Anda di halaman 1dari 7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi

Ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata acro yang berarti ekstremitas dan

dermatitis yang mempunyai arti peradangan pada kulit. Sehingga dapat ditarik suatu

pengertian secara bahasa yakni peradangan kulit yang terdapat pada ektremitas.

Akrodermatitis adalah suatu kelainan kulit yang tidak berbahaya yang disertai gejala

demam dan malaise, yang terkait dengan suatu infeksi virus maupun bakteri.

Sinonim dari akrodermatitis adalah akrodermatitis infatile lichenoid,

akrodermatitis papular infatile, gianotti cerosti syndrom, papular akrodermatitis of

childhood, papulo vesikular akro located syndrom.

3.2 Epidemiologi

Akrodermatitis merupakan penyakit yang jarang ditemukan tersering menyerang

usia anak-anak dimulai sejak usia 3 bulan-7 tahun yang rata-rata berkisar pada usia 2

tahun. Akrodermatitis terkadang juga ditemukan pada usia dewasa. Untuk jenis

kelamin, baik pada wanita maupun laki-laki perbandingan sama. Begitu pula dengan

suku bangsa tidak dapat dibedakan semua bisa terkena.

Akrodermatitis pertama kali ditemukan pada tahun 1955 di Itali oleh Gianotti

yang dikaitkan dengan virus hepatitis B.beberapa waktu kemukan dikemukan bahwa

banyak virus maupun bakteri lain yang menyebabkan akrodermatitis seperti Coxsackie

virus, Parainfluenza virus, Enterovirus, Respiratory Syncytial virus, group A Beta

Hemolytic Streptococcus dan lainnya.

Di amerika serikat kasus akrodermatitis insidennya tidak diketahui secara pasti

hal ini dimungkinkan kasusnya sangat jarang dan tidak berbahaya. Di Italia dilaporkan

6
bahwa insiden akrodermatitis sejak tahun 1955 sampai 1989 sekitar 308 pasien. Dan

penyakit ini menyebar di Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Jepang. Di indonesia

sendiri belum ada data yang pasti tentang insiden akrodermatitis selama ini.

3.3 Etiologi

Penyebab akrodermatitis belum diketahui dengan pasti. Akrodermatitis sering

timbul bersamaan dengan penyakit kulit lain misalnya dermatitis atopik, dermatitis

kontak, alergi terhadap bahan metal, infeksi dermatofita, infeksi bakteri, lingkungan

dan stres. Ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan

akrodermatitis , yaitu

1. Atopi : Sebanyak 50% pasien dengan akrodermatitis dilaporkan baik secara personal

maupun keluarga mempunyai atopy diatesis (eksema, asma, hay fever, rinitis

alergika)

2. Serum IgE akan meningkat, sekalipun pasien dan keluarga tidak mempunyai riwayat

atopy.

3. Sensitif terhadap nikel : Ini mungkin faktor yang signifikan dalam akrodermatitis

namun mempunyai jumlah yang rendah, sedangkan dalam beberapa studi lain

dilaporkan adanya peningkatan terhadap sensitifitas terhadap nikel.

4. Infeksi jamur.

5. Infeksi virus:

 Hepatitis A,B,C

 Rotavirus

 Ebstein barr virus

 Rubella virus

 Cytomegalovirus

7
 Coxsackieviruses A16, B4 dan B5

 Adenovirus

 Enterovirus

 Respiratory syncytial virus

 Virus parainfluenza

 Parvovirus B19

6. Stres emosi :Merupakan faktor yang paling memungkinkan menyebabkan

akrodermatitis. Banyak pasien melaporkan adanya akrodermatitis berulang selama

periode stres. Perbaikan akrodermatitis menggunakan biofeedback untuk

mengurangi stres.

7. Faktor lain : Faktor yang dilaporkan bisa menyebabkan akrodermatitis antara lain

rokok, kontrasepsi oral, aspirin dan implan metal.

3.4 Patofisiologi

Mekanisme mengenai terjadinya akrodermatitis sendiri masih belum jelas.

Hipotesis paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel yang timbul pada

akrodermatitis disebabkan oleh ekskresi keringat yang berlebihan (excessive sweating).

Namun sekarang hipotesis ini sudah tidak digunakan lagi karena lesi-lesi vesikular yang

timbul pada dermatitis dishidrosis tidak berkaitan dengan saluran kelenjar keringat.

Walaupun demikian, hiperhidrosis (keringat berlebihan) merupakan salah satu tanda

yang terlihat secara khas pada 40% penderita dermatitis dishidrosis (istilah dishidrosis

datang dari gejala berkeringat banyak/salah berkeringat).

Timbulnya exanthem atau demam yang disertai gejala erupsi kulit karena adanya

reaksi hipersensitivitas tipe IV. Dimana terjadi akibat limfosit yang tersensitivitasi

mengadakan reaksi dengan antigen virus atau bakteri yang berlokasi disekitar
8
pembuluh darah dermis, kemudian terjadi interaksi antigen antibodi

(immunohistochemical) yang mengakibatkan pelepasan bermacam macam limfokin

sehingga terjadi peradangan pada kulit. Sedangkan pada pemeriksaan imunofluoresensi

direct pada kulit hasilnya selalu negatif.

Stres emosional dan faktor lingkungan meliputi perubahan iklim, suhu yang

panas atau dingin dan kelembaban dapat memudahkan terjadinya penyebaran dari

akrodermatitis. Pasien mengeluh gatal pada tangan dan basah serta adanya bula yang

tiba-tiba muncul. Keluhan rasa panas dan gatal mungkin akan dialami setelah bula

muncul. Keadaan tersebut bisa berubah dari sekali sebulan menjadi sekali setahun.

3.5 Gambaran Klinis

Pasien datang dengan keluhan adanya ruam atau exanthem yang timbul secara

akut dengan disertai adanya tanda tanda infeksi, demam dan malaise. Ruam biasanya

timbul 2-4 minggu atau bisa juga selama 4 bulan, tidak gatal, kecuali bila ruam lebih

dari 3 minggu.

Ruam berupa papul papul merah kecoklatan atau seperti merah tembaga yang

distribusinya simetrik , diskret ataupun membentuk garis linear. Biasanya tempat

predileksinya paling sering pada ektremitas, wajah, dan pantat tetapi dapat juga pada

telapak tangan dan telapak kaki walaupun sangat jarang. Gejala lainya dapat terjadi

pembesaran abdomen, hal ini karena liver dan lien yang membesar.

Gelembung (vesikel) kecil dengan karakteristik sebagai berikut:

 vesikel  yang sangat kecil (diameter 3 mm atau kurang) yang muncul di ujung dan sisi

jari jari tangan dan kaki serta telapak tanga.

9
 vesikel yang opak dan dalam, yang rata dengan kulit atau sedikit lebih tinggi dan

tidak mudah pecah. Akhirnya, gelembung kecil bersatu dan membentuk gelembung

besar (bula).

 vesikel mungkin gatal, nyeri, atau tidak ada gejala sama sekali dan memburuk setelah

kontak dengan sabun, air, atau zat iritan.

 vesikel akan pecah saat digaruk , mengeluarkan cairan di dalamnya, dan akhirnya

muncul krusta dan fisura (retak). Retak kulit itu sangat nyeri dan menimbulkan

gangguan kosmetik dan sering membutuhkan waktu berminggu minggu bahkan

berbulan bulan untuk menyembuhkannya Kulit akan tampak kering dan bersisik

selama periode ini.

 Cairan dari vesikel adalah serum yang terakumulasi antara sel-sel kulit yang

teriritasi bukan keringat seperti yang diperkirakan sebelumnya.

 Dalam beberapa kasus, seperti lepuh yang terdapat di telapak atau jari dapat

ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening . Hal ini ditandai dengan rasa

kesemutan di lengan bawah dan benjolan muncul diketiak.

 Kuku pada jari tangan dan jari kaki yang terkena, dapat mengalami kelainan.

Beberapa faktor yang digali dari anamnesis dapat terkait dengan akrodermatitis,

antara lain stress emosional, riwayat atopik diri sendiri atau keluarga, pajanan terhadap

antigen tertentu (seperti kobalt, nikel, balsam, krom, dll), riwayat pengobatan dengan

terapi imunoglobulin intravena, atau riwayat penyakit hiv.

3.6 Pemeriksaan Fisik

 Pada kulit tampak adanya papul papul yang berwarna merah kecoklatan atau seperti

merah tembaga dengan ukuran 2-5mm, datar dan berkilat tidak gatal,dan

10
distribusinya simetrik, diskret (terpisah satu dengan lain) atau membentuk garis

linear,

 Daerah predileksi : wajah, ektremitas (tangan, kaki) bagian ektensor, pantat. Kadang

kadang dapat mengenai telapak tangan dan telapak kaki.

 Jika akibat infeksi virus Hepatitis dapat ditemukan anicterik adanya

hepatosplenomegali, limfadenopati.

 Jika penyebabnya streptococcus pada sistem respirasi atas dapat dijumpai adanya

lesi di mukosa, pembengkakan pada tonsil dan pharing merah. Sedang untuk

penyebab lain belum diterangkan secara terperinci.

3.7 Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Diagnosis akrodermatitis biasanya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis

semata dan mudah untuk didiagnosis karena cenderung tidak menyerupai keadaan

lainnya. Pemeriksaan kultur bakteri dan sensitifitas dilakukan jika curiga adanya infeksi

sekunder. Sedangkan tes darah biasanya tidak diusulkan, tapi biasanya IgE-nya

meningkat.5 Dapat juga dilakukan uji tempel (Patch Test) bila dicurigai adanya

dermatitis kontak alergi.

Histopatologi

Pada biopsi kulit epidermis diperoleh spongios fokal, parakeratosis dan

acantholisis ringan. pada dermis disekitar vascular terdapat infiltrat lymphosit dan

histiosit.

3.8 Diagnosis Banding

Diagnosis bandingnya adalah dermatitis, yaitu dermatitis allergen yang terjadi

karena adanya kontak dengan allergen. Dermatitis kontak iritan dapat menjadi faktor

11
pencetus terjadinya akrodermatitis ini. Dermatitis kontak iritan pada tangan biasanya

mengenai dorsum manus dan sela-sela jari. Pada akrodermatitis, lokalisasi terutama di

telapak tangan dan pinggir lateral jari-jari.

3.8 Penatalaksanaan

· Krim kortikosteroid

· Asam salisilat 5% dalam alkohol

· Krim vioform 3% memberi hasil yang baik

· Bila madidans : kompres dengan KMnO4 1 : 5000

· Pada kasus-kasus yang berat diberikan kortikosteroid sistemik seperti : prednison,

prednisolon atau tiamsinolon

3.9 Prognosis

Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat.

12

Anda mungkin juga menyukai