Collodion Baby
Oleh:
Zwesty Anggreany Salhuteru
2018-83-058
Pembimbing:
dr. Hanny Tanasal, Sp.KK
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
I.1. Latar Belakang............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
II.1.1 Definisi colodion baby ........................................................................... 8
II.1.2. Etiologi colodion baby........................................................................... 9
II.1.3. Patogenesis colodion baby................................................................... 10
II.1.4. Manifestasi colodion baby.................................................................... 12
II.1.5 Pemeriksaan diagnosis colodion baby....................................................14
II.1.6. Penatalaksanaan colodion baby........................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah collodion baby mengacu pada penampakan pada saat lahir adanya
sebuah selaput kuning, mengkilap, regang menyerupai collodion kering yang
menutupi kulit. Membran tersebut dapat digambarkan oleh pengamat sebagai
sosis dari kulit platic, seperti perkamen atau seolah-olah dicelupkan ke dalam lilin
panas.3,6
Collodion baby (CB) adalah istilah yang pertama kali digunakan pada tahun 1884
oleh Hallopeau dan Watelet untuk menggambarkan bayi yang baru lahir, ditutupi
dengan lembar kulit seperti kertas kertas tembus dikenal sebagai collodion.7
Kondisi ini sangat langka dengan perkiraan kejadian 1 dari 300.000 kelahiran.
Telah ada sekitar 270 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia antara tahun 1884
7
sampai 2011. Selain itu, dalam sebuah jurnal collodion baby at tanzania di
katakan bahwa kami mengambil 36 kasus yang dilaporkan dari 2012 hingga 2016
yang terjadi di tanzania yang diakibatkan karena adanya mutasi.7,8 Sejak
diperkenalkannya istilah collodion bayi, sekitar 270 kasus telah dilaporkan dalam
literatur medis.9 Dalam jurnal collodion case report 11
disampaikan bahwa 60%
dari kasus sesuai dengan ekspresi awal dari Erythroderma Ichthyosiformis
Bawaan atau Lamellar Ichthyosis, namun 10% akan memiliki kulit normal setelah
9
resolusi membran collodion. Presentasi lain termasuk Ichthyosis Harlequin,
Linked to Chromosome X, Erythroderma Ichthyosiform blister congenital dan
Nethertan Syndrome.9,11
Frenk juga melaporkan temuan biopsy kulit pada collodion baby tetapi ia
percaya bahwa fitur ultrastruktural pada hari pertama dan ke-15 kehidupan dapat
member perbedaan antara self healing dan hasil ichthyotic dan memberikan
penanda prognostik. Meskipun penampakan secara klinis serupa membran
collodion pada hari 1 dan 15 masa hidup, kasus self healing memiliki ultrastruktur
epidermal yang relatif normal.7 Sebaliknya, biopsi kulit yang diambil pada hari
pertama dan ke 15 dari bayi yang kemudian mengalami perkembangan ichyosis
erythrodermic menunjukkan adanya stratum korneum displastik, reduksi butiran
keratohyaline dan tonofilamen dan lapisan transisi yang menonjol antara sel
granular dan sel kornea.3,7,11
Hubungan antara periderm janin normal, yang berevolusi antara bulan
kedua dan keenam, dan membran kolodion neonatal tidak diketahui.8 Periderm
biasanya larut pada bulan keenam dari gestasi, bertepatan dengan onset
diferensiasi epidermis yang efektif dan hilangnya keratin janin.8 Periderm tidak
mengekspresikan profilaggrin atau mengandung granul ketaohyaline yang ada
dalam membran collodion. Ciri-ciri ultrastruktural yang khas dari gangguan-
gangguan tertentu dari perkembangan keratin seperti dowling-meara
epidermolysis bullosa dan bullous ichthyosiform erythroderma yang tidak muncul
dalam sel-sel periderm. Pada biopsi kulit janin ichthyosis lamellar, ichthyosis
harleyquin dan sindrom sjorgen-larsson, penampilan periderm normal. 8,9 Pada
bayi yang lahir dengan kollodion biasanya diklasifikasikan menjadi 2 genotipe
yaitu NBCLE (Non bullous congenital ichtyosiform erytroderma) dan tipe LI
(Lamellar Ichtyosis). Namun pada kedua jenis ini keduannya dapat di bedakan
berdasarkan gejala yang timbul pada kulit.9 Biasanya pada tipe LI biasanya berupa
sisik berwarna kecoklatan berbentuk lempengan, sedangkan pada tipe NBCLE
biasanya berupa eritoderma umum dengan overlaying yang lebih halus. Biasanya
pada kedua jenis fenotipe ini dapat bertahan hidup namun mmemerlukan perwatan
yang cukup dengan tenaga medis yang telaten, dan dikatan bahwa pada tipe
NBCLE biasanya akan membaik seiring dengan masa pubertas. Dan pada tipe
yang lamelar ichtyosis biasanya lebih parah gejalanya di bangdingkan dengan
NBCLE. 3,7,9,11
Selaput tampak tidak lengkap atau terlokalisasi pada beberapa bayi dan
mungkin mengelupas namun akan timbul kembali, pola ini diulang selama
periode beberapa minggu. Secara umum, selaput kolodion membesar, celah di
sekitar sendi dan secara bertahap luruh dalam 1-4 minggu meskipun dalam
beberapa kasus hal tersebut tidak sepenuhnya hilang sampai usia 3 bulan. Dalam
sebagian besar kasus, hal tersebut menunjukkan ichthyosis eryhrodermic.6
collodion baby mengacu pada penampakan pada saat lahir adanya sebuah
selaput kuning, mengkilap, regang menyerupai collodion kering yang menutupi
kulit. Membran tersebut dapat digambarkan oleh pengamat sebagai sosis dari kulit
platic, seperti perkamen atau seolah-olah dicelupkan ke dalam lilin panas. Kondisi
ini sangat langka dengan perkiraan kejadian 1 dari 300.000 kelahiran. Kolodion
terjadi karena bayi mengalami mutasi gen secara resesif seperti gen gen seperti
transglutaminase (TGM), ABCA12, ALOX12B, NIPAL4, PNPLA1 dan
CYP4F22.3,5,11
Penatalaksanaan pada Bayi yang terkena dampak harus dirawat sejak awal
di humidified incubators untuk menjaga suhu tubuh dan mencegah dehidrasi.
Pemantauan konstan tanda vital dan tes darah diperlukan. Komplikasi yang dapat
terjadi pada bayi yang lahir dengan kelainan mutasi genetik kolodion adalah
Hipotermia dan dehidrasi cepat berkembang dan hipernatremia adalah komplikasi
metabolik yang sangat serius. 6,7,9,15
Daftar Pustaka
1. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K.
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Volume One. Ed 8. United
States: McGraw-Hill; 2012. p.1376-86.
2. BurgdorfP, Plewing. Braun-Falco Dermatology. Volume one. Ed.3.
Germany ;O,Braun-Falco; 2009.p.827
3. JohnH, Arnold O, Neil P. Textbook pediatric dermatology. Volume one.
Germany ; johnharper dkk; 2010.p.104-10
4. KayS, Mey K, alexanderJS. Color atlas & synopsis of pediatric
dermatology. Ed.3. p.92
5. AKSimalti, Lt.col, HarisS.Collodion Baby [internet]. India : medical
journal, armed forced india :2015 december [cited 2020 jan 27]. Available
from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5592258/
6. RahulC, GarimaS, GauravK, RakeshK. Collodion Bbay-congenital
Ivhtyosis : clinical review. India : 2019 july [cited 2020 jan 26]. Available
from :
https://www.researchgate.net/publication/336704620_Collodion_baby-
congenital_ichthyosis_clinical_review
7. RenatAp, dkk. Collodion baby : an update with a focus on practical
management.: clinical review. USA: 2012 december [cited 2020 jan 28].
Available from : https://www.jaad.org/article/S0190-9622(12)00638-
X/pdf
8. MingC, TaoH, ShaodongH. Clinical characteristic and prognostic of
collodion babies: original article. China : 2018 november [cited on 2020
jna 29]. available from : http://www.ijcem.com/files/ijcem0075160.pdf
9. MarthinT, ChristiaM. Self healing collodion baby. The journal of pediatric
USA. [cited 2020 29 januari]. available from :
https://www.jpeds.com/article/S0022-3476(10)00046-6/pdf