Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan
dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih
sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. Waham merupakan suatu
keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, Akemat, Helena dan Nurhaeni, 2012).

B. Tanda dan Gejala


1. Subyektif
a. Mudah lupa dan sulit konsentrasi
b. Tidak mampu mengambil keputusan
c. Berpikir tidak realistis
d. Pembicaraan sirkumstansial
2. Obyektif
a. Bingung
b. Inkoheren
c. Flight of idea
d. Sangat waspada
e. Khawatir
f. Sedih berlebihan atau gembira berlebihan
g. Perubahan pola tidur
h. Kehilangan selera makan
i. Wajah tegang
j. Perilaku sesuai isi waham
k. Banyak bicara
l. Menentang atau permusuhan

1
m. Hiperaktif
n. Menarik diri
o. Tidak bisa merawat diri

C. Jenis – jenis waham


Waham dapat diklasifikasikan menjadi 8 macam:

1. Waham agama yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama


secara berlebihan
2. Waham kebesaran yaitu keyakinan klien yang berlebihan
tentang kebesaran dirinya atau kekuasaannya
3. Waham somatik adalah keyakinan klien yang berlebihan
tentang ada bagian tubuhnya terganggu, terserang penyakit atau didalam
tubuhnya terdapat binatang
4. Waham curiga adalah keyakinan klien yang berlebihan bahwa
ada orang atau kelompok orang yang sedang mengancam dirinya
5. Waham nihilistic adalah keyakinan klien yang berlebihan
bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia atau sudah meninggal dunia
6. Waham sisip pikir adalah keyakinan klien yang berlebihan
bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan/dimasukkan kedalam
pikirannya
7. Waham siar pikir adalah keyakinan klien yang berlebihan
bahwa orang lain mengetahui isi pikirannya, padahal dia tidak pernah
menyatakan pikirannya kepada orang tersebut
8. Waham kontrol pikir adalah keyakinan klien secara berlebihan
bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

D. Penyebab/Etiologi
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi dari gangguan isi pikir waham adalah :
a. Teori Biologi
Faktor-faktor genetik ikut mempengaruhi perkembangan
psikologis. Bila suatu individu memiliki anggota keluarga dengan

2
kelainan psikologis maka individu tersebut memiliki resiko tinggi
untuk mengalami kelainan psikologis yang sama. Pada penelitian
terbaru menyatakan bahwa skizoprenia mungkin pada kenyataanya
merupakan suatu kecacatan sejak lahir yang terjadi pada hipokampus
otak. Teori biokimia menyatakan bahwa peningkatan dopamin
neurotranmiter mengakibatkan peningkatan aktivitas yang berlebihan
dan gangguan dalam asosiasi.
b. Teori Psikososial
Individu yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik dan
ansietas yang tinggi akan mengalami hambatan dalam perkembangan
psikologisnya sehingga tidak dapat melakukan tugas perkembangan
secara optimal. Anak yang tumbuh dalam keluarga psikosis akan
menerima pesan-pesan yang membingungkan yang menyebabkan
ketidakmampuan anak mempercayai orang lain. Kelainan psikosis
dapat pula merupakan hasil ego yang lemah, bila individu mendapat
stres yang berat yang mengancam ego yang lemah maka individu
cenderung akan berespon maladaptif.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dari gangguan isi pikir waham adalah:
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran
umpan balik otak yang mengatur proses imformasi dan abnormalisasi
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan.
b. Stres lingkungan
Secara biologis menetapakan ambang toleransi terhadap stres
yang berinteraksi denga stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan prilaku.
c. Pemicu gejala
Terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif yang
berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan prilaku individu
seperti gizi buruk, kurang tidur, infeksi, kelebihan rasa bermusuhan

3
atau lingkungan yang penuh kritik, gangguan dalan berhubungan
interpersonal, kesepian, kemiskinan, tekanan pekerjaan dan
sebagainya.

C. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain
Kerusakan komunikasi verbal dan lingkungan

Perubahan proses pikir: waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

D. Pengkajian Fokus
1. Masalah keperawatan
a. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan
b. Kerusakan komunikasi : verbal
c. Perubahan proses pikir : waham
d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2. Data yang dikaji
a. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan
1) Data subyektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain,
ingin membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak
lingkungannya.
2) Data obyektif
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,
melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
b. Kerusakan komunikasi : verbal

4
1) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2) Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata
yang didengar dan kontak mata kurang
c. Perubahan proses pikir : waham
1) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang
agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

2) Data objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik,
sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/realitas,
ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
1)Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa- apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri

2)Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin
mengakhiri hidup

E. Diagnosa keperawatan
Waham

F. Penatalaksanaan
1. Psikoterapi

5
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu
karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien
kembali ke masyarakat, untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain,
klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak
mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik,
dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama, seperti
terapi modalitas yang terdiri dari:
a. Terapi aktivitas
1) Terapi seni
Fokus: untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai
pekerjaan seni
2) Terapi musik
Focus: mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi. Yaitu
menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien.
3) Terapi menari
Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh
4) Terapi relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptif/ deskriptif,
meningkatkan partisipasi dan kesenangan klien dalam kehidupan.
b. Terapi sosial
Klien belajar bersosialisasi secara bertahap dengan perawat,
klien lain, perawat lain, keluarga/kelompok/ masyarakat.
c. Terapi kelompok
1) Kelompok terapeutik
2) Terapi aktivitas kelompok
2. Psikofarmaka
a. Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita
skizoprenia yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai diberi
dalam dua tahun penyakit.
b. Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi bermanfaat pada penderita
dengan psikomotorik yang meningkat.

6
3. Psikosomatik
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang
grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, dosis terapi kejang
listrik 4-5 joule/detik.

G. Tindakan keperawatan generalis pada klien waham


a. Tindakan Keperawatan (Pasien)
a. Tujuan: Klien mampu
1) Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari
waham Latihan orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu,
orang dan tempat/lingkungan
2) Minum obat dengan prinsip 6 benar minum obat,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat
3) Mengidentifikasi kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi akibat
wahamnya, memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
4) Melakukan kegiatan/aspek positif yang dipilih
b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
1) SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya: mengidentifikasi
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan;
mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi,
melatih latihan orientasi realita.
a) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat waham
b) Menjelaskan cara mengendalikan waham dengan orientasi
realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
c) Melatih klien orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu,
orang dan tempat/lingkungan
d) Melatih klien memasukkan kegiatan orientasi realita dalam
jadwal kegiatan harian
2) SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan
membantu mempraktekkannya

7
a) Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien
b) Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien
c) Melatih kemampuan positif yang dipilih
d) Melatih klien memasukkan kemampuan positif yang dimiliki
dalam jadual kegiatan harian
3) SP 3 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan
prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian
tidak minum obat.
a) Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, dosis,
frekuensi, cara, orang dan kontinuitas minum obat).
b) Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak minum
obat dengan klien
c) Melatih klien cara minum obat secara teratur
d) Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara teratur
ke dalam jadwal kegiatan harian.
4) Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
a) Menjelaskan cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak
terpenuhi akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi
kebutuhannya
b) Melatih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutuhannya
c) Melatih klien memasukkan kegiatan memenuhi kebutuhan ke
dalam jadwal kegiatan harian
b. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien waham
a. Tujuan keluarga mampu
1) Mengenal masalah waham
2) Mengambil keputusan untuk merawat klien waham
3) Merawat klien waham
4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien waham

b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga

8
1) SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan
keluarga; mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya
masalah; dan obat pasien
a) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien
waham
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya
resiko perilaku kekerasan
2) SP 2 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat
klien waham
a) Menjelaskan cara merawat klien waham
b) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan orientasi realita
c) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk minum obat dengan prinsip 6 benar.
d) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi karena waham dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
e) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
latihan kemampuan positif yang dimiliki
3) SP 3 Keluarga : Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin
terjadi pada klien waham
a) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada
klien waham
b) Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien
waham
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk follow up, cara rujukan kesehatan klien
dan mencegah kekambuhan
a) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
tersedia
b) Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps
c) Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh

9
d) Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk ke
pelayanan kesehatan.

L. Strategi Pelaksanaan
1. Pada Klien
SP.1 Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi mas, Saya Mahasiswa keperawatan STIKES TELOGOREJO
SEMARANG yang akan merawat mas, Nama Saya Firda Vinanda, senang
dipanggil Firda. Nama mas siapa?mas Senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan mas hari ini? Apa yang mas R rasakan saat ini”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
”Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang apa yang
dirasakan mas saat ini. Bagaimana kalau20 menit.”Apakah mas bersedia?”
KERJA
“Saya mengerti mas merasa bahwa mas adalah seorang nabi, tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak
adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus mas rasakan?
Jadi mas merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri mas sendiri?”
“Siapa menurut mas yang sering mengatur-atur diri mas?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya mas, juga kakak dan adik mas
yang lain?”
“Kalau mas sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus mas sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut mas”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya mas ingin ada kegiatan diruangan
ini ya”

10
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan saya?”Apa
saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau jadual ini mas coba lakukan, setuju mas?”
Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.
RTL
“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”
”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Mas miliki? Mau di
mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

SP.2 Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktekkannya
ORIENTASI:
Salam terapeutik
“Selamat pagi mas R. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Firda dari
STIKES TELOGOREJO SEMARANG pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah mas sudah mengingat apa saja hobi mas?”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi mas R tersebut?”
“Berapa lama mas R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit tentang hal tersebut?”
KERJA
“Apa saja hobby amas? Saya catat ya Mas, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya mas R pandai main catur ya, tidak semua orang bisa
bermain catur seperti itu lho R”(atau yang lain sesuai yang diucapkan
pasien).
“Bisa mas R ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur,
siapa yang dulu mengajarkannya kepada mas B, dimana?

11
“Bisa mas R peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik
itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan mas R ini ya, berapa kali
sehari/seminggu mas R mau bermain catur?”
“Apa yang mas R harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan mas R yang lain selain bermain catur?”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan amas?”
“Setelah ini coba mas R lakukan latihan catur sesuai dengan jadual yang
telah kita buat ya?”
RTL
“Besok kita ketemu lagi ya mas?”
“Bagaimana kalau besok sebelum makan siang? Di ruang tamu saja, ya
setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mas R minum,
setuju?”
“Bagaimana kalau sekarang mas R teruskan kemampuan bermain catur
tersebut…….”

SP 3. Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,


manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.
Orientasi:

12
Salam terapeutik
“Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Firda dari STIKES
TELOGOREJO SEMARANG pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah sudah dicoba terus
latihan bermain caturnya?” “Bagus sekali”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang mas R minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?”
“Berapa lama mas R mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
KERJA
“Mas R berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ Mas R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini
diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut mas R terasa kering, untuk membantu
mengatasinya amas bisa banyak minum ”
“Sebelum minum obat ini mas R dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah benar nama mas tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mas R tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter”.
TERMINASI
Evaluasi

13
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang mas
R minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan mas. Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Mas!”
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP. 4 Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar


Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Firda dari STIKES
TELOGOREJO SEMARANG pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah mas sudah meminum obat
sesuai dengan jadwal?”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai dengan janji saya dengan mas R, saya akan menmani mas berbincang-
bincang lagi. Kali ini saya ingin membahas kegiatan atau aktivitas mas selama
dirmah sakit yang tidak dapat mas laukan secara mandiri dengan kata lain
memerlukan bantuan teman atau perawat. Apakahmas bersedia?” Mau
dimana?” Baiklah, waktunya tidak lama sekitar 20 menit
KERJA
“Mas R apa sajakah aktivitas mas R yang memerlukan bantuan dari perawat atau
teman sekamar?”Baiai sekarang mas R harus baiklah mulai sekarang mas R
harus sering latihan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan mandiri.”
“bagaimana apakah mas R bersedia?” Bagus”. Mulai dari sekarang mas R bisa
memasukkan kegiatan yang dapat mas R lakukan secara mandiri setiap harinya
di jadwal kegiatan harian.”
TERMINASI
Evaluasi

14
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tadi?” “Aakah ada
pertanyaan?”
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

2. Pada Keluarga
SP.1 Keluarga: Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;
mengidentifikasi masalah menjelaskan proses
terjadinya masalah; dan obat pasien

ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, Saya Mahasiswa keperawatan STIKES TELOGOREJO
SEMARANG yang akan merawat mas R, Nama Saya firda vinanda senang dipanggil
firda. Nama bapak/ibu siapa?Bapak/ibu Senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas R dan cara
merawat mas R di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini?”
“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA
“Pak, bu, apakah ibu dan bapak sudah mengetahui apa yang terjadi dengan mas
R ini?yang terjadi pada mas R ini merupakan salah satu gangguan proses
berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali
anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan
mengatakan pertama: “Bapak/Ibu mengerti mas R merasa seorang nabi, tapi
sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu kami semua nabi
sudah meninggal.”

15
“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji R jika ia melakukan hal-hal
yang baik.”
“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang
berinteraksi dengan R”
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan R tentang kebutuhan yang diinginkan
R, misalnya: “Bapak/Ibu percaya R punya kemampuan dan keinginan. Coba
ceritakan kepada bapak/ibu. R khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan
yang pernah dimiliki oleh anak)
“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba
berikan pujian) “Pak, bu, R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,
tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus
diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam,
jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat
menyebabkan R kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat memberikan
penjelasan tentang obat kepada klien). Mas R sudah mempunyai jadwal minum
obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat R di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
setiap kali.”
RTL
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat R sesuai dengan pembicaraan
kita tadi”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

16
SP.2 Melatih keluarga cara merawat pasien
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya, ya saya Firda.
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini?
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Sesuai kontrak kemarin ketemu lagi”
“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan
dua hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke mas R ya?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”
KERJA
“Sekarang anggap saya mas R yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba
bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila mas R sedang dalam
keadaan yang seperti ini”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang
dimiliki mas R. Bagus.”
“Sekarang coba cara memotivasi mas R minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat R”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada R?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat mas R?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
bapak dan ibu membesuk mas R”

17
RTL
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat R sesuai dengan pembicaraan
kita tadi”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP.3 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien
waham
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?”
Ya saya perawat Firda.
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang
kemarin sudah dipraktekan ke mas R?” “iya bagus”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Sesuai janji kemarin kita bertemu lagi ya pak/bu?”. Sekarang kita akan
mendiskusikan tentang dampak yang dapat terjadi pada mas R jika tidak dapat
menerima realita atau kenyataan, bagaimana?
“Apakah bapak/ibu ssetuju?”
“Disini saya ya, waktunya tidaqk lama sekitar 10 menit”.
KERJA
“Jadi mas R menganggap bahwa dirinya adalah seorang nabi yang pada
kenyataannya bukan seperti itu.”
Jika keadaan ini terus menerus terjadi tanpa ada yang memaparkan realita
kehidupan ke mas R, mas R akan hidup layaknya seperti apa yang dia fikirkan,
tanpa sadar mas R melakukan hal itu.”
Disini tugas bapak/ibu sebagai orang tua sangat diperlukan untuk memaparkan
realita kehidupan mas R bahwa mas R adalah seorang manusia biasa bukan
seorang nabi. Bagaimana apakah bapak ibu mengerti?”

18
“Bagus. Butuh ketekunan keuletan serta kesabaran untuk menjelaskan kepada
mas R, baik dijelaskan tiap harinya agar mas R mengingat kebenaran atas
dirinya sediri.”
TERMINASI
Evaluasi
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melakukannya?
RTL
“Alangkah baiknya besok kita bertemu lagi, untuk membahas tentang kesiapan
bapak/ibu dalam merawat mas R selama dirumah nanti.

SP.4 Menjelaskan perawatan lanjutan pasien (Menjelaskan cara


memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara
rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan)
ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?”
Ya saya perawat firda.
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang
kemarin sudah dipraktekan ke mas R?” “iya bagus”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
“Karena mas R rencana mau pulang, bagaimana kalau kita berbincang tentang
perawatan lanjutan untuk R?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu
duduk di sini”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu
menyelesaikan administrasi di depan.”

19
KERJA
“Pak/Bu, ini jadwal mas R yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semu? Jangan lupa memperhatikan mas R, agar ia tetap
menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B
(bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya mas R mengaku
sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan,
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera kontrol ke rumah sakit ya”.

TERMINASI
Evaluasi
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melanjutkan di rumah?”
RTL
“Jika mas R menunjukan tanda dan gejala yang aneh aneh lagi seperti mengaku
sebagai nabi, langsung saja periksakan lagi mas R ke rumah sakit”
“Terima kasih, sampai jumpa”.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arif, I.S. (2006). Skizofrenia memahami dinamika keluarga pasien. Cetakan I.


Jakarta : penerbit Refina Aditama
Carpenito, L.J., (2000). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktik klinis
(terjemahan). Edisi 6. Jakarta : EGC
Doenges, M.E, Townsend, M.C dan Moorhouse, M.F. (2007). Rencana Asuhan
Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Erawati,E., Keliat, B. A., Daulima, N., H., C. (2013). Pengaruh Terapi
Metakognitif terhadap intensitas waham dan kemampuan metakognitif di
RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. FIK UI : Depok
Hawari, D., (2006). Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizofrenia. Edisi
kedua. Jakarta : Balai Penerbit Fakultasi Kedokteran Universitas Indonesia.
Keliat, B.A dan Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kusumawati, F dan Hartono, Y. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Cetakan I.
Jakarta : Penerbit Salemba Medika
Townsend. M.C, (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana
Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Yosep, I. (2007), Keperawatan jiwa. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Refika Aditama

FKUI dan WHO., (2006). Modul praktek keperawayan profesional jiwa (MPKP
Jiwa). (Cetakan I). Fakultasi Kedokteran Universitasi Indonesia dan WHO
NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 104

21

Anda mungkin juga menyukai