Anda di halaman 1dari 47

Disusun Oleh:

Jessica - 1215083
Sabrina Ruth - 1215150
Wilson Susilo - 1315043
Gregorius Louis - 1315205
Arien Rianti - 1315207

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher


RS Immanuel – Universitas Kristen Maranatha
Bandung
2019
ANATOMI TELINGA
• Telinga merupakan alat
vestibulocochlearis, sebagai alat
keseimbangan dan pendengaran. Telinga
dapat dibagi menjadi 3 bagian:
– Telinga luar (auris eksterna)
– Telinga tengah (auris media)
– Telinga dalam (auris interna)
yang secara anatomis, histologis, dan
fungsional berbeda.
TELINGA LUAR

Terdiri dari:
• Daun telinga:
– Tulang rawan elastis
– Jaringan kulit tipis, posterior lebih tebal dari
anterior
– Folikel rambut, glandula sudorifera
– Lobus auricula  jaringan adiposa
• Meatus Acusticus Externus:
– Panjang ± 25 mm, terarah ke jurusan medio
inferior
– Dinding luar: kartilago elastis
– Dinding dalam: os temporal
– Jaringan kulit tipis, folikel rambut, gladula
sebacea, glandula serumen (modifikasi glandula
sudorifera  tubuler bergelung, apokrin)
– Sekret glandula serumen bercampur dengan
sekret glandula sebacea disebut serumen
(earwax) yang sifatnya bakterisid, berbentuk
seperi malam, dan berwarna kecoklatan.
• Membrana timpani:
– Oval, semi transparan
– Luar: epidermis tipis tanpa rambut dan kelenjar
– Dalam: epitel selapis gepeng/kuboid, jaringan
pengikat kolagen, jaringan pengikat elastis,
fibroblas
– Pars flaccid/membran Shrapnell: kuadran
anterosuperior, daerah segitiga kecil yang lunak,
tidak terdapat serat kolagen.
– Pars tensa: bagian terbesar di luar pars flaccid
TELINGA TENGAH
• Terdiri dari:
• Kavum timpani:
– Isi: udara
– Posterior: berhubungan dengan ruangan-ruangan
processus mastoideus
– Anterior: berhubungan dengan tuba Eustachii
– 3 tulang yang menghubungkan membrana timpani
dengan foramen ovalis: os maleus, os incus, os
stapes. Memiliki fungsi meneruskan getaran dari
membrana timpani ke cairan di telinga dalam.
– Dilapisi mukosa yang terdiri dari epitel selapis
gepeng/kuboid, lamina propria tipis, dan periosteum.
• Tuba Eustachii:
– Merupakan saluran antara bagian anterior kavum
timpani dan bagian latero posterior nasofaring
– Lumen sempit, gepeng
– 2/3 bagian  kartilago elastis
– 1/3 bagian  tulang
– Epitel selapis silindris/epitel bertingkat silindris
– Lamina propria tipis
– Mukosa dekat nasofaring: kelenjar tubuloalveolar,
sel goblet, limfosit
TELINGA DALAM
• Terdiri dari:
• Labirin tulang:
– Vestibulum
– Saluran semisirkularis tulang
– Cochlea
• Labirin membanosa:
– Utriculus
– Sacculus
– Saluran semisirkularis membranosa
– Ductus dan saccus endolimfaticus
– Ductus reuniens
– Ductus cochlearis
• Cochlea:
– Scala vestibuli: dinding dilapisi jaringan
pengikat tipis dengan epitel selapis gepeng.
– Scala media/ductus cochlearis dengan
membrana vestibularis Reissner.
– Scala tympani: dinding dilapisi jaringan
pengikat tipis dengan epitel selapis gepeng.
HISTOLOGI TELINGA
Fisiologi
BAGAN PROSES MENDENGAR
Aurikulum • gelombang bunyi
dikumpulkan dan
ditentukan arah bunyi

M.A.E • diteruskan,diresonansi

Konduksi M.Timpani
Maleus
• diperkuat 22 kali
Inkus

Stapes

Sensorineural
BAGAN PROSES MENDENGAR
Konduksi

Perilimf • M.Reisner dan


(skala vestibuli M.Basilaris bergetar
skala timpani)

Koklear Endolimf • M.Tektoria bergetar


(skala media)  Gesekan dengan
sel rambut
Sensori
neural
Organ Corti • Cochlear microphonic

Retrokoklear
BAGAN PROSES MENDENGAR (lanjutan)
Koklear

N.Koklearis • Meneruskan
Sensori
neural Impuls listrik
N.Akustikus

Nuklei di Batang otak


Retrokoklear

Pusat Pendengran
Korteks Serebri • Mendengar
Lobus Temporalis dengan sadar
(Wernicke)
Gangguan Pendengaran Pada Geriatri
Gangguan pendengaran pada geriatri

Usia lanjut

Degenerasi

Perubahan patologik pada organ audiotori

Gangguan pendengaran
Jenis ketulian

• Tuli sensorineural (Tersering)


• Tulis konduktif
• Tuli campuran
Tuli konduktif pada geriatri

• Berkurangnya elastisitas dan bertambah


besarnya ukuran pinna daun telinga
• Atrofi dan bertambah kakunya liang
telinga Tuli konduksi
• Penumpukan serumen
• Membrane timpani bertambah tebal dan
kaku
• Kekakuan sendi tulang-tulang
pendengaran
Tuli sensorineural pada geriatric
(Presbiskusis)
• Prebiskusis adalah tuli sensorineural
frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai
usia 65 tahun, simetris
• Prebiskus dapat mulai pada frekuensi
1000 Hz atau lebih
• Laki-laki lebih cepat daripada wanita
Tuli sensorineural pada geriatric
(Presbiskusis)

• Factor
herediter
• Pola makanan perubahan struktur
• Metabolism koklea dan N.VIII
• Arteriosclerosi
s
• Infeksi
• Bising
Klasifikasi Prebiskusis menurut Schuknecht
dkk

Jenis Patologi

Lesi terbatas pada koklea


1 Sensorik Atrofi organ corti
jumlah sel-sel rambut dan sel-sel penunjang berkurang

2 Neural Sel-sel neuron pada koklea dan jaras audiotorik berkurang

Atrofi stria vaskularis


Metabolik
3 Potensial mikrofonik menurun
(Strial prebycusis)
Fungsi sel dan keseimbangan bio-kimia/bioelektrik koklea berkurang

Terjadi perubahan gerakan mekanik ductus koklearis


Mekanik
4 Atrofi ligamentum spiralis
(Cochlear prebycusis)
Membrane basilaris lebih kaku
Diagnosis Prebiskusis

• Keluhan utama
– Berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan progresif
– Simetris
– Tidak tahu sejak kapan
• Keluhan tambahan
– Bisa mendengar percakapan namun sulit memahaminya
– Terasa nyeri telinga jika mendengar suara dengan intensitas tinggi
• Pemeriksaan
– Otoskop  tampak membrane timpani suram dan mobilitas
berkurang
– Tes penala  tidak didapatkan tuli konduktif
– Pemeriksaan pure tone audiometry  tuli saraf nada tinggi yang
simetris
– Pemeriksaan audiometri tutur  gangguan diskriminasi wicara
Patogenesis
Herediter, pola
makan,
metabolisme,
infreksi dll

- Atrofi dan degenerasi sel


rambut organ corti
- Perubahan vaskular stria
vaskularis
Perubahan
- Berkurangnya jumlah dan
Proses struktur ukuran sel ganglion dan
Degenerasi koklea dan N. saraf
VII
- Penebalan membran
basilaris dan atrofi
ligamentum spiralis
Patofisiologi
Jenis Patologi

Sensorik Lesi terbatas pada koklea


Atrofi organ Corti, jumlah sel-sel rambut dan
sel penunjang berkurang

Neural Sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik


berkurang

Metabolik Atrofi stria vaskularis


(Strial presbycusis) Potensial microphonic menurun
Fungsi sel dan keseimbangan
biokimia/bioelektrik koklea berkurang

Mekanik Perubahan gerakan mekanik duktus koklearis


(Cochlear presbycusis) Atrofi ligamentum spiralis
Membran basilaris lebih kaku
Gejala Klinik

• Berkurangnya pendengaran secara


perlahan-lahan dan progresif, simetris.
• Telinga berdenging (tinitus nada tinggi).
• Pasien dapat mendengar suara percakapan,
tetapi sulit untuk memahaminya, terutama
bila diucapkan dengan cepat di tempat
dengan latar belakang yang bising (Cocktail
Party deafness)
• Bila intensitas tinggi  nyeri di telinga 
karena faktor kelelahan saraf.
Pemeriksaan Penunjang

• Audiometrisuatu tuli saraf nada tinggi


bilateral dan simetris, (snobbing) setelah
frekuensi 2000Hz

• Test penalatuli sensoneural


Penatalaksanaan
Alat bantu dengar

• Membantu meningkatkan fungsi


pendengaran
• Seseorang dinyatakan perlu untuk
menggunakan alat bantu dengar apabila
kehilangan pendengaran lebih dari 40 dB.
• Penggunaan alat bantu dengar yang tepat
dan cocok dapat memperbaiki penarikan diri,
depresi, dan dampak emosional yang
umumnya terkait dengan presbikusis dan
dapat menyebabkan peningkatan kualitas
hidup.
• Kadang-kadang, amplifikasi pendengaran
tidak ditoleransi baik karena pasien
menghasilkan terlalu banyak serumen,
meatus terlalu kecil, atau perangkat telah
meningkat statis atau kebisingan.
• Ketidaknyamanan dan menjadi perhatian
kosmetik untuk banyak pasien.
Implantasi koklea
• Menggunakan tindakan operatif dengan cara
menempatkannya di telinga dalam.
• Menstimulasi membran tissue dari neural dan
saraf kranial VIII.
• Melibatkan penempatan sebuah array elektroda
dalam telinga bagian dalam untuk memotong
koklea rusak, dan merangsang neuron koklea
yang tersisa langsung dengan stimulasi listrik.
• Implan koklea diindikasikan untuk orang dengan
gangguan pendengaran bilateral yang parah yang
tidak meningkat secara signifikan dengan alat
bantu dengar.
Rehabilitasi pendengaran

• Manajemen sensorik, instruksi, pelatihan


persepsi, dan konseling.
• Contoh spesifik :
• Membaca ekspresi wajah atau kontur bibir
pembicara,
• Menafsirkan isyarat kontekstual seperti
postur untuk mengatasi percakapan cepat
• Biasanya dilakukan kombinasi dengan alat
dengar
• Strategi yang penting: secara aktif
menginformasikan rekan tentang
gangguan pendengaran.
• Dengan cara ini rekan penderita dapat
membuat kebiasaan menggunakan teknik
komunikasi yang bermanfaat
• Misalnya: berbicara perlahan dan jelas
sambil menghadap individu dengan
gangguan pendengaran.
Pencegahan

• Lindungi telinga  Membatasi durasi dan


intensitas paparan kebisingan, gunakan
penutup telinga plastik atau penutup
telinga yang penuh gliserin
• Tes pendengaran. Pertimbangkan tes
pendengaran secara teratur jika bekerja di
lingkungan yang bising.
• Hindari risiko rekreasi. Kegiatan seperti
berburu, menggunakan alat-alat listrik atau
mendengarkan konser rock dapat
merusak pendengaran dari waktu ke
waktu. Mengenakan pelindung
pendengaran atau beristirahat dari
kebisingan dapat melindungi telinga.
Mengecilkan volume musik juga
membantu.
Komplikasi

• Depresi
• Percakapan menjadi sulit
• Merasa terisolasi
• Penurunan kognitif
Daftar Pustaka
• Adams, George L. Boies: buku ajar penyakit THT (Boeis fundamentals of
otolaryngology). Edisi ke-6. Jakarta: EGC
• Belvins, NH. Presbycusis. Accessed on 20 February, 2014. Available on
http://www.uptodate.com/contents/presbycusis
• I, Jenny B, Ratna D, editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
• Indro S, Hendarto H, Jenny B, Gangguan pendengaran (Tuli), in: Efiaty A, Nurbaiti
• Kepala & Leher 7 th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2012. p. 10-12.
• Mayo Clinic (2015). Hearing aids: How to choose the right one.
• Mayo Clinic (2019). Diseases and Conditions. Hearing Loss
• Prof. Dr. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT-KL (K). Buku ajar THT-KL. Edisi ke-7:
Badan penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
• Richard L Drake; Wayne Vogl ; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy : Anatomy
of Human body. Elsevier.2014
• Stuart I, Pierce C. Human Physiology. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2004. p. 255-
60.

Anda mungkin juga menyukai