Anda di halaman 1dari 564

PEMBAHASAN 2

76 D. Developmental dysplasia of
the hip
• Anak usia 4 bulan
– Kaki kanan tampak lebih panjang daripada kaki kiri
– Riwayat kelahiran sungsang
– Berat badan lahir 4,1 kg
– Saat menggantikan popok terdengar bunyi "klik”.
Pada

• Tes Barlow dan Ortolani (+)


Developmental Dysplasia ofThe Hip

• DDH (Developmental Displasia of The Hip) atau


dahulu lebih populer dengan nama CDH
(Congenital Dislocation of The Hip) merupakan
kelainan kongenital dimana terjadi dislokasi
pada panggul karena acetabulum dan caput
femur tidak berada pada tempat seharusnya
Barlow and Ortolani Test
A. Osteoarthritis

B. Fraktur kaput femur

C. Fraktur asetabulum

D. Developmental dysplasia of the hip

E. Bow leg
77A. Dislokasi glenohumeral
sinistra
terjatuh dari motor dengan
tumpuan bahu kiri bagian
belakang.
Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bahu kiri lebih
menonjol dan nyeri.
Dislokasi Humerus

Anterior Posterior

• Lebih sering • Ada benjolan di


• Ada benjolan di belakang
depan • Karena gerakan
• Karena gerakan adduksi dan rotasi
abduksi dan rotasi interna
eksterna • Nyeri
• Nyeri
Shoulder Dislocation

No rmal Ant erior Post erior


anat omy dislo cat io n dislocat ion
Dislokasi Humerus Anterior
Benjolan di depan bahu
A. Dislokasi glenohumeral sinistra

B. Fraktur humerus sinistra

C. Fraktur klavikula sinistra

D. Dislokasi ulna sinistra

E. Fraktur radioulna sinistra


78 B. Berenang

• Perempuan 65 tahun
– Nyeri pada lutut kanan sejak 3 bulan.
– Trauma disangkal
– Nyeri disertai sering kaku pada pagi hari

• Tidak didapatkan kelainan pada lutut kanan


Osteoartritis
• Penyakit sendi degeneratif
• Faktor risiko

– Laki-laki >60
tahun
– Perempuan >50 tahun atau sudah
menopause
– Obesitas
• Gejala
– Nyeri sendi yang
progresif
– Nyeri muncul saat beraktivitas dan menghilang saat istirahatR O M
berkurang
– Kaku di pagi hari <1
jam
– Perubahan gaya
berjalan
– PF:
krepitasi
Gambaran X-ray pada OA
Kellgren-Lawrence

Osteofit besar
Pasti ada Pasti ada osteofit
Kemungkinan Celah sendi sangat
osteofit Pasti celah sendi
sempit
ada osteofit menyempit
Kemungkinan
Sklerosis Sklerosis, Kista
celah sendi subkondral
menyempit Kemungkinan ada
Pasti ada deformitas
deformitas tulang
tulang
Tatalaksana
• Hindari aktivitas weight bearing
– Naik turun tangga
– Membawa beban yang berat
– Lompat-lompat, dll

• Perbanyak olahraga non-weight bearing


– Sepeda statis
– Berenang, dll

• Menurunkan berat badan


• NSAID
– Non-selective: ibuprofen, Na-diklofenak
– Selektif: meloksikam
A. Jalan jauh

B. Berenang

C. Naik turun tangga

D. Duduk di kursi yang pendek

E. Jalan cepat
79 A. Meniscus injury

• Laki-laki 20 tahun
– Lutut kirinya nyeri, jatuh bermain bola
dan terdengar bunyi 'pop’

– Tes McMurray hasil


positif
Cedera Meniskus
• Etiologi
– Olahraga
• Gerakan memutar lutut pada telapak kaki yang tidak bergerak
• Jongkok berulang
• Tabrakan

– Degeneratifkartilago semakin tua akan semakin kaku dan tipis


• Gejala dan tanda
– Nyeri
– Kaku
– McMurray (+)
– Apley (+)
• Fungsi
meniskus
shock absorber
Cedera Meniskus
A. Meniscus injury

B. Anterior cruriate ligament injury

C. Posterior cruriate ligament injury

D. Lateral cruriate ligament injury

E. Dislokasi patela
80 A. Penebalan sinovium karena
proses peradangan

• Perempuan 65 tahun
– Nyeri lutut terutama ketika berjalan sejak 3 bulan yang
lalu
– Kaku pagi hari setelah bangun tidur <30 menit

• Tanda vital dalam batas normal. Kadar asam urat dalam


batas normal
• BMI 28obesitas
Osteoartritis
• Penyakit sendi degeneratif
• Faktor risiko
– Laki-laki >60 tahun
– Perempuan >50 tahun atau sudah menopause
– Obesitas

• Gejala
– Nyeri sendi yang progresif
– Nyeri muncul saat beraktivitas dan menghilang saat istirahatROM
berkurang
– Kaku di pagi hari <1 jam
– Perubahan gaya berjalan
– PF: krepitasi
Gambaran X-ray pada OA
Kellgren-Lawrence

Osteofit besar
Pasti ada Pasti ada osteofit
Kemungkinan Celah sendi sangat
osteofit Pasti celah sendi
sempit
ada osteofit menyempit
Kemungkinan
Sklerosis Sklerosis, Kista
celah sendi subkondral
menyempit Kemungkinan ada
Pasti ada deformitas
deformitas tulang
tulang
S AGE OF KNEE OSTEOARTHRITIS
I II IV
Doubtful Moderat Seve e

6
Osteoartritis
Penyakit degeneratif sendi (pada orang
tua). Faktor risiko = obesitas. Parasetamol
Osteoartritis Nyeri kronik progresif yang dipicu NSAID: meloksikam, Na
gerakan, krepitasi (+), kaku pagi hari < 1 diklofenak
jam. Biasanya pada lutut.

Penyakit autoimun sendi.Jika kambuh,


sendi menjadi bengkak,nyeri,kaku pagi
Reumatoid
hari > 1 jam,faktor reumatoid (+). NSAID
artritis
Komplikasi:boutunniere,swan neck,dan
deviasi ulnar.Biasanya pada jari tangan.

Sendi bengkak dan nyeri tiba-tiba.


Kambuh: kolkisin
Kambuh karena makanan yang
Gout Pencegahan: alopurinol,
mengandung asam urat tinggi (seafood,
probenesid
emping, sayur hijau). Biasanya pada jempol kaki
Tatalaksana
• Hindari aktivitas weight bearing
– Naik turun tangga
– Membawa beban yang berat
– Lompat-lompat, dll

• Perbanyak olahraga non-weight bearing


– Sepeda statis
– Berenang, dll

• Menurunkan berat badan


• NSAID
– Non-selective: ibuprofen, Na-diklofenak
– Selektif: meloksikam
A. Penebalan sinovium karena proses
peradangan
B. Bantalan sendi yang ireguler
C. Terdapat kristal pada celah sendi
D. Terdapat fraktur mikro pada patella

E. Ruptur ligamen krusiatus anterior


81 D. Fraktur terbuka tibia
derajat 3B

• Seorang laki-laki
– Kecelakaan lalu lintas
– Luka terbuka sangat lebar tungkai bawah kaki kiri, tampak kotor,
sepanjang 15 cm, tulang mencuat keluar, sensasi nyeri (+), arteri
dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior masih teraba

• Gustillo Anderson à >1 cm sudah pasti lebih grade 1, sensasi


masih bagus bukan 3C
Klasifikasi Fraktur Terbuka
(Gustillo & Anderson)

I II IIIa Kerusakan IIIB Periosteum IIIC


Luka <1cm, Luka >1cm jaringan lunak sudah tidak Terjadi
tidak ada Tidak ada yang berat,tapi intak,perlu soft kerusakan
kerusakan tulang masih tissue transfer
kontaminasi arteri
jaringan lunak ditutupi jaringan untuk
yang berat lunak menutupi luka
Klasifikasi Fraktur Terbuka Gustillo-Anderson

• Derajat I, II, dan III dibedakan berdasarkan panjang luka

• Derajat III A-B-C dibedakan berdasarkan lapisan jaringan


yang rusak

I II III IIIA • Luka masih dapat ditutupi


jaringan lunak
• Ada Fraktur kominutif

•<1 • 1 – 10 • > 10 • Ada jaringan lunak


cm cm cm IIIB yang hilang
• Terlihat tulang

• Kerusakan pembuluh
IIIC darah
• Dan saraf
A. Fraktur terbuka tibia derajat 1

B. Fraktur terbuka tibia derajat 2

C. Fraktur terbuka tibia derajat 3A

D. Fraktur terbuka tibia derajat 3B

E. Fraktur terbuka tibia derajat 3C


82B. MRI

• Laki laki 12 tahun datang diantar ibunya ke IGD


– Demam menggigil
– Pembengkakan lokal dan nyeri pada tungkai
kiri setelah kecelakaan motor 1 minggu yang lalu

• Deformitas tungkai kiri, luka terbuka, dan edema


– Fraktur terbuka, osteomielitis?
Osteomielitis

• Definisi
– Peradangan tulang karena infeksi
bakteri
• Etiologi (terbanyak S. aureus)
– Kontaminasi dari luar

– Pem asan gan


p ro ste s e

Bakteremia
A. DL

B. MRI

C. Kreatinin serum

D. BUN

E. X-ray
83B. Arteri tibilais anterior

• Seorang laki-laki sedang bermain sepak bola


– Lututnya ditendang oleh lawannya


Nyeri
• Arteri dorsalis pedis tidak terabakerusakan
arteri proksimal, bagian anterior genu
Vaskularisasi Arteri Genu
A. Arteri tibialis posterior

B. Arteri tibilais anterior

C. Arteri peroneus

D. Arteri femoralis

E. Arteri poplitea
84.B. MRI

• Laki-laki 20 tahun
– Nyeri lutut kiri sejak 1 jam
– Setelah terjatuh dari pertandingan bola basket
• TD: 120/80 mmHg, RR: 22 kali/menit, N: 88 kali/menit, S:
36.6 C
Lutut kiri nyeri, bengkak, ngilu, dan terdengar bunyi klik saat
digerakansuspek ruptur ligamen
Pemeriksaan Ligamen Lutut

Ligamen yang Nama


Diperiksa Pemeriksaan
Ligamen krusiatum Lachman test
anterior (ACL) Anterior drawer test
Ligamen krusiatum Posterior drawer test
posterior (PCL) Posterior sag sign
Ligamen kolateral Valgus stress test
medial (tibial) (MCL)
Ligamen kolateral Varus stress test
lateral (fibular) (LCL)
Meniskus McMurray test
Pemeriksaan Ligamen Lutut:
Lachman Test

Femur ditahan

Tibia ditarik
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan awalfoto polos

• Pemeriksaan lanjutan MRI (visualisasi


jaringan lunak lebih baik)
A. EMG

B. MRI

C. CT-scan

D. USG

E. Foto polos genue AP/Lat


85 D .Gangguan destruksi tulang

• Seorang laki-laki
– Nyeri tungkai
– Sebelumnya ada riwayat sering patah tulang

• Kadar kalsium rendah dan kadar fosfat tinggi,

ekskresi kalsium dan eGFR menurun ada


gagal ginjal
Hormon Paratiroid

Hormon PTH:
Ca serum dengan
pelepasan Ca dan
fosfat dari matriks
tulang
• Penyerapan Ca
oleh ginjal
Hormon Paratiroid
Hiperparatiroidisme
• Peningkatan sekresi hormone paratiroid
• Dibagi menjadi
– Hiperparatiroidisme primer
• Disebabkan oleh single adenoma (85%), multiple
adenoma/hyperplasia (15%), parathyroid carcinoma.

Hiperparatiroid
sekunder
• Berkaitan dengan segala kondisi yang menyebabkan kalsium
darah rendahCKD, steroid jangka panjang
• Tanda dan gejala: mudah lelah, kelemahan otot,
mual, muntah, konstipasi, aritmia jantung, nyeri di
daerah punggung dan demineralisasi tulang,
fraktur patologis dan nephrolithiasis.
• Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar total
Ca serum dan kadar hormone paratiroid
meningkat.
A. Gangguan absorbsi kalsium

B. Kadar kalsium terlalu tinggi

C. Gangguan pembentukan tulang

D. Gangguan destruksi tulang

E. Defisiensi vit D
86. C.Anemia defisiensi B12

• Anamnesis
– Lemah, letih, lesu
• Pemeriksaan fisik
– Konjungtiva pucat
• Pemeriksaan laboratorium
– Hb 9 mg/dL (anemia), MCV 100 fl (makrositik), MCH 33 pg (normokrom)
– Leukosit dan trombosit sedikit berkurang
– Apusan darah tepi: eritrosit membesar dengan hipersegmentasi neutrofil
• Diagnosis:anemia megaloblastik
Pembahasan: Klasifikasi Anemia
Pembahasan
• Anemia makrositik dapat dibagi menjadi 2
– Megaloblastik: ada gangguan di DNA (ditandai
dengan makroovalosit, hipersegmentasi neutrofil)
– Non-megaloblastic: tidak ada gangguan di DNA
• Anemia megaloblastik
– Akibat defisiensi kobalamin (B12) : ada gejala
neuropati
(kebas, kesemutan, nyeri di ujung jari)
– Akibat defisiensi asam folat (B9) : tidak ada gejala
neuropati
Pilihan lain
• Anemia defisiensi besi
– Atrofi papil lidah, anemia mikrositik hipokrom, sel target, sel satelit,
hitung eritrosit berkungan
• Anemia aplastik
– Kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah, pansitopenia
dengan gambaran sumsum tulang hipoplastik atau aplastik
• Thalassemia
– Anemia mikrositik hipokrom, genetik, tumbuh kembang terhambat,
perlu transfuse berulang, hitung eritrosit dapat normal namun
bentuknya membuat tidak fungsional
A. Anemia defisiensi besi

B. Anemia aplastik

C. Anemia defisiensi B12

D. Anemia defisiensi asam folat

E. Thalassemia
87.E.Anemia hemolitik

• Anamnesis
– Lemas, sering pusing
• Pemeriksaan fisik
– Konjungtiva pucat, sklera ikterik
• Pemeriksaan laboratorium
– Hb 6.8 mg/dL (anemia)
– Apusan darah tepi: normositik normokrom
– Coomb test (+)
• Diagnosis:anemia hemolitik autoimun
Pembahasan: Klasifikasi Anemia
Pembahasan
• Anemia hemolitik terjadi akibat rheumatoid, limfoma Hodgkin
• Infeksi: malaria
pecahnya eritrosit
• Hipersplenisme
– Penyebab intrinsik:
• Keracunan
• Kerusakan membran eritrosit:
• Obat: paling sering: sefalosporin
spherocytosis, elliptocytosis
Tidak dapat memproduksi
eritrosit: thalassemia, sickle cell
Gangguan metabolisme eritrosit:
G6PD, defisiensi piruvat kinase

– Penyebab ekstrinsik:
• Autoimun: SLE, artritis
Pembahasan
• Anemia hemolitik biasa ditandai dengan:
– Peningkatan retikulosit (sel darah merah imatur) sebagai
kompensasi dari sumsum tulang
– Ikterik: akibat peningkatan bilirubin di intravaskular
– Peningkatan LDH
– Penurunan haptoglobin
– Coomb test (+) menunjukkan adanya antibodi yang melekat di
sel darah merah menggambarkan keadaan autoimun
Pilihan lain
• Anemia defisiensi besi
– Atrofi papil lidah, anemia mikrositik hipokrom, sel target, sel satelit, hitung eritrosit berkungan

• Anemia akibat penyakit kronis


– Terdapat riwayat penyakit kronis sebelumnya (tuberkulosis), dapat normositik normokrom
pada kondisi awal

• Thalassemia
– Anemia mikrositik hipokrom, genetik, tumbuh kembang terhambat, perlu transfuse berulang,
hitung eritrosit dapat normal namun bentuknya membuat tidak fungsional

• Anemia megaloblastic
– Anemia makrositik normokrom akibat defieisnei B12 atau asam folat
A. Anemia defisiensi besi

B. Anemia akibat penyakit kronis

C. Thalassemia

D. Anemia megaloblastik

E. Anemia hemolitik
88 A. Hipersensitivitas tipe 1

• Anamnesis
– Gatal seluruh tubuh setelah memakan udang 1
jam lalu

• Pemeriksaan fisik
– Urtikaria

• Diagnosis: alergi makanan


Pembahasan: Reaksi Hipersensitivitas

Tipe 1 Tipe II Tipe III Tipe IV


Sistem imun Antibodi:IgE Antibodi:IgG / IgM Antibodi:IgG / IgM SelT
Nama lain IgE mediated Antibodi mediated Immune complex Delayed type
mediated hypersensitivity
Mekanisme Alergen Antigen seluler Antigen dan antibodi SelT helper
menempel ke ditempel oleh berikatan membentuk mensekresi
IgEIgE IgG/IgMaktivasi kompleks sitokinmenempel ke
komplemensel mengendap di mengaktifkan
sel mas lisis jaringanmemicu makrofag dan sel
degranulasi sel mediator inflamasi T sitoktoksik
mast sel rusak
Onset 2-30 menit 5-8 jam 2-8 jam 24-72 jam
Contoh Asma,alergi Reaksi transfuse, Glomerulonefritis, Dermatitis
makanan,/ anemia hemolitik SLE,artritis kontak (kronik),
pollen autoimun, reumatoid penolakan
dermatitis atopi eritroblastosis fetalis transplan
A. Hipersensitivitas tipe1

B. Hipersensitivitas tipe 2

C. Hipersensitivitas tipe 3

D. Hipersensitivitass tipe 4

E. Reaksi anafilaksis
89C. Leukemia mieloid akut

• Anamnesis
– Demam, tanda perdarahan (gusi berdarah, bercak merah di kulit)
• Pemeriksaan fisik
– Limfadenopati, splenomegali.
• Pemeriksaan laboratorium
– Hb 8.1 mg/dL (anemia), leukosit 47000 (leukositosis), trombosit 78000
(trombositopenia), sel blas 23%.
– Apusan darah tepi: anemia normositik normokrom, leukositosis
– AUER ROD
• Diagnosis:Leukemia
Pembahasan: Leukemia Akut / Kronik?

LeukemiaAkut Leukemia Kronik


Sel imatur tiba-tiba banyak Sel matur abnormal menumpuk menjadi
banyak
Terjadi cepat (hari-minggu) Terjadi lama (bulan-tahun)
Dapat terjadi pada semua usia Lebih sering terjadi pada dewasa/ otang
tua
Leukosit dapat meningkat atau Leukosit jumlahnya menjadi sangat
berkurang banyak,biasanya 100.000-500.000
Pembahasan: Leukemia Akut
Leukemia LimfoblastikAkut Leukemia MieloidAkut
Target Anak dan dewasa Paling banyak pada dewasa
Sel blast Sel blast di sumsum tulang Sel blast di sumsum tulang (>20%)
(>20%) atau darah atau darah
Gejala demam,lemas,perdarahan,nyeri demam,lemas,berat badan turun,
otot/ tulang, perdarahan,memar,gusi bengkak
Tanda hepatosplenomegaly, hepatosplenomegaly lebih jarang
limfadenopati, massa mediastinum
Apus Auer rods
darah
tepi

Sel blast (inti masih besar)


Pembahasan: Leukemia Kronik
Leukemia Limfositik Kronik Leukemia Mieloid Kronik
Target Orang tua Dewasa
Khas Philadelphia Chromosome
Sel Sel B limfosit matur meningkat Granulosit dan monosit meningkat
Gejala Kebanyakan asimtomatis
Tanda Limfadenopati Hepatoslenomegali
Apus
darah
tepi
Pilihan lain

• Sindrom mielodisplastik
– Disebut preleukemia karena dapat menyebabkan
leukemia akut dikemudian hari

– Merupakan kondisi dimana imatur (blast) di


sel
sumsum tulang tidak menjadi matur sehingga
menumpuk
A. Leukemia limfoblastik akut

B. Leukemia limfositik kronik

C. Leukemia mieloid akut

D. Leukemia mieloid kronik

E. Sindrom mielodisplastik
90 A. Limfoma Hodgkin

• Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


– Benjolan pada leher kiri, ada gejala
sistemik
(demam, keringat malam, penurunan BB)
• Pemeriksaan laboratorium
– Biopsi, patologi anatomi: Reed Stenberg
Cell
• Diagnosis: Limfoma Hodgkin
Pembahasan: Limfoma

• Definisi
– Kanker yang berasal limfosit di organ limfoid
dari
sekunder (nodus limfa, limpa, timus, dan organ lain)

• Klasifikasi
– Limfoma Hodgkin

– Limfoma non-Hodgkin
Pembahasan
Limfoma Hodgkin Limfoma non-Hodgkin
Usia Dewasa muda atau tua Anak dan dewasa
Insidensi 10% 90%
Lokasi Lokal pada satu group nodus Dimana saja,dapat melibatkan
limfa;Leher,Ketiak,Dada beberapa nodus limfa
Extranodal Jarang Sering
Etiologi Paling banyak EBV Berhubungan dengan autoimun
Gejala sistemik Sering Jarang
Patologi anatomi Reed Stenberg Cell Tidak ada Reed Stenberg Cell
Prognosis Baik Lebih buruk
Pilihan lain
• Leukemia LimfoblastikAkut
– Kanker pada sel imatur (blast) limfoid, terjadi di sumsum tulang. Ditandai
dengan onset akut: demam, lemas, perdarahan, hepatosplenomegali,
limfadenopati. Pada pemeriksaan apus darah tepi terdapat sel blast.
• LimfadenititsTuberkulosa
– Infeksi pada nodus limfa akibat tuberkulosis. Biopsi patologi
anatomi:
granuloma, sel Langhans, sel epiteloid.
• Skrofuloderma
– Lesi pada kulit yang biasanya diawali dengan limfadenitis tuberkulosa yang
meluas ke kulit.
A. Limfoma Hodgkin

B. Limfoma non-Hodgkin

C. Limfadenitis Tuberkulosis

D. Leukemia Limfositik akut

E. Skrofuloderma
91A. Kultur darah sebelum
pemberian antibiotik

• Perempuan 58 tahun
– Penurunan kesadaran
– Demam dan mual sehari, tidak mereda walaupun sudah minum obat
demam
– Riwayat diabetes melitus tidak terkontrol
TD 100/70 mmHg, nadi 120 kali/menit, frekuensi napas 24
kali/menit, temperatur axilla 40 derajat celciusSIRS
• Leukosit 16.000/mm3 dan hitung jenis 0/0/17/55/22/sepsis
:
Hour-1 Bundle: Initial Resuscitation
For Sepsis And Septic Shock
• 1) Measure lactate level.*
• 2) Obtain blood cultures before administering antibiotics
• 3)Administer broad-spectrum antibiotics
• 4) Begin rapid administration of 30mL/kg crystalloid for
hypotension or lactate ≥4 mmol/L
• 5) Apply vasopressors if hypotensive during or after fluid
resuscitation to maintain a mean arterial pressure ≥ 65 mm Hg.
*Remeasure lactate if initial lactate elevated (> 2 mmol/L).
A. Kultur darah sebelum pemberian
antibiotik

B. Kultur darah sesudah pemberian antibiotik

C. Kultur sputum sebelum pemberian antibiotik

D. Kultur sputum setelah pemberian antibiotik

E. Kultur cairan LCS setelah pemberian antibiotik


92.A. Rapid ICT IgM/IgG anti
dengue
• Anak laki-laki 10 tahun
– Gelisah dan demam
– Demam tinggi sejak 5 hari disertai mual dan pegal-pegal
– Demam sempat turun 2 hari yang lalu dan muncul lagi 1 hari
• Delirium,TD 80 palpasi, HR 120 kali/menit,dan RR 30 kali/menit à
syok
Hb 11.5 g/dL, Ht 35%, leukosit 3.500/mm3, trombosit 20.000/mm3,
LED 45,ALT 400 mg/dL,AST 350 mg/dL, dan albumin 2 mg/dL
Infeksi Dengue
• Infeksi oleh Dengue virus (DEV) yang diperantarai
nyamuk Aedes aegypti

• Terdapat 4 jenis virus dengue,


– DEV 1
– D E V 2
– D E V 3
– D E V 4
Gejala
• Demam

– Hari 0-3: demam


tinggi
– Hari 4-5: demam turunfase kritis
– Hari 6-7: demam, tidak setinggi 3 hari
pertama
• Nyeri otot

• Nyeri retro-ortbita

• Nyeri perut,mual,muntah

• Plasma leakage:asites,efusi
• Perdarahan:petekiae,BAB hitam,muntah darah,mimisan
Laboratorium

• Leukositopenia

• Trombositopenia

• Hematokrit meningkat

• NS1 (hari 1-3) , IgM (hari 3-5), IgG (hari >5)


Klasifikasi

DB Demam + minimal 2: sakit kepala, nyeri Leukositopenia


retro-orbita, mialgia Trombositopenia
DBD 1 Gejala di atas + tourniquet (+) Trombositopenia
DBD 2 Gejala di atas + ptekiae Ht meningkat
DBD 3 Gejala di atas + syok terkompensasi >20%
DBD 4 Syok tidak terkompensasi (tensi
dan nadi tidak terukur)
Tatalaksana

DB Minum peroral DPL/hari, urin, suhu, tanda


Antipiretik perdarahan
DBD 1 Isotonik 5-7ml/kg TTV+perfusi tiap 1-4jam
Respon baik 3-5ml/kg2-3ml/kg Urin tiap 4-6 jam
DBD 2 Respon jelek 7-10ml/kg DPL tiap 4-6 jam
DBD 3 Bolus kristaloid 5-10ml/kg (1 jam) TTV, perfusi, urin
DBD Bolus kristaloid 20ml/kg (15 TTV, perfusi, urin
4 menit)
Kapan perlu transfusi trombosit?
• Masih terjadi perdebatan mengenai perlunya transfusi trombosit pada
pasien DHF
• Sumber yang sebelumnya mengatakan: transfusi diberikan jika trombosit
<20.000 atau ditemukan tanda-tanda perdarahan yang hebat
Namun penelitian terbaru menyatakan: pemberian trombosit pada pasien
trombositopenia berat tidak memperingan perdarahan yang terjadi
A. Rapid ICT IgM/IgG anti dengue

B. Rapid ICT NS-1 antigen dengue

C. Rapid ICT anti-malaria

D. IgM anti Salmonella typhi

E. Widal
93 D. IgG

• Anak laki-laki 7 tahun


– Edema periorbita
– TD 140/90hipertensi
– Protenuria (+)
– Setahun sebelumnya pernah mengalami hal yang
sama
- nefritik
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis
Sindrom Nefrotik
• Proteinuria masif (>+2)
– Kriteria
proteinuria:
D e w a s a > 3 . 5 g/hari urin 24 jam
Anak-anak>40 mg/m2/jam pada
• Hipoalbuminemia (<2,5 g/dl)
• Edema anasarka
• Hiperkolestrolemia
Etiologi
• Kongenital
• Primer/Idiopatik
Sekunder (mengikuti penyakit sistemik antara
lain lupus eritematosus sistemik (LES), purpura
Henoch Schonlein)
• Kebanyakan diperantarai oleh IgG
Nephritic Syndrome vs Nephrotic Syndrome
Penyakit Glomerular
Sindrom Nefrotik
Tatalaksana
A. IgA

B. IgM

C. IgD

D. IgG

E. IgE
94 C. Anti-HIV

Pemeriksaan penunjang?

• Laki-laki 38 tahun
– Diare yang terus-menerus sejak 3 minggu lalu
à
diare kronis
– Riwayat menggunakan narkoba suntik faktor
risiko HIV
Gejala HIV/AIDS
• Demam >1 bulan

• Diare kronik

• Infeksi oportunistik (jamur, dll)

• BB ↓ >10%

• Riwayat penularan melalui: hub seksual, transfusi darah,


narkoba suntik, feto-maternal
Alur
Diagnosis
Alur Diagnosis

HASIL INTERPRETASI
A1(+)A2(+)A3(+) Pasti HIV
A1(+) A2(+) A3(-) Indeterminateulangi 1 bulan lagi
A1(+) A2(-) A3(-)
A1(-) Tidak HIV

• A1: ELISAmengecek antibodi


• A2,A3: Western blot
Stadium Infeksi HIV
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
BB tidak turun BB↓ <10% BB↓ >10% Wasting syndrome
• Asimptomat • Keilitis • Kandidosis • Kandidiasis esofagus
ik, mungkin angularis oral Diare • Limfoma
hanya • Rash • >1 bulan • Sarkoma kaposi
limfadenopa • Herpes Pneumonia • Pneumoni
ti zoster dalam • TB paru pneumositis
5 th ISPA • Anemia • TB ekstraparu
• berulang • Neutropeni • Toksoplasmosis
Ulkus mulut • a • Meningitis
• Trombosit ↓ kriptokokus
• • Ensefalopati HIV
Terapi ARV

• ARV dimulai pada HIV stadium 3-4 atau CD4 <350


• Profilaksis kotrimoksasol 1x960 mg:HIV stadium 2-4 atau CD4 <200
Pilihan Lain
• Viral load
– Menghitung konsentrasi virus dalam
darah
– Menentukan kemungkinan penularan

• CD4+
– Menghitung jumlah CD4+ dalam tubuh
– pemberian ARV dan kemungkinan
Menentukan
penularan
A. CD4+ dan viral load

B. Viral load

C. Anti-HIV

D. CD4+

E. CD4+ dan anti-HIV


95A. Malaria tropikana

• Perempuan 23 tahun
– Demam hilang timbul sejak 5 hari
– Baru saja pulang dari bekerja di Papua
Hapusan darah tebalsel darah merah berukuran
normal dengan warna pucat di tengah, didapatkan ring
berwarna biru dengan inti merah, terdapat bentuk
accole
Malaria
Infeksi Plasmodium
yang diperantarai
nyamuk Anopheles
P. falciparum Demam setiap hari Trofozoit: cincin, accole, titik Maurer
Tropikana Malaria serebral: koma Gametosit: sabit/pisang/sosis

P.vivax Demam setiap 2 hari Eritrosit membesar hingga 2x lipat


Tertiana Titik schuffner
Gametosit: bulat

P. ovale Demam setiap 2 hari Eritrosit membesar 1,25x lipat


Tertiana Titik schuffner

P.malariae Demam setiap 3 hari Eritrosit:ada semacam band


Kuartana Merozoit:rosette
Kurva Suhu Pada
Penderita Malaria
Tertiana

Quartana

Tropika /
subtertiana
Gejala Malaria
• Demam tinggi hingga menggigil
• Hemolisis anemia, ikterik, oligouria, hepato-
splenomegali
• Riwayat berpergian ke daerah endemik
• Malaria berat: penurunan kesadaran, kejang

• Gold standard = apusan darah tebal dan tipis


Gambaran Hapusan Darah Tepi
Plasmodium falciparum Plasmodium vivax

Trofozoit intraeritrosit berbentuk cincin, Eritrosit membesar (1.5-2 kali), bentuk


terletak marginal (accole), titik Maurer ameboid, terdapat titik Schuffner,
pada eritrosit, gametosit berbentuk gametosit berbentuk bulat, skizon berisi
sabit/pisang/sosis 12-24 merozoit
Gambaran Hapusan Darah Tepi
Plasmodium malariae Plasmodium ovale

Eritrosit sedikit lebih kecil, bentuk Eritrosit berbentuk ovale dan


band-form/basket-form, terdapat membesar (1-1.25 kali), kadang
titik Ziemann, merozoit dalam skizon terdapat fimbriae, skizon berisi 8-12
membentuk formasi rosette merozoit
Malaria Serebral
• Sequestrasi mikrovaskular serebralensefalopati difus
penurunan kesadaran

• Manifestasi klinis yang berat dari malaria P. falciparum

• Angka mortalitas 25-50%, dapat menyebabkan kematian


bila tidak ditangani dalam waktu 24-72 jam
Malaria Serebral
• Tanda dan gejala :

– Trias malaria : demam, menggigil, dan berkeringat

– Sakit
kepala
– Nyeri tengkuk, kaku otot dan kejang
umum
– Sering dijumpai splenomegali dan
hepatomegali
– Gangguan kesadaran atau koma (biasanya dalam 24 -72 jam)
Malaria Serebral

• Pemeriksaan penunjang
– Pemeriksaan dengan mikroskop sediaan darah tebal
dan tipis :
• Bentuk aseksual P. falcifarum; tidak ditemukan infeksi lain

– ditemukan hipoglikemia, hiponatremia,


Dapat
hipofosfatemia

– Peningkatan limfosit pada analisis


CSF
– CT dan MRI: edema serebral
A. Malaria tropikana

B. Malaria malariae

C. Malaria kuartana

D. Malaria ovale

E. Malaria knowlesi
96B. Hiperparatiroid primer

• Laki-laki 45 tahun
– Nyeri perut berulang
– Riwayat penyakit TB paru, infeksi saluran kemih berulang, dan
batu ginjal

• Tampak gelisah, tanda vital dalam batas normal


Kalsium darah 10,8 mg/dL (tinggi) dan hormon PTH 90
pg/mL (tinggi)
Hormon Paratiroid
• Regulator • Fungsi pada ginjal
– Kalsium (Ca2+) – Menurunkan laju filtrasi kalsium
– dan magnesium dari darah ke
M a g n e s i u m2- urin kadar kalsium dan
( M g 2+)
magnesium darah meningkat
– Fosfat (HPO4 )
– Meningkatkan filtrasi fosfat dari
• Fungsi pada tulang kadar dan
darah ke urinkadar fosfat
aktivitas osteoklasresorpsi
– Meningkatkan darah meningkat
tulangmeningkatkan kalsium dan
– Merangsang pembentukan
fosfat darah
kalsitriol
Hormon Paratiroid

Hormon PTH:
Ca serum dengan
pelepasan Ca dan
fosfat dari matriks
tulang
• Penyerapan Ca
oleh ginjal
Hiperparatiroidisme
• Peningkatan sekresi hormon paratiroid
• Dibagi menjadi
– Hiperparatiroidisme primer
• Disebabkan oleh single adenoma (85%), multiple
adenoma/hyperplasia (15%), parathyroid carcinoma
– Hiperparatiroid sekunder
• Berkaitan dengan penyakit lain, seperti gagal ginjal kronik
(GGK) dan osteomalasia
Hiperparatiroidisme Primer
• Tanda dan gejala
– Mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi,
aritmia jantung, nyeri di daerah punggung dan
demineralisasi tulang, fraktur patologis dan nephrolithiasis.

• Pemeriksaan laboratorium
– Kalsium serum dan kadar hormon
paratiroid meningkat
Pilihan Lain
• Hiperparatiroid sekunderkalsium rendah,
PTH tinggi
Hipoparatiroid sekunder kalsium rendah,
PTH rendah
• Hipotiroid primer yang berubah kadar
hormon tiroid
A. Hipoparatiroid primer

B. Hiperparatiroid primer

C. Hiperparatiroid sekunder

D. Hipoparatiroid sekunder

E. Hipotiroid primer
97 D. Tirotoksikosis dengan
paresis sementara

• Perempuan 27 tahun
– Kedua kaki terasa lemah
– Jantung berdebar-debar, sulit tidur, mudah kepanasan,

banyak berkeringat dan penurunan berat badan à


tanda metabolisme tinggi

• Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid


Hipertiroid
Primer Sekunder
Kelainan pada TSI (Tiroid- • Kelainan pada HPA(hipotalamus-
stimulating Imunoglobulin) à pituitary anterior) aksisContoh
contoh : Graves Disease : tumor hipofisis
• Gejala hipertiroid + Goiter, • Gejala hipertiroid + Gangguan
oftalmopati, myxedema penglihatan, prolaktinoma
• Hasil pemeriksaan • Hasil pemeriksaan
– FT4 ↑ – FT4 ↑
– FT3 ↑ – FT3 ↑
– TSH ↓ – TSH↑
Tirotoksikosis

• Tirotoksikosis adalah manifestasi klinis akibat


kelebihan hormon tiroid yang beredar
disirkulasi.

• Tiroktosikosis di bagi dalam 2 kategori, yaitu


– Berhubungan dengan
hipertiroidisme
– Tidak berhubungan dengan
hipertiroidisme
Gejala Klinis
• Berdebar-debar,tremor

• Iritabilitas,sukar tidur
• Intoleran terhadap panas,keringat berlebihan

• Penurunan berat badan ,peningkatan rasa lapar,diare

• Gangguan reproduksi (oligomenore/amenore dan libido turun)

• Mudah lelah

• Pembesaran kelenjar tiroid

• Rambut rontok
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Fisik – Spesifik untuk penyakit
Graves
– Benjolan di leher depan
• Oftalmopati
– Takikardia
• Edema pretibial
– Demam
• Kemosis
– Exopthalmus
• Ulkus kornea
– Tremor
• Dermopati
• Akropaki

• Bruit
Pemeriksaan Penunjang

• Darah rutin, SGOT, SGPT, gula darah sewaktu

• EKG

• Pemeriksaan konsentrasi tiroksin bebas di


dalam plasma (serum free T4 & T3 meningkat
dan TSH sedikit hingga tidak ada)
Diagnosis Banding
1. Hipertiroidisme primer :
– Penyakit Graves, struma multinudosa toksik, adenoma toksik, metastase karsinoma tiroid
fungsional, struma ovari,mutasi reseptor TSH, kelebihan iodium (fenomena Jod Basedow).

2. Tirotoksikosis tanpa hipotiroidisme :


– Tiroiditis sub akut, tiroiditis silent, destruksi tiroid, (karena aminoidarone, radiasi, infark
adenoma) asupan hormon tiroid berlebihan (tirotoksikosis faktisia)

3. Hipertiroidisme sekunder :
– Adenoma hipofisis yang mensekresi TSH, sindrom resistensi hormon tiroid, tumor yang
mensekresi HCG, tirotoksikosis gestasional.

4. Ansietas
Penatalaksanaan Komprehensif
Tirotoksikosis
Penatalaksanaan
1. Pemberian obat simptomatis
2. Propanolol dosis 40-80 mg dalam 2-4 dosis.
3. PTU 300-600 mg dalam 3 dosis bila klinis Graves jelas

Rencana Tindak Lanjut


Diagnosis pasti dan penatalaksanaan awal pasien tirotoksikosis dilakukan pada pelayanan
kesehatan sekunder
• Bila kondisi stabil,di pelayanan primer

Konseling dan Edukasi


• Pengenalan tanda dan gejala krisis tiroid
• Kontrol dan minum obat teratur
A. Guillain-Barre syndrome
B. Familial hypokalemic periodic paralysis
C. Hipotiroidisme

D. Tirotoksikosis dengan paresis


sementara
E. Poliomielitis
98 B. Menurunkan berat badan
dengan modifikasi diet dan
olahraga
• Laki-laki 48 tahun
– TB: 165 cm, BB: 92 kg, lingkar perut 110 cm obesitas
– TD: 115/80 mmHgnormal

– Glukosa puasa 150 mg/dL, glukosa 2 jam post-prandial


125
mg/dL, HbA1c <7%GDP terganggu
– Kolesterol total 285 mg/dL, trigliserida 400 mg/dL, HDL 18
mg/dLdislipidemia
– Asam urat 10 mg/dLhiperurisemia
Sindrom Metabolik (WHO)
• Syarat : Kadar gula darah abnormal + 2 kriteria
tambahan
– Intoleransi glukosa, DM tipe 2
– IMT > 30 dan Rasio lingkar pinggang banding panggul >0,9 (laki-
laki), >0,85 (Perempuan)
– Trigliserida ≥ 150mg/dL atau HDL <35 (laki-laki), < 39
perempuan
– TD ≥ 160/90 mmHg atau dalam pengobatan hipertensi
– Mikroalbuminuria ≥ 20 mcg.menit
Sindrom Metabolik (IDF)
• Syarat : Kadar gula darah abnormal + 2 kriteria
tambahan
– GDP 100-125 atau riwayat DM tipe 2
– Lingkar pinggang 94cm (laki-laki) atau ≥ 80 cm

perempuan
– Trigliserida ≥ 150mg/dL atau HDL <40 (laki-laki) ,
<50
(perempuan)
– TD ≥ 130/85 mmhg atau dalam pengobatan hipertensi
Bagaimana Tatalaksana Sindrom Metabolik?
Goals of Treatment
• The major goal of treating metabolic syndrome is to reduce the risk of coronary heart disease. Treatment is
directed first at lowering LDL cholesterol and high blood pressure and managing diabetes (if these conditions are
present).
The second goal of treatment is to prevent the onset of type 2 diabetes, if it hasn’t already developed. Long-term
complications of diabetes often include heart and kidney disease, vision loss,and foot or leg amputation.If diabetes
is present,the goal of treatment is to reduce your risk for heart disease by controlling all of your risk factors.
Heart-Healthy Lifestyle Changes
• Heart-healthy lifestyle changes include heart-healthy eating, aiming for a healthy weight, managing stress, physical
activity, and quitting smoking.
Medicines
Sometimes lifestyle changes aren’t enough to control your risk factors for metabolic syndrome. For example, you
may need statin medications to control or lower your cholesterol. By lowering your blood cholesterol level, you
can decrease your chance of having a heart attack or stroke. Doctors usually prescribe statins for people who
have:
– Diabetes
– Heart disease or had a prior stroke
– High LDL cholesterol levels
A. Mulai terapi obat hipoglikemik oral saja
B. Menurunkan berat badan dengan modifikasi
diet dan olahraga
C. Memberikan antiobesitas, allopurinol, dan simvastatin
D. Memberikan metformin, allopurinol, dan simvastatin
E. Tidak perlu penanganan karena kelainan metabolik
tidak parah
99 A. DM tipe 1

• Perempuan 23 tahun
– Sering lemas dan lebih sering BAK sejak 1 bulan lalupoliuria
– Ibu pasien menderita diabetes mellitus dan rutin minum obat
• Pemeriksaan fisik dalam batas normal
TB: 158 cm dan BB: 55 kg. Pemeriksaan GDP: 127 mg/dL,
GD2PP 250, mg/dL, dan kadar C-peptide rendah
Diabetes Mellitus
• Etimologi
– Diabetespengeluaran urin yang banyak
– Mellitusmadu/banyak gula/terasa manis
• Definisi klinis
– Kelompok penyakit metabolik ditandai dengan
hiperglikemia
akibat
• Kelainan sekresi insulin
• Kelainan fungsi insulin
• Atau keduanya
Diabetes Mellitus (DM)
• Klasifikasi
– Tipe 1à destruksi sel beta pankreas
– Tipe 2defisiensi insulin relatif , resistensi insulin
– Gestasional
– Tipe lain
• Defek genetik
– Fungsi sel beta
– Kerja insulin
• Penyakit eksokrin pankreas
• Endokrinopati
• Iatrogenik
• Infeksi
DM tipe I
• Definisi
– Hiperglikemia kronik akibat kerusakan sel beta pankreas baik karena autoimun maupun
idiopatik

• Diagnosis (salah satu dari)


– Poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis, penurunan BB, polifagia, dan GDS ³200 mg/dL
– GDP ³126 mg/dL
– G D 2 PP T T GO ³2 0 0 m g/ d L
– HbA1c >6.5%

• Jika GDS >200 mg/dL tapi asimtomatik,harus konfirmasi GDP atauTTGO


DM tipe I
• Penilaian glukosa plasma puasa
- Normal : < 100 mg/dL (5.6 mmol/L)
- Gangguan glukosa plasma puasa (Impaired fasting glucose = IFG): 100–125 mg/dL
(5.6–6.9 mmol/L)
- Diabetes : D 126 mg/dL (7.0 mmol/L)
• Penilaian tes toleransi glukosa oral
- Normal : <140 mg/dL (7.8 mmol/L)
- Gangguan glukosa toleransi (Impaired glucose tolerance =IGT) : 140–200 mg/dL
(7.8–<11.1 mmol/L)
- Diabetes : 200 mg/dL (11.1 mmol/L)
C-peptide dan DM tipe I
• Membedakan DM tipe I dengan DM tipe 2 pada
pasien anak
• Terbentuk saat proses konversi proinsulin
menjadi insulin
• Kadar C-peptide rendah menunjukkan DM tipe I
Proinsulin rendah menandakan kerusakan sel beta
pankreas
Rendahnya tingkat C-peptida dan kadar glukosa darah yang tinggi
bisa menjadi indikator dari diabetes tipe 1. Rendahnya tingkat kedua
C-peptida dan glukosa darah dapat menunjukkan penyakit hati/liver,
infeksi berat, atau penyakit Addison.

A. DM tipe 1

B. DM tipe 2

C. Mature onset diabetes of the young

D. Toleransi gula terganggu

E. Gula darah puasa terganggu


100C. Koma hipoglikemi

• Perempuan 54 tahun
- Lemas sejak 2 minggu
- Keringat dingin, berdebar, dan pandangan kabur
- Didiagnosis DM sejak 1 tahun yang lalu dan mengonsumsi obat rutin
glibenklamid dan metformin
- Sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien mengonsumsi obat dan tidak makan
TD: 130/80 mmHg, nadi 98 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, GCS
E3M4V3
• GDS 40 mg/dL
Hipoglikemia

• PERKENI 2015 hipoglikemia adalah


menurunnya kadar glukosa darah <70 mg/dl
atau >70 mg/dl dengan gejala klinis
Penyebab Hipoglikemia
• Dosis obat berlebihan, terutama insulin dan
obat hipoglikemia oral.
• Gagal ginjal kronik dan pascapersalinan.
Asupan makan tidak kuat (kalori kurang atau
terlambat makan)
• Kegiatan jasmani berlebihan.
Diagnosis Hipoglikemia (Trias Whipple)

• Gejala sesuai dengan hipoglikemia

• Kadar glukosa plasma rendah

• Gejala membaik setelah kadar glukosa plasma


ditingkatkan
Gejala
Hipoglikemia
Penanganan Hipoglikemia pada Pasien Sadar

• Memberi gula murni 30 gram (2 sendok


makan) atau sirop/permen + makanan yang
mengandung karbohidrat

• Menghentikan sementara obat hipoglikemik

• Glukosa darah dipantau tiap 1-2 jam


Penanganan Koma Hipoglikemia
• Dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (50 mL) bolus intravena.
• Dekstrosa 10% infus 6 jam/kolf
• Periksa GDS/1 jam setelah dekstrosa 40%:
- GDS <50 mg/dLbolus dekstrosa 40% 50 mL IV
- GDS <100 mg/dLbolus dekstrosa 40% 25 mL IV
- GDS 100-200 mg/dLtidak diberi bolus dekstrosa 40%
- GDS >200 mg/dL pertimbangkan menurunkan kecepatan drip
dekstrosa 10%
Penanganan Koma Hipoglikemia
• Bila GDS >100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut,
GDS dipantau/2 jam. Ikuti protokol sebelumnya. Bila
GDS >200, pertimbangkan mengganti menjadi
dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%

• Bila setelah itu GDS >100 mg/dL sebanyak 3 kali


berturut-turut, hentikan protokol hipoglikemia.
A. Hipoglikemi ringan

B. Hipoglikemi sedang

C. Koma hipoglikemi

D. Diabetes insipidus

E. Hiperkortisolemia
101. Pediculosis pubis
• wanita 35 tahun → gatal di kemaluannya sejak 1 minggu yang lalu
• gatal terutama di bagian atas kemaluannya dan bahkan sampai ke
perut bagian bawah
• setiap bangun pagi tampak adanya bercak hitam di celana dalamnya
• riwayat keputihan sebelumnya
• pemeriksaan fisik dokter tampak adanya bekas garukan di daerah
suprapubis dan abdomen bawah
• adanya parasit bentuk dewasa pada rambut pubis
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → pedikulosis

• Berdasarkan gejala klinis


• gatal di kemaluan
• gatal terutama di bagian atas kemaluannya dan bahkan sampai ke perut bagian
bawah
• setiap bangun pagi tampak adanya bercak hitam di celana dalamnya (MACULA
SERULAE : CLUE)
• riwayat keputihan sebelumnya
• Berdasarkan pemeriksaan
• tampak adanya bekas garukan di daerah suprapubis dan abdomen bawah
• adanya parasit bentuk dewasa pada rambut pubis
PEDIKULOSIS PUBIS
• Infeksi pada rambut pubis dan sekitarnya → Phtirus pubis

• Biasanya menyerang orang dewasa → akibat hubungan seksual

• Jika pada anak-anak →berasal dari orang tua dan terjadi di alis dan bulu
mata

• Faktor resiko
• Aktif secara seksual
• Higiene buruk
• Kontak langsung dengan penderita
GEJALA DAN TANDA
• Gatal pada daerah pubis dan sekitarnya, dapat meuas ke abdomen
dan dada
• Adanya black dot → bercak-bercak hitam pada celana dalam putih
yang dilihat penderita saat bangun tidur
• Inspeksi → Terdapat bercak-bercak berwarna abu-abu atau kebiruan
(makula serulare) pada pubis dan daerah sekitarnya
• Ditemukan kutu
• Kadang disertai pembesaran KGB
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Gambar 11.11 Pedikulosis pubis


P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I

Sky Blue Spot:


Over at the li ce
feeding sites,
there may be
small blue
macules seen
TATALAKSANA
FARMAKOLOGI
FIRST LINE :
Jawaban lainnya
• A. candidiasis → infeksi yang disebabkan oleh candida albicans,
gejala: patch atau plak eritematosa, batas tegas, basah, bersisik,
dikelilingi lesi satelit
• B. dermatitis seboroik → skuama kekuningan berminyak, predileksi di
daerah seboroik (scalp, belakang telinga, nasolabial, leher)
• D. dermatomikosis → infeksi oleh dermatofita, gejala : bercak
kemerahan, basah, bersisik, gatal, central healing
• E. scabies → disebsbkan oleh infestasi dan sensitisasi kulit oleh
sarcoptes scabei, lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli), warna
putih atau abu-abu
102. Permetrin HCl 5%
• laki-laki 10 tahun → gatal pada sela-sela jari tangan
• gatal ini dirasakan sangat berat pada malam hari
• mengaku sangat susah sekali untuk menahan berhenti menggaruk.
• teman bermain sebelah rumah sedang mengalami hal serupa
• dokter menemukan adanya kunikulus pada sela-sela jari
• Terapi topical ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → scabies

• Berdasarkan gejala klinis


• gatal pada sela-sela jari tangan
• sangat berat pada malam hari
• sangat susah sekali untuk menahan berhenti menggaruk
• teman bermain sebelah rumah sedang mengalami hal serupa
• Berdasarkan pemeriksaan
• adanya kunikulus pada sela-sela jari
Skabies
• Definisi :
• Penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi kulit oleh Sarcoptes scabiei

• Sinonim :
• Gudik
• Budukan
• Gatal agogo

• Penularan :
• Kontak langsung kulit → jabat tangan
• Kontak tidak langsung → penggunaan alat tidur, pakaian,
handuk bersama
PREDILEKSI
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

JENIS SKABIES

• Sea bies of cultivated (scabies


pada orang bersih)

• Sea bies incognito {scabies


yang diobati dg kortikosteroid
sehingga tanda dan gejala klinis
membaik)

• Scabies nodular
• Scabies hewan peliharaan
(tidak khas, sembuh sendiri
karena Sarcoptes scabiei var.
Binatang tidak dapat menginfeksi
manusia)

• Scabies norwegia (krustosa)


• Scabies bayi dan anak
• Sea bies bed ridden
MANIFESTASI
• Terdapat lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli), warna putih atau
abu-abu, panjang rata-rata 1 cm
• Ujung terowongan → papul, vesikel (jika infeksi sekunder : pustul,
ekskoriasi, dsb)
4 TANDA KARDINAL

Diagnosis
ditegakkan dengan
menemukan dua
dari 4 tanda
tersebut
TERAPI
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:


a. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan alas tidur
diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita skabies.
b. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
Jawaban lainnya
• A. mikonazol 2 % → merupakan anti jamur, sedangkan penyebab
scabies adalah parasite, jadi tidak bisa gunakan
• C. hidrokortison 1% → merupakan steroid, tidak bisa gunakan pada
kasus skabies
• D. asiklovir → merupakan antivirus, sedangkan penyebab scabies
adalah parasite, jadi tidak bisa gunakan
• E. gentamisin → merupakan antibiotik, sedangkan penyebab scabies
adalah parasite, jadi tidak bisa gunakan
103. Veruka vulgaris
• anak perempuan 7 tahun→ adanya kutil pada lengan sejak seminggu
yang lalu
• Tidak ada keluhan pada kutil ini, hanya saja ibu pasien merasa
terganggu secara kosmetik
• pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu 36,8 C, denyut nadi 90
x/menit, frekuensi napas 88 x/menit
• Pemeriksaan lokalis didapatkan adanya papul berwarna abu-abu
dengan permukaan kasar dan fenomena kobner (+)
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → veruka vulgaris

• Berdasarkan gejala klinis


• kutil pada lengan seminggu yang lalu.
• Tidak ada keluhan pada kutil ini, hanya saja ibu pasien merasa terganggu
secara kosmetik.
• Berdasarkan pemeriksaan
• papul berwarna abu-abu dengan permukaan kasar dan fenomena kobner (+)
Veruka vulgaris
• Disebabkan oleh human papilloma virus (HPV)

• Gejala dan tanda :


• Lesi papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa, jika
permukaan rata disebut veruka plana
• Dapat dijumpai di kulit, mukosa, kuku
• Jika digores timbul autoinokulasi (lesi baru) di sepanjang goresan (fenomena
koebner)
Terapi
• Kaustik
• asam salisilat 20-40%
• AgNO3 25%
Jawaban lainnya
• B. dermatitis venenata → infeksi kulit yang disebabkan oleh toksin
serangga, gejala : papul, eritem, krusta, gatal, perih
• C. dermatitis akut → peradangan kulit yang bersifat akut atau baru
saja terjadi
• D. moluskum kontagiosum → infeksi kulit yang disebabkan oleh
moluscum contagiosum virus, gejala : lesi papul berbentuk seprti
kubah, ditengahnya ada delle, bila dipijat akan keluar massa putih
seperti nasi (badan moluscum)
• E. varicella → infeksi kulit yang disebabkan oleh varicella zoster virus,
gejala : demam, nyeri kepala, lemas, lesi papul atau vesikel eritem
(tear drop) yang menyebar secara sentrifugal
104. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
• kemerahan yang disertai dengan plenting-plenting
pada punggung atas kanan sejak 4 hari yang lalu
• terasa nyeri, sebelum muncul keluhan ini pasien
sempat mengalami demam, pusing, dan pegal-pegal
• Terapi?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → herpes zoster

• Herpes zoster → infeksi yang disebabkan oleh varicella zoster virus


yang dorman dan mengalami reaktivasi
• Gejala : vesikel berkelompok dengan dasar eritem yang lokasinya
mengikuti dermatom, nyeri dominan, lokasi unilateral
HERPES ZOSTER
• Herpes Zoster → infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh
virus Varisela-zoster.

• Merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

• Jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, kecuali pada


pasien muda dengan AIDS, limfoma, keganasan, penyakit
imunodefisiensi dan pada pasien yang menerima transplantasi
sumsum tulang atau ginjal.
Keluhan
• Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi

• Dapat disertai → demam, pusing, dan malaise

• Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi
vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan edema.

Faktor Risiko
1. Umumnya terjadi pada orang dewasa, terutama orang tua.
2. Imunodefisiensi
MANIFESTASI
Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi saraf
spinal atau kranial.
Lesi bilateral jarang ditemui, namun seringkali, erupsi juga terjadi pada dermatom di
dekatnya
TERAPI
Jawaban lainnya
• B. asiklovir 3x400 mg selama 7 hari → dosis yang tepat untuk asiklovir
5x500 mg selama 7-10 hari
• C. famsiklovir 5x250 mg selama 7 hari → dosis yang tepat 3x500 mg
selama 7 hari
• D. valasiklovir 3x800 mg selama 7 hari → dosis yang tepat 3x100 mg
selama 7-10 hari
• E. valasiklovir 3x250 selama 7 hari → dosis yang tepat 3x100 mg
selama 7-10 hari
105. Luka bakar derajat 3
• laki-laki 28 tahun → lengan kanan terbakar saat sedang bekerja
• lemas karena tidak kuat melihat lengannya yang terbakar
• pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg,
denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, dan suhu 36,7 C
• pemeriksaan lokalis tampak lesi berwarna abu-abu pucat hingga
hitam, tampak osseus didalamnya (+), bula (-), nyeri (-)
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → luka bakar derajat 3

• pemeriksaan lokalis tampak lesi berwarna abu-abu pucat hingga


hitam, tampak osseus didalamnya (+), bula (-), nyeri (-) → derajat 3
Luka bakar
I IIA IIB III IV
Menganai hanya Mengenai epidermis Mengenai epidermis Mengenai sampai di Mengenai sampai
epidermis dan superfisial dermis sampao dermis bawah dermis subkutan, otot,
dan Warna kemerahan (stratus papilare) profunda (stratum Warna putih tulang
Sangat nyeri Warna kemerahan, reticulare) Tidak nyeri Warna hitam,
Tidak ada bula jika ditekan berubah Warna merah sampai terdapat eschar
warna menjadi pucat pink, bila ditekan Tidak nyeri
Disertai bula sedikit memucat
Nyeri Disertai bula
Nyeri
Luas luka bakar
Terapi
Jawaban lainnya
• A. luka bakar derajat 1 → mengenai hanya epidermis, warna
kemerahan, sangat nyeri, tidak ada bula
• B. luka bakar derajat 2 → mengenai epidermis sampai dermis,
kemeraha yang jika ditekan berubah pucat, nyeri, bula (+)
• D. hiperpigmentasi post inflamasi → bercak hiperpigmentasi yang
terjadi setelah adanya inflamasi atau infeksi
• E. hipopigmentasi post trauma → bercak hipopigmentasi yang terjadi
setelah adanya trauma
106. Krim gama benzene
heksaklorida 1%
• wanita 15 tahun→ gatal pada seluruh kepala
• muncul sejak satu minggu yang lalu
• sangat gatal pasien selalu menggaruk kepalanya
• saudara sepupu pasien juga sedang mengalami hal serupa, dan
mereka selalu menggunakan sisir yang sama
• pemeriksaan lokalis ditemukan adanya kutu dan telur berwarna
abu-abu dan berkilat
• Terapi ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → pedukulosis kapitis

• Berdasarkan gejala klinis


• gatal pada seluruh kepala sejak satu minggu yang lalu
• sangat gatal pasien selalu menggaruk kepalanya
• saudara sepupu pasien juga sedang mengalami hal serupa, dan mereka
selalu menggunakan sisir yang sama.
• Berdasarkan pemeriksaan
• lokalis ditemukan adanya kutu dan telur berwarna abu-abu dan berkilat
Pedikulosis Kapitis
• Merupakan infeksi dan infestasi kulit dan rambut kepala manusia →
Pedilculus humanus var capitis

• Penularan, secara kontak langsung


• Kontak fisik erat dengan penderita, contoh : tidur bersama
• Kontak melalui fomite terinfestasi, contoh : penggunaan bersama aksesori
rambut, sisir, bantal
GEJALA DAN TANDA
• Gatal di kepala akibat hipersensitivitas terhadap saliva maupun feses
kutu
• Terdapat lesi kulit akibat bekas garukan : ekskoriasidan erosi
• Jika terdapat infeksi sekunder : pus dan krusta, diserta pembesaran
KGB
• Ditemukan telur dan kutu hidup di kulit kepala
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I

r ./ " , ,, ,. : .,.

I � "\ t
r
Z. .'J
,, �
&
.
''Itl,
,\1... .
.
I
( -,
' ,
/··�
-", '
.
.'
. I

.-
<

fl ' -, J
I

t'
\
'
.. ' '
I,
·,\ ·�\\\
.
.. :: J . . ••
·�
I,., . '.�J!J.' .. '\ '
,:- . '·, I ,
.
Gambar 11.1 O Telur Pedicu/us humanus capitis
'
,,,, .
·'· . \ . .
TATALAKSANA
Jawaban lainnya
• A. krim sulfur presipitatum → obat untuk kasus skabies, bukan
pedikulosis
• B. emulsi benzyl benzoas 25% → obat untuk kasus skabies, bukan
pedikulosis
• D. krim asam salisilat 2% → digunakan untuk kasus kutil, bukan
pedikulosis
• E. krim imidazole 1% → krim anti jamur, tidak diberikan pada kasus
pedikulosis
107. Eritrasma
• wanita 45 tahun→ kemerahan pada lipat pahanya sejak seminggu
yang lalu
• Tidak ada keluhan lain yang dirasakan pasien
• pasien merasa beberapa kali setelah berolahraga jogging lipat paha
menjadi terasa gatal
• mengaku sudah mengidap kencing manis sejak 5 tahun yang lalu
• pemeriksaan didapatkan adanya lesi eritroskuamosa, skuama halus
dan kering, pada perabaan terasa berlemak. Vesikulasi (-)
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → eritrasma

• Berdasarkan gejala klinis


• kemerahan pada lipat pahanya sejak seminggu yang lalu
• Tidak ada keluhan lain yang dirasakan pasien
• beberapa kali setelah berolahraga jogging lipat paha menjadi terasa gatal.
• Pasien mengaku sudah mengidap kencing manis sejak 5 tahun yang lalu
(faktor resiko)
• Berdasarkan pemeriksaan
• lesi eritroskuamosa, skuama halus dan kering, pada perabaan terasa
berlemak. Vesikulasi (-)
ERITRASMA
• Infeksi bakteri Corynebacterium minutissimum pada area lipatan kulit seperti ketiak,
selangkangan dan sela-sela jari kaki.
• Faktor presipitan : Area lembab dan hangat (exp : Diabetes)
• Lesi khas : - Makula coklat kemerahan
- Berbatas tegas
- Kulit dengan lesi lebih keriput, skuama halus (+)

• Diagnosis dengan lampu Wood’s → Coral red


• Terapi :
Lesi terbatas → Asam fusidat 2% cr, solution clyndamicin 1%
Lesi ekstensif → Eritromisin 4x250 mg PO, Tetrasiklin (4x500 mg)
Lampu Wood’s
Jawaban lainnya
• A. pitiriasis versikolor → disebabkan oleh jamur malassezia furfur,
gejala : bercak hipo/hiperpigmentasi denan skuama halus
• B. tinea kruris → infeksi oleh dermatofita, gejala : bercak kemerahan,
basah, bersisik, gatal, central healing
• C. dermatitis kontak → peradangan kulit karena proses imunologi,
ada 2 jenis, alergi dan iritan
• D. dermatitis seboroik → → skuama kekuningan berminyak,
predileksi di daerah seboroik (scalp, belakang telinga, nasolabial,
leher)
108. Kondiloma akuminata
• benjolan-benjolan kecil pada alat kelaminnya,
• riwayat berhubungan seksual dengan selain istri (+) beberapa minggu
yang lalu
• lokalis didapatkan vegetasi bertangkai eritematous dengan
permukaan papilomatosa dan bau tidak enak (+)
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → kondiloma akuminata

• Kondiloma akuminata → infeksi genital yang disebabkan oleh HPV


sub tipe 6 dan 11, termasuk ke dalam penyakit menular seksual
GENITAL WARTS (Condyloma Accuminata)

Kausa: HPV → Terutama sub tipe 6 dan 11


Termasuk PMS

Massa seperti bunga kol


(cauliflower like mass)

Tes acetowhite
TIPE HPV
PREDILEKSI

• Laki-laki : Perineum, sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, muara


uretra eksterna, korpus penis, dan pangkal penis

• Perempuan : Vulva, introitus vagina, porsio serviks

MANIFESTASI :

Massa vegetasi bertangkai, warna merah s.d hiperpigmentasi


Permukaan papilomatosa
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I
Modalitas Terapi Clinician and patient
decide on treatment
based on morphology
and distibution of lesion

Special circumtances :
Large volume,
Patient administrated Provider administrated
disseminated disease,
therapy therapy
immunocompromise,
pregnant, children

Podophyllotoxin Multiple session


Single session using
avoiding anastesion / Refer to specialist
Imiquimod anastesion
excision

Electrosurgery, excision, Cryotherapy


curretage, laser TCA
TERAPI

IMIQUIMOD 5% → 3X/Minggu (Sebelum Tidur) selama 16 minggu


Jawaban lainnya
• A. veruka vulgaris → disebabkan oleh HPV, gejala : papul berwarna
kulit sampai keabuan dengan permukaan verukous
• B. herpes simpleks → disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe
1dan 2, tipe 1 di orolabial, tipe 2 di genital, gejala : lesi vesikel, erosi,
ulkus dangkal berkelompok dengan dasar eritem, disertai nyeri
• C. kondiloma lata → manifestasi sifilis sekunder yang disebabkan oleh
treponema palidum, gejala : papul berwarna putih atau keabuan,
pada daerah tubuh yang hangat dan lembab
• E. chancroid → disebabkan oleh haemophylus ducreyi, gejala : ulkus
multiple, tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor, sangat
nyeri
109. Skabies
• laki-laki 10 tahun → gatal pada sela-sela jari tangan
• gatal ini dirasakan sangat berat pada malam hari
• mengaku sangat susah sekali untuk menahan berhenti menggaruk.
• teman bermain sebelah rumah sedang mengalami hal serupa
• dokter menemukan adanya kunikulus pada sela-sela jari
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → scabies

• Berdasarkan gejala klinis


• gatal pada sela-sela jari tangan
• sangat berat pada malam hari
• sangat susah sekali untuk menahan berhenti menggaruk
• teman bermain sebelah rumah sedang mengalami hal serupa
• Berdasarkan pemeriksaan
• adanya kunikulus pada sela-sela jari
Skabies
• Definisi :
• Penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi kulit oleh Sarcoptes scabiei

• Sinonim :
• Gudik
• Budukan
• Gatal agogo

• Penularan :
• Kontak langsung kulit → jabat tangan
• Kontak tidak langsung → penggunaan alat tidur, pakaian,
handuk bersama
PREDILEKSI
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Jen is-j en is Iesi sca bi es :


• Sea bies of cultivated (scabies
pada orang bersih)

• Sea bies incognito {scabies


yang diobati dg kortikosteroid
sehingga tanda dan gejala klinis
membaik)

• Scabies nodular
• Scabies hewan peliharaan
(tidak khas, sembuh sendiri
karena Sarcoptes scabiei var.
Binatang tidak dapat menginfeksi
manusia)

• Scabies norwegia (krustosa)


• Scabies bayi dan anak
• Sea bies bed ridden
MANIFESTASI
• Terdapat lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli), warna putih atau
abu-abu, panjang rata-rata 1 cm
• Ujung terowongan → papul, vesikel (jika infeksi sekunder : pustul,
ekskoriasi, dsb)
4 TANDA KARDINAL

Diagnosis
ditegakkan dengan
menemukan dua
dari 4 tanda
tersebut
TERAPI
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:


a. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan alas tidur
diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita skabies.
b. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
Jawaban lainnya
• A. candidiasis → infeksi yang disebabkan oleh candida albicans,
gejala: patch atau plak eritematosa, batas tegas, basah, bersisik,
dikelilingi lesi satelit
• B. dermatitis seboroik → skuama kekuningan berminyak, predileksi di
daerah seboroik (scalp, belakang telinga, nasolabial, leher)
• C. pedikulosis pubis → infeksi yang disebabkan infestasi phytirus
pubis, gejala : gatal pada supra pubik, macula serulae (+)
• D. dermatomikosis → infeksi oleh dermatofita, gejala : bercak
kemerahan, basah, bersisik, gatal, central healing
110. KOH
• gatal pada leher dan punggung sejak 1 minggu yang lalu
• pemeriksaan ditemukan multipel makulo hipopigmentasi dengan
skuama halus diatasnya
• Pemeriksaan penunjang yang spesifik ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → pityriasis versicolor

• Pityriasis versicolor → infeksi pada superfisial kulit dan berlangsung


kronis yang disebabkan oleh jamur Malassezia furfur
PTIRIASIS VERSIKOLOR/TINEA VERSIKOLOR
Definisi :

• Penyakit infeksi pada superfisial kulit dan berlangsung kronis yang


disebabkan oleh jamur Malassezia furfur

Faktor Risiko :

• Dewasa muda (kelenjar sebasea lebih aktif bekerja)


• Cuaca panas dan lembab
• Tubuh yang berkeringat
• Imunodefisiensi

Predileksi : Dada, leher, perut, kaki, kepala dan punggung


PEMERIKSAAN
Anamnesis :
• Pasien datang dengan keluhan bercak putih pada kulit
• Gatal (+), terutama saat berkeringat

Pemeriksaan Fisik :
• Makula hipopigmentasi atau berwarna-warni, dengan skuama halus diatasnya,
berbentuk bulat atau tidak beraturan, berbatas tegas atau tidak tegas

Tanda patognomonis :

• Finger nail sign


PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Penunjang :
1. Lampu Wood →fluoresensi kuning keemasan pada lesi yang bersisik.

2. Mikroskopis sediaan kerokan skuama lesi dengan KOH :


Campuran hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok
(spaghetti and meatball appearance).
PEMERIKSAAN LAMPU WOOD
• Alat diagnostik yang mengemisikan cahaya hitam → merupakan cahaya
yang termasuk spektrum UV (320-450 nm)

• Tujuan penggunaan lampu wood :


• Identifikasi bercak hiperpigmentasi/depigmentasi
• Mendeteksi fluoresensi → pendaran berwarna yang tampak akibat
keberadaan substansi tertentu (contoh : kolagen, porfirin) yang
mengabsorbsi cahaya hitam dari lampu dan mengemisikan kembali
sebagian cahaya yang tidak terserap

• Penampakan kulit normal pada pemeriksaan lampu wood


• Sedikit biru dengan titik-titik putih jika ada penebalan kulit
• Kuning jika berminyak
• Ungu jika kering
DIAGNOSIS
Klinis → Anamnesis dan pemeriksaan fisik

DD →Vitiligo, ptiriasis alba, eritrasma, morbus hansen


TATALAKSANA
Jawaban lainnya
• A. pewarnaan gram → digunakan untuk pemeriksaan bakteri, untuk
menentukan bakteri gram positif atau negatif, bukan untuk penyebab
jamur
• B. tzank → digunakan untuk pemeriksaan virus, pada kasus herpes
• D. giemsa → jenis perwarnaan untuk pemeriksaan apusan darah
• E. zhiel nellsen → pemeriksaan untuk BTA untuk kasus TB
111. Gangguan somatisasi
• wanita 20 tahun → kesemutan di kedua tangan sejak 2 tahun yang lalu
• mengeluh nyeri lambung, sakit saat menstruasi, kepala pusing, sesak
napas, dan pegal-pegal di kedua tungkai
• sudah berobat ke beberapa dokter umum dan spesialis
• juga sudah berkali-kali menjalani pemeriksaan penunjang dan tambahan
lain
• tidak percaya bahwa serangkaian pemeriksaan tersebut tidak
menemukan penyakit dalam tubuh pasien
• juga tidak mau menerima nasehat para dokter bahwa dirinya tidak ada
kelainan
• diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan somatisasi

• Gangguan somatisasi → Merupakan gangguan yang melibatkan


berbagai keluhan yang muncul berulang-ulang yang tidak dapat
dijelaskan oleh penyebab fisik apapun
Gangguan somatoform
• Keluhan gejala-gejala fisik yang berulang-ulang, disertai dengan
permintaan pemeriksaan medic → tidak ditemukan kelainan
• Menyangkal adanya konflik
• Tidak mau mendengarkan penjelasan dokter
Macam-macam Gangguan Somatoform

Gangguan Nyeri
Gangguan Gangguan Disfungsi
Somatoform somatofom
Somatisasi Hipokondrik otonomik
tak terinci menetap
Gangguan somatisasi
• Merupakan gangguan yang melibatkan berbagai keluhan yang muncul
berulang-ulang yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab fisik
apapun
• Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, biasanya pada saat remaja
Kriteria diagnosis
Gangguan hipokondrik
• Ciri utamanya adalah fokus atau ketakutan bahwa simtom fisik yang
dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang
mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung (preokupasi)
• Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan secara medis bahwa
ketakutannya itu tidak berdasar
Kriteria diagnosis
Pain disorders
• Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri pada satu atau
lebih tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis
atau neurologis non psikiatrik (focus pada nyeri)
• Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen, misalnya nyeri punggung,
kepala, pelvis (panggul)
Kriteria diagnosis
• Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran
klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian klinis.

Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
• gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.
Faktor psikologis dianggap penting dalam onset, eksaserbasi (membuat
lebih buruk/bertambah parahnya suatu penyakit), keparahan, atau

bertahannya nyeri.
• Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat
(seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan,
atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriterira dispareunia
(gangguan nyeri seksual)
Gangguan Dismorfik Tubuh
• Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau
dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka (preokupasi
kekurangan penampilan)
• Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksakan
diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk
mencoba memperbaiki kerusakan yang dipersepsikan.
• Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak dibutuhkan.
• Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek dan
memiliki penampilan fisik yang tidak menarik.
Kriteria diagnosis
• Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika
ditemukan sedikit anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut
adalah berlebihan dengan nyata.
• Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting
lainnya.
• Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental
lain (misalnya ketidakpuasan dengan bentuk tubuh dan ukuran tubuh
pada anoreksia nervosa)
Tata laksana
• Kasus somatoform jarang berdiri sendiri sehingga perlu dicari
komorbid psikitri yang lain
• Komorbid yang sering menyertai → gangguan depresi, cemas, dan
gangguan kepribadian → modalitas terapi disesuaikan dg
komorbidnya
• Cognitive behavior therapy (CBT) → efektif dalam menangani kelainan
somatoform
• Farmakoterapi → golongan antidepresan
Jawaban lainnya
• A. gangguan hipokondrik → Ciri utamanya adalah fokus atau ketakutan
bahwa simtom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu
penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung
• (preokupasi)
B. disfungsi otonomik somatoform → keluhan fisik yang disampaikan oleh

pasien seakan-akan merupakan gejala dari sistem saraf otonom
C. gangguan somatoform tak terinci → termasuk gangguan somatoform,
• tetapi tidak memenuhi untuk somatisasi, hipokondrik, nyeri menetap, dan
disfungsi otonomik
E. gangguan nyeri somatoform menetap → Gejala utama gangguan nyeri
adalah adanya nyeri pada satu atau lebih tempat
112. Gangguan bipolar tipe depresif kini
• wanita 14 tahun → suasana hatinya mudah berubah-rubah sejak 2
minggu yang lalu
• saat ini lebih sering mengurung diri di kamar, sesekali tampak menangis,
tidak dapat menjalankan aktivitas kesehariannya, dan mudah tersinggung
• tidak mau bergaul dengan teman maupun lingkungan sekitarnya.

Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebanyak 3 kali dimana pasien
terkadang tampak gembira dan terkadang tampak sedih tanpa diketahui
• penyebabnya.
• pemeriksaan psikiatri tidak didapatkan halusinasi maupun waham.
• Pasien masih mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan bipolar tipe
depresif kini

• Gangguan bipolar → merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik


dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan
campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup
Episode manik
• Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood
yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau
• lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:
- grandiositas atau percaya diri berlebihan
• - berkurangnya kebutuhan tidur cepat dan
• - banyaknya pembicaraan lompatan
• - gagasan atau pikiran berlomba perhatian
• - mudah teralih
• - peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor
• - meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)
• - tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang
matang).
• Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitan, gambaran
psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta
adanya gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.
Episode depresi mayor
• Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat simtom/tanda yaitu:
• - mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang
• - menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan
• - sulit atau banyak tidur
• - agitasi atau retardasi psikomotor
• - fatig atau berkurangnya tenaga
• - menurunnya harga diri
• - ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi
• - pesimis
• - pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa renacana) atau tindakan
bunuh diri.
• Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi personal, sosial, atau
pekerjaan.
Episode campuran
• Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan
depresi yang terjadi secara bersamaan.
• Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood disforik), iritabel,
marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide
bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas,
waham kejar dan kadang-kadang bingung.
• Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga memerlukan perawatan
untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai gambaran
psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.
Episode hipomania
• Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan
mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat
• gejala
- bila mood iritabel) yaitu:
• - grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
• - berkurangnya kebutuhan tidur
• - meningkatnya pembicaraan
• - lompat gagasan atau pikiran berlomba
• - perhatin mudah teralih
• - meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotor
• - pikiran menjadi lebih tajam
daya nilai berkurang
• Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau
pembicaran aneh), tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak
mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan. Sering kali
dilupakan oleh pasien tetapi dapat dikenali oleh keluarga.
Simptom psikotik
• Pada kasus berat, pasien bisa mengalami gejala psikotik. Gejala
psikotik yang paling sering yaitu:
• - halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)
• - waham
• Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania
sedangkan waham nihilistik terjadi pada episode depresi. Ada kalanya
simtom psikotik tidak serasi dengan mood. Pasien dengan GB sering
didiagnosis sebagai skizofrenia.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik
Tunggal
• Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat
episode depresi mayor sebelumnya.
• Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
skizoafektif, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang
tidak dapat diklasifikasikan.
• Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau
kondisi medik umum Gejala mood menyebabkan penderitaan yang
secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam
sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik
Saat Ini
• Saat ini dalam episode manik
• Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik,
depresi, atau campuran
• Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham,
atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan

Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi
• medik umum
Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi
penting lainnya.
Gangguan Mood Gangguan Mood
Bipolar I, Episode Bipolar I, Episode
Campuran Saat Ini Hipomanik Saat Ini

Gangguan Mood
Bipolar I, Episode
Depresi Saat Ini
Gangguan Mood Bipolar II
• Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling
sedikit satu episode hipomanik
Jawaban lainnya
• A. gangguan unipolar tipe depresif kini → atau depresi, tidak
ditemukan riwayat gangguan manik sebelumnya
• B. gangguan unipolar tipe manik kini → atau mania, tidak ditemukan
gangguan depresi sebelumnya
• C. gangguan bipolar tipe manik kini → saat ini sedang tipe manik :
mood yang elasi, ekspansif, iritabel, grandiositas, berkurangnya
kebutuhan tidur, banyak bicara, dll
• E. gangguan bipolar tipe campuran → saat ini sedang campuran :
dalam satu minggu pasien mengalami mania dan depresi yang
bersamaan
113. Gangguan skizoafektif tipe depresif
• laki-laki 24 tahun→ perubahan tingkah laku
• merasa ketakutan bahwa orang-orang akan membunuhnya
• mengaku mendengar suara orang bercakap-cakap membicarakan rencana
pembunuhannya
• merasa pikirannya tersiarkan dengan lantang dan orang lain mengetahui
apa yang ia pikirkan
• Selama 2 bulan ini pasien selalu mengurung diri di dalam kamarnya
• Dua minggu belakangan pasien merasa kehilangan semangat dan selalu
merasa kelelahan. Pasien merasa frustrasi mengapa hidupnya selalu
dikejar-kejar dan merasa tidak berguna karena selalu merepotkan
• keluarganya. Pasien mengaku sulit tidur dan kehilangan nafsu makan
Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan skizoafektif tipe
depresif

• Skizoafektif → gejala skizofrenia dan gangguan mood (depresi manik)


sama sama menonjol
skizofrenia
• Dalam bahasa Inggris: Schizophrenia
• Asalnya dari bahasa Yunani: ”schizein” (terpisah/pecah) dan ”phrenia” (jiwa)
• Menunjukkan adanya ketidakselarasan antara kognisi (pikiran), emosi
(perasaan) dan perilaku
• Oleh karenanya sering disalahartikan sebagai kepribadian ganda
• Merupakan gangguan jiwa berat, dengan ciri utama kegagalan dalam
reality testing
• Akibat peningkatan aktivitas dopamin
• Eugene Bleuler: schizophrenia (menunjukkan terpisahnya pikiran,
emosi dan perilaku) dengan ciri 4A:
• Asosiasi
• Afek
• Autisme
• Ambivalensi
• Ditambah dengan halusinasi dan delusi
• Seringkali diawali dengan fase prodromal; yaitu periode dimana mulai
terjadinya penurunan fungsi dalam kehidupan. Ditandai dengan:
• Hilangnya minat terhadap aktivitas sosial
• Meningkatnya kesulitan dalam memenuhi tanggung jawab/tuntutan hidup sehari-hari

• Kemunculan biasanya secara gradual, jarang disadari oleh orang lain


hingga masuk fase akut
Kriteria diagnosis

• Durasi gejala
→ >= 1 bulan
Gambaran klinis
Tidak memiliki simtom
esensial: manifestasi
gangguan dapat berbeda dari
orang ke orang

Tidak memiliki gejala yang
“patognomonik” (gejala khas
yang membedakan dengan
• gangguan lain)
Misalnya : halusinasi, salah
satu simptom utama
skizofrenia, mungkin saja
dialami seseorang yang
mengalami demam tinggi
atau pasien demensia
-gejala positif-
Tanda-tanda yang berkelebihan, yang biasanya tidak ada pada kebanyakan orang:

Delusi (Waham) Halusinasi

• Pengertian: keyakinan salah yang dipegang • Pengertian: pengalaman sensoris yang


teguh, tidak sesuai dengan kenyataan, dan dialami tanpa adanya stimulasi sensoris;
tidak dapat diubah (resisten) meskipun bedakan dengan ilusi
diberikan bukti-bukti yang menunjukkan • Bentuk yang umum: halusinasi visual,
kebalikannya halusinasi auditorik: mendengar suara,
• Bentuk yang umum: persecutory (misal: percakapan-saling bersahutan, suara yang
dikejar-kejar intel/Densus 88), thought mengomentari perilaku
insertion, thought broadcasting, waham • Ditemukan peningkatan aktivitas di daerah
kebesaran (grandiose), ideas of reference Broca di otak, ketika halusinasi terjadi
-gejala negative-
Simptom yang defisit; perilaku yang seharusnya dimiliki orang normal, tapi
tak dimiliki pasien:
• avolition/apathy (hilang minat/tidak mampu melaksanakan aktivitas rutin)
• alogia (miskin kuantitas dan/atau isi pembicaraan)
• anhedonia (tidak mampu menikmati kesenangan)
• abulia (kehilangan kehendak)
• asosialitas (gangguan/buruk dalam hubungan sosial)
• afek datar
Semakin banyak simptom negatif yang muncul, merepresentasikan prognosis
yang semakin buruk terkait kualitas hidup setelah perawatan rumah sakit
-gejala disorganisasi-
• Disorganisasi bicara (gangguan pemikiran formal) :
• Inkoherensi
• Ketidakmampuan untuk mengorganisir ide-ide
• Asosiasi longgar (derailment)
• Rambles, Kesulitan untuk mempertahankan suatu topik pembicaraan

• Disorganisasi perilaku
• Perilaku yang “aneh”
• Agitasi, “silliness”, memakai pakaian yang tidak umum
• Misalnya memakai pakaian berlapis-lapis dan tebal pada cuaca panas
-gejala lainnya-
• Katatonia
• Abnormalitas motorik
• Gerakan-gerakan yang repetitif dan kompleks
• Biasanya pada tangan dan jari-jari tangan
• Kegembiraan berlebih, sambil “mengepak-kepakkan” tangan secara berlebihan
• Imobilitas katatonik
• Mempertahankan postur tubuh yang tidak biasa dalam jangka waktu yang cukup panjang
• Misalnya berdiri di atas satu kaki
• Waxy flexibility
• Lengan dapat dimanipulasi dan “dibentuk” oleh orang lain
• Afek yang tidak sesuai
• Respons emosional tidak sesuai dengan situasi
• Misalnya tertawa keras dan terbahak-bahak ketika menceritakan tentang kematian keluarga
Skizofrenia katatonik
• Satu atau
lebih dari
perilaku
berikut ini
harus
mendomi
nasi
gambaran
klinis
Jawaban lainnya
• A. episode depresif sedang dengan ciri psikotik → pada kasus gejala
psikotik dan depresi sama sama menonjol, jadi tidak bisa didiagnosis
tersebut
• C. skizofrenia paranoid → pada kasus gejala psikotik dan depresi sama
sama menonjol, jadi tidak bisa didiagnosis tersebut
• D. skizofrenia yang tak terinci → pada kasus gejala psikotik dan
depresi sama sama menonjol, jadi tidak bisa didiagnosis tersebut
• E. gangguan manik bipolar satu → tidak ada gejala manik pada kasus
114. Gangguan stress paska trauma
• wanita 25 tahun → sering murung dan akhir-akhir ini lebih banyak
mengurung diri di kamar sejak sebulan yang lalu

malam hari pasien sering terbangun karena mimpi buruk
Setelah terbangun pasien merasa dada berdebar-debar, sesak nafas, dan
• berkeringat sehingga tidak bisa tertidur lagi.
mulai muncul sejak ramai diberitakan kejadian pemerkosaan di jembatan
• penyeberangan orang
diketahui bahwa 3 bulan sebelumnya pasien mengalami penjambretan
dan hampir diperkosa di angkot pada waktu pulang dari kantor. Dua
• minggu setelah kejadian tersebut pasien dapat beraktivitas dengan
normal
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan stress pasca
trauma (PTSD)

• PTSD → timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadia traumatic


berat
Gangguan Stres Pasca Trauma
Pedoman Diagnostik
• Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6
bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten yang berkisar antara beberapa
minggu sampai beberapa bulan, jarang melampaui 6 bulan.
• Kemungikan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai
saat kejadian dan onset gangguan melebihi 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya
adalah khas dan tidak didapat alternatif kategori gangguan lainnya.
• Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau
mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang kembali (flashbacks)
• Gangguan otonomik, afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai
diagnosis tetapi tidak khas.
• Suatu sequel menahun yang terjadi lambat setelah stress luar biasa, misalnya
beberapa puluh tahun, dklasifikasikan dalam kategori F62.0 (Perubahan
kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa)
Durasi gejala dialami > 1
bulan

1. Re-experiencing
(mengalami kembali)

2.Avoidance
(menghindar)

3.Hyperarousal
(kesiagaan berlebihan)
Tata laksana
• Cognitive restructuring:
• Event, emotion and rate, thought and rate, challenge
Cognitive Behavior (for vs against), response, re-rate.
• Eye movement and desensitization reprocessing
Therapy: (EMDR):
• Recount traumatic experiences while focusing on
moving object.

• Antidepressant:
• Sertralin (25-200 mg/day)
• Antianxiety:
Pharmacotherapy • Diazepam (4-40mg/day, in 2-4 doses)
• Alprazolam (1-6 mg/day, in 3 doses)
• Lorazepam (2-6 mg/day, in 2-3 doses
H
Jawaban lainnya
• A. reaksi stress akut → beberapa menit atau segera terjadi setelah kejadia
trauma, gejala : terpaku, sedih, cemas, marah, kecewa, overaktif, penarikan
diri, disorientasi

B. gangguan kepribadian ambang → gejala : ketidakstabilan kesadaran
• pribadi yang berkepanjangan, berlaku impulsive, keinginan bunuh diri, dll
C. gangguan penyesuaian → reaksi maladaptive terhadap stress dalam
kehidupan sehari-hari, berhubungan dengan tipe kepribadian, gejala :
• depresi, ansietas, gangguan emosi, dll
D. gangguan konversi → gejala : kehilangan dari integrasi normal antara
ingatan masa lalu, kesadaran identititas atau penindraan, kontrol terhadap
gerakan tubuh, harus ada penyebab psikologis
115. Skizofrenia katatonik
• laki-laki 24 tahun → sudah 1 bulan mengurung diri di kamar
• sehari-hari hanya berdiam diri di kamar, kadang dengan posisi yang
sama
• Terkadang pasien tampak tertawa-tawa tetapi dengan segera berubah
pendiam lagi
• sulit berkomunikasi dengannya karena kadang jika ditanya pasien
hanya diam saja

Pemeriksaan psikiatrik menunjukkan adanya sikap aneh yang
dipertahankan, mutisme, dan perilaku sterotipik
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → skizofrenia katatonik

• Skizofrenia katatonik → Merupakan gangguan jiwa berat, dengan ciri


utama kegagalan dalam reality testing, Akibat peningkatan aktivitas
dopamin, dengan gejala katatonik
skizofrenia
• Dalam bahasa Inggris: Schizophrenia
• Asalnya dari bahasa Yunani: ”schizein” (terpisah/pecah) dan ”phrenia” (jiwa)
• Menunjukkan adanya ketidakselarasan antara kognisi (pikiran), emosi
(perasaan) dan perilaku
• Oleh karenanya sering disalahartikan sebagai kepribadian ganda
• Merupakan gangguan jiwa berat, dengan ciri utama kegagalan dalam
reality testing
• Akibat peningkatan aktivitas dopamin
• Eugene Bleuler: schizophrenia (menunjukkan terpisahnya
pikiran, emosi dan perilaku) dengan ciri 4A:
• Asosiasi
• Afek
• Autisme
• Ambivalensi
Ditambah dengan halusinasi dan delusi
• Seringkali diawali dengan fase prodromal; yaitu periode
dimana mulai terjadinya penurunan fungsi dalam kehidupan.
Ditandai dengan:
• Hilangnya minat terhadap aktivitas sosial
• Meningkatnya kesulitan dalam memenuhi tanggung jawab/tuntutan hidup sehari-hari

• Kemunculan biasanya secara gradual, jarang disadari oleh


orang lain hingga masuk fase akut
Kriteria diagnosis

• Durasi gejala
→ >= 1 bulan
Gambaran klinis
Tidak memiliki simtom
esensial: manifestasi
gangguan dapat berbeda dari
• orang ke orang
Tidak memiliki gejala yang
“patognomonik” (gejala khas
yang membedakan dengan

gangguan lain)
Misalnya : halusinasi, salah
satu simptom utama
skizofrenia, mungkin saja
dialami seseorang yang
mengalami demam tinggi
atau pasien demensia
-gejala positif-
Tanda-tanda yang berkelebihan, yang biasanya tidak ada pada kebanyakan orang:

Delusi (Waham) Halusinasi

• Pengertian: keyakinan salah yang dipegang • Pengertian: pengalaman sensoris yang


teguh, tidak sesuai dengan kenyataan, dan dialami tanpa adanya stimulasi sensoris;
tidak dapat diubah (resisten) meskipun bedakan dengan ilusi
diberikan bukti-bukti yang menunjukkan • Bentuk yang umum: halusinasi visual,
kebalikannya halusinasi auditorik: mendengar suara,
• Bentuk yang umum: persecutory (misal: percakapan-saling bersahutan, suara yang
dikejar-kejar intel/Densus 88), thought mengomentari perilaku
insertion, thought broadcasting, waham • Ditemukan peningkatan aktivitas di daerah
kebesaran (grandiose), ideas of reference Broca di otak, ketika halusinasi terjadi
-gejala negative-
Simptom yang defisit; perilaku yang seharusnya dimiliki orang normal, tapi
tak dimiliki pasien:
• avolition/apathy (hilang minat/tidak mampu melaksanakan aktivitas rutin)
• alogia (miskin kuantitas dan/atau isi pembicaraan)
• anhedonia (tidak mampu menikmati kesenangan)
• abulia (kehilangan kehendak)
• asosialitas (gangguan/buruk dalam hubungan sosial)
• afek datar
Semakin banyak simptom negatif yang muncul, merepresentasikan prognosis
yang semakin buruk terkait kualitas hidup setelah perawatan rumah sakit
-gejala disorganisasi-
• Disorganisasi bicara (gangguan pemikiran formal) :
• Inkoherensi
• Ketidakmampuan untuk mengorganisir ide-ide
• Asosiasi longgar (derailment)
• Rambles, Kesulitan untuk mempertahankan suatu topik pembicaraan

• Disorganisasi perilaku
• Perilaku yang “aneh”
• Agitasi, “silliness”, memakai pakaian yang tidak umum
• Misalnya memakai pakaian berlapis-lapis dan tebal pada cuaca panas
-gejala lainnya-
• Katatonia
• Abnormalitas motorik
• Gerakan-gerakan yang repetitif dan kompleks
• Biasanya pada tangan dan jari-jari tangan
• Kegembiraan berlebih, sambil “mengepak-kepakkan” tangan secara berlebihan
• Imobilitas katatonik
• Mempertahankan postur tubuh yang tidak biasa dalam jangka waktu yang cukup panjang
• Misalnya berdiri di atas satu kaki
• Waxy flexibility
• Lengan dapat dimanipulasi dan “dibentuk” oleh orang lain
• Afek yang tidak sesuai
• Respons emosional tidak sesuai dengan situasi
• Misalnya tertawa keras dan terbahak-bahak ketika menceritakan tentang kematian keluarga
Skizofrenia katatonik
• Satu atau
lebih dari
perilaku
berikut ini
harus
mendomi
nasi
gambaran
klinis
Jawaban lainnya
• A. skizofrenia paranoid → gejala yang menonjol : halusinasi auditorik,
waham curiga
• B. skizofrenia hebrefenik → gejala menonjol : gangguan perilaku
(tidak bertanggung jawab, tak dapat diramalkan, myendiri,
mannerisme), afek dangkal dan inappropriate, sering tertawa sendiri
• D. skizofrenia tak terinci → tidak memenuhi kriteria paranoid,
hebrefenik, atau katatonik
• E. gangguan skizoafektif → gangguan skizofrenia dan gangguan mood
sama sama menonjol
116. Autistic disorders
• anak laki-laki 3 tahun → keluhan sangat aktif
• anak lahir normal, bisa merangkak pada usia 8 bulan, dapat berjalan
pada usia 13 bulan, namun terlambat bicara
• Sampai saat ini hanya bisa 30 kata dan tidak bisa merangkai kalimat
• suka bermain sendiri dan sulit bergabung dengan kakak-kakaknya
• suka berputar mengelilingi meja makan dan baru berhenti setelah
ibunya sekian lama menyuruhnya
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → autistic disorders

• Autistic disorders → muncul sebelum usia 3 tahun, gejala : gangguan


interaksi sosial, gangguan berbahasa, dan perilaku repetitive
Autistic disorders
• Biasanya muncul sebelum usia 3 tahun

• Tiga gejala berikut harus terpenuhi :


• Gangguan interaksi sosial
• Gangguan berbahasa
• Perilaku repetitive
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
Jawaban lainnya
• B. rett’s syndrome → kehilangan keterampilang tangan dan bicara
disertai perlambatan pertumbuhan kepala
• C. hiperaktif disorders → aktivitas yang berlebihan, kegelisahan yang
berlebihan
• D. Asperger syndrome → lebih ringan dari autism, kemampuan
bahasan dan kognitif tidak terganggu
• E. mental retardation → perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak
legkap, ditandai oleh gangguan keterampilan selama masa
perkembangan → mempengaruhi kecerdasan secara menyeluruh
117. Episode depresif berat dengan ciri
psikotik
• tidak mau makan dan sulit tidur
• tampak murung dan sering terdiam diri di kamar serta berkali-kali
mengatakan ingin mati saja
• merasa tidak berguna karena tidak bisa memberikan suaminya
keturunan setelah menikah selama 5 tahun
• mengaku mendengar suara-suara mencemooh kondisinya

pemeriksaan psikiatrik didapatkan sikap merunduk, hipoaktivitas,
anhedonia, afek disforik, (tiga gejala mayor depresi) dan halusinasi
• auditorik (gejala psikotik)
Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → episode depresif berat
dengan ciri psikotik

• Depresi → termasuk ke dalam gangguan mood, dengan gejala utama


afek depresif, kehilangan minat, berkurangnya energi, lebih dari 2
minggu
Depresi
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Gejala Lainnya : Untuk episode depr sif dari ketiga tingkat keparahan tersebut

1) Konsentrasi dan p rhatian b diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu unluk


rkurang
2) Harga diri dan kep rcayaan diri berkurang penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat

3) Gaga an tentang ra a bersalah dan tidak b rguna dibenarkan jika gejala luar bia a beratnya dan berlangsung cepat.

4) Pandangan masa depan yang suram dan p imi tik Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0 , sedang

5) Gaga an atau perbuatan yang membahayakan diri (F32. I) dan berat (F32.2) hanya digunakan untuk epi ode depresif
atau bunuh diri
6) Tidur terganggu tunggal (yang pertama), Epi ode depre if berikutnya harus

diklasi Iika ikan dibawah alah atu diagnosi gangguan depresif

berulang (F33. -).


• Ringan → 2 dari 3 gejala utama + minimal 2 gejala lainnya
• Sedang → 2 dari 3 gejala utama + minimal 3 gejala lainnya
• Berat → 3 gejala utama + minimal 4 gejala lainnya
• Tanpa psikotik
• Dengan psikotik (+ waham, halusinasi)
118. Gangguan kepribadian anankastik
• wanita 15 tahun → merasa ada yang aneh pada anaknya
• sering marah terutama saat merasa tidak puas dengan tugas sekolah
yang dia kerjakan
• sering meninggalkan makan dan tidur saat mengerjakan tugas, dan ketika
hal yang tidak sesuai keinginannya, pasien mengulang pekerjaannya dari
awal. Saat sedang bekerja, pasien tidak mengizinkan orang lain masuk
• kamar dan menyentuh pekerjaannya
sangat menyukai dengan segala sesuatu yang teratur. Di kamar pasien
terdapat beberapa tabel yang berisi pengaturan pakaian, buku, dan barang-
• barang pribadi pasien
Gangguan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan kepribadian
anankastik

• Anankastik → ragu-ragu, dan hati-hati yang berlebihan,


perfeksionisme
Kepribadian Ciri

Paranoid Ketidakpercayaan terhadap orang lain dan kecurigaan yang terus


menerus bahwa orang di sekitar memiliki motif jahat
Schizoid Menghindari menjalin hubungan, tidak menunjukkan banyak
emosi, lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan
popularitas
Schizotypal Cara berpikir dan memahami yang aneh, percaya bahwa dirinya
memiliki kemampuan indra keenam atau terhubung melalui cara-
cara tertentu dengan berbagai kejadian yang sebenarnya
tidak berhubungan sama sekali dengan dirinya, umumnya
berperilaku eksentrik
Antisosial Kurangnya hati nurani, rentan terhadap perilaku kriminal, percaya
bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan,
cenderung untuk berbohong dan mencuri, sering agresi dan jauh
lebih peduli dengan kebutuhan diri sendiri daripada kebutuhan
orang lain
Borderline ketidakstabilan suasana hati dan perasaan rendah diri, rentan
terhadap perubahan mood yang terus menerus dan kemunculan
rasa marah
Histirionik Pencari perhatian konstan, theatrical
Kepribadian Ciri
Narsistik Mencari perhatian dan pujian, membesar-besarkan prestasi dirinya,
mengharapkan orang lain untuk menganggap dirinya superior
Avoidan Merasa tidak memadai, menghindari situasi sosial, takut ditolak dan
takut memperlakukan dirinya di depan orang lain, merindukan
hubungan sosial, namun merasa dirinya tidak dapat
memperolehnya
Dependen Kebutuhan untuk dijaga, cenderung melekat pada orang lain dan
takut kehilangan, akan melakukan aksi bunuh diri saat terancam
putus dengan orang yang digantunginya, cenderung untuk
membiarkan orang lain membuat keputusan penting bagi dirinya
Anankastik Perfeksionis, kaku, memaksa orang lain
Jawaban lainnya
• A. gangguan kepribadian disosial → tidak peduli terhadap hak orang
lain, sering melanggar peraturan
• B. gangguan kepribadian histerionik → suka mencari perhatian, suka
menggoda
• C. gangguan kepirbadian schizoid → lebih senang menyendiri dan
tidak suka berhubungan dengan orang lain
• D. gangguan kepribadian dependen → mendorong atau membiarkan
orang lain mengambil keputusan penting untuk dirinya
119. Haloperidol
• anak perempuan 13 tahun → wajahnya sering bergerak dengan aneh
• sering mengedipkan mata kirinya secara tidak sadar
• Gerakan mengedip timbul tiba-tiba dan berlangsung beberapa detik
• Akhir-akhir ini selain kedipan mata, pasien juga sering mengedutkan
mulut dan kadang berteriak dengan keras, mengeluarkan bunyi seperti
gonggongan anjing

hampir setiap hari selama 1 tahun

pemeriksaan fisik menunjukkan tidak terdapat gangguan medis umum,
intelegensia dalam batas normal. Sebelumnya pasien telah mengikuti
• beberapa sesi terapi perilaku tetapi keluhan masih menetap
• Saat ini anak kemungkinan mengalami → gangguan tics

• Gangguan tics → gerakan motorik atau vokalisasi involunter, tiba-tiba,


rekuren, tidak berirama dan stereotipik, biasanya dialami sebagai
suatu gerakan yang tidak dapat dilawan, akan tetapi dalam waktu
tertentu dapat ditekan
Tic Disorder
• Merupakan gerakan motorik atau vokalisasi involunter, tiba-tiba, rekuren, tidak berirama dan
stereotipik (Kaplan)
• Tic disorder biasanya dialami sebagai suatu gerakan yang tidak dapat dilawan, akan
tetapi dalam waktu tertentu dapat ditekan
Klasifikasi Diagnosis Tic Disorder
• Provisional (Transient) Tic Disorder : Multiple motor dan/atau phonic tic dengan
durasi minimal 4 minggu, tetapi kurang dari 1 tahun
• Chronic Tic Disorder : Satu atau lebih motor atau phonic tic, tetapi tidak keduanya,
durasi lebih dari 1 tahun
• Tourette Disorder : Terdapat baik motor dan phonic tic selama lebih dari 1 tahun
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I
-
with Tourette's Syndrome

Nonpharmacologic therapy
Reassur anc e and env ir on ment a I mod if icat io ns
I de ntificatio n and treatment of triggers
Cognitive behavior therapy

Pharmacologic therapy
Alphaj-adrenerqic agon ist or clonazepam ( Klonopin)
Dopamine-receptor-blocking drugs
Other medications: topiramate (Topamax), tetrabenazine (investigational),
baclofen (Lioresal lntrathecal solution for i nj ecti on -onl y form of brand
available)

Other therapies
Bat u Ii nu m taxi n (Bo t ox )
Deep brain st im ulat io n
• Pilihan obat sesuai kasus → haloperidol
120. Glibenklamid
• perempuan 55 → penurunan kesadaran sejak 10 menit yang lalu
• sebelumnya berolahraga selama 30 menit, setelah itu tubuhnya
tampak gemetaran dan berkeringat hingga akhirnya mengalami
penurunan kesadaran

mempunyai riwayat dm sejak 5 tahun yang lalu dan secara teratur
mengkonsumsi obat dm setiap hari
• Obat terakhir diminum pasien semalam sebelum makan malam

pasien koma, tekanan darah sulit diukur, frekuensi nafas 22x/menit

pemeriksaan glukosa darah sewaktu didapatkan 50 mg/dl

Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → hipoglikemia

• Hipoglikemia → Keadaan dimana kadar glukosa darah <60 mg/dl,


atau kadar glukosa darah <80 mg/dl dengan gejala klinis
• Trias whipple ;
• Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
• Kadar glukosa plasma rendah
• Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat
Klasifikasi klinis Manifestasi
Ringan Simptomatis, bisa diatasi
sendiri, gangguan aktivitas (-)
• Gejala dan tanda →
klasifikasi klinis
Sedang Simptomatis, bisa diatasi
sendiri, gangguan aktivitas (+)

Berat Sering asimptomatik, tidak bisa


mengatasi sendiri
Variasi : butuh orang lain tp
tidak perlu parenteral, perlu tx
parenteral, disertai koma atau
kejang
Etiologi Gejala klinis
• Kelebihan dosis obat (insulin/SU) • Rasa gemetar
• Asupan makan yang tidak • Perasaan lapar
adekuat (jumlah kalori/waktu • Pusing
makan tidak tepat) • Keringat dingin
• Kegiatan jasmani berlebihan • Jantung berdebar
• Gelisah
• Penurunan kesadaran, sampai
koma dg atau tanpa kejang
Tata Laksana
Stadium lanjut (koma/tidak sadar dan curiga
Stadium permulaan sadar
hipo)
• Berikan gula murni 30 gram (2cth) atau • Berikan larutan dextrose 40% 2 flakon
sirup/permen dan makanan yang (=50ml) bolus IV
mengandung karbohidrat • Berikan cairan dextrose 10% per infus, 6
• Hentikan OHO, pantau GDS per 1-2 jam jam per kolf
• Pertahankan GD sekitar 200mg/dl • Periksa GDS (1/2j) : <50 → bolus dex 40%
• Cari penyebab hipo 50 ml, <100 → 25 ml
• Periksa GDS per 1 jam setalah pemberian
dextrose 40% : s.d.a, 100-200 → tanpa
bolus, >200 → pertimbangkan
menurunkan kec drip dex 10%/ ganti
dengan NaCl 0,9%
• Untuk obat DM yang paling sering menyebabkan kejadian
hipoglikemia → SULFONILUREA
Jawaban lainnya
• A. glinid → golongan glinide, dapat menyebabkan hipoglikemia (tidak
sesering sulfonylurea), dan BB naik
• B. akarbose → golongan penghambat alfa glukosidase, menyebabkan
flatulen, tinja lembek
• C. metformin → golongan biguanid, menyebabkan dyspepsia, diare,
asidosis laktat
• D. pioglitazone → golongan thiazolidinedione, menyebabkan edema
121. Statin
• perempuan 35 tahun → badan pegal-pegal sejak 1 bulan
• pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal
• pemeriksaan laboratorium didapatkan kolesterol total 270 mg/dl,
kolesterol ldl 210 mg/dl, dan kolesterol hdl 38 mg/dl
• Terapi yang tepat ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → dyslipidemia

• Dislipidemia → Kelainan metabolism lipid yang ditandai dengan


peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam darah
Dislipidemia
• Kelainan metabolism lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam darah.
• Kelainan fraksi lipid yang utama
• Kenaikan kadar kolesterol total, LDL, dan atau TGA
• Penurunan kolesterol HDL
• Faktor risiko terjadinya aterosklerosis → stroke, PJK, PAD, SKA
Keluhan
• Pada umumnya dyslipidemia tidak bergejala dan biasanya ditemukan
pada saat pasien melakukan medical check-up
Pemeriksaan
• Fisik → vital sign, antropometri (LP, IMT)
• Penunjang
• Kolesterol total
• LDL
• HDL
• TGA plasma
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Tabel _.1 Kategori Batasan Kadar Kolesterol dalam darah


Pengukuran Rendah 01111al Perbarasau Tingoi
L �
Sanzat
L

TiI10-gi ·� .: Tinggi
Kolesterol <200 ...00-239 >_40 uis/dlL

Total mz� /dl 111g/dl


Kolesterol <100 100- 159 160-189 > 190111g/dl
L

LDL mg/dl n1g/dl


L
mg/ell
Kolesterol <40 60 mz/dl
L

HDL mg/dl
Trialiserida
L
<150 150-199 _00-499 >4991ng/dl
mg/dl 111g/dl
..::
ma/dl
""
Sumber : Pedoman NC'EP ATP III dari www. Pfizerperduli.conr
Tata laksana
• Penilaian jumlah factor resiko PJK pada pasien untuk menentukan
kolesterol LDL yang harus dicapai
Non farmakologis
• Terapi nutrisi medis → mengurangi asupan lemak total dan lemak
jenuh, dan meningkatkan asupan lemak tak jenuh rantai tunggal dan
ganda )ps dg koles LDL tinggi); mengurangi asupan karbohidrat,
alcohol, dan lemak (ps dg TGA tinggi)
• Aktifitas fisik → meningkatkan aktivitas fisik sesuai kondisi dan
kemampuan
Farmakologis
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Tabel 12.7 Obat Hipolopidemik


Jenis Obat Dosis Efek Samping
Resin
Kolestiramin 4 - 16 gramlhari Konstipasi, gangguan
Kolestipol 5 - 20 g ra mlhari absorbs obat lain
Go longan Asam
Nikotinat
Asam Nikotinat Lepas cepat 1,5-3 Flushingk
gram/hari hiperglikemia, h
Lepas lambat 1-2 iperuricem ia,
gram/hari hepalotoksik,
gangguan saluran
cerna
Golongan Statin
Fluvastatin 20 - 8 0 mg malam hari Miopal i, Peningkatan
Lovastalin 5 - 40 mg malam hari SGOTISGPT,
Pr avastat in 5 - 40 mg malam hari Rhabdomiolosis
Simvastatin 5 - 40 mg malam hari
Atorvastatin 10 - 80 mg malam hari
Rosuvasl atin 10 - 4 0 mg malam hari
Pitavastatin 1 - 4 mg ma lam hari

Golongan Asam Fibrat


Fenof ibr at 14 5,16 0 mg 1x/ ha ri Oispepsia, miopati
Gemfibr ozil 600 mg 2x/hari Kontraindikasi:
900 mg 1x/hari gangguan fungsi hati
dan ginjal berat
Penghambat Absort>si
Kolesterol
Ez etimibe 10 mg 1x/ hart Oispepsia, sakit kepala
dan punggung
• Jika hanya LDL yang tinggi → STATIN
Jawaban lainnya
• A. niacin → lebih berefek besar untuk menaikkan HDL
• C. fenofibrat → lebih berefek besar untuk menurunkan TGA
• D. gemfibrozil → lebih berefek besar untuk menurunkan TGA
• E. kolestiramine → diberikan pada pasien yang tidak toleran terhadap
statin
122. Doksisiklin 100 mg 2x1
• laki-laki 40 tahun → demam sejak sejak 1 minggu yang lalu semakin hari
semakin meningkat

disertai menggigil, mata kemerahan, nyeri-nyeri otot, terutama di bagian
• betis
• Lingkungan rumah pasien banyak terdapat tikus
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70, denyut nadi
90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 38,5 c, injeksi konjunctiva
• positif, nyeri tekan gastrocnemius positif
laboratorium darah didapatkan al 15.000/mmk, pemeriksaan visualisasi
• lapang gelap mikroskopik darah didapatkan adanya bakteri berbentuk
spiral
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → leptospirosis

• Leptospirosis → infeksi dalam tubuh yang mengakibatkan demam


tinggi, dengan gejala khas nyeri pada otot gastrocnemius.
Etiologi
• Leptospira yang termasuk dalam ordo Spirochaeta
• Menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama
lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih
yang tidak diencerkan akan cepat mati
• Vektor → tikus (rodent), babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing,
serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Per cd o m ic ili ar
y
Mammals
Leptospira
in urine
RISK FA C TO R S
Planting
Hunting
Gutting Co n t a m in a t e
d
Canoeing w at e r
mud
W e e d in g
so il
Skinning
Fishing
Leptospira Bathing
in urine H a r v e s t in
g
B u t c h e rin g
C la m m in g
Swimming

OrTVRao MD
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Modes of Transmission
1. Direct contact with urine or tissue of
infected
animal
Through skin abrasions, intact
mucus membrane
2. Indirect contact
Broken skin with infected soil, water
or vegetation
Ingestion of contaminated food & water
3. Droplet infection
Inhalation of dropl 'of infected urine
19
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Pathogenesis of Severe Disease

Damage to small
Vasculitis
blood vessels

1
Massive migration of fluid from
lntravascular to interstitial compartment
l

35
GAMBARAN KLINIS
Fase Klinis Spesimen
Leptospirosis anikterik* Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, Darah, LCS
Fase leptospiremia nyeri perut, mual, muntah,
conjunctival suffusion

Fase imun Demam ringan, nyeri kepala, muntah, Urin


meningitis aseptik

Leptospirosis ikterik Demam, nyeri kepala, mialgia, ikterik, Darah, LCS (minggu 1)
Fase leptospiremia dan fase gagal ginjal, hipotensi, manifestasi Urin (minggu ke-2)
imun perdarahan, pneumonitis
(sering overlapping) hemorrargik, leukositosis
Diagnosis
• Pemeriksaan Mikroskopik→ darah/urin→ mikroskop lapangan terang
• Kultur→ isolasi darah/cairan serebrospinal selam 10 hari
• Inokulasi hewan
• Isolasi leptospira meliputi inokulasi intraperitoneal pada marmot muda
• Serologi
• Microscopic Agglutination Test (MAT), Macroscopic Agglutination Test (MA
Test), Microcapsule Agglutination Test (MCAT), rapid latex agglutination
assay(RLA assay), enzyme linked immune sorbent essay (ELISA), immuno-
fluorescent antibody test, dan immunoblot
Kriteria Diagnosis
Kriteria WHO oleh Feine
untuk diagnosa
Leptospirosis
Tatalaksana

Leptospirosis ringan (mild illness/ suspect case)


Doxycycline (kapsul) 100 mg 2x/ hari selama 7 hari; atau
Amoxicillin atau Ampicillin (kapsul) 2 gr/ hari selama 7 hari

Leptospirosis berat (severe case/ probable case)


Injeksi Penicillin G 2 juta unit IV / 6 jam selama 7
hari; Injeksi Ceftrioxine1 gr IV/ hari selama 7 hari
a
Jawaban lainnya
• B. kloramfenikol 500 mg 4x1 → bukan pilihan untuk kasus
leptospirosis
• C. ciprofloxacin 250 mg 2x1 → bukan pilihan untuk kasus leptospirosis
• D. kloroquin 500 mg 3x1 → bukan pilihan untuk kasus leptospirosis
• E. Trimetoprim 160 mg 2x1 → bukan pilihan untuk kasus leptospirosis
123. Furosemide
• laki-laki 68 tahun → kaki bengkak sejak seminggu yang lalu
• sejak 3 tahun yang lalu sering mengalami sesak napas dan
mengkonsumsi salbutamol bila sesak napas
• merokok rata-rata satu pak per hari sejak 40 tahun yang lalu
• pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 120/80 mmhg, denyut
nadi 120 x/menit, frekuensi napas 32 x/menit, dan suhu afebris.
Ditemukan jvp 5+4, iktus kordis di sic 5 linea midclavicularis sinistra,
wheezing di kedua lapang paru, hepar teraba 3 jari di bawah arkus
• kostarum, dan edema di kaki
Terapi awal?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → CHF (congestive heart
failure)

• CHF (congestive heart failure) dengan kemungkinan saat ini terjadi


ADHF (acute decompensated heart failure) → perburukan pada kasus
gagal jantung kronis yang sebelumnya stabil

• Gejala dan tanda : DoE (dispneu d effort), PND (paroksismal nocturnal


dyspnea), ortopneu (tidur dg banyak bantal)
Klasifikasi

Gagal jantung sistolik


• Ketidakmampuan kontraksi jantung memompa → curah jantung
menurun → kelemahan, fatigue, kemampuan akt fisik menurun, dan
gejala hipoperfusi lainnya
Gagal jantung diastolik
• Karena gangguan relaksasi dan gangguan pengisian ventrikel
• Didefinisikan secara klinis dan echo sebagai gagal jantung dengan
fraksi ejeksi lebih dari 50%
Gagal jantung akut
• perburukan tanda dan gejala mendadak (baru, bertahap, atau cepat) sebagai akibat
kelainan fungsi jantung yang membutuhkan terapi segera.
• Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan atau tanpa penyakit jantung sebelumnya.
• Gagal jantung ini dapat terjadi sebagai acute de novo (pada pasien tanpa diketahui
adanya disfungsi jantung sebelumnya) atau dekompensasi akut dari dari gagal jantung
kronik.
• Contoh klasik gagal jantung akut adalah robekan daun katup secara tiba-tiba akibat
endokarditis, trauma atau infark miokard luas.
• Curah jantung yang menurun secara tiba-tiba dapat menyebabkan menyebabkan
penurunan tekanan darah tanpa disertai dengan edema perifer, karena penurunan
curah jantung di dalam kasus ini bukanlah disebabkan stasis di vena perifer
Terapi HF
• 3 pendekatan :
• Penyebab HF dihilangkan (pembedahan pada struktur abnormal, mengobati
kondisi medis spt infeksi endocarditis atau hipertensi)
• Faktor-faktor yang memperburuk HF diidentifikasi dan diminimalkan (demam,
anemia, aritmia, ketidakpatuhan pengobatan, obat)
• Terapi obat untuk mengontrol HF dan meningkatkan survival

217
Terapi HF
• Konsep terapi non-obat :
• Dulu → mengurangi aktivitas dan bedrest total adalah standar perawatan
pasien
• Sekarang :
• Regular exercise (walking or cycling) direkomendasikan untuk pasien HF stabil kelas I-III
• Dietary sodium (approximately 2 to 3 g of sodium per day)
• restriction of fluid intake (maximum 2 L/day from all sources)
• Berhenti merokok dan minum alkohol
• Revaskularisasi atau transplantasi

218
Terapi HF
• Konsep terapi obat
• Dulu → fokus pada lemahnya jantung (digitalis, glikosida), dan diuretik)
• Sekarang → status patofisiologi sistemik keseluruhan

219
Algoritma terapi untuk pasien gagal jantung stage A & B menurut ACC/AHA

220
221
Terapi untuk HF tingkat D
• penderita HF advanced (gagal jantung dekompensasi) :
• pasien yang mengalami simptom saat istirahat
• pasien yang bolak-balik hopitalisasi
• pasien yang harus di rs dengan intervensi khusus
• terapi khusus : support sirkulasi mekanik, terapi
inotropik positif secara kontinu, transplantasi kardiak

222
223
224
• Pada kasus, terdapat overload cairan pada pasien → edema, JVP
meningkat, hepatomegaly (tanda congestive) → diuretic !
Jawaban lainnya
• A. amiodarone → merupakan anti aritmia (rhytm control), tidak
diberikan untuk terapi awal CHF
• B. bisoprolol → antihipertensi golongam beta blocker, rate control,
tidak diberikan untuk terapi awal CHF
• D. amlodipine → antihipertensi golongan CCB, tidak diberikan untuk
terapi awal CHF
• E. dobutamin → inotropic, diberikan pada kasus syok untuk
menaikkan tensi
124. Manuver vagal
• perempuan 30 tahun → berdebar-debar
• pemeriksaan fisik didapatkan suhu 370c, denyut nadi 140 x/menit,
frekuensi napas 24 x/menit, dan tekanan darah 130/80 mmhg.
• Pemerksaan ekg menunjukkan takikardia dengan kompleks qrs
sempit dan regular
• Penanganan awal?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → supraventrikuler takikardi
(SVT)

• SVT → takikardi yang berasal dari atrium


• Disebabkan oleh adanya siklus reenterant
Supraventrikuler Takikardi (SVT)
• Irama berasal dari atrium
• Disebabkan oleh adanya siklus reentrant
• Frekuensi 150 – 250 x/menit
• Gelombang p sulit terlihat, jika terlihat biasanya retrigrad (setelah
QRS)
• Interval R-R regular, kompleks QRS <0,12 detik
Jawaban lainnya
• A. kardioversi → dilakukan pada kasus yang unstable (kesadaran
menurun, nyeri dada, hipotensi)
• B. injeksi digitalis → tidak diberikan pada kasus takikardia
• D. injeksi adenosine → diberikan setelah pemberian maniver vagal
• E. injeksi sulfas atropine → diberikan pada kasus bradikardi
125. Angina pectoris stabil
• laki-laki 65 tahun → nyeri dada
• dirasakan seperti tertekan dan menjalar ke lengan kiri
• telah beberapa kali dirasakan sejak 3 bulan terakhir, terutama saat
penderita aktivitas berat atau jalan pagi terlalu jauh
• keluhan tersebut hanya sekitar 1-2 menit, setelah itu hilang saat dia
beristirahat
• pemeriksaan fisik dalam batas normal
• pemeriksaan ekg : normal sinus rhytm
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → angina pectoris stabil

• Angina pectoris stabil → Keadaan yang ditandai oleh adanya suatu


ketidaknyamanan (ada yang digambarkan sebagai nyeri) di dada atau
lengan yang sulit dilokalisasi dan dalam, berhubungan dengan
aktivitas fisik atau stres emosional dan menghilang dalam 5-15 menit
dengan istirahat dan atau nitrogliserin sublingual
• EKG : normal
Definisi dan Klasifikasi

Angina Pectoris Stabil

Keadaan yang ditandai oleh adanya suatu ketidaknyamanan (ada yang


digambarkan sebagai nyeri) di dada atau lengan yang sulit dilokalisasi dan
dalam, berhubungan dengan aktivitas fisik atau stres emosional dan menghilang
dalam 5-15 menit dengan istirahat dan atau nitrogliserin sublingual.

Pada EKG sering didapatkan normal


Definisi dan Klasifikasi
Angina Pectoris Non Stabil
Angina pektoris (atau jenis ekuivalen ketidaknyamanan
iskemik) dengan sekurang-kurangnya satu dari tiga hal berikut
(1) timbul saat istirahat ( atau dengan aktivitas minimal)
biasanya berakhir setelah lebih dari 20 menit (jika tidak
diberikan nitrogliserin);
(2) lebih berat dan digambarkan sebagai nyeri yang nyata
dan merupakan onset baru (dalam 1 bulan); dan
(3) timbul dengan pola crescendo (bertambah berat,
bertambah lama, atau lebih sering dari sebelumnya).

Pada EKG didapatkan gambaran ST-Elevasi dan Non-


ST Elevasi
Definisi dan Klasifikasi
Myocard Infark (MI)

Kriteria klasik diagnostik infark miokard akut (IMA) yang


direkomendasikan oleh WHO memerlukan sekurang-
kurangnya dua dari tiga hal berikut, yaitu :
(1) riwayat ketidaknyamanan (nyeri) dada jenis
iskemik,
(2) perubahan evolusioner pada EKG serial, dan
(3) peningkatan petanda jantung serum (CK-Mb dan
Troponin I)

Pada EKG didapatkan gambaran ST-Elevasi dan Non-


ST Elevasi
Definisi dan Klasifikasi
Myocard Infark (MI)
Assesment
Manifest Klinis Teori Angina
Pektoris Stabil
Nyeri dada sedikit berkurang
dengan istirahat dan < 15 menit
Nyeri di dada atau lengan
Nyeri sulit ditentukan tempatnya yang sulit dilokalisasi dan
dalam, berhubungan
Jantung berdebar-debar dengan aktivitas fisik atau
stres emosional dan
Badan cepat lelah dan menghilang dalam 5-15
lemas
menit dengan istirahat dan
Pusing dan kaku leher atau nitrogliserin
belakang sublingual.
Riwayat Hipertensi, Salah satu faktor resiko
mayor adalah Hipertensi
Riwayat konsumsi makanan dan Dislipidemia
berlemak
Assesment

Pemeriksaan Lab Teori Angina


Pektoris Stabil
Hiperkolestrolemia
Pada EKG sering didapatkan
normal (tidak ada tanda
EKG : LVH, tidak ada tanda iskemia).
iskemia Salah satu faktor resiko
mayor adalah dislipidemia
Jawaban lainnya
• A. infark miokard akut → termasuk ke dalam sindrom coroner akut,
nyeri dada kardial khas, perubahan ekg, dan kenaikan enzim jantung
• C. sindrom coroner akut → termasuk di dalamnya, angina pectoris
unstable, STEMI, dan NSTEMI
• D. infark miokard non STEMI → termasuk ke dalam sindrom coroner
akut, nyeri dada kardial khas, perubahan ekg dengan gambaran
NSTEMI, dan kenaikan enzim jantung
• E. angina pectoris tidak stabil → termasuk ke dalam ACS, nyeri dada
khas kardial, tidak membaik dengan istirahat ataupun nitrogliserin
sublingual, muncul saat istirahat
126. CHF NYHA IV
• laki-laki 60 tahun → sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu saat beraktivitas
maupun istirahat

sering terbangun pada malam hari karena sesak nafasnya, keluhan
• disertai batuk pada malam hari
pernah menderita hipertensi sejak 5 tahun dan penyakit jantung koroner
• sejak 1 tahun yang lalu
hasil pemeriksaan fisik didapatkan vital sign : tekanan darah : 120/70
• mmhg, denyut nadi: 110x/menit, frekuensi napas : 28x/menit, suhu: 36˚c

• pemeriksaan fisik didapatkan jvp meningkat, kardiomegali, hepatomegali,


• udem tungkai
pemeriksaan radiologis thorax didapatkan ctr>50%, dan efusi pleura
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → CHF (congestive heart
failure)

• CHF (congestive heart failure) dengan kemungkinan saat ini terjadi


ADHF (acute decompensated heart failure) → perburukan pada kasus
gagal jantung kronis yang sebelumnya stabil

• Gejala dan tanda : DoE (dispneu d effort), PND (paroksismal nocturnal


dyspnea), ortopneu (tidur dg banyak bantal)
Klasifikasi

Gagal jantung sistolik


• Ketidakmampuan kontraksi jantung memompa → curah jantung
menurun → kelemahan, fatigue, kemampuan akt fisik menurun, dan
gejala hipoperfusi lainnya
Gagal jantung diastolik
• Karena gangguan relaksasi dan gangguan pengisian ventrikel
• Didefinisikan secara klinis dan echo sebagai gagal jantung dengan
fraksi ejeksi lebih dari 50%
Gagal jantung akut
• perburukan tanda dan gejala mendadak (baru, bertahap, atau cepat) sebagai akibat
kelainan fungsi jantung yang membutuhkan terapi segera.
• Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan atau tanpa penyakit jantung sebelumnya.
• Gagal jantung ini dapat terjadi sebagai acute de novo (pada pasien tanpa diketahui
adanya disfungsi jantung sebelumnya) atau dekompensasi akut dari dari gagal jantung
kronik.
• Contoh klasik gagal jantung akut adalah robekan daun katup secara tiba-tiba akibat
endokarditis, trauma atau infark miokard luas.
• Curah jantung yang menurun secara tiba-tiba dapat menyebabkan menyebabkan
penurunan tekanan darah tanpa disertai dengan edema perifer, karena penurunan
curah jantung di dalam kasus ini bukanlah disebabkan stasis di vena perifer
Terapi HF
• 3 pendekatan :
• Penyebab HF dihilangkan (pembedahan pada struktur abnormal, mengobati
kondisi medis spt infeksi endocarditis atau hipertensi)
• Faktor-faktor yang memperburuk HF diidentifikasi dan diminimalkan (demam,
anemia, aritmia, ketidakpatuhan pengobatan, obat)
• Terapi obat untuk mengontrol HF dan meningkatkan survival

250
Terapi HF
• Konsep terapi non-obat :
• Dulu → mengurangi aktivitas dan bedrest total adalah standar perawatan
pasien
• Sekarang :
• Regular exercise (walking or cycling) direkomendasikan untuk pasien HF stabil kelas I-III
• Dietary sodium (approximately 2 to 3 g of sodium per day)
• restriction of fluid intake (maximum 2 L/day from all sources)
• Berhenti merokok dan minum alkohol
• Revaskularisasi atau transplantasi

251
Terapi HF
• Konsep terapi obat
• Dulu → fokus pada lemahnya jantung (digitalis, glikosida), dan diuretik)
• Sekarang → status patofisiologi sistemik keseluruhan

252
Algoritma terapi untuk pasien gagal jantung stage A & B menurut ACC/AHA

253
254
Terapi untuk HF tingkat D
• penderita HF advanced (gagal jantung dekompensasi) :
• pasien yang mengalami simptom saat istirahat
• pasien yang bolak-balik hopitalisasi
• pasien yang harus di rs dengan intervensi khusus
• terapi khusus : support sirkulasi mekanik, terapi
inotropik positif secara kontinu, transplantasi kardiak

255
256
257
Jawaban lainnya
• A. CHF NYHA I → tidak ada keterbatasan aktivitas fisik
• B. CHF NYHA II → keterbatasan aktivitas ringan, aktivitas fisik rutin
menyebabkan keletihan, sesak napas, palpitasi, nyeri angina
• C. CHF NYHA III → keterbatas fisik aktivitas bermakna, tidak nyaman
saat istirahat
• E. CHF NYHA V → tidak ada
127. Pneumothorax
• laki-laki 60 tahun → sesak sejak 2 jam yang lalu
• juga batuk berdahak sejak sebulan lalu dan merupakan perokok kronis
• tanda vital didapati tekanan darah 140/80mmhg, denyut nadi 110x/menit,
frekuensi nafas 28x/menit, temperatur 36,7˚c. Saturasi oksigen 85%.
• Pemeriksaan fisik dada didapati perkusi hipersonor dan suara vesikular
menurun pada pulmo dekstra.
• Pemeriksaan foto polos dada didapati hiperlusensi pada pulmo dekstra
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → pneumothorax

• Pneumothorax → adanya akumulasi gas udara di cavitas pleura


PNEUMOTHORAX
• Adanya akumulasi gas udara di cavitas pleura
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN FISIK
• SIGN : DYSPNEU, EMFISEMA SUBKUTIS

•I : Jejas, ketertinggalan gerak


•P : Fremitus taktil menurun
•P : Hipersonor
•A : Vesikuler menurun/hilang
Open Pneumothorax
• Etiologi : Penetraring Trauma → lubang dinding dada (ukuran
mendekati diameter trakea (> 2/3 diametes trakea)
• “Mediastinal Flutter”
• “Sucking Chest Wound”
Closed Pneumothorax
• Etiology : trauma tumpul, rupture
spontan pleura → kebocoran udara ke
cavitas pleura
• Dapat berkembang menjadi tension
pneumothorax
• Tx : Chest Tube
Tension
Pneumothorax
• Clinical Sign :
• Himpitan vena cava
• Shock
• JVP meningkat
• Himpitan paru kontra lateral
• Distress nafas
• Deviasi trakhea
• Tx :
• Needle Trhoracostomy →
decompresiion
• Chest tube
Jawaban lainnya
• A. emfisema → penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara atau
alveolus pada paru-paru. Seiring waktu, kerusakan kantong udara semakin
parah sehingga membentuk satu kantong besar dari beberapa kantong
kecil yang pecah

C. hematopneumothorax → akumulasi darah dan udara di cavum pleura

D. bronkiektasis → ondisi ketika saluran bronkus yang terdapat di dalam
paru-paru mengalami kerusakan, penebalan, atau pelebaran secara
• permanen, dan dapat terjadi pada lebih dari satu cabang bronkus
E. atelectasis → atu kondisi ketika sebagian atau satu lobus (segmen) paru-
paru pada seseorang tidak berfungsi. Pada atelektasis, kantung-kantung
udara (alveoli) pada paru-paru mengempis sehingga mengganggu fungsi
pernapasan
128. OAT kategori II
• laki-laki 44 tahun → batuk sejak 1 bulan yang lalu
• disertai dahak kental berwarna kuning, tidak enak badan, sering
berkeringat saat malam, penurunan nafsu makan, dan kehilangan berat
badan sejak sakit
• Riwayat dahulu pasien pernah menjalani pengobatan oat dan dinyatakan
sembuh 1 tahun yang lalu
• Pemeriksaan fisik dada didapati pada supraklavikular pulmo sinister
palpasi taktil fremitus meningkat, perkusi pekak, dan auskultasi suara
nafas bronkhial serta rhonchi. Pemeriksaan sputum s/p/s +/+/-
• Terapi?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → TB pulmo kasus kambuh

• TB paru → penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh


basil Mycobacterium tuberculosis
• Gejala utama pasien TB paru
• Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
• Bat uk dap at diikut i dengan gejala tam b ahan
• Dahak bercampur darah,
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I
• batuk darah,
• sesak nafas,
• badan lemas,

nafsu makan menurun,
• berat badan menurun,
• malaise,

berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
• demam meriang lebih dari satu bulan.
Tipe Pasien TB
Adalah pasien TB yang belum pernah diobati dengan Obat Anti
1. Pasien Baru Tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu
bulan (4 minggu).

I
2. Pasien Kmbuh Adalah pasien TB yang telah sembuh atau mendapat pengobatan lengkap,
(Relaps) kemudian dinyatakan sakit TB kembali dengan hasil BTA positif.
'

3. Pasien Pengobatan
Adalah pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih, kemudian
Setelah Putus
dinyatakan masih sakit TB dengan hasil BTA positif.
Berobat (Default )
Adalah pasien TB yang mulai pengobatan kembali setelah hasil pemeriksaan
4. Pasien Gagal
dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke-5 atau
(Failure)
lebih, pada masa pengobatan sebelumnya.
I

, 5. Pasien Pindahan Adalah pasien TB yang dipindahkan dari Puskesmas/Rumah Sakit antar
(Transfer In) Kabupaten/Kota yang berbeda untuk melanjutkan pengobatannya.
I

Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam


kelompok ini termasuk pasien dengan Kasus Krenik, yaitu pasien dengan
hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.
Catatan:
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal, default maupun
menjadi kasus kronik. Hal ini sangat jarang terjadi dan harus dibuktikan melalui pemeriksaan

'

I
O U K M P P
Pemeriksaan dahak
mikroskopis langsung
• S (sewaktu):
• P (Pagi):
dahak dikumpulkan pada saat
dahak dikumpulkan di rumah
suspek TB datang berkunjung
pada pagi hari kedua, segera
pertama kali. Pada saat pulang,
setelah bangun tidur. Pot
suspek membawa sebuah pot
dibawa dan diserahkan sendiri
dahak untuk mengumpulkan
kepada petugas di UPK.
dahak pagi pada hari kedua.
Klasifikasi TB
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
Obat Anti Tuberkulosis {OAT)

Tabel 2. OAT Lini Pertama

Jen is Sifat Efek samping

lsoniazid (H) bakterisidal Neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi hati,
kejang
Rifampisin (R) bakterisidal Flu syndrome, gangguan gastrointestinal, urine berwarna
merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam, skin
rash, sesak nafas, anemia hemolitik
Pirazinamid (Z) bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout
artritis
Streptomisin (S) bakterisidal Nyeri ditempat suntikan, gangguan keseimbangan dan
pendengaran, renjatan anafilaktik, anemia,
agranulositosis, trombositopeni

Etambutol (E) bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis perifer


P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Tabel 3. Kisaran dosis OAT lini pertama bagi pasien dewasa

Dosis

Harian 3 x I minggu
OAT
Kisaran dosis Maksimum Kisaran dosis Maksimum/hari
(mg/kg BB) (mg) (mg/kg BB) (mg)

lsoniazid 5(4-6) 300 10(8-12) 900

Rifampisin 10(8-12) 600 10(8-12) 600

Pirazinamid 25 ( 20- 30) - 35 ( 30 - 40) -


Etambutol 15 ( 15 - 20) - 30 ( 25 - 35) -
Streptomisin 15(12-18) - 15(12-18) 1000
TB PARU PADA KEHAMILAN DAN MENYUSUI
Obat antituberkulosis harus tetap diberikan kecuali streptomisin, karena
efek samping streptomisin pada gangguan pendengaran janin

Pada pasien TB yang menyusui, OAT dan ASI tetap dapat diberikan, walaupun
beberapa OAT dapat masuk ke dalam ASI, akan tetetapi konsentrasinya kecil
dan tidak menyebabkan toksik pada bayi
Pada perempuan usia produktif yang mendapat pengobatan TB dengan
rifampisin, dianjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena
dapat terjadi interaksi obat yang menyebabkan efektiviti obat kontrasepsi
hormonal berkurang.
Tidak ada indikasi pengguguran pada pasien TB dengan kehamilan
• Kasus di atas adalah TB paru kasus kambuh → OAT kategori II
129. Omeprazol, amoksisilin dan klaritromisin
• perut kembung sejak 2 hari yang lalu
• dengan perut terasa perih, mual, kadang disertai muntah dan sering
bersendawa
• memberat dengan pemberian makanan
• telah terjadi berulang-ulang sejak 6 bulan yang lalu
• nyeri tekan epigastrium
• pemeriksaan identifikasi kuman pada muntahannya didapatkan
mikroorganisme berbentuk spiral gram negatif, berflagel, urease (+),
oksidase (+), katalase (+)

Terapi untuk eradikasi?
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I

... _.._.
Diagnosis
-note-
• Metronidazole bisa menggantikan amoksisilin, jika alergi terhadap
penisilin
• Lini pertama untuk eradikasi helicobacter pylori → PPI + amoksisilin +
klaritromisin
130. Trichuris trichiura
• wanita 20 tahun → benjolan di daerah anus yang sebelumnya
didahului dengan bab lendir dan darah selama 5 hari
• Setelah berobat ke puskesmas keluhan membaik
• pemeriksaan tinja ditemukan telur dengan bentuk tempayan disertai
kutub berwarna transparan
• Penyebab?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → trichuriasis

• Trichuriasis → infeksi kecacingan yang disebabkan oleh trichuris


trichiura
Trichuriasis
• infeksi kecacingan yang
disebabkan oleh trichuris sp

• Klinis
• Diare
• Prolaps recti
Jenis cacing
Tata laksana kecacingan

Trematoda
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal

Cestoda
• Albendazol 2x400 mg, 8-30 hari, DOC untuk infeksi cestoda yg
fatal (neurocysticercosis)
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal, DOC untuk
hymenolepiasis dan taeniasis
Nematoda

Enterobius Trichuris Ascaris Ancylostoma

• Pirantel pamoat • Mebendazole • Albendazole 400 • Albendazole 400


10 mg/kgBB, 2x100 mg, 3 hari mg, dosis tunggal mg, dosis tunggal
maks 1 gram, atau 600 mg • Mebendazole • Mebendazole
dosis tunggal dosis tunggal 2x100 mg, 3 hari 2x100 mg, 3 hari
• Mebendazole • Albendazole 400 • Pirantel pamoat • Pirantel pamoat
500 mg, dosis mg, dosis tunggal (hamil) 10 10 mg/kgBB,
tunggal mg/kgBB, maks 1 maks 1 gram,
• Albendazole 400 gram, dosis dosis tunggal
mg, dosis tunggal
tunggal
Jawaban lainnya
• A. necator americanus → telur dengan segmented ovum
• B. ascaris lumbrocoides → telur bulat oval dengan dinding tebal
berlapis-lapis
• D. oxyoris vermicularis → telur berdinding tipis 2, terdapat sisi
cembung dan sisi datar (seperti huruf D)
• E. ancylostoma duodenale → telur dengan segmented ovum
131. SLE
• perempuan 25 tahun → sering merasa kelelahan yang sangat
menganggu, nyeri sendi yang berpindah-pindah, diarasakan sejak 2
tahun sebelum datang berobat
• berat badan menurun sejak 3 bulan lalu, yang diawali dengan
penurunan nafsu makan pasien
• pemeriksaan fisik didapatkan butterfly rash pada bagian wajah dan
pemeriksaaan penunjang kadar c3 serum menurun
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → sistemik lupus
eritematosum (SLE)

• SLE → penyakit inflamasi autoimun sistemik yang ditandai dengan


temuan autoantibodi pada jaringan (hipersensitivitas tipe II) dan
kompleks imun/antigen antibody complexes (hipersensitivitas tipe III)
sehingga mengakibatkan manifestasi klinis di berbagai sistem organ
SLE
• penyakit inflamasi autoimun sistemik yang ditandai dengan temuan
autoantibodi pada jaringan (hipersensitivitas tipe II) dan kompleks
imun/antigen antibody complexes (hipersensitivitas tipe III) sehingga
mengakibatkan manifestasi klinis di berbagai sistem organ
Jawaban lainnya
• A. rheumatoid arthritis → peradangan pada beberapa sendi-sendi
kecil, simetris, autoimun, gejala : nyeri sendi kecil, simetris kanan kiri,
kaku pada pagi hari
• B. toksoplasmosis → infeksi dari toxoplasma gondii, pada orang
dewasa gejala seringkali tidak ada, jika tertular saat hamil, bisa sangat
berbahaya untuk janin
• C. anemia → kekurangan hemoglobin, gejala : pucat, lemah, dll
• D. DHF → infeksi dengue, gejala : demam, nyeri sendi, mual, muntah,
perdarahan spontan
132. Osteoarthritis
• perempuan 66 tahun → nyeri pada kedua lutut sejak 3 bulan yang
lalu semakin memberat, terlebih jika digunakan untuk beraktivitas.
• Kedua lutut sering kaku di pagi hari kurang lebih 15 menit
• pemeriksaan fisik didapatkan krepitasi pada kedua lutut
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → osteoarthritis

• Osteoarthritis → Penyakit sendi yang ditandai dengan degenerative


tulang rawan, hipertrofi tepi tulang dan perubahan membrane
synovial
Osteoartritis
• Penyakit sendi yang ditandai dengan degenerative tulang rawan,
hipertrofi tepi tulang dan perubahan membrane synovial
DIAGNOSIS OSTEOARTRITIS
• KLINIS
• Nyeri pada saat sendi digerakkan
• Kaku dipagi hari < 30 menit
• Nyeri sendi berkurang saat isitirahat
• Krepitasi
• ROM terbatas
• Lokasi tersering → Lutut, HIP, MCP 1, MTP 1, Vertebra
DIAGNOSIS OA
OA vs RA
Tatalaksana Osteoartritis
• Medikamentosa
• Simptomatik → 1st Paracetamol 3x 1000 mg
• Non Medikamentosa
• Rehab medik / fisioterapi
• Modifikasi Gaya Hidup dan Perlindungan Sendi
• Menurunkan BB
• Koreksi postur tubuh
• Menghindari aktivitas berlebih pada sendi yang sakit
• Operasi Sendi/Joint replacement
• Bila nyeri menetap dan terjadi kelemahan fungsi
Jawaban lainnya
• A. gout → peradangan sendi karena menumpuknya Kristal
monosodium urat, disebabkan hiperurisemia, tofus (+)
• B. rheumatoid arthritis → peradangan pada beberapa sendi-sendi
kecil, simetris, autoimun, gejala : nyeri sendi kecil, simetris kanan kiri,
kaku pada pagi hari
• D. osteomyelitis → infeksi pada tulang, gejala : nyeri pada tulang yang
terkena, bisa ada pus
• E. fraktur genu bilateral → karena trauma biasanya
133. CML
• laki-laki 56 tahun → lemas sejak 5 bulan yang lalu yang dirasakan
semakin memberat
• pemeriksaan didapatkan leukositosis dan trombositosis, serta
adanya philadelphia chromosome
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → chronic myeloblastic
leukemia (CML)

• CML → salah satu jenis leukemia, yang memiliki kelainan kromosom


(philadelpia chromosome) di leukemic blast
Leukimia
• Leukimia disebut juga sebagai kanker darah.
• Penyakit ini disebabkan oleh produksi sel-sel darah putih secara
berlebih sehingga jumlahnya di dalam darah melebihi normal.
• Sel darah putih yang berlebihan tidak hanya memakan bakteri tetapi
juga memakan sel darah merah sehingga tubuh akan mengalami
anemia berat.
• Leukimia umumnya muncul di usia dini pada seseorang, dimana sum-
sum tulang tanpa diketahui jelas penyebabnya memproduksi sel
darah putih yang berkembang tidak normal. Sel darah putih di
produksi secara berlebihan dan tidak terkontrol.
Leukimia
• Umumnya seseorang yang terkena penyakit Leukimia menunjukan
gejala :
• Mudah terkena penyakit infeksi
• Anemia
• Pendarahan.
Leukimia
Leukimia terdapat dua type yaitu Leukimia Akut dan Leukimia Kronis.
• Leukimia Akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat
cepat prosesnya dibandingkan dengan leukimia kronis. Apabila tidak
segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan
minggu bahkan dalam hitungan hari.
• Sedangkan Leukimia Kronis memiliki perjalanan yang tidak begitu
cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih
dari satu tahun dan masih ada harapan untuk sembuh nmeskipun
sangat kecil.
Jawaban lainnya
• A. AML → 90% pada anak dan dewasa, auer rod (+)
• B. ALL → lebih sering pada anak, limfoblast > 20%
• D. CLL → > 50 tahun, limfositosis > 50000
• E. anemia defisiensi besi → anemia karena kekurangan besi dalam
tubuh, gejala khas: pica, clubbing fingers, dll
134. Tamponade jantung
• perempuan 30 tahun → penurunan kesadaran
• post kecelakaan lalu lintas 10 menit yang lalu
• Tekanan darah 70/40 mmhg, nadi 115 x/menit, rr 28 x/menit
• pemeriksaan fisik didapatkan jejas di dada bagian tengah.
• Pemeriksaan jantung, suara jantung terdengar menjauh, bising (-),
paru dalam batas normal. Jvp meningkat
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → tamponade jantung

• Tamponade jantung → terdapatnya cairan atau darah di cavum


pericardium, gejala khas : JVP meningkat, suara jantung menjauh,
hipotensi
Tamponade jantung
• Gejala klinis karena akumulasi cairan di rongga
perikardium, mengakibatkan pengurangan
pengisian ventrikel dan penurunan
hemodinamik secara keseluruhan
Gambaran Klinis
• Nyeri dada
• Nafas dangkal dan cepat diakibatkan nyeri ketika menarik nafas atau
pengurangan aliran darah yang berakibat penurunan suplai oksigen
• Gelisah, berkeringat dingin, sianosis dan kelelahan
• Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan Beck’s Triad : hipotensi,
peningkatan tekanan vena jugular yang ditandai pembesaran vena
jugular di leher dan suara jantung yang menghilang.
• Takipneu, takikardia, aritmia, Pericardial rub, Pulsus paradoxus,
hepatomegali, ascites, dan edema pada ekstremitas
Gambaran Klinis
Beck’s Triad atau Trias Kompresi Akut
• Peningkatan vena jugular, hipotensi dan hilangnya suara jantung. Hal
tersebut diakibatkan dari pengumpulan yang cepat cairan di rongga
perikardium.
Pulsus Paradoksus
• Kelebihan 12 mmHg atau9% dari penurunan tekanan inspirasi normal
pada tekanan sistemik pembuluh darah.
Gambaran Klinis
Tanda Kussmaul
• Tanda ini ditemukan oleh Adolph Kussmaul sebagai tanda
paradoksisme yang terjadi antara peningkatan distensi vena dengan
tekanan selama inspirasi.
Tanda Ewart
• Juga disebut sebagai Pins sign yang diobservasi pada pasien dengan
perikardial efusi yang banyak. Tanda Ewart berupa munculnya suara
bronkhial dan bronkofoni dibawah sudut dari tulang skapula kiri
Pemeriksaan Radiologis
Foto Thorak
• Siluet kardiomegali, bentukan water bottle-
shaped heart, kalsifikasi perikardial atau
adanya trauma pada dada.
• Gambaran pembesaran jantung bila lebih
dari 200 ml
Pemeriksaan Radiologis
• Echocardiography early diatole

systole

Late diastole
Penatalaksanaan
• Pericardiocentesis
Jawaban lainnya
• A. hematothorax → terisinya darah di cavum pleura, sesak napas,
perkusi redup, suara napas berkurang
• C. efusi pleura → terisinya cairan di cavum pleura, sesak napas,
perkusi redup, suara napas berkurang, friction rub (+)
• D. flail chest → patah segmental multiple berurutan costae,
menyebabkan paradoxal movement saat bernapas
• E. pneumothorax → terisinya udara di cavum pleura, sesak napas,
perkusi hipersonor, suara napas berkurang
135. BNO 3 posisi
• perempuan 45 tahun → nyeri perut sejak 3 hari yang lalu
• mengeluhkan sudah tidak BAB dan buang angin sejak 2 hari yang
lalu, mual dan juga muntah
• pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut
nadi 100 x/menit, temperatur 38°C, pemeriksaan auskultasi
terdengar peristaltik usus meningkat (metallic at bourborigmi
sound)
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → ileus obstruktif

• Ileus obstruktif → Gangguan pasase usus karena ada penyumbatan di


usus
Ileus
• Gangguan pasase usus

• Etiologi
• Obstrutif (mekanik/dinamik) → adanya sumbatan mekanik pada usus
• Paralitik (fungsional/adinamik) → tidak adanya atau tidak adekuatnya
peristaltic usus tanpa obstuksi mekanik, disebabkan oleh penghambatan
neuromuscular, tonus simpatis yang berlebihan
Klasifikasi ileus obstruksi
Letak sumbatan
• Letak tinggi → di proximal lig treitz → dominan vomiting
• Letah rendah → di distal lig treitz → dominan distensi
abdomen
Derajat obstuksi
• Total → gejala lebih berat, tidak bisa flatus dan BAB
• Parsial → gejala lebih ringan -> masih bisa flatus dan BAB
Open vs closed loop
•Open ended obs → resiko strangulasi
lebih rendah
•Closed loop obs → resiko strangulasi
tinggi (hernia inkarserata, volvulus)
Pemeriksaan penunjang ileus
• Foto polos abdomen 3 posisi → supine, semierect/erect, LLD (left
lateral decubitus)
Tata laksana
• NPO (nil per os) → puasakan
• Resusitasi cairan dan monitor produksi urin
• Pemasangan NGT untuk dekompresi dan mencegah aspirasi
• Serial abdominal exam
Jawaban lainnya
• A. foto polos abdomen → belum bisa untuk menegakkan diagnosis
ileus, butuh 3 posisi
• B. colon in loop → tidak sarankan pada kasus ileus obstruksi
• D. barium enema → tidak sarankan pada kasus ileus obstruksi
• E. OMD → hanya dilakukan untuk kelainan di gaster, esophagus, dan
duodenum
136. Ewing sarcoma
• laki-laki 30 tahun → benjolan di lengan atas kanan sejak 3 bulan
yang lalu, semakin lama semakin membesar
• inspeksi tidak didapatkan tanda kemerahan dan tidak nyeri
• foto x-ray lengan atas kanan didapatkan gambaran benjolan pada
tulang humerus bentuk onion skin
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → ewing sarcoma

• Ewing sarcoma → Tumor primer tulang ganas


EWING’S SARCOMA
• Tumor primer tulang ganas
• Berasal dari sel endothelial sumsum tulang
• Usia 10-20 tahun
• Kebanyakan terjadi pada regio metadiafiseal tulang panjang (tibia,
fibula, clavicula)
• Nyeri dan pembengkakan tulang
• Gambaran radiologis
• Multilaminar Periosteal reaction (ONION PEEL)
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

I n t e r r u p t e d type of periosteal reaction

lamellated or Ewing sarcoma -


sunburst on io n- s k in lamellated t yp e
pattern - typ e in ew ing
sar com a
osteosarcoma

Cod man
triangle
(arrow)
Jawaban lainnya
• B. osteosarcoma → tumor ganas primer pada tulang, menyerang
tulang panjang, gejala nyeri tulang, massa pada tulang, khas: sunburst
appearance dan codman’s triangle
• C. chondrosarcoma → salah satu jenis tumor yang terdiri dari sel-sel
kartilago (tulang rawan) ganas, gejala : benjolan, nyeri, penurunan BB
• D. aneurisma bone cyst → tumor jinak, tapi bisa agresif, gejala : nyeri,
bengkak, deformitas, gangguan persendian
• E. enchondroma → mor jinak se-sel rawandisplastik yang timbul pada
metafisis tulang tubular, terutama pada tangan dan kaki
137. Dislokasi anterior kaput femur
• setelah mengalami kecelakaan motor
• adanya nyeri pada panggul kiri.
• Tampak bagian kiri lebih rendah dari yang kanan
• pemeriksaan fisik dijumpai letak sendi abduksi dan eksorotasi
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → dislokasi anterior caput
femoris

• Dislokasi → bergesernya caput atau kepala sendi dari mangkuknya


Dislokasi Panggul (D. Kaput Femur)
• Keluarnya caput femur dari acetabulum.
• 99% penyebab trauma
• Pembahagian
• Dislokasi Posterior: 85%
• Dislokasi Anterior: 10-15%
• Dislokasi Sentral
• Mekanisme Trauma → terbanyak dash board Injury

Dis.Posterior
Dis. Anterior
Diagnosa
• Anamnesa
• Riwayat trauma & Nyeri hebat
• Pemeriksaaan
• Dislokasi Posterior → Fleksi, adduksi & Internal rotasi
• Dislokasi Anterior → Fleksi abduksi & ekternal rotasi
• Radiologis → Rontgen Foto
• Penanganan → Reposisi tertutup /terbuka
Reposisi Tertutup
• Teknik
• Teknik Hippocrates → tarikan langsung
• Teknik Gravitasi
• Teknik Bigelow
• Teknik Stimson
• Pasca reposisi
• Retaining → Skin traksi sampai hilang udema → 2 minggu
• Rehabilitasi → latihan gerakan panggul
• Jalan pakai tongkat → 12 minggu
• Folow up sampai 2 th → monitor avaskuler caput femur
Jawaban lainnya
• A. fraktur shaft femur → patah tulang di bagian corpus atau badan
tulang femur
• B. fraktur collum femur → patah tulang di bagian collum atau leher
tulang femur
• D. dislokasi posterior caput femur → letak sendi panggul adduksi dan
endorotasi
• E. fraktur acetabulum → patah tulang di acetabulum (mangkok capur
femoris)
138. Missed abortion
• perempuan 20 tahun, G2P1A0, hamil 12 minggu → kontrol kehamilan
rutin
• tidak mengalami keluhan apapun
• pemeriksaan Doppler, tidak didapatkan denyut jantung janin
• USG didapatkan embryo dengan ukuran 10 minggu tanpa aktivitas
jantung janin
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → missed abortion

• abortion → Perdarahan dari uterus yang disertai dengan keluarnya


sebagian atau seluruh hasil konsepsi sebelum pada usia kehamilan <
20-24 minggu dan atau Berat < 500gr
Abortus
• Perdarahan dari uterus yang disertai dengan keluarnya sebagian atau
seluruh hasil konsepsi sebelum pada usia kehamilan < 20-24 minggu
dan atau Berat < 500gr

• Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis +


nekrosis jaringan sekitarnya → hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya (benda asing dalam uterus) → uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya.
Diagnosa dan Penanganan
• Perdarahan pervaginam, setelah mengalami terlambat haid pada
wanita usia reproduksi.
• Tes kehamilan positif

Prinsip Penatalaksanaan perdarahan per vaginam pada usia


kehamilan muda :
1. JANGAN LANGSUNG LAKUKAN KURETASE !!!
2. Tentukan keadaan janin, mati atau hidup. Bila memungkinkan
periksa dengan USG.
3. Beta HCG masih dapat positif walaupun janin sudah mati
Jenis dan Derajat Abortus Spontan
• Abortus Iminens
• Abortus Insipiens
• Abortus Inkomplit
• Abortus Komplit
• Retensi Embrio (Missed Abortion)
Abortus Imminens
• Peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, hasil
konsepsi masih dalam uterus, tanpa adanya dilatasi serviks.
• Gejala
• perdarahan dari OUE, mules sedikit/(-), besar uterus = usia gestasi, OUI
tertutup, tes kehamilan positif.
• Penanganan
• Bedrest
• USG → janin hidup / mati
• Progesteron
Abortus Insipien
• Peristiwa perdarahan utereus pada kehamilan < 20 minggu, dengan
dilatasi serviks uteri yang meningkat, hasil konsepsi masih dalam
uterus.

Gejala
• Mules sering & kuat, perdarahan bertambah banyak.
• Penanganan
• pengeluaran hasil konsepsi bisa dengan kuret vakum atau cunam ovum,
disusul
• dengan kerokan.
Pada kehamilan > 12 MG, perdarahan tridak banyak, bahaya perforasi > besar → Infus
• oksitosin.
Bila janin sudah keluar, plasenta tertinggal → pengeluaran plasenta secara digital →
kerokan.
Abortus Inkompletus
• Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan < 20 minggu,
dengan sisa yang tertinggal dalam uterus.
• Diagnosis
• Kanalis servikalis terbuka, teraba, jaringan dapat teraba dalam kavum uteri/
menonjol dari OUE, perdarahan bisa banyak sekali, tak akan berhenti sebelum
sisa konsepsi dikeluarkan → syok.
• Terapi
• Penanganan syok → infus NaCl/RL→transfusi →kerokan→ ergometrin im
Abortus Kompletus
• Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
• Gejala
• Perdarahan sedikit, ostium uteri eksternum terutup, uterus mengecil.
• Penanganan
• Bila anemis → Sulfas Ferrosus.
Missed Abortion
• Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama  8 Mg.
• Gejala
• Diawali dengan abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau
setelah terapi.
• Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae mengendor, uterus
mengecil, tes kehamilan (-). Sering disertai gangguan pembekuan darah
karena hipofibrinogenemia.
• Terapi
• Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis os. Jika < 12 Mg → DC, jika > 12
Mg → infus oksitosin 10 IU/D5 500 cc atau Prostagalndin E
Abortus Habitualis
• Abortus spontan yang terjadi  3x berturut-turut (0,41%, Bishop)
• Penanganan
• Anamnesa lengkap, pemeriksaan golongan darah suami & istri,
inkompatibilitas darah, pemeriksaan VDRL, TTGO, pemeriksaan Kromosom &
mikoplasma.
• Pada Trimester 2 → inkompeten serviks → cerclage
• Tatalaksana tergantung etiologi
Abortus Infeksiosus / Abortus Septik
• Abortus infeksiosus : abortus yang disertai infeksi traktus Genitalia.
• Abortus septik : abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman
atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
• Gejala :
• Terjadi abortus disertai tanda infeksi : demam, takikardi, perdarahan
pervaginam berbau, uterus membesar, lembek, nyeri tekan, lekositosis. Bila
sepsis → demam , menggigil, Tekanan Darah .
• Penanganan ; infus → transfusi, Antibiotik. Kuretase dilakukan dalam
6 jam
Jawaban lainnya
• A. perdarahan antepartum → perdarahan dari jalan lahir > 22 minggu
usia kehamilan, bisa karena plasenta previa, solution plasenta, atau
vasa previa
• B. abortus mengancam → keluar darah biasanya sedikit, OUE
menutup
• C. abortus inkomplet → keluar darah dan gumpalan, nyeri (+), OUE
masih membuka
• D. abortus komplet → keluar darah dan gumpalan, nyeri (-), OUE
menutup
139. Perdarahan antepartum
• perempuan 28 tahun, G3P2A0, hamil 22 minggu → flek kemerahan
• pemeriksaan fisik didapatkan denyut jantung janin 130 sampai 145
x/menit
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → perdarahan antepartum

• Perdarahan antepartum → Perdarahan jalan lahir setelah kehamilan


22 mg
Solutio Plasenta Terlepasnya plasenta dari • Syok
• Uterus tegang
empat lmplantaslsebelum
• Gerakan janln berkuran1
wa unya
atau tidak ada
• Gawatjanin atau tldak
terdengar DJ J
• yeri perut lerus-
menerus atau hlang
tirnbul

• Hipertensi
• rfrauma abdomen
• Penyalahgunaan (kokain dan
obat obat bius)
• Riwayat solusio sebelum nya
• Peregangan uterus berlebihan:
• gemelli, polihidramnion merokok,
• khususnya >1 bungkus
/hari
I
Plasenta Previa Plasenta menutupi ostiurn uteri - Perdarahan
interna atau letak rendah pervaginam
tidak nyeri
- Status hemodinamik
ibu = jumlah
perdarahan
.
pervag marn
uterus - tidak nyeri,
t ida k i rrita be I, Iun aK
Kondisi janin no rmal
Ult rasonografi
I FAKTOR RISIKO
• Riwaryat plasenta preivia sebelumnva
• R[waryat seksio caesaria atau operasi uterus
• rnultipar itas {5% pada pasien grand mult ipaH
ra)
• Gravida tua
Terapi Konservatif:

Syarat:
- kehamilan preternn dengan perdarahan sedikit yang kemudlan
berhenti dengan atau tanpa tokalitik
- Belum ada tanda inparlu
- Keadaan umurn ibu cukup baik [kadar Hb dalarn batas normal)
-Janin masih hidup dan kandisi janin baik

!Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis


Usg transvaginal memastikan letak plasenta
- Tokolitik: MgS04 4g IV dosis aw al dila njut kan 4g tiap 6 ja111, atau
INifedipin
3x20mg/hari
IPerbaiki anemia dg SF atau Ferous fumarat 60mg PO selama 1 bulan

Terapi aktif:
Syarat
: Usia kehamllan cukup bulan
.. Janin mati/menderita anomali/keadaan yang mengurangi kelanpungan hidupnya
- PenJarahan aktif banyak, segera lakukan terapJ aktif tanpa memandang usia kehamilan

.. O U K M P P
Vasa previa
Serial USG

Terdiagnosa antenatal PROM

Observasi, jika vasa tidak naik:


- SC elektif - Terminasi dg SC
- Opname UK 28 mg - Transfusi neonatal segera
- Kortikosteroid Uk 28-30 - Serial neonatal Hb
minggu
Jawaban lainnya
• B. abortus mengancam → keluar darah biasanya sedikit, OUE
menutup
• C. abortus inkomplet → keluar darah dan gumpalan, nyeri (+), OUE
masih membuka
• D. abortus komplet → keluar darah dan gumpalan, nyeri (-), OUE
menutup
• E. missed abortion → kematian janin di dalam kandungan < 20
minggu, tidak ada tanda-tanda pengeluaran janin
140. Riwayat imunisasi DPT
• anak 5 tahun → demam sejak 4 hari yang lalu dan tidak mau makan
• pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak lemas, Composmentis, suhu
38,5°C, frekwensi denyut jantung 94x/menit, frekwensi pernafasan
28x/menit
• pemeriksaan mulut tampak kedua tonsil hipertrofi T2-T2, tertutup
selaput membrane berwarna putih kelabu yang meluas ke dinding
faring dan mudah berdarah ketika dibersihkan
• Pertanyaan untuk melengkapi data diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → difteri

• Difteri → disebabkan corynebacterium diphteriae, biasanya tidak


imunisasi DPT

• Gejala :
• Kenaikan suhu subfebris
• Nyeri kepala
• Tidak nafsu makan
• Badan lemah
• Nyeri menelan
Pemeriksaan fisik
• Tonsil membengkak
• Ditutupi dg bercak putih kotor yang melekat erat dangan dasarnya
(pseudomembran)
• Mudah berdarah
• Infeksi dapat menjalar ke kelenjar limfe (bull neck)
Terapi
• Anti difteri serum 20000-100000 unit
• Antibiotik penisilin atau eritromisin 25-50 mg/kgBB dibagi 3 dosis
selama 14 hari
• Kortikosteroid 1,2 mg/kgbb/hari
• Pengobatan simptomatis (antipiretik)
• Isolasi dan tirah baring selama 2-3 minggu
• Untuk menegakkan diagnosis → pada kasus difteri perlu ditanyakan
riwayat imunisasi DPT
141. Pterigium
• laki-laki 45 tahun → daging tumbuh di bola mata
• pemeriksaan oftalmologi didapatkan VODS: 6/6 Emetrop
• konjungtiva bulbi terdapat jaringan fibrovaskuler bentuk segitiga
dengan ujung masuk 3mm dari limbus kornea
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → pterigium

• Pterigium → pertumbuhan jaringan fibrovaskular subepitel berbentuk


segitiga pada jaringan konjungtiva bulbar yg mengenai limbus hingga
kornea
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Gk \ [ U I
C>TAKUKDI

Der a j a t P t e r i g i u m
Derajad l:
pe r t um b uh an pt er igium
hingga di limbus,
belum m ernasuki
komea. Oerajad 2:
pe r t um b uh an pt er igiu m
sud ah rnelewat i Iirnbus,
2 mm ke kornea.
Derajad 3:
pertumbuhan
pterigium
> 2 mm namun belum
menutupi aksls visual.
Oerajad 4:
pertumbuhan
pterigium
telah men utupi aksis
visual sehingga
menyebabkan kebutaan
Jawaban lainnya
• A. pseudopterigium → merupakan proses inflamasi, dapat terjadi di
mata bagian mana saja, biasanya terjadi karena ada luka sebelumnya
• C. pinguikula → degenerative konjungtiva yang ditandai dg
pembentukan patch atau nodul putih kekuningan pada konjungtiva
bulbar dekat limbus
• D. simblefaron → adhesi antara palpebral dan bola mata sebagai
akibat perlengketan antara konjungtiva palpebral dan bulbi
• E. kista konjungtiva → terdapat kista di konjungtiva
142. Otitis media supurasi
• anak perempuan 4 tahun → nyeri telinga kanan terutama pada
malam hari saat tidur dan tiba-tiba terbangun kesakitan
• Sebelumnya mempunyai riwayat batuk (+), pilek (+)
• Pemeriksaan didapatkan bulging dengan warna cairan kuning
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → otitis media supurasi

• Otitis media akut → peradangan pada telinga tengah, disebabkan


karena infeksi yang menjalar melalui tuba eustachius
• Gejala : nyeri telinga, bisa sampai keluar cairan dari telinga yg terkena
Otiti media akut
• Infeksi telinga tengah yang
disebabkan oleh streptococcus
pneumonia

• Akut → < 3 minggu


• Sub akut → 3 minggu – 2 bulan
• Kronis → > 2 bulan
Jawaban lainnya
• A. otitis media stadium pre supurasi → nyeri telinga, penurunan
pendengaran, demam tinggi, membrane timpani tampak hiperemis
dan kongesti
• B. otitis media stadium oklusi → penurunan pendengaran, sensasi
penuh di telinga, tidak ada demam, membrane timpani retraksi,
tampak suram
• D. otitis media perforasi → nyeri telinga berkurang, demam
berkurang, keluar cairan dari telinga, membrane timpani tampak
perforasi, tampak discharge
• E. stadium retraksi → sama dengan stadium oklusi
143. Otomikosis
• perempuan 25 tahun → nyeri telinga kiri
• disertai telinga terasa tersumbat dan gatal
• otoskopi didapatkan lembaran putih bertitik kehitaman pada liang
telinga
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → otomikosis

• Otomikosis → jenis infeksi telinga luar yang disebabkan oleh jamur


• Gejala → gatal, nyeri telinga, keluar cairan dari telinga, penurunan
pendengaran
Otomikosis
• Infeksi pada telinga luar karena disebabkan oleh jamur

• Gejala :
• Gatal Aspergilus niger
• Otalgia dan otorrhe sebagai gejala yang paling sering
• Kurangnya pendengaran
• Rasa penuh pada telinga
Jawaban lainnya
• A. otitis eksterna sirkumskripta → infeksi telinga luar, gejala : nyeri
telinga, seperti ada bisul di dalam kanal telinga bagian luar
• B. miringitis bulosa → infeksi pada membrane timpani, gejala : nyeri
berat, terdapat bula pada membrane timpani
• C. cerumen prop → kotoran telinga yang terkumpul dan tidak dapat
keluar sendiri, gejala : penurunan pendengaran, telinga terasa penuh
• D. otitis media → infeksi telinga bagian tengah, gejala : nyeri telinga,
bisa sampai keluar cairan dari telinga tengah
144. Sinusitis maksilaris
• laki-laki 15 tahun → hidung berlendir, kehijauan dan berbau busuk
• sudah dirasakan 1 minggu yang lalu
• pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok kedua pipi, rinoskopi
anterior ditemukan lendir kehijauan dan bau busuk
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → rhinosinusitis maksilaris

• Rhinosinusitis → peradangan pada mukosa sinus paranasal dan


mukosa hidung
• Gejala → cairan hidung purulent, nyeri ketok sinus, dll
Rhinosinusitis
• Peradangan mukosa sinus paranasal dan mukosa hidung
Rhinosinusitis

Akut Subakut Kronis Kronik


Rekuren eksaserbasi
< 4 mg 4-12 mg > 12 mg akut

> 4xtahun, Perburukan


setiap episode RSK, bisa
7-10 hari normal lg
Rhinosinusitis akut
• Ditegakkan jika terdapat secret nasal purulent yang disertai dengan
obstruksi nasal, gajala nyeri/sensasi penuh pada wajah atau keduanya
dalam kurun waktu 4 minggu
Rhinosinusitis kronik
• Dalam jangka wktu 12 minggu atau lebih terdapat 2 atau lebih tanda
berikut
• Discharge nasal purulent
• Obstruksi nasal
• Nyeri atau sensasi penuh di wajah
• Menurunnya fungsi penghidu
• DAN terdapat minimal satu dokumentasi tanda inflamasi dari
pemeriksaan
• Mucus purulent atau edema meatus media / region etmoid anterior
• Polip di cavum nasi ata meatus media
• Gambaran radiologis yang menunjukkan inflamasi dari sinus paranasal
Jawaban lainnya
• A. polip hidung → massa lunak berwarna putih keabuan yang
terdapat pada rongga hidung, bertangkai permukaan licin
• B. corpus alienum → benda asing, gejala : cairan dari hidung, bisa bau
busuk, tapi nyeri ketok sinus seharusnya tidak ada
• C. rhinitis akut → peradangan pada mukosa hidung, gejala :
rhinorrhea, gatal d hidung, bersin
• D. rhinitis kronis → peradangan pada mukosa hidung, gejala :
rhinorrhea, gatal d hidung, bersin (>2 bulan)
145. Fistula preaurikula
• anak perempuan 9 tahun → keluar cairan kental dari lubang di
depan daun telinga kanan
• Sebetulnya keluhan ini sudah diketahui sejak kecil, namun akhir-
akhir ini sering mengeluarkan cairan kental yang kadang berbau
tidak enak. 1 tahun yang lalu sempat terdapat bengkak sekitar
lubang
• pemeriksaan fisik didapatkan lubang dengan diamter 2 mm, tanda-
tanda radang (+), jika ditekan keluar cairan kental kekuningan
berbau
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → fistula preaurikula

• Fistula preaurikula → adanya lubang kecil di depan aurikula, jika


terinfeksi bisa menyebabkan keluarnya cairan dari lubang tersebut
Fistula preaurikula
• Adanya lubang kecil di depan aurikula (crus helix) ]
• Akibat tidak tertutupnya sulcus brachialis II → lubang
yang berlanjut sebagai saluran pendek/panjang, dapat
sampai kavitas timpani atau faring, dibatasi epitel
sehingga dari lubang dapat keluar hasil deskuamasi epitel
• Bila lubang tetap terbuka → tidak ada gangguan
• Bila lubang tertutup → kista atau abses
• Pembengkakan
• Hiperemis
• Purulent
• Pemeriksaan → fistulografi

• Bila terjadi abses → incisi pada lubang


Jawaban lainnya
• A. hematoma aurikula → kumpulan darah di aurikula, penyebab
trauma
• C. abses mastoiditis → akumulasi pus di mastoid, gejala : nyeri di
belakang telinga, bengkak, merah, fluktuatif
• D. mikrotia aurikula → daun telinga lebih kecil, biasanya disertai
dengan atresia
• E. perikondritis aurikula → infeksi bakteri pada perikondrium aurikula,
gejala : nyeri, hiperemis, bengkak, keluar cairan serosa sampai
purulen
146. Perdarahan intraserebral
• perempuan 55 tahun → sakit kepala mendadak, disertai bicara
kacau
• pemeriksaan didapatkan tekanan darah 195/95 mmHg, denyut nadi
50 x/menit, frekuensi napas 16 x/menit, suhu tubuh 370C, bicara
kacau, GCS E2M5V2, pupil kanan 4 mm, Reflek Cahaya (+), pupil
kiri2 mm, Reflek Cahaya (+)
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → perdarahan intraserebral

• Perdarahan intraserebral → perdarahan yang terjadi di dalam


parenkim otak, pembuluh darah yang pecah tergantung lokasi
perdarahan tersebut
• Gejala : nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran, dll
Stroke Hemoragik
• Definisi stroke (WHO) adalah suatu
gangguan fungsional otak dengan
tanda dan gejala fokal maupun
global, yang terjadi secara
mendadak, berlangsung lebih dari
24 jam, yang dapat menimbulkan • Stroke hemoragik adalah stroke
kematian disebabkan oleh yang terjadi apabila lesi vaskular
gangguan vaskular otak intraserebrum mengalami ruptur
sehingga terjadi perdarahan ke
dalam ruang subaraknoid (SAH)
atau langsung ke dalam jaringan
otak (ICH)
Penegakkan diagnosis (Anamnesis)
Perdarahan Intraserebral
Perdarahan Subarachnoid
• Onset perdarahan bersifat • Onset penyakit berupa nyeri kepala
mendadak mendadak seperti meledak
• Penurunan kesadaran yang berat
sampai koma disertai • Dapat ditemukan penurunan
hemiplegia/hemiparese dan dapat kesadaran dan kemudian sadar
disertai kejang fokal / umum. dalam beberapa menit sampai

Jika cerebellum yang terlibat, beberapa jam
herniasi dan kompresi batang otak • Dijumpai gejala-gejala rangsang
pasien beresiko tinggi untuk
• Dapat dijumpai tanda-tanda meningen
tekanan tinggi intrakranial (TTIK • Gangguan fungsi otonom
Penegakkan diagnosis

pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang


• Pemeriksaan GCS • Laboratorium
• Pemeriksaan status generalis
• Tanda rangsang meningeal • CT-Scan & MRI
• Pemeriksaan nervus cranisalis
• Pemeriksaan refleks fisologis dan patologis
• Pemeriksaan motorik
Ct scan kepala tanpa kontras
tatalaksana
Manajemen Prahospital Manajemen gawat darurat
• Stabilisasi Jalan Napas dan
Pernapasan

• Deteksi • Stabilisasi Hemodinamik


• Berikan cairan kristaloid atau
• Pengiriman pasien koloid intravena
• Optimalisasi tekanan darah
• Transportasi
• Pengendalian Peninggian Tekanan
Intrakranial (TIK)
• Penanganan transformasi hemoragik
• Pengendalian kejang
• Pengendalian Suhu Tubuh
Tatalaksana
Antihipertensi
• Obat antihipertensi yang dapat
apabila TDS > 180 mmHg atau dipakai adalah antihipertensi

mean Arterial Pressure (MAP) > parenteral dengan dosis titrasi.
130 mmHg, tekanan darah Pilihan obat nicardipin atau
diturunkan dengan menggunakan diltiazem
antihipertensi intravena secara
• Untuk menjaga TDS jangan meurun
continue dengan pemantauan
(di bawah 120 mmHg) dapat
tekanan darah setiap 5 menit.
• Penurunan tekanan darah diberikan vasopressors, dimana hal
hendaknya perlahan (maksimal ini untuk melindungi jaringan
25% dalam 2 jam pertama pada iskemik penumbra yang mungkin
stroke hemoragik). terjadi akibat vasospasme.
Tindakan operatif

Indikasi Kontra indikasi


• Letak perdarahan di supratentorial • Pasien dengan perdarahan kecil
intracerebral
• PIS dengan lesi struktural seperti
(<10cm3) atau defisit neurologis
aneurisma malformasi AV atau minimal.
angioma cavernosa dibedah jika
mempunyai harapan outcome yang
• Pasien dengan GCS <4.
baik dan lesi strukturnya terjangkau.
• GCS >8
• Meskipun pasien GCS <4 dengan
• Usia 50-69 tahun
• Pasien dengan volume perdarahan perdarahan intraserebral disertai
>30 mL dan terdapat di 1 cm dari kompresi batang otak masih
permukaan. mungkin untuk life saving.
Tatalaksana (aneurisma yang ruptur)
• Pencegahan vasospasme • Terapi lain.
• Nimodipin 60 mg peroral 4 kali
• Laksansia (pencahar)
sehari II.

NaCl 3% intravena 50 ml 3 kali
sehari (hati-hati terhadap
timbulnya komplikasi berupa • Analgesik:
• Delayed vasospasm Central
(CPM)
Pontine Myelinolisis
• Asetaminofen ½-1 g/4-6 jam dengan dosis
• Stop dimodipin, antihipertensi maksimal 4 g/hari.
dan diuretika
• • Kodein fosfat 30-60 mg oral atau IM per 4-6
Berikan 5% albumin 250 ml
• intravena jam.
Bila memungkinkan lakukan
pemasangan Swangans dan • Tylanol dengan kodein.
• usahakan wedge preasure 12-
14 mmHg
• Jaga cardiac index sekitar 4
L/min/sg.meter
Berikan dobutamin 2-15
ug/kg/min
• Pada pasien dengan sangat • Cegah terjadinya “stress ulcer”
gelisah dapat diberikan: dengan memberikan:
• Haloperidol IM 1-10 mg tiap 6 jam. • Antagonis H2
• Petidin IM 50-100 mg atau morfin • Antasida
SC atau IV 5-10 mg/4-6 jam. • Inhibitor pompa proton selama
• Midazolam 0,06-1,1 mg/kg/jam. beberapa hari.
• Propofol 3-10 mg/kg/jam. • Pepsid 20 mg IV 2 kali sehari atau
zantac 50 mg IV 2 kali sehari.
• Sucralfate 1 g dalam 20 mL air 3
kali sehari.
Jawaban lainnya
• A. stroke iskemia → disebabkan thrombus atau emboli, deficit
neurologis akut (hemiparesis) yang berlangsung lebih dari 72 jam,
kesadaran umumnya tidak menurun, terjadi saat istirahat
• B. hipertensi urgency → kondisi dimana tekanan darah >180, tapi
belum ada efek ke organ target
• D. sumbatan arteri serebri media → tanda dan gejala stroke
• E. transcient ishemik attack → deficit neurologis akut yang membaik
atau kembali menjadi normal dalam waktu kurang dari 24 jam setelah
onset
147. Subarachnoid hemorrhage
• laki-laki 50 tahun → mendadak nyeri kepala berat pada saat mandi
pagi hari
• Nyeri kepala memberat dan pada siang hari pasien mengalami
penurunan kesadaran
• Pasien mengalami mual dan muntah
• Sehari sebelumnya, pasien tidak memiliki keluhan sama sekali.
• pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk +, meningeal sign +
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → subarachnoid hemorrhage

• subarachnoid hemorrhage → perdarahan di daerah sub arachnoid,


gejala : thunderclap headache, mual muntah, kaku kuduk
Stroke Hemoragik
• Definisi stroke (WHO) adalah suatu
gangguan fungsional otak dengan
tanda dan gejala fokal maupun
global, yang terjadi secara
mendadak, berlangsung lebih dari
24 jam, yang dapat menimbulkan • Stroke hemoragik adalah stroke
kematian disebabkan oleh yang terjadi apabila lesi vaskular
gangguan vaskular otak intraserebrum mengalami ruptur
sehingga terjadi perdarahan ke
dalam ruang subaraknoid (SAH)
atau langsung ke dalam jaringan
otak (ICH)
Penegakkan diagnosis (Anamnesis)
Perdarahan Intraserebral
Perdarahan Subarachnoid
• Onset perdarahan bersifat • Onset penyakit berupa nyeri kepala
mendadak mendadak seperti meledak
• Penurunan kesadaran yang berat
sampai koma disertai • Dapat ditemukan penurunan
hemiplegia/hemiparese dan dapat kesadaran dan kemudian sadar
disertai kejang fokal / umum. dalam beberapa menit sampai
• Jika cerebellum yang terlibat,
beberapa jam
pasien beresiko tinggi untuk • Dijumpai gejala-gejala rangsang
herniasi dan kompresi batang otak
• Dapat dijumpai tanda-tanda meningen
tekanan tinggi intrakranial (TTIK • Gangguan fungsi otonom
Penegakkan diagnosis

pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang


• Pemeriksaan GCS • Laboratorium
• Pemeriksaan status generalis
• Tanda rangsang meningeal • CT-Scan & MRI
• Pemeriksaan nervus cranisalis
• Pemeriksaan refleks fisologis dan patologis
• Pemeriksaan motorik
Ct scan kepala tanpa kontras
tatalaksana
Manajemen Prahospital Manajemen gawat darurat
• Stabilisasi Jalan Napas dan
Pernapasan

• Deteksi • Stabilisasi Hemodinamik


• Berikan cairan kristaloid atau
• Pengiriman pasien koloid intravena
• Optimalisasi tekanan darah
• Transportasi
• Pengendalian Peninggian Tekanan
Intrakranial (TIK)
• Penanganan transformasi hemoragik
• Pengendalian kejang
• Pengendalian Suhu Tubuh
Tatalaksana

Antihipertensi
• apabila TDS > 180 mmHg atau • Obat antihipertensi yang dapat
mean Arterial Pressure (MAP) > dipakai adalah antihipertensi
130 mmHg, tekanan darah parenteral dengan dosis titrasi.
diturunkan dengan menggunakan Pilihan obat nicardipin atau
antihipertensi intravena secara diltiazem
• Untuk menjaga TDS jangan meurun
continue dengan pemantauan
• tekanan darah setiap 5 menit. (di bawah 120 mmHg) dapat
Penurunan tekanan darah diberikan vasopressors, dimana hal
hendaknya perlahan (maksimal ini untuk melindungi jaringan
25% dalam 2 jam pertama pada
iskemik penumbra yang mungkin
stroke hemoragik).
terjadi akibat vasospasme.
Tindakan operatif

Indikasi Kontra indikasi


• Letak perdarahan di supratentorial • Pasien dengan perdarahan kecil
intracerebral
• PIS dengan lesi struktural seperti
(<10cm3) atau defisit neurologis
aneurisma malformasi AV atau minimal.
angioma cavernosa dibedah jika
mempunyai harapan outcome yang
• Pasien dengan GCS <4.
baik dan lesi strukturnya terjangkau.
• GCS >8
• Meskipun pasien GCS <4 dengan
• Usia 50-69 tahun
• Pasien dengan volume perdarahan perdarahan intraserebral disertai
>30 mL dan terdapat di 1 cm dari kompresi batang otak masih
permukaan. mungkin untuk life saving.
Tatalaksana (aneurisma yang ruptur)
• Pencegahan vasospasme • Terapi lain.
• Nimodipin 60 mg peroral 4 kali
• Laksansia (pencahar)
sehari II.

NaCl 3% intravena 50 ml 3 kali
sehari (hati-hati terhadap
timbulnya komplikasi berupa • Analgesik:
• Delayed vasospasm Central
(CPM)
Pontine Myelinolisis
• Asetaminofen ½-1 g/4-6 jam dengan dosis
• Stop dimodipin, antihipertensi maksimal 4 g/hari.
dan diuretika
• • Kodein fosfat 30-60 mg oral atau IM per 4-6
Berikan 5% albumin 250 ml
• intravena jam.
Bila memungkinkan lakukan
pemasangan Swangans dan • Tylanol dengan kodein.
• usahakan wedge preasure 12-
14 mmHg
• Jaga cardiac index sekitar 4
L/min/sg.meter
Berikan dobutamin 2-15
ug/kg/min
• Pada pasien dengan sangat • Cegah terjadinya “stress ulcer”
gelisah dapat diberikan: dengan memberikan:
• Haloperidol IM 1-10 mg tiap 6 jam. • Antagonis H2
• Petidin IM 50-100 mg atau morfin • Antasida
SC atau IV 5-10 mg/4-6 jam. • Inhibitor pompa proton selama
• Midazolam 0,06-1,1 mg/kg/jam. beberapa hari.
• Propofol 3-10 mg/kg/jam. • Pepsid 20 mg IV 2 kali sehari atau
zantac 50 mg IV 2 kali sehari.
• Sucralfate 1 g dalam 20 mL air 3
kali sehari.
Jawaban lainnya
• B. migraine → nyeri kepala primer berdenyut, dapat diserta aura
• C. tumor intracranial → nyeri kepala biasanya gradual, progressif, dan
kronis
• D. trigeminal neuralgia → nyeri pada wajah, seperti tersengat listrik,
saat mengunyah atau membasuh muka
• E. meningitis → infeksi pada meninges, demam, nyeri kepala, kaku
kuduk
148. Cluster headache
• laki-laki 70 tahun → nyeri kepala berintensitas berat
• Numeric Pain Scale (NPS) 9, dengan durasi selama 1 jam, dan
frekuensi dalam sehari serangan bisa kambuh 1-3 kali.
• Nyeri kepala dirasakan pada separuh area kepala, disertai dengan
hidung buntu dan keluar air mata di sisi kepala yang sakit
• diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → cluster headache

• Cluster headache → Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di


orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi, berlangsung 15 – 180
menit dan terjadi dengan frekuensi dari sekali tiap dua hari sampai 8
kali sehari
Cluster headache
• Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbita, supraorbita,
temporal atau kombinasi, berlangsung 15 – 180 menit dan terjadi
dengan frekuensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali sehari.

• Cluster headache merupakan salah satu nyeri kepala kronik yang


sering mengganggu kehidupan seseorang dan pasien terbangun
karena nyeri kepala. Sering menyebabkan perubahan emosional
seseorang.
Prevalensi
• Nyeri kepala ini lebih jarang dibandingkan dengan migren.
• Frekuensi nyeri kepala cluster 0,5% dari populasi laki-laki dan 0,1%
dari populasi wanita.
• Nyeri kepala cluster lebih banyak ditemukan pada pria. Mulai pada
decade ke dua – ketiga.
Etiologi dan faktor resiko
• Alkohol, rokok
• Penggunaan obat → nitrogliserin
• Gangguan tidur
• Faktor hormonal
• Stress, alergi, perubahan musim
Gambaran klinis
• Khas ditandai dengan nyeri yang sangat berat yang berlangsung 15 –
180 menit
• Periode serangan bisa berlangsung beberapa kali perhari 1 – 3
serangan perhari, sering berakhir antara 3 – 16 minggu. Dengan
interval antara 6 bulan dan 5 tahun.
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

l
Characteristics of cluster
headache
Temporal artery bulging and pulsating

Severe headache, pain behind eye----'

Unilateral ptosis, swelling


and redness of eyelid--

Myosis, conjunctiva! injection

Flushing of side of face, sweating

Nasal congestion, rhinorrhea---i1......-

O U K M P P D
Kriteria diagnosis
• Setidaknya serangan terjadi 5 kali dan memenuhi daftar B_D di bawah ini.
• Sakit kepala berat terjadi 15-180 menit jika tidak diobati. Sakit kepala terjadi unilateral di
area orbital, supraorbital, dan atau temporal.
• Sakit kepala berkaitan dengan sedikitnya satu dari tanda-tanda berikut ini, tanda-tanda
yang didapatkan muncul pada sisi kepala yang sakit:
• Injeksi konjungtiva
• Lakrimasi
• Kongesti hidung.
• Rinorea
• Keringat di area wajah dan dahi.
• Miosis
• Ptosis
• Edema palpebra
• Frekuensi serangan: mulai dari 2 hari sekali hingga 8 kali / hari.
Tata laksana
• Tidak ada terapi definitive untuk cluster headache
• Tujuan terapi → mengurangi keparahan, mengurangi waktu serangan,
mencegah serangan
• Terapi simtomatik
• Oksigen 10% 7-10 L/menit selama 10-15 menit
• Sumatripan 10 mg → subkutan, intranasal
• Ergotamin → 1 mg spray
• Litium sirup → 300mg PO 1-3 x/hari
• Verapamil → 80 mg
• Terapi pencegahan
• Antikonvulsan → fenobarbital
• Kortikosteroid → prednison 30-100mg/hari tappering off
• Endometasin 300mgx3/hari → untuk CH kronis
• CCB : verapamil, diltiazem
• Lithium
• Amitriptilin
Jawaban lainnya
• A. subarachnoid hemorrhage → nyeri kepala berat, mual, muntah,
kaku kuduk, meningeal sign (+)
• B. trigeminal neuralgia → nyeri pada wajah, seperti tersengat listrik
saat mengunyah atau membasuh muka
• D. migraine → nyeri kepala berdenyut, mual, muntah
• E. sinusitis → nyeri wajah, nyeri ketok di daerah sinus
149. BPPV
• perempuan 28 tahun → melihat sekelilingnya berputar
• pasien merasa mual dan muntah serta berkeringat dingin
• memburuk ketika pasien bangkit dari kursi ketika bekerja dan
membaik ketika pasien menutup mata
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → BPPV

• BPPV → gangguan klinis yang sering terjadi dengan karakteristik


serangan vertigo di perifer, berulang dan singkat, sering berkaitan
dengan perubahan posisi kepala dari tidur, melihat ke atas, kemudian
memutar kepala
bening paroxismal positional vertigo (BPPV)
• gangguan klinis yang sering terjadi dengan karakteristik serangan
vertigo di perifer, berulang dan singkat, sering berkaitan dengan
perubahan posisi kepala dari tidur, melihat ke atas, kemudian
memutar kepala
• penyebab vertigo dg prevalensi 2,4%
• wanita>laki-laki

• etiologi : kanalith di dalam kanalis semisirkularis


gambaran klinis
• timbul mendadak pada perubahan posisi (miring ke satu sisi,
berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk, menegakkan kembali
badan, menunduk, menengadah)

serangan berlangsung dalam waktu singkat (kurang dari 10-30 detik)

dirasakan berputar

bisa disertai mual, kadang muntah

setelah rasa berputar menghilang, ps bisa merasa melayang dan
diikuti disekulibrium (ketidakseimbangan) selama beberapa hari -
• minggu
dapat muncul kembali
pemeriksaan

• manuver
• dix-hallpike
terapi
• komunikasi dan informasi
• penjelasan bahwa BPPV bukan sesuatu yg berbahaya dan
prognosisnya baik serta hilang spontan

• obat antivertigo seringkali tidak diperlukan, namun apabila terjadi


disekulibrium pasca BPPV, pemberian betahistine akan berguna u/
mempercepat kompensasi
• untuk BPPV kanal posterior
• manuver epley
• prosedur semont
• metode brand daroff
Canalith Repositioning Procedure for Left-Sided Benign Paroxysmal Positional Vertigo H A S A C>T A K U K D
N I
G) With patient seated on table,
turn head 45° toward the
affect ed side while extending
the neck.

® Lay patient down keeping head


rotated and extend the neck
10° to 20° depending on
patient's ability and comfort.
Hold this position for
20 to 30 seconds or until
nystagmus or vertigo ceases.

7
j

@ T urn head 90° t oward the


unaffected side. Hold this
positJon for 20 to 30
seconds
or until nystagmus or vertigo
ceases.

© Tum head another 90° rolling body


toward the unaffected side. Hold
this position for 20 to 30 seconds or
until nystagmus or vertigo ceases.

@ Return patient to upright,


seated position with neck
flexed for 20 to 30 Whlle sitting up In Step 1, the patient's head Is turned 45 degrees toward the left side, and
seconds.
then the patient Is rapidly moved to the slde-lylng position as depicted In Step 2 This position
Is held for 30 seconds or so, and then the patient ts rapldly taken to the opposite slde-lylng
"') position without pausing In che sitting posldon or changing the head position relative to the
shoulder. This Is In contrast to the Brandt-Daroff exercises that entail pausing In the sitting
position and turning the head with body position changes.
Jawaban lainnya
• B. stroke → disebabkan thrombus atau emboli, deficit neurologis akut
(hemiparesis) yang berlangsung lebih dari 72 jam, kesadaran
umumnya tidak menurun, terjadi saat istirahat
• C. neuritis vestibularis → suatu keadaan hilangnya
fungsi vestibular secara tiba-tiba disertai vertigo hebat, mual, muntah
dan nistagmus spontan
• D. migraine → nyeri kepala berdenyut, mual, muntah
• E. Meniere disease → Gangguan telinga tengah yang menyebabkan
vertigo yang disebabkan oleh peningkatan tekanan endolimpe di
telinga tengah
150. E2V2M4
• perempuan 35 tahun → tidak sadarkan diri
• Sebotol cairan pembersih yang mengandung karbon tetraklorida
ditemukan di sampingnya dalam kondisi terbuka
• pemeriksaan fisik didapatkan mata membuka hanya dengan
rangsang nyeri, yang terdengar hanya suara rintihan, dan respon
menghindar bila dirangsang nyeri
• GCS?
• mata membuka hanya dengan rangsang nyeri, yang
terdengar hanya
suara rintihan, dan respon menghindar bila
dirangsang nyeri → 2-2-4

Anda mungkin juga menyukai