Anda di halaman 1dari 7

Nomor

Revisi Ke Metode Kerja dan Job Safety Analysis


Berlaku TMT

BAGIAN 1 Dilengkapi oleh Tim Analisis Bahaya (Hazard Analysis)

Lokasi Kerja : Team/Dept :


1.      
Tanggal :

Deskripsi Aktivitas Kerja (jelaskan secara rinci):


     

Peralatan yang akan Nama 1.


dikerjakan : Perusahaan /
Mitra Kerja :

Jenis pekerjaan yang akan dilakukan (tandai semua jenis pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai deskripsi aktivitas kerja)
Bekerja di Ketinggian (Work at Height) Energized Electrical Work Isolation of Hazardous Energy
Penyelaman Komersial (Commercial Diving) Penggalian (Excavation) Lifting & Rigging
Masuk Ruang Terbatas (Confined Space Entry) Kerja Panas (Hot Work) SIMOPs
Deteksi Gas (Gas Detection) Bypassing Critical Protection Inspection
Radiography Hydrotest Housekeeping
Jenis pekerjaan lainnya Manual handling

Rescue Plan yang diperlukan:


Confined Space Entry Rescue Plan Diving Rescue Plan Working at Height Rescue Plan Rescue Plan lain: _____________________

BAGIAN 2 Dilengkapi oleh Tim Analisis Bahaya

Halaman 1 dari 7
Uraian pekerjaan, metode kerja, peralatan yang digunakan, prosedur yang diperlukan dan daftar peran/roles yang terlibat
Metode Pekerjaan :
 Jelaskan metode kerja aman yang Daftar Role/Peran yang
Pekerjaan # Peralatan yang digunakan Daftar Prosedur Terkait
dilakukan dalam setiap pekerjaan yang dibutuhkan
dimaksud
- - - -

Job Safety Analysis (JSA)


Nomor MKJSA Tanggal (dd/mm/yy) Waktu

Bahaya yang Umum (tandai bahaya umum pekerjaan):


Terpeleset, tersandung, jatuh Permukaan jalan/tempat kerja yang tidak rata Bagian peralatan yang bergerak/ berputar
Kurang Pencahayaan Getaran Permukaan Panas/Dingin
Mengangkat/membungkuk/ memutar/meregang Bising Cuaca ekstrim
Binatang/Serangga Lalu lintas kendaraan Titik Jepit (Pinch point)

Daftar PPE yang dibutuhkan :

Lengkapi Analisa Bahaya untuk setiap langkah


kerja: Pekerja yang Kritikal
 Tulis potensi bahaya yang teridentifikasi di lokasi kerja memverifikas Step
Langkah Kerja Safeguard/Mitigasi yang harus tersedia di lokasi
 Identifikasi Human performance factor yang mempengaruhi i (potensi
pekerjaan safeguard SWA)

1. Hot Work Kinerja Manusia : Kinerja Manusia


Surveillance yang tidak memadai dari kondisi tempat  PTK dan Area Controller melakukan Speak
kerja (tidak memantau gas yang mudah terbakar) dapat Point and Check (SPC) menggunakan formulir
menempatkan personal pada resiko CMP Hot Work (Step-by-Step Place keeping)
untuk memastikan semua persyaratan Hot
Work sudah dipenuhi sebelum dan selama
pekerjaan berlangsung.
 PTK menerapkan speak point check dengan
meminta dilakukan assessment Thermacam
pada hot di area Class 1 Div 1 untuk
mengidetifikasi adanya kebocoran.

Halaman 2 dari 7
2. Lifting and Rigging Kinerja Manusia: Kinerja Manusia
Komunikasi yang tidak jelas antara operator crane  Gunakan 3 Way Communication antara
dan personil lainnya yang dapat meningkatkan operator Crane, riggers dan signalman saat
resiko terjadinya kecelakaan melakukan pengangkatan.

 Crane Operator menggunakan Pre use check


list sebelum mengoprasikan Crane dan check
list pengangkatan keranjang (sesuai kebutuhan)

 PTK dan Area Controller menggunakan CMP


Lifting Rigging untuk memastikan semua
persyaratan sudah dipenuhi sebelum dan
selama pekerjaan pengangkatan berlansung.

 PTK harus memastikan operator Crane, riggers


dan signalman yang sudah tersertifikasi atau
berkualifikasi, yang memenuhi persyaratan
pengalaman kerja untuk pekerjaan
pengangkatan.

3. Pemasangan/pembongkara Kinerja Manusia  Scaffolding Supervisor / PTK menyiapkan WAH


n Scafolding Peralatan yang tidak cukup, penggunaan yang tidak Plan lengkap dengan penjelasan posisi
sesuai atau tidak digunakannya alat pelindung jatuh anchore point dan safeguard lainnya serta
(fall protection), barikade, tangga, dan
rancang bangun scaffolding.
scaffolding/perancah meningkatkan resiko terjadinya
kerugian serius.
 Scaffolder dan Rescue Team (bila ada)
mengimplementasikan step-by-step place
keeping dengan menggunakan CMP WAH,
Check List pemeriksan Body Harness, dan
Check List Scaffolding sebelum pekerjaan
dimulai.

 Scaffolder menerapkan Speak-Point & Check


untuk mengkonfirmasi bahwa peralatan yang
dipakai sudah dicek dan layak untuk dipakai.

4. Isolation of Hazardous Kinerja Manusia  Operator menggunakan P & ID dan OP


Energy (IHE) Kesalahan melakukan IHE bisa mengakibatkan terupdate sebagai rujukan dalam melakukan
terlepasnya energy yang tidak terkendali dan berakibat IHE
menimbulkan kebakaran, peledakan, LOC dan shut
down
 Operator melakukan speak Point Check saat
melakukan IHE agar tidak terjadi kesalahan

 Operator harus menggunakan IHE Register


untuk mendokumentasi-kan

Halaman 3 dari 7
 Menerapkan 3 Way Communication antara PTK
dengan Area Controller/operator sebelum
pekerjaan panas dimulai, untuk memastikan
bahwa IHE sudah dilakukan.

5. Melakukan Bypass Kinerja Manusia  Operator menerapkan step-by-step place


Kesalahan melakukan BCP bisa mengakibatkan tidak keeping menggunakan P & ID dan OP ter-
tersedianya Safeguard yang bisa menimbulkan update sebagai rujukan dalam melakukan BCP
kebakaran, peledakan, LOC dan shut down
 Operator menerapkan Speak Point Check pada
safeguard yang di-bypass, saat melakukan
BCP agar tidak terjadi kesalahan.

 Operator harus menggunakan BCP Register


untuk mendokumentasi-kan safeguard yang di-
bypass.

 Menerapkan 3 Way Communication antara PTK


dengan Area Controller/operator sebelum
pekerjaan panas dimulai, untuk memastikan
bahwa Bypass sudah dilakukan.

Kinerja Manusia :  QGT menggunakan Gas Mapping Plan


6. Gas Test Pengawasan kondisi tempat kerja yang tidak memadai yang telah disetujui sebagai acuan, saat
(misalnya, tidak memantau gas yang mudah terbakar) melakukan pengetesan gas sebelum dan
dapat menempatkan personel pada resiko.
selama pekerjaan panas dilakukan.

 PTK menerapkan Speak Point Check


dengan memeriksa hasil pengetesan gas
yang dilakukan oleh QGT dan tercatat di
dalam form hasil pengetesan gas, baik
sebelum maupun selama pekerjaan panas
dilakukan.

 QGT melakukan speak point check


terhadap validitas kalibrasi gas detector
dan memastikan Gas detector berfungsi
dengan baik (akurat) dengan melakukan
bump test sebelum pemeriksaan /
pengujian gas dilakukan.

Diskusikan dan tuliskan potensi kejadian dan kondisi yang memicu dilakukannya Stop Work Authority

1.

Halaman 4 dari 7
Deskripsi Faktor Human Performance :
o Gunakan 3 Way Communication antara operator Crane, riggers dan signalman saat melakukan pengangkatan.
o Crane Operator menggunakan Pre use check list sebelum mengoprasikan Crane dan check list pengangkatan keranjang (sesuai kebutuhan)
o PTK dan Area Controller menggunakan CMP Lifting Rigging untuk memastikan semua persyaratan sudah dipenuhi sebelum dan selama pekerjaan pengangkatan
berlansung.
o PTK harus memastikan operator Crane, riggers dan signalman yang sudah tersertifikasi atau berkualifikasi, yang memenuhi persyaratan pengalaman kerja untuk
pekerjaan pengangkatan.
o Scaffolding Supervisor / PTK menyiapkan WAH Plan lengkap dengan penjelasan posisi anchore point dan safeguard lainnya serta rancang bangun scaffolding.
o Scaffolder dan Rescue Team (bila ada) mengimplementasikan step-by-step place keeping dengan menggunakan CMP WAH, Check List pemeriksan Body Harness, dan
Check List Scaffolding sebelum pekerjaan dimulai.
o Scaffolder menerapkan Speak-Point & Check untuk mengkonfirmasi bahwa peralatan yang dipakai sudah dicek dan layak untuk dipakai.
o Operator menggunakan P & ID dan OP terupdate sebagai rujukan dalam melakukan IHE
o Operator melakukan speak Point Check saat melakukan IHE agar tidak terjadi kesalahan
o Operator harus menggunakan IHE Register untuk mendokumentasi-kan
o Menerapkan 3 Way Communication antara PTK dengan Area Controller/operator sebelum pekerjaan panas dimulai, untuk memastikan bahwa IHE sudah dilakukan.
o Operator menerapkan step-by-step place keeping menggunakan P & ID dan OP ter-update sebagai rujukan dalam melakukan BCP
o Operator menerapkan Speak Point Check pada safeguard yang di-bypass, saat melakukan BCP agar tidak terjadi kesalahan.
o Operator harus menggunakan BCP Register untuk mendokumentasi-kan safeguard yang di-bypass.
o Menerapkan 3 Way Communication antara PTK dengan Area Controller/operator sebelum pekerjaan panas dimulai, untuk memastikan bahwa Bypass sudah dilakukan.
o QGT menggunakan Gas Mapping Plan yang telah disetujui sebagai acuan, saat melakukan pengetesan gas sebelum dan selama pekerjaan panas dilakukan.
o PTK menerapkan Speak Point Check dengan memeriksa hasil pengetesan gas yang dilakukan oleh QGT dan tercatat di dalam form hasil pengetesan gas, baik
sebelum maupun selama pekerjaan panas dilakukan.
o QGT melakukan speak point check terhadap validitas kalibrasi gas detector dan memastikan Gas detector berfungsi dengan baik (akurat) dengan melakukan bump test
sebelum pemeriksaan / pengujian gas dilakukan.
o PTK dan Area Controller melakukan Speak Point and Check (SPC) menggunakan formulir CMP Hot Work (Step-by-Step Place keeping) untuk memastikan semua
persyaratan Hot Work sudah dipenuhi sebelum dan selama pekerjaan berlangsung.

Persetujuan

Pimpinan Tim Pembuat Metode Kerja dan Job Safety Analysis

Nama : Tanda Tangan : Tanggal : Waktu :


Pimpinan Tim Kerja

Nama PTK 1: Tanda Tangan : Tanggal : Waktu :

Nama PTK 2: Tanda Tangan : Tanggal : Waktu :

Nama PTK 3: Tanda Tangan : Tanggal : Waktu :

Nama PTK Tanda Tangan : Tanggal : Waktu :


Pengganti
Halaman 5 dari 7
Tim Metode Kerja dan Job Safety Analysis
(Saya berpartisipasi dalam menyelesaikan Metode Kerja Aman dan Analisis Bahaya ini, setuju dan menegaskan bahwa pengendalian bahaya sudah memadai untuk pekerjaan
ini)

Nama No. Peg/No. HES Passport Peran/Role Tanggal Waktu

Halaman 6 dari 7
Halaman 7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai