Anda di halaman 1dari 1

B.

Pancasila pada Era Orde Baru


Pada masa orde baru, pemerintah ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang menyimpang dari
Pancasila melalui program P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau
Ekaprasetia Pancakarsa.
Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi, tidak sebanding
dengan implementasi dan aplikasinya yang buruk. Beberapa tahun kemudian, kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan ternyata sudah tidak sesuai dengan jiwa dan nilai-nilai dari
Pancasila (Pancasila ditafsirkan sesuai dengan kepentingan penguasa pemerintahan dan
tertutup bagi tafsiran lain).
Pancasila yang dijadikan indoktrinasi (melalui pengajaran P4 yang dilakukan di
sekolah-sekolah melalui pembekalan atau seminar; asa tunggal, dimana presiden
Soeharto memperbolehkan rakyat untuk membentuk organisasi-organisasi dengan syarat
berasaskan Pancasila; stabilisasi dengan kekuatan militer, dengan melarang adanya
kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah karena dianggap menyebabkan
ketidakstabilan di dalam negara)  oleh presiden Soeharto untuk melanggengkan
kekuasaanya.
Selama pemerintahannya, presiden Soeharto melakukan beberapa penyelewengan
dalam penerapan Pancasila, yaitu diterapkannya demokrasi sentralistik (demokrasi yang
terpusat pada pemerintah). Selain itu, presiden juga memegang kendali terhadap lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif (peraturan yang dibuat harus sesuai dengan
persetujuannya) ; melemahkan aspek-aspek demokrasi terutama pers karena dinilai
membahayakan kekuasaanya (dengan membentuk Departemen Penerangan atau lembaga
sensor secara besar-besaran yang bertujuan agar setiap berita yang dimuat di media tidak
menjatuhkan pemerintahan). Praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme merajalela di
kalangan para pejabat pada masa ini, sehingga Indonesia juga mengalami krisis moneter
yang disebabkan oleh ketidakstabilan keuangan negara dan banyaknya hutang kepada
pihak negara asing. Hal ini mengakibatkan tidak berjalannya demokratisasi dan
pelanggaran HAM (dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara) yang mulai terjadi
dimana-mana.

Anda mungkin juga menyukai