Anda di halaman 1dari 21

TIM GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENGENDALIAN COVID-19

PEMERINTAH KOTA DEPOK


TAHUN 2020
Latar Belakang
• Wabah penyakit Corona Virus Disease (COVID-19).
• Perlunya penataan penyelenggaraan kurban
• Adanya faktor-faktor risiko penyebaran Covid-19
dalam pelaksanaan kurban.
• Perlunya penerapan protokol Kesehatan Covid-19
untuk mitigasi risiko penularan dalam pelaksanaan
kurban.

SE WALI KOTA DEPOK NOMOR : 443/287/Huk/DKP3 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN KURBAN


DALAM SITUASI WABAH BENCANA NONALAM CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19) DI KOTA DEPOK
SE WALI KOTA DEPOK NOMOR : 443/294/Huk/DKP3
TENTANG PENYEMPURNAAN ATAS SE WALI KOTA DEPOK NOMOR : 443/287/Huk/DKP3
TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN KURBAN
DALAM SITUASI WABAH BENCANA NONALAM CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19) DI KOTA DEPOK
PERMENTAN NOMOR 114/Permentan/PD.410/9/2014
TENTANG PEMOTONGAN HEWAN KURBAN
Hasil Pengawasan Kurban Tahun 2019
Jumlah Hewan di lapak se-Kota Depok
Jumlah Total Jumlah
Kecamatan
16000 Lapak Hewan
14000 12,269 13,964 Sawangan 28 2.634
12000 Bojongsari 24 2.628
10000 Cilodong 29 2.990
8000 Pancoran Mas 44 3.072
6000 Cipayung 14 886
4,009
4000 Sukmajaya 65 4.377
2000 Cimanggis 44 3.562
26
0 Tapos 59 3.095
Limo 37 3.460
Cinere 26 1.578
Beji 31 1.986
JUMLAH 401 30.268
JUMLAH HEWAN YANG DIPERIKSA
SEBELUM PEMOTONGAN/ANTE MORTEM (ekor)

Jumlah Jumlah
Kecamatan
Lokasi hewan

Sawangan 43 860
Bojongsari 60 1.226
Cilodong 27 748
Pancoran Mas 52 1.165
Cipayung 54 705
Sukmajaya 43 1.225
Cimanggis 59 1.397
Tapos 43 840
Limo 26 614
Cinere 23 880
Beji 49 5.853
Total 479 15.513
JUMLAH HEWAN YANG DIPERIKSA
SETELAH PEMOTONGAN/POST MORTEM (ekor)

Jumlah
Kecamatan Jumlah hewan
Lokasi
Sawangan 39 907
Bojongsari 46 1.042
Cilodong 25 687
Pancoran Mas 49 997
Cipayung 17 339
Sukmajaya 43 1.095
Cimanggis 51 1.522
Tapos 41 966
Limo 12 322
Cinere 13 1.250
Beji 32 742
Total 368 9.899
Faktor-faktor Risiko Penularan Covid-19
1. Interaksi antar orang dengan jarak yang dekat dan lamanya
waktu interaksi pada saat kegiatan kurban;
2. Perpindahan orang antar provinsi/kabupaten/kota pada saat
kegiatan kurban;
3. Status wilayah dengan tingkat kejadian yang tinggi dan
penyebaran yang luas di suatu wilayah akan meningkatkan
risiko penularan;
4. Cara penularan melalui droplet pada saat batuk/bersin
dan/atau penularan tidak langsung melalui kontaminasi
permukaan benda; dan
5. Faktor lainnya seperti komorbiditas/penyakit penyerta, risiko
pada usia tua, penularan pada pengguna transportasi publik, di
rumah dan komunitas.
Ruang Lingkup Pengaturan

1. Pengaturan Tata Cara Berjualan Hewan Kurban


2. Pengaturan Tata Cara Pemotongan Hewan
Kurban, Penanganan daging dan distribusi
3. Perizinan Berjualan Hewan Kurban
4. Perizinan Pemotongan Hewan Kurban
Penjualan Hewan Kurban Pemotongan Hewan Kurban
➢ Izin dikeluarkan oleh Camat ➢ Izin dikeluarkan oleh Camat
berdasarkan rekomendasi Lurah berdasarkan rekomendasi Lurah
setempat, yang diperkuat oleh setempat, yang diperkuat oleh
pernyataan pertanggungjawaban pernyataan pertanggungjawaban
penuh dari penanggung jawab penuh dari penanggung jawab
➢ Lurah melakukan pemetaan wilayah ➢ Lurah melakukan pemetaan wilayah
dalam upaya melokalisir lapak dalam upaya melokalisir tempat
➢ Izin berlaku mulai 26 Juni s.d. pemotongan
8 Agustus 2020 ➢ Izin berlaku mulai Hari H Idul Adha
(Kecuali zona PSKS) s.d. Hari H +3 2020
➢ Lurah melaporkan data dan (kecuali zona PSKS)
perkembangannya setiap hari ➢ Lurah melaporkan data dan
perkembangannya setiap hari
Lokasi yang dilarang berjualan :
trotoar, Jembatan, JPO, dll sesuai PERDA Kota Depok No: 16 Tahun 2012
tentang Pembinaan dan Pengawasan Ketertiban Umum
Lapak/tempat Penjualan Hewan Kurban

ASPEK KESEHATAN MANUSIA


❖ Penjualan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi daring atau
Kerjasama dengan panitia pemotongan kurban
❖ Pengaturan tata cara penjualan
▪ Alur di dalam lapak satu arah
▪ Pintu masuk dibedakan dengan pintu keluar
❖ pembatasan waktu : 08.00 s.d. 20.00
❖ Menerapkan protokol Kesehatan COVID-19
❖ Menjaga kebersihan area lapak :
➢ sampah dan limbah hewan diangkut atau dikerjasamakan
dengan pihak lain yang dapat memanfaatkannya lebih lanjut
Lapak/tempat Penjualan
Hewan Kurban
ASPEK KESEHATAN HEWAN DAN
KESEJAHTERAAN HEWAN

Pemilik/Penanggung jawab lapak bertanggung jawab :


✓ Menjaga kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan yang
dijualnya
✓ Hewan yang didatangkan dari luar Kota Depok harus disertai
Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal
hewan
✓ melaporkan kasus hewan sakit yang terindikasi penyakit
antraks atau kasus kematian mendadak ke petugas kesehatan
hewan atau DKP3 atau call center 112
Penerapan aspek Kesehatan hewan dan kesejahteraan
hewan di Lapak dan Penampungan Hewan di Tempat
Pemotongan Hewan
✓ Hewan terlindungi dari panas matahari dan hujan
✓ Luas disesuaikan dengan jumlah dan jenis hewan (minimal untuk
sapi/kerbau 2 m2 dan untuk kambing/domba 1 m2)
✓ tempat pakan dan minum yang cukup, mudah dijangkau dan terbuat dari
bahan yang mudah dibersihkan
✓ Hewan dipantau minimal 2 kali sehari untuk memastikan kondisi hewan
tetap baik dan sehat;
✓ Hewan yang baru datang dipisahkan dan diperiksa kondisinya
✓ Hewan yang terlihat sakit, cacat atau pincang tidak dijual sebagai hewan
kurban dan ditempatkan dalam kandang terpisah;
✓ Tidak menggunakan alat yang dapat melukai hewan untuk
mengendalikan hewan;
✓ Penurunan hewan dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan alat
penghubung antara tanah/lantai yang landai atau menggunakan
gundukan tanah/pasir
Pemotongan di Luar RPHR
Panitia memiliki kewajiban :
✓ Menerapkan protokol kesehatan COVID-19;
✓ Hanya melibatkan panitia dalam penyelenggaraan kurban
✓ Mempekerjakan Juru sembelih yang telah dinyatakan sehat,
yang ditunjukkan dengan hasil rapid test negatif/non reaktif
atau swab negatif
✓ Menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan
✓ Hewan yang didatangkan dari luar Kota Depok harus disertai
Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal
hewan
✓ Mengelola limbah dari hewan dan hasil proses pemotongan
agar tidak mencemari lingkungan
✓ Mendistribusikan daging secara langsung ke rumah mustahik
dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan
Contoh penerapan aspek Kesehatan hewan dan
kesejahteraan hewan di Tempat Pemotongan Hewan

✓ Tempat penyembelihan hewan kurban terpisah dari tempat penampungan


hewan kurban dan penanganan daging;
✓ Tempat penyembelihan diberi pembatas/ penutup sisi agar tidak dapat
dilihat oleh orang banyak dan tidak dapat dilihat oleh hewan yang belum
disembelih;
✓ Hewan yang baru tiba di lokasi penyembelihan dari perjalanan jarak dekat,
terlebih dahulu diistirahatkan selama 3 jam atau disembelih pada giliran
terakhir;
✓ Penggiringan hewan ke tempat penyembelihan dilakukan dengan hati-hati
tanpa membuat hewan stres;
Pemeriksaan ante-mortem :
Pemeriksaan hewan saat hewan masih hidup dan telah berada di kandang
penampungan lokasi penyembelihan.

Pemeriksaan post –mortem :


pemeriksaan kesehatan pada organ (jeroan) dan karkas (daging) setelah
hewan disembelih. Pemeriksaan ini dilakukan setelah organ (jeroan)
dikeluarkan.

Tujuan Pemeriksaan Ante-mortem dan Post Mortem:


Pemeriksaan Kesehatan hewan, daging dan jeroan serta Pembinaan
penerapan kesejahteraan hewan kurban untuk menghasilkan daging dan
jeroan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) bagi masyarakat.
Penanganan Daging dan Jeroan yang Higienis
1. Tempat penanganan daging dan jeroan yang sudah dibersihkan
✓ Terlindungi dari sinar matahari dan hujan
✓ Pemisahan tempat daging dan jeroan
✓ Pemisahan petugas penanganan daging dengan jeroan
2. Penanganan daging dan jeroan yang sudah dibersihkan.
✓ Daging dan jeroan yang sudah dibersihkan ditempatkan dalam
wadah yang bersih
✓ Proses pencacahan daging sebaiknya dilakukan di atas meja
✓ Pengemasan daging terpisah dengan jeroan dan ditempatkan
dalam wadah yang ramah lingkungan
3. Segera mungkin melakukan distribusi daging dan jeroan oleh
panitia, langsung ke rumah mustahik
PERSYARAT PERIZINAN BERJUALAN HEWAN KURBAN

Pemohon mengajukan permohonan izin berjualan hewan kurban ke


Kelurahan setempat, dengan menyertakan dokumen :
a. Surat permohonan izin berjualan hewan kurban (sesuai format);
b. Fotokopi KTP Pemilik/Penanggung jawab lapak;
c. Izin lingkungan dengan radius minimal 100 meter dari lokasi
penjualan hewan kurban;
d. Surat pernyataan tanggung jawab penuh pemilik/penanggung
jawab lapak ditandatangan di atas materai.
PERSYARATAN PERIZINAN TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN
DI LUAR RPH-R
Pemohon mengajukan permohonan izin tempat pemotongan hewan di
luar RPH-R ke Kelurahan setempat, dengan menyertakan dokumen :
a. Surat permohonan izin tempat pemotongan hewan di luar RPH-R
(sesuai format);
b. Fotokopi KTP Pemilik/Penanggung jawab;
c. Izin lingkungan dengan radius minimal 100 meter dari lokasi
pemotongan hewan kurban;
d. Surat pernyataan tanggung jawab penuh ketua panitia pemotongan
hewan kurban ditandatangan di atas materai

Anda mungkin juga menyukai