Anda di halaman 1dari 44

Nama : Derika Putri Fihadi (35112190006)

Indi Azktika Ulinuha (35112190019)

Kelas : AE-A2

ANALISA MENGENAI PT. Aneka Gas Industri Tbk

 PROSPEKTUS-OBLIGASI

Keterangan Tentang Efek Bersifat Utang Yang Ditawarkan

 Nama Obligasi : Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap I Tahun 2017.

 Jenis Obligasi : Obligasi diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang
diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan
Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening.

 Jumlah Obligasi Yang Ditawarkan : Seluruh nilai Pokok Obligasi yang akan dikeluarkan
berjumlah sebanyak-banyaknya sebesar
Rp100.000.000.000,- (seratus miliar
Rupiah) terbagi dalam 2 (dua) Seri dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Sebesar Rp43.000.000.000,- (empat puluh tiga miliar Rupiah), ditawarkan dan
dijamin dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment) dan terdiri dari 2
(dua) seri:
a. Obligasi Seri A dalam jumlah Pokok Obligasi sebesar Rp32.000.000.000,-
(Tiga Puluh Dua Miliar Rupiah); dan
b. Obligasi Seri B dalam jumlah Pokok Obligasi sebesar Rp11.000.000.000,-
(Sebelas Miliar Rupiah).

2. Sebanyak-banyaknya Rp57.000.000.000,- (lima puluh tujuh miliar Rupiah)


dan dijamin secara Kesanggupan Terbaik (Best Effort).

Jumlah Pokok Obligasi tersebut dapat berkurang sehubungan dengan pelunasan Pokok
Obligasi dari masing-masing Seri Obligasi dan/atau pembelian kembali sebagai
pelunasan Obligasi sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo Obligasi sesuai
dengan ketentuan Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan

 Harga Penawaran : 100% (seratus persen) dari Nilai Nominal Obligasi.

 Jangka Waktu Obligasi : a. Seri A: 3 (tiga) tahun


b. Seri B: 5 (lima) tahun

 Tingkat Suku Bunga Obligasi : a. Seri A sebesar 9,90% (Sembilan koma sembilan puluh
persen) per tahun
b. Seri B sebesar 10,35% (sepuluh koma tiga lima persen)
per tahun

Pembayaran Bu nga Obligasi ke-1 (pertama) akan dilakukan pada tanggal 6 September
2017, sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir dan Pokok Obligasi akan
dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi, yaitu pada tanggal 6 Juni 2020 untuk Seri A
dan tanggal 6 Juni 2022 untuk Seri B.
 Satuan Pemindahbukuan : Rp1,- (satu Rupiah) atau kelipatannya. Satu Satuan
Pemindahbukuan Obligasi memberikan hak kepada pemegangnya untuk mendapatkan 1
(satu) suara dalam RUPO.

 Periode Pembayaran Bunga Obligasi : 3 (tiga) bulan / Triwulanan terhitung sejak Tanggal
Emisi.

 Jaminan : Obligasi dijamin dengan jaminan khusus sebesar 50% (lima puluh persen) dari
Pokok Obligasi dan dengan jaminan umum sebesar 50% (lima puluh persen) dari Pokok
Obligasi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi.

 Penyisihan Dana (Sinking Fund) : Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana


untuk Obligasi ini dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil
Penawaran Umum Obligasi ini sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana hasil
Penawaran Umum Obligasi.

 Pembelian Kembali (Buy Back) : Satu tahun setelah Tanggal Penjatahan, Perseroan dapat
melakukan pembelian kembali untuk sebagian atau seluruh Obligasi sebelum Tanggal
Pelunasan Pokok Obligasi dan Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan
pembelian kembali tersebut untuk dipergunakan sebagai pelunasan Obligasi atau
disimpan dengan memperhatikan ketentuan dan perundangperundangan yang berlaku.
Obligasi yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan dikemudian hari dapat dijual
kembali dan/atau diberlakukan sebagai pelunasan Obligasi dan Obligasi ini tidak berhak
atas Bunga Obligasi. Rencana pembelian kembali diumumkan selambat-lambatnya 2
(dua) Hari Kerja sebelum tanggal permulaan penawaran pembelian kembali Obligasi.
Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilakukannya pembelian kembali Obligasi,
Perseroan wajib mengumumkan perihal pembelian kembali Obligasi tersebut paling
sedikit pada 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia berperedaran nasional. Keterangan
lebih lanjut mengenai Pembelian Kembali diuraikan dalam Bab XVII Prospektus ini
perihal Keterangan Tentang Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap I Tahun
2017. Peringkat Obligasi : A-(idn) (Single A Minus) dari Fitch Ratings Indonesia
 Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk

 Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI

1. Menerima pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi dari Perseroan
yang dibayarkan melalui KSEI sebagai Agen Pembayaran pada tanggal Pelunasan Pokok
dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Pokok Obligasi harus dilunasi
dengannilai yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis
yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi.

2. Pemegang Obligasi yang berhak atas Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi yang
namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening pada 4 (empat) Hari Kerja sebelum Tanggal
Pembayaran Bunga Obligasi kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan KSEI
yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi transaksi Obligasi dalam waktu 4 (empat) Hari Kerja
sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi, pembeli Obligasi yang menerima pengalihan
Obligasi tersebut tidak berhak atas Bunga Obligasi pada periode Bunga Obligasi yang
bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan KSEI yang berlaku.

3. Apabila lewat jatuh tempo Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan/atau Tanggal Pembayaran
Bunga Obligasi, Perseroan harus membayar denda atas jumlah dana yang wajib dibayar. Jumlah
denda tersebut dihitung berdasarkan hari yang lewat yang dihitung sejak tidak dibayarnya dana
tersebut atau menurut ketentuan Perjanjian Agen Pembayaran, dengan ketentuan bahwa 1 (satu)
tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh)
Hari Kalender sampai dengan jumlah dana dan denda yang harus dibayar tersebut di atas
dilunasi.

4. Denda yang dibayar oleh Perseroan yang merupakan hak Pemegang Obligasi akan dibayarkan
kepada Pemegang Obligasi sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan secara
proporsional berdasarkan besarnya Obligasi yang dimilikinya.

5. Setiap Obligasi sebesar Rp1,- (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO,
dengan demikian setiap Pemegang Obligasi dalam RUPO mempunyai hak untuk mengeluarkan
suara sejumlah Obligasi yang dimilikinya .

6. Pemegang Obligasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili paling sedikit
lebih dari 20% (dua puluh persen) dari jumlah Obligasi yang belum dilunasi tidak termasuk
Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya kecuali hubungan Afiliasi tersebut
terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah, mengajukan permintaan tertulis
kepada Wali Amanat untuk diselenggarakan RUPO dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan
tertulis dimaksud harus memuat acara yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya
KTUR tersebut, Obligasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi yang mengajukan permintaan
tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Obligasi yang tercantum
dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat.

7. Jaminan Obligasi Guna menjamin pembayaran dari seluruh jumlah uang yang oleh sebab
apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berdasarkan
Perjanjian Perwaliamanatan dan Pengakuan Hutang, Perseroan berjanji akan memberikan
jaminan kepada Pemegang Obligasi berupa aset tetap sebagaimana tersebut dibawah ini, untuk
kepentingan Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat, dimana untuk pemberian jaminan
tersebut Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari telah mendapat persetujuan dari Dewan
Komisaris PT Aneka Gas Industri Tbk sebagaimana ternyata dari Keputusan Sirkuler sebagai
pengganti Rapat Dewan Komisaris yang ditandatangani oleh seluruh Komisaris PT Aneka Gas
Industri Tbk tertanggal 01-03-2017 (satu Maret dua ribu tujuh belas), yang dibuat dibawah
tangan bermeterai cukup dan aslinya dilekatkan pada minuta Akta Nomor: 49 tanggal 21-03-
2017 (dua puluh satu Maret dua ribu tujuh belas) dan Perseroan menyatakan telah memenuhi
seluruh persyaratan dan ketentuan dalam anggaran dasarnya dan peraturan perundangan yang
berlaku, dengan ketentuan sebagai berikut:
Jenis Benda Jaminan adalah:

a) Aset tetap berupa tanah berikut bangunan beserta sarana pelengkap lainnya yang
berdiri di atas tanah tersebut, ada dan yang akan ada dikemudian hari berada dan/atau
diperoleh atas bidang tanah tersebut yang dapat dianggap sebagai benda jaminan,
dengan hak tanggungan peringkat pertama, untuk kepentingan Pemegang Obligasi
melalui Wali Amanat, yaitu sebagai berikut:

 Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor: 1208 seluas 15,148 m2 (lima belas ribu seratus
empat puluh delapan meter persegi) sebagaimana diuraikan dalam Gambar Situasi
Nomor: 222/1998, tanggal 20-04-1998 (dua puluh April seribu sembilan ratus sembilan
puluh delapan, Sertifikat diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi,
pada tanggal 30-12-1999 (tiga puluh Desember seribu sembilan ratus sembilan puluh
sembilan) dan berakhir pada tanggal 24-09-2026 (dua puluh empat September dua ribu
dua puluh enam).

Sebidang tanah tersebut di atas terletak di:


Alamat : Kawasan Industri Jababeka 2, Jalan Industri Selatan IV Blok PP No. 4A
Propinsi : Jawa Barat
Kabupaten : Bekasi
Kecamatan : Cikarang Selatan
Desa : Pasirsari Yang tercatat atas nama PT Aneka Gas Industri.
termasuk bangunan berikut sarana pelengkap lainnya yang ada dan yang kelak kemudian
hari akan berada dan/atau diperoleh atas bidang-bidang tanah hak guna bangunan
tersebut, yang menurut sifat, peruntukannya atau yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dapat dianggap sebagai barang
tidak bergerak termasuk hak tagih atas tagihan asuransi berdasarkan polis asuransi atas
segala sesuatu yang sekarang ada maupun yang kelak dikemudian hari akan berada
dan/atau diperoleh atas bidang-bidang tanah tersebut di atas yang menurut sifat
peruntukannya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik
Indonesia dianggap sebagai barang tidak bergerak yang ada diatasnya. Penjaminan atas
tanah dan bangunan berikut sarana pelengkap lainnya yang ada dan yang kelak kemudian
hari akan berada dan/atau diperoleh atas bidang-bidang tanah hak guna bangunan
tersebut, yang dijamin dengan Hak Tanggungan peringkat pertama atas tanah-tanah
beserta bangunan-bangunan, dan sarana-sarana pelengkap lainnya, sebagaimana berlaku.

Nilai Benda Jaminan:

- Nilai Jaminan selambat-lambatnya 14 (empat belas) Hari Kerja sejak Tanggal Emisi, dengan
jumlah sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai Pokok Obligasi.

- Penilaian atas benda Jaminan yang dijamin sebagaimana tercantum dalam Pasal 11.1 Perjanjian
Perwaliamanatan, dari Perusahaan Penilai Independen KJPP Toto Suharto & Rekan, sesuai
dengan suratnya tertanggal 20-03-2017 (dua puluh Maret dua ribu tujuh belas), Nomor laporan:
P.PP.17.16.0122.2 dengan hasil penilaian Jaminan adalah sebesar Rp72.777.618.000,- (tujuh
puluh dua miliar tujuh ratus tujuh puluh tujuh juta delapan ratus delapan belas ribu Rupiah).

Status Kepemilikan:

Aset tetap berupa tanah berikut bangunan dan sarana pelengkap lainnya yang berdiri di atas
tanah tersebut adalah milik Perseroan dan tercatat atas nama Perseroan sebagaimana tersebut
dalam Pasal 11.1 Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi, dan Perseroan menjamin kepada Wali
Amanat bahwa Jaminan yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Perjanjian
Perwaliamanatan Obligasi:

a. Tidak terikat tanggungan untuk menjamin suatu utang lain

b. Tidak akan dialihkan dan/atau dibebankan sebagai jamina

c. Tidak dalam sengketa


d. Tidak sedang dalam keadaan disita

Dengan demikian baik sekarang maupun nanti pada waktunya Pemegang Obligasi dalam hal ini
diwakili oleh Wali Amanat tidak akan mendapat tuntutan dan gugatan dari pihak lain yang turut
mempunyai hak atas jaminan tersebut.

Pembebanan atau Pengikatan Jaminan:

Agar Jaminan sebagaimana maksud dalam Pasal 11.1 Perjanjian Perwaliamanatan menjadi
jaminan yang bersifat preferen bagi Pemegang Obligasi, maka Perseroan berjanji dan
mengikatkan diri untuk menandatangani akta jaminan dengan Hak Tanggungan peringkat
pertama sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang
Berkaitan Atas Tanah.

Dalam rangka pembebanan Hak Tanggungan peringkat pertama, Perseroan wajib


menandatangani Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT) dengan Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT) yang ditunjuk oleh Perseroan dengan persetujuan Wali Amanat. Penandatanganan
APHT wajib dilaksanakan selambatlambatnya 14 (empat belas) Hari Kerja sejak Tanggal Emisi
dan atas beban biaya dari Perseroan. Wali Amanat dengan bantuan PPAT wajib melakukan
pendaftaran selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja kepada Kantor Badan Pertanahan Nasional
setempat sejak ditandatanganinya APHT atas Jaminan dengan ketentuan bahwa Perseroan telah
memenuhi seluruh persyaratan yang diperlukan guna dapat dilakukannya permohonan
pendaftaran hak tanggungan tersebut dan terpenuhinya semua persyaratan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, namun Wali Amanat tidak bertanggung jawab apabila
Kantor Pertanahan setempat tidak dapat menerbitkan sertifikat Hak Tanggungan.

Hak Pemegang Obligasi atas Jaminan adalah preferen terhadap hak-hak kreditur Perseroan
lainnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik
Indonesia. Sertifikat hak tanggungan dan sertifikat hak atas Tanah sebagaimana tersebut dalam
Pasal 11.1 wajib diserahkan untuk disimpan oleh Wali Amanat.
Perseroan berkewajiban mengasuransikan bangunan, sarana-sarana pelengkap lainnya yang
berdiri di atas aset tetap yang dijaminkan sebagaimana tersebut dalam Pasal 11.1 Perjanjian
Perwaliamanatan, dengan melekatkan Banker’s Clause atas nama Wali Amanat untuk
kepentingan Pemegang Obligasi, dan menyerahkan polis asuransinya kepada Wali Amanat.

13. Hak-Hak Pemegang Obligasi Hak-hak pemegang Obligasi antara lain sebagai berikut:

1. Menerima pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi dari


Perseroan yang dibayarkan melalui KSEI sebagai Agen Pembayaran pada tanggal Pelunasan
Pokok dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Pokok Obligasi harus
dilunasi dengan nilai yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang tertulis pada Konfirmasi
Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi.

2. Pemegang Obligasi yang berhak atas Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi yang
namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening pada 4 (empat) Hari Kerja sebelum Tanggal
Pembayaran Bunga Obligasi kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan KSEI
yang berlaku.

Dengan demikian jika terjadi transaksi Obligasi dalam waktu 4 (empat) Hari Kerja sebelum
Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi, pembeli Obligasi yang menerima pengalihan Obligasi
tersebut tidak berhak atas Bunga Obligasi pada periode Bunga Obligasi yang bersangkutan,
kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan KSEI yang berlaku.

3. Apabila lewat jatuh tempo Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan/atau Tanggal
Pembayaran Bunga Obligasi, Perseroan harus membayar denda atas jumlah dana yang wajib
dibayar. Jumlah denda tersebut dihitung berdasarkan hari yang lewat yang dihitung sejak tidak
dibayarnya dana tersebut atau menurut ketentuan Perjanjian Agen Pembayaran, dengan
ketentuan bahwa 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu)
bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender sampai dengan jumlah dana dan denda yang harus
dibayar tersebut di atas dilunasi.
4. Denda yang dibayar oleh Perseroan yang merupakan hak Pemegang Obligasi akan
dibayarkan kepada Pemegang Obligasi sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian
Perwaliamanatan secara proporsional berdasarkan besarnya Obligasi yang dimilikinya.

5. Setiap Obligasi sebesar Rp1,- (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam
RUPO, dengan demikian setiap Pemegang Obligasi dalam RUPO mempunyai hak untuk
mengeluarkan suara sejumlah Obligasi yang dimilikinya.

6. Pemegang Obligasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili paling
sedikit lebih dari 20% (dua puluh persen) dari jumlah Obligasi yang belum dilunasi tidak

termasuk Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya kecuali hubungan Afiliasi
tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah, mengajukan permintaan
tertulis kepada Wali Amanat untuk diselenggarakan RUPO dengan melampirkan asli KTUR.
Permintaan tertulis dimaksud harus memuat acara yang diminta, dengan ketentuan sejak
diterbitkannya KTUR tersebut, Obligasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi yang
mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI sejumlah
Obligasi yang tercantum dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan oleh KSEI tersebut
hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat.

Dana Pelunasan Obligasi (Sinking Fund)

Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Obligasi ini dengan pertimbangan
untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil Emisi Obligasi sesuai dengan tujuan rencana
penggunaan dana hasil Emisi Obligasi, sebagaimana diungkapkan pada Bab II Prospektus ini
perihal Penggunaan Dana Yang Diperoleh Dari Hasil Penawaran Umum Berkelanjutan I Aneka
Gas Industri Tahap I Tahun 2017.
Perpajakan

Keterangan mengenai Perpajakan Obligasi dapat dilihat pada Prospektus Bab IX mengenai
Perpajakan.

Tata Cara Pelunasan Pokok Obligasi dan Pembayaran Bunga Obligasi Pelunasan Pokok Obligasi
dan pembayaran Bunga Obligasi oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang
Rekening akan dilakukan melalui KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan sesuai
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran
dan sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing sebagaimana ditentukan dalam
Perjanjian Perwaliamanatan. Apabila saat pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga
Obligasi jatuh pada hari yang bukan pada Hari Kerja, maka pembayaran akan dilakukan pada
Hari Kerja berikutnya

Wali Amanat

PT Bank Mega Tbk merupakan Wali Amanat dalam penerbitan Obligasi ini sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang dibuat antara Perseroan
dengan PT Bank Mega Tbk. Keterangan lebih lanjut mengenai Wali Amanat akan dijelaskan
pada Bab XII perihal Keterangan Tentang Wali Amanat

Pembatasan-Pembatasan, Kewajiban-Kewajiban dan Kelalaian Perseroan

Selama jangka waktu Obligasi dan seluruh jumlah Pokok Obligasi belum seluruhnya dilunasi
dan/atau seluruh jumlah Bunga Obligasi serta kewajiban pembayaran lainnya (bila ada) belum
seluruhnya dibayar menurut ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi ini, Perseroan
berjanji dan mengikatkan diri:
12.1 Pembatasan keuangan dan pembatasan-pembatasan lain terhadap Perseroan (debt
covenants) adalah sebagai berikut:

Bahwa Perseroan, tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat tidak akan melakukan hal-hal
sebagai berikut:

12.1.1. Mengadakan penggabungan, konsolidasi dengan perusahaan lain yang


menyebabkan bubarnya Perseroan dan/atau akuisisi yang secara material akan mempunyai akibat
negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan atau terhadap pemenuhan kewajiban Perseroan
terhadap Obligasi, kecuali hal-hal tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa semua syarat
kondisi Obligasi dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan dokumen lain yang berkaitan tetap
berlaku dan mengikat sepenuhnya kepada perusahaan penerus (surviving company).

Dalam hal Perseroan bukan merupakan perusahaan penerus, seluruh kewajiban Obligasi
tersebut dialihkan secara sah kepada perusahaan penerus dan perusahaan penerus tersebut harus
memiliki aktiva dan kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban Obligasi.

12.1.2. Mengadakan perubahan bidang usaha yang berbeda dari usaha inti Perseroan yang
mengakibatkan perubahan terhadap usaha inti Perseroan.

Hak-Hak Pemegang Obligasi

Hak-hak pemegang Obligasi antara lain sebagai berikut:

1. Menerima pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi dari Perseroan
yang dibayarkan melalui KSEI sebagai Agen Pembayaran pada tanggal Pelunasan Pokok
dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Pokok Obligasi harus dilunasi
dengan nilai yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis
yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi.

2. Pemegang Obligasi yang berhak atas Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi yang
namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening pada 4 (empat) Hari Kerja sebelum Tanggal
Pembayaran Bunga Obligasi kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan KSEI
yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi transaksi Obligasi dalam waktu 4 (empat) Hari Kerja
sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi, pembeli Obligasi yang menerima pengalihan
Obligasi tersebut tidak berhak atas Bunga Obligasi pada periode Bunga Obligasi yang
bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan ketentuan KSEI yang berlaku.

3. Apabila lewat jatuh tempo Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan/atau Tanggal Pembayaran
Bunga Obligasi, Perseroan harus membayar denda atas jumlah dana yang wajib dibayar. Jumlah
denda tersebut dihitung berdasarkan hari yang lewat yang dihitung sejak tidak dibayarnya dana
tersebut atau menurut ketentuan Perjanjian Agen Pembayaran, dengan ketentuan bahwa 1 (satu)
tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh)
Hari Kalender sampai dengan jumlah dana dan denda yang harus dibayar tersebut di atas dilunasi

Pembelian Kembali Obligasi (Buy Back)

Dalam hal Perseroan melakukan pembelian kembali Obligasi maka berlaku ketentuan sebagai
berikut:

1) pembelian kembali Obligasi ditujukan sebagai pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual
kembali dengan harga pasar.

2) pelaksanaan pembelian kembali Obligasi dilakukan melalui Bursa Efek atau di luar Bursa
Efek.

3) pembelian kembali Obligasi baru dapat dilakukan 1 (satu) tahun setelah Tanggal Penjatahan.
4) pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila hal tersebutmengakibatkan
Perseroan tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian Perwaliamanatan.

5) pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila Perseroan melakukan kelalaian
(wanprestasi) sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan, kecuali telah
memperoleh persetujuan RUPO.

6) pembelian kembali Obligasi hanya dapat dilakukan oleh Perseroan dari Pihak yang tidak ter
Afiliasi kecuali hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal
Pemerintah.
7) rencana pembelian kembali Obligasi wajib dilaporkan kepada OJK oleh Perseroan paling
lambat 2 (dua) Hari Kerja sebelum pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi tersebut di
surat kabar.

8) pembelian kembali Obligasi, baru dapat dilakukan setelah pengumuman rencana pembelian
kembali Obligasi. Pengumuman tersebut wajib dilakukan paling sedikit melalui 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat 2 (dua) hari sebelum
tanggal penawaran untuk pembelian kembali dimulai.

9) rencana pembelian kembali Obligasi sebagaimana dimaksud dalam butir 7) dan pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam butir 8), paling sedikit memuat informasi tentang:

a. periode penawaran pembelian kembali

b. jumlah dana maksimal yang akan digunakan untuk pembelian kembali

c. kisaran jumlah Obligasi yang akan dibeli kembali

d. harga atau kisaran harga yang ditawarkan untuk pembelian kembali Obligasi

e. tata cara penyelesaian transaksi

f. persyaratan bagi Pemegang Obligasi yang mengajukan penawaran jual

g. tata cara penyampaian penawaran jual oleh Pemegang Obligasi

h. tata cara pembelian kembali Obligasi i. hubungan Afiliasi antara Perseroan dan Pemegang
Obligasi

10) Perseroan wajib melakukan penjatahan secara proporsional sebanding dengan partisipasi
setiap Pemegang Obligasi yang melakukan penjualan Obligasi apabila jumlah Obligasi yang
ditawarkan untuk dijual oleh Pemegang Obligasi, melebihi jumlah Obligasi yang dapat dibeli
kembali.

11) Perseroan wajib menjaga kerahasiaan atas semua informasi mengenai penawaran jual yang
telah disampaikan oleh Pemegang Obligasi.

12) Perseroan dapat melaksanakan pembelian kembali Obligasi tanpa melakukan pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam butir 9) dengan ketentuan:
a. jumlah pembelian kembali tidak lebih dari 5% (lima persen) dari jumlah Obligasi untuk
masingmasing jenis Obligasi yang beredar dalam periode satu tahun setelah Tanggal Penjatahan

b. Obligasi yang dibeli kembali tersebut bukan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan

c. Obligasi yang dibeli kembali hanya untuk disimpan yang kemudian hari dapat dijual kembali;
dan wajib dilaporkan kepada OJK paling lambat akhir Hari Kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya
pembelian kembali Obligasi

13) Perseroan wajib melaporkan kepada OJK dan Wali Amanat serta mengumumkan kepada
publik dalam waktu paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah dilakukannya pembelian kembali
Obligasi, informasi yang meliputi antara lain:

a. jumlah Obligasi yang telah dibeli

b. rincian jumlah Obligasi yang telah dibeli kembali untuk pelunasan atau disimpan untuk dijual
kembali

c. harga pembelian kembali yang telah terjadi

d. jumlah dana yang digunakan untuk pembelian kembali Obligasi

14) dalam hal terdapat lebih dari satu Efek bersifat utang yang diterbitkan oleh Perseroan, maka
pembelian kembali Efek bersifat utang dilakukan dengan mendahulukan Efek bersifat utang
yang tidak dijamin.

15) dalam hal terdapat lebih dari satu Efek bersifat utang yang tidak dijamin, maka pembelian
kembali wajib mempertimbangkan aspek kepentingan ekonomis Perseroan atas pembelian
kembali tersebut.

16) dalam hal terdapat jaminan atas seluruh Efek bersifat utang, maka pembelian kembali wajib
mempertimbangkan aspek kepentingan ekonomis Perseroan atas pembelian kembali Efek
bersifat utang tersebut.

17) pembelian kembali Obligasi oleh Perseroan mengakibatkan:

a. hapusnya segala hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali, hak menghadiri
RUPO, hak suara, dan hak memperoleh Bunga Obligasi serta manfaat lain dari Obligasi
yang dibeli kembali jika dimaksudkan untuk pelunasan; atau
b. pemberhentian sementara segala hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali,
hak menghadiri RUPO, hak suara, dan hak memperoleh Bunga Obligasi serta manfaat
lain dari Obligasi yang dibeli kembali, jika dimaksudkan untuk disimpan untuk dijual
kembali.

Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini Perihal Keterangan
Tentang Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap I Tahun 2017.

Kelalaian (Wanprestasi)

Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan Perseroan dinyatakan lalai apabila terjadi salah satu
atau lebih dari kejadian-kejadian atau hal-hal-tersebut di bawah ini:

a. Perseroan tidak melaksanakan atau tidak mentaati ketentuan dalam kewajiban pembayaran
Pokok Obligasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan/atau Bunga Obligasi pada anggal
Pembayaran Bunga Obligasi; atau

b .Apabila Perseroan tidak memberikan Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11


Perjanjian Perwaliamanatan; atau

c. Apabila Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan suatu perjanjian hutang oleh salah satu
atau lebih krediturnya (cross default) dalam jumlah hutang keseluruhannya melebihi 45% (empat
puluh lima persen) dari ekuitas Perseroan, baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada
di kemudian hari yang berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan berdasarkan perjanjian
hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh pihak yang mempunyai tagihan
dan/atau kreditur yang bersangkutan sebelum waktunya untuk membayar kembali (akselerasi
pembayaran kembali);

d. Perseroan tidak melaksanakan atau tidak mentaati ketentuan dalam Perjanjian


Perwaliamanatan (selain Pasal 9.1.a dan Pasal 9.1.b pada Perjanjian Perwaliamanatan); atau

e. Fakta mengenai jaminan, keadaan, atau status Perseroan serta pengelolaannya tidak sesuai
dengan informasi dan keterangan yang diberikan oleh Perseroan.
Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO)

Untuk penyelenggaraan RUPO, kuorum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan
berlaku ketentuan-ketentuan di bawah ini, tanpa mengurangi peraturan Pasar Modal dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia serta peraturan Bursa
Efek.

16.1. RUPO diadakan untuk tujuan antara lain:

a) mengambil keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan atau Pemegang Obligasi


mengenai perubahan jangka waktu Obligasi, Pokok Obligasi, suku Bunga Obligasi, perubahan
tata cara atau periode pembayaran Bunga Obligasi dan dengan memperhatikan Peraturan Nomor:
VI.C.4.

b) menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan dan/atau Wali Amanat, memberikan


pengarahan kepada Wali Amanat, dan/atau menyetujui suatu kelonggaran waktu atas suatu
kelalaian berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan serta akibat-akibatnya, atau untuk mengambil
tindakan lain sehubungan dengan kelalaian;

c) memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan
Perjanjian Perwaliamanatan;

d) mengambil tindakan yang dikuasakan oleh atau atas nama Pemegang Obligasi termasuk dalam
penentuan potensi kelalaian yang dapat menyebabkan terjadinya kelalaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan dan dalam Peraturan Nomor: VI.C.4; dan

e) Wali Amanat bermaksud mengambil tindakan lain yang dikuasakan atau tidak termuat dalam
Perjanjian Perwaliamanatan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.

16.2. RUPO dapat diselenggarakan atas permintaan:

a) Pemegang Obligasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili paling sedikit
lebih dari 20% (dua puluh persen) dari jumlah Obligasi yang belum dilunasi tidak termasuk
Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya, mengajukan permintaan tertulis
kepada Wali Amanat untuk diselenggarakan RUPO dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan
tertulis dimaksud harus memuat acara yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya
KTUR tersebut, Obligasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi yang mengajukan permintaan
tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Obligasi yang tercantum
dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat.

b) Perseroan;

c) Wali Amanat; atau

d) Bapepam dan LK.

16.3. Permintaan sebagaimana dimaksud dalam butir 2) poin a), poin b), dan poin d) wajib
disampaikan secara tertulis kepada Wali Amanat dan paling lambat 30 (tiga puluh) Hari
Kalender setelah tanggal diterimanya surat permintaan tersebut Wali Amanat wajib melakukan
panggilan untuk RUPO.

Hak Senioritas Hutang

Sebelum terbitnya hak tanggungan atas Jaminan sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 Perjanjian
Perwaliamanatan, Pemegang Obligasi tidak mempunyai hak untuk didahulukan dan hak
Pemegang Obligasi adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan
lainnya, baik yang ada sekarang maupun yang akan ada dikemudian hari, kecuali hak-hak
kreditur Perseroan yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan baik yang telah ada
maupun yang akan ada, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan.

Pada saat diterbitkannya sertifikat hak tanggungan atas Jaminan sebagaimana tersebut dalam
Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan, Pemegang Obligasi mempunyai hak untuk didahulukan
terhadap kreditur lainnya (hak preferen) dan Pemegang Obligasi mendapatkan hak untuk
mengambil pelunasan Obligasi atas hasil eksekusi Jaminan tersebut sebagaimana tersebut dalam
Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan dengan jumlah sebesar 50% (lima puluh persen) dari Pokok
Obligasi, sedangkan sebesar 50% (lima puluh persen) dari Pokok Obligasi adalah paripassu
dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya, baik yang ada sekarang maupun yang akan ada
dikemudian hari, kecuali hak-hak kreditur Perseroan yang dijamin secara khusus dengan
kekayaan Perseroan baik yang telah ada maupun yang akan ada.

Perseroan mempunyai hutang senioritas yang mempunyai hak keutamaan atau preferen sejumlah
Rp2.244.009.308.980,- (dua triliun dua ratus empat puluh empat miliar sembilan juta tiga ratus
delapan ribu sembilan ratus delapan puluh Rupiah).

Batasan atas penerbitan tambahan utang dengan senioritas (hak keutamaan atau Preferen) adalah
tidak melebihi rasio keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 6.3.12 Perjanjian
Perwaliamanatan Obligasi.

Tambahan Utang Yang Dapat Dibuat Oleh Perseroan Dimasa Yang Akan Datang

Sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi, sebelum dilunasinya


semua Pokok Obligasi dan atau Bunga Obligasi, Perseroan tidak akan melakukan pengeluaran
Obligasi, atau instrumen hutang lain yang sejenis yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari
Obligasi tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat.

Perubahan dan/atau Penambahan Perjanjian Perwaliamanatan

Perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Apabila perubahan perjanjian perwaliamanatan dilakukan sebelum Tanggal Emisi, maka


perubahan dan/atau penambahan perjanjian perwaliamanatan tersebut harus dibuat dalam suatu
Perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh Wali Amanat dan Perseroan dan setelah perubahan
tersebut dilakukan, memberitahukan kepada OJK dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

b. Apabila perubahan perjanjian perwaliamanatan dilakukan pada dan/atau setelah Tanggal


Emisi, maka perubahan perjanjian perwaliamanatan hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan dari RUPO dan perubahan dan/atau penambahan tersebut dibuat dalam suatu
perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh Wali Amanat dan Perseroan, kecuali ditentukan lain
dalam peraturan/perundangan yang berlaku, atau apabila dilakukan penyesuaian/perubahan
terhadap perjanjian perwaliamanatan berdasarkan peraturan baru yang berkaitan dengan kontrak
perwaliamanatan

Hasil Pemeringkat

Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000
Perihal Perubahan Peraturan Nomor: IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi
Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Peraturan Nomor: IX.C.11,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012
tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, Perseroan telah melakukan
pemeringkatan Obligasi yang dilaksanakan oleh PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”).

Berdasarkan hasil pemeringkatan atas Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahun 2017
dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahun 2017 sesuai dengan surat Fitch No.
123/ DIR/RAT/V/2017 tanggal 19 Mei 2017 tanggal 14 Maret 2017 perihal Peringkat Awal
(Initial Rating) Perseroan dan surat Fitch No. 207/DIR/RAT/XII/2016 tanggal 23 Desember
2016 perihal peringkat Perseroan, dimana Fitch menetapkan antara lain:

- Peringkat Nasional Jangka Panjang untuk Program Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas
Industri sejumlah maksimum Rp500 Miliar di A-(idn).

- Peringkat Nasional Jangka Panjang untuk Program Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Aneka Gas
Industri sejumlah maksimum Rp500 Miliar di A-(idn).
- Peringkat Nasional Jangka Panjang untuk Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap I
Tahun 2017 sejumlah maksimum Rp100 Miliar dengan jangka waktu maksimum 5 tahun di A-
(idn).

- Peringkat Nasional Jangka Panjang untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Aneka Gas Industri
Tahap I Tahun 2017 sejumlah maksimum Rp300 Miliar dengan jangka waktu maksimum 5
tahun di A-(idn).

Hasil pemeringkatan di atas berlaku untuk periode 14 Maret 2017 sampai dengan 14 Maret 2018.

Prosedur Pemesanan Pembelian Obligasi

Prosedur pemesanan pembelian Obligasi dapat dilihat pada Bab XIII Prospektus ini, mengenai
Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap I Tahun
2017 Dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap I Tahun 2017.

Pemenuhan Kriteria Penawaran Umum Berkelanjutan

Perseroan telah memenuhi kriteria untuk melaksanakan Penawaran Umum Berkelanjutan Efek
Bersifat Utang dan/atau Sukuk sebagaimana yang diatur dalam Peraturan OJK
No.36/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 yaitu :

1. Merupakan Perseroan atau Perusahaan Publik dalam kurun waktu paling singkat 2 (dua) tahun
dan tidak pernah mengalami Gagal Bayar selama 2 (dua) tahun terakhir sebelum penyampaian
Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas
Industri Tahap I tahun 2017 dan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Aneka Gas
Industri Tahap I tahun 2017 sebagaimana ternyata dalam Surat Pernyataan Perseroan tertanggal
17 Maret 2017, yang dibuat di bawah tangan bermeterai cukup.

2. Akan mematuhi “persyaratan efek” pada Penawaran Umum Obligasi Tahap II dan/atau Tahap
Selanjutnya (jika ada) pada Periode Penawaran Umum Berkelanjutan.
3. Efek yang dapat diterbitkan melalui Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang
dan/ atau Sukuk merupakan Efek bersifat utang dan/atau Sukuk yang memiliki peringkat yang
termasuk dalam kategori 4 (empat) peringkat teratas yang merupakan urutan 4 (empat) peringkat
terbaik dan masuk dalam kategori peringkat layak investasi berdasarkan standar yang dimiliki
oleh Perusahaan Pemeringkat Efek.

 PROSPEKTUS-SAHAM

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

Berikut merupakan ringkasan struktur Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan:

 Jumlah Saham Yang Ditawarkan : Sebanyak 766.660.000 (tujuh ratus enam puluh enam
juta enam ratus enam puluh ribu) saham atau sebesar 25,00% (dua puluh lima persen)
dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran
Umum, yang merupakan Saham Biasa Atas Nama yang merupakan saham baru yang
dikeluarkan dari portepel Perseroan (“Saham Baru”)
 Nilai Nominal : Rp500 (lima ratus Rupiah) setiap saham
 Harga Penawaran : Rp1.100 (seribu seratus Rupiah) setiap saham yang harus dibayar
penuh pada saat mengajukan FPPS
 Jumlah Saham Yang Dicatatkan : Sebanyak 3.066.660.000 (tiga miliar enam puluh enam
juta enam ratus enam puluh ribu) saham
 Jumlah Penawaran Umum : Sebesar Rp843.326.000.000 (delapan ratus empat puluh tiga
miliar tiga ratus dua puluh enam juta Rupiah)
 Tanggal Penawaran Umum : 19 – 22 September 2016
 Tanggal Pencatatan di BEI : 28 September 2016
 Saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini merupakan
Saham
 Baru yang akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam
segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor
penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam
RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu sesuai
dengan ketentuan dalam UUPT dan UUPM.

Program Kepemilikan Saham Perseroan oleh Karyawan (Employee Stock Allocation Program
atau Program ESA)

Bersamaan dengan Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan akan menjalankan Program
ESA. Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Seluruh Pemegang Saham No. 64
tanggal 17 Juni 2016 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Kota Administrasi
Jakarta Selatan, pemegang saham Perseroan telah menyetujui Program ESA dengan jumlah
sebanyak 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu) saham atau sebesar 0,46% (nol koma empat enam
persen) dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini.

Tujuan utama Program ESA adalah agar karyawan mempunyai rasa memiliki (sense of
belonging) dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja masing-masing karyawan
yang pada akhirnya akan meningkatkan pula kinerja korporasi secara keseluruhan sehingga
terdapat peningkatan nilai perusahaan yang dapat dinikmati oleh stakeholders Perseroan.

Rencana Penjualan Saham Oleh Pemegang Saham Melalui Penawaran Terbatas (Private

Placement)

Di samping Penawaran Umum Perdana Saham sebagaimana disebutkan diatas, AME


(“Pemegang Saham Penjual”) juga akan melakukan Penawaran Terbatas atas saham-saham
miliknya sebesar 5,00% (lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah
Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak 153.333.000 (seratus lima puluh tiga juta tiga
ratus tiga puluh tiga ribu) saham kepada pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak tertentu yang akan
menjadi target penawaran saham dalam Penawaran Terbatas oleh Pemegang Saham Penjual
adalah investor-investor utama, investor-investor internasional jangka panjang, hedge funds dan
wealth management. Penawaran Terbatas atas saham-saham yang dijual oleh Pemegang Saham
Penjual akan dilakukan di BEI melalui pasar sekunder pada Tanggal Pencatatan. Harga saham
Perseroan yang dimiliki Pemegang Saham Penjual, dengan mempertimbangkan perlindungan
kepada pemegang saham publik, akan ditawarkan pada Harga Penawaran. Biaya yang
dikeluarkan dalam Penawaran Terbatas menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Pemegang
Saham Penjual.

Program Opsi Kepemilikan Saham Kepada Manajemen oleh Karyawan (Management and

Employee Stock Option Program atau Program MESOP)

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Seluruh Pemegang Saham No. 64 tanggal

17 Juni 2016 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Kota Administrasi Jakarta
Selatan, pemegang saham Perseroan juga telah menyetujui rencana Perseroan untuk
melaksanakan Program MESOP dengan jumlah sebanyak 30.666.600 (tiga puluh juta enam ratus
enam puluh enam ribu enam ratus) saham atau sebesar 1,00% (satu persen) dari modal
ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham dalam waktu 2 (dua) tahun
terhitung sejak Tanggal Pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia pada pada harga
pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian dengan mengacu pada ketentuan yang termaktub
dalam butir V.2.2 Peraturan I-A Lampiran II Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No.
Kep-00001/BEI/01-2014 tertanggal 20 Januari 2014.

RENCANA PENGGUNAAN DANA

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-
biaya emisi, akan dipergunakan oleh Perseroan untuk:

a. Sekitar 40,00% akan digunakan oleh Perseroan, Entitas Anak dan Entitas Asosiasi antara lain
untuk pembiayaan belanja modal dalam rangka penambahan Gas Plant dan/atau Filling Station

dan peremajaan pabrik (Plant) serta peningkatan sarana dan prasarana distribusi;

b. Sekitar 40,00% akan digunakan oleh Perseroan untuk melakukan pembayaran sebagian
pinjaman Perseroan; dan

c. Sekitar 20,00% akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perseroan dan/atau

Entitas Anak.Rincian mengenai rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Perdana
Saham dapat dilihat pada Bab II Prospektus ini.

KEGIATAN USAHA PERSEROAN

Pada saat ini kegiatan usaha utama Perseroan adalah memproduksi, memasarkan dan menjual

berbagai macam gas untuk industri dan produk-produk terkait di Republik Indonesia dalam
bentuk gas, cair ataupun padat.

Gas industri adalah gas yang dihasilkan melalui suatu proses pemisahan dan proses produksi.
Gas industri yang diperoleh dari proses pemisahan antara lain adalah Oksigen (O2), Nitrogen
(N2) dan Argon (Ar), sedangkan Asetilen (C2H2) dan Nitrous Oxide (N2O) diperoleh dari
proses reaksi kimia yang proses produksinya membutuhkan bahan baku, antara lain Kalsium
Karbida untukAsetilen dan Ammonium Nitrate untuk Nitrous Oxide. Hidrogen (H2) dan Karbon
dioksida (CO2) diperoleh dari proses reaksi kimia dan pemisahan yang membutuhkan bahan
baku dari Hidrokarbon. Selain itu untuk menunjang kegiatan usaha tersebut di atas, Perseroan
juga menjalankan kegiatan usaha jasa yang terkait dengan produk gas yang dihasilkan, seperti
memperdagangkan produk gas dari produsen lain kepada pelanggan Perseroan, yaitu antara lain
gas-gas yang telah disebutkan di atas, Specialty Gas, Rare Gas dan lain sebagainya serta
merancang konstruksi dan instalasi peralatan gas serta penjualan produk terkait lainnya pada
pabrik pelanggan dan rumah sakit.

Perseroan memiliki keunggulan kompetitif antara lain sebagai berikut:

1. Pelopor dan pemimpin pasar dalam sektor gas industri Indonesia;


2. Pemimpin pasar di sektor gas medis;

3. Diversifikasi sektor pelanggan akhir;

4. Perusahaan gas industri dengan jaringan distribusi yang luas di Indonesia;

5. Perusahaan gas industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir; dan

6. Memiliki tim manajemen yang sangat berpengalaman di bidangnya.

RISIKO USAHA

Risiko-risiko berikut merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan, serta telah dilakukan
pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan
Perseroan, dimulai dari risiko utama Perseroan:

Risiko Terkait Dengan Kegiatan Usaha Perseroan:

a. Risiko kesinambungan pasokan listrik;

b. Risiko produksi berhenti tidak terduga;

c. Risiko persaingan usaha;

d. Risiko ketidakmampuan mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhan yang telah dicapai


di masa mendatang;

e. Risiko tidak dapat diperpanjangnya kontrak-kontrak Perseroan dengan para pelanggannya;

f. Risiko kegagalan dan/atau keterlambatan rencana ekspansi Perseroan;

g. Risiko ketertinggalan teknologi;

h. Risiko keterlambatan sumber daya manusia dalam mengikuti perkembangan teknologi;

i. Risiko ketidakmampuan Perseroan untuk menarik minat dan mempertahankan karyawan yang

menguasai keterampilan tertentu dalam jumlah yang memadai;


j. Risiko kecelakaan kerja;

k. Risiko tuntutan ganti rugi apabila Perseroan gagal memenuhi persyaratan-persyaratan dalam

kontrak dengan para pelanggannya;

l. Risiko keterbatasan sumber pendanaan sehubungan dengan ekspansi bisnis;

m. Risiko terkait kegagalan sistem teknologi informasi;

n. Risiko kredit;

o. Risiko likuiditas;

p. Risiko perekonomian;

q. Risiko kenaikan tarif dasar listrik;

r. Risiko kenaikan harga bahan bakar minyak;

s. Risiko fluktuasi tingkat suku bunga;

t. Risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing;

u. Risiko perubahan kebijakan pemerintah di dalam sektor gas industri;

v. Risiko fluktuasi penjualan akibat faktor musiman; dan

w. Risiko belum diperolehnya beberapa perizinan Perseroan dan Entitas Anak yang diperlukan
dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya.

Risiko Terkait Dengan Investasi Pada Saham Perseroan:

a. Kondisi yang terjadi dalam pasar modal di Indonesia dapat mempengaruhi harga dan likuiditas
saham Perseroan dan belum adanya pasar untuk saham Perseroan sebelum penawaran ini juga
dapat menyebabkan tidak likuidnya saham Perseroan;

b. Harga saham Perseroan dapat mengalami fluktuasi;


c. Penjualan saham di masa depan akan memiliki dampak merugikan pada harga saham;

d. Kepentingan pemegang saham pengendali dapat bertentangan dengan kepentingan calon


investor;

e. Perseroan mungkin tidak dapat membagikan dividen; dan

f. Risiko terkait penerbitan saham atau surat berharga bersifat ekuitas lainnya.

PROSPEK DAN STRATEGI USAHA PERSEROAN

Perseroan dan Entitas Anak telah memproduksi dan mendistribusikan berbagai macam produk
gas industri. Dengan produk yang sangat beragam, Perseroan dapat menawarkan produknya
kepada berbagai industri, dimana hal ini akan mengurangi ketergantungan Perseroan terhadap
suatu industri tertentu.

Kinerja Perseroan sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi perekonomian Indonesia pada
umumnya dan kondisi sektor industri pada khususnya. Hal ini dapat terjadi karena gas industri
merupakan produk yang banyak digunakan sebagai produk pendukung bagi kegiatan industri lain
(terutama dalam kegiatan produksi). Peningkatan aktivitas dari sektor industri yang
membutuhkan pasokan gas industri secara umum akan mampu meningkatkan kinerja Perseroan
demikian pula sebaliknya, penurunan aktivitas pada berbagai sektor industri kegiatan industri
secara umum akan berdampak terhadap kinerja Perseroan.

Semakin membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia dalam kurun beberapa tahun


belakangan ini memberikan kesempatan pada berbagai industri di tanah air untuk bertumbuh
secara signifikan. Momentum ini tentunya akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Perseroan
dalam rangka memperoleh tingkat pertumbuhan yang optimal. Industri-industri yang terkait
dengan kegiatan usaha Perseroan yang merupakan prospek usaha Perseroan antara lain ritel,
kesehatan, barang konsumsi, infrastruktur, dan sektor lainnya.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Angka-angka ikhtisar data keuangan penting di bawah ini berasal dan/atau dihitung berdasarkan
laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember
2015, 2014 dan 2013 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015
(tidak diaudit) dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan
2013.

Laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Maret 2016
dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan Entitas
Anak untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 telah diaudit oleh
KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International) berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian dalam laporannya
No. 152/LA-AGII/SBY2/VII/2016 tertanggal 29 Juli 2016 yang ditandatangani oleh Yulianti
Sugiarta.

Laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2015 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan
Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International) berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian dalam laporannya No.
034/LA-AGII/SBY2/III/2016 tertanggal 30 Maret 2016 yang ditandatangani oleh Wahyu
Wibowo.

Laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2014 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan
Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 telah diaudit oleh KAP
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan (anggota dari PKF International)
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa
Modifikasian dalam laporannya No. 038/PHAA-S/GA/IV/2015 tertanggal 2 April 2015 yang
ditandatangani oleh Arsono Laksmana.

Laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2013 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan
Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 telah diaudit oleh KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International) berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian dalam laporannya No.
054/LA-AGII/SBY2/III/2014 tertanggal 27 Maret 2014 yang ditandatangani oleh Wahyu
Wibowo.

Laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2012 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan
Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International) berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian dalam laporannya No.
036/LA-AGII/SBY2/III/2013 tertanggal 26 Maret 2013 yang ditandatangani oleh Drs. Jimmy
Jansen.

Laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2011 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan
Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International) berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian dalam laporannya No.
052/LA-AGI/SBY2/III/2012 tertanggal 28 Maret 2012 yang ditandatangani oleh Drs. Jimmy
Jansen.
Perkara Hukum Yang Dihadapi Perseroan, Entitas Anak, Komisaris Dan Direksi Perseroan, Serta
Komisaris Dan Direksi Entitas Anak

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Entitas Anak, maupun masing-masing
anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan Entitas Anak, tidak sedang terlibat
perkara-perkara perdata, pidana, dan/atau perselisihan di lembaga peradilan dan/atau di lembaga
perwasitan baik di Indonesia maupun di luar negeri atau perselisihan administratif dengan
instansi pemerintah yang berwenang termasuk perselisihan sehubungan dengan kewajiban
perpajakan atau perselisihan yang berhubungan dengan masalah perburuhan/hubungan industrial
atau tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak sedang menghadapi somasi yang berpotensi
menjadi perkara yang dapat mempengaruhi secara material kegiatan usaha dan/atau
kelangsungan kegiatan usaha Perseroan dan/atau Entitas Anak serta rencana Penawaran Umum
Perdana Saham ini.

KEBIJAKAN DIVIDEN

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, keputusan mengenai pembagian


dividen ditetapkan melalui persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham
(“RUPS”) Tahunan berdasarkan rekomendasi dari Direksi Perseroan. Perseroan dapat
membagikan dividen kas pada tahun dimana Perseroan mencatatkan saldo laba positif. Anggaran
Dasar Perseroan memperbolehkan pembagian dividen kas interim selama dividen kas interim
tersebut tidak menyebabkan nilai aset bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari modal
ditempatkan dan disetor serta dengan memperhatikan ketentuan mengenai penyisihan cadangan
wajib sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUPT. Distribusi tersebut akan ditentukan oleh
Direksi Perseroan setelah disetujui Dewan Komisaris. Jika pada akhir tahun keuangan Perseroan
mengalami kerugian, distribusi dividen interim harus dikembalikan oleh para pemegang saham
kepada Perseroan, dan Direksi bersama-sama dengan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab
secara tanggung renteng dalam hal dividen interim tidak dikembalikan ke Perseroan.

Dengan tetap memperhatikan prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana
investasi Perseroan di masa yang akan datang, kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu
dan tanpa mengurangi hak RUPS untuk menentukan lain sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan
dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Perseroan memiliki
kebijakan dividen untuk melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham Perseroan
dalam jumlah sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) dari laba bersih tahun berjalan
Perseroan mulai tahun 2017 berdasarkan laba bersih tahun berjalan tahun buku 2016. Penentuan
waktu, jumlah, dan bentuk pembayaran dividen tersebut, akan bergantung pada rekomendasi dari
Direksi Perseroan. Tidak terdapat negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk
melakukan pembagian dividen kepada pemegang saham.

PERNYATAAN UTANG

A. Utang Bank

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Mandiri”)

Pada tanggal 26 September 2014, Perseroan dan SGI memperoleh fasilitas Kredit Investasi dan
Kredit Modal Kerja dari Mandiri dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp250.000 juta
yang digunakan untuk pembiayaan instalasi gas medis oleh Rumah Sakit rekanan Perseroan dan
SGI. Pada tanggal 21 Desember 2015, Perseroan telah menggunakan fasilitas tersebut dalam
bentuk KMK – Transaksional dengan jumlah maksimum Rp37.500 juta.

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (“CIMB”)


Entitas telah mendapat persetujuan tertulis dari PT Bank CIMB Niaga Tbk tanggal 21 Juli 2016,
untuk mengadakan perubahan atas maksud, tujuan dan kegiatan usaha perseroan serta melakukan
perubahan terhadap struktur permodalan Entitas.

PT Bank QNB Indonesia Tbk. (“QNB”)

kebutuhan modal kerja dan impor gas cylinder dan health equipments. Fasilitas ini dikenakan
bunga 12,25% per tahun.Fasilitas pinjaman ini bersifat cross collateral dan cross default dengan
fasilitas pinjaman lainnya yang diperoleh dari QNB dan dengan fasilitas pinjaman yang
diperoleh PT Samator Land.Saldo fasilitas pinjaman ini adalah sebesar Rp75.000 juta pada
tanggal 31 Maret 2016.

PT Bank Pan Indonesia Tbk. (“Panin”)

Pada tanggal 24 Januari 2008, Perseroan memperoleh pinjaman dari Panin berupa fasilitas
pinjaman rekening koran (PRK) dan pinjaman berulang (PB) dengan batas maksimum pinjaman
masing-masing sebesar Rp15.000 juta dan Rp40.000 juta. Pinjaman PRK dan PB ini digunakan
sebagai modal kerja Perseroan dan dijamin dengan penyerahan hak tanggungan atas tanah dan
bangunan milik Perseroan yang terletak di Sidoarjo dan Bekasi, hak milik secara fidusia atas
mesin dan peralatan yang terletak di Sidoarjo, instalasi pipa gas dan jaminan pribadi dari Arief
Harsono, Komisaris Utama Perseroan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”)

Pada tanggal 28 September 2015, Perseroan memperoleh fasilitas dari BRI berupa Kredit Modal
Kerja (KMK) dengan maksimum kredit sebesar Rp6.000 juta.

Fasilitas pinjaman ini digunakan sebagai tambahan modal kerja untuk kegiatan operasional
Perseroan. Fasilitas kredit ini mempunyai jangka waktu selama 12 bulan dan dibebani bunga
efektif tahunan sebesar 11% per tahun pada tanggal 31 Maret 2016.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan pinjaman jangka panjang yang
diperoleh Perseroan dari BRI bersifat cross collateral dengan fasilitas pinjaman lainnya yang
diperoleh dari BRI.

PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”)

Pada tanggal 31 Oktober 2007, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan Wakalah dan
Kafalah dari BSM sebesar USD 1.000.000 switchable ke dalam mata uang Rupiah, yang
digunakan untuk perolehan aset peralatan penunjang Air Separation Plant dan untuk bank
garansi. Berdasarkan surat BSM No. 11/065-3/SP3/DKI tanggal 2 Nopember 2009 mengenai
“Surat Penegasan Persetujuan Perpanjangan Fasilitas Non Cash Loan atas nama PT Aneka Gas
Industri”, BSM menyetujui untuk memperpanjang fasilitas pinjaman tersebut sampai dengan
tanggal 31 Oktober 2011.

Pada tanggal 1 Juni 2011, pinjaman ini dirubah sehingga batas maksimal menjadi USD
2.000.000 dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 31 Oktober 2013. Pinjaman ini dijamin
dengan jaminan yang sama dengan pinjaman jangka panjang yang diperoleh Perseroan dari
BSM.

b. Utang Lain-lain Pihak Berelasi

Pada bulan Januari 2016, Perseroan melakukan transaksi pembelian aset tetap berupa mesin dan
peralatan dari PT Samator sebesar Rp132.897 juta yang jatuh tempo dalam waktu 90 hari.
Transaksi pembelian tersebut tidak dikenakan bunga dan tidak mencantumkan syarat-syarat
perjanjian.

Utang kepada PT Krakatau Samator dan PT Aneka Mega Energi merupakan transaksi keuangan,
tidak dikenakan bunga dan tidak mencantumkan syarat-syarat perjanjian.
c. Jaminan Pelanggan

Akun ini merupakan jaminan dari pelanggan sehubungan dengan penggunaan tabung gas oleh
pelanggan pada tanggal 31 Maret 2016.

d. Utang Bank Jangka Panjang

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Mandiri”)

Fasilitas kredit investasi tersebut digunakan untuk pembiayaan Air Separation Plant (ASP) dan
mempunyai jangka waktu pinjaman selama 96 bulan termasuk grace period selama 30 bulan dan
dibebani bunga efektif tahunan sebesar 10,5% per tahun pada tanggal 31 Maret 2016.

Pada tanggal 19 Agustus 2014, Perseroan dan SGI memperoleh fasilitas Kredit Investasi dan
Kredit Modal Kerja dari Mandiri dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp30.000 juta
yang ditujukan untuk pembiayaan instalasi gas medis oleh Rumah Sakit rekanan Perseroan dan
SGI. Fasilitas kredit ini mempunyai jangka waktu selama 60 (enam puluh) bulan dan dibebani
bunga efektif sebesar 11% per tahun.

Pada tanggal 26 September 2014, Perseroan dan SGI memperoleh perubahan atas fasilitas ini,
yaitu jumlah maksimum pinjaman menjadi sebesar Rp250.000 juta.

e. Utang Sewa Pembiayaan

Perseroan dan Entitas Anak mengadakan perjanjian aset pembiayaan untuk pembelian
kendaraan,tangki dan tabung gas sertamesin dan peralatan dengan PT Satyadhika Bakti
Multifinance (pihak berelasi), PT Dipo Star Finance dan PT Mitsui Leasing Capital Indonesia
dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun. Pinjaman ini dibebani bunga sebesar
6,5% - 18,5% per tahun. Utang ini dijamin dengan aset kendaraan, tangki dan tabung gas serta
mesin dan peralatan milik Perseroan dan Entitas Anak yang diperoleh dari perjanjian tersebut.

f. Utang Lembaga Keuangan

Perseroan dan Entitas Anak menandatangani perjanjian pembiayaan dengan lembaga keuangan
untuk pembelian kendaraan dengan PT Bank Central Asia Finance, PT Bank Jasa Jakarta, PT
CIMB Niaga Auto Finance dan PT Maybank Indonesia Finance. Pinjaman ini dibebani bunga
sebesar 6,82% - 10,49% pertahun. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 3 sampai
dengan 4 tahun dan dijamin dengan aset kendaraan tersebut.

g. Utang Obligasi

Obligasi Aneka Gas Industri II Tahun 2012 dengan Tingkat Bunga Tetap

Pada tanggal 18 Desember 2012, Perseroan menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri II Tahun
2012 dengan tingkat bunga tetap (Obligasi II) dengan jumlah nominal sebesar Rp200.000 juta,
yang ditawarkan pada nilai nominal. Obligasi ini merupakan obligasi tanpa seri dengan jangka
waktu jatuh tempo selama 5 tahun, yaitu tanggal 18 Desember 2017 dan tingkat bunga tetap
sebesar 9,8% per tahun.

Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Tahun 2012

Pada tanggal 18 Desember 2012, Perseroan menerbitkan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II
Tahun 2012 (Sukuk II) dengan jumlah nominal sebesar-besarnya Rp300.000 juta, yang
ditawarkan pada nilai nominal. Sukuk ini merupakan sukuk tanpa seri dengan jangka waktu jatuh
tempo selama 5 tahun, yaitu tanggal 18 Desember 2017 dan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar Rp99
juta per Rp1.000 juta dari Sisa Imbalan Ijarah. Per tanggal 31 Desember 2012, Sukuk yang
diterbitkan Perseroan adalah sebesar Rp200.000 juta.

h. Liabilitas Diestimasi Atas Imbalan Kerja

Berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Sigma Prima Solusindo, aktuaris
independen, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”, Perseroan dan Entitas Anak
mencatat imbalan pasti atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian
kepada karyawan sebesar Rp42.207 juta pada tanggal 31 Maret 2016 yang disajikan sebagai
akun “Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja” dalam laporan posisi keuangan konsolidasi.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan Pembahasan Manajemen ini harus dibaca bersama-bersama dengan Ikhtisar Data
Keuangan Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak beserta catatan
atas laporan keuangan konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya
tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak
tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil dari laporan keuangan konsolidasian
Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Maret 2016 dan untuk periode 3 (tiga) bulan yang
berakhir pada tanggal tersebut dan tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 serta untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang seluruhnya telah diaudit dan tercantum dalam
Prospektus ini.

Laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Maret 2016
dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan Entitas
Anak untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 telah diaudit oleh
KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International) berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian dalam laporannya
No. 152/LA-AGII/SBY2/VII/2016 tertanggal 29 Juli 2016 yang ditandatangani oleh Yulianti
Sugiarta.

Laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember
2015 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan
Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International) berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian dalam laporannya No.
034/LA-AGII/SBY2/III/2016 tertanggal 30 Maret 2016 yang ditandatangani oleh Wahyu
Wibowo.

KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR


INDEPENDEN

Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, tidak ada kejadian penting yang
mempunyai

dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi
setelah

tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 29 Juli 2016 yang ditandatangani oleh Yulianti
Sugiarta atas laporan keuangan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret
2016 yang telah di audit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa
modifikasian yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini, selain: Perseroan dalam memenuhi
kewajibannya sebagai Penerbit Obligasi yang tercatat di BEI, telah menerbitkan laporan
keuangan interim konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 yang tidak diaudit namun telah direviu oleh KAP Hadori
Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International), berdasarkan Standar Perikatan Reviu
2410 “Reviu atas Informasi Interim yang Dilaksanakan Auditor Independen Entitas” yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, yang telah dipublikasikan di website
Perseroan dan BEI.

KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang berkedudukan di Jakarta, yang telah secara sah

berdiri dan dijalankan berdasarkan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia


serta

berkantor pusat di Gedung UGM – Samator Pendidikan Tower A Lantai 5-6, Jl. Dr. Sahardjo
No. 83, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.

Sehubungan dengan penggabungan PN Zatas dan PN Asam Arang, yang diikuti dengan
pendirian

PT Aneka Gas Industri (Persero) berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 28 tanggal

21 September 1971, yang kemudian diubah dengan Akta Perubahan No. 9 tanggal 4 Nopember
1971,

keduanya dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, S.H., Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian”).

KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

Perseroan merupakan salah satu perusahaan gas industri yang memiliki jaringan yang luas di
Indonesia dan yang berpengalaman di bidangnya. Perseroan berasal dari 2 (dua) perusahaan
Belanda, yaitu (i) NV WA Hoek Machine en Zuurstof (”NV WA Hoek”), perusahaan yang
membangun pabrik oksigen di Jakarta pada tahun 1916, diikuti dengan pembangunan pabrik
lainnya di Surabaya pada tahun 1920 dan di Bandung pada tahun 1939 dan (ii) NV Javasche
Koelzoor Fabriek (”NV Javasche Koelzoor”), yang mendirikan pabrik karbon dioksida di
Surabaya pada tahun 1924. Pabrik-pabrik tersebut merupakan pabrik-pabrik gas industri yang
pertama di Indonesia.

Pada tahun 1958, NV WA Hoek dan NV Javasche Koelzoor dinasionalisasi oleh pemerintah
Republik Indonesia, dimana NV WA Hoek menjadi PN Zatas dan NV Javasche Koolzoer
menjadi PN Asam Arang. Dalam perjalanannya, PN Zatas mengalami perkembangan yang pesat
dan mendirikan pabrik di Semarang, Makassar dan Medan, namun sebaliknya PN Asam Arang
kurang berkembang. Pada tahun 1971, PN Zatas dan PN Asam Arang digabung menjadi PT
Aneka Gas Industri (Persero) dan berada di bawah Departemen Perindustrian Republik
Indonesia.

Pada saat ini kegiatan usaha utama Perseroan adalah memproduksi, memasarkan dan menjual
berbagai macam gas untuk industri dan produk-produk terkait di Republik Indonesia dalam
bentuk gas, cair ataupun padat.Gas industri adalah gas yang dihasilkan melalui suatu proses
pemisahan dan proses produksi. Gas industri yang diperoleh dari proses pemisahan antara lain
adalah Oksigen (O2), Nitrogen (N2) dan Argon (Ar), sedangkan Asetilen (C2H2) dan Nitrous
Oxide (N2O) diperoleh dari proses reaksi kimia yang proses produksinya membutuhkan bahan
baku, antara lain Kalsium Karbida untuk Asetilen dan Ammonium Nitrate untuk Nitrous Oxide.
Hidrogen (H2) dan Karbon dioksida (CO2) diperoleh dari proses reaksi kimia dan pemisahan
yang membutuhkan bahan baku dari Hidrokarbon. Selain itu untuk menunjang kegiatan usaha
tersebut di atas, Perseroan juga menjalankan kegiatan

usaha jasa yang terkait dengan produk gas yang dihasilkan, seperti memperdagangkan produk
gas dari produsen lain kepada pelanggan Perseroan, yaitu antara lain gas-gas yang telah
disebutkan di atas, Specialty Gas, Rare Gas dan lain sebagainya serta merancang konstruksi dan
instalasi peralatan gas serta penjualan produk terkait lainnya pada pabrik pelanggan dan rumah
sakit.
Perseroan dan Entitas Anak memiliki 44 (empat puluh empat) pabrik (plant) yang tersebar di
wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, yaitu 3 (tiga) di Jakarta, 12 (dua belas) di
Jawa Barat, 2 (dua) di Jawa Tengah, 4 (empat) di Jawa Timur, 2 (dua) di Riau, 1 (satu) di
Kepulauan Riau, 4 (empat) di Sumatera Utara, 1 (satu) di Sumatera Selatan, 1 (satu) di
Kalimantan Tengah, 1 (satu) di Kalimantan Selatan, 2 (dua) di Kalimantan Timur, 2 (dua) di
Sulawesi Utara, 1 (satu) di Bali, 1 (satu) di Sulawesi Tengah, 6 (enam) di Sulawesi Selatan dan 1
(satu) di Nusa Tenggara Barat.

SEKTOR GAS INDUSTRI DI INDONESIA

Informasi dalam bab ini diperoleh Gasworld melalui laporan Gasreport: South East Asia 2015
Indonesia dan menggambarkan perkiraan kondisi pasar berdasarkan sumber-sumber yang
tersedia di publik dan jejak pendapat, dan disiapkan semata-mata sebagai alat pemasaran.
Referensi terhadap Gasworld bukan merupakan opini dari Gasworld atas nilai saham manapun
atau saran untuk melakukan investasi pada Perseroan. Direksi Perseroan berkeyakinan bahwa
sumber informasi dalam bab ini diperoleh dari sumber-sumber terpercaya dan telah berhati-hati
dalam mereproduksi informasi tersebut.

Direksi Perseroan tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa informasi tersebut salah atau
menyesatkan atau adanya fakta material yang dihilangkan yang dapat mengakibatkan informasi
menjadi salah atau menyesatkan. Informasi yang disusun oleh Gasworld dan disajikan dalam bab
ini belum diverifikasi secara independen oleh Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan
pihak-pihak lain yang terlibat dalam Penawaran Umum Saham Perdana dan baik Perseroan,
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam Penawaran Umum
Saham Perdana maupun Gasworld tidak memberikan jaminan atas akurasinya, dan informasi
dalam bab ini sebaiknya tidak dijadikan dasar dalam membuat atau tidak membuat keputusan
investasi apapun.
Informasi dalam bab ini memuat informasi yang diambil dari laporan riset atau Laporan
Gasreport:

South East Asia 2015 yang disusun oleh Gasworld. Laporan Gasreport: South East Asia 2015.
Datadata proyeksi Gasworld berasal dari analisis perkembangan historis dari pasar, kondisi
perekonomian dan faktor-faktor dasar yang mendorong pasar, dan diperiksa terhadap data-data
industri yang ada serta wawancara dengan pakar industri.

EKUITAS

Tabel di bawah menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang bersumber dari laporan posisi
keuangan Perseroan pada tanggal 31 Maret 2016, 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Laporan
posisi keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Maret 2016 dan
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak
untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 telah diaudit oleh KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (anggota dari HLB International) berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dengan pendapat Wajar Tanpa Modifikasian dalam laporannya tertanggal
29 Juli 2016 yang ditandatangani oleh Yulianti Sugiarta.

PERPAJAKAN

Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang
Pajak

Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah,
dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia
dikecualikan dari objek pajak dengan syarat:

 Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan


 Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan
Saham di Bursa Efek juncto Keputusan Menteri Keuangan No. 282/KMK.04/1997
tanggal 20 Juni 1997 tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek juncto Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak No. SE-06/PJ.4/1997 tentang Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan
Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham, telah ditetapkan sebagai berikut:
 Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi
penjualan saham di bursa efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (satu per seribu)
dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan yang bersifat final. Pengenaan Pajak
Penghasilan dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggaraan bursa efek melalui
perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham.
 Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5% (setengah
persen) dari nilai saham perusahaan pada saat saat penawaran umum saham perdana.

PENJAMINAN EMISI EFEK


Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek No. 122 tanggal 30 Juni 2016, sebagaimana diubah berdasarkan Akta
Perubahan I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 6 tanggal 1 Agustus 2016 dan Akta
Perubahan II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 14 tanggal 7 September 2016, yang
seluruhnya dibuat oleh dan antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek di hadapan
Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di bawah
ini, secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan
dan menjual Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat sesuai bagian penjaminannya masing-
masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan mengikatkan diri untuk membeli
Saham Yang Ditawarkan yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran
Umum Perdana Saham.

Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis
yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada di kemudian hari antara Perseroan dengan
Penjamin Emisi Efek.Selanjutnya Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam penjaminan emisi
saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan
Peraturan No. IX.A.7

Anda mungkin juga menyukai