Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

PELATIHAN PRATUGAS MANDIRI TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL (TPP)


DENGAN METODE IN SERVICES TRAINING (IST) DAN
ON THE JOBS TRAINING (OJT)

1. PENDAHULUAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015 – 2019 mengamanatkan bahwa
percepatan pembangunan desa akan dilaksanakan melalui implementasi Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Dalam rangka menjalankan urusan di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
desa maka dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 12 tentang Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi yang mengamanatkan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk
melaksanakan tugas dan fungsi tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari amanat tersebut, maka Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
melaksanakan kegiatan pendampingan melalui penyediaan tenaga pendamping
professional sejak tahun 2015. Penyediaan Tenaga Pendamping Profesional (TPP)
dilakukan melalui rekrutmen secara terbuka berdasarkan Peraturan Menteri Desa, PDT dan
Transmigrasi Nomor 3 tentang Pendampingan Desa BAB III Pasal 23 ayat 1 (satu).
Pengadaan TPP dilakukan untuk mencari dan mempekerjakan tenaga yang memenuhi
kualifikasi dan sekaligus mendorong adanya persaingan yang sehat. Oleh karena itu proses
rekrutmen dilakukan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabel,
efisien dan memberikan peluang yang sama kepada seluruh calon pelamar.
Mengingat pentingnya pendampingan desa sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan
implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, maka Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi memandang perlu untuk melakukan pembinaan, pengendalian
dan pengelolaan tenaga pendamping profesional.
Dalam rangka memenuhi kekosongan TPP di berbagai lokasi mulai tingkat Desa,
Kecamatan dan Kabupaten/Kota pada Tahun Anggaran 2017 diadakan rekrutmen tenaga
pendamping profesional yang terdiri dari Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa
(PD) dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) di Kabupaten/Kota, dengan total
kebutuhan 13.000 orang.
Proses pemenuhan kebutuhan TPP yang dimulai dari pengumuman, seleksi pasif, seleksi
aktif, dan pelatihan pratugas merupakan tahapan yang selama ini ada dalam P3MD. Untuk
pemenuhan pratugas TPP disetiap lokasi menjadi kendala tersendiri, baik dari segi biaya,
pelatih, maupun peserta dari calon TPP.
Dengan melihat luasnya lokasi dan begitu cepatnya TPP yang berganti-ganti atau mundur
dari pekerjaan maka Satker Ditjen PPMD telah mengeluarkan kebijakan untuk dilaksanakan
Pelatihan Pratugas Mandiri melalui Orientasi Pembekalan Tugas Mandiri dalam bentuk In
Services Training (IST) dan On the Jobs Training (OJT) bagi TPP. Dimana TPP yang sudah
mengikuti pratugas di tahun 2015 atau 2016 dan terjadi perubahan status jabatan TPP
karena rekrutmen tahun 2017 seperti dari PLD menjadi PD atau PD menjadi TAPM
Kabupaten atau TAPM berubah posisi/jabatan serta peserta seleksi tahun 2017 yang
dinyatakan “Lulus Cadangan” ketika akan ditempatkan maka TPP tersebut cukup dilakukan
IST dan OJT sebelum kontrak kerja dan ditempatkan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu disusun Panduan Pelatihan Mandiri
melalui metode IST dan OJT untuk TPP yang dikoordinasikan oleh Satker P3MD Provinsi
dengan dibantu oleh Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP). Hal ini dimaksudkan untuk
percepatan pemenuhan kebutuhan pendampingan P3MD dengan tanpa mengabaikan
aspek kualitas.

1
2. PENGERTIAN

2.1. Pelatihan Mandiri IST dan OJT merupakan kegiatan pelatihan bagi calon TPP yang
telah lolos seleksi aktif dan merupakan TPP yang sudah mengikuti Pratugas di tahun
2015 atau 2016 serta peserta seleksi tahun 2017 yang dinyatakan “Lulus Cadangan”
ketika akan dikontrak dan ditempatkan;
2.2. Pelatihan Mandiri IST dan OJT merupakan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan
secara mandiri di provinsi dan kabupaten.
2.3. Pelatihan Mandiri IST dan OJT merupakan kegiatan pelatihan untuk TPP yang terjadi
perubahan status jabatan karena rekrutmen tahun 2017 seperti dari PLD menjadi PD
atau PD menjadi TAPM Kabupaten atau TAPM berubah status jabatan/posisi dan telah
bertugas menjadi TPP pada tahun 2015 atau 2016 serta peserta seleksi tahun 2017
yang dinyatakan “Lulus Cadangan” ketika akan dikontrak dan ditempatkan.

3. TUJUAN DAN SASARAN


3.1. Tujuan
a. Memberikan pembekalan kepada TPP untuk mengikuti Pelatihan Pra Tugas secara
Mandiri melalui Orientasi Pembekalan dengan metode In Services Training (IST)
dan On the Jobs Training (OJT) dari segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap di
lokasi-lokasi penugasan.
b. Merefleksikan pemahaman peserta tentang latar belakang, tujuan, kebijakan,
prinsip-prinsip, prosedur dan ketentuan P3MD.
c. Meningkatkan keterampilan peserta dalam memfasilitasi proses perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pelestarian program.
d. Meningkatkan keterampilan peserta dalam membangun tim kerja di tingkat
kabupaten dan tim pendampingan desa di Kecamatan dan di Desa.
e. Menumbuhkan komitmen dan sikap kepedulian peserta terhadap masyarakat
miskin perdesaan dan kemandirian masyarakat.
f. Sebagai prasayarat bagi TPP yang belum pernah mengikuti pratugas sebelum
dikontrak dan ditugaskan.
3.2. Sasaran
a. TAPM yang telah ikut Pelatihan Pratugas TPP tahun 2015 atau 2016 yang diproses
rekrutmen 2017 berubah status jabatan menjadi TAPM bidang lainnya.
b. PD yang telah ikut Pelatihan Pratugas TPP tahun 2015 atau 2016 yang diproses
rekrutmen 2017 berubah status jabatan menjadi TAPM.
c. PLD yang telah ikut Pelatihan Pratugas TPP tahun 2015 atau 2016 yang diproses
rekrutmen 2017 berubah status jabatan menjadi PD atau TAPM.
d. Peserta seleksi TPP tahun 2017 dengan status “Lulus Cadangan” yang akan
dikontrak dan ditempatkan.

4. INDIKATOR KINERJA
4.1. Tercapainya kualitas pelatihan sesuai dengan tujuan.
4.2. Terselenggaranya kegiatan pelatihan secara tepat waktu.
4.3. Tersedianya tenaga TPP yang memiliki kompetensi P3MD.

5. KELUARAN
5.1. Meningkatnya pemahaman tentang hakekat fasilitasi dan pendampingan implementasi
UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
5.2. Meningkatnya kemampuan peserta dalam proses fasilitasi P3MD.
5.3. Meningkatnya kemampuan dan kapasitas tupoksi TPP dalam fasilitasi P3MD.
5.4. Terbangunnya integritas, sikap serta motivasinya peserta pelatihan akan upaya untuk
meningkatkan kualitas pendampingan P3MD.

2
6. HASIL YANG DIHARAPKAN
Dengan adanya Pelatihan Pratugas melalui IST dan OJT memiliki manfaat yang sangat
penting mengingat TPP tidak hanya melakukan fungsi pendampingan P3MD tetapi juga
melakukan fungsi pengendalian dan pengawasan terhadap Dana Desa.

7. KETENTUAN PELATIHAN MANDIRI IST DAN OJT


7.1. Pelatihan Mandiri IST dan OJT dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas TPP yang
sudah mendapatkan pelatihan pratugas tahun 2015 atau 2016 dan telah dimobilisasi
ke lokasi tugas karena proses rekrutmen tahun 2017 berubah status jabatan namun
belum mendapatkan pelatihan pratugas tahun 2017 serta peserta seleksi tahun 2017
yang dinyatakan “Lulus Cadangan” ketika akan ditempatkan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan terkait pelatihan pratugas, adalah :
7.2. TPP yang sudah pratugas tahun 2015 atau 2016 dan lolos di rekrutmen tahun 2017
serta peserta seleksi tahun 2017 yang dinyatakan “Lulus Cadangan” ketika akan
ditempatkan sesuai Berita Acara Hasil Seleksi dan pengumuman hasil seleksi yang
telah disetujui oleh Tim Seleksi dan ditetapkan oleh PPBJ.
7.3. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pratugas harus sesuai dengan ketentuan yang ada di
panduan pelatihan pratugas IST dan OJT TPP ini.
7.4. Pelatihan Mandiri IST dan OJT untuk meningkatkan kapasitas TPP yang telah
mengikuti Pelatihan Pratugas TPP tahun 2015 atau 2016 sebagai bagian dari
prasyarat calon TPP serta peserta seleksi tahun 2017 yang dinyatakan “Lulus
Cadangan” ketika akan ditempatkan.
7.5. Peserta Pelatihan Mandiri IST dan OJT ini terdiri dari PLD, PD dan TAPM yang telah
ikut proses rekrutmen, lulus seleksi aktif, telah diberikan pelatihan pratugas TPP tahun
2015 atau 2016 dan telah bertugas di lokasi P3MD serta peserta seleksi tahun 2017
yang dinyatakan “Lulus Cadangan” ketika akan ditempatkan.
7.6. Pelatihan ini dikoordinasikan oleh Satker P3MD Provinsi dengan dibantu Tenaga Ahli
Program Provinsi (TAPP) bersangkutan dengan tetap menjaga kualitas proses
pelatihan dan untuk lebih memudahkan dalam mobilisasi pelatih dan peserta.
7.7. Waktu pelaksanaan:
a. Pelatihan dimulai dengan tahapan konsolidasi dan koordinasi pelatih untuk
menyiapkan pelatihan pratugas yang akan dilaksanakan.
b. Pelatihan Mandiri IST dan OJT dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari efektif, dengan
rincian 4 (empat) hari di provinsi dan 3 (tiga) hari di lokasi tugas masing masing.
Tempat pelatihan dapat memanfaatkan tempat yang ada di ibukota provinsi
(Kantor TAPP) dan ibukota Kabupaten/Kota (Kantor/Sekretariat TAPM) atau
tempat lain yang memungkinkan.
c. Khusus untuk pelatihan di kabupaten disarankan ada praktek lapangan, dimana
peralatan praktek dan tempat lokasi praktek agar dekat dengan tempat pelatihan.
7.8. Pelatih berasal dari unsur spesialis di provinsi (TAPP), TAPM Kabupaten/Kota dan
bisa mengambil PD/PDTI terpilih yang memiliki ketrampilan melatih. Pelatih akan
dikonfirmasi kehadirannya setelah menerima surat penugasan baik dari satker P3MD
Provinsi maupun dari perusahaan TAPW.
7.9. Materi kurikulum dan modul Pelatihan.
Modul pelatihan adalah Modul Pratugas TPP tahun 2017 (Modul Pratugas TAPM, PD
dan PLD) sebagai standar nasional. Pelatihan harus mengikuti standar nasional yang
telah dikonsolidasikan dan ditetapkan oleh Satker Ditjen PPMD.

8. PROSEDUR PELAKSANAAN PELATIHAN PRATUGAS IST DAN OJT TPP


8.1. TAPP melalui Koordinator Program Provinsi (KPP) harus melakukan koordinasi
dengan Satker P3MD Provinsi terkait kebutuhan pelatihan yang ada di masing-masing
provinsi.

3
8.2. Satker P3MD Provinsi mengajukan surat pemberitahuan kepada Satker Ditjen PPMD
Kemendesa PDTT up. Subdit PKMD tentang rencana kegiatan pelatihan pratugas,
jumlah peserta, maupun tempat pelaksanaan pelatihan IST dan OJT.
8.3. Satker Ditjen PPMD akan mempersiapkan tim yang terdiri dari unsur Ditjen PPMD,
Sekretariat Program PMD, dan Konsultan Nasional P3MD dan PPID untuk melakukan
supervisi, dan materi lain terkait pelaksanaan pelatihan pratugas melalui IST dan OJT.
8.4. Paling lambat 2 (dua) minggu setelah proses pelatihan selesai, Satker P3MD Provinsi
melaporkan hasil pelaksanaan pelatihan kepada Satker Ditjen PPMD, up. Sekretariat
Program PMD.

9. METODE PELATIHAN
Pendekatan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah pendidikan orang dewasa
(andragogy) atau disebut juga accelerated learning, berangkat dari pengalaman peserta
pelatihan dan juga berangkat dari pengalaman lapangan yang sudah ada (best/good
practices maupun kekurangan-kekurangan yang ada agar terjadi proses refleksi bersama
dan mencari solusi perbaikan untuk diterapkan di masa yang akan datang).
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang aplikasi beberapa prinsip, alur tahapan
dan kegiatan fasilitasi di P3MD maka bisa menggunakan beberapa metode seperti ceramah
dan tanya-jawab, brainstorming, simulasi, bermain peran, demonstrasi, praktek lapangan
(bidang prasarana), latihan (mengisi form, analisa kasus, dll.), praktek beberapa teknik
PRA, dan diskusi.

10. MATERI PELATIHAN MANDIRI IST DAN OJT DI PROVINSI DAN KABUPATEN
10.1. Orientasi Pembekalan Tugas Mandiri IST dan OJT bagi TPP di Provinsi.
Orentasi pembekalan (pratugas) secara mandiri dilaksanakan untuk memperdalam
tentang konsepsi, mekanisme, kebijaksanan, serta hak dan kewajiban pendamping
dalam program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa. hal ini perlu
disampaikan kepada calon pendamping baru terkait filosofi kebijakan, maupun teknis
pelaksanan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Disamping menjelaskan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
desa juga diterangkan tentang tugas dan fungsi dari Pendamping. Hal ini sangat
diperlukan mengingat setelah orientasi ini para Pendamping akan dimobilisasi ke
kabupaten, Kecamatan dan Desa lokasi tugas untuk pembekalan lebih lanjut.
Dalam pelatihan pratugas dengan metode IST dan OJT ini ada 2 tahap yang
dilakukan yakni:
a. Orientasi pembekalan IST dan OJT di provinsi, dengan waktu pembelajaran
adalah 4 (empat) hari efektif.
b. Orientasi pembekalan IST dan OJT di kabupaten, dengan waktu pembelajaran
adalah 3 (tiga) hari efektif.
Dalam IST dan OJT di provinsi lebih pada membahas Modul Pratugas TPP secara
menyeluruh. Pelatih dan peserta membahas Modul secara menyeluruh dan
merumuskan isu-isu strategis dari PB-SPB untuk didalami oleh peserta. Selain itu
juga menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut berdasarkan Tupoksi dan capaian
output kinerja selama masa penugasan. IST OJT di provinsi adalah untuk TAPM
Kabupaten Kota.
Sedangkan IST dan OJT di Kabupaten adalah menyusun Rencana Kerja Tindak
Lanjut berdasarkan Tupoksi dan capaian output kinerja selama masa penugasan.
Dan juga menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut berdasarkan Tupoksi dan capaian
output kinerja selama masa penugasan. TAPM yang menjadi pelatih membekali
peserta dengan sharing pengalaman yang dimiliki, praktek lokasi terpilih dan capain
kerja dari rencana kerja kabupaten.

4
Untuk itu dalam pelaksanaan Orientasi Pembekalan Tugas Mandiri IST dan OJT ada
2 tipe materi yaitu : 1) Materi Inti, berupa materi yang disampaikan dan dibahas
dalam IST dan OJT, dan 2). Materi Tambahan, berupa materi berdasarkan
kebutuhan peserta, dimana antara pelatih dan peserta memilih bersepakat untuk
materi tambahan sesuai kebutuhan lokal dan kebutuhan peserta latih.
Materi inti dan materi tambahan tersebut bersumber dan diambil dari Modul Pratugas
TPP (modul untuk TAPM, PD dan PLD) Tahun 2017. Berikut ini materi-materi yang
dikembangkan dalam IST dan OJT di Provinsi:
a. Tujuan:
1) Terevaluasinya kompetensi yang dimiliki oleh Tenaga Ahli Pemberdayaan
Masyarakat Kabupaten/Kota.
2) Tersampaikannya hasil evaluasi kompetensi dan konsepsi yang belum
dikuasai oleh Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota.
3) Tersampaikannya sumber-sumber belajar sesuai Modul Pratugas TPP Tahun
2017.
4) Terumuskannya Rencana Pembelajaran Mandiri oleh Tenaga Ahli
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota di lokasi tugasnya.
b. Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan orientasi pembekalan tugas ini adalah di wilayah provinsi
dengan waktu pelaksanaan 4 hari efektif setelah peserta yang bersangkutan
dinyatakan lulus pada seleksi aktif calon Pendamping dan akan dimobilasasi
kelokasi tugas .
c. Ketentuan Pelatih
Para pelatih menggunakan tenaga yang berasal dari para spesialis di provinsi
(TAPP) atau Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Kota serta bisa
menggunakan PD/PDTI yang berpengalaman di pelatihan.
d. Materi IST dan OJT Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM):
1) Materi TA PMD

Kajian Kebutuhan Peningkatan Kapasitas PD,


1. Pengembangan Kapasitas
PLD dan Kader Desa dalam pemberdayaan
PD, PLD dan Kader Desa
masyarakat Desa
dalam pemberdayaan
masyarakat Desa Pengembangan Kurikulum dan Modul Pelatihan
PD, PLD dan Kader Desa dalam pemberdayaan
masyarakat Desa
Mengelola Pelatihan PD, PLD dan Kader Desa
dalam pemberdayaan masyarakat Desa
Kajian kebijakan Kabupaten/Kota tentang
2. Penyusunan regulasi
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Daerah tentang
Desa
pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Fasilitasi penyusunan regulasi tentang
Desa pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Desa
Pengembangan Panduan Pendampingan SKPD
3. Fasilitasi SKPD dalam
pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Strategi pendampingan SKPD
Desa
Fasilitasi Pengembangan
4. Sistem Informasi Pembangunan Desa
Sistem Informasi Desa
Konsep Indeks Desa Membangun
5. Mengukur Kemandirian
Desa Mengukur Indeks Desa Membangun

5
Manajemen Pendampingan
6. Tupoksi dan Jati Diri Pendamping Desa
Struktur, SOP Pendampingan
Pembimbingan, Pengendalian dan Penilaian
Kinerja Pendamping Desa
Pelaporan Kinerja Tenaga Pendamping
Profesional

2) Materi TA ID
1. Kebijakan Pembangunan Pokok-Pokok Kebijakan Pembangunan
Infrastruktur Desa Infrastruktur Desa
Fasilitasi penyusunan regulasi daerah tentang
pembangunan infrastruktur Desa

Pengembangan Kapasitas Kajian Kebutuhan Peningkatan Kapasitas PDTI


2.
PDTI dan Kader Teknik dan Kader Teknik
Pengembangan Kurikulum dan Modul Pelatihan
PDTI dan Kader Teknik
Mengelola Pelatihan PDTI dan Kader Teknik

Fasilitasi penyelarasan Kajian prioritas pembangunan infastruktur Daerah


3.
kegiatan Infrastruktur Desa dan Desa
dengan kebijakan
pemerintah kabupaten/kota Penyelarasan kegiatan pembangunan
infrastruktur Desa dengan kebijakan pemerintah
kabupaten/kota
Fasilitasi SKPD dalam Pengembangan Panduan
4.
Pembangunan Infrastruktur Pendampingan SKPD dalam pembangunan
Desa Infatruktur Desa
Strategi pendampingan SKPD dalam
pembangunan Infrastruktur Desa
Sertifikasi dan Sertifikasi dan Pengendalian Mutu Pembangunan
5.
Pengendalian mutu Infastruktur Desa
Infrastruktur Desa
Bimbingan teknis kegiatan
infrastruktur Desa
Fasilitasi Pengembangan
6. Sistem Informasi Pembangunan Desa
Sistem Informasi Desa
(SID)
7. Manajemen Pendampingan
Tupoksi dan Jati Diri Pendamping Desa

Struktur, SOP Pendampingan

Pembibingan, Pengendalian & Penilaian Kinerja


Pendamping Desa

Pelaporan Kinerja Tenaga Pendamping


Profesional

3) Materi TA PP
1. Sistem Perencanaan Sistem perencanaan pembangunan nasional
pembangunan Daerah
Sistem perencanaan pembangunan Daerah
(RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, Renja SKPD,
dan APBD)

10
Peningkatan Kapasitas PD Kajian Kebutuhan Peningkatan Kapasitas PDP
2.
dan PLD dalam dan PLD dalam pembangunan partisipatif.
pembangunan partisipatif
Penyusunan Kurikulum dan Modul
Pelatihan PDP dan PLD dalam pembangunan
partisipatif.
Mengelola Pelatihan PDP dan PLD
dalam pembangunan partisipatif.

Fasilitasi SKPD dalam Pengembangan Panduan Pendampingan SKPD


3.
pembangunan partisipatif. dalam pembangunan partisipatif.
Strategi pendampingan SKPD dalam
pengembangan ekonomi Desa.
Fasilitasi penyelarasan Kajian prioritas program pembangunan (berskala
4.
perencanaan lokal Desa, pengembangan kawasan perdesaan
pembangunan Desa dan rencana pembangunan Daerah).
dengan perencanaan
pembangunan Daerah. Penyelarasan kegiatan perencanaan
pembangunan Desa dengan perencanaan
pembangunan Daerah.
Fasilitas kerjasama antar Konsep kerjasama antar Desa dan pihak lain.
5.
Desa dengan pihak lain
Strategi kerjasama antar Desa dengan pihak lain.

Rencana aksi kerjasama antar Desa dengan


pihak lain.

Fasilitasi Pengembangan
6. Sistem Informasi Pembangunan Desa
Sistem Informasi Desa
(SID)
Manajemen Pendampingan
7. Tupoksi dan Jati Diri Pendamping Desa

Struktur, SOP Pendampingan

Pembibingan, Pengendalian & Penilaian Kinerja


Pendamping Desa

Pelaporan Kinerja Tenaga Pendamping


Profesional

4) Materi TA PED
1. Kebijakan Pengembangan Pokok-Pokok Kebijakan Pengembangan Ekonomi
Ekonomi Desa Desa
Fasilitasi penyusunan regulasi daerah tentang
Pengembangan Ekonomi Desa
Peningkatan Kapasitas PD Kajian Kebutuhan Peningkatan Kapasitas PDP
2.
dan PLD dalam dan PLD dalam pengembangan ekonomi Desa
pengembangan ekonomi
Desa
Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan PDP
dan PLD dalam pengembangan ekonomi Desa

Mengelola Pelatihan PDP dan PLD


dalam pengembangan ekonomi
Desa

Fasilitasi SKPD dalam Pengembangan Panduan


3.
pengembangan ekonomi Pendampingan SKPD dalam pengembangan
Desa. ekonomi Desa.

11
Strategi pendampingan SKPD dalam
pengembangan ekonomi Desa.
Penyelarasan kegiatan Kajian prioritas pengembangan ekonomi Desa,
4.
pengembangan ekonomi meliputi: produksi, pemasaran, akses
Desa dengan kebijakan permodalan, dan SDM.
pemerintah
Penyelarasan kegiatan pengembangan ekonomi
kabupaten/kota.
Desa dengan kebijakan pemerintah
kabupaten/kota
Fasilitas Pengembangan Kajian Kelayakan BUM Desa dan BUM Desa
5.
BUM Desa dan BUM Desa Bersama.
Bersama. Strategi Pengembangan BUM Desa dan BUM
Desa Bersama.
Pendirian BUM Desa dan BUM Desa Bersama.
Fasilitasi Pengembangan
6. Sistem Informasi Pembangunan Desa
Sistem Informasi Desa
(SID)
Manajemen Pendampingan
7. Tupoksi dan Jati Diri Pendamping Desa

Struktur, SOP Pendampingan


Pembibingan, Pengendalian & Penilaian Kinerja
Pendamping Desa
Pelaporan Kinerja Tenaga Pendamping
Profesional
5) Materi TA TTG
1. Kebijakan pengembangan Pokok-Pokok Kebijakan Kebijakan
teknologi tepat guna. pengembangan teknologi tepat guna.

Fasilitasi penyusunan regulasi daerah tentang


kebijakan pengembangan teknologi tepat guna

Peningkatan Kapasitas PD Kajian Kebutuhan Peningkatan Kapasitas PDP


2.
dan PLD dalam dan PLD dalam pengembangan teknologi tepat
pengembangan teknologi guna.
tepat guna.
Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan PDP
dan PLD dalam pengembangan teknologi tepat
guna
Mengelola Pelatihan PDP dan PLD
dalam pengembangan teknologi tepat guna.

Fasilitasi SKPD dalam Pengembangan Panduan Pendampingan SKPD


3.
pengembangan teknologi dalam pengembangan teknologi tepat guna.
tepat guna.
Strategi pendampingan SKPD dalam
pengembangan teknologi tepat guna.
Fasilitasi PD dan PLD Kajian prioritas pengembangan teknologi tepat
4.
dalam guna.
pengembangan teknologi
tepat guna. Strategi pengembangan dan pemanfaatan
teknologi tepat guna.

Rencana aksi pengembangan dan pemanfaatan


teknologi tepat guna.
Fasilitasi kerjasama Kerjasama pemerintah Daerah dan Pemerintah
5.
pengembangan teknologi Desa.
Kerjasama dengan pihak lain.

12
Data dan informasi teknologi tepat guna.
Fasilitasi Pengembangan
6. Sistem Informasi Pembangunan Desa
Sistem Informasi Desa
(SID)
Manajemen
7. Tupoksi dan Jati Diri Pendamping Desa
Pendampingan
Struktur, SOP Pendampingan
Pembibingan, Pengendalian & Penilaian Kinerja
Pendamping Desa
Pelaporan Kinerja Tenaga Pendamping
Profesional

6) Materi TA PSD
1. Kebijakan pelayanan sosial Pokok-Pokok Kebijakan pelayanan sosial dasar.
dasar.
Fasilitasi penyusunan regulasi
daerah tentang pelayanan sosial dasar.

Peningkatan Kapasitas PD Kajian Kebutuhan Peningkatan Kapasitas PDP


2.
dan PLD dalam pelayanan dan PLD dalam pelayanan sosial dasar.
sosial dasar.
Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan PDP
dan PLD dalam pelayanan sosial dasar.

Mengelola Pelatihan PDP dan PLD dalam


pelayanan sosial dasar.
Fasilitasi SKPD dalam Pengembangan Panduan Pendampingan SKPD
3.
peningkatan pelayanan dalam peningkatan pelayanan sosial dasar.
sosial dasar.
Strategi pendampingan SKPD dalam peningkatan
pelayanan sosial dasar.
Penyelarasan kegiatan Kajian prioritas kegiatan pelayanan sosial dasar di
4.
pelayanan sosial dasar di Desa (pendidikan dan kesehatan).
Desa dengan kebijakan
pemerintah Penyelarasan kegiatan pelayanan sosial dasar di
kabupaten/kota. Desa (pendidikan dan kesehatan) dengan
kebijakan pemerintah kabupaten/kota

Fasilitasi pemenuhan Memetakan kondisi pelayanan sosial dasar


5.
standar minimal pelayanan (pendidikn dan kesehatan) di Desa
di Desa
Strategi pemenuhan standar pelayanan minimal
(pendidikn dan kesehatan) di Desa
Fasilitasi Pengembangan
6. Sistem Informasi Pembangunan Desa
Sistem Informasi Desa
(SID)
Manajemen Tupoksi dan Jati Diri Pendamping Desa
7.
Pendampingan
Struktur, SOP Pendampingan
Pembibingan, Pengendalian & Penilaian Kinerja
Pendamping Desa
Pelaporan Kinerja Tenaga Pendamping
Profesional

10.2. Orientasi Pembekalan Mandiri IST dan OJT bagi TPP di Kabupaten
Orientasi pembekalan IST dan OJT di Kabupaten adalah menyusun Rencana Kerja
Tindak Lanjut (RKTL) berdasarkan Tupoksi dan capaian output kinerja selama masa
penugasan. Dan juga menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut berdasarkan Tupoksi
13
dan capaian output kinerja selama masa penugasan. TAPM yang menjadi pelatih
membekali peserta latih dengan sharing pengalaman yang dimiliki, praktek lokasi
terpilih dan capaian kerja dari rencana kerja kabupaten.
Pemahaman Pendamping baru mengenai konsepsi, mekanisme, kebijakan dan hak
kewajibannya dalam program sesuatu yang mutlak dikuasai sebelum melaksanakan
tugasnya. Pemahaman tersebut sudah disampaikan pada Orientasi Pembekalan
Tugas di Provinsi. Pasca orientasi tersebut maka Pendamping akan langsung
mendapatkan Surat Perintah Tugas (SPT) untuk dimobilisasi di lokasi tugas.
Pada Pelatihan Mandiri di Kabupaten maka Tenaga Ahli wajib melaksanakan
pelatihan lanjutan terhadap Pendamping baru yang dimobilisasi melalui rekrutment
terbatas dan pelatihan pratugas mandiri yang sudah dilaksanakan di provinsi,
sebelum yang bersangkutan ditugaskan di Kecamatan masing-masing.
a. Tujuan
1) Terevaluasinya kompetensi yang dimiliki oleh Pendamping Desa dan
Pendamping Lokal Desa.
2) Tersampaikannya hasil evaluasi kompetensi dan konsepsi yang belum
dikuasai oleh Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa.
3) Tersampaikannya sumber-sumber belajar sesuai Modul Pratugas TPP Tahun
2017.
4) Terumuskannya Rencana Pembelajaran Mandiri oleh Pendamping Desa dan
Pendamping Lokal Desa di lokasi tugasnya.
b. Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan orientasi pembekalan tugas ini adalah ditingkat Kabupaten
dengan waktu pelaksanaan 3 hari efektif setelah peserta yang bersangkutan
dinyatakan lulus pada seleksi aktif calon Pendamping dan akan dimobilasasi
kelokasi tugas.
c. Ketentuan Pelatih
Para pelatih menggunakan tenaga yang berasal dari Tenaga Ahli Pemberdayaan
Masyarakat Kabupaten Kota yang berpengalaman di pelatihan dan menjadi lokasi
tugas PD dan PLD yang dimobilisasi di tahun 2017.
d. Materi IST dan OJT Pendamping Desa (PD)
1) Materi Umum
1 Pembangunan Desa Dimensi Pembangunan Desa (TTG, PSD,
Teknik, PED, PP, PMD)
Review Perencanaan Pembangunan Desa
(RPJMdes, RKPDes, APBdes)
2 Peraturan Bersama Kepala Pokok-pokok Kerjasama Antar Desa
Desa Teknik Fasilitasi Peraturan Bersama Kepala
Desa
Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
3 Pemberdayaan Masyarakat Hakekat Pemberdayaan Masyarakat
Desa Bentuk-bentuk Pemberdayaan Masyarakat
Penguatan Kader Pemberdayaan
masyarakat Desa
Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Desa
4
Sistem Informasi Desa (SID)
Manajemen Pendampingan Tupoksi dan Jati Diri Pendamping Desa
5
Struktur, SOP Pendampingan

14
Pembibingan, Pengendalian & Penilaian
Kinerja Pendamping Desa
Pelaporan Kinerja Tenaga Pendamping
Profesional
Membangun Tim Kerja di Pemetaan pemangku kepentingan
Kecamatan Koordinasi sektoral (SKPD/UPTD)
Kerjasama dan jejaring (Pihak lainnya)
Fasilitasi Peningkatan Konsep Peningkatan Kapasitas
Kapasitas Pemangku Strategi Pengembangan Kapasitas
Kepentingan Kecamatan Keterampilan Dasar Melatih

2) Materi Pendamping Desa Pemberdayaan


1 Review Pengelolaan Keuangan Perencanaan Keuangan Desa
Desa Pelaksanaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan Desa
Pelaporan Keuangan Desa

2 Pengembangan Ekonomi Pokok Kebijakan Pengembangan Ekonomi


Desa Kawasan Perdesaan (Bumades dan BUM
Desa bersama)
Analisis Pengembangan Ekonomi Kawasan
Perdesaan
Pendirian BUMA Desa dan atau BUMDesa
bersama.
3) Materi Pendamping Desa Teknik Infrastruktur
1 Perencanaan prasarana desa Gambar desain dan cara perhitungan
dan antar desa Konstruksi sederhana prasarana desa
Pengukuran dan survey lapangan
Survey harga
Penyusunan RAB
Jadwal kegiatan

2 Penigkatan Kapasitas Kader Merancang program peningkatan


Teknik dan PLD kapasitas kader teknik dan PLD

Pelaksanaan peningkatan kapasitas Kader


Teknik dan PLD
Fasilitasi sertifikasi Kader Teknik

4) Materi IST dan OJT Pendamping Lokal Desa (PLD)


1 Perspektif dan Kebijakan Desa dan Visi Undang-Undang Desa
Tata Kelola Desa

2 Penyelenggaraan Pemerintahan Pembangunan Desa


dan Pembangunan Desa Pengembangan Ekonomi Desa
Penyusunan Peraturan di Desa

3 Pemberdayaan Penguatan Keberdayaan Masyarakat


Peningkatan Kapasitas Masyarakat Melalui
Pelatihan

11
4 Pendampingan Konsep dan Kebijakan Pendampingan
Keterampilan Pendamping
Kinerja Pendamping
Laporan Kinerja

5 Sistem Informasi Desa Sistem Informasi Pembangunan Desa

11. PENYELENGGARAAN DAN FASILITAS YANG DIPERLUKAN


11.1. Kegiatan Pelatihan Mandiri dengan metode IST dan OJT bagi TPP dilaksanakan
secara swakelola oleh Satker P3MD Provinsi bersama Tenaga Ahli Program
Provinsi.
11.2. Biaya pelaksanaan IST dan OJT dimungkinkan dari sisa anggaran satker
Dekonsentrasi, APBD atau pihak lain yang tidak mengikat. Untuk transportasi dan
mobilisasi pelatih dapat diambil dari biaya perjalanan dinas sedangkan bagi peserta
latih biayanya ditaggung sendiri secara swadaya atau sumber lain yang
dimungkinkan.
11.3. Fasilitas umum Pelatihan di Provinsi dan Kabupaten Kota
11.4. Ruang pelatihan yang cukup (peserta dan pelatih leluasa bergerak), setting kursi
berbentuk U shape.
11.5. Untuk pelaksanaan pratugas IST dan OJT di Provinsi dapat menggunakan kantor
TAPP dan di Kabupaten menggunakan kantor TAPM kabupaten.
11.6. Fasilitas Pelatihan dan Konsolidasi Pelatih
a. Laptop
b. In-focus
c. Flipchart
d. Kertas plano minimal 200 lembar per kelas
e. Materi/modul pelatihan disediakan sesuai materi/modul yang telah ditetapkan

12. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan pra tugas IST dan OJT TPP
berikut peran dan tugas-tugasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
12.1. Satker Ditjen PMD dan Sekretariat Program P3MD
Satker Ditjen PPMD di dalam persiapan kegiatan pelatihan dapat memberikan
masukan didalam penyusunan modul pelatihan. Pada saat pelaksanaan pelatihan
akan memantau pelaksanaan pelatihan.
Sekretariat Program P3MD pada tahap persiapan pelatihan akan memberikan
masukan kepada Konsultan Nasional P3MD sebagai input penyusunan modul.
Setelah modul tersusun tim sekretariat dapat melakukan verifikasi dan menetapkan
modul pelatihan tersebut untuk digunakan pada pelatihan. Pada saat pelaksanaan
pelatihan akan melakukan pemantauan yang mencakup proses fasilitasi dan
penyelenggaraan pelatihan.
12.2. Satuan Kerja Provinsi.
Satker Provinsi bertindak sebagai penyelenggara kegiatan pelatihan berkewajiban
memberikan dukungan penyelenggaraan pelatihan dengan membuat surat
pemanggilan kepada peserta pelatihan pra tugas IST dan OJT TPP, kepanitiaan,
materi untuk pelatih dan peserta.
12.3. Tenaga Ahli Program Provinsi bertugas untuk:
a. Melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan dan terlibat dalam penyusunan modul
pelatihan.
b. Berkoordinasi dengan Satker Provinsi untuk kebutuhan pelatihan IST dan OJT.
c. Menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan.
d. Bersama Satker Provinsi melakukan penempatan pendamping.
12
12.4. Fasilitator atau Pelatih
Pelatih bertugas untuk memfasilitasi proses pelatihan sesuai dengan modul yang
telah dipersiapkan. Pelatih bertanggungjawab terhadap kelancaran penyampaian
materi dan pemahaman peserta terhadap pokok bahasan. Pelatih juga menyusun
laporan proses fasilitasi dan hasil pelatihan lengkap (termasuk evaluasi pelatihan dan
evaluasi peserta) untuk selanjutnya diserahkan kepada Satker Provinsi sebagai
bahan laporan pelatihan.

13. EVALUASI PASKA IST DAN OJT


Salah satu indikator untuk mengukur hasil dari suatu pembelajaran adalah dengan
melaksanakan evaluasi. Evaluasi berfungsi bukan hanya sebagai indikator untuk melihat
keberhasilan atau ketidakberhasilan dari suatu pembelajaran tetapi sekaligus juga
merupakan alat motivasi bagi Pendamping untuk melakukan pembelajaran mandiri dari
faktor eksternal.
Evaluasi pembelajaran mandiri dilaksanakan pada tiap bulan dan evaluasi umum
dilaksanakan dalam 3 dan atau 6 bulan. Evaluasi berdasarkan kebijakan baru sangat terkait
dengan evaluasi kinerja Pendamping yang bersangkutan. Jika dalam masa 6 bulan
Pendamping yang dalam orientasi dinyatakan tidak dapat mencapai target dari
pembelajaran mandiri, maka akan direkomendasi untuk tidak dapat melanjutkan lagi
sebagai Pendamping di Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
13.1. Tujuan
a. Diketahuinya kualitas pembelajaran mandiri oleh masing-masing Pendamping
b. Diketahuinya kendala-kendala yang dihadapi Pendamping dalam melaksanakan
pembelajaran mandiri.
c. Ditemukannya solusi dari kendala yang dihadapi Pendamping dalam
melaksanakan pembelajaran mandiri.
13.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
- Setelah Rakor bulanan Kabupaten dan Provinsi
13.3. Narasumber
- Supervisor
- Satker Provinsi
13.4. Agenda
a. Evaluasi penguasaan Pendamping terhadap penguasaan kompetensi dalam
bulan berjalan
b. Bahasan kendala-kendala dalam pembelajaran mandiri
c. Solusi dari kendala pembelajaran mandiri
13.5. Pelaporan dan Pengendalian
Peserta latih Pembekalan pratugas Mandiri melalui IST dan OJT wajib membuat
laporan kemajuan pembelajaran yang menjadi bagian dari laporan Individu bulanan
peserta latih. Laporan tersebut minimal menggambarkan terkait kegiatan dan materi
yang dibahas, ouput, durasi waktu, rencana pembelajaran bulan berikutnya,
rekomendasi dan kesimpulan.
Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kabupaten/Kota wajib
menyampaikan laporan khusus tentang perkembangan kemajuan pembelajaran
mandiri dan Pendamping hasil Pelatihan Pratugas Mandiri IST dan OJT, selama 3
bulan berikutnya, kepada Koordinator Program Provinsi/Team Leader Propinsi
dengan tembusan ke Konsultan Pusat dan Sekretariat Program yang disampaikan
bersamaan dengan laporan bulanan. Laporan terkait Kegiatan dan Materi Yang
dibahas, Output, Durasi Waktu, Rencana Pembelajaran Bulan Berikutnya,
Rekomendasi dan Kesimpulan.

13
Selanjutnya Koordinator Program Provinsi/Team Leader Provinsi meneruskan
laporan tersebut ke Koordinator Program/Team Leader KN-P3MD juga bersamaan
dengan Laporan Bulanan Provinsi.
Untuk keperluan tertentu, misalnya untuk analisis perbaikan modul dan mekanisme,
maka Koordinator Program/Team Leader KN-P3MD sewaktu-waktu dapat meminta
Koordinator Program Provinsi/Team Leader Provinsi untuk menyampaikan Laporan
khusus tentang perkembangan hasil pelatihan pratugas mandiri tersebut, sesuai
dengan format yang ditentukan.
Setelah pelaksanaan pelatihan pratugas mandiri, Pendamping wajib mengisi format
Rencana belajar mandiri dan Koordinator Program Provinsi/Team Leader Provinsi
dibantu oleh Spesialis Training Provinsi wajib melakukan bimbingan khusus dan
evaluasi terhadap Pendamping hasil rekruitmen Tahun 2017 tersebut selama 3
bulan.
Satker provinsi dalam menuangkan klausul kontrak terhadap Pendamping hasil seleksi
terbatas dan pelatihan mandiri agar mencantumkan tentang evaluasi 3 bulan pertama
berdasarkan hasil dari rencana pelatihan mandiri.
Koordinator Program Provinsi/Team Leader Provinsi agar membuat laporan
perkembangan hasil pembelajaran mandiri serta nilai evaluasi kinerjanya sebagai dasar
bagi Satker Provinsi untuk melanjutkan atau menghentikan tugas terhadap Pendamping
tersebut. Apabila berdasarkan laporan/rekemondasi dari Koordinator Program
Provinsi/Team Leader Propinsi bahwa pendamping tersebut tidak layak dilanjutkan,
maka Satker Provinsi dapat memberhentikan kontrak yang sudah berjalan.

14. PENUTUP
Panduan ini berlaku secara sah setelah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Ditjen PPMD), Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Koordinator Program Provinsi bersama Satker P3MD Provinsi bertanggung jawab penuh
terhadap proses pelaksanaan dari panduan ini serta wajib mentaati seluruh persyaratan
administrasi yang telah ditentukan, dan apabila terjadi pelanggaran terhadap persyaratan
administrasi, seperti apabila terdapat Pendamping yang tidak memenuhi kriteria, tidak
memenuhi persyaratan minimal, pengalaman kerja, dan lain-lain, tetapi tetap dipromosikan
dan tidak ada laporan dari Koordinator Program Provinsi tentang hal tersebut, maka
terhadap kesalahan tersebut dapat dianggap sebagai pelanggaran Kode Etik Pendamping.
Hal-hal yang belum diatur dalam Panduan Pelaksanaan Pelatihan pratugas IST dan OJT ini,
ditentukan bersama oleh Satker P3MD Provinsi dan Koordinator Program Provinsi, sepanjang
tidak bertentangan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembinaan dan
pengendalian Tenaga Pendamping Profesional beserta dokumen-dokumen program resmi
lainnya.

Jakarta, 10 November 2017

Plt. DIREKTUR
PEMBERDAYAAN MA SYARAKAT DESA

MOH. FACHRI, S.STP , M.Si


NIP. 19811020.19991
2.1.001

Anda mungkin juga menyukai