Original artikel
diterima: 26 November 2007 /diterima: 25 February 2008 / diterbitkan secara online: 21 Maret 2008
©Penulis(s) 2008
Abstrak Perawatan kerusakan periodontal NBM dan di tutup dengan membrane kolagen
infrabone melakukan kombinasi dengan yang bioresorbable (GTR). Pada 11-20 bulan
tulang alami yang mengandung mineral (rata-rata 13,9±3,9 bulan) sesudah bedah
(NBM) dan dengan regenerasi jaringan (GTR) dilakukan pemasangan implant, dan evaluasi
yang telah menunjukkan peningkatan dari gambaran histologi. Kedalaman poket
regenerasi jaringan periodontal yang rata-rata berkurang menjadi 3,8±1,7 mm dan
mengalami kerusakan intrabone. Dalam rata-rata kenaikkan dari level attachment
kondisi klinis yang tidak diragukan lagi, gigi masing-masing 4,3±2,2 mm. Seluruh kasus
yang mengalami kerusakan infrabone yang diisi dengan komponen infrabone dan
berlokasi dekat dengan ridge alveolar yang rata-rata tambahan dari jaringan keras secara
resorbsi. Pada beberapa kasus, ini merupakan vertikal lebih kurang 1,8±1,8 mm. Evaluasi
kondisi klinis yang menarik untuk histology diidikasikan pada partikel NBM
merangsang rekonstruksi dari kedua kondisi yang mengelilingi tulang. Rata-rata tulang
ini kerusakan jaringan periodontal infrabone baru dan rata-rata ukuran daerah
dan resorbsi ridge alveolar, yang dapat pencangkokannya masing-masing 17,8±2,8 %
ditangani dengan pemasangan implant. dan 32,1±8,3 %. Antara batas pengukuran ini,
Tujuan penelitian ini untuk melihat kondisi memperlihatkan temuan yang menjelaskan
klinis dan histologinya yang didadpat dengan keberhasilan pembedahan yang digunakan
teknik pembedahan yang baru untuk dalam kasus klinis ini yaitu untuk melakukan
merangsang rekontstruksi dari kerusakan perawatan dari kerusakan infrabone dan
infrabone dan lokasi yang berdekatan dengan rekonstruksi dari ridge alveolar yang
resorbsi ridge alveolar). Delapan pasien mengalami resorbsi.
dengan periodontitis kronis yang mengalami
kerusakan tulang infrabone yang berlokasi Kata Kunci : regenerasi jaringan, kerusakan
dekat dengan ridge alveolar yang resorbsi. infrabone dengan penambahan ridge,
setelah di berikan anasthesi lokal kemudian pencangkokan jaringan ikat, membrane
dilakukan pengangkatan flap mucoperiosteal, resorbable, tulang alami yang mengandung
pengangkatan jaringan granulasi dan akar mineral, Histologi
yang rusak. Pencangkokan jaringan ikat pada
subepitel diambil dari bagian palatum dan
kemudian dijahit pada flap oral. Kerusakan
Pendahuluan
infrabone dan ridge alveolar ditutup dengan
Hal yang paling penting pada non-bioresorbsi membran
perawatan periodontal ini adalah [1,7,8,13,14,27]. Bagaimanapun,
untuk menghentikan dan mengontrok sebagai penyakit tambahan, kondisi
perkembangan penyakit dengan edentulous membuktikan dapat
perawatan non bedah [12,15]. Terapi terjadinya periodontitis. Dengan
regenerasi periodontal bertujuan ditemukannya periodontitis, kasus ini
untuk mengembalikkan jaringan dianggap dapat menimbulkan infeksi
periodontal pendukung gigi (contoh., tambahan dari membran pada
ligament oeriodontal yang baru, jaringan periodontium gigi yang
cementum yang baru dengan berdekatan [33]. Dalam kondisi klinis
menempatkan jaringan ikat fiber, dan yang tidak diragukan lagi, gigi yang
tulang yang baru), yang mana telah mengalami kerusakan infrabone
hilang setelah terjadinya inflamasi disekitar alveolar ridge perlu
atau penyakit periodontal [11]. Bahan diperhatikan untuk menyusun
yang yang bervariasi dan teknik yang kembali simultan dan pemasangan
dilakukan dengan derajat keberhasilan implant.
yang berbeda untuk perawatan
Oleh karena itu, tujuan dari
infrabone dan lesi furkasi [4-6, 8, 11,
penelitian ini untuk memperlihatkan
17-21, 23-25, 27-29]. Salah satu metode
kondisi klinis dan hasil dari histology
untuk memfasilitasi regenerasi
yang dilakukan denggan teknik
periodontal Cara untuk memudahkan
pembedahan yang baru untuk
pemasangan implant karena karena
merangksang rekonstruksi dari
kerusakan periodontal adalah NBM
kerusakan infrabone dan lokasi yang
dan kebutuhan bahan pada kerusakan
berdekatan dengan ridge alveolar.
membran kolagen [4-6,17-19,23-25,28].
Penelitian histologi ini menyediakan Bahan dan Metode
hewan dan manusia dengan
menggabungkan tulang yang sehat Delapan dari pasien (yang berusia 50-
sampai jaringan lunak dan sampai 61 tahun; 4 wanita dan 4 pria) dengan
terjadinya regenerasi dari kerusakan periodontitis kronis yang termasuk
periodontal infrabone dalam oenelitian ini. Mereka menjalani
[2,5,6,9,18,19,24,34]. Tujuan tekhnik perawaran di departemen
bedah ini untuk resorbsi alveolar ridge periodontologi, Universitas
adalah meningkatkan regenerasi Semmelweis, Budapest. Penelitian ini
periodontal, meningkatkan terapi dari telah disetujui oleh komite dari
ridge alveolar dengan memasangkan Semmelweis Universitas Farmasi,
implan [26]. Padahal regenerasi dari Bupadest, Hungari mendekarasikan
supraalveolar periodontal masih pada tahun 1975 ( di Edinburgh 2001).
belum dapat diperkirakan , ridge Seluruh partisipan memberikan tanda
vertikal memperlihatkan perawatan tangan pada informe consent .
setelah pencangkokan onlay atau
tulang autogenus yang ditemukan
Kriteria inklusi (1) pasien sehat UNC 15, HU-Friedy, Chicago, IL,
dewasa antara 18 tahun dan 70 tahun, USA) untuk milimeter terdekat. Jika
(2) periodontolgi berhubungan dengan cemento enamel juction tidak terlihat
gigi dengan perlekatan klinisnya karena adanya restorasi (penambalan
hilang ≥5 mm yang menunjukkan mahkota) margin restorasi ini bisa
kerusakan infraboe dan (3) ridge dijadikan titik tengah daerah
alveolar yang berdekatan yang proksimal kemudian menghadap ke
mengalami resorbsi ridge alveolar arah ridge alveolar. Dan rata-ratanya
secara vertical yang membutuhkan dihitung. Pra dan pasca operasi
penambahan untuk penempata dilakukan radiografi yang diambil
implant. Criteria ekslusi (1) penyakit dengan menggunakan teknik paralel
sistemik dan terapi obat-obatan yang kerucut panjang pada (Gambar. 1 dan
dapat merusak proses penyembuhan, 7).
(2) merokok, (3) kehamilan, atau (4)
Tabel 1. Karakteristik dari data klinis
pencabutan gigi pada sisi yang
(termasuk dari pengukuran
ditambah 3 bulan yang lalu.
intraoperatif)
3 bulan sebelum penelitian ini,
No No Pengukuran klinis Pengukuran
seluruh pasien menerima perawatan gig Intraoperatif
i PD* GR* CALa Intraa,b Supraa,c
periodontal non bedah, termasuk
1 27 7.0 1.7 8.7 4.0 6.0
instruksi untuk membersihkan rongga 2 22 6.3 0.3 6.7 2.0 5.0
3 35 9,0 9.0 11.7 4.3 9.0
mulut dan scalling supragingival dan 4 44 4.0 4.0 6.7 1.3 5.0
root planning dengan anastesi lokal. 5a 44 4.7 4.7 6.3 2.7 5.0
5b 47 4.7 4.7 7.0 2.3 4.7
Pada data, seluruh partisipan 6 13 7.0 4.7 22.0 4.0 8.3
memperlihatkan skor plak di seluruh 7a 32 6.0 7.0 6.0 0.3 6.0
7b 43 5.7 6.0 5.7 1.0 5.7
rongga mulut (FMPS) skor dan 8 48 8.0 5.78.0 13.0 6.3 8.3
perdarahn di seluruh rongga mulut Mean±SD 6.2±1.7 2.0±1.7 8.3±2.6 3.0±2.1 6.3±1.9
a
Rata-rata dalam mm
(FMBS) <25%. Dari data yang disudah b
Rata-rata jarak dari atas daerah yang
dirangkum dalam tabel 1. mengalami kerusakan ke korona dari cres
alveolar yang berdekatan.
Pengukuran Klinis c
Rata-rata jarak dari CEJ ke koronal dari
crest tulang alveolar
Mengikuti parameter dari pengukuran
data (sebelum dilakukannya prosedur Pemeriksaan intra reproduktifitas
penambahan) dan setelah 11-20 bulan
(rata-rata 13.9 ± 3.9; sebelum prosedur Lima pasien, masing-masing
pemasangan implan) dengan memperlihatkan 10 gigi (akar satu
pemeriksaan kalibrasi : (1) FMPS, (2) atau akar ganda) dengan kedalaman
FMBS, (3) probing kedalaman saku probing > 6mm setidaknya satu yang
(PD) (4) tingkat perlekatan secara mengalami dari masing-masing gigi.
klinis (CAL) (5) resesi ginggiva (GR) Kemudian dilakukan pemeriksaan
dengan milimeter dikalibrasi dengan menggunakan kalibrasi.
menggunakan prob periodontal (PCP- Evaluasi pemeriksaan pasien dari 2
waktu yang terpisah, 48 jam terpisah.
Kalibrasi bisa diterima jika
pengukuran diawal dan 48 jam
dimana pengukuran harus sama
dengan milimeter pada tingkat > 90%.
Prosedur bedah
No. Pasien No. gigi PD reduksi ∆GR* CAL INTRA SUPRA Posisi dari implan Ukuran
(posisi gigi.) implan
1 27 5.0 0.7 4.3 5.0 0.7 25 4x13
31 3.75x13
41 4x13
46 4.3x10
47
5x10
mean±SD
3.8±1.7 -0.5±1.4 4.3±2.2 2.8±2.1 1.8±1.8
(mm)
P value <0.0001 n.s. <0.0001 <0.0001 <0.005
Hasil
Dalam 3-4 minggu, pencangkokan
Hasil klinis
jaringan penghubung bebas
Data klinis dan parameter memperlihatkan adanya keratinisasi
intraoperatif ditunjukkan pada tabel 1. pada gingival. Tidak adanya membran
Penyembuhan setelah operasi tidak yang terbuka dari delapan pasien yang
begitu memuaskan pada seluruh diperiksa. Pengukuran klinis
pasien. Pada 4-5 hari setelah operasi, didapatkan hasil rata-rata PD
pencangkokan epitel jaringan ikat mengalami penurunan dari 6.2 ± 1.7 ke
bebas menjadi berwarna putih dan 2.4 ± 1.0 mm (p<0.0001). Rata-rata GR
diikuti dengan deskuamasi lapisan meningkat dari 2.0 ±1.7 mm dari data
epitel. ke 1.6 ± 1.4 mm (n.s). Rata-rata CAL
meningkat dari 8.3 ± 2.6 ke 4.0 ± 1.7
mm (p<0.0001). Rata-rata CEJ-BD
menurun dari 9.2 ± 3.2 ke 4.7 ± 1.5 mm,
sementara into pengukuran INTRA 3.0
± 2.1 mm dari data dan sangat
menurun menjadi (0.2 ± 0.5mm) dari
data yang ada. Rangkuman dari tabel diimplantasi akan membentuk
2 memperlihatkan perbedaan antara permukaan konkaf dengan sel-sel
data dasar dan data setelah periode
osteoklastik yang nampak jelas. Semua
penyembuhan. Peningkatan parameter
klinis (PD, CAL, INTRA, dan SUPRA) sampel biopsi mengandung materi
ditemukan dengan statistik yang mineral. Batasan antara tulang yang
signifikan (p<0.0001).
baru terbentuk dengan tulang yang
Jaringan keras yang baru sudah akan muncul (pre – existing)
terbentuk menunjukkan adanya
dan tulang yang baru terbentuk dapat
kestabilan primer untuk seluruh
pemasangan implant (gambar 6 dan 7). dilihat dari hubungannya dengan
Tidak ada implant yang dapat lepas adanya partikel-partikel NBM. Rata-
selama penelitian yang dilakukan 2
rata terbentuknya tulang baru dan
tahun belakangan ini.
rata-rata graft (NBM) didapatkan 17.8
Hasil Histologi dan
+ 2.8% dan tulang ini terlihat berlanjut
Histomorphometrik
dengan tulang induk pada lokasi yang
Dalam semua biopsi, mayoritas ditujukan. Pada daerah yang lebih
partikel- partikel NBM dikelilingi oleh pinggir dari graft, pembentukan
terbentuknya tulang baru dan jaringan tulang baru bisa dideteksi seperti foci
osteroid (gambar 8). Pembentukan atau pembentukan tulang baru yang
tulang juga diamati pada lubang poros ditemukan langsung berkontak
partikel-partikel penimplantasi tulang dengan partikel-partikel NBM. Pada
(gambar 8). Tulang yang baru daerah ini terlihat pembentukan
terbentuk mengalami pencapuran jenis tulang baru dimana sel-sel seperti
termasuk tulang woven dengan osteoclast bisa diamati pada
kumpulan serat kolagen yang tidak permukaan partikel-partikel NBM.
teratur dan struktur tulang lamelar
yang lebih matang. Remodeling tulang
Tabel 3 Hasil Histomorphometrik
dengan aktivitas osteoblastik pada sisi
lainnya dan dari sisi resorpsi tulang
osteolastik pada pengamatan lainnya
terhadap partikel-partikel yang
diimplantasi terlihat jelas pada daerah
sekitarnya. Antar mulka tulang yang
* dalam persentase dari 3.2 sampai dengan 4.1 mm.
Daerah jaringan 49 42. 46. 53.4 53.0 35.1 63. 56.7 49.9±8. temuan penting dalam penelitian ini
.3 3 1 2 8
(tulang + daerah adalah perubahan minimal atau
graft)
bahkan perbaikan nilai GR yang
rekjonstruksi dengan menggambarkan diikuti dalam teknik pelaksanaan
teknik bedah yang dihasilkan secara bedah. Temuan ini berbeda dari
klinik dan statistik mampu laporan temuan sebelumnyayang juga
menurunkan PD dan CAL secara mengamati tindakan bedah regeneratif
signifikan. Penanganan secara utuh dengan NBM + GTR. Sementara itu
kerusakan intrabony (antar tulang seluruh kasus (delapan kasus yang
bagian dalam) dapat dicapai dengan diamati) nilai rata-rata GR
baik. Pada saat yang sama, terapi yang memperlihatkan sama dengan
diberikan juga menghasilkan perubahan minimal atau bahkan nilai
rekonskturk vertikal jembatan (ridge) perbandingan membaik dari
yang diserap yang memungkinkan penelitian dasarnya (baseline) (misal
insersi implantasi endosseous.hasil nilai rata-rata GR yang diukur didapat
klinik yang diperoleh pada kerusakan -0.5 + 1.4 mm) pada semua penelitian
intrabony sesuai dengan laporan hasil sebelumnya, dimana nilai-rata-rata GR
klinik sebelumnya (4, 17, 23, 25, 28, memperlihatkan kenaikan yang
31). Pada penelitian yang telah beravarasi yang dapat ditandai dari
disebutkan sebelumnya, terapi dengan 0.3 hingga 1.4 mm (4, 17, 23, 25, 28, 31).
NBM + GTR menghasilkan nilai rata- Dengan kata lain, temuan ini harus
rata CAL diperoleh bervariasi mulai diinterpretasikan dengan perhatian
dan kewaspadaan, jika erat pendekatan bebas tegangan pada
hubungannya dengan pembatasan daerah luka dengan menghindari
yang mengacu pada standarisasi pelepasan insisi periodontal yang
pengukuran klinik, laporan yang besar, yang mana bisa berpengaruh
diperoleh sebagai SUPRA bisa saja terhadap suplai daerah flap. Faktor-
tidak diperlukan dalam memberikan faktor ini dpasangkan dengan fakta
hasil ukuran bagian tengah ridge, adanya kerusakan yang diisikan
namun hal yang perlu dicatat adalah dengan NBM dan kemudian ditutupi
daerah permukaan proksimal dari gigi dengan penghambat GTR yang
yang terlibat. Lebih lanjut, penelitian tentunya akan memberikan pengaruh
klinik pada kelompok kontrol yang yang signifikan terhadap kesediaan
dipiolih secara acak dengan cara ruang dan stabilitas lukak. Data yang
penstandarisasian yang lebih akurat diperoleh baru-baru mengindikaskan
maka pengukuran klinik ini sangat bahwa salah satu peranan utama yang
diperlukan untuk mengkonformasikan perlu diamati adalah dukungan
hasil akhir yang diperoleh. Meskipun biomeaterial dari proses regenerasi
demikian hasil positif dalam masa yang berhubungan dengan
perubahan jaringan lunak paska penyediaan kapasisstas ruangan (21,
operasi bisa dijelaskan dengan 22). Gambaran ini nampaknya
pengamatan langsung pada lokasi gigi didukung oleh pengisian pada daerah
dengan mengamati kerusakan kerusakan intraboni dan memperbaiki
intraboni yang terjadi (seperti pada daerah vaertikalk subansial alveolar
saat terapi pada semua gigi yang ridge terserap) yaitu 1.8 + 1.8 mm)
ditempatlkan pada daerah edentulous yang diukur pada pemasukan data
ridge, oleh kareanya manajemen flap ulang dari delapan kasus yang diuji.
optimal sangat diperlukan dan juga Evaluasi histologi dari tindakan biopsi
penulutan luka secara kompolit dapat utama memperlihatkan bahwa dari
dicapai dengan adanya penanganan delapan kasus partikel-partikel yang
optimal ini. Selain itu penggunaan diamati, tindakan ini mendorong
CTG juga dapat digunakan. terbentuknya jaringan tulang baru di
Penggunaan CTG ini tentunya sekitarnya. Temuan histopatologi ini
memungkinan dilakukannya sama dengan temuan yang telah
dilakukan sebelumnya dalam elevasi pembentukan akar, lakukan
sinus dan penelitian augmentasi implantasi jenis pemasangan baut
alveolar ridge. (1, 32, 34). Adanya hasil (screw) sesuai dengan pengukuran
histomorphometrik mengindikasikan yang telah dilakukan pada perakat
nilai rata-rata terbentuknya nilai loga lepasan dan insersi implan yang
tulang baru adalah berkisar 17.8% + memperlihatkan ketinggian tulang
2.8% dari seluruh total area yang ada. yang bervariasi antara 4 mm dan 6
Nilai-nilai ini tentunya lebih tinggi mm (nilai rata-rata (5.2% + 0.79%) dan
dibandingkan dengan nilai-nilai dari nilai rata-rata pengisian tulang atau
hasil laporan penelitian sebelumknya 81.2% + 7.98%. ketika membedakan
(yaitu 17.7% + 5.8%) pada prosedur temuan ini dari penelitian yang
augmentasi sinus maksila dengan dibandingkan dengan penelitian yang
penimplantasi (grafting) yang disebuttkan sebelumnya, terlihat
dilakukan menggunakan campuran bahwa penelitian ssaat ini yang telah
NBM dengan darah vena (32). Dengan dilakukan evaluasi terhadap teknik
kata lain hasil histoorphometrik dari rekonstruksi kerusakan periodontal
penelitian lainnya memperlihatkan intraboni secara sekaligus dan resorbsi
nilai pembentukan tulang baru rata- alveolar ridge secara bersamaan,
rata dari (22.6% + 11.0%) dan nilai berbeda dengan temuan laporan
rata-rata proporsi baha implantasi sebelumnya, dimana kerusakan tulang
(graft) adalah (30.5% + 4.6%) setelah yang ditangai ditempatkan pada
bedah restruktif kerusakan alveolar daerah edentulous. Hal ini dikenal
ridge maksila dengan pemasangan dengan istilah augmentasi vertikal
NBM + GTR, yang angkanya jauh ridge yang telah didemonstrasikan
lebih tinggi dari nilai yang didapatkan dengan berbagai protokok terapi.
pada penelitian ini (34). Sedangkan tingkat keberhasilan terapi
Dengan kata lain, resorbsi akut ini setelah dilakukan terapi pada kasus
Pada bulan ke-9 setelah bedah, perakat pada satu laporan kasus saja (1,7,8, 13,
logal ini diangkat dan lakukan 14, 26, 27). Dengan kata hal perlu
dipertahankan bahwa walapun hasil 1. Artzi Z, Dayan D, Alpem Y,
Nemcovsky CE (2003) Vertical ridge
penelitian saat ini positif, dimana hasil augmentation using xenogenic
temukan ini perlu ditindak lanjuti material supported by a conligured
titanium mesh: clinicohistopathologic
dengan penelitian berikutnya dengan and histochemical results. hit J Oral
Maxillofacial Implants 18:440—446
pemilihan sampel secara acak pada
2. Berglundh T, Lindhe J (1997) Healing
kelompok kontrol dalam penelitian
around implants placed in bone
klinik yang dilakukan meliputi defects treated with Bio-Oss. An
experimental study in the dog. Clin
pengamatan pada sejumlah pasien Oral Implants Rca 8:117—124
yang akan dimasukkanmenjadi 3. Buser D, Martin W, Belser UC (2004)
sampel dan tingkat kerusakan Optimizing esthetics for implant
restorations in the anterior maxilla:
intraboni yang akan dijadikan anatomic and surgical considerations.
Tnt J Oral Maxillofac Implants I
pertimbangan pada kasus pasien yang
9(Suppl):43—6 I
akan diteliti serta tingkat kerusakan
4. Camargo PM, Lekovic V, Weinlaender
intrabony yang secara statistik dan M, Nedic M, Vasilic N, Wolinsky LE,
Kenney EB (2000) A controlled re-
klinik betul-betul perlu peneltian lebih entry study on the effectiveness of
lanjut guna dapat menyimpulan teori bovine porous bone mineral used in
combination with a collagen
yang ada. membrane of porcine origin in the
treatment of intrabony defects in
humans. J Clin Periodontol 27: 889—
896
Kesimpulan
5. Camelo M, Nevins M, Schenk R,
Dalam batasan mereka, adanya Simion M, Rasperini G, Lch S, Nevins
temuan ini mengindikasikan bahwa M (1998) Clinical, radiographic, and
histologic evaliiatioit of human
pendekatan bedah yang dipaparkan periodontal defects treated with Bio-
Os&t and Bio-Gide. Tnt J Periodontics
dapat berhasil bila digunakan dalam Restor Dent 18:321—331
penanganan kasus klinik tertentu 6. Camelo M, Nevins ML, Lynch S,
untuk merawat kerusakan intraboni Schenk RK, Simion M, Nevins M
(2001) Periodontal regeneration with
secara simuktan (atau bersamaan) an autogenous Bone-Bio-Oss
composite graft and a Bio-Gide
dengan terapi kerusakan intraboni dan
membrane. Tnt Periodontics Restor
rekonstruksi alveolar ridge yang Dent 21:109—119