Anda di halaman 1dari 6

Nama : Solehudin Al Ayyubi

Npm : 18082010043
Sistem Informasi’18 Kelas B

Berbagai Keputusan Pemerintah Tentang Agama Khonghucu

Penetapan Presiden no 1/pnps/1965 jo UU no 5/1969 tentang penyalahgunaan dan/atau penodaan


Agama (lembaran negara th 1965 no 3, tambahan lembaran negara nomer 2727) masih berlaku
mengikat pada masa orde baru, didalamnya disebutkan penduduk Indonesia memeluk 6 Agama
yakni; Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Khonghucu inilah yg dipakai oleh gus dur
waktu tsb untuk beradu argumentasi dg pemerintahan dikala itu (ORBA) sebab keputusan ini
belum dicabut dan masih berlaku, tapi lucunya kok KTP/KSK/pernikahan AGAMA
KHONGHUCU dan catatan sipil, seakan akan langsung hilang & menjadi rancu sebab keluarnya
inpres no 14 th 1967 tentang pembatasan Kegiatan Agama, Kepercayaan dan adat istiadat China
dan surat edaran mendagri  no. 477 / 74054  tertanggal 18 Nopember 1978 tentang pembatasan
kegiatan Agama, Kepercayaan dan adat istiadat China, sangat bertentangan dengan Penetapan
Presiden no 1/pnps/1965 jo UU no 5/1969 tsb .  (berdasarkan penjelasan Mahkamah Konstitusi
RI kepada MATAKIN no 356/PAN.MK/XII/2005 tgl 28 desember 2005 yg ditandatangani oleh
seorang panitera yakni Bp Drs H Achmad Fadlil SH M.Hum, menyatakan bahwa UU tsb masih
berlaku dan mempunyai kekuatan hukum mengikat). Sejak lahirnya perpres  no 6 th 2000 oleh
bp presiden KH Abdurrahman wahid tersebut akhirnya benar2 sebuah pendobrak besar bagi
kebebasan kehidupan beragama dan hak2 sipil bagi umat Khonghucu, berikut ini terangkum
kronologi 18 peraturan pemerintah (perpres,kepmen,surat edaran menteri)  yg  ada sebelumnya
(yg mendasari) dan sesudah perpres tsb yakni

1. DASAR HUKUM UTAMA ADALAH = Penetapan Presiden no 1/pnps/1965 jo UU no


5/1969 tentang penyalahgunaan dan/atau penodaan Agama (lembaran negara th 1965 no 3,
tambahan lembaran negara nomer 2727) masih berlaku hingga sekarang dan berlaku
mengikat, didalamnya disebutkan penduduk Indonesia memeluk 6 Agama yakni; Islam,
Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Khonghucu
2. berdasarkan penjelasan Mahkamah Konstitusi RI kepada MATAKIN no
356/PAN.MK/XII/2005 tgl 28 desember 2005 yg ditandatangani oleh seorang panitera
yakni Bp Drs H Achmad Fadlil SH M.Hum, menyatakan bahwa UU tsb masih berlaku dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat.
3. Keputusan Presiden RI no 6 tahun 2000 tgl 17 januari 2000 oleh Bp Presiden KH
Abdurraman Wahid tentang pencabutan inpres no 14 th 1967 tentang pembatasan Kegiatan
Agama, Kepercayaan dan adat istiadat China
4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Bp Suryadi Soedirdja tgl 31 maret
2000 no 477/805/Sj.  Yg mencabut surat edaran mendagri  no. 477 / 74054  tertanggal 18
Nopember 1978 tentang pembatasan kegiatan Agama, Kepercayaan dan adat istiadat China.
5. Ketetapan Menteri Agama no 13 th 2001 tentang penetapan Hari Raya Imlek sebagai
Hari Libur Fakultatif.
6. Keputusan Presiden RI Ibu Megawati Soekarnoputri no 19 th 2002 tgl 9 april 2002
tentang penetapan Hari Raya Imlek sebagai Hari libur Nasional.
7. Keputusan Menteri Agama RI Bp H. Said Agil Husin Al Munawar Ma, no 331 tahun
2002, tgl 25 juni 2002 menindaklanjuti keputusan Hari Raya Imlek sebagai Hari Libur
Nasional.
8. Keputusan presiden RI ibu Megawati Soekarnoputri, UU RI no 20 th 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, tgl 8 juli 2003
9. Surat Menteri Sekretariat Negara RI Bp Yusril Izha Mahendra kepada Menag RI,
Mendagri RI, Menhum&Ham RI, Mendiknas RI , no B.398/M.sesneg/6/2005 tgl 27 juni
2005 ttg menindaklanjuti pidato presiden RI di perayaan Tahun Baru Imlek 2556 di Balai
Sudirman Jakarta tgl 13 Februari 2005 tentang: Mencabut semua peraturan yg mengandung
unsur ketidaksetaraan antara warga negara & meminta segenap aparatur negara dari pusat
hingga daerah2 agar konsisten menjalankan kebijakan kesetaraan dan menegakkan keadilan
dengan sebenar2nya. Dan dapat dilaksanakan oleh aparat pemerintah sesuai dengan
bidangnya masing2.
10. Surat Menteri Agama Muhammad M Basyuni no MA/12/2006 tgl 24 Januari 2006
kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan Nasional tentang penjelasan
mengenai status perkawinan menurut Agama Khonghucu dan Pendidikan Agama
Khonghucu. Karena UU no 1/pnps 1965 pasal 1 penjelasan dinyatakan Agama2 yg dipeluk
penduduk Indonesia ada 6 termasuk Khonghucu, maka Departemen Agama melayani umat
Khonghucu sebagai Umat Agama Khonghucu, berkaitan dg UU no 11 th 1974 ttg
perkawinan pasal 2 ayat 1 yg menyatakan perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
menurut hukum masing2 agamanya , maka Depag memperlakukan perkawinan para
penganut Agama Khonghucu yg dipimpin oleh pendeta Khonghucu adalah SAH. Maka
pencatatan perkawinan bagi para umat Khonghucu dpt dilakukan sesuai perundangan yg
berlaku, demikian juga Hak Sipil lainnya. Pendidikan Agama Khonghucu sesuai dengan
ketentuan pasal 12a UU no 20 th 2003 ttg sistem pendidikan nasional, depag akan
memfasilitasi penyediaan tenaga guru Agama Khonghucu di sekolah2, dengan demikian
penyebutan “Pendidikan Agama Khonghucu” dalam RPP Pendidikan Agama dan
Keagamaan dapat dipertimbangkan.
11. Surat Menteri dalam Negeri Mochammad Ma’ruf no 470/336/SJ tgl 24 januari 2006
kepada segenap Gubernur dan Bupati & Walikota perihal pelayanan administrasi
kependudukan penganut Agama Khonghucu, didalam rangka meningkatkan pelayanan
administrasi kependudukan dan catatan sipil sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat 1 huruf I
dan pasal 14 ayat 1 huruf I UU 32 thn 2004 tentang pemerintahan daerah, memerintahkan
agar pemda dapat memberikan pelayanan administrasi kependudukan kepada penganut
agama khonghucu dengan menambah keterangan agama khonghucu pada dokumen
administrasi kependudukan yg digunakan selama ini
12. Surat Menteri Agama RI Bp Muhammad M Basyuni yang ditujukan kepada seretaris
Jenderal Depag RI Bp H. Faisal Ismail yang sekaligus juga merangkap Kepala Pusat
Kerukunan umat beragama RI yakni no MA/…/2006 perihal pelayanan terhadap penganut
Agama Khonghucu tgl 28 februari 2006.
13. Surat menteri Agama no 1 th 2006 tgl 16 maret 2006 tentang sosialisasi status
perkawinan, pendidikan dan pelayanan  terhadap penganut Agama Khonghucu. Ini
merupakan surat interuksi kepada Sekjed Depag, Irjend Depag, para dirjen depag, Ka Bag
litbang dan diklat, Kepala Pusat Kerukunan Beragama, Para Kanwil Depag dilingkungan
Depag seluruh Indonesia.
14. Surat Sekjend Departemen Agama RI, Bp H. Faisal Ismail no:
SJ/B.VII/1/BA.01.2/623/06 tgl 21 maret 2006 kepada kepala kantor wilayah departemen
Agama seluruh indonesia tentang pelayanan terhadap penganut Agama Khonghucu, intinya
pusat kerukunan umat beragama untuk sementara (sampai terbentuknya unit kerja yang
defenitif) ditugasi oleh Menteri Agama memberikan pelayanan dan bimbingan kepada
penganut Agama Khonghucu. Untuk didaerah dilaksanakan oleh Kasubag Humas dan KUB
untuk melaksanakan kebijakan diatas.
15. Peraturan bersama Menag Muhammad M Basyuni dan Mendagri  Moh. ma’ruf tgl 21
maret 2006 no 9 th 2006 dan no 8 th 2006 tentang Pedoman pelaksanaan tugas kepala
daerah/wakil kepala daerah didalam pemeliharaan kerukunan umat beragama,
Pemberdayaan forum kerukunan umat beragama dan Pendirian tempat Ibadat. Didalamnya
Agama Khonghucu sudah mendapatkan tempat, dan memiliki 1 perwakilan dimasing2
FKUB baik itu tingkat Pusat, Propinsi dan kabupaten/Kotamadya hingga kecamatan.
16. Surat Seretariat jendral  Depag RI /Kepala Pusat Kerukunan umat beragama Bp Drs H
abdul fatah NIP:150222255, no Sj/B.VII/II/BA.01.2/378/2006 tgl 2 mei 2006 yg ditujukan
kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Seluruh Indonesia perihal
pemberitahuan kunjungan & silahturami pengurus MATAKIN & MAKIN kedaerah2 dan
diharapkan dapat menerima mereka & ikut membantu mensosialisasikan kesemua elemen
masyarakat & unit kerja dibawahnya ttg penjelasan Mahkamah konstitusi bahwa UU no 1
pnps/th 1965 masih berlaku mengikat didalamnya masih menyebut Agama Khonghucu
dipeluk oleh masyarakat Indonesia disamping 5 Agama lain lalu Surat Menag no :
MA/12/2006 tgl 24 januari 2006 yg menyatakan Departemen Agama RI melayani Umat
Khonghucu sbg umat penganut Agama Khonghucu serta intruksi Menag RI no 1 th 2006 tgl
16 Maret 2006 tentang sosialisasi perkawinan, pendidikan dan pelayanan terhadap penganut
Agama Khonghucu.
17. Surat Depdagri, ditandatangani oleh DR. H.A. Rasyid Saleh Msi, dirjen administrasi
kependudukan, kepada MATAKIN no 470/3553/MD tgl 30 Agustus 2007 ada beberapa
pernyataan: 
a. dengan berpatokan Menag no MA/12/2006 tgl 24 jan 2006 ttg perkawinan
menurut Agama Khonghucu dan Pendidikan Agama Khonghucu serta surat edarat Mendagri
no 470/336/SJ tertanggal 24 feb 2006 ttg pelayanan Administrasi kependudukan pemeluk
Agama Khonghucu telah diintruksikan pd seluruh kepala daerah se Indonesia
b.  Dengan ditetapkannya UU no 23 th2006 tentang administrasi kependudukan,
peraturan pelaksanaan yg bertentangan dinyatakan tidak berlaku seperti permendagri no 28
th 2005 ttg pedoman penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil didaerah.
c. Form isian data kependudukan, formulir isian biodata penduduk untuk WNI
(perkeluarga) atau F1-01 yg dimuat permendagri no 28 th 2005 blm mencantumkan kolonm
Agama Khonghucu, namun sejak diedarkannya surat edaran mendagri no 470/336/sj tgl 24
feb 2006, f1-01 yang baru telah diperbaharui / ditambahkan 1 kolom dengan mencantumkan
isian Agama Khonghucu pd deretan kolom Agama, yang sebelumnya cuma 5 jadi 6 kolom.
18. Peraturan pemerintah Republik Indonesia no 55 th 2007 oleh Presiden DR H Susilo
Bambang Yudhoyono tgl 5 oktober 2007. Ttg pendidikan Agama & Pendidikan
Keagamaan. Bagian ke 6 adalah masalah Pendidikan Agama khonghucu , terbagi menjadi 3
pasal yakni pasal 45, 46 dan 47
a. Pasal 45
i. Pendidikan keagamaan Khonghucu diselenggarakan oleh masyarakat pd
jalur pendidikan formal, non formal, dan informal
ii. Pendidikan keagaman Khonghucu berbentuk program sekolah minggu,
diskusi pendalaman kitab suci, pendidikan guru dan Rohaniwan Agama Khonghucu, atau
bentuk lain yg sejenis
iii. Pengelolaan satuan pendidikan keagamaan Khonghucu dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
b. Pasal 46
i. Sekolah minggu Khonghucu dan diskudi pendalaman kitab suci
merupakan kegiatan belajar mengajar non formal yg dilaksanakan di Xueteng, litang, Miao,
dan kelenteng, yg dilaksanakan setiap minggu dan tgl 1 serta 15 penanggalan lunar.
ii. Sekolah minggu Khonghucu dan diskusi pendalaman kitab suci bertujuan
untuk menanamkan keimanan dan budi pekerti peserta didik.
iii. Kurikulum sekolah minggu Khonghucu memuat bahan kajian Daxue,
Zhongyon, Lunyu,Mengzi, Shujing, Liji,Shijing,Chun Qiu Jing, Xiao Jing, sejarah suci
Agama Khonghucu serta tata Agama / Peribadahan Agama Khonghucu
iv. Tenaga pendidik pd pendidikan keagamaan Khonghucu mencakup
Jiaosheng, Wenshi, Xueshi, Zhanglao,    atau  yg mempunyai kompentensi.
b. Pasal 47
i. Pendidikan Guru dan Rohaniwan Agama Khonghucu adalah pendidikan
formal dan nonformal yg diselenggarakan di shuyuan atau lembaga pendidikan lainnya dan
oleh yayasan yg bergerak dalam pendidikan atau perkumpulan umat Khonghucu.

Anda mungkin juga menyukai