Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Epistimologi Doa
Dosen Pengampu : Dr. Agus Riyadi, M.S.I
Disusun oleh :
Syarifuddin Affandi (1501016141)
Siti Asiyah (1701016001)
Titin Khoiro U mmatin (1701016002)
Muhammad Shodiq (1701016004)
Feli Dwi Anggita (1701016006 )
Afriansyah Firdiawan A. (1701016007 )
Secara Etimologi Al- Azhari mengatakan, sihir adalah suatu pekerjaan untuk
mendekati setan dan meminta pertolongan kepadanya. Menurutnya pengertian asal sihir
adalah mengalihkan sesuatu dari wujud yang sebenarnya kepada wujud lain. Ketika
tukang sihir melihat yang batil dalam bentuk hak dan membayangkan seseatu dalam
wujud yang bukan sebenarnya, berarti ia telah menyihirnya dari wajahnya, yakni
mengalihkannya.
Menurut Ibnu Faris , sihir adalah memperlihatkan kebatilan dalam bentuk hak
( Kebenaran ) . Dalam Al- Mu’jam al- Wasith disebutkan, sihir merupakan sesuatu yang
memakai cara lembut dan halus. Sementara dalam Muhith, dinyatakan sihir adalah
memperlihatkan sesuatu dalam bentuk kebalikannyayang paling indah, sehingga
mempesona.
Secara terminologi, Fakhruddin Al- Razi mengatakan, sihir adalah istilah syara’
dikhususkan bagi sesuatu yang penyebabnya tidak terlihat ( samar), terbayang dalam
wujud yang bukan sebenarnya, dan berlangsung melalui pemutarbalikan dan tipuan.
Menurut Ibnu Qudsamah , sihir adalah bundlan ( buhul ), mantera- mantera dan
ucapan yang diucapkan atau ditulis, atau mengerjakan sesuatu yang menimbulkan
pengaruh pada badan, hati atau akal orang yang terkena sihir, dengan tidak
menyentuhnya. Diantara sihir ada yang bisa membunuh, menjadikan sakit, menyebabkan
seseorang tidak mampu melakukan hubungan seksual dengan istrinya, menceraikan
hubungan suami istri, membuat orang marah, atau menimbulkan rasa cinta diantara dua
orang.
Jadi sihir adalah kesepakatan atau perjanjian antara tukang sihir dengan setan,
dengan syarat, tukang sihir harus melakukan perbuatan – perbuatan haram atau syirik,
sebagai imbalan dari bantuan, dan kepatuhan setan kepadanya.1
1
Wahid Abdussalam, 1995, Ilmu Sihir dan Penangkalnya, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu ). Hal. 1-2.
B. Hukum Sihir Menurut Islam
1. Pendapat Imam Malik
Tukang sihir yang melakukan sihir, dan sihir tersebut tidak dikerjakan
oleh orang lain maka ia bagaikan orang yang disebutkan dalam Al- Qur’an :
Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang
menukarnya (kitab Allah ) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat. (QS. Al- Baqoroh/2:102 ).
Karena itu menurut pendapat Imam Malik dia harus dibunuh, apabila dia yang
melakukannya sendiri.
2. Pendapat Ibnu Qudamah
Hukuman ( had) bagi tukang sihir adalah dibunuh, sesuai yang
diriwayatkan dari Umar, Ustman ibn’Affan, Ibnu Umar, Hafshah, Jundub ibn
Abdillah, Jundub ibn Ka’ab, Qois ibn Sa’ad, dan Umar ibn Abd al- Aziz , ini
adalah pendapat Ibnu Hanifah dan Malik.
3. Pendapat Ibnu Qurtubhy
Ahli- ahli Fiqih ( Fuqaha) berbeda pendapat tentang hukuman bagi sihir
Muslim dan non Muslim, Menurut Imam Malik, seseorang Muslim yang dalam
melakukan sihirnya itu boleh dia sendiri yang melalui ucapan maka hukumnya
adalah kufur dan harus dibunuh. Ia tidak perlu diminta untuk bertaubat bahkan
taubatnya tidak diterima. Perbuatannya sama dengan Zindiq dan berbuat Zina.
4. Pendapat Ibn al- Mudzir
Apabila ada seseorang mengakui bahwa ia telah melakukan sihir dengan
ucapan, maka ia telah kafir dan wajib dibunuh , bila tidak bertaubat. Demikian
pula apabila terdapat bukti yang jelas, berupa ucapan, hukumanya adalah kufur.
Tetapi apabila ucapan yang digunakan tidak mengandung kufur maka tidak boleh
dibunuh.
Apabila pada diri seseorang yang disihir itu menimbulkan tindak
kejahatan (jinayah) yang mengharuskan Qishash, maka hukumannya adalah
Qishash, kalau me,mang disengaja. Tetapi apabila kejahatan yang ditimbulkannya
tidak termasuk dslam hukuman qishash , dia harus membayar tebusan (diyah).
5. Pendapat Ibnu Katsir
Ada pendapat yang mengatakan bahwa tukang sihir itu tidak kafir, namun
hukumannya adalah dibunuh, sebahaimana yang diriwaytakan oleh al- Syafi’I dan
Ahmad dari Sufyan ibn’ Uyainah dari ‘Amr ibn Dinar, bahwa ia mendengan
Bajlah ibn abadah berkata “ Uamar ibn al- Khuttab ra memerintahkan untuk
membunuh tukang sihir, baik laki- laki maupun perempuan” Maka kami (Baljah
ibn Abadah ) membunuh tiga orang tukang sihir wanita , menurut Ibn Katsir,
hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahihnya.
6. Pendapat Ibn Hajar
Menurut pendapat Imam Malik, hukuman bagii tukang sihir adalah sama
dengan hukuman bagi Zandiq . Karena itu taubatnya tidak diterima dan harus
dibunuh sebagai hukuman (had) apabila dia terbukti membunuh dengan sihirnya.
Pendapat ini disepakati oleh Imam Ahmad. Sedangkan Al-Syafi’i berpendapat,
bahwa sihir itu tidak dibunuh, kecuali ia mengaku telah membunuh dengan
sihirnya.
Dari pendapat mayoritas (jumhur) ulama, tukang sihir harus dibunuh,
selain Asafi’i yang berpendapat bahwa tukang sihir tidak harus dibunuh, kecuali
ia telah membunuh dengan sihirnya. Jadi, dibunuh itu sebagi hukuman Qishash.2
C. Kegunaan sihir
1. Sihir perceraian
Digunakan untuk menceraikan suami istri atau Untuk menimbulkan permusuhan
antara orang yang bersahabat
2. sihir mahab'ah atau guna-guna
2
Wahid Abdussalam, 1995, Ilmu Sihir dan Penangkalnya, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu ). Hal. 47-51.
Digunakan oleh perempuan agar terlihat menarik
3. Sihir menipu penglihatan (hypnotis)
Tukang sihir mendatangkan sesuatu yang diketahui oleh orang. Kemudian
mengucapkan mantra lalu meminta bantuan setan sehingga orang melihat sesuatu itu
tidak sebagaimana sebenarnya.
4. Sihir gila
Jin yang ditugasi Penyihir masuk ke dalam jasad sasaran dan diam di otaknya,
kemudian menekan sel-sel otak yang berkaitan dengan daya pikir; saat itulah gejala
pada sasaran seperti orang gila
5. Sihir lesu
Jin diperintahkan untuk berdiam di otak sasaran dan mempengaruhinya agar
mengisolasi diri dan menutup diri
6. Sihir suara panggilan
Jin ditugasi menyibukkan orang yang disihir baik waktu tidur maupun jaga, jin itu
menampakan diri dalam tidur orang itu berupa binatang yang mengancamnya atau
memanggil-manggil nya juga kadang-kadang seperti suara manusia yang dikenal
orang itu atau mendengar suara-suara aneh.
7. Sihir penyakit
Sihir penyakit ialah yang digunakan untuk membuat orang sakit.
8. sihir pendarahan
Oleh penyihir jin ditugasi untuk mengeluarkan darah, dengan cara masuk ke dalam
jasad (biasanya wanita) dengan cara masuk ke dalam jasad wanita itu dan berjalan di
urat bersama darah.
9. Sihir menghalangi pernikahan
Tukang sihir meminta nama gadis yang akan menikah, nama ibunya dan salah satu
benda bekas pakaiannya. Lalu penyihir menugasi jin menempel gadis tersebut dan
masuk pada gadis itu ketika gadis tersebut dalam satu dari empat keadaan yang
memungkinkan, yaitu keadaan sangat takut, sangat marah, sangat lalai, gejolak nafsu
syahwat.3
D. Macam- macam Sihir
3
Syukriyadi Sambas, Tata Sukayat. Quantum Doa:membangun Keyakinan agar Doa Tidak Terhijab dan
Mudah,Bandung:Hikmah, halaman 87-88
1. Menurut Al- Razi,
Abu Abdillah Al- Razi membafi sihir menjadi delapan macam :
a. Sihir bangsa keledonia dan kasydan penyembah planet yang tujuh. Mereka
meyakini bahwa planet- planet tersebuh sebagai pengatur alam, pembawa
kebaikan dan kejahatan. Kepada ini lah Allah mengutus Nabi Ibrahim As.
b. Sihir orang- orang yang senang berprasangka dan orang- orang yang mempunyai
jiwa yang kuat. Alasannya adalah prasangka itu memiliki pengaruh
c. Meminta pertolongan jin, kontak dengan jin dianggap sangat mudah yaitu melalui
mantera- mantera dan asap, hal semacam ini disebut ajimat dan kerja paksa.
d. Khalayan, mempengaruhi mata dan permainan sulap.
e. Perbiuatan- perbuatan aneh yang dilakukan melalui tumpukan alat- alat yang
disusun berdasarkan bentuk arsitektur.
f. Meminta pertolongan dengan khusus obat- obatan, yakni yang terdapat dalam
makanan dan minyak.
g. Mempengaruhi hati. Caranya adalah tukang sihir mengaku mengenal nama
“Orang besar’ dan jin patuh kepadanya serta melaksanakan apa yang
diperintahkannya.
h. Mengadu domba dan melakukan pendekatan dengan cara halus dan lembut.
Karena secara etimologi sihir adalah sesuatu yang halus dan samar.
4
Wahid Abdussalam, 1995, Ilmu Sihir dan Penangkalnya, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu ). Hal. 29-33.
E. Jenis-Jenis Sihir
1. Sihr al-kazhibi
Adalah jenis sihir yang sering dilakukan oleh seseorang untuk
memengaruhi perasaan dan pikiran orang lain dengan bahasa-bahasa yang halus
dan lembut yang penuh dengan penuh dengan kebohongan. Tipuan jenis ini sering
digunakan oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pedagang, penyanyi,
penyair, peramal, sastrawan, dan orang yang sedang dimabuk cinta.
Pedagang yang sering mempromosikan dagangannya dengan bujuk rayu
yang penuh dengan kebohongan hingga orang yang melihatnya terpengaruh untuk
membelinya, adalah penyihir. Penyair yang mengungkapkan perasaan dan daya
khayalnya dalam karya-karya sastranya hingga orang yang membacanya
mengikuti khayalannya yang penuh dengan kebohongan dan kemaksiatan, adalah
penyihir.
Didalam Al-Qur’an, Allah memberitahukan kepada umat islam tentang
penyair yang mengikuti bisikan setan dan banyak berdusta,
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun?
Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka
menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang pendusta. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang
yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap-tiap
lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri
tidak mengerjakan (nya) ?” (Q.S Asy-Syu’araa: 221-226)
2. Sihr al-‘aini
Adalah jenis sihir yang dapat memengaruhi pandangan mata dan daya
khayal seseorang, orang-orang yang tergolong dalam jenis sihir ini para tukang
sulap, seperti David Copperfield dan pesulap-pesulap lainnya. Mereka adalah
golongan kafirin. Adapun dari golongan orang-orang yang muslim, biasanya sihir
jenis ini sering datang kepada para ahli bid’ah, khurafat, dan orang-orang
musyrik.
Para penyihir dari jenis ini dapat memengaruhi pandangan mata orang
dengan memamerkan keahliannya yang dibantu oleh setan. Diantara mereka ada
yang dapat menghilangkan pesawat terbang yang sedang parkir dihanggarnya dari
pandangan mata orang yang melihatnya. Ada juga yang dapat menyulap sapu
tangan menjadi merpati putih yang dapat terbang. Pada zaman Nabi Musa a.s
pernah terjadi sihir dari jenis ini, yaitu ketikan Fir’aun memanggil tukang sihir
untuk diadu dengan Musa a.s.
Ketika para penyihir itu melemparkan tali, terlihat oleh Musa sebagai ular-
ular kecil yang menakutkan orang yang melihatnya. Hal ini sebagaimana firman
Allah dalam Al-Qur’an,
“Pandangan mata (al-‘aini) adalah benar adanya dan dapat didatangi setan.”
(Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a.)
“Barangsiapa melihat sesuatu yang mengesankan, hendaknya ia mengucap
‘Masya Allah. Tidak ada daya upaya kecuali dengan kekuatan Allah,’ maka ia
tidak akan terkena bahaya (Sihir al-‘aini).”
Kedua hadits tersebut menunjukan adanya sihir setan yang dapat melalui
pandangan mata. Sihir yang melalui pandangan mata ini dapat berbentuk seperti
tipuan mata (sulap) dan memengaruhi pikiran seseorang supaya mengikuti apa
yang penyihir inginkan.
3. Sihr al-qulubi
Adalah jenis sihir yang terjadi karena adanya keanehan pada diri
seseorang yang senang melakukan amalan-amalah hati, seperti orang yang senang
mengamalkan mantra-mantra tertentu, senang bertapa didalam gua-gua atau
tempat-tempat keramat, melakukan puasa mutih, dan hal-hal lainnya yang tidak
diajarkan oleh islam. Umat islam yang sering mendapatkan keanehan dari jenis
sihir ini adalah para ahli bid’ah, khurafat, dan kemusyrikan. Keahlian yang
mereka miliki biasanya dengan praktek pengobatan yang sering berada ditengah-
tengah masyarakat. Orang yang setelah mengamalkan zikir-zikir tertentu
kemudian mampu mengobati orang-orang yang terkena penyakit kronis, berarti ia
memiliki sihr al-qulubi. Umat islam yang menyenangi sihir ini telah diancam oleh
Allah dengan firman-Nya,
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan
sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-
syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada
manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil
yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu),
sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat
itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami)
dengan isterinya.” (Q.S Al-Baqarah:102)
Tukang-tukang santet itu biasa mengamalkan mantra-mantra yang
diajarkan oleh generasi pendahulunya, yang sudah diajarkan secara turun-
temurun. Mantra yang mereka pakai adalah jenis mantra-mantra yang diajarkan
atau dibisikkan setan kepadanya.
Berikut ini beberapa penjelasan tentang usaha menjaga diri dari bahaya sihir
sebelum terjadi, begitu pula usaha dan cara pengobatannya bila terkena sihir, yakni cara-
cara yang dibolehkan menurut hukum syara :
1. Tindakan prefentif, yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya sihir sebelum terjadi.
Cara yang paling penting dan bermanfaat ialah penjagaan dengan melakukan dzikir
yang disyari'atkan. membaca do'a dan ta'awwudz sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Diantaranya seperti dibawah ini :
a. Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu sesudah membaca wirid
yang disyari'atkan ba'da salam, demikian pula dibaca ketika akan tidur. Karena
ayat Kursi termasuk ayat yang paling besar nilainya didalam Al-Qur'an.
Rasulullah saw bersabda dalam salah satu hadits Shahihnya yang artinya :
Barang siapa yang membaca ayat Kursi pada malam hari, AIlah senantiasa
menjaganya dan syaithon tidak akan mendekatinya sampai subuh.
b. Membaca Surat AI-lkhlas, Surat Al-Falaq dan Surat An-Naas pada setiap selesai
shalat lima waktu, dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi
hari sesudah shalat shubuh, dan menjelang malam sesudah shalat maghrib, sesuai
dengan Hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i.
5
Syukriyadi Sambas, Tata Sukayat. Quantum Doa:membangun Keyakinan agar Doa Tidak Terhijab dan
Mudah,Bandung:Hikmah, halaman 89-91
c. Membaca dua ayal terakhir dan Surat Al-Baqarah ayat 285-286, pada permulaan
malam, sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya :
Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir dari Surat AI-Baqarah pada
malam hari. cukuplah kedua (ayat tersebut) baginya (maka ia akan terpelihara
dari kejahatan).
Berikut ini ada beberapa hal yang harus dilakukan seorang muslim dalam
mengantisipasi godaan dan bahaya sihir setan.
a. Jagalah keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya dari segala kemusyrikan, antara
lain jangan percaya kepada jimat, jangan takut kepada setan, jangan menganggap
mereka sebagai pemimpin, jangan berkenalan dan meminta perlindungan mereka, dan
jangan mempercayai ramalan-ramalah dukun.
6
Syekh Abdul Aziz, Hukum sihir dan Perdukunan hlm. 14-18
“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman
dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah
atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang
mempersekutukannya dengan Allah. (Q.S An-Nahl: 99-100).
“....Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang
lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.” (Q.S Al-Maa’uun: 4-6)
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.”
(Q.S Al-Ahzab:41-42)
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Q.S Al-A’raaf: 205)
d. Berdoalah kepada Allah dengan khusyu’ dengan suara yang lembut didalam hati dan
tidak perlu keras-keras karena Allah Maha Mendengar dan Maha mengetahui apa
yang terbetik didalam hati kita.
“Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan suara yanglembut.
Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S Al-
A’raaf : 55)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. “
(Qaaf:16)
e. Biasakanlah membaca Al-Qur’an serta berusaha memahami dan mengkaji artinya,
dan janganlah memilih-milih surah ataupun ayat-ayat dalam membaca Al-Qur’an
karena tidaklah surah Yasiin lebih utama dari surah lainnya, begitu pula sebaliknya.
“Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.”
(Q.S Fushilat: 42)
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S Al-A’raaf : 204)
f. Tidak mengamalkan perkara-perkara yang subhat (meragukan) dan yang bid’ah.
Rasulullah saw bersabda,
“Tiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap
kesesatan akan masuk neraka.” (HR Muslim)
“Barangsiapa membuat suatu aturan /ajaran yang baru dalam urusan agama maka
tertolak.” (HR Bukhari)
Allah berfirman,
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya....” (Q.S Al-Israa’:36)
h. Mensyukuri nikmat apapun yang diberikan Allah kepada kita dan selalu sabar dalam
menghadapi musibah.
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Q.S Al-
Baqarah:152)
i. Menyadari betul dengan sepenuh hati bahwa Allah adalah sumber dari segala sumber
penggerak, bahkan daun yang jatuh sekalipun semata-mata karena kehendak Allah.
“... tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan
tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Q.S
Al-An’am: 59)
j. Rela menerima segala ketentuan Allah dan Rasul-Nya sebagai bukti syahadat kita
kepada Allah dan Rasul-Nya.
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al
Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang
menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Q.S Az-Zukhruf: 36)7
7
Abu Aqila, Kesaksian Raja Jin: Meluruskan Pemahaman Alam Gaib dengan Syariat,
(Jakarta :Senayan Abadi Publishing, 2004), hlm. 120-129
(dari kesusahan dan sihir). Bijinya sebagai penangkal dari tujuh puluh dua macam
penyakit., maka obatilah penyakitmu dengannya, demikian juga pengobatan dengan
Kundur ( Kemenyan arab).
3. Diriwayatkan dari Imam Ridha as. , ketika beliau melihat seseorang yang terkena
ayan , beliau meminta segelas air. Setelah air itu dibacakan surat Al- Fatihah, Al-
falaq, dan An- Nas lalui ditiupkan padanyakemudian diperintahkan dibasuhkan pada
kepala dan wajahnya. Maka dia akan sadar dan sembuh. Beliau berkata kepadanya “
Dia tidak akan terkena ayan lagi”.
4. Diriwayatkan dari nabi SAW, yang bersabda “ Barang siapa yang terkena lemparan
atau dilempar oleh jin, maka ambilah batu yang dia lemparkan kemudian dilemparkan
kembali dari (arah ) mana dia melemparkan seraya membaca do’a ini :
ليس وراء اهلل منتهى، ومسع اهلل ملن دعا,حسيب اهلل وكفى
“Cukuplah Allah bagiku sebagai pelindung! Allah maha mendengar bagi siapapun
yang menyeru- Nya, tidaklah dibelakang Allah itu berfikir”
Dan manfaat untuk keamanan dari gangguan jin adalah memelihara ayam jantan dan
betina serta anak kambing (berumur satu tahun ) di rumahnya. Juga untuk keamanan
darigangguan jin saat dalam perjalanan, dipadang sahara dan di tempat- tempat yang
menakutkan
5. Diriwayatkan dari Imam Shadiq as, berkata .” Letakan tanganmu diatas kepala sambil
membaca ayat dibawah ini dengan suara keras .
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
( Qs Al- Imran 83)
6. Diriwayatkan juga dari Imam Shadiq as, “Apabila jin beraksi menakut- nakutimu,
kumandangkanlah adzan sholat”.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sihir adalah kesepakatan atau perjanjian antara tukang sihir dengan setan,
dengan syarat, tukang sihir harus melakukan perbuatan – perbuatan haram atau
syirik, sebagai imbalan dari bantuan, dan kepatuhan setan kepadanya.Dari
pendapat mayoritas (jumhur) ulama, tukang sihir harus dibunuh, selain Asafi’i
yang berpendapat bahwa tukang sihir tidak harus dibunuh, kecuali ia telah
membunuh dengan sihirnya. Jadi, dibunuh itu sebagi hukuman Qishash. Macam-
Macam sihir dibagi menjadi dua yaitu Al Razi dan Al Raghib. Allah telah
mensyari'atkan kepada hamba-Nya supaya mereka menjauhkan diri dari kejahatan
sihir sebelum terjadi pada diri mereka, dan Allah menjelaskan pula tentang
begaimana cara pengobatannya bila ia terjadi pada diri mereka. Ini merupakan
rahmat dan kasih sayang Allah, kebaikan dan kesempurnaan mkmat-Nya kepada
hamba-Nya.
Cara yang paling penting dan bermanfaat ialah penjagaan dengan
melakukan dzikir yang disyari'atkan. membaca do'a dan ta'awwudz sesuai dengan
tuntunan Rasulullah saw. Diantaranya seperti Membaca ayat Kursi setiap selesai
shalat lima waktu sesudah membaca wirid yang disyari'atkan ba'da salam,
demikian pula dibaca ketika akan tidur, Membaca Surat AI-lkhlas, Surat Al-Falaq
dan Surat An-Naas pada setiap selesai shalat lima waktu, dan membaca ketiga
surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah shalat shubuh, dan
menjelang malam sesudah shalat maghrib, sesuai dengan Hadits riwayat Abu
Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i, Banyak membaca ta'awwudz dengan menggunakan
kalimah Allah yang sempurna untuk memohon perlindungan diri dari kejahatan
makhluk ciptaan Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Aqila, Abu. 2004.Kesaksian Raja Jin: Meluruskan Pemahaman Alam Gaib Dengan
Syariat, (Jakarta :Senayan Abadi Publishing).
Syekh Abdul Aziz, Hukum Sihir Dan Perdukunan Hlm. 14-18
Sambas, Syukriyadi, Tata Sukayat. Quantum Doa:Membangun Keyakinan Agar Doa
Tidak Terhijab Dan Mudah,Bandung:Hikmah
Wahid, Abdussalam. 1995. Ilmu Sihir Dan Penangkalnya, (Ciputat: PT Logos
Wacana Ilmu ).