Anda di halaman 1dari 18

KEBUTUHAN

ISTIRAHAT TIDUR
DEWI SARTIYA RINI,M.KEP.,SP.KMB
DEFINISI ISTIRAHAT
● Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya
tekanan emosional bukan hanya dalam keadaan tidak
beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan
KARAKTERISTIK ISTIRAHAT
● Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi
● Merasa diterima
● Mengetahui apa yang sedang terjadi
● Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
● Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang
mempunyai tujuan
● Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan
DEFINISI TIDUR
● Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu
dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang
sesuai
FISIOLOGI TIDUR
● Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang
otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar
Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak
diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan
kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual,
pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses
berpikir. Pada saat sadar RAS melepaskan katekolamin,
sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari
BSR
TAHAPAN TIDUR
● NREM atau pola tidur biasa
Pola atau tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non
Rapid Eye Movement = Gerakan mata tidak cepat). Pola
tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam
tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama
NREM lebih lambat daripada gelombang alpha dan beta
pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur.
Lanjutan tahapan NREM…
● Tanda-tanda tidur NREM adalah :
○ Mimpi berkurang
○ Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)
○ Tekanan darah turun
○ Kecepatan pernafasan turun
○ Metabolisme turun
○ Gerakan mata lambat
● Fase NREM atau tidur biasa berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya orang masih bisa
mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian akan mudah terbangun dari tidurnya. Tidur
NREM ini sendiri terdiri dari 4 tahap, yaitu:
a. Tahap I
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana seseorang beralih dari sadar
menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks, mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung
dan pernafasan turun secara jelas. Gelombang alfa sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan
gelombang betha yang lebih lambat. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat di bangunkan dengan mudah.
Lanjutan tahapan NREM…
● Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata masih bergerak-gerak, kecepatan
jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu tubuh dan metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan
“sleep spindles” dan gelombang K komplek. Tahap II berlangsung pendek dan berakhir dalam waktu 10 sampai
dengan 15 menit.
● Tahap III
Pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi
sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi lebih sulit dibangunkan. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan
terdapat penambahan gelombang delta yang lambat.
● Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi gelombang delta yang melambat.
Kecepatan jantung dan pernafasan turun. Seseorang dalam keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan.
Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM.
REM atau Pola Tidur Paradoksikal
● Pola atau tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan Mata Cepat).
Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini bersifat “Paradoks”, yaitu seseorang dapat
tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya, tidur REM atau Paradoks ini
merupakan pola atau tipe tidur di mana otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas
otak tidak disalurkan ke arah yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan
sekelilingnya kemudian terbangun. Pola atau tipe tidur ini, ditandai dengan:
a. Mimpi yang bermacam-macam
b. Mengigau atau bahkan mendengkur
c. Otot-otot kendor (relaksasi total)
d. Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat
e. Perubahan tekanan darah
f. Gerakan otot tidak teratur
g. Gerakan mata cepat
h. Pembebasan steroid
i. Sekresi lambung meningkat
SIKLUS TIDUR
● Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM.
Siklus tidur yang komplek normalnya berlangsung, selama 1,5
jam, dan setiap orang biasanya melalui 4 hingga 5 siklus selama 7
sampai 8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM
yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I – III berlangsung
selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama kurang
lebih 20 menit. Setelah itu, individu kembali ke tahap III dan II
selam 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan
berlangsung selama 10 menit.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS DAN
● Penyakit
KUANTITAS TIDUR
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan gangguan
tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang banyak daripada biasanya. Di
samping itu siklus bangun-tidur selama sakit dapat mengalami gangguan.
● Lingkungan
Lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus
tertentu atau adanya stimulus yang asing yang dapat menghambat upaya tidur
● Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah
seseorang, semakin pendek siklus REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus
REM akan kembali memanjang.
● Gaya hidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur dalam
waktu yang tepat.
● Stres emosional
Anxietas (kegelisahan) dan depresi seringkali mengganggu tidur seseorang. Kondisi anxietas
dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah melalui stimulus saraf simpatis. Kondisi ini
menyebabkan berkurangnya siklus REM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga
saat tidur
GANGGUAN-GANGGUAN TIDUR
● Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Ada 3 jenis insomnia, yaitu:
a. Insomnia inisial, yaitu kesulitan untuk memulai tidur.
b. Insomnia intermiten, yaitu kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
c. Insomnia terminal, yaitu bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali
● Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur
● Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
● Narkolepsi
Narkolepsi adalah rasa kantuk yang tidak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba.
● Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas secara periodik pada saat
tidur.
CARA MENINGKATKAN KUALITAS
TIDUR
1.TEKNIK RELAKSASI OTOT
Teknik relaksasi otot dengan merelaksasikan empat kelompok otot besar yaitu:
1. Otot tangan ,lengan bawah dan biseps
2. Otot kepala,muka, dan bahu
3. Otot dada,perut dan otot punggung bagian bawah
4. Otot paha, betis dan kaki
2.Teknik Relaksasi Napas Dalam
Prosedur Relaksasi Napas Dalam
● Tarik napas panjang-panjang dengan tenang, kemudian –sambil menurunkan bahu–
hembuskan napas secara perlahan dari mulut.
● Rasakan aliran besar udara yang keluar masuk dan fokuskan pikiran ke sana.
● Tarik napas, dan rasakan perut dan dada mengembang.
● Buang napas, rasakan bahu menurun dan perut kembali mengecil.
● Ulangi bernapas seperti itu 10-15 kali dan pikiran akan menjadi lebih rileks setiap waktunya.
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian Istirahat Tidur
● Pengumpulan Data
○ Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang
klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentuan
masalah terkait kesehatan klien.
○ Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit
(initial assessment), selama klien dirawat secara terus-
menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah /
melengkapi data (re-assessment
Format Pengkajian Kebutuhan
Istirahat
Lanjutan…
_THANK YOU_

Anda mungkin juga menyukai