Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

KESIMPULAN

Herpes zoster atau shingles merupakan manifestasi klinis karena reaktivasi virus
varisela zoster (VZV). Masa inkubasi Varicella zoster 10-21 hari. Selama terjadi infeksi
varisela, VZV meninggalkan lesi di kulit dan permukaan mukosa menuju ujung saraf
sensorik. Kemudian menuju ganglion dorsalis. Dalam ganglion, virus memasuki masa
laten dan tidak mengadakan multiplikasi lagi. Reaktivasi terjadi jika sistem imun tubuh
menurun.

Insiden terjadinya herpes zoster meningkat sesuai dengan pertambahan umur dan
biasanya jarang mengenai anak-anak. Insiden herpes zoster berdasarkan usia yaitu sejak lahir-
9 tahun : 0,74/1000, usia 10-19 tahun : 1,38/1000, usia 20-29 tahun : 2,58/1000.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran lesi pada kulit, dimana
penyakit ini terjadi jika di awali dengan penyakit varisela. Sebelum muncul lesi pada kulit
biasanya di awali dengan gejala prodormal seperti rasa tidak nyaman, nyeri, gatal pada lokasi
yang terkena, demam, pusing dan malaise. Pada kulit awalnya akan muncuk erupsi berupa
papul dan plak eritem yang dalam beberapa jam akan menjadi vesikel. Vesikel-vesikel baru
terus terbentuk selama beberapa hari, biasanya 1-5 hari, dipengaruhi usia pasien, beratnya
penyakit, dan imunitas pasien. Lokasi lesi mengikuti dermatomal pada tubuh dan sering
terrjadi pada servikal dan thorakal. Komplikasi tersering pada herpes zoster adalah neuralgia
pasca herpetic.

Keseluruhan prognosis pada herpes zoster pada dewasa dan anak-anak umumnya
baik, tetapi usia tua risiko terjadinya komplikasi semakin tinggi, dan secara kosmetika dapat
menimbulkan makula hiperpigmentasi atau sikatrik. Dengan memperhatikan higiene dan
perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul
akan menjadi sedikit.

17

Anda mungkin juga menyukai