Anda di halaman 1dari 34

SIKLUS

SIRKADIAN
Diah Arumsari 1315148
Pembimbing: dr. Dani., M.Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2019
SIKLUS SIRKADIAN

Sirkadian: Siklus sirkadian :


circa  sekitar siklus fisiologis &
dies  1 hari/24 jam psikologis yang terjadi
secara periodik dalam
waktu 24 jam
 dikontrol
 suprachiasmatic
perubahan fungsi-fungsi
nucleus /SCN
tubuh pada diri manusia
(hipotalamus
yang terjadi dalam satu
anterior)
hari
■ Mengatur berbagai proses biologis
– siklus tidur dan bangun
– makan
– produksi urin
– termoregulasi
– tingkat kewaspadaan
– sekresi hormon
– denyut jantung
– perubahan tekanan darah
TAHAPAN TIDUR
Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu
Pre Sleep memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti
jam biologisnya

NREM II
NREM I Bola mata stop
Light sleep NREM III NREM IV
gerak
Tonus otot << Deep sleep Very deep sleep
Suhu, RR , HR
Bola mata gerak 15-30 menit 20 menit
<<
5 menit 10-15 menit

REM
Mimpi Siklus tidur  1,5 jam
Bola mata gerak cepat 4-5 siklus selama 7-8
HR & RR tidak teratur jam tidur
Tiap 90 menit selama 10 menit
HIPOTALAMUS
■ Terletak di bawah thalamus, di
atas batang otak, membentuk
dasar otak serta bagian bawah
dinding ventrikel ketiga
■ 3 zona:
– Periventrikuler
– Medial
– Lateral
■ Area terpenting dalam
pengaturan lingkungan internal
tubuh (homeostasis)
Fungsi Hipotalamus

– Mengontrol pelepasan hormon – Sensasi bau


yang disekresikan oleh kelenjar – Mengontrol perilaku seksual
hipofise dan reproduksi
– Termoregulasi – Mengatur emosi
– Pengaturan cairan tubuh – Mengontrol siklus harian dan
– Pengaturan GIT perilaku fisiologis juga dikenal
sebagai siklus sirkadian
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SIKLUS
SIRKARDIAN

Endogen • Suprachiasmatic nuclei (SCN) di


hipotalamus anterior

•rotasi bumi sebagai sinkronisasi


(entraintment)
•iluminasi/cahaya (zeitgeber)
Eksogen •musim
•suhu
• petunjuk waktu dan jadwal kegiatan
• obat-obatan yang digunakan
MEKANISME SIKLUS
SIRKADIAN
Keadaan terang

■ Cahaya  sel ganglion retina mata yg mengandung


melanopsin  SCN, secara direk (retino-hypothalamic
pathway)/ indirek (mll lateral geniculate nucleus PVN
(paraventricular nucleus) medula spinalis SCG (superior
cervical ganglion) reseptor noreadrenergic pada kelenjar
pineal  inaktivasi N-acetyltransferase (NAT) inhibisi
sekresi melatonin
Keadaan gelap

■ Gelap  pelepasan NE ke pinealosit  aktivasi b-


adrenergik aktivasi cAMP (cyclic adenosine
monophosphate) + N-acetyltransferase (NAT) 
sekresi melatonin dari serotonin  rasa kantuk,
penurunan suhu inti tubuh dan denyut jantung,
peningkatan pelepasan prolactin, serta
menghambat aktivitas metabolik
■ Sekresi melatonin mulai meningkat pada malam hari ( sekitar 2 jam
sebelum jam tidur normal) terus >> selama malam hari  mencapai
puncak antara jam 2-4 pagi  menurun secara gradual pada pagi hari
 sangat rendah pada siang hari
GANGGUAN
SIKLUS
SIRKADIAN
DELAYED SLEEP- PHASE DISORDER (DSPD)

■ Jadwal tidur-bangun seseorang secara teratur


lebih lambat dari yang seharusnya, biasanya > 2
jam

■ diberi waktu untuk tidur dan menyesuaikan


normal kembali

■ Sering pada anak sekolah, pekerja sosial,


terutama remaja dan dewasa muda (7-16%)
Gejala klinis
■ "evening types" (biasanya tetap terjaga antara 01:00-
05.00 )  kesulitan memulai tidur  mengantuk
pada siang hari

■ Bangun menjelang siang hari  selalu terlambat


saat kerja maupun sekolah

■ Komplikasi: Insomnia

■ Diagnosis dapat ditegakkan setelah observasi


minimal 7 hari
Penatalaksanaan
American Academy of Sleep Medicine (AASM)

■ Chronotherapy

– menentukan jadwal tidur-bangun menurut ritme sirkardian  normal kembali 

pertahankan

■ Terapi sinar

– jadwalkan untuk mendapat sinar matahari pada pagi hari.

– selama ± 2 jam (biasanya 2-3 jam sebelum waktu bangun tidur pasien)

■ Pemberian melatonin

– saat sore atau malam hari 0,3-5 mg

– 2-5 jam sebelum waktu tidur  bantu memulai tidur


ADVANCED SLEEP- PHASE DISORDER (ASPD)

■ Jadwal tidur-bangun seseorang secara teratur lebih


lebih awal dari kebanyakan orang

■ Walaupun pasien ini merasa waktu tidurnya cukup


dan gambaran tidur tampak normal  tidak sesuai
irama tidur sirkadian harus diperbaiki

■ Umumnya terjadi saat usia pertengahan dan


bertambah seiring bertambahnya usia
Gejala klinis

■ "morning types", tertidur pada pukul 18.00-21.00


dan terbangun pada pukul 02.00-05.00

■ Selalu tidur lebih awal dan bangun terlalu pagi


mengantuk saat sore hari
Penatalaksanaan

■ Chronoteraphy

■ Penjadwalan ekspos cahaya


– pemberian cahaya saat malam hari selama 2
jam antara pukul 19.00-23.00
– menghindari cahaya pagi hari

■ Hypnotic agent  jika insomnia


IRREGULAR SLEEP- WAKE RHYTHM DISORDER (ISWRD)

■ Siklus tidur-bangun tidak teratur  terjadi berulang kali


selama 24 jam, @1-3 jam

■ Dapat terjadi karena


– melemahnya osilasi central dari SCN
– rendahnya kadar cahaya dalam rumah
– gangguan pada mata seperti katarak yang dapat
menghalangi cahaya untuk masuk ke dalam SCN
Insidensi
■ Umumnya:
– lansia dengan gangguan saraf seperti
demensia
– anak-anak dengan gangguan perkembangan
seperti retardasi mental
Gejala Klinis
• Waktu tidurnya singkat, terpotong-potong 
mengantuk di siang hari
• Insomnia
• Sering terbangun pada malam hari
Penatalaksanaan
American Academy of Sleep Medicine (AASM)

■ Chronotherapy
– diberikan jadwal >> kegiatan pagi - sore hari,
– suasana kondusif pada malam hari cegah terbangun pada
malam hari

■ Terapi sinar
– pemberian cahaya 2500 lux, 2 jam setiap pagi hari selama 1
bulan efektif >> kewaspadaan pada siang hari, << frekuensi
tidur siang, >> waktu tidur pada malam hari
NON-24-HOUR SLEEP- WAKE DISORDER (N24HSWD)/
FREE RUNNING DISORDER (FRD)

■ Siklus tidur-bangun yang bergeser lambat setiap


harinya  tidak terjadinya penyesuaian siklus
sirkadian

■ Terjadi ketika otak tidak dapat menerima


pencahayaan dari lingkungan sekitarnya, misalnya
pada tuna netra
Gejala klinis
■ Tergantung dari waktu tidur masing-masing
penderita

■ Biasanya mengantuk di siang hari  mengganggu


aktivitas, insomnia, ataupun keduanya yang terjadi
dalam beberapa minggu
Penatalaksanaan
American Academy of Sleep Medicine (AASM)

■ Chronotherapy  pengaturan jadwal aktifitas di siang hari

■ Melatonin
– Melantonin 0.5 mg (physicological dose) = melatonin
dosis tinggi 5-10mg (pharmacological dose)
– beberapa kasus terbukti physicological dose > efektif
mengembalikan siklus sirkadian normal
– Diberikan 1 jam sebelum waktu tidur selama 3-9 minggu
JET-LAG DISORDER

■ Suatu kondisi sementara setelah tiba di tujuan


setelah menempuh perjalanan jauh melewati
beberapa zona waktu  kesalahan penyesuaian dari
siklus sirkadian dengan zona waktu setempat

■ Dapat terjadi pada semua kelompok umur


Gejala klinis
■ GK 1- 2 hari setelah tiba di tujuan
– Kelelahan
– insomnia berulang
– waktu tidur terpotong-potong
– terbangun terlalu pagi
– somnolen
– kehilangan fokus di siang hari
– penurunan nafsu makan
– gangguan kognitif
– iritabilitas dan kecemasan
mengganggu dan mengakibatkan fungsi tubuh
<< saat beraktivitas
Penatalaksanaan
American Academy of Sleep Medicine (AASM)
■ Chronortheraphy
– Sesuaikan jadwal waktu tidur-bangun di tempat tujuan

■ Melatonin
– Pemberian melatonin 0,5-10 mg 3 hari sebelum
keberangkatan + pemberian sebelum tidur saat di tempat
tujuan selama 5 hari  terbukti << gejala jetlag +
memperbaiki pola tidur

■ Hipnotic agent
– Pemberian benzodiazepine (Temazepam 20 mg ) /non
benzodiazepine (Zolpidem 10 mg) saat waktu tidur, selama 3-4
hari efek signifikan terhadap total waktu tidur dan kualitas
tidur, << fase terbangun saat tidur
SHIFT WORK DISORDER (SWD)

■ Ketika terjadi pergesaran jam kerja seseorang dimana


dijadwalkan selama periode tidur normal  bertolak
belakang dengan siklus sirkardian normal

• Kemampuan bekerja seseorang > 10-12 jam memilih


bekerja lebih panjang  memiliki waktu luang >>

■ Berlangsung selama minimal 1 bulan


Gejala klinis
■ Rasa kantuk yang berlebih saat bekerja

■ Insomnia

■ Kelelahan kronis

■ Lemas

■ Gangguan mood

■ Sering disertai gangguan somatik seperti dispepsia

 Namun gejala akan hilang setelah penyesuaian


kembali dari siklus sirkadian
Penatalaksanaan
American Academy of Sleep Medicine (AASM)

■ Chronotherapy
– Menurut penelitian, penyesuaian jam kerja dan jam tidur hanya
dapat dilakukan pergeseran satu sampai dua jam per hari

■ Terapi cahaya
– sangat sulit dilakukan belum diketahui pasti
■ kuantitas cahaya yang diperlukan pada saat bekerja
■ lingkungan kerja dapat mengakomodir kebutuhan cahaya
tersebut
■ Melatonin
– Menurut penelitian, melatonin memiliki efek yang baik
terhadap pekerja malam yang tidur di siang hari

■ Hypnotic agent
– Hypnotic agent pada pekerja malam  membantu
meningkatkan kualitas tidur siang hari pada pekerja
malam  meningkatkan kualitas kerja dan keamanan
kerja
KESIMPULAN
■ Gangguan pada siklus sikardian ■ Jika siklus sirkardian terjaga
perlu diperhatikan dan mendapat dengan baik
pengobatan – waktu kerja akan menjadi
– Chronotherapy efektif
– tenaga seseorang akan lebih
– Terapi cahaya optimal
– Pemberian melatonin – meningkatkan produktivitas
& hypnotic agent – mencegah terjadinya
kesalahan maupun
kecelakaan dalam bekerja
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai