JUDUL MATERI
“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEGAWATAN SYOK KARDIOGENIK
AKIBAT INFARK MIOKARD AKUT ”
MATA KULIAH
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berkenaan dengan “Asuhan Keperawatan Pada Kegawatan Syok Kardiogenik Akibat Infark
Miokard Akut”
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada Mata
Kuliah Keperawatan Gawat Darurat di Program Studi lmu Keperawatan Stikes Hang Tuah
Surabaya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun
makalah ini baik dari segi moril dan materil). Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada
Merina Widyastuti S. Kep, Ns, M.Kep. selaku penangguang jawab dan dosen mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak
untuk perbaikan makalah ini.Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi yang membaca dan bagi pengembangan ilmu keperawatan
A. DATA UMUM :
Jenis Kelamin :
· Pria Dan Wanita Adalah 8 : 1. Satu Dari Empat Laki-Laki Dan Satu Dari Lima
Perempuan Meninggal Setiap Tahun
Umur :
· Pada Laki-Laki Adalah Usia 50-60 Tahun, Sedangkan Pada Perempuan Adalah
Usia 60-70 Tahun
· Banyak Studi Menunjukkan Hanya Sekitar 3,0 % Dari Semua Kasus Terjadi
Pada Usia Dibawah 40 Tahun
Sumber : Cipto Susilo, 2015, The Indonesian Journal Of Health Science, Vol. 6 , No. 1,
Identifikasi Faktor Usia, Jenis Kelamin Dengan Luas Infark Miokard Pada Penyakit
Jantung Koroner (Pjk) Di Ruang Iccu Rsd Dr. Soebandi Jember.
Faktor Berisiko :
AIRWAY : CIRCULATION :
Tidak ada masalah pada airway namun bisa Takikardia, kulit pucat dan dingin, berkeringat,
tersumbat jika pasien tidak sadar dan pangkal peningkatan CVP, aritmia
lidah jatuh ke belakang
Hypotensi, Pols cepat/lemah, Kulit: dingin, pucat,
sianosis, distensi vena jugular
DISABILTY :
BREATHING :
Pasien bisa mengalami penurunan kesadaran
akibat hipoksia
Sianosis pada bibir dan bantal kuku,
Peningkatan RR, Keluhan sesak napas
EXPOSURE :
Crackles/whezing, edema paru
Pasien bisa mengalami penurunan kesadaran
akibat hipoksia, Status mental; letargi, koma
Keluhan yang paling sering menjadi alasan pasien untuk meminta pertolongan pada
tenaga kesehatan seperti, dispnea, kelemahan fisik, dan edema sistemik
Sumber : Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2,
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada pasien apakah pasien
sebelumnya menderita nyeri dada khas infark miokardium, sesak nafas berat, hipertensi,
DM, atau hiperglipidemia. Tanyakan juga obat obatan yang biasanya diminum oleh
pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga alergi yang dimiliki
pasien.
Sumber : Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2,
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
B1 (Breathing):
B2 (Blood):
B3 (Brain):
- Dalam keadaan normal, aliran darah serebral biasanya menunjukkan autor regulasi yang
baik yaitu dengan usaha dilatasi sebagai respon terhadap berkurangnya aliran darah atau
iskemia. Namun pengaturan aliran darah serebral ternyata tidak mampu mempertahankan
aliran dan perfusi yang memadai pada tekanan darah dibawah 60 mmHg. Selama hipotensi
berat, gejala-gejala defisit neurologi dapat ditemukan.
B4 (Bladder):
B5 (Bowel):
B6 (Bone):
- Penurunan ADL
- Kelemahan otot
Evaluasi umum:
a. Pemeriksaan laboratorium
- Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal,
terapi diuretic.
- AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik atau hipoksemia dengan
peningkatan tekanan karbondioksida.
- Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal
infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase
Laktat/LDH, isoenzim LDH)
.
b. Radiologi.
- Menunjukkan pembesaran jantung atau normal Bayangan mencerminkan dilatasi
atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan
pulmonal.
- Edema paru interstisial / alveolar
- Mungkin ditemukan efusi pleura
c. Elektrokardiogram
Memberikan evaluasi umum seperti :
- Umumnya menunjukkan infark miokard akut dengan atau gelobang Q
- Elektrikal alternans menunjukkan adanya efusi pericardial dengan tamponade
jantung
Evaluasi Khusus
a. Elektrokardiografi
Evaluasi khusus sangat penting untuk menilai :
- Hipokonesis berat ventrikel difus / segmental (bila berasal dari infark miokard )
- Efusi pericardial
- Katup mitral dan aorta yang mengalami regurgitasi maupun stenosis
- Ruptur septum
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. PENURUNAN CURAH JANTUNG (Nanda,2015).
DEFINISI :
Ketidak kuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metablisme
tubuh
Subjectif
Perubahan irama jantung Subjectif
(palpitasi), Lelah, Dipsnea, PND 1. Perilaku/emosional
Ortpnea, Batuk Cemas - Gelisah
DEFINISI :
Peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intraseluler
(Nanda,2015).
3. INTOLERANSI AKTIVITAS
DEFINISI :
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
DATA MAYOR : DATA MINOR :
Tanda mayor Tanda minor
Subjektif Subjektif
Mengeluh Lelah 1. Dispnea saat/setelah aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah
Objektif beraktivitas
Frekuensi jantung meningkat >20% 3. Merasa lemah
dari kondisi istirahat
Objektif
1. Tekanan darah berubah >20% dari
kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukan aritmia
saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukan iskemia
4. Sianosis
DEFINISI :
Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme
tubuh
Terapeutik
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah di area keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas dengan koterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan pemasangan
toumiquet pada area yang cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi
Edukasi
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan mengecek air mandi untuk
menghindan kulit terbakar
- Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan, dan pene
kolesterol, ika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah secara teratur
- Anjurkan menghindari penggunaan obat
penyekat beta
- Anjurkan mellakukan perawatan kulit yang
tepat (mis, melembabkan kulit kenng
kaki)
- Anjurkan program rehabilitasi vaskular
arkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (rendah lemak jenuh, omega 3)
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan (mis. rasa sakit hilang eaat
Istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
(Nanda,2015).
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Cipto Susilo, 2015, The Indonesian Journal Of Health Science, Vol. 6 , No. 1,
Identifikasi Faktor Usia, Jis Kelamin Dengan Luas Infark Miokard Pada
Penyakit Jantung Koroner (Pjk) Di Ruang Iccu Rsd Dr. Soebandi Jember.
2. Dani J.G ,2012,“Characteristic Of Patients With Myocardial Infarction In
Immanuel Hospital Bandung Period 1 January 2012 - 31 December 2012”,
Jurnal Kardiologi Indonesia-Volume 32 No.4, Fakultas Kedokteran, Universitas
Kristen Maranatha.
3. Merina Widyastuti S. Kep, Ns, M.Kep, 2020, “ Asuhan Keperawatan
Kegawatan pada Syok Kardiogenik” Staf Emergency Nursing & Medical
Surgical Nursing Department of Institute Health Science Hang Tuah Surabaya
4. Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2,
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
5. Widiyaningsih dan Eni Kusyati, 2019, “Hemodinamik Pasien Akut Miokard
Infark (AMI) Di Ruang Perawatan Kritis “, JOURNAL OF HOLISTIC
NURSING SCIENCE Vol. 6 No. 1 pp. 22-27, e-ISSN: 2579-7751 , STIKes
Karya Husada Semarang,