Anda di halaman 1dari 31

4.

Jasa Lingkungan
a. Jasa Lingkungan Penyediaan (Gilang)
Kemampuan ekosistem dalam menghasilkan barang dan jasa dapat dikatakan
sebagai jasa lingkungan produksi/penyedia (Hein et al, 2006). Secara umum, Jasa
lingkungan produksi/penyediaan terbagi menjadi empat jenis jasa lingkungan
produksi/penyedia. Jenis jasa lingkungan tersebut meliputi jasa lingkungan penyediaan
pangan, jasa lingkungan penyediaan air bersih, jasa lingkungan penyediaan serat (fiber), dan
jasa lingkungan penyediaan sumberdaya genetik. Jasa lingkungan penyediaan pangan dapat
diukur dari hasil ekosistem berupa hasil laut, pangan dari hutan (tanaman dan hewan), hasil
pertanian dan perkebunan untuk pangan, serta hasil peternakan. Jasa lingkungan penyediaan
air bersih dapat diukur dari hasil ekosistem berupa penyediaan air dari tanah dan penyediaan
air dari sumber permukaan. Jasa lingkungan penyediaan serat (fiber) dapat diukur dari hasil
ekosistem berupa hasil hutan, hasil laut, hasil pertanian dan perkebunan untuk material. Jasa
lingkungan penyediaan sumberdaya genetik dapat diukur dari hasil ekosistem
berupa penyediaan sumberdaya genetik termasuk flora dan fauna. Secara lebih rinci jasa
lingkungan penyedia dijelaskan sebagai berikut.

- Jasa Lingkungan Penyediaan Pangan


Jasa lingkungan penyedia bahan pangan merupakan jasa lingkungan yang
menunjukan kemampuan ekosistem untuk menyediaan bahan pangan yang berupa
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati (tanaman dan hewan), baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia. Jasa lingkungan penyediaan pangan oleh ekosistem dapat diukur
dari hasil pertanian dan perkebunan, hasil pangan peternakan, hasil laut dan termasuk
pangan dari hutan. Jasa lingkungan pangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor pendukung berupa karaktersitik ekoregion dan tutupan vegetasi. Secara
umum, distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan didominasi oleh kelas jasa lingkungan
sangat tinggi, yakni seluas 1.088.238,24 Ha, sedangkan distribusi lahan berbasis jasa
lingkungan dengan luasan terendah didominasi oleh kelas jasa lingkungan sangat rendah
yakni hanya seluas 914,73 Ha. Secara lebih rinci, luasan jasa lingkungan penyedia pangan di
Kabupaten Boven Digoel per distrik dalam satuan hektar disajikan pada tabel X berikut.
Tabel X. Luas Kelas Jasa Lingkungan Penyedia Bahan Pangan
DISTRIK DISTRIBUSI LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA LINGKUNGAN PENYEDIA BAHAN PANGAN
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Total
Rendah Tinggi
AMBATKWI 12.052,58 23.938,40 89.990,04 2.764,77 128.745,78
ARIMOP 17.354,42 3.201,52 110.621,20 131.177,14
BOMAKIA 992,69 35.813,82 7.203,84 29.473,46 73.483,81
FIRIWAGE 2.627,14 84.619,21 1.838,97 25.251,28 114.336,59
FOFI 724,31 1.514,87 45.856,92 2.886,59 138.748,31 189.731,01
INIYANDIT 21.951,36 1.138,72 14.875,44 37.965,52
JAIR 86,31 11.685,43 160.335,14 53.487,34 119.333,46 344.927,67
KAWAGIT 2.615,84 27.730,70 24.713,92 24.267,15 79.327,61
KI 1,83 394,39 35.965,94 2.283,19 128.531,84 167.177,19
KOMBAY 34.803,18 20.358,27 31.444,65 86.606,09
KOMBUT 353,50 18.496,71 2.161,87 45.080,44 66.092,52
KOUH 4,05 888,71 4.851,58 26.504,95 14.476,36 46.725,66
MANDOBO 91,03 11.340,93 111.664,11 32.972,80 113.702,74 269.771,60
MANGGELUM 10.758,74 45.771,59 30.351,43 18.899,01 105.780,77
MINDIPTANA 153,65 10.364,58 5.666,28 27.594,24 43.778,75
NINATI 18.971,26 260,08 9.475,85 28.707,19
SESNUKT 1.113,29 78.409,78 6.966,42 44.761,36 131.250,84
SUBUR 7,20 12.639,44 128.493,47 100.277,83 165.973,33 407.391,27
WAROPKO 2.651,07 39.320,67 62.416,80 4.304,15 108.692,69
YANIRUMA 95.929,23 33.901,24 18.659,20 148.489,66
Kab. Boven
914,73 71.782,27 1.040.642,05 508.582,08 1.088.238,24 2.710.159,38
Digoel
Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022
Berdasarkan sajian Tabel X dan Gambar X, diketahui bahwa nilai persentase
tertinggi distribusi luas jasa lingkungan penyedia pangan di Kabupaten Boven Digoel
didominasi oleh kelas jasa lingkungan penyedia pangan sedang hingga sangat tinggi.
Persentase distribusi luas jasa lingkungan penyedia pangan kelas sangat tinggi di
Kabupaten Boven Digoel mencapai 40,15 persen, diikuti persentase distribusi luas jasa
lingkungan penyedia pangan kelas sedang sebesar 38,40 persen dan kelas tinggi dengan
persentase sebesar 18,77 persen. Kecenderungan dominasi ini memiliki kaitan erat dengan
morfologi ekoregion Kabupaten Boven Digoel yang tergolong kawasan subur dan
penggunaan lahan eksisting yang didominasi oleh jenis penggunaan lahan berupa hutan
lahan kering dengan persentase sebesar 50,63 persen dari keseluruhan luasan penggunaan
lahan di Kabupaten Boven Digoel. Secara lebih jelas, berikut disajikan gambar X berupa
grafik distribusi luas jasa lingkungan penyedia pangan per distrik di Kabupaten Boven
Digoel.
GRAFIK LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA EKOSISTEM PENYEDIA BAHAN PANGAN
Total
YANIRUMA
WAROPKO
SUBUR
SESNUKT
NINATI
MINDIPTANA
MANGGELUM
MANDOBO
KOUH
KOMBUT
KOMBAY
KI
KAWAGIT
JAIR
INIYANDIT
FOFI
FIRIWAGE
BOMAKIA
ARIMOP
AMBATKWI
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar X. Grafik Persentase Luas Jasa Lingkungan Penyedia Pangan


Kabupaten Boven Digoel
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

Berdasarkan gambar X, diketahui bahwa dominasi kelas jasa lingkungan penyedia


bahan pangan didominasi pada kelas sangat tinggi diikuti kelas tinggi dan kelas sedang,
yang mana masing-masingnya memiliki nilai yang beragam pada tiap distriknya. Distrik
dengan kontribusi tertinggi pada kelas sangat tinggi ialah Distrik Arimop dan Distrik Ki.
Apabila ditinjau dari faktor pendukung berupa karakteristik ekoregion dan tutupan
vegetasi, ekoregion Kabupaten Boven Digoel didukung oleh adanya dataran pantai selatan
dan dataran gambut yang sesuai untuk pengembangan tanaman pangan. Berikutnya, pada
faktor tutupan vegetasi, kawasan yang memiliki jasa lingkungan penyedia pangan tinggi
umumnya berada pada area yang memiliki tutupan lahan berupa lahan perkebunan dan
pertanian maupun tutupan lahan penghasil pangan lainnya. Terlebih jenis tutupan lahan
pertanian lahan kering di Kabupaten Boven Digoel termasuk dalam klasifikasi tingkat tinggi
sehingga secara lebih lanjut mendukung jasa lingkungan penyediaan pangan.
351675 401900 452125 502349

9415967

9415967
YANIRUMA MANGGELUM

AMBATKWI
FIRIWAGE
WAROPKO
KOMBAY
KAWAGIT
9366147

ARIMOP

9366147
NINATI
INIYANDIT
BOMAKIA KOUH
MINDIPTANAKOMBUT

MANDOBO
FOFI
9316327

9316327
SESNUKT

KI JAIR
9266507

9266507
Penyediaan Pangan :
SUBUR
Sangat Tinggi

Tinggi
9216687

9216687
Sedang

Rendah

351675 Sangat Rendah 401900 452125 502349

Gambar X. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Lingkungan Penyedia Pangan
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

- Jasa Lingkungan Penyediaan Air Bersih


Konsep jasa lingkungan penyedia air adalah tingkat suatu ekosistem mampu
menjamin tersedianya air yang dapat menunjang kehidupan makhluk di bumi yang
bersumber dari air permukaan, air tanah, maupun air hujan yang dapat dipergunakan
untuk kepentingan domestik, pertanian, industri maupun jasa. Penyediaan jasa air
bersih oleh ekosistem dapat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, kemiringan lereng,
perlapisan tanah dan struktur batuan yang mampu menyimpan air (akuifer) serta
kondisi penutup lahan yang mempengaruhi sistem penyimpanan air tanah. Kabupaten
Boven Digoel pada dasarnya memiliki kondisi morfologi dan kemiringan tanah yang variatif.
Hal ini ditandai oleh karakteristik ekoregion Kabupaten Boven Digoel dengan adanya
morfologi Pegunungan Struktural Jalur Jayawijaya hingga Dataran Pantai Selatan Papua.
Adapun kemiringan tanah diidentifikasi berupa wilayah yang bergelombang, berbukit, dan
bergunung yang sebagian besar wilayahnya memiliki kemiringan lereng antara 2-8 persen.
Sebagian wilayah Kabupaten Boven Digoel dengan kemiringan lereng landai atau
berombak menjadikan lahan tersebut tidak mudah untuk mengunci air tanah agar tetap
berada pada cakupan area lahan tersebut. Lain halnya dengan wilayah dengan kemiringan
lereng relatif datar yang lebih memiliki kemampuan mengunci air tanah dan menjaga
ketersediaan air tanah. Adanya perbedaan lereng tersebut menyebabkan perlu adanya
penanaman tumbuhan yang berbeda di setiap kawasan. Secara lebih spesifik, kawasan yang
memiliki kemiringan lereng tinggi memerlukan tumbuhan atau tutupan vegetasi yang
mengarah pada tegakan hutan dengan konsentrasi yang lebih rapat dibanding kawasan
dengan lereng yang relatif datar. Hal tersebut berkenaan dengan adanya potensi
ketersediaan air tanah yang lebih tinggi dan kelestarian dari kawasan tersebut. Berikut
pada tabel X tersaji data luasan jasa lingkungan penyedia air bersih di Kabupaten Boven
Digoel per distrik dalam satuan hektar.
Tabel X. Luas Kelas Jasa Lingkungan Penyediaan Air Bersih
DISTRIK DISTRIBUSI LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA LINGKUNGAN PENYEDIA AIR BERSIH
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Total
Rendah Tinggi
AMBATKWI 668,37 56.867,75 68.967,55 2.242,11 128.745,78
ARIMOP 176,26 131.000,89 131.177,14
BOMAKIA 2.882,53 27.780,07 42.487,45 229,68 104,08 73.483,81
FIRIWAGE 6.825,79 23.606,79 82.300,47 1.076,46 527,09 114.336,59
FOFI 1.962,19 36.783,52 149.369,31 1.215,37 400,62 189.731,01
INIYANDIT 811,75 37.153,77 37.965,52
JAIR 4.499,47 56.857,02 266.665,45 15.280,72 1.625,00 344.927,67
KAWAGIT 3.373,12 12.714,88 61.038,73 2.187,74 13,14 79.327,61
KI 5,48 21.386,59 145.704,38 80,74 167.177,19
KOMBAY 2.460,01 22.111,13 61.934,00 100,96 86.606,09
KOMBUT 353,50 65.738,77 0,25 66.092,52
KOUH 720,38 3.797,37 41.815,62 392,29 46.725,66
MANDOBO 3.235,96 14.400,67 248.809,26 2.575,11 750,60 269.771,60
MANGGELUM 4.314,07 15.473,58 63.554,19 19.820,06 2.618,88 105.780,77
MINDIPTANA 636,57 42.562,22 579,95 43.778,75
NINATI 28.707,00 0,18 28.707,19
SESNUKT 361,94 7.542,74 114.985,93 7.679,74 680,49 131.250,84
SUBUR 14.191,74 140.387,42 231.056,19 18.343,80 3.412,13 407.391,27
WAROPKO 8,18 1.687,69 68.403,45 31.729,16 6.864,21 108.692,69
YANIRUMA 6.422,68 89.735,66 48.722,85 1.786,98 1.821,49 148.489,66
Kab. Boven
51.263,54 476.911,59 1.988.877,66 171.385,62 21.720,97 2.710.159,38
Digoel
Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022

Berdasarkan Tabel X dan Gambar X, distribusi jasa lingkungan penyediaan


air bersih di Kabupaten Boven Digoel didominasi oleh kelas sedang yaitu seluas
1.988.877,66 Ha, sedangkan distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan penyedia air
bersih terendah yaitu kelas sangat tinggi dengan luasan sebesar 21.720,97 Ha. Berdasarkan
data tersebut diketahui bahwa nilai persentase tertinggi distribusi luas jasa lingkungan
penyedia air bersih di Kabupaten Boven Digoel didominasi oleh kelas jasa lingkungan
penyedia air bersih sedang hingga rendah. Persentase distribusi luas jasa lingkungan
penyedia air bersih kelas sedang di Kabupaten Boven Digoel mencapai 73,39 persen, diikuti
persentase distribusi luas jasa lingkungan penyedia air bersih kelas rendah sebesar 17,60
persen dan kelas tinggi dengan persentase sebesar 6,32 persen. Secara lebih detail, berikut
pada gambar X ditampilkan grafik distribusi luas jasa lingkungan penyedia air bersih per
distrik di Kabupaten Boven Digoel.

GRAFIK LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN


BERBASIS JASA EKOSISTEM PENYEDIA AIR BERSIH
Total
YANIRUMA
WAROPKO
SUBUR
SESNUKT
NINATI
MINDIPTANA
MANGGELUM
MANDOBO
KOUH
KOMBUT
KOMBAY
KI
KAWAGIT
JAIR
INIYANDIT
FOFI
FIRIWAGE
BOMAKIA
ARIMOP
AMBATKWI
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar X. Grafik Persentase Luas Jasa Lingkungan Penyedia Air Bersih


Kabupaten Boven Digoel
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)
Berdasarkan Gambar X, dapat diketahui pula persentase luas jasa lingkungan
penyediaan air bersih kelas sedang cenderung merata di seluruh distrik di Kabupaten
Boven Digoel. Tingginya nilai pada jasa lingkungan penyediaan air bersih kelas sedang
diikuti kelas rendah. Nilai luasan lahan jasa lingkungan penyedia air bersih tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu seperti faktor kelerengan tanah, jenis tanah,
tutupan lahan, dan kondisi hidrologi sekitar. Apabila diamati berdasarkan kondisi
kelerengan di Kabupaten Boven Digoel, rata-rata distrik yang ada di Kabupaten Boven
Digoel berada pada wilayah yang memiliki kelerengan agak datar hingga berombak. Hal ini
membuat tanah memiliki kemampuan mengunci air tanah yang cukup baik. Kondisi
ekoregion Kabupaten Boven Digoel yang salah satunya terdiri atas dataran pantai selatan
Papua diidentifikasi sebagai kawasan rawa. Kondisi ini membawa dampak pada
kemampuan penyediaan air bersih yang termasuk dalam klasifikasi sedang.

351675 401900 452125 502349

9415967
9415967

YANIRUMA MANGGELUM

AMBATKWI
FIRIWAGE
WAROPKO

KOMBAY KAWAGIT
NINATI

9366147
9366147

ARIMOP
INIYANDIT
BOMAKIA KOUH
MINDIPTANAKOMBUT

MANDOBO
FOFI
9316327
9316327

SESNUKT

KI JAIR
9266507
9266507

Penyediaan Air Bersih :


Sangat Tinggi

Tinggi SUBUR
Sedang

Rendah
9216687
9216687

Sangat Rendah

351675 401900 452125 502349


Gambar X. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Lingkungan Penyedia Air Bersih
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

- Jasa Lingkungan Penyediaan Serat (Fiber)


Serat (Fiber) merupakan suatu jenis bahan potongan komponen-komponen
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Ekosistem sebagai penyedia serat
dapat tersedianya melalui serat alami yang diproduksi oleh tumbuhan-tumbuhan,
hewan, dan proses geologis. Serat terbagi menjadi empat jenis serat yaitu serat
tumbuhan atau serat pangan, serat kayu dan serat hewan dan serat mineral seperti
logam dan carbon. Serat alami diperoleh dari hasil hutan, hasil laut, hasil pertanian dan
perkebunan. Serat memiliki berbagai manfaat diantaranya serat dari tumbuhan
sebagai bahan pangan, serat kayu sebagai bahan dasar pembuatan kertas, serat hewan
sebagai bahan dasar pembuatan kain sutera, serat mineral kuarsa sebagai bahan dasar
pembuatan kaca. Secara umum, distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan penyedia
serat fiber Kabupaten Boven Digoel didominasi kelas sangat tinggi yakni seluas
1.477.993,32 Ha yang diikuti dengan kelas tinggi yaitu seluas 801.528,39 Ha, sedangkan
luas lahan berbasis jasa lingkungan penyedia serat fiber Kabupaten Boven Digoel terendah
ada pada kelas rendah yakni seluas 20.191,40 Ha. Secara lebih jelas, berikut tersaji data
luasan jasa lingkungan penyedia serat fiber di Kabupaten Boven Digoel per distrik dalam
satuan hektar.
Tabel X. Luas Kelas Jasa Lingkungan Penyediaan Serat Fiber
DISTRIK DISTRIBUSI LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA LINGKUNGAN PENYEDIA SERAT
Sangat
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total
Rendah
AMBATKWI 24,80 40,75 6.080,46 630,50 121.969,28 128.745,78
ARIMOP 2.725,15 444,45 128.007,55 131.177,14
BOMAKIA 3.786,08 10.654,09 31.808,49 27.235,14 73.483,81
FIRIWAGE 1.076,46 13.125,34 21.452,15 78.682,64 114.336,59
FOFI 876,49 14.478,39 27.291,43 123.601,83 23.482,86 189.731,01
INIYANDIT 1.138,72 811,75 36.015,05 37.965,52
JAIR 5.739,89 7.371,12 64.871,77 43.103,92 223.840,97 344.927,67
KAWAGIT 2.187,74 27,59 16.923,76 23.275,93 36.912,59 79.327,61
KI 7.581,98 6.619,71 86.952,18 66.023,32 167.177,19
KOMBAY 100,96 2.830,79 42.257,38 41.416,96 86.606,09
KOMBUT 2.363,42 152,20 63.576,90 66.092,52
KOUH 396,34 856,72 3.675,46 26.665,23 15.131,90 46.725,66
MANDOBO 2.643,29 1.889,62 35.816,70 12.601,04 216.820,95 269.771,60
MANGGELUM 1.165,68 200,27 12.950,97 12.551,16 78.912,69 105.780,77
MINDIPTANA 6.386,14 496,67 36.895,94 43.778,75
NINATI 260,26 28.446,93 28.707,19
SESNUKT 974,33 3.398,51 10.117,51 9.239,50 107.520,99 131.250,84
SUBUR 3.628,94 32.186,13 89.733,67 242.296,99 39.545,55 407.391,27
WAROPKO 143,58 9.813,58 2.218,05 96.517,49 108.692,69
YANIRUMA 1.477,45 342,86 14.662,77 120.968,95 11.037,63 148.489,66
Kab. Boven
20.191,40 72.404,54 338.041,73 801.528,39 1.477.993,32 2.710.159,38
Digoel
Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022

Berdasarkan sajian Tabel X dan Gambar X, dapat dipahami bahwa nilai persentase
tertinggi distribusi luas jasa lingkungan penyedia serat (fiber) di Kabupaten Boven Digoel
didominasi oleh kelas jasa lingkungan penyedia pangan sedang hingga sangat tinggi.
Persentase distribusi luas jasa lingkungan penyedia pangan kelas sangat tinggi di
Kabupaten Boven Digoel mencapai 54,54 persen, diikuti persentase distribusi luas jasa
lingkungan penyedia pangan kelas tinggi sebesar 29,57 persen dan kelas sedang dengan
nilai persentase sebesar 12,47 persen. Adanya dominasi luas jasa lingkungan penyedia serat
(fiber) kelas sangat tinggi di Kabupaten Boven Digoel menunjukkan bahwa jasa lingkungan
penyediaan serat fiber terbilang aman dan tinggi. Secara lebih jelas, berikut ditampilkan
gambar X berupa grafik distribusi luas jasa lingkungan penyedia serat per distrik di
Kabupaten Boven Digoel.

GRAFIK LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN


BERBASIS JASA EKOSISTEM PENYEDIA SERAT
Total
YANIRUMA
WAROPKO
SUBUR
SESNUKT
NINATI
MINDIPTANA
MANGGELUM
MANDOBO
KOUH
KOMBUT
KOMBAY
KI
KAWAGIT
JAIR
INIYANDIT
FOFI
FIRIWAGE
BOMAKIA
ARIMOP
AMBATKWI
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022


Apabila diamati kondisi jasa lingkungan penyedia serat pada tiap distrik di
Kabupaten Boven Digoel, distrik dengan kontribusi terbesar kelas sangat tinggi ialah Distrik
Ninati dan Distrik Arimop. Disamping itu, distribusi jasa lingkungan penyedia serat pada
kelas sangat tinggi dan sedang tersebar merata pada seluruh distrik dengan intensitas yang
berbeda bergantung karakteristik wilayahnya. Dominasi kelas sangat tinggi pada distribusi
ini berkaitan dengan jenis penggunaan lahan yang ada, khususnya pada kawasan hutan
yang mendominasi. Sebagaimana diketahui bahwa kawasan hutan umumnya memiliki
fungsi serat yang berasal dari kayu, daun, ataupun makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.
Selain kawasan hutan, jenis penggunaan lahan berupa pertanian lahan kering juga memiliki
kemampuan untuk menghasilkan serat meskipun tidak sama masifnya seperti kawasan
hutan. Hal ini dikarenakan kemampuan pertanian lahan kering dalam menghasilkan serat
cenderung berkurang akibat berubahnya fungsi lahan.

350000 400000 450000 500000

YANIRUMA MANGGELUM

9400000
9400000

AMBATKWI
FIRIWAGE
WAROPKO
KOMBAY
KAWAGIT
ARIMOP NINATI
INIYANDIT
BOMAKIA KOUH
9350000
9350000

MINDIPTANAKOMBUT

MANDOBO
FOFI
SESNUKT
9300000
9300000

KI JAIR
9250000
9250000

Penyediaan Serat :
Sangat Tinggi SUBUR
Tinggi

Sedang

Rendah
9200000

Sangat Rendah

350000 400000 450000 500000


Gambar X. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Lingkungan Penyedia Serat Fiber
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

- Penyediaan Sumberdaya Genetik


Ekosistem memiliki peran jasa lingkungan sumber daya genetik memiliki arti
bahwa setiap ekosistem mengandung beragam sumber daya genetik yang berfungsi
sebagai penyeimbang lingkungan dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia sebagai
contohnya flora dan fauna yang baik untuk dikonsumsi. Sumberdaya genetik suatu
ekosistem mencakup keanekaragaman hayati flora fauna. Kondisi ekoregion dan
penutup lahan merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman
sumberdaya genetik suatu ekosistem. Karakteristik ekoregion memiliki peran kunci
terhadap kemiringan lereng, tingkat kesuburan dan potensi ketersediaan air yang
sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati. Berdasarkan karakteristik morfologi
ekoregion wilayah Kabupaten Bovel Digoel lebih lanjut dapat dibagi ke dalam setidaknya
dua bentuk morfologi, diantaranya wilayah yang memiliki morfologi ekoregion
pegunungan dan perbukitan struktural yang berada pada jalur Jayawijaya, serta wilayah
dengan ekoregion dataran gambut dan dataran pantai.
Secara umum, distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan penyedia
sumberdaya genetik Kabupaten Boven Digoel didominasi kelas sangat tinggi yaitu seluas
1.923.213,09 Ha dan ikuti kelas tinggi yaitu seluas 533.285,78 Ha. Selanjutnya, distribusi
luas lahan berbasis jasa lingkungan penyedia sumberdaya genetik terendah ialah kelas
sangat rendah yang hanya memiliki luasan lahan seluas 14,96 Ha. Berdasarkan data
tersebut dapat dikatakan bahwa distribusi luas lahan jasa lingkungan penyedia
sumberdaya genetik Kabupaten Boven Digoel terbilang memiliki nilai yang
tinggi yang mana memiliki ketersediaan sumberdaya genetik yang melimpah. Secara lebih
jelas, disajikan luasan jasa lingkungan penyedia sumberdaya genetik di Kabupaten Boven
Digoel per distrik dalam satuan hektar pada tabel X berikut.
Tabel X. Luas Kelas Jasa Lingkungan Penyedia Sumberdaya Genetik
DISTRIK DISTRIBUSI LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA LINGKUNGAN PENYEDIA SUMBERDAYA GENETIK
Sangat
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total
Rendah
AMBATKWI 103,42 4.430,97 124.211,39 128.745,78
ARIMOP 358,63 2.810,97 128.007,55 131.177,14
BOMAKIA 1.849,67 5.219,80 27.362,93 39.051,41 73.483,81
FIRIWAGE 11.184,15 22.324,41 80.828,04 114.336,59
FOFI 13.936,18 6.877,53 36.330,78 132.586,52 189.731,01
INIYANDIT 1.950,48 36.015,05 37.965,52
JAIR 9.041,86 42.407,73 61.214,59 232.263,48 344.927,67
KAWAGIT 17.837,01 9.404,78 52.085,82 79.327,61
KI 7.581,98 539,49 17.038,59 142.017,13 167.177,19
KOMBAY 603,91 25.153,23 60.848,95 86.606,09
KOMBUT 2.515,38 63.577,15 66.092,52
KOUH 0,99 250,72 3.826,21 4.038,15 38.609,59 46.725,66
MANDOBO 1.829,36 20.188,95 21.911,34 225.841,96 269.771,60
MANGGELUM 8.789,81 15.280,47 81.710,50 105.780,77
MINDIPTANA 17,36 6.285,50 37.475,89 43.778,75
NINATI 260,08 28.447,11 28.707,19
SESNUKT 474,83 4.103,98 13.056,97 113.615,06 131.250,84
SUBUR 7,20 18.789,04 68.844,43 163.109,66 156.640,94 407.391,27
WAROPKO 4.788,82 103.903,87 108.692,69
YANIRUMA 6,78 8.989,51 94.017,69 45.475,68 148.489,66
Kab. Boven
14,96 53.753,63 199.891,91 533.285,78 1.923.213,09 2.710.159,38
Digoel
Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022

Berdasarkan sajian Tabel X dan Gambar X, dapat diketahui bahwa nilai persentase
tertinggi distribusi luas jasa lingkungan penyedia sumberdaya genetik di Kabupaten Boven
Digoel didominasi oleh kelas jasa lingkungan penyedia sumberdaya genetik sedang hingga
sangat tinggi. Persentase distribusi luas jasa lingkungan penyedia sumberdaya genetik kelas
sangat tinggi di Kabupaten Boven Digoel mencapai 70,96 persen, diikuti persentase
distribusi luas jasa lingkungan penyedia sumberdaya genetik kelas tinggi sebesar 19,68
persen dan kelas sedang dengan nilai persentase sebesar 7,38 persen. Adanya dominasi luas
jasa lingkungan penyedia sumberdaya genetik kelas sangat tinggi di Kabupaten Boven
Digoel menunjukkan bahwa jasa lingkungan penyediaan sumberdaya genetik terbilang
tinggi sehingga memiliki posisi yang sangat strategis dengan kekayaan sumberdaya serta
endemisitas spesies flora dan fauna yang tinggi. Potensi keunggulan ini memberi arti
penting pemeliharaan, pengembangan, dan perlindungan secara berkelanjutan sehingga
sumberdaya genetik tersebut dapat dijadikan sebagai aset alamiah untuk mendukung
kesejahteraan masyarakat secara luas. Keanekaragaman hayati yang tinggi tidak terlepas
dari posisi wilayahnya yang berada diantara dua benua besar, yaitu Asia dan Australia.
Secara lebih jelas, berikut ditampilkan gambar X berupa grafik distribusi luas jasa
lingkungan penyedia sumberdaya genetik per distrik di Kabupaten Boven Digoel.
GRAFIK LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA EKOSISTEM PENYEDIA SUMBERDAYA GENETIK
Total
YANIRUMA
WAROPKO
SUBUR
SESNUKT
NINATI
MINDIPTANA
MANGGELUM
MANDOBO
KOUH
KOMBUT
KOMBAY
KI
KAWAGIT
JAIR
INIYANDIT
FOFI
FIRIWAGE
BOMAKIA
ARIMOP
AMBATKWI
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022

Perbedaan morfologi yang terbentuk di Kabupaten Boven Digoel dapat dikaitkan


dengan penutup lahan di wilayah tersebut. Wilayah dengan morfologi pegunungan dan
perbukitan cenderung memiliki tutupan lahan dengan jenis vegetasi yang mengarah pada
jenis vegetasi hutan pamah, vegetasi savanna lahan kering pamah, dan semacamnya.
Keberadaan jenis vegetasi tersebut dapat pula dikaitkan dengan kecenderungan jenis
penggunaan lahan atau tutupan lahan yang ada. Adapun dominasi tutupan lahan pada jenis
morfologi ini berupa hutan lahan kering, diikuti semak belukar, dan savanna. Hal tersebut
turut mempengaruhi jenis fauna yang berada di wilayah tersebut dan tingginya penyediaan
sumberdaya genetik. Disisi lain, pada wilayah dengan morfologi dataran gambut dan
dataran pantai cenderung memiliki vegetasi yang mengarah pada jenis vegetasi hutan
gambut, hutan pantai, padang rumput rawa, padang rumput tepian sungai payau, terna
rawa, terna tepian danau, terna tepian sungai payau, dan semacamnya. Adapun jenis
penggunaan lahan atau tutupan lahan yang berkembang pada morfologi dataran tersebut
mengarah pada dominasi hutan rawa, diikuti tubuh air, rawa, lahan terbuka, pertanian
lahan kering, perkebunan, permukiman atau lahan terbangun, bandara atau pelabuhan, dan
sejenisnya. Berdasarkan jenis ekoregion dan tutupan lahan tersebut menciptakan
keanekaragaman hayati flora fauna yang khas pula sesuai karakteristik wilayah.

350000 400000 450000 500000

YANIRUMA MANGGELUM
9400000

9400000
AMBATKWI
FIRIWAGE
WAROPKO
KOMBAY
KAWAGIT
ARIMOP NINATI
INIYANDIT
BOMAKIA KOUH
9350000

9350000
MINDIPTANAKOMBUT

MANDOBO
FOFI
SESNUKT
9300000

9300000
KI JAIR
9250000

9250000

Penyediaan S.Daya Genetik :


SUBUR
Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah
9200000

350000 400000 450000 500000

Gambar X. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Lingkungan Penyedia Sumberdaya Genetik
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)
c. Jasa Lingkungan Pendukung (Gilang)
- Pendukung Pemeliharaan Lapisan Tanah
Secara teoritis, tanah diatrikan sebagai lapisan tipis kulit bumi dan terletak
paling luar. Tanah meruakan hasil pelapukan atau erosi dari batuan induk (anorganik)
yang bercampur dengan bahan organik. Tanah menyediakan unsurunsur hara sebagai
nutrisi tanaman untuk pertumbuhannya. Tanah terbentuk dari berbagai bahan mineral
dan unsur organik, air serta udara yang tersusun dalam ruang yang membentuk tubuh
tanah. Ekosistem memberikan jasa pendukung berupa pembentukan lapisan tanah dan
pemeliharaan kesuburan yang bervariasi antar lokasi sesuai dengan karakteristik
meteorologis yang dimiliki masing-masing daerah. Tanah merupakan komponen
abiotik yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik, serta mempunyai sifat fisik,
kimia, biologi dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan
tanaman untuk terus bertumbuh. Ekosistem memberikan jasa pendukung berupa
pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan kesuburan yang bervariasi antar lokasi
sesuai dengan karakteristik wilayah tersebut. Genesis dan karakteristik bebtangalam
yang berbeda, akan berpengaru h terhadap pembentukan tanah dengan karakteristik
dan tingkat kesuburan yang berbeda -beda. Terdapat 6 (enam) faktor pembentuk
tanah, yaitu iklim, mikro-organisme (pengurai), bahan induk (regolit), morfologi, ruang dan
waktu.
Faktor iklim berupa curah hujan, suhu yang berkaitan dengan penetrasi sinar
matahari akan mempengaruhi proses pelapukan bantuan menjadi bahan induk tanah.
Bahan induk tanah akan mengalami berbagai proses reaksi kimia pelapukan dan
perkembangan yang akan menghasilkan kandungan unsur atau mineral tertentu dalam
tanah. Organisme hidup berupa mikroorganisme dalam tanah membantu pross
menguraikan unsur-unsur dalam bahan induk tanah menjadi partikel tanah yang lebih
kecil dan memicu pembentukan unsur hara yang menjadi indikator kesuburan tanah.
Proses pembentukan tanah (pedogenesis) berjalan memerlukan waktu yang sangat
lama dengan persebaran tertentu di permukaan bumi, yang dipengaruhi oleh genesis
dan karekteristik bentang alamnya. Selain itu manusia juga menjadi salah satu faktor
pembentuk tanah karena intensitas penggunaan tanah oleh manusia mempengaruhi
reaksi fisik, kimia, dan biologi tanah. Proses pembentukan tanah terjadi melalui tiga
tahapan meliputi tahapan pengubahan bahan mentah menjadi bahan induk tanah,
tahap pengembangan bahan induk tanah menjadi bahan penyusun tanah, dan tahapan
penyusunan tanah menjadi tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan
tanah, maka terbentuklah perbedaan sifat kimia, fisis, biologis dan morfologi dari tanah
yang berbeda-beda pula.
Tabel X. Luas Kelas Jasa Lingkungan Pendukung Pemeliharaan
Lapisan Tanah
DISTRIK DISTRIBUSI LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA LINGKUNGAN PENDUKUNG PEMELIHARAAN LAPISAN TANAH
Sangat
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total
Rendah
AMBATKWI 17,29 2.938,16 3.772,30 122.018,03 128.745,78
ARIMOP 534,88 3.859,67 126.782,59 131.177,14
BOMAKIA 2.160,55 22.819,36 13.725,25 34.778,66 73.483,81
FIRIWAGE 1.107,03 18.852,71 18.842,44 75.534,40 114.336,59
FOFI 14.859,93 15.052,41 14.791,47 145.027,19 189.731,01
INIYANDIT 811,75 1.138,72 36.015,05 37.965,52
JAIR 86,31 20.479,56 64.127,35 33.654,57 226.579,88 344.927,67
KAWAGIT 1.851,16 11.984,17 12.898,02 52.594,26 79.327,61
KI 7.976,36 8.005,01 9.259,43 141.936,39 167.177,19
KOMBAY 24.220,63 6.971,77 55.413,70 86.606,09
KOMBUT 353,50 152,45 2.009,67 63.576,90 66.092,52
KOUH 4,05 670,91 3.573,28 3.987,41 38.490,01 46.725,66
MANDOBO 68,18 8.475,88 11.937,44 31.126,60 218.163,49 269.771,60
MANGGELUM 20.583,54 3.476,76 81.720,47 105.780,77
MINDIPTANA 153,65 1.076,63 5.652,53 36.895,94 43.778,75
NINATI 0,18 260,08 28.446,93 28.707,19
SESNUKT 1.044,33 8.724,90 8.732,97 112.748,64 131.250,84
SUBUR 7,20 26.826,03 69.486,32 105.927,45 205.144,28 407.391,27
WAROPKO 7.802,65 3.850,38 97.039,66 108.692,69
YANIRUMA 6,78 48.984,69 51.746,55 47.751,64 148.489,66
Kab. Boven
165,74 85.982,98 341.668,53 335.684,03 1.946.658,09 2.710.159,38
Digoel
Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022
Berdasarkan sajian Tabel X dan Gambar X, dapat dilihat nilai persentase tertinggi
distribusi luas jasa lingkungan pendukung pemeliharaan lapisan tanah di Kabupaten Boven
Digoel didominasi oleh kelas jasa lingkungan pendukung pemeliharaan lapisan tanah
sedang hingga sangat tinggi. Secara umum, distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan
penyedia sumberdaya genetik Kabupaten Boven Digoel didominasi kelas sangat tinggi yaitu
seluas 1.946.658,09 Ha, diikuti kelas sedang yaitu seluas 341.668,53 Ha dan kelas tinggi
dengan luasan 335.684,03 Ha. Selanjutnya, distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan
pendukung pemeliharaan lapisan tanah dengan nilai terendah ialah kelas sangat rendah
yang hanya memiliki luasan lahan seluas 165,74 Ha. Sementara itu, persentase distribusi
luas jasa lingkungan pendukung pemeliharaan lapisan tanah kelas sangat tinggi di
Kabupaten Boven Digoel mencapai 71,83 persen, diikuti persentase distribusi luas jasa
lingkungan penyedia sumberdaya genetik kelas sedang sebesar 12,61 persen dan kelas
tinggi dengan nilai persentase sebesar 12,39 persen.
Apabila diamati kondisi tiap distrik di Kabupaten Boven Digoel, kelas jasa
lingkungan pendukung pemeliharaan lapisan tanah sangat tinggi tersebar merata pada
seluruh distrik dengan nilai yang mendominasi, khususnya pada Distrik Jair dengan luas
kelas sangat tinggi sebesar 226.579,88 Ha, diikuti oleh Distrik Mandobo dan Distrik Subur.
Pada kelas tinggi, distrik dengan luasan tertinggi berada pada Distrik Subur seluas
105.927,45 Ha, diikuti oleh Distrik Yaniruma dan Distrik Jair. Pada kelas sedang, distrik
dengan luasan tertinggi berada pada Distrik Subur yakni seluas 69.486,32 Ha, diikuti oleh
Distrik Jair dan Distrik Yaniruma. Lain halnya dengan jasa ekosistem pendukung
pemeliharaan lapisan tanah kelas rendah dan sangat rendah, yang mana keberadaannya
tidak tersebar secara merata pada seluruh distrik di Kabupaten Boven Digoel serta memiliki
nilai luasan yang lebih rendah dibanding kelas sedang hingga sangat tinggi. Pada dasarnya,
rendahnya distribusi jasa ekosistem pendukung pemeliharaan lapisan tanah pada kelas
sangat rendah hingga sedang dikarenakan adanya campur tangan manusia dalam berbagai
bentuk pemanfaatan lahan, khususnya pertanian dan permukiman. Secara lebih jelas,
berikut ditampilkan gambar X berupa grafik distribusi luas jasa lingkungan pendukung
pemeliharaan lapisan tanah per distrik di Kabupaten Boven Digoel.
GRAFIK LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA EKOSISTEM PENDUKUNG PEMELIHARAAN LAPISAN
TANAH
Total
YANIRUMA
WAROPKO
SUBUR
SESNUKT
NINATI
MINDIPTANA
MANGGELUM
MANDOBO
KOUH
KOMBUT
KOMBAY
KI
KAWAGIT
JAIR
INIYANDIT
FOFI
FIRIWAGE
BOMAKIA
ARIMOP
AMBATKWI
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar X. Persentase Luas Kelas Jasa Lingkungan Pendukung Pemeliharaan Lapisan Tanah
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

Berdasarkan gambar X di atas, lebih jelas nampak bahwa jasa lingkungan


pendukung pemeliharaan lapisan tanah didominasi oleh kelas sangat tinggi pada seluruh
distrik di Kabupaten Boven Digoel, khususnya pada Distrik Nanati diikuti Distrik Kombut,
Distrik Arimop, Distrik Iniyandit, dan Distrik Ambatkwi. Data tersebut menunjukkan
kondisi lahan jasa lingkungan pendukung pemeliharaan lapisan tanah Kabupaten Boven
Digoel tergolong baik. Hal ini berkaitan dengan karakteristik penggunaan lahan di
Kabupaten Boven Digoel yang didominasi oleh jenis hutan lahan kering dan semak belukar,
Adanya dominasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penggunaan lahan di
Kabupaten Boven Digoel masih berupa tutupan lahan alami sebab lahan tersebut belum
masif dimanfaatkan secara langsung oleh manusia. Dominasi jenis penggunaan lahan
tersebut berasosiasi dengan beragam jenis vegetasi yang memungkinkan tumbuh dan
berkembang sehingga menjadi faktor pendukung dalam pemeliharaan lapisan tanah.
350000 400000 450000 500000

YANIRUMA MANGGELUM
9400000

9400000
AMBATKWI
FIRIWAGE
WAROPKO
KOMBAY
KAWAGIT
ARIMOP NINATI
INIYANDIT
BOMAKIA KOUH
9350000

9350000
KOMBUT
MINDIPTANA

MANDOBO
FOFI
SESNUKT
9300000

9300000
KI JAIR
9250000

9250000
Pendukung Pemeliharaan Lap. Tanah
Sangat Tinggi
SUBUR
Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah
9200000

350000 400000 450000 500000


Gambar X. Peta Distribusi Daya Dukung dan Daya Tampung Jasa Berbasis Ekosistem
Pendukung Pemeliharaan Lapisan Tanah
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

- Pendukung Siklus Hara


Siklus hara dalam suatu ekosistem merupakan proses yang terintegrasi dari
pergerakan atau pemindahan energi dan hara didalam ekosistem itu sendiri dan juga
interaksinya dengan atmosfir, biosfir, geosfir dan hidrosfir. Energi yang dibutuhkan
untuk menggerakkan siklus hara ini didapatkan dari proses yang terjadi pada biosfir
yaitu proses fotosisntesis. Ekosistem secara alamiah memberikan unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui serapan hara yang
selanjutnya diakumulasi dalam jaringan tumbuhan dan kembali lagi ke tanah baik secara
langsung maupun tidak lansung sebagai bahan organik.
Secara umum, distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan pendukung siklus hara
di Kabupaten Boven Digoel didominasi kelas sangat tinggi yaitu seluas
1.967.644,88 Ha atau berkisar 72,60 persen dari keseluruhan wilayah kabupaten, diikuti
kelas tinggi yaitu seluas 514.781,32 Ha atau berkisar 18,99 persen dari keseluruhan wilayah
kabupaten. Selanjutnya, distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan pendukung siklus
hara terendah ialah kelas rendah dengan luasan lahan 6.309,05 Ha atau hanya sebesar 0,23
persen dari keseluruhan wilayah kabupaten. Disisi lain, secara khusus tidak terdapat jasa
lingkungan pendukung siklus hara pada kelas sangat rendah. Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa distribusi luas lahan jasa lingkungan pendukung siklus hara di
Kabupaten Boven Digoel memiliki nilai tinggi dan baik. Secara lebih jelas, disajikan luasan
jasa lingkungan pendukung siklus hara di Kabupaten Boven Digoel per distrik dalam satuan
hektar pada tabel X berikut.
Tabel X. Luas Kelas Jasa Lingkungan Pendukung Siklus Hara
DISTRIK DISTRIBUSI LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA LINGKUNGAN PENDUKUNG SIKLUS HARA
Sangat
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total
Rendah
AMBATKWI - 42,09 2.982,70 125.720,99 128.745,78
ARIMOP - 358,63 1.686,15 129.132,37 131.177,14
BOMAKIA - 4.253,55 30.388,94 38.841,32 73.483,81
FIRIWAGE - 7.411,21 33.382,27 73.543,11 114.336,59
FOFI - 2.924,84 38.310,08 148.496,09 189.731,01
INIYANDIT - 811,75 37.153,77 37.965,52
JAIR - 51.650,55 73.655,33 219.621,79 344.927,67
KAWAGIT - 11.862,71 15.475,04 51.989,87 79.327,61
KI - 492,15 24.782,30 141.902,74 167.177,19
KOMBAY - 31.151,52 55.454,57 86.606,09
KOMBUT - 505,95 65.586,57 66.092,52
KOUH - 2.809,95 5.425,70 38.490,01 46.725,66
MANDOBO - 12.975,39 32.012,33 224.783,87 269.771,60
MANGGELUM - 5.502,80 20.906,96 79.371,02 105.780,77
MINDIPTANA - 1.230,28 42.548,47 43.778,75
NINATI - 0,18 28.707,00 28.707,19
SESNUKT - 5.922,48 17.748,60 107.579,77 131.250,84
SUBUR - 6.309,05 110.740,61 75.167,21 215.174,41 407.391,27
WAROPKO - 8,18 9.638,34 99.046,17 108.692,69
YANIRUMA - 4.469,00 99.519,68 44.500,98 148.489,66
Kab. Boven
- 6.309,05 221.424,13 514.781,32 1.967.644,88 2.710.159,38
Digoel
Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022

Berdasarkan sajian data tersebut, diketahui bahwa Kabupaten Boven Digoel


memiliki luas jasa lingkungan pendukung siklus hara yang dominan pada kelas sangat
tinggi. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya ialah
ekoregion bentanglahan yang ada pada tiap satuan wilayah di dalamnya. Keanekaragaman
bentanglahan secara signifikan menyebabkan kontribusi jasa lingkungan pendukung siklus
hara di Kabupaten Boven Digoel beragam pula. Apabila diamati kondisi tiap distrik di
Kabupaten Boven Digoel, Distrik Mandobo menjadi wilayah dengan luas tertinggi pada
kelas jasa lingkungan pendukung siklus hara sangat tinggi dengan besar luasan 224.783,87
Ha yang diikuti oleh Distrik Jair dan Distrik Subur. Pada kelas tinggi, distrik dengan luasan
tertinggi berada pada Distrik Yaniruma seluas 99.519,68 Ha, diikuti oleh Distrik Subur dan
Distrik Jair. Pada kelas sedang, terdapat Distrik Subur dengan luasan tertinggi yakni sebesar
110.740,61 Ha, diikuti oleh Distrik Jair dan Distrik Mandobo. Sementara itu, pada kelas
rendah hanya terdapat Distrik Subur dengan luasan sebesar 6.309,05 Ha. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa pada aspek jasa lingkungan pendukung siklus hara
ini wilayah dengan siklus hara paling potensial ialah Distrik Subur diikuti Distrik Jair dan
Distrik Mandobo.

GRAFIK LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN


BERBASIS JASA EKOSISTEM PENDUKUNG SIKLUS HARA

Total
YANIRUMA
WAROPKO
SUBUR
SESNUKT
NINATI
MINDIPTANA
MANGGELUM
MANDOBO
KOUH
KOMBUT
KOMBAY
KI
KAWAGIT
JAIR
INIYANDIT
FOFI
FIRIWAGE
BOMAKIA
ARIMOP
AMBATKWI
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi


Gambar X. Persentase Luas Kelas Jasa Lingkungan Pendukung Siklus Hara
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

Berdasarkan gambar X, jasa lingkungan pendukung siklus hara didominasi oleh


kelas sangat tinggi yang mana tersebar secara merata pada seluruh distrik di Kabupaten
Boven Digoel. Kontribusi luas tertinggi berada pada Distrik Ninati sebagai distrik yang
berkontribusi secara signifikan. Tingginya nilai jasa lingkungan pendukung siklus hara di
Kabupaten Boven Digoel tidak terlepas dari kondisi ekoregion terutama dengan adanya
pegunungan dan perbukitan struktural jalur Jayawijaya yang dikenal memiliki tanah yang
sangat subur sebagai akibat proses vulkanisme yang mempengaruhi terbentuknya unsur
yang baik bagi kesuburan tanah dan tanaman. Hal ini turut didukung oleh dominasi
penggunaan lahan atau tutupan lahan yang ditumbuhi berbagai macam vegetasi utamanya
pada jenis penggunaan lahan kawasan hutan lahan kering, hutan rawa, pertanian lahan
kering, savanna, dan semak belukar. Terlebih pada kawasan hutan memiliki potensi
terbentuknya sumber pupuk alami yang berasal dari sampah kayu, daun maupun bangkai
binatang. Adanya kompos alami tersebut turut menjaga kandungan hara dalam tanah.
Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi tingginya jasa lingkungan pendukung siklus
hara diantaranya karakteristik ekoregion serta penggunaan lahan.
350000 400000 450000 500000

YANIRUMA MANGGELUM

9400000
9400000
AMBATKWI
FIRIWAGE
WAROPKO
KOMBAY
KAWAGIT
ARIMOP NINATI
INIYANDIT
BOMAKIA KOUH

9350000
9350000

MINDIPTANAKOMBUT

MANDOBO
FOFI
SESNUKT

9300000
9300000

KI JAIR

9250000
9250000

Pendukung Siklus Hara :


SUBUR
Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah
9200000

350000 400000 450000 500000

Gambar X. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Lingkungan Penyedia Sumberdaya Genetik
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

- Pendukung Produksi Primer


Produktivitas primer adalah laju produksi karbon organik per satuan waktu
yang merupakan hasil penangkapan energi matahari oleh tumbuhan hijau untuk
diubah menjadi energi kimia melalui fotosintesis (Michael, 1995; Odum, 1993).
Ekosistem memberikan jasa produksi primer berupa produksi oksigen dan
penyediaan habitat spesies. Produksi oksigen memberikan dukungan bagi seluruh
kehidupan makhluk. Tanpa adanya oksigen maka tidak akan ada kehidupan.
Ekosistem memberikan jasa penghasil oksigen sekaligus mengurangi kadar
karbondioksida dan populasi udara di bumi. Keberadaan vegetasi seperti hutan yang
menyerap karbondioksida untuk pembutan makanan (fotosintesis). Hasil dari
fotosintesis adalah oksigen. Inilah gas yang diperlukan makhluk hidup di bumi untuk
beraktivitas dan memungkinkan tumbuhnya banyak habitat spesies. Jasa produksi
oksigen bervariasi antar lokasi dan berhubungan erat dengan keberadaan vegetasi
dan hutan.
Tabel X. Luas Kelas Jasa Lingkungan Pendukung Produksi Primer
DISTRIK DISTRIBUSI LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA LINGKUNGAN PENDUKUNG PRODUKSI PRIMER
Sangat
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total
Rendah
AMBATKWI - 61,33 4.473,06 124.211,39 128.745,78
ARIMOP - 375,37 2.794,23 128.007,55 131.177,14
BOMAKIA - 1.546,58 7.788,92 25.751,98 38.396,32 73.483,81
FIRIWAGE - 894,60 9.924,80 24.307,46 79.209,74 114.336,59
FOFI - 18.327,50 35.882,79 135.520,72 189.731,01
INIYANDIT - 1.950,48 36.015,05 37.965,52
JAIR - 6.855,30 61.790,48 43.942,32 232.339,58 344.927,67
KAWAGIT - 594,85 16.952,28 24.854,75 36.925,73 79.327,61
KI - 8.463,04 15.254,21 143.459,93 167.177,19
KOMBAY - 2.460,01 42.729,12 41.416,96 86.606,09
KOMBUT - 353,50 2.161,87 63.577,15 66.092,52
KOUH - 4,05 4.373,08 27.216,62 15.131,90 46.725,66
MANDOBO - 3.048,84 29.925,99 16.947,50 219.849,27 269.771,60
MANGGELUM - 7.624,13 16.625,07 81.531,57 105.780,77
MINDIPTANA - 153,65 6.149,21 37.475,89 43.778,75
NINATI - 260,08 28.447,11 28.707,19
SESNUKT - 925,94 7.236,62 9.473,22 113.615,06 131.250,84
SUBUR - 13.751,18 74.825,33 91.504,93 227.309,84 407.391,27
WAROPKO - 4.645,25 104.047,45 108.692,69
YANIRUMA - 6,78 8.942,68 126.681,08 12.859,12 148.489,66
Kab. Boven
- 27.628,13 259.578,72 523.605,22 1.899.347,32 2.710.159,38
Digoel
Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022

Tabel X di atas menunjukkan distribusi luas kelas jasa lingkungan pendukung


produksi primer di Kabupaten Boven Digoel. Berdasarkan tabel tersebut, jasa lingkungan
pendukung produksi primer di Kabupaten Boven Digoel didominasi oleh kelas sangat tinggi
dengan luas 1.899.347,32 Ha atau berkisar 70,08 persen dari keseluruhan wilayah
kabupaten diikuti kelas tinggi seluas 523.605,22 Ha atau berkisar 19,32 persen dan kelas
sedang dengan luasan 259.578,72 Ha atau setara 9,58 persen. Adapun kelas rendah hanya
memiliki luasan sebesar 27.628,13 Ha atau setara 1,02 persen dari keseluruhan wilayah
Kabupaten Boven Digoel. Lain halnya dengan kelas sangat rendah, yang mana tidak ada
distrik yang termasuk dalam kelas tersebut. Dengan demikian, jasa lingkungan pendukung
produksi primer di Kabupaten Boven Digoel cenderung didominasi kelas tinggi hingga
sangat tinggi. Secara lebih jelas, berikut ditampilkan gambar X berupa grafik distribusi luas
jasa lingkungan pendukung produksi primer per distrik di Kabupaten Boven Digoel.

GRAFIK LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN


BERBASIS JASA EKOSISTEM PENDUKUNG PRODUKSI PRIMER
Total
YANIRUMA
WAROPKO
SUBUR
SESNUKT
NINATI
MINDIPTANA
MANGGELUM
MANDOBO
KOUH
KOMBUT
KOMBAY
KI
KAWAGIT
JAIR
INIYANDIT
FOFI
FIRIWAGE
BOMAKIA
ARIMOP
AMBATKWI
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar X. Persentase Luas Kelas Jasa Lingkungan Pendukung Produksi Primer


(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

Berdasarkan gambar X, kelas jasa lingkungan pendukung produksi primer sangat


tinggi tersebar secara merata di seluruh distrik meskipun pada masing-masing distrik
tersebut memiliki intensitas berbeda. Adapun kelas tinggi turut mendominasi distribusi jasa
lingkungan pendukung produksi primer di Kabupaten Boven Digoel. Dengan demikian,
gambar X jelas menunjukkan dominasi kelas jasa lingkungan pendukung produksi primer
sangat tinggi dan kelas tinggi pada tiap distrik di Kabupaten Boven Digoel. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kelas jasa lingkungan pendukung produksi primer yaitu penggunaan
lahan atau tutupan lahan. Sebagaimana diketahui bahwa jenis tutupan lahan terbesar di
Kabupaten Boven Digoel berupa kawasan alami bervegetasi khususnya tutupan lahan
berupa hutan lahan kering primer seluas 1.372.230,81 Ha atau setara 50,63 persen dari
keseluruhan wilayah Kabupaten Boven Digoel. Dominasi penggunaan lahan hutan penghasil
oksigen guna mengurangi kadar karbondioksida sangat tinggi dan mendominasi sehingga
komposisi kelas jasa lingkungan pendukung produksi primer didominasi pada rentang kelas
tinggi hingga sangat tinggi.
Keberadaan vegetasi hutan yang menyerap karbondioksida untuk pembentukan
oksigen dan karbon dalam bentuk glukosa melalui proses fotosintesis menjadi aspek
penting dalam kehidupan manusia. Hasil dari fotosintesisi adalah yang berupa oksigen dan
glukosa inilah yang menjadi kebutuhan makhluk hidup di bumi untuk bertahan hidup,
sehingga fotosintesis menjadi salah satu proses produksi primer yang esensial bagi
keberlangsungan hidup manusia. Terlebih kawasan hutan yang terbentuk memiliki ciri
tajuk yang luas dan kerapatan pohon yang tinggi. Hal ini akan menghasilkan produksi
oksigen dalam jumlah yang masif. Selain itu, pada kawasan hutan tersebut menjadi kawasan
yang tergolong subur serta potensial menjadi habitat ideal bagi vegetasi berbatang dalam
memberikan suplai produktivitas primer yang tinggi. Hal ini didukung oleh karakterisrik
ekoregion bentanglahan pegunungan dan perbukitan struktural jalur Jayawijaya.
350000 400000 450000 500000

YANIRUMA MANGGELUM
9400000

9400000
AMBATKWI
FIRIWAGE
WAROPKO
KOMBAY
KAWAGIT
ARIMOP NINATI
INIYANDIT
BOMAKIA KOUH
9350000

9350000
MINDIPTANAKOMBUT

MANDOBO
FOFI
SESNUKT
9300000

9300000
KI JAIR
9250000

9250000
SUBUR
Pendukung Produksi Primer :
Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang
9200000

Rendah

350000 400000 450000 500000

Gambar X. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Lingkungan Pendukung Produksi Primer
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

- Pendukung Biodiversitas (KEHATI)


Ekosistem telah memberikan jasa keanekaragaman hayati (biodiversity) di
antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya; mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan
ekosistem yang menjadi habitat perkembangbiakan flora fauna. Semakin tinggi
karakter biodiversitas maka semakin tinggi fungsi dukungan ekosistem terhadap
perikehidupan. Setiap ekoregion memiliki perbedaan dalam keanekaragaman flora
dan fauna. Jasa lingkungan keanekaragaman hayati dipengaruhi oleh faktor endogen
dan eksogen yaitu kondisi ekoregion dan penutup lahan di suatu wilayah.
Secara umum, distribusi luas lahan berbasis jasa lingkungan pendukung
keanekaragaman hayati di Kabupaten Boven Digoel didominasi kelas sangat tinggi yakni
seluas 1.367.083,16 Ha, diikuti kelas tinggi seluas 1.100.220,57 Ha. Adapun nilai distribusi
luas lahan berbasis jasa lingkungan pendukung keanekaragaman hayati terendah berada
pada kelas sangat rendah dengan luas sebesar 819,86 Ha. Sementara itu, persentase
distribusi luas jasa lingkungan pendukung pendukung keanekaragaman hayati kelas sangat
tinggi di Kabupaten Boven Digoel mencapai 50,44 persen, diikuti persentase distribusi luas
jasa lingkungan pendukung keanekaragaman hayati kelas tinggi sebesar 40,60 persen.
Secara lebih jelas, disajikan luasan jasa lingkungan pendukung keanekaragaman hayati di
Kabupaten Boven Digoel per distrik dalam satuan hektar pada tabel X berikut.
Tabel X. Luas Kelas Jasa Lingkungan Pendukung Keanekaragaman Hayati
DISTRIK DISTRIBUSI LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
BERBASIS JASA LINGKUNGAN PENDUKUNG BIODIVERSITAS (KEHATI)
Sangat
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total
Rendah
AMBATKWI 17,29 40,75 37.046,21 91.641,53 128.745,78
ARIMOP 358,63 21.214,09 109.604,43 131.177,14
BOMAKIA 1.469,33 4.639,90 38.460,69 28.913,89 73.483,81
FIRIWAGE 8.067,29 86.157,55 20.111,75 114.336,59
FOFI 724,31 13.211,86 2.573,72 36.853,79 136.367,33 189.731,01
INIYANDIT 23.090,08 14.875,44 37.965,52
JAIR 62,68 25.327,99 44.282,42 164.867,65 110.386,94 344.927,67
KAWAGIT 11.723,55 28.259,70 39.344,37 79.327,61
KI 1,83 8.324,44 490,32 31.314,03 127.046,56 167.177,19
KOMBAY 310,84 41.372,40 44.922,85 86.606,09
KOMBUT 353,50 20.658,59 45.080,44 66.092,52
KOUH 0,99 250,72 3.354,15 5.285,33 37.834,47 46.725,66
MANDOBO 22,85 1.801,58 18.692,70 135.647,56 113.606,90 269.771,60
MANGGELUM 4.537,39 52.303,38 48.940,01 105.780,77
MINDIPTANA 17,36 136,29 16.030,86 27.594,24 43.778,75
NINATI 19.231,33 9.475,85 28.707,19
SESNUKT 82,91 4.371,25 86.785,15 40.011,53 131.250,84
SUBUR 7,20 22.788,74 59.556,38 119.266,71 205.772,25 407.391,27
WAROPKO 44.500,42 64.192,27 108.692,69
YANIRUMA 6,78 5.247,71 91.875,05 51.360,11 148.489,66
Kab. Boven 819,86 73.299,02 168.736,79 1.100.220,57 1.367.083,16 2.710.159,38
Digoel
Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022
Kondisi tiap distrik di Kabupaten Boven Digoel pada kelas jasa lingkungan
pendukung keanekaragaman hayati sangat tinggi dan kelas tinggi tersebar merata pada
seluruh distrik dengan nilai yang mendominasi. Secara rinci pada kelas sangat tinggi, distrik
dengan luasan terbesar ialah Distrik Subur dengan luasan 205.772,25 Ha, diikuti oleh
Distrik Fofi dan Distrik Ki. Pada kelas tinggi, distrik dengan luasan terbesar ialah Distrik Jair
seluas 164.867,65 Ha, diikuti oleh Distrik Mandobo dan Distrik Subur. Pada kelas sedang,
distrik dengan luasan terbesar berada pada Distrik Subur seluas 59.556,38 Ha, diikuti oleh
Distrik Jair dan Distrik Mandobo. Pada kelas rendah, distrik dengan luasan terbesar ialah
Distrik Jair seluas 25.327,99 Ha, diikuti oleh Distrik Subur dan Distrik Fofi. Selain itu, pada
kelas sangat rendah, distrik dengan luasan terbesar ialah Distrik Fofi seluas 724,31 Ha,
diikuti oleh Distrik Jair dan Distrik Mandobo. Secara keseluruhan, berdasarkan analisis data
tersebut wilayah paling potensial pada jasa lingkungan pendukung keanekaragaman hayati
di Kabupaten Boven Digoel ialah Distrik Subur dan Distrik Jair. Berikut ditampilkan gambar
X berupa grafik distribusi luas jasa lingkungan pendukung keanekaragaman hayati per
distrik di Kabupaten Boven Digoel.

GRAFIK LUAS (ha) DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN


BERBASIS JASA EKOSISTEM PENDUKUNG KEANEKARAGAMAN HAY-
ATI (BIODIVERSITAS)
Total
YANIRUMA
WAROPKO
SUBUR
SESNUKT
NINATI
MINDIPTANA
MANGGELUM
MANDOBO
KOUH
KOMBUT
KOMBAY
KI
KAWAGIT
JAIR
INIYANDIT
FOFI
FIRIWAGE
BOMAKIA
ARIMOP
AMBATKWI
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar X. Persentase Luas Kelas Jasa Lingkungan Pendukung Biodiversitas


(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)
Berdasarkan gambar X, diketahui kelas jasa lingkungan pendukung
keanekaragaman hayati di Kabupaten Boven Digoel didominasi oleh kelas sangat tinggi dan
kelas tinggi. Secara spesifik pada kelas sangat rendah hingga kelas sedang tidak tersebar
secara merata di seluruh distrik. Dengan demikian, jasa lingkungan pendukung
keanekaragaman hayati di Kabupaten Boven Digoel tergolong baik. Secara lebih jelas, jasa
lingkungan keanekaragaman hayati diantaranya dipengaruhi oleh faktor endogen dan
eksogen yaitu kondisi ekoregion dan penutup lahan di suatu wilayah. Keberadaan
ekoregion akan mengindikasikan tingkat endemisitas suatu spesies yang dimiliki suatu
wilayah dan berkenaan pula dengan keanekaragaman flora dan fauna. Tingkat endemisitas
yang tinggi akan mempengaruhi keanekaragaman hayati yang tinggi.
Sementara itu, penutup lahan merupakan tutupan biofisik pada permukaan bumi
yang akan mengandung biota, tanah, topografi, air yang akan mempengaruhi keberlanjutan
keanekaragaman hayati. Jasa ekosistem pendukung keanekaragaman hayati (biodiversitas)
sangat berkaitan dengan jenis tata guna lahan di Kabupaten Boven Digoel. Semakin besar
luasan penggunaan lahan yang mendukung kegiatan makhluk hidup seperti hutan lahan
kering, hutan rawa, perkebunan, pertanian lahan kering, dan savanna akan berdampak
positif terhadap kelas jasa ekosistem pendukung keanekaragaman hayati (biodiversitas).
Terlebih pada jenis penggunaan lahan hutan masih memiliki ekosistem alami yang belum
banyak terjamah oleh manusia sehingga kondisi tersebut sesuai untuk dijadikan habitat
jenis flora dan fauna langka guna mendukung kekayaan alam hayati.
350000 400000 450000 500000

YANIRUMA MANGGELUM

9400000

9400000
AMBATKWI
FIRIWAGE
WAROPKO
KOMBAY
KAWAGIT
ARIMOP NINATI
INIYANDIT
BOMAKIA KOUH
9350000

9350000
MINDIPTANAKOMBUT

MANDOBO
FOFI
SESNUKT
9300000

9300000
KI JAIR
9250000

9250000
Pendukung Biodiversitas (KEHATI) :
Sangat Tinggi SUBUR
Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah 9200000

350000 400000 450000 500000

Gambar X. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Lingkungan Pendukung Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)
(Sumber : Hasil Analisis Studio, 2022)

Anda mungkin juga menyukai