Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A.    KONSEP MEDIS

1.      PENGERTIAN
Sindroma nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein, yang
mengakibatkan kehilangan protein urinarius yang masif. (Wong, 2003)
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterlnemia. Kadang- kadang terdapat hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal.
2.      ETIOLOGI
Penyebab umum penyakit tidak diketahui; akhir-akhir ini sering dianggap sebagi
suatu bentuk penyakit autoimun. Jadi merupakan reaksi antigen-antibodi. Umumnya
dibagimenjadi 4 kelompok :
1. Sindroma nefrotik bawaan.
Adanya reaksi fetomaternal terhadap janin ataupun karena gen resesif autosom
menyebabkan sindrom nefrotik
2.    Sindroma nefrotik sekunder
Sindroma nefrotik disebabkan oleh adanya penyakit lain seperti parasit malaria,
penyakit kolagen, trombosis vena renalis, pemajanan bahan kimia (trimetadion, paradion,
penisilamin, garam emas, raksa, amiloidosis dan lain-lain
3.      Sindroma nefrotik idiopati
Berdasarkan histopatologis Sindro nefrotik  idiopati  dibagi dalm beberapa  golongan
(Churg dkk)
a.       Kelainan minimal
b.      Nefropati membranosa
c.       Glomerulonefritis poliferatif

4.      Glumerulosklerosis fokal segmental


Pada kelainan ini yang mencolok sclerosis glomerulus. Sering di sertai atrofi trubulus
dan prognosis yang buruk.

3
3.      PATOFISIOLOGI
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada
hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Kelanjutan dari proteinuria
menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma
menurun sehingga cairan intravaskular berpindah ke dalam interstisial. Perpindahan cairan
tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah
aliran darah ke renal karena hipovolemia.
Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan
merangsang produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi hormon ADH dan sekresi
aldosteron yang kemudian terjaddi retensi natrium dan air. Dengan retensi natrium dan air,
akan menyebabkan edema.
Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan
stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin atau penurunan onkotik
plasma. Adanya hiperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipoprotein dalam
hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein dan lemak akan banyak dalam
urin atau lipiduria. Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan
disebnabkan oleh karena hipoalbuminemia, hiperlipidemia

4.      MANIFESTASI KLINIK
a.       Edema
b.      Proteinuria
c.       Hipoalbuminemia
d.      Hiperkolesterolemia.
e.       Oliguria
f.       Beta 1C globin (C3) normal

5.      TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut:
1.      Kenaikan berat badan
2.      Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar mata, tampak pada saat bangun
di pagi hari dan berkurang di siang hari
3.      Pembengkakan abdomen (asites)
4.      Efusi pleura
5.      Pembengkakan labia atau skrotum
6.      Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan absorpsi
intestinal buruk
7.      Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai
8.      Iritabilitas
9.      Mudah letih
10.  Letargi
11.  Tekanan darah meningkat
12.  Rentan terhadap infeksi
13.  Perubahan urin seperti penurunan volume dan urin berbuih

4
6.    KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi :
1.      Hipovolemi
2.      Infeksi pneumokokus
3.      Emboli pulmoner
4.      Peritonitis
5.      Gagal ginjal kronis
6.      Dehidrasi
7.      Venous trombosis
8.      Aterosklerosis

7.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.  Analisa urine : Adanya protein, silinder, sel darah merah
b. Analisa darah : Protein serum (total albumin, globulin, kolestrol)
B.     KONSEP KEPERAWATAN
Proses keperawatan di anggap sebagai suatu dasar huku praktik keperawatan.
Menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pedoman dalam mengembangkan standar
praktik keperawatan,
Proses keperawatan telah di gunakan sebagai suatu kerangka konsep kurikulum
keperawatan, yang terdiri atas lima tahap yaitu: pengkajian, diagnose, interfensi, implemenasi
dan evaluasi. Tahap- tahap tersebut tidak dapat di pisahkan dan saling berhubungan  yang
dapat di jadikan sebagai pedoman dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu meningkatkan,
mempertahankan kesehatan dan membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada
paien terminal serta memungkinkan pasien atau keluarga dapat mengatur kesehatannya
sendiri menjadi lebih baik. (Basford & Slevin, 2006)
1.  PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
keperawatan yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data unruk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien ( Basford & Slevin, 2006).
a.       Pengumpulan data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang klien
yang di lakukan secara sistematis untuk menentukan masalah- masalah serta kebutuhan klien,
biasanya menggunakan anamnesa, atau wawancara, obserfasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi, data dapat di peroleh dari klien sendiri, keluarga klien atau orang lain yang ada
hubungannya dengan klien, catatan medic serta tim kesehatan lain (Basford & Slevin, 2006)

1.      Biodata
a.    Identitas Klien.
Meliputi Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun) , jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang
tua, dan pekerjaan orang tua atau orang yang bertanggung jawab.

b.      Identitas Penanggung Jawab

 Meliputi Nama, umur,status,  jenis kelamin, alamat, suku atau bangsa, agama,


pendidikan, dan pekerjaan.
2.      Riwayat Kesehatan

a.  Riwayat Kesehatan sekarang

1)      Keluhan Utama

Keluhan utama adalah hal yang paling dirasakan saat dilakukan pengkajian.Biasanya
keluhan utama pasien adalah badan bengkak, sesak napas, muka sembab dan napsu makan
menurun.
8
2) Riwayat Keluhan Uatma.
Menggambarkan informasi yang berkaitan dengan keluhan utama dengan
menggunakan metode PQRST yaitu:
i. Paliatif/Profokatif (P): apakah ada peristiwa yang menjadi factor timbulnya keluhan dan
                                                  
bertambah atau berkurangnya keluhan.
                                    ii.            Quqlitatif/quantitas (Q): bagaimana bentuk dan gambaran keluhan dan sejauh mana
tingkat keluhan
iii.            Region/Radiasi ( R ) : lokasi keluhan dirasakan dan penyebarannya.
                                 

iv.            Skala/Saverity (S) : identitas keluhan apakah sampai mengganggu atau tidak


                                 

                                    v.            Timing/time ( T ): kapan waktu mulai terjadi keluhan dan berapa lama kejadian ini
berlangsung, serta pada saat apa serangan terjadi
3) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit
Riwayat yang menjelaskan tentang alasan klien masuk rumah sakit, termaksut
kronologis terjadinya penyebab tersebut.

b.   Riwayat Kesehatan Dahulu.


            Riwayat penyakit yang pernah diderita. Misalnya edema masa neonatus, malaria,
riwayat glomerulonefritis akut dan glomerulonefritis kronis.
c.  Riwayat Kesehatan Keluarga.
Data keluarga yang menderita penyakit yang sama, karena kelainan gen autosom
resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada
tahun pertama atau dua tahun setelah kelahiran.
3.      Pola aktivitas sehari- hari
a.       Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Nafsu makan menurun, berat badan meningkat akibat adanya edema, nyeri daerah
perut, malnutrisi berat.
b.      Kebutuhan Eliminasi
Urine/24 jam 600-700 ml, hematuria, proteinuria, oliguri. Perubahan urin seperti
penurunan volume dan urin berbuih.
c.       Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
Mudah letih dalam beraktivitas. Edema pada area ektrimitas (sakrum, tumit, dan
tangan). Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai.
d.      Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Kesulitan tidur karena mungkin terdapat nyeri, cemas akan hospitalisasi.
e.       Kebutuhan Personal Hygiene
Kebutuhan untuk perawatan diri pada anak usia pra sekolah selama di rumah sakit
mungkin dibantu oleh keluarga. Kaji perubahan aktifitas perawatan diri sebelum dan selama
dirawat di rumah sakit.
9
4.       Riwayat Spiritual
Kebutuhan spiritual pada anak mengikuti orang tua.
5.      Riwayat psikososial
Bagaimana hubungan social pasien dengan keluarga ataupun perawat, serta
bagaimana tanggapan pasien terhadap penyakit yang di derita
6.      Pemeriksaan fisik
1)      Pemeriksaan fisik
a)      Keadaan umum : lemah
b)      Kesadaran
                        Pada umunya : Compos mentis E5 M6 V5
c)      Tanda-tanda vital
Terjadi peningkatan TD, pemeriksaan umum, pemeriksaan secara persistem inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.

d)     Sistem Indra
1.      Mata  :   Edema periorbital, mata tampak sayu karena malnutrisi.
2.      Telinga : Fungsi pendengaran, kebersihan telinga, ada tidaknya keluaran.
3.      Hidung :Penciuman baik Mulut : Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang
tanggal, mukosa bibir biasanya kering, pucat.

e)      Sistem pernapasan
Suara paru saat bernapas mungkin ditemukan ronkhi karena efusi pleura, pengembangan
ekspansi paru sama atau tidak. Adanya pernapasan cuping hidung jika klien sesak napas.

f)       Sistem kardiovaskuler
Mungkin ditemukan adanya bunyi jantung abnormal, kardiomegali. Adanya distensi vena
jugularis karena edema seluruh tubuh dan peningkatann kerja jantung.Pembengkakan pada
area bawah, peningkatan TD, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, disritmia,
distensi vena leher (pada kasus berat), adanya nyeri tekan pada bagian dada.

g)      Sistem pencernaan
Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal, mukosa bibir biasanya kering,
pucat. Adanya asites, nyeri tekan, hepatomegali, abdomen simetris dan bising usus positif.
Nafsu makan menurun, peningkatan berat badan menunjukan udema (bronhkitis) Rectum
atau anus masi berfungsi dengan baik. Refleks muntah aktif.

10
h)      Sistem perkemihan
Pembengkakan pada labia atau skrotum, biasanya tidak ada nyeri tekan serta lesi pada
penis,jumlah urin yang di produksi 600-700 ml/ hari. Adanya hematuria dan poliuria.
i)        Sistem endokrin
Biasanya kelenjar tidak teraba. Tiroid dan nodus tidak teraba.
j)        Sistem integumen
Biasanya kulit pasien ditemukan berwarna pucat karena kekurangan darah, dan biasanya
kasar. Adanya pembengkakan disebagian tubuh.

k)      Sistem reproduksi
Pembengkakan pada labia atau skrotum, biasanya tidak ada nyeri tekan serta lesi pada penis,
tidak ada rabas fagina.

l)        Sistem musculoskeletal
Keletihan, insomnia, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari,
penurunan kemampuan

m)    Sistem imun
Daya tahan tubuh lemah karena penurunan metabolisme sel.
n)      Sistem persarafan
Pada klien PPOK biasanya tidak ditemukan gangguan persarafan GCS biasanya normal,  E5
V5 M5

7.      Pemeriksaan Penunjang
Selain proteinuria masif, sedimen urin biasanya normal. Bila terjadi hematuria
mikroskopik lebih dari 20 eritrosit/LPB dicurigai adanya lesi glomerular (misal sklerosis
glomerulus fokal). Albumin plasma rendah dan lipid meningkat. IgM dapat meningkat,
sedangkan IgG menurun. Komplemen serum normal dan tidak ada krioglobulin.
2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
Contoh diagnose yang akan mungkin muncul pada penderita sindrom nefrotik yaitu :
a.       Kelebihan folume cairan
b.      Ketidak efektifan pola hafas
c.       Resiko infeksi
d.      Kerusakan integritas kulit
e.       Penurunan curah jantung berhubungan dengan afterload, kontraktilitas dan frekuensi jantung
11
f.       Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
g.      Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
h.      Hambatan mobilitas fisik
i.        Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

3.      INTERFENSI
Rencana keperawatan adalah penentuan bagaimana dapat membantu klien dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemulihan, pemeliharaan, atau promosi
kesehatan ( Paula J. Christensen Janet W. Kenney, 2009).

No DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1 KELEBIHAN 1.      Terbebas dari edema,
1.      Timbang pokok /pembalut jika
FOLUME CAIRAN efusi dan anaskara di perlikan
Defenisi: peningkatan 2.      Bunyi nafas bersih tidak 2.      Pertahankan catatan intake dan
retensi cairan isotonic adadyispneu/ortopneu output yang akurat
3.      Terbebas dari dsitensi 3.      Pasang urin kateter jika di
vena jugularis, reflek perlukan
hepatojugular(+) 4.      Monitor hasil HB yang sesuai
4.      Memelihara tekanan dengan retensi cairan
vena, sentral, tekanan 5.      Monitor vital sign
kapiler paru, output
6.      Kaji lokasi dan luas edema
jantung dan vital sign 7.      Monitor masukan makanan/
dalam batas normal, cairan dan hitung intake kalori
5.      Menjelaskan indicator
8.      Monitor status nutrisi
kelebihan cairan 9.      Kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebih muncul
memburuk
10.  Monitor adanya distensi leher,
edema perifer dan penambahan
berat badan
11.  Monitor tanda dan gejala dari
edema
2 KETIDAK 1.      Mendemonstrasikan 1.      Posisikan pasien untuk
EFEKTIFAN POLA batuk efektif, dari nafas memaksimalkan ventilasi
NAFAS yang bersih, tidak ada 2.      Identifikasi pasien perlunya
Defenisi: inspirasi dan sianosis (mampu pemasangan alat jalan nafas
atau ekspirasi yang mengeluarkan sputum
3.      Buka jalan nafas
tidak mmberi ventilasi dan mampu bernapas 4.      Monitor TD, nadi, suhu dan
dengan mudah pernapasan
2.      Menunjukan jalan nafas 5.      Monitor adanya tanda
yang paten (klien tidak hipoventilasi
merasa tercekik, irama 6.      Pehatikan posisi pasien
nafas, frekuensi7.      Monitor pola pernapasan
pernapasan dalam abnormal
rentang normal dan tidak 8.      Monitor suara paru
ada suara yang abnormal)9.      Monitor kualitas dari nadi
3.      TTV normal (TD, suhu 10.  Bersihkan mulut, hidung dan
dan pernapasan). secret trakea
11.  Monitor respirasi dan status O2
12.  Atur peralatan oksigenasi
13.  Bantu mengeluarkan secret
dengan batuk
14.  Dengarkan suara nafas dan
catat suara abnormal.
3 RESIKO INFEKSI 1.      Klien bebas dari tanda 1.      Gunakan sabun anti mikroba
Defenisi: mengalami dan gejala infeksi untuk cuci tangan
peningkatan resiko
2.      Mendeskripsikan proses 2.      Cuci tangan setiap sebelum dan
terserang organism penularan penyakit, sesudah tindakan keperawatan
patogenik factor yang
3.      Tinkatkan intake nutrisi
mempengaruhi penularan 4.      Berikan terapi antibiotic bila
serta penatalaksanaannya perlu infection protection
3.      Menunjukan kemampuan 5.      Monitor tanda dan gejala
untuk mencegah infeksi sistemik dan local
timbulnya infeksi 6.      Monitor kerentanan terhadap
4.      Jumlah leukosit dalam infeksi
batas normal 7.      Dorong masukan cairan
5.      Menunjukan perilaku
8.      Dorong istrahat
hidup sehat 9.      Ajarkan cara menghindari
infeksi
10.  Pertahankan lingkungan aseptic
selama pemasangan alat
11.  Berikan perawatan kulit pada
area epidema
12.  Monitor hitung granulosit,
WBC
4 KERUSAKAN 1.      Integrits kulit yang bai 1.      Anjurkan pasien untuk
INTEGRITAS bisa dipertahankan menggunakan pakayan yang
KULIT 2.      Tidak ada luka atau lesi longgar
Devenisi:Perubahan pada kulit 2.      Jaga kebersihan kulit agar tetap
atau gangguan3.      Perfusi jaringan baik bersih dan kering
epidermis dan atau 4.      Menujukan pemahaman 3.      Mobilisasi pasien setiap dua
dermis dalam proses perbaikan jam sekali
kulit dan mencegah 4.      Monitor kulit akan adanya
terjadinya cederah kemerahan
berulang 5.      Oleskan lotion atau minyak
5.      Mampu melindungi kulit pada daerah yan tertekan
dan mempertahankan 6.      Monitor status nutrisi pasien
kelembaban kulit dan 7.      Memandikan pasien dengan
perawatan alami sabun dan air hangat
8.      Membersihkan, memantau dan
meningkatkan proses
penyambuhan pada luka yang
ditutup dengan jahitan, klip atau
straples
9.      Monitor tanda dan gejala
infeksi
10.  Bersihkan daerah sekitar jahitan
atau straples
denganmenggunakan lidi kapas
steril
5. PENURUNAN 1.      Tanda vital dalam rentan 1.      Evaluasi adanya nyeri pada
CURAH JANTUNG normal (TD, nadi dan bagian dada
Defenisi :ketidak respirasi) 2.      Catat adanya distimia jantung
adekuatan darah yang 2.      Dapat mentoleransi3.      Monitor status kardiofaskuler
di pompa oleh jantung aktifitas, tidak ada
4.      Monitor status pernafasan yang
untuk memenuhi kelelahan menandakan gagal jantung
kebutuhan metabolic
3.      Tidak ada edema paru, 5.      Monitor abdomen sebagai
tubuh perifer dan tidak ada indicator penurunan perfusi
asites 6.      Monitor tanda-tanda vital
4.       Tidak ada penurunan 7.      Monitor TTV setelah , selama
kesadaran dan sebelum melakukan
aktifitas
8.      Monitor bunyi jantung
9.      Monitor suara paru
10.  Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
11.  Monitor kualitas dari nadi
12.  Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
6 KETIDAK 1.      Dengar suara nafas sebelum
EFEKTIFAN 1.      Mendemostrasikan batuk dan sesudah suctioning
BERSIHAN JALAN efektif dan suara nafas 2.      Minta klien untuk nafas dalam
NAFAS. yang bersih tidak ada sebelum suction dilakukan
Defenisi:ketidak sianosis dan3.      Berikan O2 dengan
mampuan untuk dyspneu(mampu menggunakan nasal untuk
membersihkan sekresi mengeluarkan sputum, memfasilitas suksion
atau obstruksi dari mampu bernafas dengan nasotrackheal
saluran pernafasan mudah, tidak ada pursed 4.      Gunakan alat yang steril setiap
untuk mempertahankan lips) menggunakan tindakan
kebersihan jalan nafas 2.      Menunjukan jalan nafas 5.      Buka jalan nafas
yang paten(klien tidak 6.      Posisikan pasien untuk
merasa tercekik, irama memaksimalkan ventilasi
nafas frekuensi7.      Catat adanya suara tambahan
pernafasan dala rentang pada pernapasn
normal, tidak ada suara 8.      Berikan bronkodilator bila
nafas abnormal) perlu
3.      Mampu 9.      Anjurkan pasien untuk istrahat
mengidentifikasikan dan dan napas dalm  setelah kateter
mencegah factor yang di keluarkan dari nasotrakeal
dapat menghambat jalan 10.  Lakukan fisioterapi dada jika
nafas perlu
11.  Monitor respirasi dan status O2
12.  Atur intake untuk cairan
13.  Mengoptimalkan keseimbangan
7 KETIDAK 1.      Tekanan systole dan
EFEKTIFAN diastole dalam rentang 1.      Monitor adanya daerah tertentu
PERFUSI yang di harapkan yang hanya peka terhadap
JARINGAN 2.      Tidak ada ortostatik panas/dingin/ tajam/tumpul
PERIFER hiprtensi 2.      Monitor adanya paretese
Defenisi:penurunan 3.      Tidak ada tanda- tanda 3.      Instruksikan keluaarga untuk
sirkulasi darah ke peningkatan tekanan intra mengobserfasi kulit jikaada isi
perifer yang dapat cranial (tiidak ebih dari atau laserasi
mengganggu kesehatan 15 mmHg) 4.      Guunakan sarun tangan untuk
4.      Berkomunikasi dengan proteksi
jelas dan sesuai dengan 5.      Baasi gerakan pada kepala,
kemampuan leher dan punggung
5.      Menunjukan perhatian, Monitor kemampun BAB
6.       

kosentrasi dan orientasi 7.      Kolaborasi pemberian analgetik


6.      Memproses informasi 8.      Monitor adanya tromboplebitis
Membuat keutusan Diskusikan mengenai penyebab
dengan benar perubahaan sensasi
8 HAMBATAN 1.      Aktifitas fisik klien
MOBILITAS FISIK meningkat 1.      Monitor vital sign sebelum
Defenisi:keterbatasan 2.      Mengerti tujuan dari /sesudah latihan dan lihat
pada pergerakan fisik peningkatan mobilitas respon pasien saat latihan
tubuh  satu atau lebih 3.      Memferbalisasikan 2.      Konsultasikan dengan terapi
ekstermitas secara perasaan dalam fisik tentang rencana ambulasi
mandiri dan terarah. meningkatkan kekuatan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan 3.      Bantu klien untu menggunakan
berpindah tongkat saat berjalan dan cegah
4.      Memperagakan terhadap cedera
pengunaan alat bantu 4.      Ajarkan pasien tentang tehnik
untuk mobilisasi ambulasi
5.      Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
6.      Latih pasien  dalam pemenuhan
kebutuhan ADL secara mandiri
sesuai kemampuan
7.      Berikan alat bantu jika klin
memerlukan
8.      Ajarkan pasien agaimana
merunbah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
9 KETERLAMBATAN1.      Anak berfungsi optimal
PERTUMBUHAN sesuai 1.      Kaji factor penyebab gangguan
dengan
DAN tingkatnnya perkembangan anak 
PERKEMBANGAN 2.      Keluarga dan anak Identifikasikan dan gunakan
2.       

Defenisi:penyimpanga mampu menggunakan sumber pendidikan untuk


n atau kelainan dari koping terhadap memfasilitasi perkembangan
aturan kelompok usia tantangan karena adanya anak yang optimal
ketidak mampuan 3.      Berikan perawatan yang
3.      Keluarga mampu konsisten
mendapatkan 4.      Tingkatkan komunikasi verbal
sumber-
sumber sarana komunitas5.      Berikan instruksi berulang dan
4.      Kematangan fisik: pria sederhana
perubahan fisik normal 6.      Berikan reinforcement positif
pada wanita yang terjadi atas hasil yang di capai anak
dengan transisi dari masa 7.      Manajemen peilaku anak yang
kanak-anak ke dewasa sulit
5.      Status nutrisi seimbang 8.      Kaji keadekuatan asupan nutrisi
(misalnya kalori dan zat gizi)
9.      Pantau kecenderungan
kenaikan dan penurunan berat
badan
10.  Memantau kesesuaian perintah
diet untuk memenuhi kebutuhan
gizi sehari-hari, dan sesuai
11.  Kolaborasi dengan ahli gizi,
jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
yang sesuai
12.  Mendorong asupan makanan
tinggi makanan tinggi kalsium
13.  Memberikan pasien dengan
tinggi protein , tinggi kalori,
makanan dan minuman yang
bergizi.  

15

4.  IMPEMENTASI
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari
pelaksanaan adalah mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Tindakan
keperawatan dibedakan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara
profesional(Nursalam. 2011).

5.      EVALUASI
Evaluasi adalah merupakan salah satu alat untuk mengukur suatu perlakuan atau
tindakan keperawatan terhadap pasien. Dimana evaluasi ini meliputi evaluasi formatif /
evaluasi proses yang dilihat dari setiap selesai melakukan implementasi yang dibuat setiap
hari sedangkan evaluasi sumatif / evaluasi hasil dibuat sesuai dengan tujuan yang dibuat
mengacu pada kriteria hasil yang diharapkan.
Evaluasi :
a.       Folume cairan tubuh normal
b.      Pola hafas efektif
c.       Resiko infeksi teratasi atau tidak terjadi infeksi
d.      Integritas kulit normal
e.       Curah jantung dan frekuensi jantung normal
f.       Tidak terjadi bersihan jalan nafas
g.      Perfusi jaringan perifer efektif
h.      Tidak ada hambatan mobilitas fisik
i.        Pertumbuhan dan perkembangan berjalan normal
Evalasi tersebut berdasarkan SOAPIE.
1.      S (subjektif) adalah data yang di peroleh dari pasien dan keluarga melalui wawancara.
2.      O (objektif) adalah data yang di peroleh perawat melalui obserfasi ataupun pemeriksaan fisik
3.      A (analisis)
4.      P (plening)
5.      I (Implementasi)
6.      E (evaluasi)

16
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Sindroma nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein, yang
mengakibatkan kehilangan protein urinarius yang masif. (Wong, 2003)
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterlnemia. Kadang- kadang terdapat hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal.
 Umumnya dibagimenjadi 4 kelompok :
a.       Sindroma nefrotik bawaan.
b.      Sindroma nefrotik sekunder
c.       Sindroma nefrotik idiopati
d.      Glumerulosklerosis fokal segmental
Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut:
1.      Kenaikan berat badan
2.      Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar mata, tampak pada saat bangun
di pagi hari dan berkurang di siang hari
3.      Pembengkakan abdomen (asites)
4.      Efusi pleura
5.      Pembengkakan labia atau skrotum
6.      Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan absorpsi
intestinal buruk
B.     SARAN
a.        Bagi institusi pendidikan
Setiap institusi pendidikan di harapkan dapat menjadikan makalah ini sebagai
masukan ilmu pengetahuan dalam proses belajar mengajar ataupun perkuliahan
b.      Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep dasar dan konsep
keperawatan, serta dapat menjadikannya sebagai panduan belajar
Namun Kami menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang kami miliki, materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari kesempuranaan sehingga
tentunya tak akan luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu, kami menghargai dan
bahkan mengharapkan segala bentuk masukan dan kritik dari rekan-rekan ataupun pihak lain
untuk lebih membangun dan menyegarkan wawasan kami sehingga lebih bijaksana
17
DAFTAR PUSTAKA

Nanda nic-noc (2013) panduan penyusunan asuhan keperawatan. Jilid 2


Doengoes, Marilynn E. 2000.  Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan
Dan  Pendekumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 2. Jakarta : Media Aesculapius
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI.
Wong, Donna L. 2006.  Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6. Jakarta : EGC.
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2012. Nursing
Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa : Mosby Elsavier.

Anda mungkin juga menyukai