Disusun Oleh :
433131420117094
PROFESI NERS
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengaturan Tidur
Kontrol dan regulasi tidur tergantung pada interrelasi antara dua
mekanisme serebral yang bekerja saling berlawanan antara yang
satu dengan lainnya. Keduanya secara intermiten mengaktivasi dan
mensupresi pusat luhur di otak yang mengontrol tidur dan terjaga.
Satu mekanisme menyebabkan individu terjaga, sedangkan
mekanisme lainnya menyebabkan individu tertidur.
Tidur NREM
o Tahap 1
Merupakan tahap tidur yang sangat ringan. Selama tahap
ini orang merasa mengantuk dan relak, mata
berputar/bergerak dari samping ke samping, denyut
jantung dan pernafasan sedikit menurun. Orang dapat
dengan mudah dibangunkan dan tahap ini hanya
beberapa menit.
o Tahap 2
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dimana selama
tidur beberapa proses tubuh secara perlahan menurun.
Mata umumnya tenang. Denyut jantung dan respirasi
menurun sedikit dan demikian pula suhu tubuh. Tahap 2
ini berlangsung sekitar 10-15 menit.
o Tahap 3
Selama tahap ini denyut jantung dan respirasi seperti
juga proses tubuh lainnya, lebih perlahan lagi karena
dominasi sistem saraf parasimpatis. Individu menjadi
lebih sukar dibangunkan. Tidak terganggu dengan
rangsang sensori, otot skeletal sangat relaksasi, reflek
terbatas dan mungkin mendengkur.
o Tahap 4
Tahap ini merupakan tanda tidur dalam, dengan
karakteristik seperti pada tabel 1. Denyut jantung dan
respirasi menurun 20-30% lebih rendah dibandingkan
ketika terjaga. Individu sangat relak, jarang bergerak,
dan sukar dibangunkan. Selama tahap ini mata biasanya
berputar dan dapat terjadi mimpi.
Taha Karakteristik
p
Taha
p
3
Tidur ringan
Mudah dibangunkan
Taha Merupakan 40-45% total waktu tidur
p
Kurang mudah dibangunkan
4
Tidur medium-dalam
Otot secara total relak
Tekanan darah rendah
Tahap tidur dalam
Jarang bergerak
Otot secara lengkap relak
Sukar dibangunkan
Terjadi 30-40 menit mengikuti onset
tidur
Tidur REM.
Tidur REM merupakan 25% tidur orang dewasa muda.
Biasanya berulang kurang lebih setiap 90 menit selama 5-
30 menit. Tidur REM tidak seperti tenangnya tidur
NREM. Selanjutnya mimpi biasanya dingat karena
tergabung dalam memori (Guyton, 1991, dalam Kozier,
1995).
Selama tidur REM, otak sangat aktif dan metabolisme
otak dapat meningkat mencapai 20%. Tidur tipe ini juga
disebut sebagai tidur paradoks (paradoxical sleep) karena
tampak seperti berlawanan, dimana individu untuk
beberapa hal menjadi lebih aktif. Adapun karakteristik
tidur REM adalah
Siklus Tidur
Selama satu siklus tidur, orang akan melewati 4 tahap tidur
NREM, biasanya selama kurang lebih 1 jam pada orang
dewasa. Orang yang tidur (sleeper) dimulai dari tahap 1
tidur NREM kemudian ke tahap 2 – 3 dan 4 selama kurang
lebih 20-30 menit. Tahap 4 memerlukan waktu sekitar 30
menit. Setelah tahap 4 kemudian kembali ketahap 3
selanjutnya tahap 2. Setelah itu memasuki tahap tidur REM,
kurang lebih selama 10 menit. Urutan tersebut merupakan
siklus tidur pertama yang lengkap (Lihat gambar 1,
halaman 17). Biasanya sleeper mengalami 4-6 siklus tidur
selama 7-8 jam. Setiap siklus lamanya sekitar 70 menit
(Kozier, 1995) sampai dengan 90 menit (Wong, 1995).
Orang tidur yang terbangun selama tahapan tidur ini akan
memulai tidur kembali pada tahap 1 tidur NREM dan
kemudian diikuti oleh tahapan lainnya serta tidur REM.
Semakin tenang seseorang, siklus tidur menjadi panjang.
IV. Macam – Macam gangguan yang mungkin terjadi pada system tid
ur
Insomnia, merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit
untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya.
Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang
sulit mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita
akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba.
Somnabulisme atau disebut tidur berjalan.
Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering
terbangun pada malam hari untuk buang air kecil/ BAK.
Apnea/tidak bernapas dan Mendengkur.
Delirium/Mengigau.
Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety
dan dispneu.
Nightmares dan Nightterros (mimpi buruk)
5. Faktor pencetus: apa yang anda lakukan saat tidur? Apa baru-b
aru ini anda mengalami perubahan ditempat kerja atau dirumah?
Obat apa yang digunakan secara teratur? Sudah berapa lama an
da menggunakan obat trsbt. Apakah anda menderita penyakit fi
sik yang dapat mengganggu tidur anda? Apakah anda mengkon
sumsi makanan (mis. Makanan berminyak) atau minuman (bera
lkohol) yang mengganggu tidur anda?
6. Efek pada klien: bagaimana pengaruh kurang tidur ini bagi and
a (tanyakan pada orang terdekat anda apa mengalami perubaha
n perilaku sejak masalah tidur terjadi?). Apakah anda merasa k
antuk berlebihan, sensitive, atau sulit konsentrasi saat terjaga?
Pernahkah tertidur disaat yang tidak tepat?
o Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul
1. Gangguan pola tidur
Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal.
Peneybab:
- Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan se
kitar, suhu, lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau ti
dak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
- Kurang control tidur
- Kurang privasi
- Restrain fisik
- Ketiadaan teman tidur
- Tidak familiar dengan peralatan tidur
Terapeutik
Modifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras dan tempat
tidur)
Batasi waktu tidur
siang, jika perlu
Fasilitasi
menghilangkan
stress sebelum tidur
Tetapkan jadwal
tidur rutin
Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.
Pijat,pengaturan
posisi,terapi
akupresur)
Sesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/atau tindakan
untuk menunjang
siklus tidur terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu
tidur
Anjurkan
menghindari
makann/minuman
yang mengganggu
tidur
Anjurkan
penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung
supresor terhadap
tidur REM
Ajarkan factor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (mis
pisikologis, gaya
hidup, sering
berubah shif kerja)
Anjurkan relaksasi
otot autogenic atau
cara nonfarmalogi
lainny)
Edukasi Aktivitas /
Istirahat
Tindakan
Observasi
Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi\
Terapeutik
Sediakan materi dan
media pengaturan
aktivitas dan
istirahat
Jadwalkan
pemberian
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan
kepada pasien dan
keluarga untuk
bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara
rutin
Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok, aktivitas
bermain atau
aktivitas lainnya,
Anjurkan menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
(mis. Kelelahan,
sesak nafas saat
aktivitas)
Ajarkan cara
mengidentifikasi
target dan jenis
aktivitas sesuai
kemampuan
Daftar pustaka
https://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-gagal-
jantung.html#.XRZLKT8za00
https://bangsalsehat.blogspot.com/
https://askepterkini.blogspot.com/2014/05/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan_9395.html
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesi.
jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI