SOP EVKIN Reguler (Revisi)
SOP EVKIN Reguler (Revisi)
I. Pendahuluan
II. Tujuan
1
III. Mekanisme Evaluasi Kinerja
III.1. Mekanisme
a. Kinerja Pendampingan
1) Kewajiban Pendampingan
Yang dimaksud dengan kinerja pendampingan adalah unjuk kerja
pendamping profesional dalam bekerja sesuai Tupoksi. Untuk itu,
pendamping profesional berkewajiban memenuhi pelaksanaan Tupoksi
dengan mengacu pada:
Etika profesi sebagai pendamping profesional;
2
Norma kebijakan yang secara substansial terkandung dalam asas-
asas Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yakni,
rekognisi, subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, gotong royong,
kekeluargaan, musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi,
kesetaraan, pemberdayaan dan keberlanjutan;
Uraian tugas, yakni paparan tugas teknis penjabaran Tupoksi
pendamping profesional.
2) Indikator Penilaian
Kinerja pendampingan oleh pendamping profesional dinilai berdasarkan
pencapaian output sesuai dengan Tupoksi setiap individu dengan rincian
indikator penilaian sebagai berikut:
Konsistensi dan ketegasan pendamping profesional menerapkan etika
profesi;
Kemampuan pendamping profesional dalam memfasilitasi pelaksanaan
Undang-undang Nomor 6/2014 tentang Desa dan peraturan
pelaksanaannya;
Kemampuan pendamping profesional untuk memfasilitasi penggunaan
data dalam pengambilan keputusan;
Kemampuan pendamping profesional untuk menganalisis situasi untuk
mengambil tindakan yang tepat dan memberikan solusi terhadap
masalah yang terjadi.
b. Kinerja Supervisi
1) Kewajiban Supervisi
Yang dimaksud dengan kinerja supervisi adalah unjuk kerja pendamping
profesional dalam bekerja sesuai Tupoksi sebagai Supervisor. Untuk itu,
Pendamping profesional berkewajiban memenuhi pelaksanaan Tupoksi
dengan mengacu pada:
Norma kebijakan yang secara sistematik terkandung dalam asas-
asas Undang-undang Nomor 6/2014 tentang Desa yakni: rekognisi,
subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, gotong royong,
kekeluargaan, musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi,
kesetaraan, pemberdayaan dan keberlanjutan;
Uraian tugas, yakni paparan tugas teknis penjabaran Tupoksi
pendamping profesional sebagai supervisor.
2) Indikator Penilaian
Kinerja supervisi oleh pendamping profesional dinilai berdasarkan
pencapaian output sesuai dengan Tupoksi sebagai supervisor untuk
setiap individu dengan rincian indikator penilaian sebagai berikut:
Kemampuan pendamping profesional dalam melakukan pelatihan
dan peningkatan kapasitas masyarakat;
Kemampuan pendamping profesional dalam memberikan bimbingan
kerja dan umpan balik;
Kemampuan pendamping profesional dalam memantau pelaksanaan
kegiatan;
Jumlah kunjungan lapangan dalam rangka supervisi pendampingan
sesuai wilayah tugasnya.
c. Kinerja Koordinasi
3
1) Kewajiban Koordinasi
Pendamping profesional berkewajiban untuk berkoordinasi dan bekerja
sama dengan pihak lain seperti; birokrasi, supervisor, sesama
pendamping, lembaga lain dan tokoh masyarakat dalam setiap kegiatan
seperti: pendampingan masyarakat, supervisi, pelatihan, penanganan
masalah dan lain-lain.
2) Indikator Penilaian
Pendamping profesional dinilai kinerjanya terkait kualitas koordinasi dan
kerjasama dengan pihak lain berdasarkan indikator penilaian sebagai
berikut:
Kemampuan pendamping profesional dalam kerjasama dengan
SKPD Kabupaten/Kota, Camat, Kepala Desa, pendamping profesional
lainnya serta pemangku kepentingan terkait;
Kemampuan pendamping profesional memanfaatkan peluang
kerjasama dan koordinasi secara optimal;
Kemampuan pendamping profesional untuk bekerja secara
sistematis dan terkontrol sesuai standar pelayanan maupun prosedur
kerja sehingga pihak-pihak yang berkoordinasi dapat bekerja sama
secara baik;
Kemampuan pendamping profesional dalam memfasilitasi kerjasama
Desa dengan SKPD Kabupaten/Kota dan kerjasama Desa dengan
pihak lain;
Kepemimpinan pendamping profesional dalam pengelolaan
pekerjaan secara kolektif.
d. Kinerja Administrasi
1) Kewajiban Administrasi
Pendamping profesional berkewajiban memenuhi tanggung jawab
administrasi yang meliputi:
Lembar Waktu Kerja (LWK) sebagai bukti kehadiran di lokasi tugas
Laporan Individu (Rencana dan Realisasi Kegiatan Bulanan)
Form Kunjungan Lapangan
Laporan Kegiatan.
Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)
SPPD dan laporan hasil kunjungan (jika ada kegiatan kunjungan
lapangan)
2) Indikator Penilaian
Indikator kinerja administrasi meliputi:
Kepatuhan pendamping profesional pada standar pelayanan maupun
prosedur kerja;
Ketaatan dan kedisiplinan dari pendamping profesional dalam
menyusun dan menyampaikan laporan, dokumen dan bukti-bukti
administrasi kepada Satker Provinsi melalui supervisor secara reguler;
Kemampuan pendamping profesional untuk menyusun laporan,
dokumen dan bukti-bukti administrasi secara benar sesuai dengan
format yang berlaku;
Akurasi pendamping profesional dalam pembuatan laporan, dokumen
administrasi secara lengkap sesuai ketentuan yang ditetapkan;
4
Kemampuan pendamping profesional untuk menyampaikan dokumen
administrasi secara cepat dan tepat waktu sesuai jadwal yang
ditetapkan.
Semua tenaga pendamping profesional, baik tingkat desa maupun tingkat pusat
akan dievaluasi kinerjanya dalam periode setiap 6 (enam) bulan sekali oleh
supervisor yang membawahinya. Supervisor berkewajiban mengirimkan hasil
evaluasi kinerja (dalam bentuk soft copy dengan format PDF yang sudah
ditandatangani) kepada supervisor di atasnya, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Camat dengan dibantu koordinator PD mengirimkan rekapitulasi hasil
evaluasi kinerja PLD kepada SKPD Kabupaten/Kota yang menangani
pendampingan Desa melalui Koordinator TA Kabupaten/Kota maksimal
tanggal 5 bulan berikutnya dari setiap periode evaluasi kinerja;
2. SKPD Kabupaten/Kota yang menangani pendampingan Desa dengan
dibantu Koordinator TA Kabupaten/Kota mengirimkan rekapitulasi hasil
evaluasi kinerja PLD dan PD kepada Satker Provinsi melalui TL Provinsi
maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dari setiap periode evaluasi kinerja;
3. Satker P3MD Provinsi dengan dibantu Team Leader (TL) Provinsi
mengirimkan rekapitulasi hasil evaluasi kinerja PLD, PD, TA Kabupaten/Kota
yang sudah disahkan oleh Satker propinsi kepada Satker P3MD Pusat
melalui KPW Pusat, maksimal tanggal 15 bulan berikutnya dari setiap
periode evaluasi kinerja.
5
Skor 3 = kinerja cukup baik;
Skor 2 = kinerja kurang baik (dapat diterima walaupun ada kelemahan);
Skor 1 = kinerja buruk (harus diperbaiki secepatnya);
X = tidak relevan atau belum saatnya untuk dinilai, atau tidak tahu.
Dalam memberikan penilaian, supervisor (PD, TA Kabupaten/Kota, TA Provinsi
dan TL Provinsi) kemudian menggabungkan nilai-nilai dari semua penilai baik
dari unsur pendamping maupun pihak SKPD Kabupaten/Kota yang
membidangi pendampingan dan Satker P3MD Provinsi dalam satu tabel
(Rekapitulasi Evaluasi Kinerja Kecamatan, Kabupaten/Kota maupun Provinsi).
Hasil penilaian akhir rata-rata akan digunakan untuk menentukan kelayakan
pendamping; misalnya layak untuk dilanjutkan, layak untuk dipromosikan, atau
kurang layak untuk dilanjutkan. Hasil ‘penilaian akhir rata-rata akan berupa nilai
“A” sampai “D”. Tingkat kehadiran kurang dari 25% (akumulatif selama 1
periode kinerja) akan mendapatkan nilai D.
6
Sistem penilaian kinerja ini sangat tergantung pada format/angket penilaian.
Oleh karena itu dokumentasi penilaian harus dijaga dan diarsipkan secara rapi
agar dapat dipakai sebagai umpan balik, pembimbingan, analisis kebutuhan
pelatihan, promosi pendamping dan pemberian sanksi. Dokumen-dokumen
tersebut juga akan secara berkala diperiksa oleh Satker P3MD Provinsi dan
Tim Audit Konsultan Nasional, Seknas dan Satker P3MD Ditjend PPMD
Kementerian Desa, Pembangunnan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Sistem penilaian kinerja ini digunakan untuk menilai para pendamping di tingkat
Desa, Kecamatan, Tenaga Ahli di Kabupaten/Kota dan Provinsi oleh supervisor
dan Satker di masing-masing jenjang. Supervisor yang menjadi atasan
langsung bertanggungjawab atas penilaian pendamping di bawahnya setiap 6
(enam) bulan.
Secara singkat, pihak yang akan dilibatkan untuk menilai setiap pendamping
profesional adalah:
a) Pendamping Lokal Desa akan dinilai oleh:
1. Pendamping Desa;
2. Camat/Kasi yang membidangi pendampingan desa, dengan masukan
dari perwakilan masyarakat di tingkat Desa melalui forum konsultasi
masyarakat.
b) Pendamping Desa akan dinilai oleh:
1. Tenaga Ahli di Kabupaten/Kota (secara kolektif);
2. Camat/Kasi yang membidangi pendampingan desa;
3. SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi pendampingan desa, dengan
masukan dari perwakilan kelompok masyarakat di tingkat Kecamatan.
c) Tenaga Ahli di Kabupaten/Kota akan dinilai oleh:
1. Team Leader Provinsi;
2. SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi pendampingan desa;
3. Satker P3MD Provinsi.
d) Tenaga Ahli di Provinsi akan dinilai oleh:
1. Konsultan Pendamping Wilayah (KPW) Pusat;
2. Satker P3MD Provinsi;
3. Satker P3MD Ditjend PPMD Kemendesa, PDT dan Transmigrasi.
e) Tenaga Ahli yang berkedudukan di pusat dan semua jajaran di Seknas/
Konsultan Nasional akan dinilai oleh Satker P3MD Ditjend PPMD
Kemendesa, PDT dan Transmigrasi sesuai dengan tupoksinya masing-
masing.
VIII. Penutup
7
8