Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS: TEKNIK
PROGRAM STUDI/ JENJANG: TEKNIK INDUSTRI/ SARJANA (S1)

Nomor Dokumen 02.04.03.00


Tanggal Efektif 1 Maret 2020
TUGAS BESAR KE-01

W161700027 / PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Disusun oleh Tosty Maylangi Sitorus, ST., MT.

BAGIAN A - DIISI MAHASISWA


Nama / NIM : Kode Mata Kuliah
1. Murniasih Setiani Andaru / 41618120053 W161700027
2. Qurina Syahida / 41619110073
3. Farida Wahyu Prasetyani / 41619110074
4. Arum Melati Suci / 41619110034
5. Aisiy Khairunnisa / 41619110062
Nama Dosen Jenis Asesment
Tosty Maylangi Sitorus, ST., MT. Tugas Besar 1
Kode / Nama Mata Kuliah Batas Akhir Pengumpulan
W161700027 10 April 2020
Nomor Tugas / Judul Adanya Perpanjangan atau Pengumpulan
Boleh Terlambat
Tugas Besar 1/ Perancangan Tata Letak Fasilitas
Tidak
Tempo Tugas Jenis Tugas % Tugas Diberikan
(Minggu) Kelompok 30 % 7 Maret 2020
6 Minggu
Pernyataan:
Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca dan
setuju untuk mematuhi peraturan UMB tentang plagiarisme dan penjiplakan dan kebijakan dan
prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan sehingga tidak ada
unsur plagiarisme atau penjiplakan akademik.
Murniasih Setiani Qurina Syahida Farida Wahyu P. Arum Melati Suci Aisiy Khairunnisa
41618120053 41619110073 41619110074 41619110034 41619110062

BAGIAN B - DIISI DOSEN PENGAMPU


Capaian Pembelajaran (CPMK):
1. CPMK-1 : Memiliki pengetahuan tentang prinsip perancangan tata letak fasilitas (P-2 dan P-4)
2. CPMK-2 : Mampu menjelaskan tentang teknik perancangan tata letak fasilitas dan model-model
lanjut perencanaan fasilitas (P-4)
3. CPMK-3 : Mampu mengkaji implikasi pengembangan / mengimplementasikan perancangan tata
letak fasilitas utama dan pendukung dengan pendekatan teknologi terkini (KU-2)
Komponen Penilaian Nilai Nilai
Maksimal Diberikan
1. Pendahuluan terhadap produk yang dipilih 10
2. Penentuan Lokasi 10
3. Analisis terhadap produk, proses, dan penjadwalan 20
4. Pemilihan Tata Letak 20
5. Desain stasiun Kerja 20
6. Material flow system di lantai produksi 20
Tanda tangan Tanggal Total Total
100

Apakah ada penambahan waktu? Pengurangan keterlambatan Pengurangan: Nilai


Kesepakatan pengumpulan: pengumpulan: Akhir:

Koordinator Mata Kuliah/ Kelompok Ya / Tidak


Bidang Ilmu
Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain:
KRITERIA DAN SKALA PENILAIAN
PROGRAM SARJANA (S1)

No Nilai Skala Kriteria


Istimewa. Isi laporan menunjukkan orisinalitas ide dan analisis
yang baik. Penjelasan konsep yang komprehensif dan lengkap yang
A 80 – 100 dengan jelas menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang
1 topik. Koherensi ide dan struktur yang bagus dalam penugasan,
penggunaan sitasi sesuai dan relevan terhadap topik.
Sangat Baik. Penulisan baik disertai bukti Perancangan yang
relevan. Pengetahuan topik dan logika pemahaman yang baik.
2 B+ 74 - 79,99 Beberapa ide kurang dijelaskan dengan tepat tapi kemampuan
penggunaan bukti cukup, didukung dengan sumber bacaan yang
sesuai.
Baik. Menunjukkan kemampuan untuk memahami ide, didukung
materi yang baik dari hasil bacaan yang relevan. perancangan yang
3 B 68 - 73,99 relevan dengan pengetahuan aplikatif ditunjukan. Sekitar 50% isi
tidak dijelaskan secara detail atau pernyataan tidak didukung bukti
yang relevan dan kurangnya sitasi.
Cukup Baik. Kualitas perancangan dan pemahaman tentang ide
masih dalam level bisa diterima. Penjelasan menunjukkan
C+ 62 - 67,99
4 pengetahuan mendasar. Orisinalitas isi kurang baik, susunan,
struktur dan format laporan cukup baik.
Cukup. Pemahaman dan penguasaan materi yang diaplikasikan
masuk akal sesuai ide, tetapi kurang didukung penjelasan yang
5 C 56 - 61,99 relevan. Bukti material yang ditunjukkan ada tapi sitasi tidak ditulis
secara baik. Isi laporan berisi penjelasan yang bersifat deskriptif dan
kurang relevan.
Kurang. Penjelasan isi kurang baik dan beberapa bagian
perancangan tidak relevan dengan konsep. Sebagian besar isi
D 45 - 55,99
6 diperoleh hanya dari bahan kuliah dan kurang dari sumber bacaan
lain. Sitasi tidak ditulis dengan baik.
E < 45 Tidak Lulus. Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima.
Kurangnya kemampuan dalam menjelaskan ide. Struktur isi tidak
terorganisasi dengan baik. perancangan tidak relevan. Orisinalitas isi
7 sangat diragukan. Kemampuan komunikasi dan presentasi yang
tidak baik.

PERTANYAAN TUGAS

Dalam tugas besar 1 ini, Anda diminta menyiapkan desain konsep tata letak salah satu
departemen pada suatu pabrik. Dalam mengerjakan tugas ini Anda diminta bekerja dalam
kelompok. Langkah pertama kelompok Anda diminta untuk menentukan objek (produk).
Sebagai perekayasa dan inovator, anda diminta untuk melakukan investigasi serta relevansi
terhadap salah satu bagian dari pabrik yang didalamnya akan diproduksi produk anda. Untuk
dijadikan pertimbangan, pemilihan dan metode yang efektif untuk melakukan perancangan
tata letak.

Pertanyaan 1. prinsip perancangan tata letak fasilitas (CPMK-1)


1. Pendahuluan terhadap produk yang dipilih
Tata letak merupakan bagian vital dari sebuah perusahaan. Tata letak mempengaruhi
perusahaan dari berbagai segi yaitu segi proses, kapasitas, fleksibilitas, biaya, kualitas
linkungan kerja, dll. Penggunaan tata letak yang bagus akan menghasilkan aliran yang
efisien, jarak pemindahan bahan yang lebih pendek, waktu transportasi yang lebih singkat,
serta mengeluarkan biaya pemindahan bahan yang minimum.
Salah satu tata letak yang diperhatikan dalam dunia manufaktur yaitu tata letak gudang.
Penggunaan gudang bahan baku (storage) dan gudang produk jadi (warehouse) sangatlah
penting. Biasanya bahan baku tidak langsung ditempatkan di ruang produksi, tetapi diletakan
di gudang bahan baku terlebih dahulu. Begitu pula produk jadi yang tidak langsung di
distribusikan kepada konsumen, tetapi diletakkan di gudang produk jadi terlebih dahulu. Hal
ini lah yang mendorong perusahaan untuk membuat tata letak gudang yang baik.
Gudang merupakan suatu area terpisah yang digunakan untuk menyimpan bahan baku,
part dan juga persediaan (meyera,2000). Tujuan utama adanya gudang adalah untuk
memenuhi kebutuhan pembeli. Oleh karena itu proses di dalam gudang biasanya memakan
waktu dan biaya yang tidak sedikit. Waktu dan biaya dapat diminimalkan jika seluruh proses
di gudang efektif dan efisien. Tata letak inilah salah satu aspek yang berpengaruh terhadap
efektifitas dan efisiensi gudang. Oleh karena itu, gudang harus memiliki tata letak yang baik.
Hal-hal yang diperhatikan dalam tata letak salah satunya yaitu efektifitas dan efisiensi
pemasukan dan pengeluaran barang di gudang. Keefektifan dan keefisiensi proses pemasukan
dan pengeluaran barang dapat dicapai dengan menyusun barang dengan baik agar tempat
yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pengaturan posisi peletakan dan
pengelompokan barang juga diperlukan agar proses pengeluaran kembali barang dapat lebih
mudah. Observasi mengenai gudang ini akan dilakukan di PT Sankyo Indonesia.
PT Sankyo Indonesia adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
elektronik industri yang terintegrasi terdiri dari pemintalan benang, menenun kain selimut,
memproduksi kawat pemanas dan kabel AC dan perakitan selimut listrik dan karpet listrik
(bantal).
Pemilihan produk pada tugas perancangan tata letak fasilitas ini, kami memilih
produk selimut elektrik.  Hal ini karena selimut elektrik memiliki banyak kegunaan. Panas
yang memancar dari selimut pemanas membantu tubuh untuk beregenerasi dan efektif
melawan nyeri punggung dan juga pada beberapa penyakit rematik atau arthrosis sebagai
terapi panas. Area kamar tidur harus dijaga lebih dingin daripada kamar lainnya, namun
tubuh harus mendapatkan kehangatan yang dibutuhkan untuk menemukan tidur yang santai.
Selimut pemanas menghangatkan tubuh, tapi tidak terlalu panas ruangan dan tidak
mengeringkan udara ruangan. Tubuh ditenangkan dan menemukan relaksasi. Hal ini
membuat selimut pemanas menjadi sarana serbaguna untuk memasok setiap orang dengan
suhu kenyamanan mereka sendiri.
Terdapat 4 gudang di PT Sankyo Indonesia antara lain , yaitu : Gudang raw material,
material, Gudang setengah jadi, dan Gudang finish good. Gudang material digunakan untuk
menyimpan bahan material pendukung, gudang raw material digunakan untuk menyimpan
bahan baku utama, gudang ½ jadi digunakan untuk menyimpan bahan setengah proses , dan
gudang finishgood digunakan untuk menyimpan produk jadi sebelum di distribusikan kepada
konsumen.
Tata letak gudang yang tidak teratur mengakibatkan beberapa masalah di gudang PT.
Sankyo Indonesia. Hal ini mengakibatkan pekerja mengalami kesulitas dalam mengeluarkan
dan memasukkan barang. Sehingga pada tugas perancangan tata letak fasilitas ini, penulis
akan memberikan desain rancangan tata letak gudang di PT. Sankyo Indonesia. Perancangan
desain tata letak ini akan disesuaikan dengan lahan yang tersedia dan berdasarkan rencana
pemilik agar dapat memperlancar jalannya kegiatan keluar dan masuk barang di PT. Sankyo
Indonesia.
1. Penetuan Loksai Pabrik yang dipilih menggunakan metode yang telah dipelajari
Metode Ranking Prosedure
Terdapat beberapa metode dalam penentuan lokasi pabrik. Pada kasus kali ini yaitu
penentuan lokasi pabrik di PT. Sankyo Indonesia. Penulis menggunakan metode
penentuan lokasi yaitu Ranking Prosedure.. Berikut ini merupakan perhitungan dalam
menentukan lokasi dengan metode Ranking Prosedure, antara lain yaitu :
1. Penentuan alternative lokasi gudang
Alternatif lokasi 1 : Sragen
Alternatif lokasi 2 : Pasuruan
Alternatif lokasi 3 : Majalengka
2. Terdapat 3 faktor penentu dan diberikan bobot, yaitu :
Ketersediaan bahan baku : 35 %
Tenaga Kerja : 30 %
Transportasi : 35 %
3. Kemudian dengan menggunakan skor nilai antara 0-10 diberikan penilaian sbb :

Faktor Penentu Lokasi Sragen Lokasi Pasuruan Lokasi Majalengka

Ketersediaan bahan
6 5 7
baku : 35 %

Tenaga Kerja : 30 % 8 7 5

Transportasi : 35 % 7 8 6

4. Penentuan total nilai dari masing-masing alternative lokasi :

Lokasi Sragen : (35% x 6) + (30% x 8) + (35% x 7) = 2,1 + 2,4 + 2,45 = 6,95

Lokasi Pasuruan : (35% x 5) + (30% x 7) + (35% x 8) = 1,75 + 2,1 + 2,8 = 6,65

Lokasi Majalengka : (35% x 7) + (30% x 6) + (35% x 6) = 2,45 + 1,8 + 2,1= 6,35

Sehingga dihasilkan nilai terbesar adalah Sragen dengan total 6,95. Sehingga sidoarjo
dipilih sebagai lokasi pendirian pabrik sebagai alternative terbaik.

Metode Pusat Grafitasi


Terdapat beberapa metode dalam penentuan lokasi pabrik. Pada kasus kali ini yaitu
penentuan lokasi pabrik di PT. Sankyo Indonesia. Penulis menggunakan metode
penentuan lokasi yaitu Metode Pusat Gravitasi, dimana hasil studi kelayakan diperoleh
alternative dan koordinat lokasi (dalam satuan km) sebagai berikut :

Lokasi A (17 ; 27)

Lokasi B (24 ; 10)

Lokasi C (30 ; 12)

Dengan daerah pemasaran beserta kebutuhan di 5 tempat :

P (15;5) 42
Q (18;23) 56
R (24;45) 37
S (33;22) 48
T (18;27) 62

Lokasi A = 42 + 56 + 37

+ 48 + 62

= 2739,92
Lokasi B = 42 + 56 + 37

+ 48 + 62

= 4366,96

Lokasi C =42 + 56 + 37

+ 48 + 62

= 4539,97

Sehingga, Lokasi yang dipilih adalah Lokasi A.

Pertanyaan 2. teknik perancangan tata letak fasilitas dan model-model lanjut perencanaan
fasilitas (CPMK-2)
1. Analisis terhadap produk, proses, dan penjadwalan
Selimut Elektrik
Analisa Produk
Penggunaan selimut elektrik menggunakan udara yang dipanaskan dan dialirkan
melalui selang (konveksi) dengan mesin pemanas yang bisa diatur suhu dan sensor suhu
panas untuk mengukur suhu udara yang keluar menyebabkan kenaikan suhu tubuh
sebagai akibat terpapar udara panas dan mencegah kehilangan panas tubuh.  Selimut listrik
menggunakan kawat berinsulasi atau elemen pemanas yang dimasukkan ke dalam kain yang
memanas ketika dicolokkan. Unit kontrol suhu, yang terletak di antara selimut dan outlet
listrik, mengatur jumlah arus yang masuk ke elemen panas dalam selimut.

Proses Produksi dan Produk yang dihasilkan

1. Proses Spinning
Merupakan proses manufacturing atau perubahan serat menjadi benang. Adapun
prosesnya yaitu mula-mula proses pencampuran dimesin mixing, pembukaan dan
pembersihan dimesin blowing dan dihasilkan gulungan lap. Gulungan kemudian
diproses dengan mesin carding, lapakan mengalami proses pembersihan dan
penguraian lebih lanjut sehingga menghasilkan serat-serat individu. Hasil serat
carding belum lurus dan rapi maka diproses lebih lanjut dengan mesin roving dan ring
spinning untuk membuat diameter benang yang diinginkan,meningkatkan kekuatan
tarik, dan penggulungan benang.
2. Proses Blanket
Proses pembentukan kain selimut dari bahan baku benang yang sudah dipintal
berbentuk gulungan yang digulung pada bobbin. Proses penguraian ini disebut dengan
proses Likas, likas dijalankan dengan mesin dan dijalankan oleh 1 orang yang 32
mengikat uraian benang sampai dicapai ketebalan benang yang diinginkan, kemudian
diproses penenunan kain atau weaving untuk menghasilkan benang dengan pola yang
diinginkan. Setelah kain sudah jadi lembaran kemudian dipotong sesuai standar
ukuran. kain yang sudah jadi kemudian di brushing/penyikatan untuk membentuk
bulu bulu halus dan lembut pada selimut.
3. Proses heater wire
Pembuatan kabel untuk memberi elemen panas listrik pada selimut. Heater wire yang
dihasilkan akan diproses insert dengan kain blanket. Pada proses heater wire sendiri
panjang heater wire akan dipotong sesuai kebutuhan selimut per type yang akan
dibuat, heater wire yang telah dipotong kemudian akan disolder dengan komponen
lainnya seperti dengan Pin, terminal, solder wire, mold dan pvc.
4. Proses Ac Cord
Proses pembentukan kabel ac cord yang akan digunakan untuk menghubungkan
selimut dengan aliran listrik. Komponen seperti Inner Body Plug, Pin R, plug blade,
snap in terminal, dan Vynil, cable di potong kemudian dirakit dan disolder.
5. Proses Controller
Pada proses controller yaitu terjadi penggabungan AC Cord dan Power cord, Case,
PCB, knob dan komponen lainnya menjadi controller yang digunakan sebagai
pengatur suhu selimut bagi customer.
6. Proses Assembling
Proses ini merupakan proses perakitan keseluruhan komponen heater wire, kain
blanket atau kain selimut dan Ac Cord-Controller. Proses awal dari proses assembling
diawali dari proses inserting yaitu penggabungan heater wire dan blanket yang sudah
jadi untuk selanjutnya diproses sewing yaitu penjahitan dan perapihan selimut dan
heater wire yang terpasang. Proses pemasangan joint box dan aging dilakukan setelah
proses sewing selesai, joint box dipasang untuk menghubungkan blanket yang telah
terpasang heater wire dengan ac cord-controller yang telah dirakit. Proses ini
kemudian aging yaitu menguji dari semua rangkaian komponen berfungi dengan baik
atau tidak. Aging sendiri tidak hanya dilakukan pengetesan hasil panas atau suhu
namun juga hambatan listrik yang dihasilkan, kebocoran listrik yang membahayakan
customer dan kemungkinan material lain yang tidak diinginkan masuk kedalam
produk.
Setelah semua komponen lolos uji selimut dan Ac Cord Controller di packing.
Pengepakan harus sesuai dengan prosedur yang telah dietapkan untuk melindungi
produk jadi yang siap dipasarkan. Komponen lain seperti manual book dan lainnya
juga hal penting yang harus diperhatikan saat proses packing, pastikan semua
komponen lengkap.

Penjadwalan
Maret 2020 April 2020
NO Jadwal Kegiatan
W-1 W-2 W-3 W-4 W-1 W-2 W-3 W-4
1 Pemesanan bahan baku
(Raw materials)
2 Penerimaan Raw Materials
3 Proses Pembuatan Selimut
Elektrik
4 Quality Control Produk Jadi
5 Penyimpanan Produk Jadi
6 Pengiriman Produk Jadi ke
Distributor

2. Pemilihan Tata Letak


Tipe tata letak di PT.Sankyo Indonesia dibuat dengan Layout Celluler. Proses produksi di
PT.Sankyo Indonesia ada beberapa tahap yaitu, Proses pembuatan benang, pemintalan
benang, pembuatan lembaran kain selimut, pembuatan Heater wire, pembuatan Ac Cord
dan Controller, keseluruhan material dirakit di proses terakhir yaitu proses assembling.
Sehingga terdapat 6 line produksi antara lain, yaitu :
a. Spinning
Proses spinning merupakan pembuatan benang sebelum menjadi lembaran kain. Proses
ini meupakan tahap awal saat akan pembuatan selimut. Benang sendiri terdiri atas tiga
bahan baku utama yaitu polyester, acrylic dan rayon fiber yang merupakan bahan baku
utama pembuatan elimut.
b. Blanket
Proses blanket merupakan proses lanjutan dari proses spinning. Dari benang- benang
yang telah selesai diproduksi di departemen spinning ditenun untuk menghasilkan
lembaran kain selimut. Pada proses ini pembuatan selimut berdasarkan ukuran
standard sesuai permintaan costumer.
c. Heater Wire
Proses heater wire merupakan proses pembuatan kabel pemanas yang akan di rakit
pada selimut. Panjang kecilnya kabel heater wire ditentukan dari standar produksi yang
telah ada. Sesuai type produk.
d. Ac Cord
Prose ini merupakan pembuatan kabel ac cord yang digunakan untuk menyambungkan
selimut yang telah jadi dalam sumber listrik. Dept Ac Cord erat kaitannya dengan
proses Controller.
e. Controller
Proses controller merupakan proses perakitan Ac Cord finish good dengan Controller
dan part lainnya. Pada proses kabel ac cord diberikan controller berguna sebagai
setting suhu sesuai selera pada saat akan digunakan.
f. Assembling
Assembling merupakan proses perakitan akhir dari semua komponen yang dihasilkan.
Proses ini memiliki beberapa proses produksi didalamnya, yaitu :
1. Proses inserting merupakan proses menyatukan heater wire kedalam telah selesai
di insert kain blanket.
2. Proses sewing merupakan proses penjahitan terhadap produk yang blanket telah
jadi. Blanket
3. Proses joint box dan aging
Proses joint box merupakan pemasangan joint box sebagai sambungan controller.
Sedangkan aging merupakan proses pengetesan joint box dan controller sebelum
dilakukan proses packing untuk memastikan semua komponen berfungsi dengan
baik.
4. Proses packing
Proses packing merupakan proses terakhir dalam proses produksi sebelum
disimpan sebagai produk finish good. Dalam proses ini produk perlu ditata dengan
benar agar tidak merusak komponen, tidak salah meletakan produk sesuai type
kemasan serta penambahan akeseoris manual box sebagai acuan cara penggunaan.
Pertanyaan 3. implikasi pengembangan / mengimplementasikan perancangan tata letak
fasilitas utama dan pendukung dengan pendekatan teknologi terkini (CPMK-3)
1. Desain stasiun Kerja
Berikut merupakan Desaih 3D Dari Departemen Gudang (Penyimpanan)
1. Desain 3D Keseluruhan Gudang

Gambar 1. Desain 3D Keseluruhan Gudang


2. Desain 3D Bagian Dalam Gudang

Gambar 2. Desain 3D Bagian Dalam Gudang


3. Desain 3D Bagian Depan Dalam Gudang
Gambar 3. Desain 3D Bagian Depan Dalam Gudang

Berikut merupakan Desaih 2D Dari Departemen Gudang (Penyimpanan)

Gambar 4. Desain 2D Gudang (Penyimpanan)


Tabel 1. Keterangan Gambar 4
Nomor Keterangan
1 Gudang Finish Good
2 Gudang Material
3 Gudang Product ½ jadi
4 Gudang Raw Material

2. material flow system di lantai produksi

Instruksi Pengumpulan Tugas:


 Kumpulkan laporan soft copy perancangan tata letak fasilitas dan laporan perancangan
dalam word ukuran font 12, Times New Roman, spasi 1.5 dan ditulis rata kiri dan kanan
(justified).
 Laporan ditulis dengan langsung menjawab pertanyaan yang diberikan dan tidak
perlu ada pendahuluan, landasan teori dan sebagainya.
 Semua bukti yang bukan dokumen pribadi harus disertakan sitasi di dalam teks kemudian
ditampilkan referensinya. Gunakan metode APA untuk menulis referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Widjaja, F. (2017). Perancangan tata letak gudang pada CV. Sapta Tunggal Jaya.
Yohanes, A. (2012). ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA
GUDANG BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE
STORAGE DI PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG. Jurnal Ilmiah Dinamika
Teknik, 6(1).
BORANG PEER ASSESSMENT

Nama mahasiswa yang dinilai: Aisiy Khairunnisa / 41619110062


Beri penilaian sebagai berikut: 3-Excellent, 2-Moderate, 1-Poor
Excellent carries 2 mark, Moderate carries 1 mark and Poor carries 0.5 mark.

Table 1. Peer assessment criteria

Kriteria 3 2 1

1 Pendahuluan terhadap produk yang dipilih

2 Pemilihan Lokasi Pabrik

3 Analisis terhadap produk, proses, dan penjadwalan

4 Pemilihan Tata Letak

5 Desain stasiun Kerja

6 Material flow system di lantai produksi

Anda mungkin juga menyukai