Anda di halaman 1dari 6

.

TUJUH {7} BAIT BER CINTA DALAM NADZOM ALFIYAH IBNU MALIK

Berikut ini adalah beberapa bait di nadhom #Alfiyah ibnu malik yang secara tidak langsung memberi
pencerahan tentang cinta.

1.KALAU BiSA NYAMAN DENGAN YANG DEKAT, MENGAPA HARUS CARI YANG JAUH...!?

‫ إذا تأتى أن يجيئ المتصل‬# ‫وفي اختيار اليجيئ المنفصل‬

Dalam kondisi tidak terpaksa, tidak perlu mendatangkan dhomir munfasil

Selama masih bisa memakai dhomir muttasil (bait ke- 63).

Pengaplikasian bait ini semisal pada contoh ketika membuat maf’ul bih dari dhomir, maka
pergunakanlah dhomir muttasil ( tersambung dengan fi’il )

Contoh: ‫ضربتُك‬, bukan ‫ضربت إيك‬

"Dalam konteks cinta dan mencari pasangan, banyak yang menyarankan bahwa harus mencari dari
kalangan yang masih dalam satu lingkungan, semisal satu desa, satu kampus/pondok pesantren, atau
bahkan satu kelas.

Alasannya sederhana, karena pasangan yang masih dalam satu lingkungan/almamater,pemikiran dan
ideologinya mungkin selaras. Hal itu, sedikitnya akan berpengaruh pada kelanggengan hubungan
tersebut.

Namun, hal itu hanyalah sebagai saran, pada akhirnya mencari pasangan dari lingkungan yang jauh
berbeda pun bukanlah sebagi larangan.
Biarkanlah sang waktu sendiri yang menjawab perihal sang jodoh.

2.ADAKALANYA PASANGAN YANG COCOK ITU BERAWAL DARI ORANG YG TIDAK PERNAH KENAL SAMA
SEKALI.

‫ كما يكونان معرفين‬# ‫فقد يكونان منكرين‬

Athaf bayan juga bisa terbentuk dari dua isim yang sama-sama nakiroh (umum/belum diketahui).

Sebagaimana biasa athaf bayan terbentuk dari dua buah isim yang sama-sama makrifat
(khusus/diketahui). Bait ke- 537

Ada pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang.

Lazimnya memang seperti itu, karena benih-benih cinta sendiri akan timbul karena berbagai faktor,
salah satunya dengan saling mengenal ataupun sering bertemu.

Namun inilah salah satu keajaiban cinta. Pada kenyataanya, banyak sekali cinta bahkan jodoh yang
bersatu dengan berbagai hal sederhana atau bahkan hal-hal instan.

Adakalanya saling jatuh cinta pada pandangan pertama, dan langsung tembus pada garis finish yang
disebut pernikahan.

3. TENTUKAN PILIHAN CINTA YANG TERBAIK UNTUKMU.

‫ قبل فللواحد منهما العمل‬# ‫إن عامالن اقتضيا في اسم عمل‬

‫ واختار عكس غيرهم ذا أسرة‬# ‫والثان أولى عند أهل البصرة‬

Tatkala dua aamill menuntut amal pada satu ma’mul yang sama,
Maka berikanlah amal tersebut pada salah satu dari keduanya.

Ulama Basyrah memilih untuk memberikan amal pada aamil yang kedua.

Sedangkan selain Ulama Basyrah memilih aamiil yang pertama.

Menentukan pilihan hidup bukanlah hal yang main-main, semuanya harus melalui pemikiran juga
pertimbangan yang matang.

Semisal di kalangan wanita, jika ada dua orang yang menyatakan cinta padanya, maka dia harus memilih
salah satunya. Tentunya dengan pertimbangan yang logis dan sesuai

dengan keinginan hati.

Sama seperti perdebatan ulama nahwu diatas, maka bisa saja sang wanita itu memilih orang yang
pertama, karena memang paling awal menyatakan cinta, atau mungkin juga memilih orang yang kedua
dengan alasan karena yang paling baru. Namun kedua alasan itu harus sesuai dengan pertimbangan
yang disebutkan sebelumnya, karena keelokan paras saja tidak cukup, harus ada unsur cerdas juga
dewasa dalam diri setiap orang yang

ingin melanjutkan kejenjang yang selanjutnya.

4. LENYAPKANLAH BUDAYA TIKUNG MENIKUNG.

‫ فما خل لنا‬،‫ و هل فتى فيكم‬#........................

Apakah sudah ada seorang laki-laki di sampingmu?

Karena saya belum memiliki kekasih.

Bait berikut merupakan contoh dari bentuk mubtadha yang terbentuk dari isim nakiroh.
Etika dalam menyatakan cinta adalah mengobservasi dahulu calon pasangan kita, apakah dia sudah ada
yang melamar atau belum, apakah dia sudah punya kekasih atau belum. Karena dalam islam sendiri,
melamar lamaran orang sangatlah dilarang.

Walaupun mungkin cinta tak bisa disalahkan, atau mungkin janur kuning belum melengkung, tapi cinta
kita itu juga harus dilandasi dengan adab dan tatakrama.

Karena tikung menikung, bukanlah suatu tatakrama.

5. JARAK JAUH SEKALIPUN TAK MAMPU MEMADAMKAN API CINTA.

‫ كعلقة بنفس االسم الواقع‬# ‫وعلقة حاصلة بتابع‬

Hubungan dhomir yang timbul dari isim taabi’ ( mengikuti isim yang asal)

Hakikatnya sama saja dengan hubungan dhomir yang timbul dari isim asal tersebut.

Bait ini menjelaskan tentang syaagil dalam istighol, untuk dijelaskan lebih detail mungkin

akan sangat panjang, namun saya akan coba untuk menjelaskan lewat contoh saja.

Contoh awal dari istighol ‫زيدا ضربته‬

Contoh istighol dengan taabi’ ‫زيدا ضربت رجال يحبه‬

Pada pengamalan istighol, kedua contoh ini sama saja.

Dalam masalah cinta jarak jauh, pertemuan adalah sesuatu yang sangat sulit, namun juga sangat
diharapkan. Namun terkadang bagi mereka yang LDR, menelpon atau bahkan melihat foto kekasihnya
saja, mampu mengobati rindu yang datang, layaknya bertemu langsung empat mata.

Karena cinta yang haqiqi tidak akan luntur hanya dengan jarak.
.

6. MOVE ON DONG!!.

‫ فيما له كنيل خير نائل‬# ‫ينوب مفعول به عن فاعل‬

(dalam mabnie majhul) maf’ul bih akan menggantikan posisi dari fail.

Dari segi hukum dan amalnya akan sama persis dengan fa’il.

Ada segelintir orang yang mungkin tak mampu untuk menemukan sebuah pencerahan tatkala
merasakan pahitnya cinta, bahkan mungkin dia bertekad dalam hatinya untuk tidak lagi merasakan
cinta.

Itu adalah hal yang sangat salah, karena pada dasarnya, semua orang mempunyai jodoh masing-masing
dan akan dipertemukan dengan jodohnya kelak. Bisa saja, perpisahan yang terjadi, menunjukan bahwa
dia adalah jodoh yang salah, dan yang harus kita lakukan adalah melakukan persiapan agar kita cukup
pantas, ketika kelak dipertemukan dengan jodoh kita.

So, jangan berkecil hati, karena semua akan indah pada waktunya.

7. JATUH CINTA DALAM DIAM.

‫ كمثل زيد في جواب من قرأ‬# ‫ويرفع الفاعل فعل أضمرا‬

terkadang fa’il dapat marfu’ oleh fi’il yang disimpan.

seperti pengucapan “zaid”, ketika menjawab pertanyaan “siapa yang membaca”?


Adakalanya orang jatuh cinta namun memilih untuk menyimpan sejenak perasaan itu, bukan tanpa
alasan,namun lebih kerena dia menganggap bahwa cinta untuk saat ini hanyalah sebuah keinginan yang
belum mencapai tingkat kebutuhan.

Namun bukan berarti dia melupakan cinta tersebut, dia tetap mencinta namun dengan cara yang samar.
Karena mungkin dia berfikir jauh kedepan, mempersiapakan diri sebaik mungkin agar dia menjadi sosok
yang pantas.

Lebih tepatnya dia mencinta dengan cara yang berbeda, namun indah.

Karena cinta bukan hanya sekedar tentang merasa nyaman, namun lebih kepada memberi rasa nyaman.

Karena cinta bukan hanya menerima, tapi memberi dan menerima.

Wallahu A`lam.

( Kanjeng Mintaraga Sukma )

Anda mungkin juga menyukai