Disusun oleh :
Serlianah
Nim : P19010147
168 karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara. Analisis data pada penelitian
ini menggunakan bantuan SPSS versi 17.Teknik sampling yang dipakai adalah metode
sensus dan teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
validitas dengan analisis faktor, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Uji asumsi
klasik dan analisis regresi liner berganda, untuk menguji dan membuktikan hipotesis
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah
SWT atas Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul
Pada Perusahaan Pt Gudang Garam Tbk”. Proposal ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk meyelesaikan program Megister (S2) pada Program
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH 1
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. BATASAN MASALAH 4
D. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 4
E. MANFAAT PENELITIAN 5
F. SISTEMATIKA PENELITIAN 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. LANDASAN TEORI 7
a. KINERJA KARYAWAN 7
b. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA 8
c. KEPUASAN KERJA 9
d. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA 11
e. GAYA KEPEMIMPINAN 12
B. KERANGKA PEMIKIRAN 15
C. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL 16
a. HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA KARYAWAN 16
D. HIPOTESA 18
BAB III METODELOGI 19
A. METODE PENELITIAN 19
B. PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL 19
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 20
D. JENIS DAN SUMBER DATA 22
E. METODE PENGUMPULAN DATA 23
F. TEKNIK ANALISI DATA 23
G. PENGUJIAN HIPOTESIS 24
BAB IV PENUTUP 27
A. KESIMPULAN PENELITIAN 27
B. SARAN-SARAN 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial
yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat
diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan . Semua tindakan yang
diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi
karyawan di sebuah intansi. Instansi Perkantoran membutuhkan adanya faktor sumber daya
manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan
yang merupakan penentu tercapainya tujuan instansi. Sumber daya manusia merupakan tokoh
sentral dalam organisasi maupun instansi perkantoran. Agar aktivitas manajemen berjalan
dengan baik, Instansi perkantoran harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan
berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola instansi seoptimal mungkin sehingga
Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan hasil atau
prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar
kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal,
yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber
daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja
karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi instansi perkantoran
dalam kualitas perkantoran itu sendiri. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan
kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan
untuk mencapai Visi dan Misi instansi tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia
merupakan perusahaan yang berawal dari comanditaire vennootschape (CV) yang berdiri
tahun 1983 yang kemudian dijadikan Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 2004. Penelitian ini
karena disini pusat kegiatan manajerial dilakukan.Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah
perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk mampu
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan
karyawan dapat diukur melalui kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan
tercapainya target yang optimal. Kinerja karyawan PT GUDANG GARAM Tbk juga dapat
diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan
fungsinya dan itu semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu
perusahaan. Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya
adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan
waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang
berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya
contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu
merupakan sebab menurunya kinerja karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain . Gaya kepemimpinan cocok
apabila tujuan instansi telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang
tujuannya. Instansi menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk
memotivasi karyawan. Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil
keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk
berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam mencapai tujuan
yang diinginkan perusahaan. Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya
kinerja karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan
kinerja karyawan.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengacu hanya kepada gaya
kepemimpinan dari pemimpin utama Instansi DINAS KESEHATAN Kabupaten Kolaka Utara.
Yang nantinya akan di analisa oleh penulis melalui karyawan dari Dinas Kesehatan itu sendiri.
D. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan
Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan
dalam pengelolaan SDM beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bacaan bagi semua
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,maksud dan
Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, kerangka pemikiran, hubungan
Pada bab ini akan dibahas metode penelitian, penentuan populasi dan sampel penelitian, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan
pengujian hipotesis.
BAB IV PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal
yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan
organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi
dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang
mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi
pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Kinerja adalah
kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang
telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun
kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan kepadanya.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Untuk memperoleh kinerja yang tinggi dibutuhkan sikap mental yang memiliki
pandangan jauh ke depan. Seseorang harus mempunyai sikap optimis, bahwa kualitas hidup
dan kehidupan hari esok lebih baik dari hari ini. Furtwengler (2002: 79) mengemukakan
bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka organisasi perlu melakukan perbaikan
kinerja. Adapun perbaikan kinerja yang perlu diperhatikan oleh organisasi adalah faktor
kecepatan, kualitas, layanan, dan nilai. Selain keempat faktor tersebut, juga terdapat faktor
lainnya yang turut mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu ketrampilan interpersonal, mental
untuk sukses, terbuka untuk berubah, kreativitas, trampil berkomunikasi, inisiatif, serta
Menurut Bernardin and Russel (1993: 382) terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja
karyawan, yaitu:
1. Quality yaitu Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam
2. Quantity yaitu Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit, atau
3. Timeliness yaitu Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih
cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.
4. Cost effectiveness yaitu Tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa
manusia, keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi
atau pengurangan kerugian dari tiap unit. Need for supervision yaitu Tingkatan dimana
seorang karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolongan atau
Pendapat lain dikemukakan oleh Dessler (2000: 514-516) yang menyatakan bahwa
dalam melakukan penilaian terhadap kinerja para pegawai, maka harus diperhatikan 5 (lima)
1. Kualitas pekerjaan meliputi : akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran.
3. Supervisi yang diperlukan meliputi : membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan.
Aktivitas hidup manusia beraneka ragam dan salah satu bentuk dari segala aktivitas
yang ada adalah bekerja. Bekerja memiliki arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri
dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Hal ini didorong
oleh keinginan manusia untuk memenuhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kepuasan
kerja adalah suasana psikologis tentang perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan
terhadap pekerjaan mereka (Davis, Keith, 1985). Vroom sebagaimana dikutip oleh Ahmad,
M.A. Roshidi (1999) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orientasi yang
efektif seseorang pegawai terhadap peranan mereka pada jabatan yang dipegangnya saat ini.
Sikap yang positif terhadap pekerjaan secara konsepsi dapat dinyatakan sebagai kepuasan
kerja dan sikap negatif terhadap pekerjaan sama dengan ketidakpuasan. Definisi ini telah
mendapat dukungan dari Smith dan Kendall (1963) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja
satisfaction dapat diartikan sebagai apa yang membuat orang-orang menginginkan dan
menyenangi pekerjaan. Apa yang membuat mereka bahagia dalam pekerjaannya atau keluar
dari pekerjaanya, menurut Robin dalam Siahaan, E.E. .Indra, Hary dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai secara signifikan
adalah : faktor yang berhubungan dengan pekerjaan, dengan kondisi kerja, dengan teman
sekerja, dengan pengawasan, dengan promosi jabatan dan dengan gaji. Smith, Kendal dan
multidimensi dimana seseorang merasa lebih atau kurang puas dengan pekerjaannya,
supervisornya, tempat kerjanya dan sebagainya. Porter dan Lawler seperti juga dikutip oleh
Bavendam, J. (2000) telah membuat diagram kepuasan kerja yang menggambarkan kepuasan
kerja sebagai respon emosional orang-orang atas kondisi pekerjaannya. Kepuasan kerja
bersifat multidimensional maka kepuasan kerja dapat mewakili sikap secara menyeluruh
(kepuasan umum) maupun mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Artinya jika secara
umum mencerminkan kepuasannya sangat tinggi tetapi dapat saja seseorang akan merasa
tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek saja misalnya jadwal liburan (Davis, Keith.
1985). Konsekuensi dari kepuasan kerja dapat berupa meningkat atau menurunnya prestasi
1985).
Ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, antara lain yaitu :
1. Pekerjaan itu sendiri (work it self), setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu
sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman sekerja (workers), merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara
pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda
jenis pekerjaannya.
4. Promosi (promotion), merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan
5. Gaji atau upah (pay), merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap
kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha
untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya
fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau
mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert, 1992). James et. al. (1996)
mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh
pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan adalah
perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering
(Tampubolon, 2007).
mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik
berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasi
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian
sangat diperlukan, akn tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang
positif.
tujuan
sebuah organisasi.
Keterangan:
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
dilingkungan organisasi.
2. Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin
sehingga nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja aktual akan melampaui
harapan kinerja mereka. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk
karyawan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat
dan pengaruh antara faktor kepemimpinan dan faktor kinerjakaryawan. Jadi, hubungan antar
variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja adalah H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh positif
Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja. Menurut Miller et al. (1991) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para pegawai. Hasil penelitian
Gruenberg (1980) diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan
teman sekerja serta penyelia adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan
kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja serta jenis pekerjaan.
Ramlan Ruvendi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Imbalan dan Gaya
Hasil Pertanian Bogor”, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan pengaruh
signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai Balai Besar
Industri Hasil Pertanian Bogor. Diungkapkan pula bahwa gaya kepemimpinan yang efektif
adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi (contingency). Indikasi
turunnya semangat dan kegairahan kerja ditunjukkan dengan tingginya tingkat absensi dan
perpindahan pegawai. Hal itu timbul sebagai akibat dari kepemimpinan yang tidak disenangi.
D. HIPOTESA
persamaan masalah penelitian. Jawaban masih berdasarkan teori yang relevan, tetapi belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Sutrisno Hadi
menambahkan bahwa penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil
berikut:
organisasi. Diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang
METODELOGI
pendekatan kualitatif. Metode survei adalah metode yang mengambil contoh data dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok
(Singarimbun dan Effendi, 1989). Dengan memadukan kedua pendekatan tersebut diharapkan
Sedangkan untuk lokasi penulis pegawai dapat dilakukan secara lebih memilih Dinas
Kesehatan Kab. Kolaka Utara yang beralamatkan Jl. Swawindu Kompleks Perkantoran.
orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya
dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan yang ada di instansi Dinas Kesehatan yang berjumlah 168 karyawan.
Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand,
2006). Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti
adalah keseluruhan dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat jumlah
populasi hanya sebesar 168 karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan
sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel dari
penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian unit dalam Dinas Kesehatan.
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian diuraikan menjadi
Kinerja karyawan adalah perbandingan hasil kerja nyata karyawan dengan standar kerja yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Beberapa indikator untuk mengukur sejauh mana pegawai
mencapai suatu kinerja secara individual menurut (Bernadin, 1993 dalam Crimson
a. Kualitas: Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti
menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan
b. Kuantitas: Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang
diselesaikan.
c. Ketepatan Waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
d. Efektifitas: Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi dimaksimalkan dengan
maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam
e. Kemandirian: Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa
minta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk
f. Komitmen Organisasi: Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin memanfaatkan kekuatan yang tersedia untuk
memimpin para karyawannya. Likret, (1961) dalam Handoko, (2003) mengemukakan dua
kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan orientasi tugas, menyusun suatu model empat
a. Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan
juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-
hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat
Bila manajer yang secara formal membuat keputusan, mereka melakukan setelah
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bisa
memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2001). Data yang
Menurut Algifari (1997), data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tanpa melalui perantara). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan
data kuesioner.
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
a. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
b. Observasi
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-
buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian
Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif
diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Tabulasi silang
Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan mereduksi (meringkas) data dengan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis di
dalam penelitian. Data hasil wawancara yang relevan dengan fenomena yang dianalisis,
disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan. Analisis data kualitatif dipadukan dengan hasil
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh
a) Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas
(gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) dalam menjelaskan variasi variabel terikat
(kinerja karyawan) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti
adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap
tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model
regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y,apakah
variabel X1, X2, dan X3 (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) benar-benar
berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja karyawan) secara terpisah atau parsial (Ghozali,
a) Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB V
PENUTUP
Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka dilakukan pengujian
reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban responden terhadap pernyataan konsisten dari
waktu ke waktu. Dan dilakukan pengujian validitas untuk mengukur sah tidaknya suatu
kuesioner. Hasil dari uji reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam
setiap variabel reliabel dan valid. Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas dan tidak terjadi heteroskedastisitas serta memiliki distribusi
normal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis memberikan beberapa saran yang
1. Seorang pemimpin harus mampu menjadi figur yang mampu mambangun dan
pemimpin juga harus memperhatikan variabel lain selain pada gaya kepemiminan
demokrasi.
dengan karyawan terjalin dengan baik. Dengan semakin baiknya hubungan dengan