Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN RABIES

PENDAHULUAN

Penyakit rabies biasanya dikenal dengan istilah awam penyakit anjing gila. Penyakit ini dapat
menyerang beberapa mamalia seperti anjing, kucing,kera termasuk manusia. Virus
rabies berbentuk peluru dengan komposisi RNA, lipid, karbohidrat dan protein. Virus rabies
tergolong unik karena dapat berkembang pada berbagai macam spesies mamalia dan bersifat
neurofilik (saraf).

Rabies dapat menular dari hewan ke hewan, dari manusia ke manusia dan dari hewan
kemanusia. Penularan dapat melalui gigitan dan non-gigitan (transplantasi, kontak dengan
bahan mengandung virus rabies pada kulit lecet atau mukosa). Binatang dan manusia yang
terinfeksi rabies akan memberikan gejala yang cukup khas walaupun tetap harus dikonfirmasi
dengan pemeriksaan penunjang dan dengan teliti menggali riwayat gigitan atau kontak
binatang.

Di Indonesia rabies pada hewan sudah ditemukan sejak tahun 1884, dan kasus rabies pada
manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat. Angka kematian yang tinggi
ini disebabkan karena tidak adanya obat untuk rabies, terlambatnya intervensi medis
menyebabkan angka kematian yang tinggi, dan jarang dilaksanakannya penanganan pertama
luka gigitan anjing dengan mencuci luka dengan sabun dan air mengalir. Selain itu rabies
pada dua sampai dua belas minggu pertama, bahkan bisa sampai bertahun-tahun, hanya
menunjukkan gejala tidak khas seperti influenza biasa sehingga pasien yang dibawa ke rumah
sakit sudah jatuh ke tahap penyakit yang lebih parah.. Pasien biasanya meninggal dua sampai
sepuluh hari setelah menunjukkan gejala pertama.Sampai saat ini tidak ada obat yang dapat
menyembuhkan penyakit rabies.

WHO merekomendasikan prosedur profilaksis pasca-terpapar (P.E.P., post-exposure


prophylaxis)(setelah kontak melalui gigitan maupun non-gigitan). Prosedur ini terdiri dari
pembersihan dan perawatan luka dan imunisasi aktif dengan vaksin (VAR).

Rabies adalah penyakit yang dapat sepenuhnya dicegah. Gejala pada hewan reservoir cukup
khas sehingga hewan yang terinfeksi dapat dimusnahkan dan hewan yang beresiko pun dapat
dicegah melalui vaksinasi secara rutin.

TUJUAN UMUM

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit rabies


2. Mengetahui gejala dan dampak yang ditimbulkan oleh virus rabies
3. Mengetahui cara pencegahan dan penanganan pasien yang terinfeksi rabies

TUJUAN KHUSUS

Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena rabies


SASARAN

Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lasusua

KEGIATAN POKOK

1. Sosialisasi (refresing) tentang penyakit rabies


2. Kerjasama lintas Program ( Promkes dan surveilans )
3. Tatalaksana kasus
4. Pencatatan dan pelaporan

CARA MELAKSANAKAN

1. Melakukan sosialisasi (Refresing) penyakit rabies ketenaga kesehatan (Bidan,Petugas


Pustu).
2. Melakukan Penyuluhan ke masyarakat tentang penyakit rabies bekerjasama dengan
lintas program terkait surveilans dan Promkes
3. Tatalaksana kasus (SPO tatalaksana kasus Rabies)
4. Membuat pencatatan dan pelaporan program rutin

JADWAL

1. Penyuluhan dilaksanakan di Posyandu wilayah kerja puskesmas Lasusua sesuai


jadwal Posyandu bekerjasama dengan lintas Program terkait.
2. Tatalaksana kasus rabies dilakukan setiap hari bila ada kasus gigitan
3. Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan

EVALUASI

1. Media dan materi tersedia dan memadai


2. Ketepatan waktu pelaksanaan
3. Peran serta aktif masyarakat
4. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai