Populasi India secara konsisten meningkat pasca 1951 dan pada tahun 2001
setelah melewati angka miliaran, India sekarang menjadi negara terpadat kedua
di dunia kedua setelah China. Lembaga studi demografis Prancis,
memperkirakan India akan menempati posisi teratas dengan populasi
mengejutkan 1,6 miliar mengungguli negara terpadat di dunia saat ini, Cina, di
tempat kedua dengan 1,3 miliar orang.1
Pemerintah India memiliki pandangan serius tentang hal ini dan telah
memperkenalkan berbagai program keluarga berencana. Sasaran '’Milenium
Development'’ termasuk meningkatkan kesehatan ibu, mengurangi angka
kematian anak dan memberantas kemiskinan ekstrem, menjadikan kesehatan
reproduksi sebagai tema utama. Ini mensyaratkan bahwa perempuan memiliki
2
Penelitian ini adalah upaya untuk memahami berbagai pengaruh pada praktik
kontrasepsi pada populasi target kelas pekerja, di lingkungan perkotaan milik
strata sosial ekonomi kelas menengah ke bawah masyarakat.
METODE
Sebuah studi prospektif dilakukan di rumah sakit umum di mana pasien berasal
dari populasi pekerja kelas menengah ke bawah.
HASIL
Istri % Suami %
(jumlah) (jumlah)
Buta huruf 4 4,4% 6 6,7%
Sampai 4thstd 4 4,4% 2 2,2%
5th-10th 40 44,4% 36 40%
12th ke atas 42 46,7% 46 51,1%
Total 90 90
Sistem kepercayaan
DISKUSI
perbedaan yang signifikan secara statistik antara Hindu dan Muslim dalam efek
agama pada adopsi kontrasepsi. 8
menunjukkan efek dari pendidikan dan status pekerjaan telah dilakukan oleh
Shapiro D et al. dan Cepuliene R et al.
10 11
Dalam sebuah studi oleh Mary Ann et al. pada wanita pedesaan India dicatat
bahwa mereka percaya metode reversibel modern dan vasektomi memiliki risiko
fisik dan sosial yang tinggi.
3
KESIMPULAN
Studi kami memberikan wawasan tentang kesadaran dan pemanfaatan metode
keluarga berencana dan faktor-faktor yang berperan penting dalam memutuskan
penggunaannya. Informasi ini, meskipun tidak dapat digeneralisasi untuk semua
wanita karena terbatasnya sifat penelitian ini, memberikan pemahaman
tentang pola perilaku. Program-program untuk keluarga berencana kemungkinan
akan lebih berhasil ketika mereka melampaui batas-batas konvensional
penyediaan layanan untuk mempengaruhi dan mengubah faktor budaya dan
keluarga yang membatasi penggunaan kontrasepsi sukarela. Tantangannya
tetap, bahwa jika kesadaran akan kontrasepsi dan pilihannya ada, bagaimana
kita meningkatkan penggunaannya? Pemerintah dan penyedia layanannya perlu
berupaya menerapkan strategi yang bertujuan untuk menutup kesenjangan ini.