Proposal Uasaha Kentang
Proposal Uasaha Kentang
I. PENDAHULUAN
Wilayah provinsi aceh dan sekitarnya memiliki lahan pertanian (lahan kering)
dataran menengah-tinggi yang luas dan subur dengan kondisi iklim yang
mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman pertanian hortikultura,
terutama kentang yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagian dari potensi sumberdaya
lahan ini sekarang merupakan "lahan tidur" yang belum dapat dikembangkan dan
diolah secara lebih intensif oleh pemiliknya untuk menghasilkan komoditas yang
ekonomis tinggi.
Salah satu kendala serius yang saat ini dihadapi oleh pemilik lahan adalah
keterbatasan modal usaha dan tingginya harga sarana produksi pertanian. Khusus
dalam hal agribisnis kentang, ternyata harga bibit yang berkualitas tinggi sangat
tinggi ditinjau dari kemampuan petani.
Wilayah pedesaan ………… memiliki tenaga kerja yang sangat banyak dengan
kualifikasi agraris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka ini sekarang
sedang mengalami dampak krisis ekonomi, yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan
di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian
tradisional.
Potensi penanam kentang, di kabupaten ……….. sangat besar, dan kecil usaha
pertanian perkebunan tersebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten………..
perkebunan kentang ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan
masyarakat pedesaan di sekitarnya. Melalui berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat mempunyai peran yang sangat besar sebagai agent pembaharu dalam
lingkungan masyarakat pedesaan.
Memperhatikan potensi potensi yang ada di wilayah …….. seperti yang disajikan di
atas, maka perlu dijalin kerjasama kemitraan antara Petani/buruh tani di
kabupaten…….., dalam memanfaatkan potensi lahan untuk memproduksi
1
II. TUJUAN
1. Konsep Agribisnis
Sistem agribisnis merupakan kegiatan yang kompleks yang dimulai dari pengadaan
dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk produk yang dihasilkan
oleh suatu usahatani atau agroindustri yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam
agribisnis terdapat subsistem yang terdiri dari : a) sistem pengadaan dan
penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya pertanian,
b) subsistem produksi pertanian atau usahatani, c) subsistem pengolahan hasil
hasil pertanian atau agroindustri dan d) subsistem pemasaran hasil hasil pertanian.
seperti jasa transportasi, jasa keuangan, jasa penyaluran dan perdagangan serta
jasa penyuluhan. Sektor jasa akan menghubungkan aktivitas subsistem yang
terkait dalam agribisnis.
Dalam kegiatan agribisnis haruslah banyak banyak menerima informasi pasar untuk
input maupun output. Agribisnis merubah dan meningkatkan usahatani yang
bersifat lokal, mikro menjadi usahatani yang lebih besar dan luas berskala usaha
yang lebih besar; dapat menjangkau ruang lingkup yang lebih luas. Sehingga
membutuhkan modal yang besar dan ini akan bersaing dengan usaha lain.
Agribisnis yang masih dalam tahap awal dan perkembangan membutuhkan
dukungan dan pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan serta kemitraan usaha.
Secara garis besar tujuan KUBA dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1) tujuan
intern KUBA dan 2) tujuan ekstern KUBA. Tujuan intern KUBA yaitu : a) memenuhi
kebutuhan para anggotanya; b) menyediakan kesempatan kerja; c) meningkatkan
pendapatan para anggotanya ; d) menghemat biaya pemasaran; e) media
pendidikan untuk para anggotanya; f) mengurangi kerugian para anggota (efisien);
g) mengembangkan cita cita para anggotanya; h) sebagai media pendidikan bagi
para anggotanya dibidang usaha; i) KUBA dapat menyebar luaskan hasil hasil
pembangunan dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan. Tujuan ekstern yaitu KUBA dapat memberi manfaat bagi
masyarakat sekitarnya, dan dapat mengangkat tingkat perekonomian masyarakat
kecil menjadi tingkat perekonomian lebih atas.
Dari tujuan tersebut maka kegiatan KUBA hendaklah sejalan dengan pola
pembangunan pertanian pada umumnya. Dalam Tri Matra Pembangunan Pertanian
mengandung 3 aspek yaitu : (1) Wilayah terpadu yaitu keterpaduan antar sektoral,
subsektoral pusat dan daerah; dan antar badan usaha, petani KUBA dengan
Badan Usaha Swasta, petani KUBA dengan Badan Usaha Negara; (2) Komoditas
terpadu, yang didasarkan pada skala prioritas komoditas di sustau wilayah dengan
mempertimbangkan keterpaduan dengan penyediaan sarana produksi proses
produksi, penanganan pasca panen, pengolahan agroindustri pemasaran; (3)
Usaha terpadu, yaitu keterpaduan yang diarahkan pada usahatani dalam satu
kesatuan kelompok, petani, kesatuan hamparan wilayah yang memenuhi skala
ekonomi yang menguntungkan, kesatuan wilayah dan komoditas dalam rangka
mencapai tingkat pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga usaha yang layak.
4
PETANI
plasma plasma
KELOMPOK
USAHA BERSAMA
AGRIBISNIS
PETANI PETANI
plasma plasma
PETANI
5
PENGUSAHA ASOSIASI
TENAGA AKADEMISI
AHLI
BURUHTANI PEMERINTAH
(LIPI, BPTP, BRLKT
KANDEP KOPERASI &PKM
KANDEP DEPAG
KANDEP PERINDAG
DIPERTA)
KUBA
PENDAMPING
Tenaga ahli mengadakan pembinaan kepada KUBA yang dalam hal ini para
pengurus dan anggotanya menurut bidang usaha masing-masing. Petani
maju/kontak tani sebagai kader pembangunan (pertanian) berfungsi sebagai
penyuluh dan pembina petani dan masyarakat sekitarnya.
Petani anggkota KUBA sebagai plasma yang menerima teknologi dari KUBA.
Perguruan Tinggi juga dapat mengadakan monitoring dan mengadakan evaluasi
keberhasilan Program dengan menggunakan ukuran ukuran tertentu.
Membina KUBA berarti memberikan teknologi (IPTEK) baru yang diharapkan dapat
diterima dan diterapkan oleh para anggota dan pengurus KUBA . Beberapa faktor
yang mempengaruhi kecepatan proses penerimaan innovasi adalah : 1) sifat
innovasi, 2) saluran komunikasi yang digunakan, 3) keadaan masyarakat (KUBA)
yang akan menerima innovasi, 4) peran penyuluh, 5) jenis pengambilan keputusan.
Teknologi innovasi yang akan di innovasikan kepada KUBA hendaklah
mempertimbangkan persyaratan yaitu dari segi teknis, sosial dan ekonomi. Segi
teknis bahwa teknologi mudah dilaksanakan oleh penerima; segi sosial, tidak
bertentangan dengan kaidah kaidah atau norma masyarakat yang ada dan segi
ekonomi, memberi keuntungan.
4. INSTANSI TERKAIT
6. Pengusaha Swasta
a. Menampung hasil produksi petani kentang
b. Pengolahan hasil panen kentang
c. Membantu alih teknologi/manajemen
b. Ikut Membina para petani/pengusaha
c. Bantuan pengadaan bibit
d. Melakukan ekspor atau pemasaran dalam negeri.
8
PASAR PASAR
LOKAL EKSPOR
Modal kerja
Bantuan teknis
Bantuan bibit
Alih teknologi/
manajemen
Pemasaran
PETANI KUBA
PONPES SUASTA PASAR
LOKAL
EKSPOR
PETANI PETANI
BIBIT PRODUKSI
1. Tahap persiapan.
a. Inventarisasi, identifikasi dan registrasi sumberdaya di lokasi terpilih
b. Pembentukan forum komunikasi
c. Persiapan administrasi
2. Tahap Perencanaan:
a. Pemilihan Lokasi: Desa-desa lokasi; Rumah Tangga Petani (RTP), risalah
lapangan dengan pemetaan sederhana
b. Penyusunan rencana Kegiatan (Konsep Agribisnis Rakyat dengan Komoditas
Unggulan Kentang)
10
3. Tahap pelaksanaan
3.6. LOKASI
3.7. KOMODITAS
Komoditas unggulan dalam sistem Agribisnis Kentang rakyat yang akan dikem-
bangkan adalah:
(1). Komoditas Utama: tanaman kentang
(2). Komoditas Penunjang Sayuran: Bawang daun, selederi, Wortel, kubis bunga.
(3). Komoditas Penunjang palawija: Jagung, Kacang hijau.
Kegiatan padat karya agribisnis ini dilakukan dengan menggunakan pola Kemitraan
pada Lahan lahan petani. Abstraksi pola ini adalah sbb:
12
KUBA
Langkah I:
(a). Survei identifikasi tentang kendala dan pemetaan sumberdaya lahan di lokasi .
(b). Melakukan analisis kebutuhan informasi, material dan instrumental penunjang
kegiatan agribisnis Komoditas Kentang.
Langkah III:
(1). Implementasi penanaman dan perawatan tanaman .
(2). Pengendalian, pemantauan dan evaluasi
13
PERSIAPAN DATABASE:
LANGKAH I
PERSIAPAN OPERASIONAL:
LANGKAH II
Operasional I :
1. ORIENTASI teknis budidaya
2. Pengadaan material/instrumental
3. Persiapan lahan
1 MINGGU 4. Penanaman bibit tanaman
5. Pengawasan melekat oleh KUBA
Tiap lima hektar lahan dikelola oleh satu KUBA (Kelompok Usaha bersama
Agribisnis) dipimpin oleh seorang KONTAK TANI / SANTRI senior sebagai
penanggung jawab, didampingi oleh SARJANA BARU / mahasiswa sebagai
pendamping teknis, kegiatan lapangan dikoordinir oleh seorang petani maju/kontak
tani dan didukung oleh tenagakerja sekitar 1750 - 2000 HOK (hari orang
kerja).Dilakukan bimbingan dan penyuluhan serta praktek oleh tenaga mahasiswa
pertanian bekerjasama dengan PPL dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Daerah. Setiap minggu dilakukan diskusi membahas pelaksanaan kerja mingguan
Dilakukan evaluasi 2 kali (pertengahan dan terakhir musim) Selanjutnya masuk
tahap II.
Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan yang telah dilakukan selama
pembinaan, maka dilakukan 1) monitoring dan 2) evaluasi.
Recording ini diisi oleh koordinator KUBA setiap hari/mingguan yang kemudian
secara frekuentif dilaporkan ke koordinator yang kemudian diteruskan ke
Penanggung jawab KUBA.
Dari hasil pengumpulan data, informasi dari monitoring kemudian dianalisis
selanjutnya dievaluasi, kemudian diadakan peninjauan lapangan untuk mengetahui
keadaan sebenarnya. Tinjauan lapangan dilaksanakan secara periodik sesuai
dengan kebutuhan, diupayakan lebih sering ke lapangan.
Koordinator
Anggota
inform inform
KELOMPOK
kunjungan lapangan
PETANI Penanggungjawab
16
VII. PENUTUP
Program kegiatan kemitraan ini mempunyai prospek yang sangat bagus dalam
menyediakan kesempatan kerja bagi warga pedesaan, menjadi sumber
pendapatan bagi petani dan masyarakat sekitar, menumbuhkan pengusaha
pengusaha kecil di pedesaan, dan meningkatkan produksi pangan.
Biaya investasi yang cukup tinggi diperlukan pada tahap pertama, sedangkan pada
tahap tahap selanjutnya diharapkan dapat dibiayai sendiri dari hasil panen tahap
pertama, dan seterusnya.