LP&SP HDR
LP&SP HDR
A. Masalah utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Pengertian
Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu
lama dan terus menerus (NANDA, 2012). Stuart (2013) menyatakan harga diri
rendah adalah evaluasi diri negatif yang berhubungan dengan perasaan yang
lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak berharga, dan
tidak memadai. Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat dkk, 2011). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan gejala dan peningkatan kemampuan
klien harga diri rendah kronis secara signifikan setelah diberikan tindakan
keperawatan (Pardede, Keliat, dan Wardani, 2013).
1
e. Lebih senang menyendiri dan Aktivitas menurun
f. Mengkritik orang lain
D. Etiologi
Menurut Nurarif dan Hardhi (2016) faktor yang mempengaruhi harga diri
meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kurangnya
pujian dan kurangnya pengakuan dari orang-orang atau orang tua, serta ideal diri
yang tidak realistik.
Stressor pencetus dari munculnya harga diri rendah adalah, gangguan fisik dan
mental salah satu anggota keluarga, pengalaman tarumatik berulang seperti
penganiayaan seksual dan psikologis, aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam, dan
perampokan.
E. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan
gangguan interaksi sosial : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku
kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.Tanda dan
gejala:
Data Subyektif :
1. Klien mengatakan kesepian
2. Klien mengatakan tidak mempunyai teman
3. Klien mengatakan lebih sering di rumah, sendiri
4. Klien mengatakan tidak dapat berhubungan social
Data Obyektif :
1) Menyendiri
2) Diam
3) Ekspresi wajah murung, sedih
4) Sering larut dalam pikiranya sendiri
2
Data subyektif :
a. Mengungkapkan mendengar suara-suara yang mengancam,
menyuruh melakukan pencederaan pada diri sendiri, orang lain atau
lingkungan
b. Mengatakan takut, cemas atau khawatir.
Data Obyektif :
a. Wajah tegang dan merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot, rahang menutup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah
F. Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri
3
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri
hidup.
H. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
4
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah.
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
5
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
untuk dilatih.
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
5. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.
ORIENTASI :
“Selamat pagi”
“Perkenalkan nama saya Firda Vinanda, Saya senang dipanggil Firda, saya
mahasiswa STIKES TELOGOREJO SEMARANG yang akan merawat bapak.”
“Siapa nama Bapak?Senang dipanggil siapa?”
”Bagaimana keadaan bapak hari ini ?.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”.
“ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada
3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. Mari
kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal
dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik.
”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !.
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita
lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
6
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan,
dan bapak bapak (tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapihkan tempat tidur ?
“Coba bapak lakukan kembali tadi latihan merapihkan tempat tidur”Yah,
ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan dengan
baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat
tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok
jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
SP 2 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing2 dua kali
per hari
ORIENTASI :
“Selamat pagi”
“Masih ingat dengan saya pak?”
“Bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Kemarin kita sudah janjian kan pak untuk bertemu hari ini, kita akan latihan
mencuci piring di dapur”
”Bapak mau berapa lama waktunya!”
7
“oh yaa nanti kita akan melakukan 15 menit ya pak di dapur”
KERJA :
”oh ya pak, bapak sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin atau tadi
pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”
“Sekarang, coba bapak lakukan kembali merapikan tempat tidurnya”
..wah..bagus bapak sudah bisa.
“ Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya,
yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring,
dan air untuk membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran
ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian
Bapak bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah
diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih
sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur.
Nah selesai…
“Sekarang coba Bapak yang melakukan…”
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang
dilap tangannya
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”
“Coba bapak lakukan kembali tadi latihan cuci piringnya”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-
hari
Bapak Mau berapa kali mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga
kali setelah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat
tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan
latihan mengepel”
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
SP 3 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian.
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih .
3. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara).
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan, masing-masing
dua kali per hari
SP 4 Pasien:
8
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian.
2. Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih .
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara).
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: empat kegiatan masing-
masing dua kali per hari.
SP 5 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian.
2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga.
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri.
4. Nilai apakah harga diri pasien meningkat
6. Tindakan keperawatan :
9
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan
sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah
SP 1 Keluarga :
1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah
(gunakan booklet)
3. Diskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki sebelum
dan setelah sakit
4. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian semua
hal yang positif pada pasien
5. Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih pasien:
bimbing dan beri pujian
6. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian
ORIENTASI :
“Selamat pagi !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak?
Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan
wawancara!”
KERJA :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri
dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering
menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh
sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah
yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap
diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa
mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan
orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita
perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”
10
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan
Bapak)
” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci
piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong
bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian
agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual
yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap
perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali
muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah
sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian
kepada Bapak”
”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian
yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil
mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi dan bagaimana
cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada Bapak”
“Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
SP 2 Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama yang dipilih dan dilatih pasien. Beri pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan kedua yang
dipilih pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
11
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti yang kita
pelajari dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui Bapak”
KERJA:
”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan
keluarga Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada
Bapak»
« tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak/Bu »
« Sampai jumpa »
SP 3 Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama dan kedua yang telah dilatih. Beri pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian
SP 4 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama, kedua dan ketiga. Beri pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan keempat yang dipilih.
3. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian.
12
SP 5 Keluarga:
1. Membimbing pasien melakukan kegiatan yang dipilih oleh pasien. Beri
pujian.
2. Nilai kemampuan keluarga mmbimbing pasien.
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rinawati, F., Mustikasari, & Setiawan, A. (2014). Pengaruh Self Help Group terhadap
Harga Diri pada Pasien Kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri Jawa Timur. FIK UI :
Depok
Rahayuningsih, Atih., Hamid, A. Y., & Mulyono., S. (2007). Pengaruh terapi kognitif
terhadap tingkat harga diri dan kemandirian klien dengan kanker payudara. FIK
UI : Depok
Rochdiat, Daulima, & Nuraini. (2011). Pengaruh Tindakan Keperawatan Generalis dan
Terapi Kelompok Suportif Terhadap Perubahan Harga Diri Klien Diabetes
Melitus di RS Panembahan Senopati Bantul. FIK UI : Depok
Sasmita, Keliat, B, A., & Budiharto. (2007). Efektifitas Cognitive Behaviour Therapy
Pada Klien Harga Diri Rendah Di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2007. FIK UI : Depok
Stuart, Gail W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing (9th ed)
Philadelphia: Elsevier Mosby
Wahyuni, S., Keliat, B.A., & Budiharto. (2007). Pengaruh Logoterapi Terhadap
Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Perilaku Pada lansia Dengan Harga Diri
Rendah di Panti Wredha Pekanbaru Riau. FIK UI : Depok 100
Keliat, B.A. dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN Basic
Course. Jakarta: EGC
Lelon, S. K., Keliat, B., A., & Besral. (2011). Efektivitas Cognitive Behavioral Therapy
(CBT) dan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Terhadap Klien Perilaku
Kekerasan, Halusinasi dan Harga Diri Rendah di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor. FIK UI : Depok
Maryatun,S., Hamid, A.Y., & Mustikasari. (2011). Pengaruh Logoterapi terhadap
Perubahan Harga Diri Narapidana Perempuan dengan Narkotika di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Palembang. FIK UI : Depok
NANDA. (2012). Nursing Diagnosis : Definitions & Classification 2012-2014.
Philadelphia: NANDA international
Nurwiyono, A., Keliat, B., A., & Daulima, N., H., C. (2013). Pengaruh Terapi Kognitif
Dan Reminiscence Terhadap Depresi Psikotik Lansia di Rumah Sakit Jiwa Propinsi
Jawa Timur. FIK UI : Depok
14