Berbagai Keputusan Pemerintah Tentang Agama Khonghucu
Penetapan Presiden no 1/pnps/1965 jo UU no 5/1969 tentang penyalahgunaan dan/atau penodaan
Agama (lembaran negara th 1965 no 3, tambahan lembaran negara nomer 2727) masih berlaku mengikat pada masa orde baru, didalamnya disebutkan penduduk Indonesia memeluk 6 Agama yakni; Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Khonghucu inilah yg dipakai oleh gus dur waktu tsb untuk beradu argumentasi dg pemerintahan dikala itu (ORBA) sebab keputusan ini belum dicabut dan masih berlaku, tapi lucunya kok KTP/KSK/pernikahan AGAMA KHONGHUCU dan catatan sipil, seakan akan langsung hilang & menjadi rancu sebab keluarnya inpres no 14 th 1967 tentang pembatasan Kegiatan Agama, Kepercayaan dan adat istiadat China dan surat edaran mendagri no. 477 / 74054 tertanggal 18 Nopember 1978 tentang pembatasan kegiatan Agama, Kepercayaan dan adat istiadat China, sangat bertentangan dengan Penetapan Presiden no 1/pnps/1965 jo UU no 5/1969 tsb . (berdasarkan penjelasan Mahkamah Konstitusi RI kepada MATAKIN no 356/PAN.MK/XII/2005 tgl 28 desember 2005 yg ditandatangani oleh seorang panitera yakni Bp Drs H Achmad Fadlil SH M.Hum, menyatakan bahwa UU tsb masih berlaku dan mempunyai kekuatan hukum mengikat). Sejak lahirnya perpres no 6 th 2000 oleh bp presiden KH Abdurrahman wahid tersebut akhirnya benar2 sebuah pendobrak besar bagi kebebasan kehidupan beragama dan hak2 sipil bagi umat Khonghucu, berikut ini terangkum kronologi 18 peraturan pemerintah (perpres,kepmen,surat edaran menteri) yg ada sebelumnya (yg mendasari) dan sesudah perpres tsb yakni
1. DASAR HUKUM UTAMA ADALAH = Penetapan Presiden no 1/pnps/1965 jo UU no
5/1969 tentang penyalahgunaan dan/atau penodaan Agama (lembaran negara th 1965 no 3, tambahan lembaran negara nomer 2727) masih berlaku hingga sekarang dan berlaku mengikat, didalamnya disebutkan penduduk Indonesia memeluk 6 Agama yakni; Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Khonghucu 2. berdasarkan penjelasan Mahkamah Konstitusi RI kepada MATAKIN no 356/PAN.MK/XII/2005 tgl 28 desember 2005 yg ditandatangani oleh seorang panitera yakni Bp Drs H Achmad Fadlil SH M.Hum, menyatakan bahwa UU tsb masih berlaku dan mempunyai kekuatan hukum mengikat. 3. Keputusan Presiden RI no 6 tahun 2000 tgl 17 januari 2000 oleh Bp Presiden KH Abdurraman Wahid tentang pencabutan inpres no 14 th 1967 tentang pembatasan Kegiatan Agama, Kepercayaan dan adat istiadat China 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Bp Suryadi Soedirdja tgl 31 maret 2000 no 477/805/Sj. Yg mencabut surat edaran mendagri no. 477 / 74054 tertanggal 18 Nopember 1978 tentang pembatasan kegiatan Agama, Kepercayaan dan adat istiadat China. 5. Ketetapan Menteri Agama no 13 th 2001 tentang penetapan Hari Raya Imlek sebagai Hari Libur Fakultatif. 6. Keputusan Presiden RI Ibu Megawati Soekarnoputri no 19 th 2002 tgl 9 april 2002 tentang penetapan Hari Raya Imlek sebagai Hari libur Nasional. 7. Keputusan Menteri Agama RI Bp H. Said Agil Husin Al Munawar Ma, no 331 tahun 2002, tgl 25 juni 2002 menindaklanjuti keputusan Hari Raya Imlek sebagai Hari Libur Nasional. 8. Keputusan presiden RI ibu Megawati Soekarnoputri, UU RI no 20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tgl 8 juli 2003 9. Surat Menteri Sekretariat Negara RI Bp Yusril Izha Mahendra kepada Menag RI, Mendagri RI, Menhum&Ham RI, Mendiknas RI , no B.398/M.sesneg/6/2005 tgl 27 juni 2005 ttg menindaklanjuti pidato presiden RI di perayaan Tahun Baru Imlek 2556 di Balai Sudirman Jakarta tgl 13 Februari 2005 tentang: Mencabut semua peraturan yg mengandung unsur ketidaksetaraan antara warga negara & meminta segenap aparatur negara dari pusat hingga daerah2 agar konsisten menjalankan kebijakan kesetaraan dan menegakkan keadilan dengan sebenar2nya. Dan dapat dilaksanakan oleh aparat pemerintah sesuai dengan bidangnya masing2. 10. Surat Menteri Agama Muhammad M Basyuni no MA/12/2006 tgl 24 Januari 2006 kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan Nasional tentang penjelasan mengenai status perkawinan menurut Agama Khonghucu dan Pendidikan Agama Khonghucu. Karena UU no 1/pnps 1965 pasal 1 penjelasan dinyatakan Agama2 yg dipeluk penduduk Indonesia ada 6 termasuk Khonghucu, maka Departemen Agama melayani umat Khonghucu sebagai Umat Agama Khonghucu, berkaitan dg UU no 11 th 1974 ttg perkawinan pasal 2 ayat 1 yg menyatakan perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing2 agamanya , maka Depag memperlakukan perkawinan para penganut Agama Khonghucu yg dipimpin oleh pendeta Khonghucu adalah SAH. Maka pencatatan perkawinan bagi para umat Khonghucu dpt dilakukan sesuai perundangan yg berlaku, demikian juga Hak Sipil lainnya. Pendidikan Agama Khonghucu sesuai dengan ketentuan pasal 12a UU no 20 th 2003 ttg sistem pendidikan nasional, depag akan memfasilitasi penyediaan tenaga guru Agama Khonghucu di sekolah2, dengan demikian penyebutan “Pendidikan Agama Khonghucu” dalam RPP Pendidikan Agama dan Keagamaan dapat dipertimbangkan. 11. Surat Menteri dalam Negeri Mochammad Ma’ruf no 470/336/SJ tgl 24 januari 2006 kepada segenap Gubernur dan Bupati & Walikota perihal pelayanan administrasi kependudukan penganut Agama Khonghucu, didalam rangka meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat 1 huruf I dan pasal 14 ayat 1 huruf I UU 32 thn 2004 tentang pemerintahan daerah, memerintahkan agar pemda dapat memberikan pelayanan administrasi kependudukan kepada penganut agama khonghucu dengan menambah keterangan agama khonghucu pada dokumen administrasi kependudukan yg digunakan selama ini 12. Surat Menteri Agama RI Bp Muhammad M Basyuni yang ditujukan kepada seretaris Jenderal Depag RI Bp H. Faisal Ismail yang sekaligus juga merangkap Kepala Pusat Kerukunan umat beragama RI yakni no MA/…/2006 perihal pelayanan terhadap penganut Agama Khonghucu tgl 28 februari 2006. 13. Surat menteri Agama no 1 th 2006 tgl 16 maret 2006 tentang sosialisasi status perkawinan, pendidikan dan pelayanan terhadap penganut Agama Khonghucu. Ini merupakan surat interuksi kepada Sekjed Depag, Irjend Depag, para dirjen depag, Ka Bag litbang dan diklat, Kepala Pusat Kerukunan Beragama, Para Kanwil Depag dilingkungan Depag seluruh Indonesia. 14. Surat Sekjend Departemen Agama RI, Bp H. Faisal Ismail no: SJ/B.VII/1/BA.01.2/623/06 tgl 21 maret 2006 kepada kepala kantor wilayah departemen Agama seluruh indonesia tentang pelayanan terhadap penganut Agama Khonghucu, intinya pusat kerukunan umat beragama untuk sementara (sampai terbentuknya unit kerja yang defenitif) ditugasi oleh Menteri Agama memberikan pelayanan dan bimbingan kepada penganut Agama Khonghucu. Untuk didaerah dilaksanakan oleh Kasubag Humas dan KUB untuk melaksanakan kebijakan diatas. 15. Peraturan bersama Menag Muhammad M Basyuni dan Mendagri Moh. ma’ruf tgl 21 maret 2006 no 9 th 2006 dan no 8 th 2006 tentang Pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah didalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, Pemberdayaan forum kerukunan umat beragama dan Pendirian tempat Ibadat. Didalamnya Agama Khonghucu sudah mendapatkan tempat, dan memiliki 1 perwakilan dimasing2 FKUB baik itu tingkat Pusat, Propinsi dan kabupaten/Kotamadya hingga kecamatan. 16. Surat Seretariat jendral Depag RI /Kepala Pusat Kerukunan umat beragama Bp Drs H abdul fatah NIP:150222255, no Sj/B.VII/II/BA.01.2/378/2006 tgl 2 mei 2006 yg ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Seluruh Indonesia perihal pemberitahuan kunjungan & silahturami pengurus MATAKIN & MAKIN kedaerah2 dan diharapkan dapat menerima mereka & ikut membantu mensosialisasikan kesemua elemen masyarakat & unit kerja dibawahnya ttg penjelasan Mahkamah konstitusi bahwa UU no 1 pnps/th 1965 masih berlaku mengikat didalamnya masih menyebut Agama Khonghucu dipeluk oleh masyarakat Indonesia disamping 5 Agama lain lalu Surat Menag no : MA/12/2006 tgl 24 januari 2006 yg menyatakan Departemen Agama RI melayani Umat Khonghucu sbg umat penganut Agama Khonghucu serta intruksi Menag RI no 1 th 2006 tgl 16 Maret 2006 tentang sosialisasi perkawinan, pendidikan dan pelayanan terhadap penganut Agama Khonghucu. 17. Surat Depdagri, ditandatangani oleh DR. H.A. Rasyid Saleh Msi, dirjen administrasi kependudukan, kepada MATAKIN no 470/3553/MD tgl 30 Agustus 2007 ada beberapa pernyataan: a. dengan berpatokan Menag no MA/12/2006 tgl 24 jan 2006 ttg perkawinan menurut Agama Khonghucu dan Pendidikan Agama Khonghucu serta surat edarat Mendagri no 470/336/SJ tertanggal 24 feb 2006 ttg pelayanan Administrasi kependudukan pemeluk Agama Khonghucu telah diintruksikan pd seluruh kepala daerah se Indonesia b. Dengan ditetapkannya UU no 23 th2006 tentang administrasi kependudukan, peraturan pelaksanaan yg bertentangan dinyatakan tidak berlaku seperti permendagri no 28 th 2005 ttg pedoman penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil didaerah. c. Form isian data kependudukan, formulir isian biodata penduduk untuk WNI (perkeluarga) atau F1-01 yg dimuat permendagri no 28 th 2005 blm mencantumkan kolonm Agama Khonghucu, namun sejak diedarkannya surat edaran mendagri no 470/336/sj tgl 24 feb 2006, f1-01 yang baru telah diperbaharui / ditambahkan 1 kolom dengan mencantumkan isian Agama Khonghucu pd deretan kolom Agama, yang sebelumnya cuma 5 jadi 6 kolom. 18. Peraturan pemerintah Republik Indonesia no 55 th 2007 oleh Presiden DR H Susilo Bambang Yudhoyono tgl 5 oktober 2007. Ttg pendidikan Agama & Pendidikan Keagamaan. Bagian ke 6 adalah masalah Pendidikan Agama khonghucu , terbagi menjadi 3 pasal yakni pasal 45, 46 dan 47 a. Pasal 45 i. Pendidikan keagamaan Khonghucu diselenggarakan oleh masyarakat pd jalur pendidikan formal, non formal, dan informal ii. Pendidikan keagaman Khonghucu berbentuk program sekolah minggu, diskusi pendalaman kitab suci, pendidikan guru dan Rohaniwan Agama Khonghucu, atau bentuk lain yg sejenis iii. Pengelolaan satuan pendidikan keagamaan Khonghucu dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat b. Pasal 46 i. Sekolah minggu Khonghucu dan diskudi pendalaman kitab suci merupakan kegiatan belajar mengajar non formal yg dilaksanakan di Xueteng, litang, Miao, dan kelenteng, yg dilaksanakan setiap minggu dan tgl 1 serta 15 penanggalan lunar. ii. Sekolah minggu Khonghucu dan diskusi pendalaman kitab suci bertujuan untuk menanamkan keimanan dan budi pekerti peserta didik. iii. Kurikulum sekolah minggu Khonghucu memuat bahan kajian Daxue, Zhongyon, Lunyu,Mengzi, Shujing, Liji,Shijing,Chun Qiu Jing, Xiao Jing, sejarah suci Agama Khonghucu serta tata Agama / Peribadahan Agama Khonghucu iv. Tenaga pendidik pd pendidikan keagamaan Khonghucu mencakup Jiaosheng, Wenshi, Xueshi, Zhanglao, atau yg mempunyai kompentensi. b. Pasal 47 i. Pendidikan Guru dan Rohaniwan Agama Khonghucu adalah pendidikan formal dan nonformal yg diselenggarakan di shuyuan atau lembaga pendidikan lainnya dan oleh yayasan yg bergerak dalam pendidikan atau perkumpulan umat Khonghucu.