Hera Noviana
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta
ABSTRAK
Escherichia coli adalah bakteri fakultatif anaerob, berbentuk batang, bersifat gram negatif, dan merupakan
flora normal intestinal. E. coli juga merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi saluran kemih
dan infeksi nosokomial. Resistensi E. coli terhadap berbagai antibiotika telah banyak dilaporkan, khususnya
antibiotika golongan β-laktam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan menguji kepekaan E. coli
yang berasal dari spesimen klinis terhadap berbagai antibiotika. Bahan pemeriksaan diperoleh dari penderita
yang datang di Rumah Sakit Swasta di Jakarta Utara pada kurun waktu 18 Mei 2000 sampai dengan 22 September
2003. Isolat yang berhasil diisolasi kemudian diidentifikasi dengan uji biokimia menggunakan Microbact dan
uji kepekaan dengan metode difusi cakram menurut National Committee for Clinical Laboratory Standards
(NCCLS). E. coli yang berhasil diisolasi berjumlah 62 (4,6%) isolat dan semuanya merupakan E. coli inaktif.
Urin merupakan spesimen terbanyak yang mengandung E. coli inaktif (40,32%), diikuti oleh pus (37,10%).
Antibiotika yang dapat digunakan untuk rujukan sementara adalah seftriakson, sefotaksim, dan meropenem.
Escherichia coli is gram-negative rod, facultative anaerob, and part of the intestinal normal flora. However,
E.coli is the most common cause of urinary tract infection and nosocomial infection. Resistance of E. coli to
antibiotics has been widely reported, especially to β-lactam. The aim of the research is to monitor the effectiveness
of many antibiotics for infections caused by E. coli. During May 18, 2000 to September 22, 2003 specimens
were collected from patients in private hospital in North Jakarta. The bacterial isolates were identified with
biochemical reaction using Microbact and susceptibility test was performed by a standard National Committee
for Clinical Laboratory Standards (NCCLS) disk diffusion method. Sixty-two (4.6%) isolates of E. coli were
isolated and all isolates were E. coli inactive. Urine was the most common specimen of E. coli inactive isolated
(40.32%), followed by pus (37.10%). Antibiotics that could be used as 0temporary drugs for E. coli infections
are ceftriaxone, cefotaxime, and meropenem.
122
J Kedokter Trisakti Vol.23 No.4
123
Noviana Escherichia coli
Bakteri yang tumbuh pada media kaldu Uji kepekaan terhadap berbagai antibiotika
tioglikolat diinokulasikan pada media agar-agar Antibiotika golongan β-laktam yang paling
CLED dan diinkubasi pada 370C selama 18-24 jam. baik dalam membunuh atau menghambat E. coli
Koloni bakteri tersangka yang tumbuh pada media inaktif adalah seftriakson, sefotaksim, dan
diidentifikasi dengan pewarnaan Gram dan reaksi meropenem (Tabel 3).
biokimia dengan menggunakan Microbact.
Tabel 3. Hasil uji kepekaan E. coli inaktif
Uji kepekaan antibiotika terhadap antibiotika golongan β-laktam
Uji kepekaan antibiotika dilakukan dengan
menggunakan metode difusi cakram (disk diffusion
method). E.coli inaktif yang diperoleh dari spesimen
diuji kepekaannya terhadap berbagai antibiotik
(golongan β-laktam, aminoglikodida, kuinolon dan
golongan antibiotika lainnya). Hasil uji kepekaan
tersebut dibaca berdasarkan ketentuan National
Committee for Clinical Laboratory Standards
(NCCLS).(8) Seluruh cakram antibiotik merupakan
produk Oxoid, kecuali meropenem dari Becton,
Dickinson and company (BD). Uji kepekaan
terhadap antibiotik digolongkan ke dalam tiga
kriteria sesuai dengan NCCLS, yaitu resisten (R)
bila besarnya zona hambatan 0-10 mm, intermediate
(I) bila besarnya zona hambatan 11-19 mm, dan
sensitif (S) bila besarnya zona hambatan di atas 20
mm.
Keterangan : R: resisten; I: intermediate; S: sensitif;
HASIL * hanya dilakukan pada 38 isolat
Dari 1342 spesimen klinik tersebut, diperoleh Tabel 4. Hasil uji kepekaan E. coli inaktif
62 (4,6%) isolat E. coli inaktif dan tidak ditemukan terhadap antibiotika golongan aminoglikosida
adanya E. coli yang motilitasnya positif. Isolat E.
coli inaktif yang berjumlah 62 berhasil diisolasi dari
berbagai spesimen (Tabel 2). Dari berbagai macam
spesimen klinis yang diteliti, urin merupakan
spesimen dengan isolat E. coli inaktif yang paling
banyak (40,3%), diikuti oleh pus (37,1%). Keterangan : R: resisten; I: intermediate; S: Sensitif;
* hanya dilakukan pada 34 isolat
Tabel 2. Spesimen yang mengandung E. coli inaktif
Antibiotika golongan aminoglikosida kurang
baik dalam membunuh atau menghambat E. coli
inaktif, tetapi sebagian E. coli inaktif dapat
dihambat oleh dibekasin (Tabel 4).
Antibiotika golongan kuinolon kurang baik
dalam menghambat E coli inaktif, tetapi beberapa
isolat E. coli inaktif yang multisensitif dapat
dihambat oleh antibiotika golongan ini (Tabel 5).
124
J Kedokter Trisakti Vol.23 No.4
Tabel 5. Hasil uji kepekaan E. coli inaktif antibiotik, E. coli inaktif yang berhasil diisolasi
terhadap antibiotika golongan kuinolon sebagian besar menunjukkan resistensi yang tinggi.
Spesies ini hampir semuanya intermediate terhadap
fosfomisin dan golongan kuinolon yang sering
digunakan oleh praktisi kesehatan (dokter) untuk
mengobati infeksi saluran kemih, sehingga
Keterangan : I: intermediate penggunaan antibiotika ini untuk penderita infeksi
saluran kemih harus sangat hati-hati. Tidak
didapatkan perbedaan pola kepekaan dari E.coli
Antibiotika dari golongan lainnya juga kurang yang diisolasi dari urin, sputum, darah, pus, cairan
baik dalam menghambat atau membunuh E. coli tubuh, feses dan usap gigi.
inaktif yang berhasil diisolasi, kecuali jika E.coli Hasil yang tidak berbeda didapatkan pada
inaktif yang berhasil diisolasi tersebut masih bersifat penelitian di Perancis yang menunjukkan adanya
multisensitif (Tabel 6). resistensi yang cukup tinggi terhadap E. coli.(9) Studi
ini melaporkan bahwa amoksilin, amoksilin asam
klavulanat, pefloksasin dan ofloksasin ternyata
Tabel 6. Hasil uji kepekaan E. coli inaktif resisten untuk mengobati infeksi akibat E.coli.
terhadap golongan antibiotika lainnya Antibiotika golongan β-laktam harus digunakan
secara hati-hati karena saat ini telah banyak
ditemukan E. coli yang memiliki mekanisme
resistensi pada gen extended-spectrum beta-
lactamase (ESBL).(10) Hal ini sesuai dengan yang
diperoleh pada penelitian ini, yaitu hanya
seftriakson, sefotaksim, dan meropenem dari
golongan β-laktam yang dapat digunakan sebagai
rujukan terarah untuk pengobatan sementara infeksi
E. coli inaktif sambil menunggu hasil pemeriksaan
mikrobiologis.
125
Noviana Escherichia coli
126