Anda di halaman 1dari 15

KINERJA KEUANGAN PT PERTAMINA Tbk

Firmina Hangin Ding, Elfreda Aplonia Lau, Iman Nazarudin Latif

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan PT
Pertamina Tbk tahun 2014 dan 2015 dilihat dari aspek rasio likuiditas dengan proksi current
ratio, acid test ratio (quick ratio) dan cash ratio, serta aspek rasio rentabilitas dengan proksi
return on investment dan return on equity.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pokok permasalahan yang dikemukakan yaitu
“Apakah kinerja keuangan PT Pertamina Tbk tahun 2014 dan 2015 mengalami peningkatan
dilihat dari aspek rasio likuiditas dengan proksi current ratio, acid test ratio (quick ratio) dan
cash ratio, serta aspek rasio rentabilitas dengan proksi return on investment dan return on equity
?”.
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis
mengemukakan hipotesis yaitu kinerja keuangan PT Pertamina Tbk tahun 2014 dan 2015
mengalami peningkatan dilihat dari aspek rasio likuiditas dengan proksi current ratio, acid test
ratio (quick ratio) dan cash ratio, serta aspek rasio rentabilitas dengan proksi return on
investment dan return on equity.
Menganalisis data dan menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka penulis menggunakan metode analisis adalah analisis likuiditas dengan proksi
current ratio, acid test ratio (quick ratio) dan cash ratio, serta analisis rentabilitas dengan proksi
return on investment dan return on equity.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kinerja keuangan PT Pertamina Tbk tahun 2014
dan 2015 mengalami peningkatan dilihat dari aspek rasio likuiditas, dimana current ratio pada
tahun 2014 sebesar 149,09% dan tahun 2015 menjadi 167,67%, untuk acid test ratio (quick ratio)
pada tahun 2014 sebesar 97,98% dan tahun 2015 menjadi 116,24%, begitupula cash ratio pada
tahun 2014 sebesar 26,47% dan tahun 2015 menjadi 36,40%, yang berarti hipotesis ditolak.
Sedangkan kinerja keuangan PT Pertamina Tbk tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan
dilihat dari aspek rasio rentabilitas, dimana return on investment pada tahun 2014 sebesar 2,91%
dan tahun 2015 menjadi 3,17%, untuk return on equity pada tahun 2014 sebesar 14,97% dan
tahun 2015 menjadi 14,62% yang berarti hipotesis diterima.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Likuiditas, Rentabilitas.


Abstract

The purpose of this study was to determine and analyze the financial performance of PT
Pertamina Tbk in 2014 and 2015 from the aspect ratio of liquidity by proxy current ratio, acid test
ratio (quick ratio) and the cash ratio, as well as the aspect ratio of profitability to the proxy return
on investment and return on equity.
In accordance with the purpose of this study, the principal issues raised, namely "Is
financial performance of PT Pertamina Tbk in 2014 and 2015 increased from the aspect ratio of
liquidity by proxy current ratio, acid test ratio (quick ratio) and the cash ratio, as well as the
aspect ratio of profitability by proxy return on investment and return on equity? ".
Based on the issues that have been noted previously, the authors put forward the
hypothesis that the financial performance of PT Pertamina Tbk in 2014 and 2015 increased from
the aspect ratio of liquidity by proxy current ratio, acid test ratio (quick ratio) and the cash ratio,
as well as the aspect ratio of profitability with proxy return on investment and return on equity.
Analyze data and test the truth of the hypothesis has been stated previously, the authors
use the method of analysis is the analysis of liquidity by proxy current ratio, acid test ratio (quick
ratio) and the cash ratio, as well as the analysis of the profitability of the proxy return on
investment and return on equity.
Based on the survey results revealed Tbk PT Pertamina's financial performance in 2014
and 2015 increased from the aspect of the liquidity ratio, current ratio which in 2014 amounted to
149.09% and in 2015 to 167.67%, for the acid test ratio (quick ratio) at in 2014 amounted to
97.98% and in 2015 to 116.24%, nor the cash ratio in 2014 amounted to 26.47% and in 2015 to
36.40%, which means that the hypothesis is rejected. Meanwhile, PT Pertamina Tbk financial
performance in 2014 and 2015 decreased from the aspect of profitability ratios, where the return
on investment in 2014 amounted to 2.91% and in 2015 to 3.17%, for a return on equity in 2014
amounted to 14.97 % and in 2015 to 14.62%, which means that the hypothesis is accepted.

Keywords: Financial Performance, Liquidity, Profitability.


PENDAHULUAN

Latar Belakang mengorbankan kepentingan-kepentingan


Salah satu kebijakan dari pemerintah jangka panjang perusahaan.
dalam membangun nasional yang telah Penilaian kinerja keuangan pada PT
terprogram adalah peningkatan sarana Migas, Pertamina Tbk adalah hal yang utama,
ini merupakan salah satu kebijakan yang dikarenakan dengan melakukan penilaian
cukup sulit untuk dijalankan agar terarah kinerja keuangan inilah perusahaan dapat
karena tidak hanya menyangkut masalah mengetetahui sejauhmana kesehatan
pelayanan biasa, tapi bagaimana pemerintah perusahaan tersebut. Kesehatan perusahaan
dapat menyediakan Migas secara merata dapat terlihat melalui penilaian kinerja
kepada semua lapisan masyrakat dan juga keuangan, maka secara keseluruhan akan
perlu memperhatikan terjaminnya Migas diketahui kinerja perusahaan, dengan
tersebut sehingga dapat digunakan oleh demikian penting untuk dilakukan penelitian
masyrakat dengan baik (Kusumawardani, kinerja keuangan PT Pertamina Tbk.
2001:1). Mengingat kebutuhan hidup dan Salah satu bentuk tanggung jawab PT
kebutuhan utama masyarakat dalam Pertamina Tbk adalah melalui penyajian
memanfaatkan sumber daya alam agar dapat laporan keuangan, yang berisi mengenai
dipergunakan sebagaimana mestinya, segala informasi mengenai kinerja keuangan
terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan BUMN selama suatu periode tertentu, dimana
migas untuk keperluan kehidupan sehari-hari, informasi laporan keuangan tersebut
untuk itulah dibutuhkan suatu perusahaan digunakan untuk seluruh stakeholdersbaik
yang profesional dan terpercaya untuk pemerintah, investor, lembaga permerintah
melayani masyarakat. Berdasarkan hal lainnya maupun rakyat Indonesia. Oleh
tersebut kesadaran pemerintah untuk karena itu, laporan keuangan PT Pertamina
mendirikan PT Pertamina Tbk yang pertama Tbk haruslah bebas dari salah saji, serta
kali didirikan di Jakarta pada tanggal 10 kesalahan informasi yang dapat merugikan
Desember 1957. para pengguna laporan keuangan tersebut.
Perbaikan-perbaikan terus dilakukan Kondisi total aset, total utang lancar serta laba
agar kinerja PT Pertamina Tbk meningkat. bersih PT Pertamina Tbk dari tahun 2014
Melakukan penilaian kinerja dalam sampai dengan 2015 dapat dilihat dari tabel
menentukan penggolongan tingkat berikut ini :
keberhasilan PT Pertamina Tbk, badan Tabel 1.
pengawasan melakukan penilaian atas kinerja Kondisi Total Aset, Total Utang Lancar
PT Pertamina Tbk meliputi aspek keuangan, serta Laba Bersih
aspek operasional, dan aspek administrasi. PT Pertamina Tbk Tahun 2014 – 2015
Pendekatan ini banyak dilakukan oleh (Dinyatakan Dalam Ribuan Dolar
perusahaan karena mudah dalam Amerika Serikat)
melakukan penilaiannya, namun pengukuran No Tahun Total Aset Total Utang Laba Bersih
Lancar
ini tidak dapat menggambarkan kondisi riil 1 2014 US $ US $ US $ 1.476.647
perusahaan dimasa lalu atau tidak mampu 50.695.945 13.745.590
2 2015 US $ US $ US $
menuntun sepenuhnya perusahaan ke arah 45.518.903 8.546.589 1.442.163
yang lebih baik, serta hanya berorientasi Sumber : IDX.co.id
jangka pendek dan memungkinkan
Tabel 1.1. di atas memperlihatkan 2. Realisasi jumlah pendapatan/ (beban)
bahwa total aset PT Pertamina Tbk tahun lain-lain selama tahun 2015 lebih rendah
2015 mengalami penurunan dibandingkan dibandingkan dengan realisasi selama
dengan total aset PT Pertamina Tbk tahun tahun 2014.
2014. Dilihat dari total utang lancar
menunjukkan hal yang sama yaitu total utang
lancar PT Pertamina Tbk tahun 2015 Rumusan Masalah
mengalami penurunan dibandingkan dengan Berdasarkan uraian pada latar
total utang lancar PT Pertamina Tbk tahun belakang, maka rumusan masalah dalam
2014. Begitupula laba bersih PT Pertamina penelitian ini sebagai berikut :
Tbk tahun 2015 mengalami penurunan 1. Apakah kinerja keuangan PT Pertamina
dibandingkan dengan laba bersih PT Tbk tahun 2015 mengalami penurunan
Pertamina Tbk tahun 2014. dibandingkan dengan kinerja keuangan
Terjadinya penurunan kondisi PT Pertamina Tbk tahun 2014, dilihat dari
keuangan dari tahun 2014 dibandingkan aspek likuiditas yang diproksi dari:
tahun 2015 kemungkinan dapat a. Current ratio
mempengaruhi kinerja keuangan PT b. Acid test ratio (quick ratio)
Pertamina Tbk dari aspek likuiditas dan c. Cash ratio.
rentabilitas. Maka penting untuk menilai 2. Apakah kinerja keuangan PT Pertamina
kinerja keuangan PT Pertamina Tbk dengan Tbk tahun 2015 mengalami penurunan
menganalisis rasio yang memungkinkan dibandingkan dengan kinerja keuangan
manajer keuangan dan pihak yang PT Pertamina Tbk tahun 2014, dilihat dari
berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi aspek rentabilitas yang diproksi dari:
keuangan dan menunjukkan kondisi sehat a. Return On Investment
tidaknya perusahaan. Analisis rasio juga b. Return on equity.
menghubungkan unsur-unsur rencana dan
perhitungan laba rugi sehingga dapai menilai Tujuan Penelitian
efektivitas dan efisiensi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
Berdasarkan dari latar belakang di mengetahui dan menganalisis :
atas, maka masalah yang diambil oleh penulis 1. Kinerja keuangan PT Pertamina Tbk
adalah mengenai kinerja keungan PT tahun 2014 dan 2015 dilihat dari aspek
Pertamina Tbk dari indikator aspek keuangan likuiditas yang diproksi dari:
berkaitan dengan laporan keungan, maka a. Current ratio
dalam penelitian ini peneliti mengambil judul b. Acid test ratio (quick ratio)
tentang ”Kinerja Keuangan PT Pertamina c. Cash ratio.
Tbk”. 2. Kinerja keuangan PT Pertamina Tbk
tahun 2014 dan 2015 dilihat dari aspek
Identifikasi Masalah rentabilitas yang diproksi dari:
Berdasarkan pemaparan di atas, maka a. Return On Investment
penulis mengidentifikasi masalah terjadinya b. Return on equity.
penurunan total aset, total utang lancar serta
laba bersih PT Pertamina Tbk dari tahun 2014 Kegunaan Penelitian
sampai dengan 2015 dikarenakan : Penelitian ini diharapkan dapat
1. Realisasi penjualan dan pendapatan usaha bermanfaat bagi:
lainnya selama tahun 2015 lebih rendah 1. Perusahaan
dibandingkan dengan realisasi selama Penelitian ini diharapkan dapat
tahun 2014. bermanfaat bagi perusahaan yang
bergerak di bidang migas, khususnya PT dibanding penjualannya (profit margin)
Pertamina Tbk. dari hampir seluruh perusahaan.
2. Pihak lain c. Perang dunia II yang telah menciptakan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peluang-peluang bisnis yang memerlukan
pihak-pihak yang akan mengkaji lebih cara-cara pembiayaan tertentu
lanjut mengenai bidang yang sama, menyebabkan pertumbuhan ekonomi
diharapkan penelitian ini dapat menjadi terus meningkat.
landasan pijak dan referensi bagi d. Banyaknya perusahaan-perusahaan
penelitian dimasa mendatang. berskala besar yang tumbuh memerlukan
pengelolaan keuangan yang spesifik.
DASAR TEORI e. Adanya institusionalisasi aliran tabungan
dan investasiyang membutuhkan para
Manajemen Keuangan pfofesional di bidang investasi.
Pengertian manajemen keuangan
menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:3) Laporan Keuangan
adalah pengaturan kegiatan keuangan dalam Menurut Baridwan (2003:7) pengertian
suatu organisasi. Menurut Martono dan laporan keuangan adalah hasil akhir dari
Harjito (2005:4) manajemen keuangan suatu proses pencatatan yang merupakan
(financial management) adalah segala suatu ringkasan transaksi-transaksi keuangan
aktivitas perusahaan yang berhubungan yang terjadi selama tahun buku yang
dengan bagaimana memperoleh dana, bersangkutan. Menurut Ikatan Akuntan
menggunakan dana, dan mengelola aset Indonesia (2007:8) dalam Wahyuni (2006:34)
sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. laporan keuangan adalah bagian dari proses
Pengertian manajemen keuangan pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
menurut Warsono (2004:4) adalah proses lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
dan pengendalian sumbar daya keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
supaya dapat memaksiumkan kekeyaan seperti, misalnya sebagai laporan arus kas
pemiliknya. Menurut Sartono (2010:8) atau laporan arus dana), catatan dan laporan
manajemen keuangan adalah manajemen lain serta materi penjelasan yang merupakan
dana baik yang berkaitan dengan bagian integral dari laporan keuangan.
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk Menurut Harnanto (2007:31) ) laporan
investasi secara efektif maupun usaha keuangan adalah hasil akhir dari proses
pengumpulan dana untuk pembiayaan akuntansi, yang terdiri dari dua laporan utama
investasi atau pembelanjaan secara efisien. yaitu neraca dan laporan perhitungan laba
Menurut Weston dan Brigham rugi dan berupa laporan yang sifatnya sebagai
(2001:4) dalam Martono dan Harjito pelengkap seperti a. laporan laba yang
(2005:15) perkembangan fungsi keuangan ditahan b. laporan sumber dan penggunaan
sampai sekarang ini dipengaruhi oleh lima dana atau laporan perubahan posisi keuangan.
perubahan besar dalam lingkungan ekternal, Menurut Baridwan (2003:18) bentuk
yaitu : laporan keuangan yang disusun oleh
a. Perkembangan teknologi yang pesat manajemen biasanya terdiri dari:
berakibat pada lebih cepatnya daur hidup a. Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan
dari setiap kehidupan produk. keadaan keuangan suatu perusahaan pada
b. Kemampuan perusahaan memperoleh tanggal tertentu.
memperoleh laba mengalami penurunan
b. Laporan laba rugi, yaitu laporan yang turnover, accounts receivable turnover,
menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya inventory turnover, average collection
selama suatu periode akuntansi. period (day’s sales inaccounts
c. Laporan perubahan modal, yaitu laporan receivable) dan day’s sales in inventory.
yang menunjukkan sebab-sebab c. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
perubahan modal dari jumlah pada awal (Profitability Ratios)
periode menjadi jumlah modal pada akhir Rasio ini menunjukkan keberhasilan
periode. perusahaan didalam menghasilkan
d. Laporan perubahan posisi keuangan keuntungan. Rasio rentabilitas ini terdiri
(statement of changes in financial dari: gross profit margin, net profit
position), yaitu laporan yang margin, operating return on assets,
menunjukkan arus dana dan perubahan- return on assets, return on equity, dan
perubahan dalam posisi keuangan selama operating ratio.
tahun buku yang bersangkutan. d. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan
Kinerja Keuangan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
Menurut Bastian (2006:14) pengertian jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut
kinerja keuangan adalah gambaran leverage ratios, karena merupakan rasio
pencapaian pelaksanaan/program/kebijaksaan pengungkit yaitu menggunakan uang
dalam mewujudkan sasaran, misi, dan visi pinjaman (debt) untuk memperoleh
suatu organisasi. Menurut Ikatan Akuntan keuntungan. Rasio leverage ini terdiri
Indonesia (2007:10) dalam Wahyuni dari: debt ratio, debt to equity ratio, long-
(2006:34) pengertian kinerja keuangan adalah term debt to equity ratio, long-term debt
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan to capitalization ratio, times interest
mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya. earned, cash flow interest coverage, cash
Kinerja keuangan menurut Dwiyanto flow to net income, dan cash return on
(2007:36) dalam Farida (2010:36), adalah sales.
penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat e. Rasio Pasar (Market Ratios)
mengukur keberhasilan suatu perusahaan Rasio ini menunjukkan informasi penting
dalam menghasilkan laba. perusahaan yang diungkapkan dalam
Menurut Sartono (2010:121) rasio basis per saham. Rasio pasar ini terdiri
keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima dari: dividend yield, dividend per share,
jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan earning per share, dividend payout ratio,
yang ingin dicapai, yaitu: price earning ratio, book value per share,
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) dan price to book value.
Rasio ini menyatakan kemampuan
perusahaan jangka pendek untuk Definisi Konsepsional
memenuhi obligasi (kewajiban) yang Definisi konsepsional merupakan
jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terdiri konsep-konsep yang dipergunakan dalam
dari: current ratio (rasio lancar), quick penelitian menurut para ahli. Berikut ini
ratio, dan net working capital. definisi konsepsional yang digunakan sebagai
b. Rasio Aktivitas (Activity Ratios) dasar dalam penelitian ini :
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta Kinerja keuangan menurut Ikatan
efisiensi perusahaan didalam Akuntan Indonesia (2007:10) yaitu prestasi
memanfaatkan harta-harta yang yang di hasilkan oleh suatu perusahaan yang
dimilikinya. Rasio aktivitas ini terdiri dari dapat di nilai dari aspek manajemen dari hasil
: total asset turnover, fixed asset yang di peroleh tersebut dapat
memperhatikan sesuatu tingkat kemajuan atau 2. Kinerja keuangan PT Pertamina Tbk
kemunduran dari perusahaan yang tahun 2015 mengalami penurunan
bersangkutan atau kemampuan perusahaan dibandingkan dengan kinerja keuangan
dalam mengelola dan mengendalikan PT Pertamina Tbk tahun 2014, dilihat dari
sumberdaya yang dimilikinya. aspek rentabilitas yang diproksi dari:
Laporan keuangan menurut Ikatan a. Return On Investment
Akuntan Indonesia dalam Wahyuni (2006:34) b. Return on equity.
yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan METODE PENELITIAN
perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti, Definisi Operasional
misalnya sebagai laporan arus kas atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain Likuiditas
serta materi penjelasan yang merupakan 1. Current Ratio adalah mengukur
bagian integral dari laporan keuangan. kemampuan PT Pertamina Tbk dalam
Kinerja keuangan perusahaan dapat di memenuhi kewajibannya dengan cara
ukur berdasarkan rasio keuangan dengan membagi aset lancar dengan hutang
analisas likuiditas dan rentabilitas. Semakin lancar yang dinyatakan dalam persen
besar nilai rasio-rasio tersebut, maka kinerja selama tahun 2014 dan 2015.
dapat tercapai. Pengertian likuiditas dan 2. Quick Ratio adalah menghitung aktiva
rentabilitas yaitu sebagai berikut : lancar PT Pertamina Tbk yang benar-
a. Likuiditas adalah menunjukkan benar likuid dengan cara membagi aset
kemampuan suatu perusahaan untuk lancar setelah dikurangi persediaan
memenuhi kewajiban keuangan yang dengan hutang lancar yang dinyatakan
segera dipenuhi atau kemampuan dalam persen selama tahun 2014 dan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban 2015.
keuangan pada saat ditagih (Munawir, 3. Cash Ratio adalah perbandingan antara
2003:31). kas dengan utang lancar PT Pertamina
b. Rentabilitas menunjukkan efektifitas Tbk yang dinyatakan dalam persen
menciptakan laba. Laba pada dasarnya selama tahun 2014 dan 2015.
menunjukkan seberapa baik perusahaan
dalam membuat keputusan infestasi dan Rentabilitas
pembiayaan (Syamsuddin, 2003:72). 1. Return on investment atau sering juga
disebut return on total assets adalah
Hipotesis merupakan pengukuran kemampuan
Berdasarkan rumusan masalah dan secara keseluruhan di dalam
didukung teori, maka hipotesis penelitian ini : menghasilkan keuntungan dengan jumlah
1. Kinerja keuangan PT Pertamina Tbk keseluruhan aset yang tersedia dari tahun
tahun 2015 mengalami penurunan 2014 dan 2015.
dibandingkan dengan kinerja keuangan 2. Return on equity adalah menggambarkan
PT Pertamina Tbk tahun 2014, dilihat dari sejauh mana kemampuan perusahaan
aspek likuiditas yang diproksi dari: tahun 2014 dan 2015 menghasilkan laba
a. Current ratio yang bisa diperoleh pemegang saham.
b. Acid test ratio (quick ratio)
c. Cash ratio. Jangkauan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT Menurut Riyanto (2010:28) likuiditas
Pertamina Tbk dengan pemasalahan yang dapat dilihat dari tiga indikator, yaitu:
akan diteliti, maka penulis menitikberatkan a. Current ratio, dengan rumus sebagai
pada Laporan Keuangan selama 2 periode berikut:
yaitu tahun 2014 dan 2015 yang berfokus Aset Lancar
Current Ratio = x 100%
pada laporan keuangan dengan menggunakan Utang Lancar
likuiditas dan rentabilitas.

Teknik Pengumpulan Data b. Acid test ratio (quick ratio), dengan


Data yang dikumpulkan dalam rumus sebagai berikut:
Aset
penelitian ini adalah data sekunder sehingga Lancar -
teknik pengumpulan data menggunakan cara Acid Test Ratio = Persediaan x 100%
non participant observation yaitu observasi Utang
yang penelitinya tidak ikut secara langsung Lancar
dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati. Pengumpulan data dilakukan dengan c. Cash ratio, dengan rumus sebagai
teknik dokumentasi melalui pengumpulan, berikut:
pencatatan, dan pengkajian data sekunder Kas + Setara
Kas
berupa laporan keuangan PT Pertamina Tbk Cash Ratio =
Utang
x 100%
tahun 2014 dan 2015 yang telah Lancar
dipublikasikan oleh website resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI). 2. Rentabilitas
Menurut Syamsuddin (2003:73)
Rincian Data Yang Diperlukan rentabilitas dapat dilihat dari indikator
Rincian data yang diperlukan untuk berikut ini:
memperoleh gambaran yang jelas tentang a. Return On Investment (ROI), dapat
masalah dan pemecahannya serta dirumuskan sebagai berikut:
mempermudah pembahasan, maka data-data Laba Bersih
yang diperlukan untuk melengkapi tujuan ROI = Sesudah Pajak x 100%
penulisan ini adalah sebagai berikut: Total Aset
1. Gambaran umum PT Pertamina Tbk.
2. Struktur organisasi PT Pertamina Tbk. b. Return on equity (ROE), dapat
3. Neraca perusahaan per 31 Desember dirumuskan sebagai berikut:
2014 dan 2015. Laba Bersih
4. Laporan laba rugi untuk periode yang Sesudah Pajak
ROE = x 100%
berakhir 31 Desember tahun 2014 dan Jumlah Modal
Sendiri
2015.
Pengujian Hipotesis
Alat Analisis Pengujian hipotesis dilakukan
Dalam melakukan pengujian kinerja
berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan.
keuangan PT Pertamina Tbk ditinjau dari
Hipotesis 1 penelitian ini dikatakan diterima
likuiditas dan rentabilitas, adapun alat analisis
jika :
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis penelitian ini dikatakan diterima
1. Likuiditas
jika :
Kinerja keuangan PT Pertamina Tbk
tahun 2015 mengalami penurunan
20.492.731-
dibandingkan dengan kinerja keuangan 7.025.408 x 100% = 97,98%
Acid Test Ratio =
PT Pertamina Tbk tahun 2014, dilihat dari 13.745.590
aspek likuiditas yang diproksi dari:
c. Current ratio
c. Cash ratio tahun 2014
d. Acid test ratio (quick ratio) Kas + Setara
e. Cash ratio Cash Ratio = Kas x 100%
Utang Lancar
2. Hipotesis penelitian ini dikatakan ditolak
jika : 3.638.714
Kinerja keuangan PT Pertamina Tbk Cash Ratio = x 100% = 26,47%
13.745.590
tahun 2015 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan kinerja keuangan
2. Likuiditas pada PT Pertamina Tbk dari
PT Pertamina Tbk tahun 2014, dilihat dari
tahun 2015
aspek likuiditas yang diproksi dari:
a. Current ratio tahun 2015
a. Current ratio
Aset Lancar
b. Acid test ratio (quick ratio) Current Ratio = x 100%
Utang
c. Cash ratio. Lancar

HASIL PENELITIAN 14.329.659


Current Ratio = x 100% = 167,67%
8.546.589
Likuiditas
Likuiditas dapat dilihat dari tiga
b. Acid test ratio (quick ratio) tahun
proksi, yaitu current ratio, acid test ratio
2015
(quick ratio) dan cash ratio. Berdasarkan Aset Lancar -
pendapat inilah, berikut ini akan disajikan Persediaan
Acid Test Ratio = x 100%
perhitungan likuiditas pada PT Pertamina Tbk Utang Lancar
dari tahun 2014 dan tahun 2015 yang dapat 14.329.659 –
dilihat pada perhitungan berikut ini : Acid Test Ratio = 4.395.068 x 100% = 116,24%
1. Likuiditas pada PT Pertamina Tbk dari 8.546.589
tahun 2014
a. Current ratio tahun 2014 c. Cash ratio tahun 2015
Aset Lancar Kas +
Current Ratio = x 100% Setara Kas
Utang Lancar Cash Ratio = x 100%
Utang
Lancar
20.492.731
Current Ratio = x 100% = 149,09%
13.745.590 3.111.066
Cash Ratio = x 100% = 36,40%
8.546.589

b. Acid test ratio (quick ratio) tahun 2014 Rasio Rentabilitas


Aset Lancar - Rentabilitas dapat dilihat dari dari
Acid Test Ratio = Persediaan x 100% beberapa proksi, diantaranya return on
Utang Lancar investment dan return on equity. Berdasarkan
pendapat inilah, berikut ini akan disajikan
perhitungan rentabilitas pada PT Pertamina Likuditas
Tbk dari tahun 2014 dan tahun 2015 yang Likuiditas adalah suatu ukuran
dapat dilihat pada perhitungan berikut ini : kemampuan perusahaan dalam memenuhi
1. Rentabilitas pada PT Pertamina Tbk dari kewajiban-kewajiban keuangan yang tampak
tahun 2014 pada posisi aliran kas yang merupakan alat
a. Return On Investment (ROI) tahun penyaluran kegiatan-kegiatan keuangan yang
2014 direncanakan untuk perusahaan pada masa
Laba Bersih yang akan datang agar menunjukkan suatu
Sesudah
ROI = Pajak x 100% kekayaan yang meyakinkan apabila
Total Aset
kewajiban-kewajiban keuangan yang jatuh
tempo dibutuhkan maka uang kas akan
tersedia. Berdasarkan hasil penelitian
1.476.647
ROI = x 100% = 2,91% diketahui pada PT Pertamina Tbk sebagai
50.695.945 berikut:
a. Current ratio
b. Return on equity (ROE) tahun 2014 Current Ratio merupakan
Laba Bersih perbandingan antara aset lancar dengan utang
Sesudah
ROE = Pajak x 100%
lancar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh
Jumlah Modal tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi
Sendiri oleh aset yang diperkirakan menjadi uang
tunai dalam periode yang sama dengan jatuh
1.476.647 tempo utang. Current ratio yang rendah
ROE = x 100% = 14,97% biasanya dianggap menunjukkan terjadinya
9.864.901
masalah dalam likuidasi, sebaliknya current
2. Rentabilitas pada PT Pertamina Tbk dari ratio yang terlalu tinggi juga kurang baik,
tahun 2015 karena menunjukkan banyaknya dana
a. Return On Investment (ROI) tahun menganggur yang pada akhirnya dapat
2015 mengurangi kemampuan laba perusahaan.
Laba Bersih Berdasarkan hasil analisis diketahui
Sesudah bahwa nilai current ratio dari tahun 2014
ROI = Pajak x 100% yaitu 149,09% mengalami peningkatan pada
Total Aset tahun 2015 menjadi 167,67% yang berarti
kinerja keuangan PT Pertamina Tbk tahun
1.442.163 2014 dan 2015 mengalami peningkatan
ROI = x 100% = 3,17%
45.518.903 dilihat dari likuiditas dengan proksi current
b. Return on equity (ROE) tahun 2015 ratio yaitu hipotesis ditolak. Terjadinya
Laba Bersih peningkatan dikarenakan PT Pertamina Tbk
Sesudah Pajak turut menjaga rasio aset lancar guna
ROE = x 100%
Jumlah Modal menjamin pembayaran liabilitas jangka
Sendiri pendek dalam 12 bulan kedepan. Hal ini
disebabkan oleh realisasi pinjaman jangka
1.442.163 pendek,utang usaha, beban yang masih harus
ROE = x 100% = 14,62%
9.864.901 dibayar, liabilitas jangka panjangyang jatuh
tempo dalam satu tahun, serta utang lain-lain
Pembahasan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Rasio ini dihitung dengan membagi Rasio ini dihitung dengan mengurangi
aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio persediaan dengan aset lancar, kemudian
ini menunjukkan sampai sejauh apa utang membagi sisanya dengan kewajiban lancar.
lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan Rasio ini mengukur kemampuan suatu
akan dikonversi menjadi kas dalam waktu perusahaan untuk membayar kewajiban
dekat. Dikatakan juga sebagai ukuran yang jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan
umum digunakan atas solvensi jangka persediaan karena terkadang persediaan susah
pendek, kemampuan suatu perusahaan untuk dilikuidasikan.
memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh Penjelasan di atas diketahui bahwa
tempo. kemampuan PT Pertamina Tbk untuk
Penjelasan di atas diketahui bahwa membayar kewajiban jangka pendek tanpa
kemampuan PT Pertamina Tbk untuk mengandalkan penjualan persediaan di tahun
memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh 2015 mengalami peningkatan di bandingkan
tempo di tahun 2015 mengalami peningkatan tahun 2014 dikarenakan aset lancar pada
di bandingkan tahun 2014 dikarenakan aset tahun 2015 mengalami penurunan yang juga
lancar pada tahun 2015 mengalami penurunan diikuti penurunan utang lancar dan juga
yang juga diikuti penurunan utang lancar. persediaan. Dimana nilai quick ratio tahun
Dimana nilai current ratio tahun 2014 yaitu 2014 yaitu 97,98% yang berarti rasionya
dan tahun 2015 menjadi 167,67% yang lebih kecil dari 100%, sehingga masih kurang
berarti rasionya lebih kecil dari 200%, mempunyai kemampuan membayar utang
sehingga masih kurang mempunyai lancar berdasarkan tunjangan persediaan dan
kemampuan membayar utang lancar tahun 2015 yaitu 116,24% yang berarti
berdasarkan aset. rasionya lebih besar dari 100%, sehingga
b. Acid test ratio (quick ratio) mempunyai kemampuan membayar utang
Rasio Cair (Acid Test Ratio) atau lancar berdasarkan tunjangan persediaan.
sering pula disebut sebagai Rasio Cepat c. Cash ratio
(Quick Ratio) adalah sebuah rasio yang Rasio Kas adalah cash ratio yaitu
digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perbandingan antara jumlah kas yang dimiliki
perusahaan dalam menggunakan aset lancar oleh perusahaan dan jumlah kewajiban yang
untuk menutupi utang lancarnya. segera dapat ditagih; rasio ini digunakan
Berdasarkan hasil analisis nilai quick untuk menilai tingkat likuiditas perusahaan
ratio dari tahun 2014 yaitu 97,98% berdasarkan kas.
mengalami peningkatan pada tahun 2015 Berdasarkan hasil analisis nilai cash
menjadi 116,24% yang berarti kinerja ratio dari tahun 2014 yaitu 26,47%
keuangan PT Pertamina Tbk tahun 2014 dan mengalami peningkatan pada tahun 2015
2015 mengalami peningkatan dilihat dari menjadi 36,40% yang berarti kinerja
likuiditas dengan proksi quick ratio yaitu keuangan PT Pertamina Tbk tahun 2014 dan
hipotesis ditolak. Terjadinya peningkatan 2015 mengalami peningkatan dilihat dari
dikarenakan PT Pertamina Tbk turut menjaga likuiditas dengan proksi cash ratio yaitu
rasio cair guna menjamin pembayaran hipotesis ditolak. Terjadinya peningkatan
liabilitas jangka pendek dalam 12 bulan dikarenakan PT Pertamina Tbk turut menjaga
kedepan dengan jaminan persediaan. Hal ini rasio kas guna menjamin pembayaran
disebabkan oleh realisasi pinjaman jangka liabilitas jangka pendek dalam 12 bulan
pendek, utang usaha, beban yang masih harus kedepan dengan kas yang tersedia. Hal ini
dibayar, liabilitas jangka panjang yang jatuh disebabkan oleh realisasi pinjaman jangka
tempo dalam satu tahun, serta utang lain-lain pendek, utang usaha, beban yang masih harus
yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. dibayar, liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun, serta utang lain-lain perusahaan dihubungkan dengan
yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. penjualannya.
Rasio ini digunakan untuk mengukur Berdasarkan hasil analisis nilai return
kemampuan perusahaan dalam membayar on investment dari tahun 2014 yaitu 2,91%
kewajiban jangka pendek dengan kas yang mengalami peningkatan pada tahun 2015
tersedia dan yang disimpan di bank. Dimana menjadi 3,17% yang berarti kinerja keuangan
semakin tinggi cash ratio semakin mampu PT Pertamina Tbk tahun 2014 dan 2015
perusahaan membayar utang dengan kas, mengalami peningkatan dilihat dari
tetapi semakin rendah cash ratio semakin rentabilitas dengan proksi return on
kurang mampu perusahaan membayar utang investment yaitu hipotesis ditolak.
dengan kas. Peningkatan ROI ini dikarenakan perputaran
Penjelasan di atas diketahui bahwa total aset dan laba bersih perusahaan terjadi
kemampuan PT Pertamina Tbk untuk penurunan, tetapi jumlahnya tidak terlalu
membayar kewajiban jangka pendek dengan besar sehingga peningkatan tersebut tidak
kas yang tersedia dan yang disimpan di bank mempengaruhi besarnya perputaran total
di tahun 2015 mengalami peningkatan di asset dan laba bersih.
bandingkan tahun 2014 dikarenakan utang Naiknya persentasi ROI menjamin
lancar pada tahun 2015 mengalami naiknya harga saham di bursa efek Indonesia
penurunan, walaupun kas juga mengalami hal ini akan menambah nilai perusahaan yang
penurunan. Dimana nilai cash ratio tahun pada akhirnya akan meningkatkan
2014 yaitu 26,47% dan tahun 2015 menjadi kesejahteraan para pemegang saham.
36,40% yang berarti rasionya lebih kecil dari Memiliki ROI yang tinggi berarti memiliki
100%, sehingga masih kurang mempunyai kinerja yang lebih baik dalam usaha
kemampuan membayar utang lancar peningkatan keuntungan per lembar saham
berdasarkan kas yang tersedia. dan besarnya atau return yang akan diterima
oleh pemegang saham secara otomatis
Rentabilitas deviden yang dibayarkan lebih tinggi sesuai
Rentabilitas digunakan untuk jumlah saham yang ditanamkan oleh para
mengukur kemampuan perusahaan dalam investor.
menghasilkan laba. Berdasarkan hasil Return on investment atau sering juga
penelitian diketahui rentabilitas pada PT disebut return on total assets adalah
Pertamina Tbk sebagai berikut : pengukuran kemampuan perusahaan secara
a. Return on investement keseluruhan di dalam menghasilkan
ROI (Return On Investment) adalah keuntungan dengan jumlah keseluruhan aset
salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang yang tersedia didalam perusahaan. Semakin
dimaksudkan dapat mengukur kemampuan tinggi rasio return on investment, maka
perusahaan dengan keseluruhan dana yang semakin baik keadaan perusahaan.
ditanamkan dalam aset yang digunakan untuk Penjelasan di atas diketahui bahwa
operasinya perusahaan untuk menghasilkan kemampuan PT Pertamina Tbk dalam
keuntungan. Besarnya ROI dipengaruhi oleh menghasilkan keuntungan dengan jumlah
dua faktor yaitu tingkat perputaran aset yang keseluruhan aset yang tersedia didalam
digunakan untuk operasi dan profit margin, perusahaan di tahun 2015 mengalami
yaitu besarnya keuntungan operasi yang peningkatan di bandingkan tahun 2014
dinyatakan dalam prosentase dan jumlah dikarenakan total aset pada tahun 2015
penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur mengalami penurunan yang tidak begitu
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh signifikan, yang diikuti dengan laba bersih
setelah pajak.
b. Return on equity penurunan di bandingkan tahun 2014
Return on Equity (ROE) mengukur dikarenakan laba bersih setelah pajak pada
besarnya pengembalian terhadap investasi tahun 2015 mengalami penurunan, akan tetapi
para pemegang saham. ROE menggambarkan modal sendiri tidak berubah atau tetap.
sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tersedia bagi PENUTUP
pemegang saham agar bisaterlihat seberapa
besar kemampuan modal sendiri dalam Kesimpulan
menghasilkan laba, maka diperlukan Berdasarkan hasil penelitian serta
perhitungan laba bersih yang sudah dikurangi analisis dan pembahasan mengenai kinerja
dengan biaya bunga dari modal asing dan keuangan PT Pertamina Tbk yang telah
pajak perseroan. Sedangkan modal yang dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat
dihitung adalah modal sendiri yang bekerja diambil kesimpulan adalah sebagai berikut:
dalam perusahaan. Laba atas ekuitas 1. Kinerja keuangan PT Pertamina Tbk
digunakan untuk mengukur besarnya tahun 2015 mengalami peningkatan
pengembalian terhadap investasi para dibandingkan dengan kinerja keuangan
pemegang saham. Angka tersebut PT Pertamina Tbk tahun 2014, dilihat dari
menunjukkan seberapa baik manajemen aspek likuiditas yang diproksi dari:
memanfaatkan investasi para pemilik saham. a. Current ratio tahun 2014 sebesar
Berdasarkan hasil analisis nilai return 149,09% atau 1,4909 menjadi
on equity dari tahun 2014 yaitu 14,97% 167,67% atau 1,6767 di tahun 2015.
mengalami penurunan pada tahun 2015 b. Acid test ratio (quick ratio) tahun
menjadi 14,62% yang berarti kinerja 2014 sebesar 97,98% atau 0,9798
keuangan PT Pertamina Tbk tahun 2014 dan menjadi 116,24% atau 1,1624 di tahun
2015 mengalami penurunan dilihat dari 2015.
rentabilitas dengan proksi return on equity b. Cash ratio tahun 2014 sebesar 26,47%
yaitu hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan atau 0,2647 menjadi 36,40% atau
terjadinya penurunan laba pada tahun 2015. 0,3640 di tahun 2015.
Penurunan laba dipicu oleh realisasi 2. Kinerja keuangan PT Pertamina Tbk
penjualan dan pendapatan usaha lainnya tahun 2015 mengalami penurunan
selama tahun 2015 lebih rendah dibandingkan dibandingkan dengan kinerja keuangan
dengan realisasi selama tahun 2014, PT Pertamina Tbk tahun 2014, dilihat dari
kemudian realisasi jumlah pendapatan/ aspek rentabilitas yang diproksi dari:
(beban) lain-lain selama tahun 2015 lebih a. Return on equity pada PT Pertamina
rendah dibandingkan dengan realisasi selama Tbk tahun 2014 sebesar 14,97% atau
tahun 2014. 0,1497 menurun menjadi 14,62% atau
Return on equity menggambarkan 0,1462 di tahun 2015.
sejauh mana kemampuan perusahaan b. Sebaliknya return on investement
menghasilkan laba yang bisa diperoleh tahun 2014 sebesar 2,91% atau 0,0291
pemegang saham. Semakin tinggi tingkat menjadi 3,17% atau 0,0317 di tahun
return on equity suatu perusahaan, semakin 2015.
bagus tingkat pengembalian dana yang telah
diinvestasikan tersebut.
Saran
Penjelasan di atas diketahui bahwa
kemampuan PT Pertamina Tbk dalam Berdasarkan kesimpulan yang telah
menghasilkan laba yang bisa diperoleh dibuat, maka dapat dikemukakan beberapa
pemegang saham di tahun 2015 mengalami saran sebagai berikut:
1. PT Pertamina Tbk dalam upaya lebih Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004.
meningkatkan likuiditas dapat dilakukan Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
dengan menjual aset tetap yang ada pada Edisi 4. UPP AMP YKPN.
PT Pertamina Tbk yang sudah tidak Yogyakarta.
terpakai atau tidak produktif, hal ini
dilakukan agar jumlah aset dari PT Kusumawardani, Angrawit. 2001. Analisis
Pertamina Tbk meningkat dan Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER,
meningkatkan jumlah modal sendiri CR, ROA Pada Harga Saham Dan
dengan cara menambah jumlah modal Dampaknya Terhadap Kinerja
disetor. Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di
2. PT Pertamina Tbk dalam upaya BEI Periode 2005 -2009. Jurnal.
meningkatkan rasio rentabilitas meliputi Fakultas Ekonomi Universitas
meningkatkan jumlah pendapatan. Hal ini Gunadarma. Jakarta.
dapat dilakukan dengan mengurangi Martono, dan D. Agus Harjito. 2005.
jumlah biaya administrasi dan umum Manajemen Keuangan. Edisi 1.
perusahaan dan melakukan tindakan Ekonisia. Yogyakarta.
efisiensi.
Munawir, S. 2003. Analisa Laporan
DAFTAR PUSTAKA Keuangan Perusahaan, Edisi
Keempat. Liberty, Yogyakarta.
Baridwan, Zaki 2003. Intermediate
Accounting, Edisi Ketujuh. Cetakan Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar
Keenam. BPFE Universitas Gajah Pembelanjaan Perusahaan, Cetakan
Mada, Yogyakarta. Keempat. BPFE Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor
Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Sartono, R. Agus. 2010. Manajemen
Jakarta. Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi
Keempat. BPFE Universitas Gajah
Farida, Wahyu Lusiana. 2010. Analisis Mada, Yogyakarta.
Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan Syamsuddin, Lukman. 2003. Manajemen
Rasio Profitabilitas Terhadap Keuangan Perusahaan. Edisi Baru.
Perusahaan Manufaktur yang Cetakan Kelima. Raja Grafindo
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Persada. Jakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro. Semarang. Wahyuni. 2006. Analisis Rasio Keuangan
Untuk Mengukur Kinerja Keuangan.
Harnanto. 2007. Akuntansi Keuangan PT Sermani Stell. Makassar.
Menengah, Edisi Ketiga. Cetakan
Keempat. Liberty, Yogyakarta. Warsono. 2004. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Edisi 3. Bayumedia.
Publishing. Malang.

Anda mungkin juga menyukai