010: 46). Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh
Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, (2001: 201-202) dimana partisipasi dapat juga berarti
bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat
dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan
jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka
sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan
masalahnya.
H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud
dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi
dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up)
dengan mengikut sertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan
masyarakatnya. Menurut Sundariningrum dalam Sugiyah (2001: 38)
mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya,
yaitu :
a. Partisipasi Langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam
proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan
pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap
keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
b. Partisipasi tidak langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.
Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh Siti Irene Astuti D (2011: 61-63) membedakan
patisipasi menjadi empat jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan
keputusan. Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam
pengambilan pemanfaatan. Dan Keempat, partisipasi dalam evaluasi.
Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama
berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat berkaitan dengan gagasan
atau ide yang menyangkut kepentingan bersama. Wujud partisipasi dalam
pengambilan keputusan ini antara lain seperti ikut menyumbangkan gagasan atau
pemikiran, kehadiran dalam rapat, diskusi dan tanggapan atau penolakan terhadap
program yang ditawarkan.
Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan meliputi menggerakkan sumber daya
dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran program. Partisipasi dalam
pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam rencana yang telah digagas sebelumnya
baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan maupun tujuan.
Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam
pengambilan manfaat tidak lepas dari hasil pelaksanaan yang telah dicapai baik yang
berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas dapat dilihat dari
output, sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat dari presentase keberhasilan
program.
Keempat, partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan
dengan pelaksanaan pogram yang sudah direncremajaan sebelumnya. Partisipasi
dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program yang sudah
direncremajaan sebelumnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
partisipasi adalah keterlibatan suatu individu atau kelompok dalam pencapaian ujuan
dan adanya pembagian kewenangan atau tanggung jawab bersama.
Merujuk pada Pasal 12 Konvensi Hak Remaja (KHA 1989) intinya adalah :
2. Untuk tujuan ini, remaja secara khusus akan diberi kesempatan untuk didengar
dalam setiap proses peradilan dan administratif yang mempengaruhi remaja, baik
secara langsung, atau melalui suatu perwakilan atau badan yang tepat dengan cara
yang sesuai dengan hukum secara nasional.
Indonesia sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi KHA, menuangkannya
dalam Undang-Undang no 35 tahun 2014, perubahan atan Undang-Undang no 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Remaja, yakni :
Program Nasional Bagi Remaja Indonesia (PNBAI) 2015 yang disusun secara
bersama-sama oleh beberapa sektor pemerintah terkait dan melibatkan berbagai
elemen masyarakat termasuk kelompok remaja, telah memberikan arahan tentang
bagaimana kebijakan dan program pemerintah di bidang remaja hingga tahun 2015.
Menurut Basrowi dalam Siti Irine Astuti D.(2009: 37), Di dalamnya juga sudah
disinggung substansi tentang partisipasi remaja, baik dalam visi, misi, kebijakan,
strategi hingga kegiatan pokoknya, yang diuraikan sebagai berikut :
Visi : Remaja Indonesia yang sehat, tumbuh dan berkembang, cerdas, ceria,
berakhlak mulia, terlindungi dan aktif berpartisipasi
Kebijakan : Memberikan ruang dan kesempatan yang lebih luas bagi remaja
untuk berpartisipasi dalam proses pegambilan keputusan di berbagai bidang
pembangunan melalui peningkatan kegiatan penyadaran orang dewasa, perubahan
persepsi dan cara pandang terhadap partisipasi anal. Hal ini dilakukan antara lain
dengan melakukan perbaikan mutu pranata sosial termasuk hukum, pemerataan dan
perluasan jangkauan pelayanan terutama bagi remaja yang memerlukan
perlindungan khusus, dan memperluas jaringan kerja internasional, regional,
nasional dan lokal.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang di perlukan dalam perencanaa dan
pelaksanaan penelitian, dalam arti sempit desain pelitian adalah pengumpulan dan
analisa data (Moh.Nazir, 1988: 99). Sedangkan menurut Moleong, (2014: 71 ) desain
adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang
bertujuan untuk membangun strategi yang berguna untuk membangun strategi yang
menghasilkan blurprint atau model penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan
Desain Penelitian Deskriptif Kuantitatif.
Menurut Kuncoro, (2009: 145) Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam skala
numerik (angka) dan dinyatakan oleh Sugiyono, (2014 : 224) bahwa data kuantitatif
adalah data yang bersifat numerik atau angka yang dapat dianalisis dengan
mengunakan statistik.
1. Jenis Penelitian
Dengan demikian, laporan penelitian ini akan berisi penjelasan untuk memahami
sebuah proses dan pemaknaannya secara lebih dalam melalui interpretasi. Penelitian
deskriptif dipilih karena dalam pemenuhan hak partisipasi remaja terkait perencanaan
pembangunan kota layak remaja terdapat tahapan dan mekanisme pelaksanaan
melalui forum anak hingga menuju ke musyawarah perencanaan pembangunan
daerah.
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat partisipan dan kehadiran
peneliti di lapangan diketahui oleh subjek penelitian atau disebut observasi
partisipatif. Observasi partisipatif, yaitu pengumpulan data melalui observasi terhadap
objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam
aktivitas kehidupan objek pengamatan. (Burhan Bungin, 2011: 124).
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan dari
responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk
mengumpulkan data dalam jumlah besar (Sugiyono [2011:199-203] )
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, karena
penelitian ini mengembangkan data dari objek yang diteliti. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan pernyataan dengan
beberapa pilihan alternatif jawaban bagi responden.
Menurut Kuncoro, (2009: 145) Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam skala
numerik (angka) dan dinyatakan oleh Sugiyono, (2014 : 224) bahwa data kuantitatif
adalah data yang bersifat numerik atau angka yang dapat dianalisis dengan
mengunakan statistik.
3. Lokasi Penelitian
Kantor Camat Deli Tua, Jl. Besar Delitua No.34, Deli Tua Tim., Kec. Deli
Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20355
Forum Remaja Kelurahan Deli Tua, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli
Serdang. Sumatera Utara.
4. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap bisa mewakili seluruh
populasi Soekidjo (2005 : 79). Sampel yang digunakan adalah beberapa staff kantor
camat Deli Tua, dan beberapa remaja yang berada di forum remaja di daerah Deli
Tua.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Sesuai dengan judul penelitian
yang dipilih peneliti yaitu Tingkat Partisipasi Remaja di Daerah Deli Tua dalam
membuat kebijakan Publik, maka mengelompokkan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini menjadi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
A. Variable Terikat (Dependent variable)
Variable(X), Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2016 : 39). Dalam penelitian ini
variabel independen yang diteliti adalah Pendidikan Politik Hukum. Menurut
Kartini(1996:64). Defenisi pendidikan politik hukum adalah bentuk pendidikan untuk
masyarakat dengan menyiapkan kader-kader untuk pertarungan politik dan
mendapatkan penyelesaian agar menadang dalam perjuangan politik. Variable(Y)
yang di teliti adalah Tingkat partisipasi pemuda. Menurut Bedjo(1996). Partisipasi
Remaja adalah Perilaku yang memberikan pemikiran terhadap sesuatu atau seseorang.
Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan
pemilihan rangsangan yang dari luar lingkungannya.
OPERASIONALISASI VARIABLE
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Variable (X) Kualitas a. Tingkat 1
Pendidikan Politik Pendidikan manfaat
Hukum : Relevan pendidikan
b. Tingkat
Pendidikan politik penyampaian Ordinal 2
hukum adalah bentuk pendidikan
c. Tingkat
pendidikan untuk kelengkapan 2
masyarakat dengan informasi.
menyiapkan kader-
kader untuk
pertarungan politik dan
mendapatkan
penyelesaian agar
menadang dalam
perjuangan politik.
- Dapat a. Tingkat 2
dibanding Kesamaan
kan kuantitas
informasi Ordinal
Pemerintah
Pusat dengan
Pemerintah 2
Daerah
b. Tingkat
kualitas
pemilikan
informasi antar
remaja
- Dapat a. Kesesuaian 1
dipahami penggunaan
bahasa
b. Tingkat
pemahaman Ordinal 1
penggunaan
Informasi
Kartini(1996:64).
Govindaradjan (
2005)
1. Jenis Data
Menurut Sugiyono (2015), jenis data dibedakan menjadi 2, yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis data Kuantitatif, angket dan wawancara.
I. Identitas Responden
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Paraf :
II. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas diri Anda dengan lengkap
2. Bacalah pertanyaan ini dengan seksama
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda
4. Jawaban Anda adalah benar dan terjamin kerahasiannya sehingga kejujuran
Anda dalam menjawab kuesioner ini sangat kami hargai.
D. Memberikan peluang yang luas kepada rakyat untuk berpartisipasi secara efektif
dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan publik serta
persamaan bagi seluruh warga negara dewasa untuk ikut menentukan agenda dan
melakukan kontrol terhadap pelaksanaan agenda yang telah diputuskan secara
bersama.
A. Partisipasi berarti apa yang di jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang
dijalankan bahu-membahu dengan masyarakat lainnya untuk membangun masa depan
bersama
B. Partisipasi berarti sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama untuk memberikan
sumbangan dalam pembangunan
3.Di kelurahan delitua siapa saja yang berhak untuk berpartisipasi dalam membuat
kebijakan publik…
A. Lembaga Pemerintahan
B. Masyarakat
C. Pemuda/i
4.Di kecamatan Delitua, tepatnya kelurahan Delitua yang paling berdampak dalam
memberi pendidikan politik hukum dalam partisipasi remaja terutama pemuda
adalah…
A. Agen pendidik
B. Keluarga
C. Lembaga pemerintahan maupun sosial
D. Organisasi kemasyarakatan
5.Bentuk partisipasi politik yang bersifat dominan yang telah dilakukan oleh pemuda
di kelurahan ini adalah…
1. Tahap penelitian
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
Pada tahap ini peneliti menganalisis dan mengolah data yang telah
dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan dengan menggunakan
B B
rumus P J A JB P P
A B
d. Penyusunan laporan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan melaporkan
hasil – hasil penelitian
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Penulis menggunakan lokasi penelitian di Kantor Lurah Deli Tua, Jl. Besar Delitua
No.34, Deli Tua Tim., Kec. Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 2035. Kami
memilih lokasi ini karena Kelurahan ini merupakan daerah yang pemuda-pemudinya sangat
aktif dalam membuat berpartisipasi di Kabupatem Deli Serdang. Hal ini yang menjadi daya
tarik tersendiri buat kami meneliti di Kelurahan Delitua karena merupakan salah satu dari dua
kelurahan yang ada di Deli Serdang yang forum remaja nya aktif yang di wadahi oleh PKPA
(Pusat Kajian dan Perlindungan Remaja).
De
Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 1
skr
2 ipsi
3
D
A B C D
20
Bahwa dari 20 dari 30 responden menjawab benar mengenai pengertian politik hukum
5 5
15
A B C D
A B C D
Bahwa 10
Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 3 dari 30
3 responden
menjawab
10
benar
8
mengenai
pengertian
partisipasi
9
menurut
A B C D
Keith Davis
10
20 10
A B C D 5
A B C D
Bahwa 20 dari 30 responden menjawab benar mengeani pengertian remaja menurut ahli Siti Sundari
Bahwa 10 dari 30 responden menjawab bahwa remaja harus mengikuti partisipasi dalam pembuatan
kebijakan karena mencakup pada memberikan suara dalam Pemilu dan berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan public, sementara yang dimaksud adalah peran
remaja dalam mengikuti partisipasi dalam kebijakan publik lebih kepad mengenai untuk menghindari
kegagalan bonus demografi pada tahun-tahun berikutnya yang akan datang.
15
A B C D
menjawab benar mengenai pengertian partisipasi yang paling tepat menurut pendapat masing-masing
responden
Jawaban
5 Respoden Untuk Soal Nomor 9
8
5 10
12 20
A B C D
A B C D
Bahwa 12 dari 30 responden menjawab benar mengenai yang paling berdampak dalam memberi
pendidikan politik hukum dalam partisipasi remaja terutama pemuda di kecamatan Delitua tepatnya
Kelurahan Delitua
Bahwa 20 dari 30 responden menjawab benar mengenai jenis partispasi yang telah diberikan
5
4
A B C D 12
A B C D
Bahwa 13 dari 30 responden menjawab benar mengenai contoh dari partisipasi politik konvensional di
Kecamatan Delitua
Bahwa 12
Jawaban Respoden Untuk Soal Nomor 13 dari 30
5 responden
menjawab
12
bahwa
A B C D
pembelajaran pendidikan politik hukum bagi pemuda untuk meningkatkan partisipasi di Kecamatan
Delitua didapat remaja/pemuda pada saat mereka SMA sedangkan pendidikan politik didapatkan
disetiap jenjang pendidikan
Bahwa 12 dari 30 responden menjawab benar mengenai pendidikan politik hukum yang telah
diberikan baik oleh pemerintah maupun lembaga social kepada pemuda di Kecamatan Delitua berupa
pendidikan dakam memakai surat suara dalam Pemilu
Penulis mengambil data kuantatif berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan angket
dan wawancara. Penulis menggunakan sampel sebanyak 30 orang responden. Kelurahan
Delitua ini juga mewadahi dari partisipasi remaja yaitu dibentuknya PKPA (Pusat Kajian dan
Perlindungan Remaja). Di lembaga ini, pemuda dapat mengeluarkan pendapat dan ide yang
mungkin kalu hal tersebut bagus layak untuk di realisasikan, mengikut sertakan pemuda
dalam kegiatan demokrasi yaitu pemilu. Menjadi pengurus, saksi TPS dan hal lainnya yang
dibutuhkan dalam hal ini. Di lihat dari pemilu tahun 2019 beberapa bulan lalu, jelas terlihat
partisipasi pemudanya yang ikut serta berperan dalam mengawasi keamanan di pesta
demokrasi itu. Dan dilihat kebanyakan dari petugas merupakan pemuda-pemudi di wilayah
sekitar, sangat sedikit orang tua yang ikut mengawasi hal tersebutr. Hal ini jelas, betapa aktif
dan percaya masyrakat kepada pemuda-pemudi dalam menjalankan atau ikut berpartispasi
untuk bangsa Indonesia. Perlu juga di wadahi dalam bidang olahraga, karena rakyat Indonesia
ini 50% merupakan pemuda, dan kita tau wilayah Indonesia ini sangat rawan akan kasus
narkoba dan berbagai hal lainnya yang menyimpang. Karena inilah di perlukan tingkat
partisipasi pemudayang tinggi agar pemuda lebih terarah dalam mengikut kan diri ke suatu
lembaga atau perkumpulan. Untuk itu, maka di sini sangat diperlukan perhatian dari
pemerintah agar memberi wadah seluas-luasnya untuk partisipasi pemuda dan untuk
menghindari terjadinya hal-hal negatif.
Pengujian Hipotesis
Bahwa dari hasil wawancara dan hasil angket dari 30 responden menyatakan bahwa
partisipasi pemuda sangat diperlukan untuk membangun suatu wilayah (kelurahan Delitua)
karena pemuda di wilayah ini sadar akan kebutuhan zaman yang semakin meningkat, dengan
hal ini ikut bergabung dalam partisipasi pemuda di wilayah ini sudah sedikit mendorong atas
kemajuan apa yang di butuhkan zaman ini. Untuk itu agar pemerintah lebih memperhatikan
pemuda/pemudi khususnya di Kelurahan Delitua ini untuk lebih d ikutkan dalam
berpartisipasi sebagaimana yang telah tercantum dalam Undang-Undang. Agar jelas antara
peraturan dan realitasnya.
A. Politik Hukum adalah aktivitas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan
cara-cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat dan
penerapannya.
B. Politik Hukum adalah berbicara bagaimana hukum bekerja dalam situasi politik tertentu.
C. hukum adalah penting memperhatikan suara dari kelompok masyarakat yang mayoritasnya
tidak punya akses untuk mempengaruhi opini publik.
D. Politik Hukum sebagai kegiatan – kegiatan memilih nilai- nilai dan menerapkan nilai –
nilai.
Bahwa 20 dari 30 responden menjawab dengan benar, bahwa pengertian dari politik hukum
adalah aktivitas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara-cara yang hendak
dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat dan penerapannya. Di sini berarti
banyak pemuda-pemudi di daerah kelurahan Deli Tua tahu mengenai hal dasar mengenai
pengertian politik hukum. 5 dari 30 responden memilih Politik Hukum adalah berbicara
bagaimana hukum bekerja dalam situasi politik tertentu, karena dari hasil wawancara mereka
lebih menganggap bahwa sanya politik hukum itu hanya berbicara mengenai hukum tersebut
dan tidak ada sangkut pada masyarakat karena jika ada itu hanya sistem semata. 3 dari 30
responden menjawab C. hukum adalah penting memperhatikan suara dari kelompok
masyarakat yang mayoritasnya tidak punya akses untuk mempengaruhi opini public, dengan
alasan melihat masyarakat mayoritas yang tidak punya akses opini public karena seharusnya
masyarakat yang banyak (mayoritas) itu seharusnya memiliki banyak hal mengenai
keterbukaan opini. 2 dari 30 responden menjawab D Politik Hukum sebagai kegiatan –
kegiatan memilih nilai- nilai dan menerapkan nilai – nilai karena responden melihat politik
hukum di Indonesia hanya menerapkan kegiatan seperti itu dan responden merasa hal itu
realita di negara kita
A. Pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban
dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Pendidikan politik adalah sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan
segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya
agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai manusia atau
warga negara.
C. Pendidikan politik adalah bagi generasi muda sejak dini amatlah vital dalam mendukung
perbaikan sistem politik di Indonesia.
D. Pendidikan politik adalah bagi masyarakat dalam segala kalangan usia diwujudkan dalam
kegiatan yang nyata.
A. Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian
tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.
B. Partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan
tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.
C. Partisipasi adalah menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta
penentuan kebijaksanaan.
D. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang
dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk membangun
masa depan bersama.
A. remaja “adolescene” diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa remaja
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
B. remaja merupakan peralihan dari masa remaja dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
D. remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status remaja.
B. Karena untuk mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum.
D. Memberikan peluang yang luas kepada rakyat untuk berpartisipasi secara efektif dalam
proses pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan publik serta persamaan bagi
seluruh warga negara dewasa untuk ikut menentukan agenda dan melakukan kontrol terhadap
pelaksanaan agenda yang telah diputuskan secara bersama.
5 dari 30 responden menjawab A, 10 dari 30 responden menjawab B, 5 dari 30
responden menjawab C, 10 dari 30 responden menjawab D. jawaban yang benar
adalag C. untuk meghindari kegagalan pada bonus demografi. Namun responden
hanya 5 dari 30 yang memilih ini karena responden tidak kepikiran kepada bonus
demografi dan responden tidak mengetahui secara jelas apa itu bonus demografi.
Untuk mendorong aktif kegiatan demokrasi untuk semua proses kepemiluan. Dengan
alasan pemuda itu lebih sering diguremajaan/akrif (berpartisipasi) dalam hal
demokrasi tepatnya pemilu, sebagai pengawas atau penjaga TPS karena saat itu
pemuda sedang dalam performa baru dalam artian baru bisa memilih
10 dari 30 responden menjawab D.Memberikan peluang yang luas kepada rakyat
untuk berpartisipasi secara efektif dalam proses pengambilan keputusan yang
menyangkut kebijakan publik serta persamaan bagi seluruh warga negara dewasa
untuk ikut menentukan agenda dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan agenda
yang telah diputuskan secara bersama. Karena dalam sistem demokrasi Indonesia siap
saja berhak dan wajib dalam berpartispasi untuk kemajuan negara dalam hal ini ini
kemajuan kelurahan Deli Tua.
b. Partisipasi berarti sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama untuk memberikan
sumbangan dalam pembangunan
d. Partisipasi berarti ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan
pembangunan dan ikut memanfaatkan serta menikmati hasil dari pembangunan
tersebut
7.Di kelurahan delitua siapa saja yang berhak untuk berpartisipasi dalam membuat kebijakan
publik…
a. Lembaga Pemerintahan
b. Masyarakat
c. Pemuda/i
d. Semua jawaban benar
15 dari 30 responden menjawab A. 5 dari 30 responden menjawab B, 5 dari 30 responden
menjawab C. 5 dari 30 responden menjawab D. Dari hasil sampel terbukti wilayah ini sangat
terbuka dan menerima siapa saja yang berpartisipasi dalam membuat kebijkan publik. Hal ini
memicu rsa semangat seluruh elemen masyarakat baik lembaga pemerintah, masyrakat itu
sendiri serta pemuda/pemudi generasi emas bangsa Indonesia tau haknya dalam bernegara ini
bukan hanya menuntut kewajiban.
8. Di kecamatan Delitua, tepatnya kelurahan Delitua yang paling berdampak dalam memberi
pendidikan politik hukum dalam partisipasi remaja terutama pemuda adalah…
a. Agen pendidik
b. Keluarga
d. Organisasi kemasyarakatan
9. Jenis partisipasi yang telah diberikan oleh pemerintah kepada pemuda di kelurahan
Delitua berupa…
a. Partisipasi interaktif
b. Partisipasi dengan cara memberikan informasi
c. Partisipasi fungsional
d. Self mobilization
10.Bentuk partisipasi politik yang bersifat dominan yang telah dilakukan oleh pemuda di
kelurahan ini adalah…
11.Contoh dari partisipasi politik konvensional di kecamatan delitua oleh pemuda antara
lain....
d. Perang gerilya
b. Saat di SMP
c. Saat di SMA
13. Pendidikan politik hukum yang telah diberikan baik oleh pemerintah maupun lembaga
sosial kepada pemuda di kelurahan Delitua berupa…
a. Pendidikan dalam memakai surat suara dalam kegiatan pemilu
b. Sosialisasi tentang partisipasi dalam pembuatan dalam kebijakan publik
c. Pendidikan untuk mengambil bagian dalam kepemerintahan itu sendiri
d. Semua jawaban benar
12 dari 30 responden menjawab A, 6 dari 30 responden menjawab B, 7 dari 30
menjawab C, 5 dari 30 responden menjawab D. Jawaban yang tepat adalah A
Pendidikan dalam memakai surat suara dalam kegiatan pemilu. Kelurahan Delitua
merupakan pemuda-pemudi terkenal aktif. Untuk politik hukum yang telah diberikan
seperti pendidikan dalam memakai surat suara dalam kegiatan pemilu, sosialisasi
tentang partisipasi dalam pembuatan dalam kebijakan publik, pendidikan untuk
mengambil bagian dalam kepemerintahan itu sendiri ini telah dilaksremajaan.
Mengenai options B masyarakat merasa kurang sosialisasi tentang partisipasi dalam
pembuatan dalam kebijakan public karena pendidikan politik hukum itu pemerintah
lebih mengajarkan kepada hal dalam pesta demokrasi
14. Yang menjadi faktor paling pendorong pendidikan politik hukum dalam tingkat
partisipasi generasi muda adalah...
b. Status ekonomi
c. Perbedaan gender
15. UU yang mengatur tentang pendidikan politik bagi generasi muda yaitu..
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari beberapa definisi partisipasi adalah keterlibatan suatu individu
atau kelompok dalam pencapaian ujuan dan adanya pembagian kewenangan atau tanggung
jawab bersama. Partisipasi yang paling tinggi adalah dimana kondisi remaja-remaja
mempunyai inisiatif dan berkoordinasi dalam pengambilan keputusan bersama dengan orang
dewasa. karena sesungguhnya pemenuhak hak partisipasi remaja tersebut adalah mendorong
orang dewasa untuk menjamin terbangunnya dialog, bertukar gagasan dalam posisi yang
setara.
Maka Hak Partisipasi remaja selayaknya terjadi di semua lingkungan dan kegiatan
yang berkaitan dengan remaja, misalnya di lingkungan keluarga atau di tempat pengasuhan
dalam menentukan atau memilih Sekolah. Seperti saat ini masa tahun ajaran baru PPDB
2018-2019.
B. Saran
Alston, Philip. 2013. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta. Pusham UII
Agustin, Neni .2014. Partisipasi Politik Remaja (Pemilih Pemula) Pada Pemilukada
Mojokerto Tahun 2010 Di Desa Sumber Tanggul Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto. Mojokerto.Universitas Negeri Surabaya. Vol 1 Nomor.2
Lestari, Eta Yuni .2013. Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Walikota
Semarang Di Kota Semarang. Semarang.Universitas Negeri Semarang. Vol 29 Nomor.1
Z,Amin,Naya. 2016. Dalam Jurnal : Politik Hukum Dan Ham ( Kajian Hukum Terhadap
Kewajiban Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia ).
Volume 1. No 2. Jakarta
Neta,Yulia. 2011. Dalam Jurnal : Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia Dalam Konsep Negara
Hukum (Qua Vadis Demokrasi Dan Ham Di Indonesia Di Era Globalisasi).
Subekti,Slamet. Dalam jurnal : Menakar Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia: Hasil
Survei Skala Lokal Sampai Global. Volume 19. No 1. Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro.
Rizki, Devi Ayu. 2015. Pemenuhan Hak Partisipasi Remaja Melalui Forum Remaja Dalam
Implementasi Kebijakan Kota Layak Remaja Di Kota Bandung.Volume 5.Nomor 1.Social
Work Jurnal