Anda di halaman 1dari 510

PEMBAHASAN 1

1. Rabies virus
• perempuan 42 tahun→ kejang, nyeri kepala dan penurunan
kesadaran
• tampak mengalami agitasi, delirium dan hydrophobia
• pemeriksaan fisik dijumpai suhu badan 38,5°C, tekanan darah
140/60 mmHg, denyut nadi 100 kali/menit, GCS E2V2M4, Kaku kuduk
(-)
• pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil jumlah leukosit normal,
kadar glukosa normal disertai dengan peningkatan protein
• Penyebab?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → rabies

• Rabies → infeksi akut SSP oleh virus rabies, menginfeksi melalui


gigitan hewan yang terinfeksi (anjing, monyet, serigala, kucing)
• Gejala → agitasi, kesadara, fluktuatif, demam tinggi, hidrofobia, dll
Rabies
• Infeksi akut SSP oleh virus rabies yang termasuk genus lyssa-virus,
family rhabdoviridae
• Menginfeksi manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi (anjing,
monyet, kucing, serigala, kelelawar)
Gejala
• Riwayat gigitan hewan dan hewan yang menggigit mati dalam waktu
1 minggu atau positif rabies
• Gatal dan paraestesia di daerah bekas luka gigitan
• Enchepalitis rabies
• Agitasi
• Kesadaran fluktuatif
• Demam tinggi persisten
• Nyeri pada faring terasa seperti terckik
• Hipersalivasi
• Hidrofobia
• Aerofobia
Tata laksana
Jawaban lainnya
• A. herpes virus → infeksi kulit, vesikel bergerombol, panas, nyeri
• C. HIV → virus penyebab AIDS, gejala karena imunodefisiensi, diare,
batuk, TB, sariawan, dll
• D. enterovirus → infeksi di usus halus, mual muntah, diare
• E. post infeksi encephalomyelitis → sebelumnya pernah terinfeksi di
otak
2. Bells palsy
• laki-laki 22 tahun → mulut miring kekiri (perot) dan mata kanan
tidak bisa menutup sejak kemarin pagi saat bangun tidur
• Pasien saat itu tidur di lantai
• tidak mengeluh demam, nyeri kepala maupun mual muntah juga
• tidak mengalami gangguan makan dan pendengaran
• pemeriksaan didapatkan lagolftalmus mata kanan (+) dan plika
nasolabialis kanan datar, dan tidak didapatkan kelemahan pada
keempat anggota gerak
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → bells palsy

• Bells palsy → Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
Bell’s palsy
• Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
• Etiologi masih kontroversial. Diduga neuritis akibat virus (reaktivasi
HSV-1 & herpes zoster), inflamasi, autoimun, iskemik.
• Kemungkinan infeksi HSV-1 dan reaktivasi herpes zoster dari ganglia
nervus cranialis
• Sering ditemukan pada orang dewasa, dg DM, wanita hamil
Manifestasi klinis
Tata laksana
• Prognosis baik
• Terapi steroid (dalam 72 jam pasca onset) → prednisone 1
mg/kgBB/hari atau 60mg/hari selama 6 hari diikuti tapering off 10
mg/hari, dengan durasi total pemberian steroid adalah 10 hari
• Terapi antiviral → asiklovir, valasiklovir
• Asiklovir (PO) 5x400 mg, selama 10 hari (HSV-1) atau 5x800 mg (varicella
zoster)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Lindungi mata
• Lubrikasi ocular topical (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah
corneal exposure
• Fisioterapi → mempercepat perbaikan dan menurunkan sekuele
Jawaban lainnya
A. stroke iskemik → disebabkan thrombus atau emboli, deficit
• neurologis akut (hemiparesis) yang berlangsung lebih dari 72 jam,
kesadaran umumnya tidak menurun, terjadi saat istirahat
• B. TIA → deficit neurologis akut (hemiparesis) yang membaik dalam
waktu < 24 jam
• C. Guillane barre syndrome → Polineuropati yang bersifat ascending
dan akut yang sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi
akut
• E. miastenia gravis → suatu penyakit autoimun dimana
persambungan otot dan saraf (neuromuscular junction) berfungsi
secara tidak normal
3. Scabies
• anak laki-laki 10 tahun → gatal di badan, gatal dirasakan terutama
pada malam hari, atau bila udara hangat dan penderita berkeringat
• didapatkan erupsi kulit berupa terowongan-terowongan halus 2-
3mm, sedikit meninggi, berkelok-kelok, putih keabu-abuan pada
daerah inguinal, pergelangan tangan, kaki dan aksila
• Penyebab ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → scabies

• Scabies → Penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi kulit


oleh Sarcoptes scabiei
Skabies
• Definisi :
• Penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi kulit oleh Sarcoptes scabiei

• Sinonim :
• Gudik
• Budukan
• Gatal agogo

• Penularan :
• Kontak langsung kulit → jabat tangan
• Kontak tidak langsung → penggunaan alat tidur, pakaian,
handuk bersama
PREDILEKSI
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Jen is-j en is Iesi sca bi es :


• Sea bies of cultivated (scabies
pada orang bersih)

• Sea bies incognito {scabies


yang diobati dg kortikosteroid
sehingga tanda dan gejala klinis
membaik)

• Scabies nodular
• Scabies hewan peliharaan
(tidak khas, sembuh sendiri
karena Sarcoptes scabiei var.
Binatang tidak dapat menginfeksi
manusia)

• Scabies norwegia (krustosa)


• Scabies bayi dan anak
• Sea bies bed ridden
MANIFESTASI
• Terdapat lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli), warna putih atau
abu-abu, panjang rata-rata 1 cm
• Ujung terowongan → papul, vesikel (jika infeksi sekunder : pustul,
ekskoriasi, dsb)
TERAPI
Jawaban lainnya
• A. taenia solium → infeksi kecacingan, proglotid (+), ditularkan dari
babi
• B. taenia saginata → infeksi kecacingan, proglotid (+), ditularkan dari
sapi
• C. ascaris lumbrocoides → infeksi kecacingan, nyeri perut, anemia,
telur berdinding tebal
• E. ancylostoma duodenale → infeksi kecacingan, nyeri perut, anemia,
telur dg segmented ovum
4. Herpes zoster
• perempuan 21 tahun → kulit leher melepuh, terasa perih dan panas
sejak tadi pagi bangun tidur
• pemeriksaan fisik didapatkan patch eritem soliter batas tegas bentuk
linier di leher kiri, tidak melewati linea mediana, dengan bula
dinding kendur isi keruh dan daerah nekrosis di tengahnya
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → herpes zoster

• Herpes zoster → infeksi yang disebabkan oleh varicella zoster virus


yang dorman dan mengalami reaktivasi
• Gejala : vesikel berkelompok dengan dasar eritem yang lokasinya
mengikuti dermatom, nyeri dominan, lokasi unilateral
HERPES ZOSTER
• Herpes Zoster → infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus Varisela-
zoster.

• Merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

• Jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, kecuali pada pasien muda
dengan AIDS, limfoma, keganasan, penyakit imunodefisiensi dan pada pasien
yang menerima transplantasi sumsum tulang atau ginjal.
Keluhan
• Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi

• Dapat disertai → demam, pusing, dan malaise

• Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi
vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan edema.

Faktor Risiko
1. Umumnya terjadi pada orang dewasa, terutama orang tua.
2. Imunodefisiensi
MANIFESTASI
Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi saraf
spinal atau kranial.
Lesi bilateral jarang ditemui, namun seringkali, erupsi juga terjadi pada dermatom di
dekatnya
TERAPI
Jawaban lainnya
• B. pemphigus vulgaris → penyakit autoimun kulit dan mukosa,
ditandai dg bula intraepidermal yang terjadi akibat proses akantolisis
• C. dermatitis kontak alergi → reaksi hipersensitivitas, papul, eritem,
vesikel, erosi
• D. pemphigus bulosa → penyakit autoimun kulit dan mukosa,
ditandai dg bula subepidermal yang terjadi akibat proses akantolisis
• E. reaksi gigitan serangga → riwayat (+), punctum (+), gatal, panas
5. Miliaria
• pria 19 tahun → gatal timbul terutama saat berkeringat di ketiak
dan leher, kemudian timbul bintil-bintil di daerah yang sama
• Pasien adalah atlet basket yang sedang pelatihan intensif.
• Pemeriksaan fisik didapatkan UKK vesikel dan papul multipel
tersebar di atas dasar eritem pada leher dan axillae
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → miliaria

• Miliaria → retensi keringat akibat gangguan integritas kelenjar ekrin


Klasifikasi
Miliaria kristalina Miliaria rubra Miliaria profunda Miliaria pustulosa

• Letak sumbatan → • Letak sumbatan → • Letak sumbatan → • Berasal dari


subkorneal stratum spinosum dermis atas miliaria rubra,
• Vesikel milier, • Jenis tersering, • Kelanjutan miliaria dimana vesikel
subkorneal tanpa vesikel milier atau rubra, bentuk berubah menjadi
tanda inflamasi, papulo vesikel di papul putih keras, pustule
mudah pecah, atas dasar berukuran 1-3 mm
dengan garukan eritematosa
dan deskuamasi sekitar lubang
dalam beberapa keringat, tersebar
hari diskret
• Predileksi pada
bagian badan yang
tertutup pakaian
Tata laksana
Modifikasi gaya hidup
• Memakai pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat
• Menghindari panas dan kelembapan yang berlebihan
• Menjaga kebersihan kulit
• Usahakan ventilasi yang baik

Farmakoterapi
• Topikal : bedak kocok yang mengandung kalamin dan antipruritus lain
seperti mentol dan kamfora, 2x sehari, bedak salisil 2%
• Sistemik : antihistamin, cetirizine 1x10 mg
Jawaban lainnya
• B. folikulitis → infeksi primer dari foliker rambut karena infeksi, oklusi,
atau trauma
• C. kandidiasis kutis → infeksi jamur pada kulit, gejala : bercak merah,
basah, bersisik, gatal
• D. dermatitis kontak iritan → reaksi peradangan kulit non imunologik,
kerusakan kulit terjadi langsung, tanpa proses sensitisasi, dapat
dialami oleh semua orang
• E. dermatitis kontak alergi → reaksi hipersensitivitas, papul, eritem,
vesikel, erosi
6. Tinea korporis
• laki-laki 35 tahun → gatal-gatal pada leher dan punggungnya
• kambuh-kambuhan sejak 3 hari yang lalu dan bertambah gatal jika
pasien berkeringat
• telah mengobatinya dengan obat gatal-gatal yang dibelinya di apotek
tapi tidak ada perbaikan
• pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa berbatas tegas
dengan tepi lesi berupa papul erimatosa dan bagian tengah
menyembuh. Gambaran lesi berupa polisiklik
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → tinea korporis

• Tinea korporis → infeksi jamur dermatofita (Tricophyton,


epidermophyton, microsporum yang terletak di korporis (badan)
• Gejala : bercak merah, central healing
DERMATOFITOSIS
• Dermatofitosis → infeksi jamur dermatofita (Tricophyton,
epidermophyton, microsporum)

• Sifat → mencernakan keratin di jaringan yang mengandung zat


tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan
kuku.

• Penularan → kontak langsung dengan agen penyebab


KLASIFIKASI DERMATOFITOSIS
• Tinea kapitis → kulit dan rambut kepala
• Tinea barbae → dagu dan jenggot
• Tinea krueis → genitokrural, sekitar anus, bokong, perut
bagian bawah
• Tinea pedis et manum → kaki dan tangan
• Tinea korporis → bagian lain yg tidak termasuk kelima
tinea diatas
• Tinea imbrikata → seluruh tubuh
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Tinea Unguium

Tinea barbae Tinea pedis


FAKTOR RISIKO
• Lingkungan yang lembab dan panas
• Immunodefisiensi
• Obesitas
• DM
• Tinea pedis → Sering memakai sepatu tertutup
• Para pekerja dengan kaki yang sering basah (contoh : tukang cuci)
PEMERIKSAAN
• Anamnesis :
• bercak merah bersisik,
• gatal (+),
• riwayat kontak

• Px Fisik :
• Lesi berbentuk infiltrat, eritematosa, berbatas tegas, dengan tepi lebih aktif dari bagian
tengah , central healing, konfigurasi polisiklik

• Px Penunjang :
• KOH → Hifa panjang bersekat dan artospora

• Komplikasi : Jarang, infeksi bakter sekunder


TATALAKSANA
1. Jaga kebersihan, hindari penggunaan handuk/pakaian bersama

2 Lesi terbatas, dapat diberi obat topikal :


Krim klotrimazol
Krim mikonazol
Krim Terbinafin

3 Lesi luas, dapat diberi terapi sistemik :


Griseofulvin → Dewasa : 0,5-1 gr/hari
→ Anak- anak : 0,25-0,5 gr/hari terbagi dalam 2 dosis
Golongan azol → Ketokonazol 200 mg/hari
→ Itrakonazol 100 mg/hari
→ Terbinafin 250 mg/hari
Tx selama 14 hari pada pagi hari setelah makan
Jawaban lainnya
• B. kandidiasis kutis → infeksi kulit karena jamur, gejala, bercak merah,
gatal, bersisik, basah
• C. dermatitis numularis → kelainan kulit kronis yang belum diketahui
penyebabnya, gejala : papul, papulovesikel berbentuk nummular, dg
oozing
• D. pityriasis rosea → erupsi kulit akut dan self limiting yang ditandai
dengan gambaran khas herald patch dan gambaran phon cemara
• E. morbus Hansen → infeksi yang disebabkan oleh m. leprae, gejala :
bercak yang mati rasa, penebalan saraf, gangguan neuro
7. Impetigo bulosa
• anak perempuan 1 tahun → lepuh di kulit yang berisi cairan sejak 2
hari yang lalu
• Lepuh tersebut terdapat di sekitar bahu dan leher
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → impetigo bulosa

• Impetigo → infeksi pioderma yang disebabkan bakteri gram positif


• Terdapat dua jenis impetigo → krustosa dan bulosa
• Keduanya lebih sering terjadi pada bayi atau anak
Ciri Khas Horney colored crust Bulla hlpopion
Menyebar secara oto- Nik olsky sign (-)
inokulasi
Kausa Streptococcus b St ap hylococcus au r eus
hemolyticus darn/
Predileksi Staphylococcus aureus Pada neonatus/ infant
Wajah (sekitar hidung) I ntertrigi nos. . . .a. . . , , . , , - - - - . - - � - - - - .
Jawaban lainnya
• A. impetigo krustosa → pioderma, gejala : krusta berwana kuning
seprti madu yang menyebar secara oto inokulasi, predileksi di wajah
terutama sekitar hidung
• C. selulitis → infeksi kulit, gejala : bercak merah, batas tidak tegas,
teraba hangat
• D. abses → akumulasi pus di suatu tempat, gejala : nyeri, bengkak,
panas, merah, fluktuatif
• E. folikulitis → infeksi primer dari foliker rambut karena infeksi, oklusi,
atau trauma
8. Candida albicans
• perempuan 40 tahun → muncul bercak-bercak merah di kulit lipat
paha yang terasa panas sejak 2 hari yang lalu
• pemeriksaan fisik di regio inguinalis didapatkan makula eritematosa,
lesi satelit (+), dan konfigurasi kribiformis
• Penyebab ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → kandidiasis intertriginosa

• Kandiasis intertriginosa → infeksi yang disebabkan oleh candida


albicans
• Gejala : bercak kemerahan, batas tegas, basah bersisik, dikelilingi lesi
satelit
Candidiasis
• Etiologi → candida albicans

• Klinis
• Biasanya di daerah lipatan (intertriginosa)
• Lesi tampat patch / plak eritematosa, batas
tegas, basah, bersisik, dikelilingi lesi satelit
(vesikel, papul, atau pustule) di sekitarnya
• Pemeriksaan KOH 10% → ragi, pseudohifa,
blastospora
Terapi
• Nistatin
• Krim imidazole
Jawaban lainnya
• A. Trichophyton rubrum → penyebab dermatofitosis (tinea)
• B. Malassezia furfur → penyebab pityriasis versicolor
• C. Epidermophyton floccosum → penyebab dermatofitosis (tinea)
• D. Staphylococcus → penyebab pioderma
9. Cutaneus larva migrans
• perempuan 28 tahun → gatal di lengan atas kanan sejak 1 bulan lalu
• disertai timbulnya garis merah yang bertambah panjang
• Pasien memiliki hobi berkebun
• pemeriksaan fisik ditemukan garis merah sepanjang 3 cm disertai
papul-papul kecil
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → cutaneous larva migrans
(CLM)

• CLM → Kelainan kulit berupa peradangan berbentuk linear atay


berkelok-kelok, menimbul dan progresif yang disebabkan oleh invasi
larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING
ERUPTION
• Kelainan kulit berupa peradangan berbentuk linear atay berkelok-
kelok, menimbul dan progresif yang disebabkan oleh invasi larva
cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing

• Eiologi :
• Ancylostoma braziliense
• Ancylostoma caninum
Cara penularan :
• Kontak langsung dengan larva

Faktor Risiko :
• Jarang menggunakan alas kaki
• Sering berkontak dengan tanah atau pasir

Predileksi :
• Kaki, bokong, tangan, dan genital
MANIFESTASI KLINIS
• Saat masuknya, larva terasa gatal dan panas
• Muncul papul, lalu lesi linier atau berkelok-kelok, kemerahan. Lesi
serpiginosa
• Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari
PEMERIKSAAN
• Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi
• Awalnya lesi berbentuk papul → lesi berbentuk linier atau berkelok-
kelok yang terus memanjang
• Ada riwayat kontak dengan tanah, pasir / jarang menggunakan alas
kaki

Px fisik :
• Terdapat papul, kemudian lesi linier atau berkelok-kelok kemerahan
TATALAKSANA
DRUG ADULT DOSE PEDIATRIC DOSE
Albendazole 400 mg per day PO for 3 to Children aged >2 years : 400 mg per
7 days day PO for 3 days.
This drug is contraindicated in
children younger than 2 years age
Ivermectin 200 mcg/kg PO as a single Children over 15 kg weight : 200
dose mcg/kg PO as a single dose

Tiabendazole : 50 mg/Kg/hari selama 2 x sehari selama 2 hari


EDUKASI
Jawaban lainnya
• A. pediculosis korporis → infeksi dan infestasi kulit dan rambut kepala
manusia yang sudah menyebar sampai ke badan
• C. dermatitis kontak → terdapat 2 jenis : iritan dan alergi
• D. tinea korporis → infeksi dermatofitosis, gejala : bercak merah,
central healing
• E. miasis → innfeksi oleh larva lalat (belatung) yang memakan
jaringan hidup maupun mati dari inang yang ditumpanginya
10. Sindrom metabolic
• laki-laki 60 tahun → mudah lelah, mengantuk dan nyeri pada
persendian tangan dan kaki terutama pagi hari
• pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 160/90 mmHg,
frekuensi denyut nadi 70 x/menit, berat badan 75 kg dan tinggi
badan 160 cm
• Pemeriksaan gula darah puasa 168 mg/dL, gula darah 2 jam setelah
makan 210 mg/dL, LDL 185 mg/dL, HDL 35 mg/dL
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → sindrom metabolic

• Sindrom metabolic → kombinasi dari kondisi medis yang


menempatkan seseorang pada risiko untuk penyakit kardiovaskular
dan diabetes tipe 2
Sindrom Metabolik
• Kombinasi dari kondisi medis yang menempatkan seseorang pada
risiko untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
• Sindrom metabolik juga disebut sindrom metabolik X, sindrom X, dan
sindrom resistensi insulin
Jawaban lainnya
• Jawaban yang lainnya benar → namun jika terkumpul menjadi satu →
SINDROM METABOLIK
11. Atrial takikardi
• wanita, 37 tahun, → sesak nafas yang memberat sejak 6 bulan yang
lalu
• nyaman tidur dengan 2 bantal, sesak nafas bila beraktivitas,
bengkak kaki kanan dan kiri
• Pemeriksaan fisik: tek anan darah130/90 mmHg, frekuensi nadi
130x/menit, irregular, frekuensi napas 32x/menit. Cardiomegali,
bising mid diastolic 3/6 di apex, rales, JVP meningkat, hepatomegali,
edem tungkai bilateral
• Interpretasi EKG?
• Gambaran EKG pada kasus → atrial fibrilasi

• Atrial fibrilasi → irama yang berasal dari berbagai tempat di atrium


Konsekuensi Klinis FA
• Konduksi atrioventrikular
• Perubahan hemodinamik:
• hilangnya kontraksi atrium yang terkoordinasi
• tingginya laju ventrikel
• ketidakteraturan respon ventrikel
• ↓ aliran darah miokard
• perubahan jangka panjang (kardiomiopati atrium dan ventrikel)
• Tromboemboli:
• abnormalitas aliran darah
• abnormalitas endokard
• unsur darah
Klasifikasi FA
Kategori FA tambahan
• FA sorangan (lone): tanpa penyakit struktur kardiovaskular dan usia di
bawah 60 tahun
• FA non-valvular: tidak terkait dengan penyakit rematik mitral, katup
jantung protese atau operasi perbaikan katup mitral
• FA sekunder: akibat kondisi primer lain yang menjadi pemicu FA,
seperti infark miokard akut, bedah jantung, perikarditis, miokarditis,
hipertiroidisme, emboli paru, pneumonia atau penyakit paru akut
lainnya. Sedangkan FA sekunder yang berkaitan dengan penyakit
katup disebut FA valvular
Kategori FA tambahan
• FA dengan respon ventrikel cepat
• Laju ventrikel >100x/menit
• FA dengan respon ventrikel normal
• Laju ventrikel 60-100x/menit
• FA dengan respon ventrikel lambat
• Laju ventrikel <60x/menit
FA dengan respon ventrikel normal
FA dengan respon ventrikel lambat
Evaluasi Klinis
• Skor simtom → skor EHRA (European Heart Rhythm Association)
Peneg akan
D iagnosis
Peneg akan
Diagnosis
Tatalaksana FA
• Pencegahan Stroke
• Prevalensi stroke pada pasien FA
• Penaksiran risiko stroke dan risiko perdarahan
• Terapi anti-trombotik
• Kendali Laju
• Kendali Irama
Jawaban lainnya
• A. atrial flutter →
• B. sinus takikardi →

• D. ventrikel fibrilasi →

• E. ventrikel takikardi →
12. Cushing syndrome
• laki-laki 56 tahun → berat badannya bertambah
• sering mengkonsumsi obat dan jamu-jamuan untuk menghilangkan
nyeri di sendi kakinya
• TD 140/100 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit
• Pemeriksaan fisik didapatkan tampak otot kaki mengecil, dan lebam-
lebam di kedua ekstremitas
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → cushing syndrome

• Cushing syndrome → disebabkan karena peningkatan kadar


glukokortikoid, biasanya karena penggunaan steroid jangka panjang
• Gejala : peningkatan berat badan, akne, amenore, dll
Cushing syndrome
• disebabkan karena
peningkatan kadar
glukokortikoid, biasanya
karena penggunaan steroid
jangka panjang
Tanda dan gejala
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

bs)
Pemeriksaan
Jawaban lainnya
• B. Addison disease → defisiensi glukokortikoid dan mineralokortikoid
karena destruksi atau disfungsi glandula adrenal, gejala : penurunan BB,
kurus, pigmentasi, rambut rontok

C. cushing disease → adenoma di hipofisis yang menyebabkan peningkatan
ACTH

D. adrenal insufiensi → sekresi yang inadekuat dari adrenokortikosteroid,
dapat terjadi sebagai hasil dari sekresi ACTH yang tidak cukup atau karena
• kerusakan dari kelenjar adrenal dapat sebagian atau seluruhnya
E. adrenal crisis → suatu kondisi yang terjadi akibat kegagalan
kelenjar adrenal memproduksi hormon glukokortikoid dan/atau
mineralokortikoid secara normal
13. Schistosomiasis
• laki-laki 24 tahun → diare sejak 3 hari yang lalu disertai dengan
lender dan bercak-bercak darah
• sebanyak 5 kali per hari
• jika buang air kencing seperti ada darahnya sejak 2 hari yang lalu,
agak panas dan meriang
• baru pulang liburan dari daerah Sulawesi
• Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium
• pemeriksaan feses rutin →
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → schistosomiasis

• Schistosomiasis → infeksi kecacingan, termasuk ke dalam golongan


trematoda
• Gejala : diare dapat disertai lendir darah, hematuria, riwayat
bepergian ke daerah endemis
Schistosomiasis / billharziasis
• Disebabkan oleh schistosoma sp,
termasuk ke dalam golongan trematoda

• Klinis :
• Diare dapat disertai lendir dan darah
• Hematuri
• Riwayat bepergian ke daerah endemis
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Schistosoma mansoni egg Schistosoma jaPOnicum egg Schistosoma haematobium egg


Tata laksana kecacingan

Trematoda
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal

Cestoda
• Albendazol 2x400 mg, 8-30 hari, DOC untuk infeksi cestoda yg
fatal (neurocysticercosis)
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal, DOC untuk
hymenolepiasis dan taeniasis
Nematoda

Enterobius Trichuris Ascaris Ancylostoma

• Pirantel pamoat • Mebendazole • Albendazole 400 • Albendazole 400


10 mg/kgBB, 2x100 mg, 3 hari mg, dosis tunggal mg, dosis tunggal
maks 1 gram, atau 600 mg • Mebendazole • Mebendazole
dosis tunggal dosis tunggal 2x100 mg, 3 hari 2x100 mg, 3 hari
• Mebendazole • Albendazole 400 • Pirantel pamoat • Pirantel pamoat
500 mg, dosis mg, dosis tunggal (hamil) 10 10 mg/kgBB,
tunggal mg/kgBB, maks 1 maks 1 gram,
• Albendazole 400 gram, dosis dosis tunggal
mg, dosis tunggal
tunggal
Jawaban lainnya
• A. ancylostomiasis → telur dengan segmented ovum
• B. ascariasis → telur bulat oval dengan dinding tebal berlapis-lapis
• C. enterobiasis → telur berdinding tipis berlapis 2, terdapat sisi
cembung dan sisi datar (huruf D)
• D. taeniasis → proglotid
14. ACT (3 hari) + primakuin 3 tablet single
dose
• demam sejak 4 hari yang lalu langsung tinggi selang-seling per 2 hari
• mual dan muntah
• setelah demam biasanya pasien menggigil kemudian keluar seperti
keringat dingin
• baru pulang bekerja di daerah Papua
• Pemeriksaan fisik didapatkan adanya splenomegaly schuffner 2
• pemeriksaan apusan darah →
• Terapi lini pertama ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → malaria falciparum

• Malaria → infeksi yang disebabkan oleh plasmodium sp


Malaria
Parasit penyebab malaria (Plasmodium) :
• Plasmodium falciparum (malaria tropika/maligna)
• Plasmodium vivax (malaria tertiana)
• Plasmodium malarie (malaria kuartana)
• Plasmodium ovale (jarang, Indonesia Timur, Afrika )
ANAMNESIS
• Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
• Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria.
• Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
• Riwayat tinggal di daerah endemis malaria.
PEMERIKSAAN FISIK
• Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C
• Konjungtiva atau telapak tangan pucat
• Sklera ikterik
• Pembesaran Limpa (splenomegali)
• Pembesaran hati (hepatomegali)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• A. Pemeriksaan dengan mikroskop
• Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis klinik untuk
menentukan:
• a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif)
• b) Spesies dan stadium plasmodium.
• c) Kepadatan parasit.
• B. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)
• → deteksi antigen parasit malaria
APUSAN DARAH
MALARIA
Tab el 4.3 : Perbandingan stadium parasit pada paparan tipis darah tepi

P. Falcipar u m P. malariae P.v ivax P.o vale


.. . t: .
., � ..
,
f • f r
! I v

.. " .... .)
II

·' , • •

,. ... •
('

...... .· .
... e . _...
• • "' •• • •••
••
Ukuran: kedl- Ukuran : kecil - Uk ur an : le b ih kecil
Ukuran: kecil,
sedan g, bentuk; besar, bentuk dari v ivax,, bent uk
bentu k c inc in, padat,
koma cine in, cincin pecah, tak cincin,bulat,
tunggal
serin g tunggal
mi nan

. •
.....'. •


ukuran: besar: ukuran: hampir
Biasanya disertai
•• •
bentuk cincin muda, ..... ukuran: kecil, padat; jumlah: sedikit - sarna P. malariae;
ukuran: kecil, padat; jumlah: sedikit; sedang; bentuk jumlah: sedikit;
jumlah: sedikit; bentuk matang: 6-12 matang: 12- bentuk matang:
bentuk matang: 12- merozoit, biasanya 8 24 rne ro zo it, 4-12 rnerozoit
30 me rozoit, biasanya 16, biasanya 8, ,


.

' Bentuk lmmatur,
sulit dib e dakan dg
Bentuk I mmatur, Bentuk lmmatur,
sulit dibedakan sulit dibedakan dg
tropozoit matang. t ropozoit mat ang.
dg tropozoit
ntuk; bulat, padat, bent uk; bulat, <
kromat in tunggal mata ng. bentuk;
tungga keciI p v ivax
bu lat, besa r
dan je la s
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Tabel 4.4 Perbedaan Spesies Parasit dari Gamba ran sitoplasma Tropozoit pada
Paparan Tebal yang dkat dengan Giemsa.

Ciri Plasmodium Plasmodium Plasmodium Plasmodium


Sitoplasma Falciparum malaria vivax ovale
Sitoplasma Sitoplasm Sitoplasma Sitoplasma
teratur a tidak tidak
teratur teratur teratur
Kompak
(pada Pecahan halus
Pecahan kasar
bentuk yang (unt aian tidak
Uniform
lebih (teratur balk
teratur)
tua dipenuhi atau
pigmen kompak)
warna kuning)
Stadium terkait
Stadium Stadium
: bent uk pisang
terkait: skizon terkait skizon
dan gametosit
dan gametosit dan gametosit
bundardengan
sering kali sering kali
pigmen gelap Stadium terka
tampak tarnpak
mirip butir it: skz on dan
beras, kadang gametosit Sel induk Sel induk
Stadium terk.ait keluar sel sering kali
Ghost dengan Ghost dengan
berwarna tampak bi nti k sch uffer
bintik schuffer
kemerahan tarnpak
tampak samar
pada tepi menonjol pada
skizon sering
hapusan tepi hapusan
tidak tampak
MALARIA BERAT
Ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan minimal satu dari
manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil laboratorium (WHO, 2015):
• Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
• Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
• Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam
• Distres pernafasan
• Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3 detik, tekanan sistolik <80 mm Hg
(pada anak: <70 mmHg)
• Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit >100.000)
• Hemoglobinuria
• Perdarahan spontan abnormal
• Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Gambaran laboratorium :
• Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
• Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
• Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi, <7gr% untuk endemis
sedang-rendah), pada dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)

Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit /μL di daerah
endemis rendah atau > 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl di daerah
• endemis tinggi)
• Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
• Hemoglobinuria
Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)
Pengobatan Malaria Falcifarum & Vivax
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin
Pengobatan malaria vivaks yang relaps

ACT + Primakuin (0,5 mg/kgBB/hari)

Pengobatan malaria ovale

ACT (DHP) + Primakuin selama 14 hari


Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks

Pengobatan malaria malariae

ACT 1 X1 selama 3 hari dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya


tidak diberikan primakuin
PENGOBATAN MALARIA PADA BUMIL
→tidak diberikan primakuin
• Untuk kasus malaria falciparum, first line → ACT (3 hari) + primakuin
3 tablet single dose
15. Enterobiasis
• anak laki-laki 8 tahun → gatal pada anus sejak 5 hari yang lalu sering
dirasakan pada malam hari
• pemeriksaan didapatkan ekskoriasi pada anus dan kemerahan di
sekitar anus
• pemeriksaan scotch test→
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → enterobiasis

• Enterobiasis → infeksi kecacingan yang disebabkan oleh cacing


enterobius vermicularis (nematoda)

• gejala → gatal di anus, terdapat bercak putih di anus (cacing), bisa


sampai anemia
Gejala
• Pada kasus tertentu → dapat tidak menimbulkan gejala
• Gejala yang umumnya muncul →
• Gatal pada bagian anus, terutama saat malam hari.
• Tidur terganggu karena gatal yang dialami.
• Anus terasa sakit dan terdapat ruam.
• Nyeri perut.
• Mual
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I

A. Emb,yonated eggs
Inge-steel by human

I! .Af'Slll•til"-1..TNIIII• ,.,o�-..a•

A Larvae hatch
V in small intestine

Adult$ m lumen
of cecum

A• Infective Stage A Gravid� m,grate-s


A.: Diagnostic Slage V to perianal region
at night to lay eggs
Jenis cacing
Tata laksana kecacingan

Trematoda
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal

Cestoda
• Albendazol 2x400 mg, 8-30 hari, DOC untuk infeksi cestoda yg
fatal (neurocysticercosis)
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal, DOC untuk
hymenolepiasis dan taeniasis
Nematoda

Enterobius Trichuris Ascaris Ancylostoma

• Pirantel pamoat • Mebendazole • Albendazole 400 • Albendazole 400


10 mg/kgBB, 2x100 mg, 3 hari mg, dosis tunggal mg, dosis tunggal
maks 1 gram, atau 600 mg • Mebendazole • Mebendazole
dosis tunggal dosis tunggal 2x100 mg, 3 hari 2x100 mg, 3 hari
• Mebendazole • Albendazole 400 • Pirantel pamoat • Pirantel pamoat
500 mg, dosis mg, dosis tunggal (hamil) 10 10 mg/kgBB,
tunggal mg/kgBB, maks 1 maks 1 gram,
• Albendazole 400 gram, dosis dosis tunggal
mg, dosis tunggal
tunggal
Jawaban lainnya
• A. ancylostomiasis → telur dengan segmented ovum
• B. ascariasis → telur bulat oval dengan dinding tebal berlapis-lapis
• D. taeniasis → proglotid
• E. schistosomiasis → telur oval dengan salah satu kutub membulat
disertai spina terminal di kutub lain
16. Ventrikel ekstrasistol
• laki-laki 45 tahun → berdebar-debar sejak 1 bulan ini
• pernah dirasakan tetapi tidak sering
• memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan rutin berobat
• TD 130/90, nadi 98 kali permenit, RR 20 kali permenit, suhu afebris
• pemeriksaan EKG→
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → ventrikel ekstrasistol
(VES)/ premature ventrikel complexes (PVC)

• VES → gelombang ventrikel yang muncul di antara gelombang sinus


P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I

Premature Ventricular Contraction: Uniform (same form)


Premature Ventricular Contraction: Ventricular Bigeminy (PVC every other beat)
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Premature Ventricular Contraction: Couplets {paired PVCs)


Tata laksana
Obat anti aritmia
• Pilihan pertama → amiodarone
• Alternatif → betabloker, lidokain, procainamide
Terapi alternative
• Identifikasi faktor yang dapat dikoreksi (iskemia,
elektrolit, hipotensi, asidosis)
• Kardioversi elektrik dengan minor transqualizer
• Pada kasus gambaran EKG jelas menunjukan → VES
17. Kardioversi
• perempuan 45 tahun → berdebar-debar dan keringat dingin sejak 2
jam yang lalu
• terlihat lemah
• TD 90/60, nadi 184 kali permenit, RR 24 kali permenit, suhu afebris.
Dari hasil pemeriksaan EKG
• Terapi awal?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → supraventrikuler takikardi
(SVT)

• SVT → takikardi yang berasal dari atrium


• Disebabkan oleh adanya siklus reenterant
Supraventrikuler Takikardi (SVT)
• Irama berasal dari atrium
• Disebabkan oleh adanya siklus reentrant
• Frekuensi 150 – 250 x/menit
• Gelombang p sulit terlihat, jika terlihat biasanya retrigrad (setelah
QRS)
• Interval R-R regular, kompleks QRS <0,12 detik
Jawaban lainnya
• A. defibrilasi → dilakukan pada kasus cardiac arrest dengan irama
shockabel
• B. maneuver vagal → terapi awal kasus SVT stable
• D. pemberian adenosine → diberikan setelah pemberian maneuver
vagal
• E. pemberian amiodarone → diberikan setelah pemberian maneuver
vagal
18. Syok septik
• laki-laki 81 tahun → sesak napas sejak 7 hari yang lalu disertai batuk
berdahak, demam tinggi, mual dan muntah tiap makan dan minum
• pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran
apatis, tekanan darah 60/40 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit,
denyut nadi 132 x/menit, temperatur 39,50C
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → syok septik

• Syok septik → karena adanya infeksi yang sistemik


• Ditandai dengan hipotensi, takikardi, demam, takipneu
Syok
• Gangguan perfusi sistemik yang menyebabkan penurunan oksigenasi
jaringan dan insufiensi pengangkutan produk metabolic yang
mengakibatkan kerusakan jaringan

• Gangguan pompa → syok kardiogenik


• Gangguan sirkulasi perifer → hipovolemik, hemoragik, anafilaktik,
sepsis, dan neurogenic
Hy povolemic Hypot ension, tachycardia Decreased CO
Weak thready pulse Increased SVR
Cool, pale, moist skin
U/0 decreased

Cardiogenic Hypot ension, tachycardia Decreased CO


Weak thready pulse Increased SVR
Cool, pale, moist skin
U/0 < 30 ml/hr
Crackles, tachypnea

Neurogenic Hypot ension, BRA DYCARDIA Decr eased CO


WARM DRY SKIN Venous & arterial
vasod i lation, loss
sympathetic tone

Anaphylactic Hypot ension, tachycar dia Decr eased CO


Cough,dyspnea Decreased SVR
Pruritus, urticaria
Restlessness, decreased LOC

Sept ic Hypot ension, Tachycardia Decreased co,


Full bounding pulse, tachypnea Decreased SVR
Pink, warm, flushed skin
Decreased U/0, fever
• tekanan darah 60/40 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, denyut nadi
132 x/menit, temperatur 39,50C → syok septic
19. Mitral stenosis
• perempuan 48 tahun → sesak nafas sejak 4 bulan terakhir
• disertai jantung terasa berdebar-debar
• riwayat pernah mengalami sakit demam disertai nyeri sendi dan
ruam di kulitnya.
• pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg,
pemeriksaan jantung auskultasi ditemukan suara opening snap dan
murmur diastolik. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan
pembesaran atrium kiri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → mitral stenosis

• Mitral stenosis → kekakuan pada katup mitral sehingga mengganggu


kerja jantung dalam memompa darah
• Pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan pada jantung
• Lokasi pemeriksaan
untuk men dengarkan
murmur
Aortic area Pulmonic area
Ejection-type murmur Ejection-type murmur
• Aortic stenosis • Pulmonic stenosis
• Flow murmur • Flow murmur

� � � � -------- Left sternal border


Early diastolic muttnut
• Aortic regurgitation
• Pulmonic regurgilatio

Tricuspid area
Pansystolic murmur
• Tricuspid �gurgitation Mitral area
• Ventricular septal defect Pansystolic murmur
• itral regurgitation
Mid-to·late diastolic murmur
Mid-to-late diastolic • itra1 stenosis
murmur
• -rliicuspid stenosis
• Atrial septal defect
• Opening snap dan murmur diastolic → MITRAL STENOSIS
20. Bronkiektasis
• laki-laki 45 tahun → batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu
setiap hari, dahak bisa keluar dan warnanya seperti coklat
• kekuningan
Kadang pasien juga merasakan sesak napas dan nyeri dada
• tetapi tidak sering
• Nyeri dada dirasakan saat batuk saja
• berat badan pasien turun 5 kilo dalam satu bulan ini
TD 130/80, nadi 98 kali permenit, RR 26 kali permenit, suhu
• 38,2 C
pemeriksaan paru didapatkan wheezing di kedua lapang

parU

• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → bronkiektasis

• Bronkiektasis → Penyakit saluran napas kronik ditandai dengan


dilatasi abnormal yang permanen disertai rusaknya dinding bronkus
BRONKIEKTASIS
• Penyakit saluran napas kronik ditandai dengan dilatasi abnormal yang
permanen disertai rusaknya dinding bronkus
Manifestasi
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Bronchiectasis three layers ?
• The upper for bubble like, foamy
• Middle level for thin sero-mucus liquid
• The underlying base = pus, necrotic, cell debris
HONEYCOMB APPEARANCE
TATALAKSANA
• IN STABLE BRONCHIECTASIS
• BRONKODILATOR
• MUCOLYTICS
• INHALED CORTICOSTEROID
• IN EXACERBATION
• PLUS ANTIBIOTIK
Jawaban lainnya
• A. PPOK → ditandai hambatan aliran udara di saluran napas yang
bersifat progresif non reversible atau reversible parsial
• B. bronchitis akut → peradangan bronkus yang ditandai dengan batuk
yang berlangsung < 3 minggu, disebabkan oleh virus, bakteri, paparan
zat iritan
• D. abses paru → terdapatnya kavitas berisi pus di paru disebabkan
oleh infeksi, batuk berdahak, demam, dahak bau tidak enak
• E. pneumonia → infeksi parenkim paru oleh bakteri, virus, parasite,
ditandai dengan batuk berdahak, demam tinggi, sesak napas
21. Abses paru
• laki-laki 45 tahun → batuk berdahak sejak 7 hari yang
lalu setiap hari dan dahak berwarna kekuningan
• berbau
• badannya panas dan sering keluar keringat malam
• berat badan pasien turun 2 kg dalam 1 minggu ini
Sebelum sakit ini pasien pernah ke dokter gigi untuk
• infeks di gusi dan giginya
TD 130/90, nadi 98 kali permenit, RR 24 kali permenit,
• suhu 38,6 C. Pemeriksaan paru didapatkan ronki di paru
• kanan bagian tengah-bawah.
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → abses paru

• Abses paru → terdapatnya cavitas berisi pus pada paru yang


disebabkan oleh infeksi, dapat terjadi akut maupun kronis
• Gejala : batuk berdahak, demam, dahak bau tidak enak, riwakat sakit
gigi
Abses paru
• terdapatnya cavitas berisi pus pada paru
yang disebabkan oleh infeksi, dapat terjadi
akut maupun kronis
• Dapat berasal dari secret yang tertelan dari
mulut pada pasien yang menderita gingivitis
atau oral hygene yang buruk
Penyebab
Tanda dan gejala
• Batuk berdahak, dahak bau tidak
enak
• Demam
• Keringat malam
• Penurunan BB
• Kadang ada hemoptysis
• Riwayat gingivitis
• Ro : kavitas berdinding tebal dengan
air fluid level
Terapi
• IV antibiotik → clindamisin 600 mg IV 6-8 jam sekali
• Sampai gambaran rontgen menunjukkan resolusi yang sempurna (3-6
minggu)

• Drainase bedah atau perkutaneus → tidak respon antibiotik


Jawaban lainnya
• A. PPOK → ditandai hambatan aliran udara di saluran napas yang
bersifat progresif non reversible atau reversible parsial
• B. pneumonia → infeksi parenkim paru oleh bakteri, virus, parasite,
ditandai dengan batuk berdahak, demam tinggi, sesak napas
• C. TB paru → infeksi m tuberculosis, gejala batuk > 3 minggu, demam
lama, keringat malam, penurunan BB, sesak napas,
• D. Bronkiektasis → batuk berdahak, dahak warna kuning keemasan,
ro : honey comb appearance
22. Hepatitis A
• nyeri perut
• perutnya tidak enak, terasa begah, mual muntah, malas untuk makan
karena tidak merasa lapar
• Kakak pasien menderita keluhan serupa seminggu yang lalu dan saat ini
sudah membaik
• pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90
x/menit, napas 28 kali permenit, dan suhu 38,5 derajat celcius.
• pemeriksaan abdomen, terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas.
Didapatkan pula sklera ikterik
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → hepatitis A

• Hepatitis A → infeksi tubuh karena virus hepatitis A


• Gejala : nyeri perut kanan atas, demam, icterus, mual muntah
Sifat virus hepatitis
Hepatitis A
Hepatitis A (HAV) Infections: Explaining Serology Patterns

- F e c a l AV /
Total anti-HAV
�ft!!CtRd
(gM an i-HAV
P11i KID f f l
�t\tl lM.O bill'.
ttimin td 111
ftc«S
7/ 2

v russenend
ln l D lood

I
K M P P D
Terapi
• Suportif
• Simptomatik
Jawaban lainnya
• B. hepatitis B → ditularkan melalui cairan tubuh, darah, mani, cairan
vagina, jarum suntik
• C. hepatitis C → ditularkan melalui cairan tubuh, darah, mani, cairan
vagina, jarum suntik
• D. kolesistitis → nyeri perut kanan atas setelah makan makanan
berlemak, murphy sign (+)
• E. kolelithiasis → nyeri perut kanan atas setelah makan makanan
berlemak, murphy sign (+)
23. Gagal ginjal akut
• perempuan 45 tahun → diare
• sering buang air besar hampir 10 kali sehari dan konsistensinya cair
• setiap makan setelah itu muntah
• pemeriksaan lebih lanjut didapatkan kadar ureum dan kreatinin
meningkat dan proteinuria +
• Komplikasi yang sudah terjadi ?
• Saat ini kemungkinan pasien sudah mengalami komplikasi → gagal
ginjal akut

• Gagal ginjal akut → perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-tiba
ditandai dengan oliguria (urine output < 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan kreatinin
Gagal ginjal akut
• perburukan fungsi ginjal yang
cepat dan tiba-tiba ditandai
dengan oliguria (urine output
< 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan
kreatinin
Terapi
II

In SI

..e.s,t,uu-1
Jawaban lainnya
• A. glomerulonephritis akut → hematuria, proteinuria, hipertensi,
penurunan fungsi ginjal, ASTO (+)
• B. glomerulonephritis kronis → hematuria, proteinuria, hipertensi,
penurunan fungsi ginjal, ASTO (+) dalam jangka waktu yang lama
• C. gagal ginjal kronis → keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi
ginjal secara irreversible, TRIAS : hipertensi, anemia, edema
• E. sindrom nefrotik → proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, edema
24. Sindrom nefritis akut
• buang air kecil sedikit dan terkadang berwarna kemerahan
• seorang penderita SLE
• pemeriksaan fisik didapatkan suhu 36,7 C, tekanan darah 150/100
O

mmHg, denyut nadi 73x/menit, pernapasan 19x/menit


• pemeriksaan penunjang pada urin didapatkan adanya sedimen sel
darah merah dan proteinuria sedang
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → sindrom nefritis akut

• Sindrom nefritis akut → sidroma klinik yg ditandai oliguri, kelainan


urinalisis (proteinuri < 2 g/hr), hematuria,azotemia, hipertensi,
bendungan sirkulasi, kenaikan tek.vena jugularis, hepatomegali,
edema
Sindroma nefritik akut
• sindroma klinik yg ditandai oliguri, kelainan urinalisis (proteinuri < 2
g/hr), hematuria,azotemia, hipertensi, bendungan sirkulasi, kenaikan
tek.vena jugularis, hepatomegali, edema.

647
Klinis:
1. Riwayat infeksi streptokok
2. Oliguri dan hematuri tanpa rasa sakit.
3. Hipertensi terutama pada anak2
4. Sembab & bendungan sirkulasi:
- kardiomegali
- bendungan paru akut
- kenaikan tek.vena jugularis.
- hepatomegali
5. bradikardi
648
Pemeriksaan & diagnosis
1.diagnosis:
a. kelainan urinalisis: proteinuri, hematuri
b. foto thorax: kardiomegali&bend.paru
c. ECG: voltase rendah, T inverted, QT >
2. Diagnosis perjalanan penyakit:
a. faal ginjal kenaikan BUN & kreatin
b. elektrolit serum: Na.turun, K naik.
c. protein darah tetap/turun, profil lemak normal
d. ggn.faktor pembekuan: fibrinogen, F.VII, fibrinolitik

649
Diagnosis etiologi
A. pem.serologi: - ASO titer
- kompleks imun
- antiimunoglobulin
- serum komplemen
B. pem.histopatologi.

650
Penatalaksanaan:

1. Pengobatan darurat.
2. Pengobatan suportif

651
Pengobatan darurat:
1. Mengatasi bendungan sirkulasi dan paru:
a. posisi tidur setengah duduk
b. oksigen
c. diuresis paksa : lasix intravena
d. morfin
e. obat antihipertensi oral
f. hemodialisis: bila tx 24 jam gagal/GGA
2. Ensefalopati hipertensi akut :
a. hidralazin 20 mg I.V. & diuretik furosemid
b. nifedipin im. /sublingual dan furosemid

652
Pengobatan suportif
1. Diet: a. tinggi kalori 35 kal./kgBB/hr
b. lemak tak jenuh
c. rendah protein 0,5-0,75/kgBB/hr
d. elektrolit: Na.&K. dibatasi
Ca. 600-1000 mg/hr
2. Cairan: harus dibatasi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

653
Jawaban lainnya
• A. end stage renal disease → keadaan klinis yang ditandai penurunan
fungsi ginjal secara irreversible, TRIAS : hipertensi, anemia, edema
• B. gagal ginjal akut → perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-
tiba ditandai dengan oliguria (urine output < 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan kreatinin
• D. sindrom nefrotik akut →proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, edema
• E. infeksi saluran kemih → infeksi yang disebabkan oleh E. coli, gejala :
dysuria, hematuria, urgensi, dll
25. Coombs test
• perempuan 35 tahun → riwayat perdarahan post partum dengan
hemoglobin 6 gr/dl
• Selanjutnya diberi transfusi sebanyak 3 kantong whole blood
• pemeriksaan hemoglobin ulang didapatkan Hb 5 gr%
• pemeriksaan fisik tidak ditemukan sumber perdarahan dan penderita
tampak ikterik
• Pemeriksaan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → anemia hemolitik (ABO
atau rhesus inkomtabilitas)

• Anemia hemolitik → klinis anemia, kuning, splenomegali


• Lab → retikulosit meningkat, bilirubin indirek meningkat
Anemia hemolitik
• klinis → anemia, kuning, splenomegali
• Lab → retikulosit meningkat, bilirubin indirek meningkat
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Direct Ant iglo bulin Test


Coombs' Test

Erythrocyte • •
In VIVO ntlbocJy
(Olltlng of r l j IHOC'j{CS

AntHgG AHG re(\gent added gent nu-..es lgG·coated


AHG re�
erythrocytes to agglutin;;ite
- - - - - - - - - - - - -
ofter erythroc�
te$ are
Indirect Antiglobulin Test washed

y ),.. Antibod cs in scrum

• •
..i.. >- ).)- '
� )..

-Reagent
erythrocyte
• Pemeriksaan KHAS pada anemia hemolitik → COOMB’s TEST
26. HIV stadium III
• Diare selama 2 bulan tanpa disertai lender dan darah
• demam yang terus menerus selama 2 bulan juga
• menderita HIV
• sulit makan karena nyeri di mulutnya ketika makan
• BB pasien turun banyak selama sebulan ini, kira-kira 10 kg
• suhu 38,3 C, mulut didapatkan adanya kandidiasis oral dan stomatitis
multiple. Lifadenopati cervical (+)
• Hb 8, AT 105000, Al 6500
• sedang dalam pengobatan TB paru
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → HIV stadium III

• HIV → human immunodefisiency virus → AIDS


Mouth and Throat
Cancft esls thrush]

· "ipneumani
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

100

-
-.,
u

10
TERAPI
ANJURAN
• Diare selama 2 bulan tanpa disertai lender dan darah
• demam yang terus menerus selama 2 bulan juga
• BB pasien turun banyak selama sebulan ini, kira-kira 10 kg
• kandidiasis oral dan stomatitis multiple
• sedang dalam pengobatan TB paru

• STADIUM III
27. Penyakit arteri perifer
• wanita 45 tahun → nyeri pada kedua kaki saat beraktivitas sejak 2
minggu yang lalu dan hilang dengan istirahat
• Setiap kali nyeri selalu di bagian otot betis kedua kaki TD
• 110/70, nadi 87 kali permenit, RR 20 kali permenit
• Pemeriksaan fisik ekstremitas bawah dalam batas normal
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → penyakit arteri perifer
(PAD)

• PAD → tersumbatnya aliran darah arteri perifer karena aterosklerosis


Penyakit arteri perifer
• tersumbatnya aliran darah arteri perifer karena
aterosklerosis

• Klinis
• Claudicatio → nyeri pada ekstremitas bawah saat
aktivitas akibat kurangnya supai oksigen ke otot
• Berkurang dengan istirahat
• Nyeri selalu dirasakan pada kelompok otot yang
sama
Jawaban lainnya
• A. tromboangitis obliterans → terbentunya thrombus hingga terjadi
oklusi pada end arteri, riwayat merokok (+), klinis : pada end arteri
(jari), claudication, nyeri saat istirahat, ulkus, gangrene
• B. penyakit Raynaud → gangguan sirkulasi darah di jari tangan dan
kaki, diperburuk dengan paparan dingin
• C. deep vein thrombosis → gangguan aliran darah (statis, kurang
gerak), unilateral, nyeri, bengkak, merah, human sign (+)
• E. osteoarthritis → nyeri sendi besar, monoarthritis, krepitasi (+)
28. Hipospadia
• anak laki-laki 5 tahun
• arah kencing ke bawah, tidak mancur ke depan, tetapi tidak nyeri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → hipospadia

• Hipospadia → defek kongenital, OUE di sisi ventral penis


Hipospadia vs epispadia
• Hipospadia → defek kongenital, OUE terletak di sisi
ventral penis
• Tidak ditemukannya preputium di sisi ventral
• Digantikan jaringan parut yang menyebabkan kontraktur
ventral penis (chordee)

• Epispadia → defek kongenital, OUE terletak di sisi


dorsal penis
Tata laksana
Jawaban lainnya
• A. fimosis → preputium tidak dapat diretraksi, dysuria, perlu
mengedan, jika miksi preputium menggembung
• B. parafimosis → preputium menjepit batang penit, emergensi uroligi
• C. epispadia → OUE di dorsal penis
• E. balanophostitis → infeksi pada kulit dan glans penis
29. Torsio testis
• laki laki 18 tahun → nyeri pada scotum secara tiba tiba
• pemeriksaan fisis terdapat pembesaran pada testis sebelah kiri
merah, letak lebih meninggi dan posisi mendatar,
• pada pemeriksaan USG didapatkan kaput epidermis dan korda
spermatika membesar dengan koleksi cairan di testis
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → torsio testis

• Torsio testis → akibat terpuntirnya funikulus spermaticus


• Gejala : nyeri mendadak pada skrotum, mual, muntah, tidak demam
Torsio testis
• Puntiran pada spermatic cord → penurunan suplai darah ke testis →
iskemia
• Termasuk kondisi gawat darurat
• Gejala • Tanda
• Nyeri testis yang mendadak • Elevasi abnormal pada testis
• Demam (10%) dengan pemendekan spermatic
• Mual cord
• Muntah • Aksis abnormal dari testis ketika
pasien berditi (angel sign)
• Anoreksi
• Posisi epididymis yang abnormal
• Tidak adanya reflex kremaster
• Phrens sign (-) → elevasi testis
tidak mengurangi rasa nyeri
Terapi
• Golden period → 6 jam
Jawaban lainnya
• B. abses testis → kumpulan pus pada testis
• C. tumor testis → massa pada testis, testis bertambah besar, nyeri (-)
• D. hernia scrotalis → scrotum membesar, bisa ada gangguan pasase
usus, nyeri bisa ada bisa tidak
• E. epididimoorkitis → inflamasi pada testis dan epididymis, demam,
mual muntah, nyeri dan bengkak pada skrotum
30. Rupture tendon achiles
• laki-laki 42 tahun → nyeri hebat pada betis dan pergelangan kaki kiri
• setelah pasien terjatuh saat main badminton dan terdengar benturan
pada kakinya
• Status lokalis betis tegang, nyeri tekan, dan teraba massa ireguler
pada betis kiri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → rupture tendon achiles
Ruptur Tendon Achilles
• Sering terjadi pada usia dewasa (40-50
tahun)
• Laki-laki>perempuan
• Mekanisme cedera : dorsofleksi paksa
pada kaki yang plantarfleksi → aktivitas
olahraga : basket, tenis, berenang
Ruptur Tendon Achilles
• Sudden “snap” in heel
• Nyeri akut berat di belakang tumit
• Tidak mampu plantarfleksi
• Gap in tendon
• Palpable swelling
• Tes Thompson (+)

• Pemeriksaan penunjang : USG, MRI, Foto polos


untuk ekslusi kelainan lain
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
31. Clamydia trachomatis
• wanita 25 tahun → nyeri saat buang air kecil dan keputihan yang
berbau sejak 1 minggu yang lalu
• siklus menstruasi yang tidak teratur dan nyeri perut bawah sejak 3
bulan terkahir
• setiap kali berhubungan seks merasakan sakit dan terdapat post
coital bleeding
• pemeriksaan penunjang pewarnaan gram tidak ditemukan adanya
bakteri diplococcus gram negatif intraseluler
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → urethritis non GO
(clamidiasis)

• Urethritis → peradangan pada uretra, karena infeksi bakter atau


lainnya, dikelompokkan menjadi dua (gonorrhea dan non gonorrhea)
• Gejala : dysuria, kencing bernanah
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Duh Tubuh Uretra + Disuria

lnkubasi 2-7 hari 2-3 minggu


Sekret Mu kop ur ule n Agak mukoid
PMN > 5 /L PB* * >5/LPB**
DGNI (+) (-)
Kausa N. gono r r he a C. Tracho m at is (>>)

cervicitis (wanita)
• * >30/LPB pada
wanita
•*bila tidak ada,
dapat digunakan
methylen blue
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Diplokokus Gram _Negatif Intraselular (DGNij "biii kopi"


"'

ex1tacellular gram-11� at e
dlpfococcl

1n1raeer1ut r gram n gali\l


dlp loeocci

-
• Penyebab urethritis NON GO pada wanita → CLAMYDIA
TRACHOMATIS
32. Tetanus
• anak laki-laki berusia 7 tahun → mulut tidak bisa membuka, wajah
meringis (menyeringai), dan otot mimik wajah kaku
• riwayat karies gigi hingga gusi bengkak dan berbau busuk
• asien sadar, tanda vital suhu badan 380C, frekuensi nafas 35x\menit,

mulut tidak bisa dibuka, spasme otot wajah dan leher


• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → tetanus

• Tetanus → infeksi yang disebabkan oleh clostridium tetani


tetanus
• Penyebab → clostridium tetani (basil gram +) anaerob berspora
• Toksin → tetanolisin, tetanospasmin
• Masuk melalui :
• Luka tusuk dalam, luka bakar, kotor
• Otitis media, karies gigi, luka kronis
• Pemotongan tali pusat tidak steril
Manifestasi klinis
Tetanus generalisata
• Paling sering
• Hipertonus otot, spasme, trismus
• Kaku di leher, bahu, ekstremitas (ekstensi)
• Abdomen papan
• Risis sardonicus
• Opistotonus
• Spasme otot-otot pernapasan

Tetanus lokal
• Paling ringan
• Rasa kaku, kencang, nyeri otot di sekitar luka
• Bisa berkambang menjadi generalisata
Tetanus sefalik
• Biasa terjadi setelah ada luka pada kepala atau wajah
• Kelemahan dan paralisis otot-otot wajah
• Spasme otot wajah, spasme lidah, spasme tenggorokan
→ dysarthria, disfonia, disfagia
• Bisa berkembang menjadi generalisata
• Prognosis paling buruk
Klasifikasi ablett
Derajat I (ringan)
• Trismus ringan sampai sedang
• Kekakuan umum : kaku kuduk, opistotonus, perut papan
• Tidak dijumpai disfagia atau ringan
• Tidak dijumpai kejang
• Tidak dijumpai gangguan respirasi

Derajat II (sedang)
• Trismus sedang
• Kekakuan jelas
• Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
• Takipneu
• Disfagia ringan
Derajat III (berat)
• Trismus berat
• Otot spastis, kejang spontan
• Takipneu, takikardi
• Serangan apneu (apneic spell)
• Disfagia berat
• Aktivitas autonomy meningkat

Derajat IV (terminal) : III ditambah


• Gangguan autonomy berat (autonomic storm)
• Hipertensi berat dan takikardi, atau
• Hipotensi dan bradikardi
Tatalaksana umum imunoterapi Antibiotik

• Perawatan di • Human tetanun • Metronidazol


ruang isolasi IG 3000-5000 U 500mg/6 jam
(gelap dan IM single dose PO atau IV
tenang) dg beberapa selama 10 hari
• Hindari stimulus dosisi di • Penicillin
taktil atau suara infiltrasikan di prokain 1,2 juta
pd ps sekitar luka atau U / 6 jam IM
• Pembersihan • Anti tetatus atau IV selama
dan debridemen serum 50000 U 10 hari
luka kotor IM diikuti dg • Tetrasiklin 30-50
• Diat TKTP, bila 50000 U infus mg/kg/hari
perlu NGT lambat → dibagi 4 dosis
• Support airway, skintest atau eritromicin
breathing 50 mg/kg/hari
dibagi 4 dosis
selama 10 hari
Kontrol spasme dan kejang
• Benzodiazepin : diazepam 5 mg IV atau lorazepam 2 mg IV, dinaikkan bertahap
hingga mencapai control spasme tanpa menyebabkan distress respirasi
• Bila pasien kejang, berikan diazepam 0,5 mg/kg/kali (IV bolus lambat) dg dosis
optimum 10mg/kali tiap kejang, kemudian diikuti diazepam oral 0,5mg/kg/kali
tiap 4 jam (dosis maks 240 mg/hari)
Imunisasi tetanus
• Tetanus tidak menginduksi imunitas
• Pada pasien yang belum pernah diimunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian TT
yang pertama dilakukan bersamaan dg antitoksin namun dg spuit yang
berbeda dan sisi penyuntikan yang berbeda. Dosis 0,5 ml TT IM
• Dosis kedua TT = 1-2 bulan setalah dosis pertama. Dosis ketiga 6-12 bulan
setelah dosis kedua. Booster dilakukan tiap 10 tahun
Pencegahan tetanus pada luka
Jawaban lainnya
• A. meningitis → infeksi pada meninges, demam, kaku kuduk, nyeri
kepala
• B. encephalitis → infeksi pada parenkim otak, demam, penurunan
kesadaran, kejang
• C. meningo encephalitis → infeksi di meninges dan otak, demam,
kaku kuduk, penurunan kesadaran, kejang
• E. epilepsy → bangkitan kejang tanpa provokasi
33. Acute lymfoblastic leukemia
• anak berusia 10 tahun → gusinya berdarah hebat dan belum
berhenti
• sering mengalami demam, sering lemas, berat badannya turun, dan
gusinya mudah berdarah bila menggosok gigi sudah sekitar 1 bulan
• ditemukan kulit pucat, ulserasi giginya, dan hepato-splenomegali
• pemeriksaan darah ditemukan anemia normositik-normokromik,
trombositopenia, limfosit matur rendah, dan terdapat limfoblast
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → ALL

• ALL → sering terjadi pada anak-anak


Leukimia
• Leukimia disebut juga sebagai kanker darah.
• Penyakit ini disebabkan oleh produksi sel-sel darah putih secara
berlebih sehingga jumlahnya di dalam darah melebihi normal.
• Sel darah putih yang berlebihan tidak hanya memakan bakteri tetapi
juga memakan sel darah merah sehingga tubuh akan mengalami
anemia berat.
• Leukimia umumnya muncul di usia dini pada seseorang, dimana sum-
sum tulang tanpa diketahui jelas penyebabnya memproduksi sel
darah putih yang berkembang tidak normal. Sel darah putih di
produksi secara berlebihan dan tidak terkontrol.
Leukimia
• Umumnya seseorang yang terkena penyakit Leukimia menunjukan
gejala :
• Mudah terkena penyakit infeksi
• Anemia
• Pendarahan.
Leukimia
Leukimia terdapat dua type yaitu Leukimia Akut dan Leukimia Kronis.
• Leukimia Akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat
cepat prosesnya dibandingkan dengan leukimia kronis. Apabila tidak
segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan
minggu bahkan dalam hitungan hari.
• Sedangkan Leukimia Kronis memiliki perjalanan yang tidak begitu
cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih
dari satu tahun dan masih ada harapan untuk sembuh nmeskipun
sangat kecil.
Jawaban lainnya
• A. CML → philadelpia kromosom (+)
• B. CLL → > 50 tahun, limfositosis > 50000
• C. AML → 90% pada anak dan dewasa, auer rod (+)
• D. Acute limfocitic leukemia → tidak ada
34. Hirshsprung disease
• bayi berusia 2 hari → mual muntah dan belum pernah BAB
• pemeriksaan fisik didapatkan anus normal, perut tampak distensi
dan peristaltic meningkat
• pemeriksaan colok dubur didapatkan mekonuim menyemprot dan
obstipasi lagi
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → hirschsprung disease

• hirschsprung disease → kelainan kongenital akibat kegagalan migrasi


krista neuralis ke colon
• Klinis → delayed meconium (24 jam), distensi abdomen, muntah
Hirschprung Disease
• Kelainan kongenital akibat kegagalan migrasi krista neuralis
ke colon

Tidak terbentuk sel ganglionic pada plexus myentericus
(auerbach) dan plexus submukosal (meissner)

80% rectosigmoid

Klinis :
• Delayed meconium (> 24 jam)
• Distensi abdomen
• Bilous vomiting
• Diare parah bergantian dengan konstipasi

Diagnosis
• Barium enema, bipsi rectal, anorectal manometry
Radiographic Features
• • Contrast barium enema radiographs,
Imaging can help diagnose
After the dilation process begins, the
Hirschsprung's disease. A plain
diseased portion of the colon will
abdominal radiograph may
appear normal and the more
show a dilated small bowel or
proximal
proximal
colon w ill be dilat ed. A "t ransit ion
colon (no air in the rectum) zone"
(the point where the normal bowel
becomes agangfionic) may be visible
on
a contrast enema radiograph
• Dari gejala dan tanda → hirschsprung disease
35. Sindrom turner
• anak perempuan berusia 9 tahun → perawakan pendek
• pemeriksaan fisik didapatkan disgenosis gonad, kelainan skeletal,
malformasi jantung dan ginjal, wajah dismorfik, serta tidak
didapatkan kelainan mental
• pemeriksaan kromosom didapatkan kelainan kariotipe 45X dan
kelainan srtuktural X
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → sindrom turner

• Sindrom turner → beberapa kondisi, yang monosomi X (tidak adanya


kromosom seks seluruh), kelainan kromosom di mana semua atau
bagian dari salah satu kromosom seks tidak ada
Sindrom turner
• Ullrich-sindrom Turner (juga dikenal sebagai "disgenesis gonad")
meliputi beberapa kondisi, yang monosomi X (tidak adanya
kromosom seks seluruh) adalah yang paling umum. Ini adalah
kelainan kromosom di mana semua atau bagian dari salah satu
kromosom seks tidak ada (manusia tidak terpengaruh memiliki 46
kromosom, dimana 2 adalah kromosom seks). Khas perempuan
memiliki 2 kromosom X, tapi dalam sindrom Turner, salah satu
kromosom seks hilang atau memiliki kelainan lainnya.
Sindrom gejala turner
• Perawakan pendek
• Lymphedema (pembengkakan) dari tangan dan kaki
• Luas dada (dada''''perisai) dan luas-spasi puting
• Rambut Rendah
• Rendah-set telinga
• Reproduksi sterilitas
• Rudimenter streak gonad ovarium (struktur gonad belum
berkembang)
• Amenore, atau tidak adanya periode menstruasi
• Peningkatan berat badan, obesitas
• Perisai berbentuk jantung dada
• Dipersingkat metakarpal IV (tangan)
• Kuku kecil
• Karakteristik wajah fitur
• Berselaput leher dari hygroma kistik pada bayi
• Coarctation aorta
• Miskin perkembangan payudara
• Horseshoe ginjal
• Visual gangguan sklera, kornea, glaukoma, dll
• Infeksi telinga dan gangguan pendengaran
Diagnosis sindrom turner
• Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama
kehamilan. Kadang-kadang, janin dengan sindrom Turner
diidentifikasi oleh temuan USG abnormal (cacat jantung yaitu,
kelainan ginjal, hygroma kistik, asites). Meskipun risiko kekambuhan
tidak meningkat, konseling genetik sering direkomendasikan bagi
keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner.
• Tes, yang disebut kariotipe atau analisis kromosom, analisis
komposisi kromosom individu. Ini adalah tes pilihan untuk
mendiagnosis sindrom Turner
Pengobatan sindrom turner
• Sebagai kondisi kromosom, tidak ada obat untuk sindrom Turner. Namun,
banyak yang dapat dilakukan untuk meminimalkan gejala. Sebagai contoh:
• Hormon pertumbuhan, baik sendiri atau dengan dosis rendah androgen,
akan meningkatkan pertumbuhan dan tinggi dewasa mungkin akhir.
Hormon pertumbuhan disetujui oleh US Food and Drug Administration
untuk pengobatan sindrom Turner dan ditutupi oleh banyak rencana
asuransi. Ada bukti bahwa ini efektif, bahkan pada balita.

Terapi penggantian estrogen telah digunakan sejak kondisi digambarkan
pada tahun 1938 untuk mempromosikan perkembangan karakteristik
seksual sekunder. Estrogen sangat penting untuk menjaga integritas tulang
yang baik dan kesehatan jaringan.
Jawaban lainnya
• A. sindrom reifenstein →insensitivitas androgen inkomplet, terjadi pada
laki-laki, dimana tubuh tidak dapat merespon hormone sex dengan benar
• B. sindrom klineferter → kelainan genetik pada laki-laki yang diakibatkan
oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki normal memiliki kromosom seks
berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya memiliki
• kromosom seks XXY
C. sindrom marfan → kelainan genetik pada jaringan ikat. Sindrom ini
diturunkan secara dominan, dibawa oleh gen FBN1, yang mengkode
• protein jaringan ikat fibrilin-1
E. sindrom fragil X → kelainan genetik yang menyebabkan seorang anak
mengalami keterlambatan perkembangan fisik dan mental,
ketidakmampuan belajar dan berinteraksi, serta gangguan perilaku
36. Asetazolamid 500 mg
• laki-laki 30 tahun → mata kanan merah, pandangan kabur, dan silau
sejak 2 hari yang lalu
• pemeriksaan mata didapatkan visus OD 6/60, OS 6/6. Pada mata
kanan tampak injeksi perikornea, kamera okuli dangkal
• didapatkan atrofi nervus optikus dan lapang pandang menyempit
• Terapi?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → glaucoma

• Glaukoma → tekanan bola mata yang tinggi yang akhirnya


menyebabkan rusaknya nervus optikus, lapang pandang menyempit
Glaukoma
• Tekanan bola mata tinggi (TIO > 21)
• Papil nervus optikus rusak / ekskavasi
• Lapang pandang menyempit
• Biasanya bilateral
Pemeriksaan
• Tekanan bola mata
• Lapang pandang
• Funduskopi (CD ratio)
KLASIFIKASI GLAUKOMA
A. Glaukoma Primer
1. Glaukoma sudut terbuka / Glaukoma kronis simplek
2. Glaukoma sudut tertutup / Glaukoma akut kongestif
→ berdasarkan Goneoskopi
B. Glaukoma Sekunder
1. Katarak
2. Uveitis
3. Iridio hifema
4. Rubeosis
5. Kortikosteroid

C. Glaukoma Kongenital

D. Glaukoma Absolut → penglihatannya nol / LP –


Glaukoma Primer

Insiden
- usia > 36 tahun + 1.5 %
- orang berkulit hitam 15 x kulit putih
- glaukoma primer sudut terbuka > pada kulit putih
glaukoma primer sudut tertutup > pada orang asia
- Faktor genetik
Glaukoma sudut terbuka
- kronis
- progresif
- bilateral

Gejala :
- mata putih dan kabur
- melihat seperti dalam terowongan/tunnel vision
Tanda – tanda :
- TIO > 22 mmHg
- sudut terbuka
- penyempitan lapang pandang
- pelebaran C/D Ratio (ekskavasio)
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
Patofisiologi
- Degenerasi trabekel, kanal Schklemm
- Aspek genetik

Pengobatan :
A. Pemberian obat-obatan
- Tetes Pilokarpin 1- 4% → 4 – 6 kali/hari
- Tetes Timolol 0.25% - 0.50% ( Beta Adrenaque
Blocking Agent → 2 kali/hari )
- Tetes Betaksolol 0.20% - 0.50% ( Selektif
Reseptor B1) → 2 kali/hari
- Tablet Aseta Zolamid (Diamox) Anhidrase carbon
inhibitor 125 – 250 mg → 4 kali/hari
B. Laser Trabekuloplasti
- Kalau dengan obat-obatan gagal

C. Tindakan bedah
- Kalau dengan obat-obatan dan laser
Trabekuloplasti gagal
- Tersering → Trabekulektomi

Syarat anatomi masih baik


Hipertensi Okuli

- TIO > 22 mmHg


- Sudut bilik mata depan terbuka
- Optik disk normal
- Lapang pandang normal

Prevalensi

- 6% dari TIO tinggi


- 0.5% jadi POAG
Penatalaksanaan :

Resiko tinggi harus diobati


1. IOP > 30 mm Hg
2. Riwayat glaukoma pada keluarga
3. Tinggal satu mata
4. Riwayat kencing manis
5. Riwayat kelainan darah → hipertensi, BRVO, CRVO dll
6. Pendarahan pada papil nervus optikus
7. Miop tinggi
Low Tension Glaukoma
- TIO < 20 mmHg
- Sudut bilik mata depan terbuka
- Ekskavasi nervus optikus
- Penyempitan lapang pandang

Patofisiologi :
- Insufisiensi vaskuler pada nervus optikus

Pengobatan :
- Sama dengan POAG
Glaukoma Primer Sudut Tertutup (PCAG)

Patofisiologi

- Blok pupil
- Tanpa blok pupil / blok silier
→ Tersering oleh karena blok pupil
Blok pupil
1. Faktor Predesposisi
- Sudut sempit
- Bilik mata depan dangkal
- Aksial length pendek
- Diameter kornea kecil
- Usia
2. Faktor Pencetus
- Mid midriasis
- Pembengkakan Lensa
- Lensa ke depan
Gejala – gejala :
- Nyeri
- Halo → kabur
- Pusing, mual, muntah

Tanda – tanda :
- TIO
- PCVI + CVI
- Kornea edema → bula keratopati
- Bilik mata depan dangkal
- Flare
- Atropi iris
- Glaukomflecken (katarak oleh karena TIO )
- Mid Midriasis
Terapi definitif :
- Iridektomi / laser iridotomi
- Trabekulektomi

Penatalaksanaan :
- Medikal terapi untuk perorangan terapi definitif
- Terapi definitif
- < 48 – 72 jam → iridektomi / laser iridotomi
- > 48 – 72 jam → trabekulektomi
- Fellow eye → iridektomi / laser iridotomi preventif
Medikal Terapi :

- Glyserin p.o. 1ml/KgBB dalam larutan 50%


dicampur air
- Diamox, initial dose 500mg → 4 + 250 mg
- Pilocarpin 2% → 4 – 6 x 1 tetes
- Timolol 0.5% → 2 x 1 tetes
- Hilangkan nyeri → analgesik
- Manitol IV 1 – 2 g/KgBB
Glaukoma Sudut Tertutup Kronis
( Creeping Angle Closure )

▪ Faktor terjadinya sama dengan glaukoma sudut


tertutup
▪ Perlekatan sudut bilik mata depan → bertahap
▪ Bisa dengan gejala atau tanpa gejala
▪ Penatalaksanaan : operasi
Glaukoma Sekunder

1. Dislokasi Lensa

2. Katarak → ada 2 patogenesis :


1. Fako morfik
- katarak intumesen
→ blok pupil → glaukoma sudut tertutup
2. Fako litik
- katarak hipermatur
→ protein lensa keluar → reaksi radang
→ glaukoma sudut terbuka
3. Hifema
→ partikel pendarahan → sumbat trabekuler meshwork
→ glaukoma sudut terbuka

4. Uveitis → ada 2 patogenesis :


1. Seklusi pupil → iris bomban → PAS → glaukoma
sudut tertutup
2. Sel-sel inflamasi → menghambat trabekuler meshwork
→ glaukoma sudut terbuka
5. Pemakaian Kortikosteroid
- Kerusakan trabekuler meshwork

6. Rubeosis iridis
- Terjadi fibrovaskuler pada sudut bilik mata depan
Jawaban lainnya
• A. pilokarpin tetes mata tiap 3 jam → dosis yang benar 4-6 kali sehari
• B. timolol tetes mata tiap 4 jam → dosis yang benar 2 x sehari C.
• manitol IV 200 mg/BB → dosis yang benar 1-2 mg/kgBB
• Asetazolamid oral 2x100 mg/hari → dosis 500 mg, dilanjutkan 4x250
mg
37. Miopia
• laki-laki 22 tahun → pandangannya kabur sejak seminggu yang lalu
• dokter menjelaskan bahwa cahaya yang diterima mata pasien jatuh
didepan retina, dan perlu dikoreksi dengan lensa negatif
• Kelainan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → myopia

• Miopia → penglihatannya tampak buram/tidak jelas jika melihat


benda-benda jauh
1. MIOPI / rabun jauh
-penglihatannya tampak buram/tidak jelas
jika melihat benda-benda jauh.
-bayangan berada jauh di depan retina.
-di bantu lensa cekung / negatif
2. HIPERMETROPI / rabun dekat
-penglihatannya tampak buram/tidak jelas
jika melihat benda-benda dekat.
-bayangan berada jauh di debelakang retina.
-di bantu lensa cembung / positif
BANDINGKAN

MIOPI

HIPERMETROPI
3. PRESBIOPI / mata tua
- penglihatannya tampak buram/tidak jelas
jika melihat benda-benda jauh dan dekat.
- Lensa kacamata rangkap terdiri atas lensa cekung untuk
melihat benda-benda jauh dan lensa cembung untuk
melihat benda-benda dekat.
Jawaban lainnya
• A. hipermetropia → mata kabur saat melihat objek dekat dan jauh,
sakit kepala, fotofobia, cepat lelah saat membaca
• B. ametropia → keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata
yang tidak seimbang, akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar
media penglihatan atau kelainan bentuk bola mata
• C. emetropia → mata tanpa ada kelainan refraksi pembiasaan sinar
mata dan berfungsi normal
• E. presbyopia → penglihatan kabur ketika melihat dekat, jika
membaca mata terasa lelah, berair, dan perih, karena proses
degenerasi
38. Otitis eksterna difus
• laki-laki 25 tahun → telinga kanan terasa nyeri sejak tiga hari yang
lalu
• terutama saat pasien membuka mulutnya
• disertai dengan adanya gangguan pendengaran
• tidak sedang mengalami batuk pilek dan memiliki kebiasaan sering
berenang
• pemeriksaan otoskopi kulit liang telinga duapertiga dalam tampak
hiperemis, edema, dan tidak tampak adanya bisul
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → OED (otitis eksterna difus)

• OED → infeksi pada telinga luar tepatnya di 2/3 dalam canalis


auditorius eksterna
• Gejala → nyeri pada telinga, gatal, terasa penuh
Otitis eksterna
Jawaban lainnya
• A. otitis eksterna maligna → komplikasi otitis eksterna bacterial,
infeksi mengenai kartilago, jaringan lunak, dan tulang, sering terjadi
pada pasien DM
• B. otitis eksterna sirkumskripta → terjadi di 1/3 canalis luar, gejala :
nyeri telinga, bisul (+) di luar
• D. otitis eksterna kolesteatoma → kolesteatoma : tumor jinak di aera
telinga tengah atau di belakang membrane timpani, disebabkan oleh
tumbuhnya kista dan penumpukan sel sel kulit mati, lender, dan
kotoran telinga
• E. otitis eksterna obliteran → adanya oklusi di telinga luar
39. Staphylococcus albus
• laki-laki 25 tahun → telinga kanan terasa nyeri sejak tiga hari yang
lalu
• terutama saat pasien membuka mulutnya
• disertai dengan adanya gangguan pendengaran
• tidak sedang mengalami batuk pilek dan memiliki kebiasaan sering
berenang
• pemeriksaan otoskopi kulit liang telinga duapertiga dalam tampak
hiperemis, edema
• Penyebab ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → OED (otitis eksterna difus)

• OED → infeksi pada telinga luar tepatnya di 2/3 dalam canalis


auditorius eksterna
• Gejala → nyeri pada telinga, gatal, terasa penuh
Otitis eksterna
• Penyebab kasus otitis eksterna difusa selain pseudomonas →
Staphylococcus albus
40. Otitis medis supuratif kronis benigna
• laki-laki 30 tahun → keluar cairan dari telinga kanan sejak 2,5 bulan
yang lalu dan bersifat kambuh-kambuhan
• pernah mengalami nyeri telinga kanan yang mereda setelah
didiamkan
• pemeriksaan otoskopi tampak adanya secret kental keluar dari
kavum timpani dan terdapat perforasi sentral, namun tidak
ditemukan adanya kolesteatoma
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → otitis media supuratif
kronis (OMSK) benigna

• OMSK → radang kronis telinga tengah dengan perforasi membrane


timpani dan riwayat keluarnya secret dari telingan (otore) lebihd ari 2
bulan, baik terus menerus maupun hilang timbul
Otitis media supuratif kronis (OMSK)
Safe Dangerous/Unsafe
Perforasi Cent ral Attic or marginal
Discharge Frekuensi lnt ermit en Kont inu
Mukus Muk opur ulen/ pur ulen Selalu purulent
Bau tidak enak +/ - +
Wama Put ih/ kekuningan Kekni ngan/ kecoklat an/ kehijauan
Berdarah Jar ang Bisa ada darah
Volume Banyak Sedikit
Hubungan 1' Tidak ber pengaruh
dengan URTI

Polyp Jarang Ser ing


Kolesteat oma Sangat jarang Hampir selalu ada
Tuli Konduk.si - ringan sampai Konduk.si at au mix - Ringan
sedang sampai ber at
Complication Sangat jar ang Sering
Radiograph mastoid Seluler or sklerot ik Sklerotik wit h er osi

dalcmi�•..,,.J
clln.rien cl ...e
Jawaban lainnya
• A. otitis media supuratif subakut benigna → sub akut terjadi kurang
dari 2 bulan
• B. otitis media supuratif subakut maligna → di kurang dari 2 bulan

• D. otitis media supuratif kronis maligna → ditemukan kolesteatoma,


perforasi marginal
• E. otitis media supuratif akut benigna → OM akut, tidak ada
pembagian benigna dan maligna, dibagi dalam stadium
41. Otitis eksterna sirkumskripta
• perempuan 30 tahun → telinga kanan terasa nyeri dua hari yang lalu
• saat pasien sedang makan ataupun tertawa
• disertai dengan adanya secret yang encer tapi berbau
• pasien tidak sedang mengalami batuk pilek dan memiliki kebiasaan
sering membersihkan telinga dengan cutton bud
• pemeriksaan otoskopi tampak adanya bisul pada kulit liang telinga
sepertiga luar
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → OES (otitis eksterna
sirkumskripta)

• OES → infeksi pada telinga luar tepatnya di 1/3 luar canalis auditorius
eksterna
• Gejala → nyeri pada telinga, gatal, terasa penuh
Otitis eksterna
Jawaban lainnya
• A. otitis eksterna maligna → komplikasi otitis eksterna bacterial,
infeksi mengenai kartilago, jaringan lunak, dan tulang, sering terjadi
pada pasien DM
• C. otitis eksterna difusa → di 2/3 dalam telinga luar, nyeri telinga,
terasa penuh, gatal
• D. otitis eksterna kolesteatoma → kolesteatoma : tumor jinak di aera
telinga tengah atau di belakang membrane timpani, disebabkan oleh
tumbuhnya kista dan penumpukan sel sel kulit mati, lender, dan
kotoran telinga
• E. otitis eksterna obliteran → adanya oklusi di telinga luar
42. Miastenia gravis
• perempuan 35 tahun → kedua kelopak mata sering menutup
• sering muncul menjelang sore setelah beraktivitas dan membaik
pada pagi harinya setelah istirahat
• TD 110/80 mmHg, nadi 86x/menit, RR 21x/menit, dan suhu 370C
• otot-otot ekstrinsik mata dalam batas normal, pergerakan bola
mata normal, nervus cranialis normal, dan tidak ada deficit
neurologis lain
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → miastenia gravis

• Miastenia gravis → suatu penyakit autoimun dimana persambungan


otot dan saraf (neuromuscular junction) berfungsi secara tidak normal
dan menyebabkan kelemahan otot menahun
Miastenia gravis
• suatu penyakit autoimun dimana persambungan otot dan saraf
(neuromuscular junction) berfungsi secara tidak normal dan
menyebabkan kelemahan otot menahun
• Lebih sering terjadi pada wanita ( F:M = 6 : 4 ) dan biasanya timbul
pada usia 20-40 tahun
• Prevalensi di dunia 1 : 10.000
etiologi
• Etiologi → penyakit autoimun dimana terdapat antibody yang
memblok reseptor asetilkolin di presinaps

• Idiopathic
• Penicillamine
• Antibodi Ach-R ditemukan 90% pada pasien dengan MG sekunder terhadap
paparan penicillamine
• Drugs
• Obat : • Procainamide
• Antibiotics (Aminoglycosides, • Verapamil
ciprofloxacin, ampicillin, • Quinidine
erythromycin) • Chloroquine
• B-blocker (propranolol) • Prednisone
• Lithium • Timolol
• Magnesium • Anticholinergics
patofisiologi
• Sistem kekebalan yang membentuk Antibodi tubuh (Ig G)

• menyerang reseptor Ach yang terdapat pada sisi otot dari neuromuscular
junction

• akibatnya terjadi kekurangan relatif dari Ach di presinaps motoris dari otot lurik


• Kelemahan otot
Gambaran klinis
• Kelemahan pada otot wajah
• Kelemahan pada kelopak mata
• Kelemahan pada otot mata, sehingga terjadi penglihatan ganda
• Kelemahan pada lengan dan tungkai
• Kelelahan otot yang berlebihan setelah melakukan olahraga
• Bisa terjadi kesulitan dalam berbicara dan menelan

• Sekitar 10% penderita mengalami kelemahan otot yang diperlukan


untuk pernafasan
• Biasanya mengenai otot yang spesifik dibanding umum
• Ptosis (tersering), pasien tidak bisa mempertahankan membuka mata
• Gejala semakin sore semakin memburuk
diagnosis
• Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala, yaitu jika seseorang
mengalami kelemahan umum
• Tes edrofonium/tensilon/penghambat kolinesterase (pharmacological
testing)
• Elektromiogram
• Tes darah untuk mengetahui adanya antibodi dalam terhadap
asetilkolin
• CT scan dada untuk menemukan adanya timoma
Workup Pharmacological testing/tensilon
• Apabila tidak ada efek
samping sesudah tes 1-2 mg
intravena, maka disuntikkan
• lagi 5-8 mg tensilon.
Reaksi dianggap positif
apabila ada perbaikan
kekuatan otot yang jelas
(misalnya dalam waktu 1
menit), menghilangnya ptosis,
Before After lengan dapat dipertahankan
• dalam posisi abduksi lebih
lama, dan meningkatnya kapasitas vital.
Reaksi ini tidak akan berlangsung lebih
lama dari 5 menit.
Tata laksana
• AChE inhibitor
• Pyridostigmine bromide (Mestinon)
• Mulai kerja dalam 30-60 menit dan bertahan sampai 3-6 jam
• Dosis dewasa :
• 60-960mg/d PO
• 2mg IV/IM q2-3h
• Yang lain: Neostigmine Bromide
• Terapi imunomodulasi
• Prednison
• Paling sering dipakai di US
• Perbaikan signifikan → penurunan titer antibody biasanya 1-4 bulan
• Mulai dengan dosis rendahn dan dinaikan bertahap sampai dosis efektif
• Pasien dengan obat diuretic harus dimonitor terkait dengan hypokalemia
Jawaban lainnya
• A. TIA → deficit neurologis yang membaik atau kembali normal dalam
waktu kurang dari 24 jam
• B. stroke iskemik → deficit neurologis yang menetap lebih dari 72
jam, hemiparesis, bicara pelo
• D. parese N III → gangguan pergerakan bola mata (+)
• E. GBS → Sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis flaccid yang
terjadi secara akut berhubungan dengan proses autoimun, targetnya
adalah saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis
43. Nekrolisis epidermal toksik
• perempuan 45 tahun → bercak merah ungu dan lepuh yang cepat pecah
di wajah, badan, dan hampir seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu
• Bercak dan lepuh terasa sangat nyeri
• didiagnosis menderita peninggian asam urat 2 minggu yang lalu dengan
terapi allopurinol dan kalium diklofenak
• nampak lemah dengan TD 100/60 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 37,8 C
• di hampir seluruh tubuh ditemukan patch eritem keunguan, erosi luas
dengan skuama eksfoliatif, dan beberapa bula kendor dengan tanda
nikolsky positif

Diagnosis ?
• Saat ini pasien mengalami → nekrolisis epidermal toksik (TEN)

• TEN → Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang berupa pengelupasan kulit
dan lapisan mukosa. Hampir selalu disebabkan obat
STEVENS JOHNSON SYNDROME VS TOXIC
EPIDERMAL NECROLYSIS

Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang berupa pengelupasan


kulit dan lapisan mukosa. Hampir selalu disebabkan obat

TEN = Lyell disease


SJS
• Mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata dengan keadaan
umum yang bervariasi → ringan hingga berat
• SJS → bentuk minor dari TEN
• Pengelupasan kulit <10%
• Angka mortalitas → 1-5%
Patogenesis → Unknown
• Lesi kulit
• Ruam kemerahan
• Onset : Paling sering dan lepuh : dimulai di
dalam minggu pertama badan → menyebar
setelah konsumsi obat ke wajah dan
(biasanya antibiotik) ekstremitas
• SJS-TEN akibat obat • Jenis lesi :
antikejang bisa muncul • Makula, plak, vesikel,
2 bulan setelah inisisasi bula, atau papul
obat berkonfluensi
• Prodormal sign and • Purpura
symptoms : • Eritema difus
• Demam • Targetoid
• Nyeri tenggorokan • Keterlibatan mukosa
• Sekret hidung : mata, mulut
meningkat (cheilitis, stmatitis),
• Konjungtivitis faring-eshofagus,
respiratory tract, GIT
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
tatalaksana
• Tatalaksana umum :
• Stop konsumsi obat yang diduga menyebabkan SJS/TEN
• Terapi cairan dan nutrisi via NGT
• Termoregulasi → Ruangan hangat 30-32˚C
• Kontrol nyeri

• Skin care
• Antiseptic topikal : Silver nitrat, chlorhexidine (NOT silver sulfadiazine)
• Dressing lembab dengan petroleum jel
• Jangan gunakan adhesive tape

• Bisa dipertimbangkan kortikosteroid sistemik, IVIG, TNF antagonis, Thalidmid,


Siklosporin, dll (imunosupresan)
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Kornplikasi Akut
• Dehldrasi dan malnutrisl akut
• lnfeksl mernbran rnukosa maupun paru (pneumonia],
septikernla
• ,Acute respiratory distress syndrome
• Ulserasl dan 1pe,rfoir1as1GIT'--:;) pendarahan --:;) svok
1

hie moragik, hi povole ml k


• Gagal organ rnultipel, terrnasuk gagal gin]al
• Tromboernboll dan IDl!1C
Jawaban lainnya
• A. eritema multiform → reaksi hipersensitivitas pada kulit yang dipicu
oleh infeksi, missal HSV, ditandai dengan munculnya lesi kulit
kemerahan, akut, dapat sembuh tanpa komplikasi

B. uritikaria akut → reaksi alergi, edema/plak, batas tegas,
permukaan serupa dengan kulit atau eritema, sangat gatal,
• dermografisme (+), blanching (+)
C. erupsi obat makulopapuler → reaksi terhadap obat, Eritematosa
•tersebar, Morbiliformis, simetris
D. sindrom steven johnson → Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang
berupa pengelupasan kulit dan lapisan mukosa. Hampir selalu
disebabkan obat, < 10 % area tubuh
44. Ektima
• laki-laki 17 tahun → gatal-gatal dan koreng di kedua tungkai bawah
sejak 2 minggu yang lalu, berupa bentol merah yang kemudian
berubah menjadi koreng
• pemeriksaan kedua tungkai terdapat ulkus multipel tertutup krusta
coklat tebal lengket dengan edema dan eritema di bagian tepinya
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → ektima

• Ektima → bentuk ulseratif dari impetigo atau didahului oleh lesi kulit
garukan/ insect bite, penyebab GABHS
Ektima
• bentuk ulseratif dari impetigo atau didahului oleh lesi kulit garukan/
insect bite

• Disebabkan oleh streptococcus beta hemoliticus

• Lesi → krusta tebal melekat menutupi ulkus dibawahnya, dikelilingi


haloeritem dan edema, bentuk bulat atau oval diameter 1-3 cm
• Awalnya berupa pustule atau bula yang cepat membesar dan menjadi
ulkus, nyeri (+)
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I
Terapi
• Bila banyak pus/krusta → kompres terbuka dengan kalikus 1/5000
atau rivanol 1% atau povidon iodin diencerkan 10 kali
• Bila tidak tertutup pus/krusta → salep/krim asam fusidat 2%,
mupirosin krim 2%, neomisin atau basitrasin
• Sistemik → kloksasilin, amoksisilin, azitromisin selama minimal 7 hari
Jawaban lainnya
• A. impetigo bulosa → bula kendor, hipopion, nikolsky sign (-),
predileksi intertriginosa
• B. impetigo krustosa → krusta berwarna kuning seperti madu, yang
menyebar secara oto inokulasi, predileksi di wajah terutama sekitar
hidup
• D. erysipelas → lesi berupa infeltrat berwarna merah cerah, letak
superficial (dermis), batas tegas, edema, predileksi di wajah dan
tungkai
• E. selulitis → lesi berupa infiltrate eretematosa difus, batas tidak
tegas, letak lebih dalam dari erysipelas (subkutis)
45. Lepra MB, reaksi lepra I
• tidak enak badan dan keluhan kulit di tubuh bercak-bercak, merata
di punggung dan perut
• pemeriksaan, UKK menunjukkan lesi makula multipel, plak eritema,
dan beberapa papul, berjumlah 8, dan tersebar merata, simetris,
dan terasa sangat nyeri
• pemeriksaan fisik ada pembesaran nervus auricularis magnus
• juga ditemukan demam
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → lepra MB dengan reaksi
lepra I

• Lepra → disebabkan oleh m. leprae


LEPRA
• Disebabkan oleh Mycobacterium leprae

• Tanda Kardinal :
• Bercak kulit yang mati rasa
• Penebalan syaraf tepi dengan/tanpa gangguan subjektif : n. Ulnaris, n.
Aurikularis magnus, n. Peroneus
• Gangguan subjektif dapat berupa gangguan sensoris, motoris
maupun otonom
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Klasifikasi Lepra menu rut WHO

Skin lesions 1-5 >5


Nerve damage 1 >1
- - � - - - - - - � � - - - - - �

AFB {-) {+)


PEMERIKSAAN MYCOBACTERIUM
• Aerob, non-motil, tahan asam
• Metode pewarnaan : Fite faraco stain, Ziehl-neelsen stain, Kinyoun gabbet
stain
• Hasil : Bakteri tahan asam warna merah/magenta dengan latar warna biru
TERAPI
TERAPI LEPRA PADA KEHAMILAN DAN
MENYUSUI
• MDT aman untuk ibu hamil dan menyusui, tetap lakukan seperti pada
pasien tidak hamil
• Sejumlah obat akan diekskresikan melalui ASI, tidak ada efek samping
kecuali mild skin discolouration karena clofazimin
• Apabila pasien hanya memiliki 1 lesi (PB) → Tunda terapi sampai
melahirkan
LEPROSY REACTION
• Inflamasi akut pada lesi pasien lepra
• Klasifikasi → Tipe 1 (Reversal reaction), Tipe 2 ( Eritema nodusum leprosum), Lucio
phenomena
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2 Lucio Phenomenon

• Reversal Reaction • Eritema Nodusum • scleroderma-like +


Leprosum tel ea ngiectasis +
hair lo ss, er yt hem a
necroticans
(relatively rare,
peculiar reaction
pattern occurring
in untreated
lepromatous (LL}
or borderline
lepromatous (BL}
leprosy cases)
Jawaban lainnya
• A. lepra PB, reaksi lepra 1 → PB : lesi kulit 1-5, kerusakan saraf satu,
BTA (-)
• B. lepra PB, reaksi lepra 2 → PB : lesi kulit 1-5, kerusakan saraf satu,
BTA (-), reaksi lepra II : eritema nodusum leprosum, nodus (+)
• D. lepra MB, reaksi lepra II → reaksi lepra II : eritema nodusum
leprosum, nodus (+)
• E. lepra MB, non reaksi → pada kasus terdapat reaksi I lepra
46. Moluscum contagiosum
• laki-laki → bintil-bintil di sekitar bibir dan wajah
• lesi tidak dirasakan gatal dan nyeri
• seorang atlet renang,
• pemeriksaan fisik ditemukan papul multipel sewarna kulit dengan
delle di tengah
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → moluscum contagiosum

• moluscum contagiosum → infeksi kulit yang disebabkan pox virus,


gejala : papul, ditengahnya terdapat delle (+)
Molluscum Contagiosum
(Condyloma subcutaneum)
Kausa: Molluscum contagiosum virus (Pox virus)
Badan Moluskum atau Henderson-Paterson bodies
• Penyakit ini terutama menyerang anak dan kadang juga orang dewasa. Pada orang
dewasa biasanya tergolong dari penyakit akibat hubungan seksual

• Transmisi → melalui kontak kulit langsung dan otoinokulasi

• Manifestasi : papul multiple berwarna putih berbentuk kubah, ditengahnya


berlekuk (delle), bila dipijat keluar massa putih seperti nasi

• Tatalaksana : Bedah beku / kuretase / Enukleasi


Jawaban lainnya
• A. veruka vulgaris → papul berwarna kulit sampai keabuan dengan
permukaan verukosa, jika digores timbul oto inokulasi di sepanjang
goresan

B. kista epidermal → benjolan non kanker di bawah kulit yang dapat
muncul pada bagian kulit manapun, umumnya di wajah, leher, kepala,
• punggung
D. granuloma piogenikum → tumor vaskuler proliferasi jinak pada
kulit dan membrane mukosa yang sering mengikuti suatu trauma
• minor dan infeksi
E. veruka plana → papul berwarna kulit sampai keabuan dengan
permukaan rata
47. Gangguan cemas menyeluruh
• perempuan 21 tahun → berdebar-debar sejak 6 bulan
• disertai rasa cemas dan sulit tidur.
• muncul sepanjang hari disertai keringat dan kaki terasa dingin
• Pasien tidak mengetahui cara menghilangkan dan penyebab dari
keluhannya
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan cemas
menyeluruh

• Gangguan cemas menyeluruh → anxietas sebagai gejala primer yang


berlangsung terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi
tertentu saja (sifatnya free floating/mengambang)
Gangguan Cemas Menyeluruh
• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi tertentu saja (sifatnya
“free floating” atau mengambang)
• Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut
• Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb.)
• Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai), dan
• Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, serta keluhan somatic berulang yang menonjol)
• Pada anak-anak sering terlihat kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan somatik berulang yang menonjol
• Adanya gejala lain yang sifatnya sementara, khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama gangguan cemas menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi, anxietas fobik,
gangguan panic, atau OCD.
Tata laksana
• Benzodiazepin
• Non-benzodiazepine → sulpride, buspirone, hydroxizyne
Jawaban lainnya
• A. depresi sedang dengan somatoform → harus ada gejala depresi
seperti afek depresif, atau kehilangan minat atau mudah lelah,
dengan gejala somatoform seperti banyak keluhan-keluhan yang
• sudah dibuktikan dengan pemeriksaan yang normal
B. gangguan somatoform → gejala somatoform seperti banyak
keluhan-keluhan yang sudah dibuktikan dengan pemeriksaan yang
• normal
D. skizoafektif → gejala gangguan mood dan skizofrenia sama sama
• menonjol
E. serangan fobik → dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang
sebenarnya tidak membahayakan
48. Claustrafobia
• Perempuan 36 tahun→ sesak napas saat naik lift
• disertai rasa cemas, berdebar dan mulut kering
• dirasakan semakin bertambah setelah adiknya meninggal 3 thn yg
lalu
• Pemeriksaan normal
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan ansietas fobik
(claustrophobia)

• Gangguan ansietas fobik → dicetuskan oleh adanya situasi atau objek


yang sebenarnya tidak membahayakan
Gangguan Anxietas Fobik
• Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar
individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian tidak
membahayakan.

• Sebagai akibatnya objek atau situasi tersebut dihindari atau


dihadapi dengan rasa terancam

• Kondisi lain yang berasal dari individu itu sendiri, seperti takut akan
adanya penyakit (nosofobia), dan takut perubahan bentuk badan
(dismorfofobia) dimasukkan dalam klasifikasi gangguan hipokondrik
AGORAFOBIA FOBIA SOSIAL FOBIA KHAS
• Kecemasan timbul ketika berada • Rasa takut yang berlebihan akan • Rasa takut yang kuat dan
di tempat atau situasi di mana dipermalukan atau melakukan persisten terhadap suatu objek
meyelamatkan diri sulit hal yang memalukan pada atau situasi, antara lain: hewan,
dilakukan (atau memalukan) berbagai situasi sosial, seperti bencana, ketinggian, penyakit,
atau tidak tersedia pertolongan bicara di depan umum, berkemih cedera, dan kematian.
pada saat terjadi serangan panik. di toilet umum, atau makan di • Acrophobia fear of heights
• tempat umum. • Agoraphobia fear of open places
Situasi tersebut mencakup berada
di luar rumah seorang diri, di • Ailurophobia fear of cats
keramaian, atau bepergian • Hydrophobia fear of water
dengan bus, kereta, atau mobil. • Claustrophobia fear of closed
spaces
• Cynophobia fear of dogs
• Mysophobia fear of dirt and
germs
• Pyrophobia fear of fire
• Xenophobia fear of strangers
Tata laksana
• Cognitive behavior therapy
• Insight oriented psychotherapy
• Hypnosis
• Family therapy
• Exposure therapy/desensitisasi
• Farmakoterapi
Jawaban lainnya
• B. gangguan psikotik akut → gejala psikotik (waham dan atau
halusinasi) yang berlangsung kurang dari 2 minggu
• C. gangguan depresi → gejala depresi : afek depresif, kehilangan
minat, mudah lelah, insomnia, dll
• D. gangguan ansietas → gejala kecemasan dominan
• E. gangguan bipolar → gangguan mood, dangan riwayat mania satu
episode
49. Masokisme
• laki-laki → keluhan memasukkan kawat timah melalui lubang penis
sampai kandung kemih
• Saat kawat ditarik keluar, timbul rasa sakit dan berdarah sering
• melakukan hal ini karena menimbulkan rasa nikmat Menurut
• istrinya, sejak satu tahun ini kadang-kadang dia mengikat
penisnya dengan tali atau menusukkan penisnya dengan kawat
sampai berdarah
• Gangguan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → masokisme

• Masokisme → fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan


apabila dirinya (secara nyata, bukan pura-pura) dilecehkan, dipukuli,
diikat, atau mendapat tindakan lainnya yang menyakiti atau
mempermalukan dirinya
Diagnosis Karakteristik
Fetishisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan dengan
melibatkan benda-benda tak hidup (misal: celana dalam wanita)
Frotteurisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila
bersentuhan atau bergesekan terhadap orang yang sedang dalam
kondisi tidak sadar
Masokisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila dirinya
(secara nyata, bukan pura-pura) dilecehkan, dipukuli, diikat, atau
mendapat tindakan lain yang menyakiti atau mempermalukan dirinya
Sadisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila dirinya
(secara nyata, bukan pura-pura) melecehkan, memukuli, mengikat,
atau melakukan tindakan lain yang menyakiti atau mempermalukan
pasangan seksualnya
Voyeourisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan dengan
mengamati/ mengintip secara diam-diam orang lain yang sedang
telanjang atau melakukan aktivitas seksual
Diagnosis Karakteristik
Troilisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila
melihat pasangan seksualnya beraktivitas seksual dengan
orang lain (=triolisme/ threesome)
Necrofilia Obsesi untuk melakukan aktivitas/ hubungan seksual dengan
jenazah
Transvestisme Kenikmatan seksual yang berasal dari berdandan atau
menyamar dalam pakaian lawan jenis, dengan keinginan kuat
untuk tampil sebagai anggota lawan jenis.
Pedofilia Preferensi seksual terhadap anak-anak, biasanya pra pubertas
atau awal masa pubertas baik laki-laki maupun perempuan.
Erotomania suatu delusi dimana penderita percaya bahwa orang lain (yang
status sosialnya lebih tinggi) jatuh cinta pada penderita
Nymphomania dorongan untuk selalu mendapatkan kepuasan seksual
(wanita)
Setiriasis dorongan untuk selalu mendapatkan kepuasan seksual (pria)
Jawaban lainnya
A. sadism → fantasi, nafsu, atau kepuasaan seksual yang didapatkan
• apabila dirinya (secara nyata, bukan pura0pura) melecehkan, memukuli,
mengikat, atau melakukan tindakan lain yang menyakiti atau
mempermalukan pasangan seksualnya
• B. voyerisme → fantasi, nafsu, atau kepuasaan seksual yang didapatkan
dengan mengamati/mengintip secara diam-diam orang lain yang sedang
telanjang atau melakukan aktivitas seksual
• C. eksibionisme → fantasi, nafsu, atau kepuasaan seksual yang didapatkan
dengan menunjukkan diri ketika sedang melakukan rangsangan untuk diri
• sendiri
E. fetihisme → fantasi, nafsu, atau kepuasaan seksual yang didapatkan
dengan melibatkan benda-benda tak hidup (missal: celana dalam wanita)
50. Retardasi mental
• anak usia 10 tahun → kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah
• Nilainya selalu buruk dan hal itu membuat ibunya khwatir
• memiliki kemampuan di bidang seni yang baik tetapi untuk
pelajaran di sekolah nilainya selalu buruk, kecuali pelajaran seni
• pemeriksaan IQ didapatkan 50
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → retardasi mental

• Retardasi mental → Retardasi mental ialah keadaan dengan


inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak
lahir atau sejak masa anak
DEFINSI

• Retardasi mental ialah keadaan dengan inteligensi yang kurang


(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak.
• Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala utamanya adalah inteligensi yang
terbelakang.
• Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang, fren: jiwa)
atau tuna mental.
FAKTOR PENYEBAB
• Akibat infeksi dan atau intokninasi
• Akibat rudapaksa dan atau sebab fisik lain
• Akibat metabolisme, pertumbuhan, dan gizi yang kurang
• Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal)
• Akibat penyakit / pengaruh pranatal yang tidak jelas
• Akibat kelainan kromosom
• Akibat prematuritas
KLASIFIKASi
• Dalam DSM (diagnostic and Statistic Manual)-IV-TR terdapat 4 level
retardasi mental yang masing-masing berhubungan dengan satu
rentangan tertentu di bagian kiri kurva distribusi normal yang terukur
• IQ bukan satu-satunya kriteria untuk menetapkan retardasi mental.
Pada kenyataannya IQ dipakai sebagai acun setelah kelemahan dalam
perilaku adaptif teridentifikasi.
Retardasi Mental
Ringan Sedang Berat Sangat Berat
• Tes IQ 50-69 • Tes IQ 35-49 • Tes IQ 20-34 • Tes IQ < 20
• Pemahaman dan • Tingkat perkembangan • Mirip dengan retardasi • Pemahaman bahasa sangat
penggunaan bahasa bahasa bervariasi : ada yang mental sedang dalam hal: terbatas, hanya dapat
cenderung terlambat pada dapat mengikuti • Gambaran klinis mengerti perintah dasar dan
berbagai tingkat dan percakapan sederhana • Terdapatnya etiologi mengajukan permohonan
menetap sampai dewasa. sampai hanya dapat organik sederhana
• Dapat mencapai berkomunikasi seadanya • Kondisi yang menyertainya • Etiologi organik dapat
kemampuan berbicara untuk kebutuhan dasar • Tingkat prestasi yang didentifikasi pada sebagian
untuk keperluan sehari-hari mereka rendah besar kasus
• Dapat mandiri penuh dalam • Etiologi organik dapat • Terdapat disabilitas
• Kebanyakan menderita
merawat diri dan mencapai didentifikasi pada gangguan motorik yang neurologik dan fisik lain
yang berat yang
keterampilan praktis dan kebanyakan retardasi mencolok atau defisit lain
keterampilan rumah tangga mental sedang mempengaruhi mobilitas
yang menyertainya seperti epilepsi dan hendaya
• Etiologi organik hanya pada • Autisme masa kanan atau • Menunjukkan adanya
sebagian kecil penderita daya lihat dan daya dengar
gangguan perkembangan kerusakan atau • Sering ada gangguan
• Kesulitan utama biasanya pervasif lainnya terdapat penyimpangan
tampak dalam pekerjaan pada sebagian kecil kasus perkembangan pervasif
perkembangan yang seperti autisme tidak khas
sekolah yang bersifat bermakna secara klinis dari yang sangat berat
akademik dan dalam hal susunan saraf pusat
baca tulis
PENCEGAHAN

1. Pencegahan primer, dapat dilakukan dengan:


a. pendidikan kesehatan pada masyarakat;
b. konseling genetik;
c. tindakan kedokteran;
d. pertolongan persalinan yang baik;
e. mencegah kehamilan pada usia terlalu muda dan terlalu
tua.
2. Pencegahan sekunder, berupa: diagnosis dan pengobatan dini
peradangan otak.
PENANGANAN
• Penanganan terhadap penderita retardasi mental harus melibatkan
orang tua.
• Orang tua penderita retardasi mental hendaknya mendapatkan
layanan konseling, informasi dan petunjuk yang praktis mengenai
cara-cara menangani anak mereka.
• Latihan untuk penderita retardasi mental dilakukan pada SLB. Tujuan
diberikannya latihan agar mereka bisa mengurangi
ketergantungannya pada orang lain
Jawaban lainnya
• B. ADHD → berkurangnya perhatian : sering beralih dari suatu
kegiatan ke kegiatan yang lain, aktivitas berlebihan : kegelisahan yang
berlebihan, kecerobohan dalam hubungan sosial
• C. Asperger syndrome → lebih ringan dari autism, kemampuan
berbahasa dan kognitif tidak terganggu
• D. autism → tiga gejala berikut harus ada untuk diagnosis dan harus
terlihat sebelum usia 3 tahun : gangguan interaksi sosial, gangguan
berbahasa, perilaku repetitive
• E. fobia sosial → dicetuskan oleh situasi atau objek yang sebenarnya
tidak berbahaya
51. C. Arborescent mark

Gambaran seperti daun pinus?

• Korban kemungkinan tersambar petir


Perlukaan Trauma Listrik
• Beberapa faktor yang memengaruhi:
– Besar tegangan (tegangan 65 – 1000 V
lebih
mematikan daripada tegangan tinggi)
– Kuat arus (semakin besar, semakin mematikan)
– Tahanan kulit
– Arah aliran listrik
– Luas permukaan kontak
– Durasi kontak
Perlukaan Trauma Listrik
• Dapat ditemukan
– bakar dengan tepi
Luka menonjol, di sekitarnya pucat
dikelilingi kulit hiperemis,
– Metalisasi (pemindahan
metal ke kulit), dan magnetisasi
(metal yang dipakai berubah
menjadi magnet) jika
tegangan tinggi
• Penyebab kematian fibrilasi Aborescent mark
ventrikel
Perlukaan Trauma Listrik/Petir
• Arborescent mark: gambaran seperti pohon gundul tanpa
daun, terbentuk akibat vasodilatasi vena pada kulit korban
sebagai reaksi kulit yang bersentuhan dengan petir.

• Magnetisasi: logam yang terkena sambaran petir berubah


menjadi magnet (efek listrik)

• Metalisasi: logam yang dikenakan korban (perhiasan, arloji)


meleleh (efek panas)
Arborescent Mark
A. Magnetisasi

B. Mumifikasi

C. Arborescent mark

D. Metalisasi

E. Joule burn
52 B. Tenggelam
• Laki-laki 40 tahun
– Tidak sadarkan diri setelah melakukan penyelaman
sedalam
30 meter
– Dinyatakan meninggal oleh dokter yang memeriksa.
– Otopsi: busa dan darah yang keluar dari mulut dan
hidung, emfisema subkutis di dada
– Urin dan gas beracun tidak ditemukan
Penjelasan Kematian

• Bagaimana penyebab kematian bisa terjadi


Cara • Ex : pembunuhan, bunuh diri, wajar

• Perlukaan/penyakit yang menimbulkan


Penyebab kekacauan fisik sehingga berakibat kematian
• Ex : luka tembak, kanker, arteriosklerosis

• Kekacauan fisik yang dihasilkan oleh


Mekanisme penyebab kematian
• Ex : perdarahan, kerusakan jaringan otak
Identifikasi Penyebab Kematian
• Identifikasi penyebab kematian :
– Pemeriksaan TKP
– Pemeriksaan Jenazah
• Pemeriksaan Luar menentukan tanda pasti kematian,
ada/tidaknya tanda kekerasan
• Pemeriksaan Dalam melihat seluruh organ dalam dapat
menentukan penyebab pasti kematian
Pemeriksaan Tambahan pemeriksaan toksikologi, histo PA,
mikrobiologi, virologi, imunologi, trace evidence (jejak peristiwa)
A. Gagal jantung

B. Tenggelam

C. Barotrauma

D. Emboli gas

E. Asfiksia mekanik
53 A. Fibrilasi ventrikel

Mekanisme kematian?

• Mayat tenggelam di sungai


– Air tawarkadar elektrolit lebih rendah dari
kadar elektrolit plasma
Tenggelam
• Air tawar
– Absorpsi cairan masif (elektrolit air tawar << elektrolit
darahhemodilusi darah, hemolisis), hiperK, hiperCamendorong
fibrilasi ventrikel dan penurunan TD

• Air asin
– Air ditarik dari sirkulasi pulmonaledema
pulmoner, hemokonsentrasi, hipovolemia,
hiperMg
A. Fibrilasi ventrikel

B. Hemokonstrasi darah

C. Edema paru

D. Spasme laring

E. Kerusakan batang otak


54 B. Surat keterangan medis

Jenis surat yang dapat diberikan ke polisi?


• Perempuan 45 tahun
– Memar pada mata kanannya
– Mengaku disebabkan oleh tindakan kekerasan dalam
rumah
tangga oleh sang suami
– Meminta dibuatkan surat yang dapat
dipergunakannya untuk melaporkan tindakan suaminya
tersebut ke polisi
Visum et Repertum

Aspek • Visum et repertum dibuat berdasarkan


penilaian dokter mengenai kondisi klinis pasien
(dalam hal ini korban), dapat berdasarkan
Medis pemeriksaan langsung atau berdasarkan
pemeriksaan yang tercatat di rekam medis.

Aspek • Pelayanan kedokteran yang dilakukan untuk


kepentingan hukum,dan dibuat berdasarkan

Hukum peraturan perundangan yang berlaku.


Jenis VeR
• VeR Hidup
– Definitifseketika, pasien tidak memerlukan rawat inap atau tindakan
lain
– Sementarapasien memerlukan rawat inap dan pemeriksaan lanjutan
– Lanjutan dibuat setelah pasien sembuh/pindah RS/pindah
dokter/pulang paksa
• VeR Jenazah
– Terhadap jenazah untuk mengetahui penyebab, mekanisme dan cara
kematian jenazah
A. Surat visum et repertum

B. Surat keterangan medis

C. Surat keterangan dokter

D. Surat keterangan sakit

E. Surat keterangan cacat


55. D. > 12 jam - 18 jam sebelum
pemeriksaan luar
• Mayat laki-laki 30 tahun
– Korban gantung diri di pohon belakang rumahnya
• Pemeriksaan luar
– Lebam mayat tungkai bawah, warna keunguan, tidak
hilang pada penekanan>12 jam
– Kaku mayat seluruh tubuh, tidak dapat dilawan>12
jam,
<24 jam
Tanda Pasti Kematian
• Lebam mayat/livor mortis
– Muncul30 menit-2 jam post-mortem

– Hilang dengan penekanansetelah 2-8 jam


– Menetapsetelah 8-12 jam

• Kaku mayat/rigor mortis


– Muncul2 jam post-mortem, mulai dari sendi kecil menyebar sentripetal

– Masih bisa dilawandalam 2-12 jam


– Lengkap (seluruh sendi)setelah 12 jam

– Menghilangsetelah 24 jam, sesuai urutan muncul

• Pembusukan/putrefaksi
– Mulaisetelah 24 jam
– Warna kuning kehijauan di perut kanan bawah (katup ileocaecal)

– Setelah 36 jammenyebar ke seluruh perut dan dada


Pilihan Lain
• > 2 jam - 4 jam sebelum pemeriksaan luar
– Lebam mayat masih hilang dengan penekanan
– Kaku mayat belum lengkap dan masih bisa dilawan

• > 4 jam - 12 jam sebelum pemeriksaan luar


– Lebam mayat bisa hilang/tidak hilang dengan penekanan
– Kaku mayat belum lengkap dan masih bisa dilawan

• > 12 jam - 18 jam sebelum pemeriksaan luar


– Lebam mayat tidak hilang dengan penekanan
– Kaku mayat belum lengkap, sulit dilawan

• > 18 jam - 36 jam sebelum pemeriksaan luar


– Lebam mayat tidak hilang dengan penekanan
– Kaku mayat sudah lengkap, kemudian mulai hilang berdasarkan urutan mulai muncul
A. 30 menit - 2 jam sebelum pemeriksaan luar
B. > 2 jam - 4 jam sebelum pemeriksaan luar
C. > 4 jam - 12 jam sebelum pemeriksaan luar

D. > 12 jam - 18 jam sebelum pemeriksaan


luar
E. > 18 jam - 36 jam sebelum pemeriksaan luar
56 C. Human papilloma virus

• Perempuan tahun
– Bentol bentol pada kedua tangan, gatal, sedikit nyeri
– Papul bergerombol, kasar, batas tegas
papul verukosa
• Diagnosis: Veruka Vulgaris (Common Warts)
• Disebabkan oleh HPV
Pembahasan: Veruka Vulgaris

• Definisi:
– Infeksi kulit oleh HPV (Human papilloma
virus)
pada epitel kulit, bersifat swasirna
• Penularan:kontak langsung
• Etiologi
– HPV tipe 1 (plantar warts)di telapak kaki
– HPV tipe 2 dan 4 (veruka vulgaris / common warts)
– HPV tipe 3, 10, dan 28 (veruka plana)veruka pink, datar, sedikit
meninggi
Veruka Plana Veruka Plantaris
Pilihan lain
• Virus (penyebab) Herpes • Virus Epstein Bar
Zoster – Lesi eritema agak meninggi
– Lenting (vesikel) dengan dasar berkonfluens, menyebar
eritema, rasa terbakar, generalisata di tubuh
dermatomal • Virus Pox
– Reaktivasi infeksi laten endogen – Papul di tubuh, permukaan licin
virus Varicella Zoster tampak seperti kubah,
• Virus Herpes Simpleks mengeluarkan massa putih
– HSV-1 (sekitar bibir) atau HSV- seperti nasi
2 (herpes genital)
A. Virus herpes zoster

B. Virus herpes simpleks

C. Human papilloma virus

D. Virus Epstein-Barr

E. Virus pox
57 B. Luka bakar derajat 2

Diagnosis?
• Luka bakar
– Nyeridi ujung saraf nyeri
(epidermis atau dermis)
– Kemerahan dan melepuhbulla

Diagnosis: Luka bakar


derajat 2
Pembahasan: Luka Bakar
Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3
Lapisan terlibat Hanya epidermis Epidermis dan dermis Epidermis dan
dermis hingga
subkutan
Klinis Eritema,pucat Eritema,vesikel / bulla Pucat,hitam,
jika ditekan hangus,
Sensasi Nyeri ringan Nyeri berat Tidak terasa nyeri
Sembuh 3-6 hari 1-3 minggu,dapat ada Tidak dapat
scar dan kontraktur sembuh,ada scar
dan kontraktur

Saat ini ada yang menambahkan luka bakar derajat 4 jika sampai ke otot.
A. Luka bakar derajat 1

B. Luka bakar derajat 2

C. Luka bakar derajat 3

D. Luka bakar derajat 4

E. Luka bakar derajat 5


58.C. Prednison 40 mg dan
Klofazimin 300 mg
• Laki-laki dengan MH sudah pengobatan 6 bulan
– kemerahan nyeri eritema nodosum
Bentol
leprosum (reaksi tipe 2)
– Demam tinggi, nyeri tulangtanda reaksi tipe 2 berat
– Baru pertama kali

• Diagnosis: MH dengan reaksi ENL


Reaksi pada kusta

Reaksi tipe 1 (reaksi reversal, reaksi upgrade)


• Peningkatan respon imun selular

Reaksi tipe 2 (reaksi eritema nodosum


leprosum/ENL)
• Peningkatan sistem imun humoral
Reaksi tipe 1/reversal Reaksi tipe 2/ENL
Pada kusta tipe Borderline MB
Onset Segera setelah terapi > 6 bulan setelah terapi
Keadaan umum Baik,hanya demam ringan Ringan hingga berat,
pasien demam tinggi,lemas
Lesi Bercak lama meradang Muncul nodus yang
(merah, hangat, meradang), merah, nyeri, lunak
dapat muncul lesi baru

Saraf Sering neuritis Bisa neuritis


Edema + -
ekstremitas
Peradangan - + (KGB,ginjal,sendi,
organ lain mata,testis)
Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2
Tatalaksana Reaksi Tipe 2
• Tentukan keparahan
– Ringan (beberapa lesi ENL, tidak ada
keterlibatan organ lain)obat diteruskan,
ditambahkan analgetik Aspirin 600 mg tiap 6 jam
– Sedang (demam ringan, lesi ENL sedikit-sedang)
obat diteruskan, ditambhakan klorokuin
– Berat (demam tinggi, lesi ENL luas dapat pustular
atau nekrotik)rawat inap, observasi lebih lanjut
Tatalaksana Reaksi Tipe 2 Berat
• Kombinasi Prednison dan Klofazimin
– Prednison 40-60 mg sampai ada perbaikan
klinis,
kemudian taper 5-10 mg tiap minggu selama 6-8
minggu.
– Klofazimin 300 mg/ hari selama 1 bulan, 200
mg/hari
selama 3-6 bulan setelahnya, dan 100 mg/hari selama
gejala masih ada setelahnya (usahakan total tidak
melebihi 12 bulan)
A. Prednison 20 mg + Klofazimin 100 mg

B. Prednison 40 mg + Klofazimin 200 mg

C. Prednison 40 mg + Klofazimin 300 mg

D. Prednison 60 mg + Klofazimin 200 mg

E. Prednison 80 mg + Klofazimin 300 mg


59 A. Podofilotoksin

• Laki-laki
– Kutil pada kemaluan, tidak gatal, tidak nyeri
– Pekerja hiburanfaktor risiko kontak genital wart

– Vegetasi multiple daerah perianalbiasanya berbentuk seperti


jengger ayam (verukosa)
• Diagnosis: Kondiloma akuminata
• Disebabkan oleh HPV-6
Pembahasan: Kondiloma Akuminata

• Infeksi HPV
– Tipe 6 &11kondiloma
akuminata
– Tipe 16 & 18kanker serviks
• Efloresensi
– Papul dengan permukaan datar, verukosa, atau lobulated; multipel dan tersebar
diskret
– Mirip jengger ayam (kondilomatosa)
• Predileksidaerah yang terkena trauma saat berhubungan
• Manifestasigatal,duh tubuh,pendarahan post-koitus,biasanya tidak nyeri
Tatalaksana Kondiloma Akuminata

• Edukasi
– Periksa pasangan
seksual
– Gunakan kondom
– Vaksin
(pencegahan)
– Konseling periksa HIV dan sifilis (jika ada
fasilitas)
Tatalaksana Kondiloma Akuminata

• Farmakoterapi
– Tinktura podofilin 25%: oleh dokter, tidak boleh pada ibu hamil
dan lesi luas,seminggu 2x hingga lesi hilang
– Asam trikloroasetat (TCA) 80-90%:oleh dokter, seminggu sekali
hingga lesi hilang,larutan ditotolkan pada lesi sampai putih dan lepas
– Podofilotoksin 0.5%: oleh pasien, 2 kali sehari selama 3 hari,
selanjutnya istirahat 4 hari, diulang 4-5 sesi, tidak boleh untuk ibu
hamil
– Krioterapi, bedah kauterisasi, laser, bedah eksisi: oleh dokter,
baik untuk lesi yang besar atau sudah obstruksi
A. Podofilotoksin

B. Krioterapi

C. Elektrokauter

D. Krim TCA

E. Tinktura podofilin
60. C. Salep 2-4

• Bayi, 1 bulan
– Gatal malam hari
– Predileksi: bokong, sela jari, ketiak
– Ada orang serumah keluhan
serupa

• Diagnosis: Skabies
Pembahasan: Skabies
• 2 dari 4
– Pruritus nokturnal = gatal memberat pada malam hari
– Ditemukan terowongan di tempat predileksi (sela
jari, pergelangan tangan, umbilikus, kaki, daerah lipatan
tubuh)
– Menyerang manusia yang hidup berkelompok
(asrama, pesantrean, dll)
– Ditemukan tungau pada pemeriksaan mikroskopis
Pembahasan: Tatalaksana

• Permetrin 5%: tidak boleh untuk anak <2 bulan


(karena permasalahan absorpsi perkutan yang
berlebihan) meskipun efikasinya paling baik.
• Salep 2-4 (asam salisilat 2% dan sulfur 4%): boleh
digunakan untuk anak <2 bulan
• Krim lindane: tidak boleh untuk bayi, anak kecil, dan
ibu hamil.
61 D. Erisipelas

• Laki-laki, 26 tahun
– Bercak kemerahan 1 mingguinflamasi akut
– Riwayat jatuhkemungkinan masuk infeksi
– Demam, menggigil, malaisegejala sistemik infeksi
– Status dermatologi: makula eritema, berbatas tegas,
bula, vesikel, terasa nyeri, tepi meninggi (infiltrat)
• Diagnosis: Erisipelas
Pembahasan: Pioderma (infeksi)
• Impetigo superfisial : hanya epidermis
– Tidak ada gejala sistemik
– Jenis:
Impetigo nonbulosa: wajah (sekitar hidung dan mulut), krusta
kuning madu
• Impetigo bulosa: daerah lipatan, skuama kolaret
• Ektima: pioderma ulseratif, ulkus dangkal tertutup krusta
• Folikulitis: pioderma folikel rambut, pustule hingga nodul eritematosa
• Furunkel/ karbunkel: pioderma folikel rambut dan jaringan
sekitarnya,nodus hingga lesi lebih besar 3-10 cm
Pembahasan: Pioderma (infeksi)
• Impetigo profunda : epidermis dan dermis
– Ada gejala sistemik infeksi dan
nyeri
– Jenis:
• Erisipelas: lesi eritematosa merah cerah, infiltrat di
bagian pinggir, edema, vesikel dan bula diatas lesi
• Selulitis: infiltrat eritematosa difus
• Flegmon: selulitis dengan supurasi
Erisipelas Selulitis

Flegmon
A. Folikulitis

B. Karbunkel

C. Selulitis

D. Erisipelas

E. Dermatitis statis
62 A. KOH

• Laki-laki, 30 tahun
– Bercak hipopigmentasi di punggung meluas
pityriasis versicolorGatal saat berkeringattanda infeksi
jamur
– Status dermatologis: makula hipopigmentasi, skuama
haluus,
central healing tinea korporis dd pityriasis
versicolor
Pemeriksaan KOH 10%

Pitiriasis
Tinea Kandida
versikolor
Hifa panjang • Pseudohifa • Hifa pendek
bersekat • Ragi/yeast • Ragi/yeast
Artospora = • Blastospora bulat
spora bergerombol
berderet • Spaghetti &
meatball
Pemeriksaan Baku emas pemeriksaan Tinea adalah ditemukan

Lampu Wood jamur pada kerokan kulit.


Lampu Wood dipakai sebagai pemeriksaan awal.

Pitiriasis Tinea Eritrasma


versikolor
Kuning • Kuning kehijauan • Merah / coral red
keemasan
Pilihan lain
• Ziehl Nielsen
– Sama dengan pewarnaan BTA. Untuk kasus yang
dicurigai
MH (infeksi Mycobacterium leprae)
• Pewarnaan Gram
– Untuk kasus curiga pioderma, mencari jenis bakteri
agar dapat memberikan antibiotic yang tepat.
• Tzank Test
– Untuk kasus kecurigaan infeksi virus, jarang dipakai.
A. KOH

B. Lampu Wood

C. Ziehl Nielsen

D. Pewarnaan Gram

E. Tzank Test
63 A.Telogen effluvium

• Perempuan 30 tahun
– Rambut rontokeffluvium

– Pasien sering cemas f a k t o r r i s i k o

• Diagnosis:Telogen effluvium
Pembahasan: Siklus Pertumbuhan
Rambut

Jika terjadi kehilangan rambut pada fase anagen, kehilangan rambut akan permanen. Jika
kehilangan rambut pada fase telogen, rambut dapat tumbuh kembali.
Effluvium adalah kerontokan rambut abnormal (>120 helai per hari).
Jika berlanjut, dapat terjadi kebotakan (alopesia).

Pembagian
1. Merata (difus): efluvium telogen, efluvium anagen, alopesia
androgenetika pada perempuan, kelainan batang rambut
2. Setempat (fokal): akibat infeksi,trauma, kelainan batang rambut,.
alopesia androgenika pada laki-laki,alopesia areata
Dapat pula dibagi alopesia yang disertai dengan sikatrik (alopesia
sikatrikal) dan alopesia tanpa sikatrik (alopesia nonsikatrikal)
Telogen Effluvium
Kerusakan rambut yang dihubungkan dengan faktor hormonal, nutrisi, obat,
dan bahan kimia serta penyakit kulit sistemik. Hair pull test positif.
Etiopatogensis:
• Efluvium pasca febris akut (disertai demam >39O)
• Penyakit sistemik
• Efluvium telogen pasca partus
• Efluvium telogen pascanatal
• Efluvium telogen psikik
• Efluvium telogen kronik
Anagen Effluvium
Kerontokan rambut pada fase anagen yang disebabkan oleh
pengaruh radiasi atau obat. Obat kemoterapi berefek
menghentikan sel yang sedang aktif membelah antara lain
sumsum tulang, gastrointestinal, matrik rambut. Kerontokan
rambut biasanya terjadi dalam 1-2 minggu setelah kemoterapi
dan puncaknya setelah 1-2 bulan.
Alopesia Androgenik
Alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan genetik.
Sifat fisik yang diwariskan secara herediter, tergantung
androgen, menyebabkan konversi rambut terminal menjadi
rambut velus dalam pola karakteristik.
Pada laki-laki penipisan rambut di temporal, frontal/parietal,
verteks, oksipital
Pada perempuan penipisan rambut difus terutama di daerah
frontal/parietal
Alopesia Areata

Kebotakan akibat
autoimun, dapat
dipengaruhi genetik
dan stress.
Biasanya berbentuk
patch (blok pitak-
pitak)
Trikotilomania

Penyakit yang melibatkan perilaku mencabuti


rambut yang berulang dan tidak dapat ditahan.
A. Telogen effluvium

B. Anagen effluvium

C. Alopesia androgen

D. Alopesia areata

E. Trikotilomania
64 E. Urtrikaria

• Anak laki-laki, 5 tahun


– Bentol-bentol meninggi di seluruh tubuh
dermatitis dd urtikaria
– Hilang timbul berulangkronik
– Saat musim dinginpencetus

• Diagnosis: Urtikaria
Pembahasan: Urtikaria
• Edema lokal mendadak dan menghilang perlahan-lahan, meninggi, berwarna
pucat (di tengah) dan kemerahan. Dapat disertai angioedema.

• Pencetus
– Fisikpanas, dingin, UV, sinar matahari
– Gigitan
serangga
– Makanantelur, udang, ikan, kacang, dll

– Obat-obatanNSAID, penisilin, dll


– Trauma fisikpakaian, tas, dll


Autoimun
Klasifikasi
• Waktu
– Akut (<6 minggu atau 4 minggu terus-
menerus)
– Kronik (>6 minggu)

• Morfologi klinis
– Papular : papul
– Gutata : sebesar tetesan air
– Girata : lebih besar dari gutata
Pemeriksaan
• Eosinofil

• Uji gores/scratch testdemografisme

• Ice cube test


– Urtikaria muncul setelah kulit diberi
es
• Tes air hangat
– Urtikaria muncul setelah diberi air
hangat
Terapi
• Atasi reaksi anafilaksis lain yang menyertai (angioedema,
syok)
• Menghindari pajanan
• Farmakologis
– Antihistamin non-sedatif (cetirizine1x10 mg,
loratadin
1x10mg)
– Krim menthol 1%antipruritus
– Prednison PO 3x20 mg, jika generalisata
Pembahasan: Dermatitis
• Definisi
– Inflamasi pada dermis dengan gambaran
polimorfik
(berbagai bentuk; makula, papul, vesikel, bulla, krusta,
skuama, plak).
• Manifestasi klinis biasanya tergantung jenis:
– Akut: makula, papul, vesikel eritema
– Subakut: vesikel pecah menjadi krusta
– Kronik: plak meninggi/ tebal, skuama kasar
Dermatitis Kontak
• Ada riwayat terpajan
Dermatitis Seboroik
• Menyerang folikel rambut
• Predileksi:
– Kulit berambut (kepala, alis, wajah, dada)

• Manifestasi klinis:
– Lesi eritematosa
– Skuama kasar kekuningan-keemasan,
– Berminyak
Dermatitis Atopi
• Manifestasi Klinis:
– Gatal
– Kulit kering
– Lesi eritematosa dengan predileksi khas
– Iktiosis: kulit seperti sisik ikan
– Gejala dan tanda atopi yang lain (asma, rhinitis
alergi, konjungtivitis alergi) pada pasien atau keluarga
• Pencetus: cuaca, stress, bahan pakaian, dll
• Bayi:wajah,pergelangan tangan dan kaki,lutut
• Anak:lipat siku dan lutut,fleksor,leher,kadang di wajah dan kelopak mata
Remaja dan dewasa: lipat siku dan lutut, leher, dahi dan sekitar mata, tangan
dan pergelangan tangan,bibir,kelamin,puting susu,kulit kepala
Pilihan lain
• Ziehl Nielsen
– Sama dengan pewarnaan BTA. Untuk kasus yang
dicurigai
MH (infeksi Mycobacterium leprae)
• Pewarnaan Gram
– Untuk kasus curiga pioderma, mencari jenis bakteri
agar dapat memberikan antibiotic yang tepat.
• Tzank Test
– Untuk kasus kecurigaan infeksi virus, jarang dipakai.
A. Dermatitis kontak alergi

B. Dermatitis kontak iritan

C. Dematitis seboroik

D. Dermatitis atopi

E. Urtikaria
65 B. Benzatin penisilin 2.4 juta
IU IM dosis tunggal
• Laki-laki, 38 tahun
– Luka pada penis, bersih, tidak nyeriulkus
durum
– Faktor risiko (+): pasangan seksual lebih dari 1
dan
tidak aman
• Diagnosis: Sifilis primer
IMS

Duh tubuh Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Sifilis Human papiloma


& non-spesifik virus (HPV)

Candida Chancroid Moluskum


contagiosum

BV Limfogranuloma
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Ulkus pada IMS

Etiologi Gejala Terapi


Ulkus durum/bersih:
Treponema Benzatin penisilin 2,4 juta IU (IM),
Sifilis dasar bersih, keras, tidak
pallidum dosis tunggal
nyeri, tepi rata
Ulkus mole/kotor:dasar Siprofloksasin 2x500 mg (3 hari)
Haemophilus
Chancroid ducreyi kotor, nyeri, lunak, tepi Eritromisin 4x500 mg (7 hari)
tidak teratur Azitromisin 1g (dosis tunggal)

Limfogranulo Ulkus yang tidak nyeri


Chlamydia Doksisiklin 2x100 mg (14 hari)
ma venerum Pembesaran KGB
trachomatis Eritromisin 4x500 mg (14 hari)
(LGV) unilateral yang nyeri
Awalnya muncul vesikel Asiklovir 5x200 mg
Herpes Herpes
multipel, kemudian pecah - Primer 7 hari
simplex simplex virus
menjadi ulkus - Rekuren 5 hari
Pembahasan: Sifilis

• Stadium I (Primer): – Tidak ada gejala klinis apapun


namun
– Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar tes serologi sifilis reaktif.
bersih, ada indurasi, tidak nyeri. Dapat • Stadium III (Tersier):
ditemukan limfadenopati regional. – Gumma (infiltrat sirkumskrip kronis

• Stadium II (Sekunder): yang melunak)

– Lesi kulitpolimorfik, tidak gatal. Dapat


ditemukan limfadenopati generalisata.

• Stadium Laten:
Pilihan lain

• Benzatin penisilin 2.4 juta IU IM 1 minggu


sekali selama 3 minggu
– Untuk sifilis laten

• Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari


– Alternatif jika digunakan pada pasien hamil
dengan sifilis laten
A. Benzatin penisilin 2.4 juta IU IM 1 minggu sekali
selama 3 minggu
B. Benzatin penisilin 2.4 juta IU IM dosis tunggal
C. Azitromisin 2x100 mg selama 5 hari
D. Ciprofloxacin 3x500 mg selama 7 hari
E. Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari
66 A. Mometasone furoate
cream 0.1%
• Laki-laki 15 tahun
– Bintik-bintik kemerahan kedua kaki
– Setelah 3 hari yang lalu bermain bola di lapangan
berumput
• Status dermatologismakula eritematosa, papul dan
vesikel di pedis bilateraldermatitis kontak iritan
Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
(DKA) (DKI)
Definisi Peradangan kulit yang diawali Peradangan kulit non
proses sensitisasi,berhubungan imunilogis karena adanya
dengan atopi (riwayat rhinitis bahan iritan
alergi,asma,konjungtivitis alergi)
Jenis bahan Bukan bahan iritan Pelarut, pelumas, deterjen,
serbuk kayu, bahan asam/basa
Manifestasi Gatal.Efloresensieritema Iritan kuatgejala akut (kulit
klinis berbatas tegas,papul,vesikel, perih,panas,terbakar.
erosi,eksudasi,bula.Lokasi Efloresensieritema,edema,
terseringlengan,wajah (kosmetik), bula),iritan lemahgejala kronis
leher (kalung,parfum), telinga (kulit kering,eritema, skuama,
(anting) likenifikasi).Lesi berbatas tegas
sesuai daerah yang terena
iritan
Etiologi DKA
DKI Kronik pada ibu rumah tangga yang
terpapar deterjen

DKA pada bibir akibat penggunaan lipstick


DKA subakut karena nikel
Diagnosis
• Uji tempel (patch test)
Persiapan uji tempel
• Kulit bebas dermatitis
Lokasi uji tidak berdekatan dengan lesi dermatitis karena aan
menyebabkan positif palsu
• Bebas dari kelainan kulit lain yang menyulitkan pembacaan uji
• Bebas dari rambut lebat
• Bebas dari kosmetik/salep
• Bebas kortikosteroid topikal 2 minggu sebelum uji

Lokasi tes
• Pilihan utamapunggung
• Lokasi lainlengan atas lateral, lengan bawah volar
Patch Test

• Decrescendo reaksi sangat menonjol di


awal dan menghilang perlahan iritan

• Crescendo reaksi berangsur-angsur


menonjolalergi
Uji Tempel
• Bahan ditempelkan pada kulit dengan jarak cukup jauhagar
tidak terjadi reaksi silang
• Penempelan dipertahankan 24 jam (rata-rata)
• Interpretasi

+ atau - Hanya eritema lemah


+ Eritema, infiltrasi (edema), papul
++ Eritema, infiltrasi, papul, vesikel
+++ Bula
NT Tidak diujikan
Tatalaksana
• Mencegah paparan dengan iritan / alergen pemicu

• Jika paparan pada kulit telapak tangan :gunakan sarung tangan

• Akibat iritan kuat yg menyebabkan luka bakar kimiawi : irigasi antidot


topikal spesifik

• Simptomatik :antihistamin oral utk ↓ gatal

• Prinsip umum :

ü Penggunaan krim pelembab

ü Steroid topikal utk ↓ inflamasi : secara umum potensi sedang


(flucinolone acetonide)

ü Antibiotik apabila ada infeksi sekunder


Pilihan Lain

• Mupirocin cream 0.1%untuk pioderma

• Calcipotrioluntuk psoriasis, keratostatik

• Tacrolimusimunosupresan
A. Mometasone furoate cream 0.1%

B. Mupirocin cream 0.1%

C. Ureic Acid 0.1%

D. Calcipotriol

E. Tacrolimus
67 B. Basal cell carcinoma

• Laki-laki 50 tahun
– Luka di dahinya

– Awalnya hanya benjolan mengkilap, lama kelamaan


menjadi luka yang semakin meluas
3 Keganasan Kulit Tersering
Karsinoma Sel Karsinoma Sel Basal Melanoma
Skuamosa
Plak atau tumor padat Papul atau nodus Asimetri:bentuk lesi
yang permukaannya mengkilap yang berubah asimetri
berbenjol-benjol dan dapat menjadi lesi ulseratif dan Border:tepi tidak tegas
ditemukan ulkus di atasnya destruktif (ulkus roden) Color:warna ireguler
Diameter: >6mm
Elevation: lesi meninggi
Gambaran Histologis
• KSS
– Terdapat mutiara tanduk, yaitu lapisan keratin yang tersusun
konsentris
– Pada kasus yang lebih lanjut, dengan diferensiasi sangat buruk,
tidak terbentuk mutiara tnaduk karena diferensiasi keratin tidak
terjadi
• KSB
– Terbentuk lakuna peritumor akibat retraksistroma di sekitar
tumor
Pilihan Lain

• Squamous cell carcinomahiperkeratotik

• Melanoma malignaasimetris, warna banyak

• Keratosis seboroiklesi berbenjol

• Keratosis aktiniklesi bersisik


68 E. Produksi sebum berlebih

• Perempuan 22 tahun
– Bisul

• Status dermatologikus lesi komedo dan


papula dengan makula eritema yang tersebar di
dahiakne vulgaris
Akne Vulgaris

• Peradangan folikel pilosebasea kronik yang


diinduksi dengan peningkatan produksi
sebum, perubahan pola keratinisasi,
peradangan, dan kolonisasi Propionibacterium
acnes
Tatalaksana
• Mengurangi produksi sebum
– Mengurangi konsumsi karbohidrat dan
lemak
• Menjaga kebersihan
– Mencuci wajah

• Medikamentosa
– Topikal
• Bahan iritan: sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), as. salisilat (2-5%), asam retinoat (0,025-0,1%)
• Antibiotik: oksitetrasiklin 1%, eritromisin 1%, klindamisin 1%

• Antiradang: hidrokortison 1%

– Sistemik
• Tetrasiklin 250 – 1000 g/hari
• Eritromisin 4x250 mg/hari
A. Hiperkeratinisasi infundibulum

B. Proliferasi Propionibacterium acne

C. Hiperandrogen

D. Peradangan pilosebasea

E. Produksi sebum berlebih


69. E. Paresis N.VII

Herpes Zoster
• Biasanya pada
dewasa – lansia
• Faktor predisposisi:
immunocompromis
ed (tidak selalu)
• Reaktivasi VZV
laten di ganglia
sensori
Gejala
• Riwayat varicella/cacar air
• Gejala prodromal:demam,malaise,nyeri kepala
• Gatal atau nyeri
• Efloresensi khas:vesikel dengan persebaran dermatomal
– Bisa berawal dari papul
– Jika vesikel pecah dapat terbentuk krusta
– Dasar eritematosa
– Vesikel bisa berisi air, maupun hemoragik
– Lesi baru masih bisa muncul hingga 7 hari
Persarafan Dermatomal
• Pemeriksaan penunjang
– Tidak rutin

– Tzanck test: sel datia berinti banyak (multinucleated giant


cells)
• Tatalaksana
– Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hariindikasi: HZ oftalmikus & defisiensi imunitas
• Jika masih ada lesi barubisa lanjutkan sampai 2 hari setelah lesi baru tidak timbul lagi

– Anti-nyeri!bisa pakai NSAID (nyeri ringan) / opioid lemah (tramadol) (nyeri


moderate)

– Simpromatik demamparasetamol

– Mengurangi gatal dan mencegah vesikel pecah:bedak salisilat 2% (konsentrasi rendah


1-2% bersifat keratoplastik; konsentrasi tinggi 3-20% bersifat keratolitik)
– Lesi erosif dan basah: kompres terbuka (NaCl)

• Komplikasi:
– Sindrom Ramsay-Hunt: tinnitus, paresis nervus VIIbiasanya pada HZ di wajah
– HZ ophthalmicus

– P o s t h e r p e t ic
n e u r a lg ia
Ramsay Hunt Syndrome
Ramsay Hunt Syndrome
Postherpetic Neuralgia/
Neuralgia Pasca Herpetika
Kerusakan saraf bebas hipersensitif muncul rasa
nyeri terhadap stimulus ringan (Alodinia)

• Tatalaksana:
– Gabapentin 3x300mg (titrasi = hari pertama 1x, hari
kedua
2x, dan hari ketiga 3x)
– Pilihan lain: pregabalin, antidepresan trisiklik
(amitriptilin)
Neuralgia pasca herpetika tidak bisa diobati dengan NSAID. Karena nyeri
muncul bukan karena inflamasi, tapi karena kerusakan saraf. Sehingga
diberikan GABAPENTIN
A. Trigeminal neuralgia

B. Parese N.V

C. Post-herpetic neuralgia

D. Bell’s palsy

E. Paresis N.VII
70 C. Ektima

• Anak 6 tahun
– Borok di betis kanan
– Awalnya digigit nyamuk, terasa gatal dan digaruk, lama

kelamaan menjadi borok dan tampak kemerahan di


sekitarnya

• Status dermatologikuskrusta
Ektima = Impetigo Ulseratif
• Infeksi kulit mencakup epidermis dan dermis
• Etiologi
o Streptococcus beta – hemolitikus (tersering)
o Staphylococcus aureus
• Predileksi :ekstremitas
• Ulkus dangkal,punched-outindurasi (+);tertutup krusta;pus (+)
• Terapi :
o Wound toilet biasanya NaCl 0,9%
o Antibiotik topikal : asam fusidat 2% atau mupirocin 2%
cream
o Antibiotik oral jika ulkus banyak atau tidak respons
dengan topikal
Ektima

• Pemeriksaan penunjang pewarnaan Gram,


kultur

• Diagnosis bandingfolikulitis,impetigo krustosa

• Tatalaksana

• Sabun antibakteri

• Salep antibiotik (lesi sedikit) : neomisin, asam


fusidat 2%, mupirosin dan basitrasin

• Antibiotik oral (lesi luas) : amoksisilin + asam


klavulanat, azitromisin, klindamisin

• Edukasi jaga kebersihan tubuh


Pilihan Lain
• Pemfigus vulgariskelainan auto-imun berupa bula
• Selulitisinfeksi jaringan subkutan batas tidak tegas
• Impetigo krustosapredileksi di wajah
• Impetigo bullosapredileksi di tungkai, bentuk bula
A. Pemfigus vulgaris

B. Selulitis

C. Ektima

D. Impetigo krustosa

E. Impetigo bullosa
71B. Sifilis sekunder

• Laki-laki 32 tahun
– Luka di kemaluan sejak 1 bulan
– Tidak gatal dan tidak nyeri
– Lemas, nyeri kepala, dan ruam di tubuh
Pemeriksaan fisik demam subfebris, limfadenopati
inguinalis, dan luka di kemaluan berbentuk bulat batas
tegas licin
Sifilis
• Infeksi kronis oleh Treponema Pallidum
• Dibagi menjadi:
– Stadium I (primer)
• Ulkus genital soliter,tidak nyeri (dapat sembuh sendiri setelah 3-10 minggu)

– Stadium II (sekunder)
Kemerahan di kulit, tidak gatal, disebut The Great Immitatorroseola sifilatika, papul,
pustul, konfluensi
• Demam,pembesaran KGB,nyeri tenggorok,sakit kepala,nyeri otot,dan letih
• Lesi mukosa

– Stadium III (tersier)guma, nyeri tulang, aneurisma aorta, aortitis, neurosifilis


– Laten
• Asimtomatik
Kondiloma Lata

• Lesi mirip kondiloma akuminata yang ditemui


pada sifilis II
Diagnosis Banding Lesi Benjolan
Genital
Etiologi Gejala Terapi
Ulkus durum/bersih:dasar Benzatin penisilin 2,4 juta
Treponema
Sifilis pallidum bersih, keras, tidak nyeri, tepi IU
rata (IM),dosis tunggal

Siprofloksasin 2x500 mg (3
hari)
Haemophilus Ulkus mole/kotor: dasar kotor, Eritromisin 4x500 mg (7
Chancroid
ducreyi nyeri, lunak, tepi tidak teratur hari)
Azitromisin 1g (dosis
tunggal)
Doksisiklin 2x100 mg (14
Ulkus yang tidak nyeri
Limfogranuloma Chlamydia Pembesaran KGB unilateral hari)
venerum (LGV) trachomatis Eritromisin 4x500 mg (14
yang nyeri
hari)
Awalnya muncul vesikel Asiklovir 5x200 mg
Herpes simplex
Herpes simplex multipel,kemudian pecah - Primer 7 hari
virus
menjadi ulkus - Rekuren 5 hari
A. Sifilis primer

B. Sifilis sekunder

C. Sifilis tersier

D. Herpes genitalis

E. Ulkus mole
72C. Lentigo

• Laki-laki 57 tahun
– Bercak kehitaman di hampir semua bagian tubuh
– Bekerja sebagai petani dan sering terpapar matahari

• Makula hiperpigmentasi 3 mm - 2 cm batas tegas


pada punggung tangan kiri dan kanan, punggung
badan dan wajah
Lentigo

• Hiperpigmentasi pada kulit, kebanyakan pada


dewasa

• Akibat paparan sinar ultraviolet dari matahari


Pilihan Lain

• Melanoma malignakeganasan

• Melasma hiperpigmentasi difus pada ibu


hamil/kelainan tiroid/pil kontrasepsi

• Keratosis seboroiktumor jinak keratinosit, lesi


menimbul, plak verukosa, papul atau nodus
hiperpigmentasi Karsinoma sel skuamosaulkus
A. Melanoma maligna

B. Melasma

C. Lentigo

D. Keratosis seboroik

E. Karsinoma sel skuamosa


73 A. Acyclovir 5 x 200 mg
selama 5 hari
• Laki-laki 20 tahun
– Luka-luka di kemaluannya
– Sebelumnya vesikel
bergerombol meninggalkan ulkus kemudian pecah
dangkal dengan tepi tidak indurasi,
dasarnya bersihHSV
– Pernah ada riwayat serupa rekuren
sebelumnya
IMS

Duh tubuh Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Etiologi Gejala Terapi

Ulkus durum/bersih:
Treponema Benzatin penisilin 2,4 juta IU
Sifilis dasar bersih, keras,
pallidum (IM),dosis tunggal
tidak nyeri, tepi rata

Siprofloksasin 2x500 mg (3
Ulkus mole/kotor:
Haemophilus hari)
Chancroid dasar kotor, nyeri,
ducreyi Eritromisin 4x500 mg (7 hari)
lunak, tepi tidak teratur
Azitromisin 1g (dosis tunggal)

Limfogra- Doksisiklin 2x100 mg (14


Ulkus yang tidak nyeri
nuloma Chlamydia hari)
Pembesaran KGB
venerum trachomatis Eritromisin 4x500 mg (14
unilateral yang nyeri
(LGV) hari)

Awalnya muncul
Asiklovir 5x200 mg
Herpes Herpes vesikel multipel,
- Primer 7 hari
simplex simplex virus kemudian pecah
- Rekuren 5 hari
menjadi ulkus
Infeksi Herpes
Herpes

• Herpes simplex virus/HSV


– HSV 1 di daerah
perioral
– HSV 2 di daerah kelamin/herpes
genital.
• Infeksi herpes pada ibu hamil herpes
neonatal: erupsi vaskular, keterlibatan mata,
mulut, dan neurologis
A. Acyclovir 5 x 200 mg selama 5 hari

B. Acyclovir 6 x 200 mg selama 7 hari

C. Acyclovir 7 x 200 mg selama 7 hari

D. Acyclovir 5 x 400 mg selama 7 hari

E. Acyclovir 4 x 800 mg selama 7 hari


74 A. HPV tipe 6

• Laki-laki 42 tahun
– Kutil seperti jengger ayam di
penis
– Seminggu lalu berhubungan dengan
PSK
• Kondiloma akuminata
Infeksi Menular Seksual

IMS

Duh tubuh Ulkus Benjolan

Uretritis Candida Bakterial Trikomoniasis Sifilis Human papilloma


vaginosis virus (HPV)

Gonorrhea Chancroid Moluskum


kontagiosum

Non- Limfogranuloma
spesifik venerum (LGV)

Herpes simpleks
Kondiloma Akuminata
• Infeksi HPV
– Tipe 6 &11kondiloma akuminata
– Tipe 16 & 18kanker serviks

• Efloresensi
– Papul dengan permukaan datar, verukosa, atau
lobulated; multipel dan tersebar diskret
– Mirip jengger ayam (kondilomatosa)

Predileksidaerah yang terkena trauma saat


berhubungan
• Manifestasi gatal, duh tubuh, pendarahan
post-koitus, biasanya tidak nyeri
Moluskum Kontagiosum

• PenyebabPoxvirus

• Papul miliar atau lentikular, warna putih seperti lilin,


berbentuk kubah dengan lekukan di tengah (delle). Bila
dipijat, tampak keluar massa warna putih seperti nasi
Kondiloma akuminata Moluskum kontagiosum
Etiologi HPV tipe 6 dan 11 Poxvirus

Khas • Kutil kelamin tidak nyeri • Delle


• Membesar mirip jengger ayam • Dipijatà keluar massa putih
mirip nasi

Tatalaksana • Tinktura podofilin 10-25% • Ekstraksi badan moluskum


• Podofilotoksin 0,5% • Elektrokauterisasi/bedah beku
• Asam trikloroasetat/TCA
80-90%
• Salep asam salisilast 20-40%
• Imiquimod 5%
• Bedah skapel/beku/litrik/laser
Tatalaksana Kondiloma Akuminata
• Terapi • Edukasi
– Farmakologis – Periksa pasangan seksual
• Tingtura podofilin 10-25% – Gunakan kondom
• Asam trikloroasetat 80-90%
– Vaksin (pencegahan)
• Podofilotoksin 0,5%
– Konseling periksa HIV dan
– Non-
farmakologis sifilis (jika ada fasilitas)

• Krioterapi nitrogen cair


• Krioterapi CO2 padat

• Elektrokauterisasi
• Pembedahan
A. HPV tipe 6

B. HPV tipe 7

C. HPV tipe 10

D. HPV tipe 14

E. HPV tipe 16
75 A. Mengatur pola makan

• Perempuan 46 tahun
– Benjolan pada kedua matanya, berwarna putih dan
dirasa tidak gatal

– Rutin kontrol ke poliklinik jantung karena


memiliki
penyakit jantung koronerdislipidemia
Xanthelasma
• Plak kekuningan pada kantus
medialis palpebra (xanthoma
pada palpebra).
• Deposisi material kaya
kolesterol pada palpebra.
• Akumulasi lipid pada sel busa
di kulit, erat hubungannya
dengan hiperlipidemia.
Tata Laksana

• Kontrol kadar lipid


– Statin

– Modifikasi diet, rendah


lemak
• Eksisi surgikalindikasi kosmetik
A. Mengatur pola makan

B. Menurunkan berat badan

C. Menghindari sinar matahari

D. Menggunakan pelindung mata

E. Konsultasi ke spesialis bedah

Anda mungkin juga menyukai