BAB IV
METODOLOGI
4.1.1 Geospasial
Geospasial berasal dari kata geo dan spatial dimana kedua istilah ini
yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka
mengkaji aspek-aspek tersebut, hal yang perlu diperhatikan adalah faktor letak,
(Kartasasmita, 1977 dalam Kustiwan, 2010). Data geospasial adalah data tentang
lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau
buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada,
atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan,
ruang kebumian. Dalam pekerjaan ini informasi geospasial yang akan dikaji
48
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
provinsi, setidaknya ada dua acuan yang sering digunakan. Acuan pertama adalah
berupa objek alami, seperti sungai, punggung bukit. Acuan kedua adalah berupa
objek buatan manusia, seperti jalan raya dan jalan kereta api. Selain peta batas
administrasi, data geospasial yang digunakan pada pekerjaan ini adalah data peta
batas administrasi yang bersumber dari peta RBI yang akan menjadi acuan untuk
diskusi, data titik Ground Control Point (GCP) yang digunakan untuk mengikat
citra satelit yang digunakan yakni citra satelit yang memiliki resolusi tinggi. Citra
satelit resolusi tinggi adalah citra yang memiliki tingkat kedetailan sangat baik.
Citra ini nantinya diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Informasi Geografis
aktif dari masyarakat sebagai perencanaan dan pemberi informasi disebut sebagai
pemetaan partisipatif adalah cara yang dapat digunakan oleh masyarakat desa atau
dengan mendapat asistensi dari pihak lain, untuk mengenali kembali kondisi
ruang yang sebenarnya dari suatu wilayah adat atau desa, mendokumentasikan
berbagai hal yang berhubungan dengan ruang yang dibangun oleh mayarakat
49
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
sendiri, menjadi alat bukti tentang klaim suatu wilayah dan bisa dibaca dengan
mudah oleh pihak-pihak laindi luar desa (pemerintah, orang desa lain, perguruan
tinggi dan masyarakat luas). Lebih lanjut Anonim (2003) menyebutkan bahwa
pemetaan partisipatif adalah suatu cara yang digunakan untuk mengenali kembali
potensi sumber dayanya (hal-hal yang berkaitan dengan wilayah tersebut), yang
tentang ruang kelola mereka, merupakan sebuah kesempatan untuk membuat peta
menjadi lebih baik, serat merupakan media saling belajar satu sama lain (Anonim,
2003).
pada praktek pemetaan biasa dapat dilaksanakan 2 orang saja. Perbedaan yang
lain adalah tentang tema, masyarakat akan menentukan sendiri tentang tema yang
dianggap penting. Tema yang mungkin berbeda dengan peta biasa misalnya
50
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
sebagian besar informasi yan terdapat di peta berasal dari pengetahuan lokal 5.
masyarakat
saumberdaya alamnya
Tahun 2016 tentang Pedoman dan Penegasan Batas. Adapun mekanisme kegiatan
51
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
Kabupaten/ Kota.
Pembuatan peta kerja Peta kerja untuk penetapan dan penegasan batas
Kondisi saat ini untuk Provinsi Riau sendiri belum tersedia Peta
Rupabumi Indonesia (Peta RBI) skala 1 : 5.000. Saat ini peta RBI
yang tersedia masih cakupan skala 1:50.000. Oleh karena itu maka
meter.
52
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
Desa Pusat. Resolusi citra satelit yang dimaksud disini ialah berupa
akurasinya maka gambar yang diperoleh akan semakin baik. Hal ini
o Datum horizontal
o Proyeksi
o Skala peta
indeks jika tidak dapat disajikan dalam satu peta berskala 1:10.000.
o Ukuran peta
o Ketelitian peta
53
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
Dasar.
o Unsur peta
Unsur yang harus ada pada peta citra meliputi toponim, batas
ditampilkan).
c. Dalam hal tersedia Peta RBI dan citra tegak resolusi tinggi maka
batas dapat ditambahkan data pendukung berupa peta dan data lain
kartometrik terdapat garis batas yang tidak dapat diidentifikasi dan/ atau
54
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
pelacakan dan penentuan posisi batas desa yang ditandatangani oleh tim
masing desa. Jika batas indikatif RBI tidak sesuai kondisi yang
55
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
Interpretasi
Gambar 4.1 Alur Kegiatan Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan
Pengambilan data dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang didapat langsung melalui pada lapangan
terkait.
dokumentasi di wilayah kajian. Pada survey primer, beberapa data yang diambil
1. Wawancara
dalam melakukan diskusi disini ialah untuk mengetahui pendapat para tokoh
57
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
konstekstual suatu kecamatan secara lebih. Dalam kegiatan diskusi ini bahan
yang digunakan adalah draft peta kecamatan yang telah disusun sebelumnya
yang bersumber dari data sekunder. Kebutuhan data dan informasi dalam
kegiatan ini adalah data indikatif batas desa/kelurahan. Data indikatif batas
dan pihak terkait yang dituangkan dalam bentuk sketsa batas desa/kelurahan.
Dalam kegiatan ini nantinya akan dibuatkan berita acara terkait penarikan
2. Observasi lapangan
administrasi kecamatan.
58
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
1. Data Peta Administrasi Kabupaten Rokan Hulu yang meliputi data peta
informasi administrasi
Desa
2 Data Citra Satelit Resolusi Tinggi Citra satelit yang memiliki
kajian
4 Data Profil Kecamatan/Desa Data Kependudukan
59
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat didekati dari dua sudut
secara inferensial. Analisis yang digunakan pada pekerjaan ini adalah analisis
Kabupaten Rokan Hulu. Adapun beberapa indikator yang dibahas dalam analisis
deskriptif-kuantitatif adalah :
a. Batas Administrasi
oleh titik koordinat. Dari data ini nantinya akan diperoleh informasi
batas.
b. Karakteristik Wilayah
tersebut. Data ini diperoleh dari hasil Focus Group Discussion (FGD)
perolehan dan penyiapan data, manajemen data, manipulasi dan analisis data serta
visualisasi data. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi
60
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
Geografis adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang digunakan dalam
perolehan dan penyiapan data, manajemen data, manipulasi dan analisis data serta
Informasi Geografis (SIG) adalah suatu kemajuan dalam teknologi komputer dan
geografi. SIG mampu berkembang dari alat pemetaan otomatis dan manajemen
data menjadi penanganan spasial dan teknologi analisis. Sementara itu Wyatt and
Geografi adalah suatu sistem informasi tentang pengumpulan dan pengolahan data
serta penyampaian informasi dalam koordinat ruang, baik secara manual maupun
digital. Data yang diperlukan merupakan data yang mengacu pada lokasi
geografis, yang terdiri dari dua kelompok, yaitu data grafis dan data atribut. Data
grafis tersusun dalam bentuk titik, garis, dan poligon. Sedangkan data atribut
dapat berupa data kualitatif atau kuantitatif yang mempunyai hubungan satu-satu
survey lapangan dan pengolahan data. Data-data batas administrasi, titik GCP dan
citra satelit resolusi tinggi diolah menjadi sebuah peta batas administrasi. Peta
batas administrasi ini nantinya digunakan sebagai bahan diskusi untuk kegiatan
kegiatan verifikasi dan validasi data yaitu dengan mengambil koordinat dan
61
Laporan Pendahuluan
Penetapan dan Penegasan Batas Desa di Kecamatan Kabun
menggunakan aplikasi SIG yaitu ArcGIS menghasilkan luaran album peta batas
62