SUB KONTRAKTOR
I. TUJUAN
1. Untuk memastikan bahwa semua subkontraktor di area Project memenuhi
persyaratan K3 sebelum tender/bid.
2. Untuk memastikan bahwa terdapat kontrol yang cukup untuk mengelola dan
mengendalikan semua subkontraktor secara efektif.
3. Untuk memastikan bahwa semua subkontraktor memenuhi dan menerapkan
seluruh standar dan persyaratan K3 Perusahaan.
III. REFERENSI
1. Undang Undang No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
3. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja & Menteri PU No. 174 Tahun
1986 dan No. 104 Tahun 1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
2. Persyaratan Prakontrak
a. Kepala Bagian Purchasing/Procurement atau Kepala Departemen yang
bersangkutan harus memastikan bahwa :
• Kick-off Meeting kontrak dilakukan segera setelah kontrak diberikan
(sebelum subkontraktor tersebut diijinkan bekerja di Project/Site).
• Persyaratan kerja, khususnya persyaratan K3 atas pekerjaan,
dibicarakan secara terinci dalam Kick-off Meeting tersebut.
• Subkontraktor harus memahami dan mengerti mengenai Manajemen
Risiko/Job Safety Analysis yang telah dibuat oleh Safety Officer PT.
KARTIKA JAYA KONTRUKSINDO terutama untuk ruang lingkup
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya namun bila belum
tersedia, maka subkontraktor membuat Manajemen Risiko/Job Safety
Analysis dengan bantuan dari Safety Officer Project/Site yang
meliputi semua proses dan juga situasi darurat yang mungkin terjadi.
• Subkontraktor menunjuk seorang Safety Officer penuh waktu yang
memenuhi syarat (untuk 100 orang karyawan atau lebih) atau seorang
Safety Representative (untuk kurang dari 100 karyawan).
b. Subkontraktor harus memastikan bahwa disediakan alat pelindung diri
(APD) yang diperlukan bagi semua karyawannya pada saat mereka tiba
di Project/Site dan sebelum bekerja.
c. Manajemen/Pejabat dari Subkontraktor harus melengkapi Form Daftar
Hadir pada Kick-off Meeting.
3. Kedatangan di Project/Site
a. Segera setelah tiba di Project/Site, Manajemen dari Subkontraktor dan
seluruh anak buahnya harus melapor pada Project Manager dan Safety
Officer.
b. Semua karyawan dan Manajemen dari Subkontraktor harus mengikuti
‘Pelatihan Pengenalan K3’ dari Safety Officer.
c. Karyawan (subkontraktor) yang tidak menghadiri ‘Pelatihan Pengenalan
K3’ harus dikeluarkan dari Project/Site segera setelah ditemukan untuk
kemudian mengikuti pelatihan yang dimaksud.
d. Safety Officer dan Manajemen dari subkontraktor harus mengikuti
pelatihan khusus mengenai Safety Management System versi Perusahaan
Safety Officer.
e. Manajemen dari subkontraktor yang membawa mesin, alat dan unit ke
Project/Site, maka harus melaporkan kepada Safety Officer untuk di data
dan dilakukan ‘Inspeksi Pemeriksaan K3 Awal (daftar lengkap peralatan
harus diserahkan).
f. Mesin, alat dan unit yang telah diperiksa dan dinyatakan layak
pakai/dalam keadaan aman maka harus ditandai ‘hijau’ dan seterusnya
dapat digunakan.
g. Sedangkan mesin, alat dan unit yang dinyatakan tidak layak pakai/tidak
dalam keadaan aman maka harus ditandai ‘merah’ dan harus dikeluarkan
segera dari Project/Site untuk diperbaiki di workshop atau tempat lain.
h. Hanya Safety Officer yang memiliki wewenang untuk memasang dan
melepas label ‘hijau’ dan ‘merah’ dari peralatan milik subkontraktor.
i. Orang yang ditemukan merusak label tersebut harus mendapatkan
peringatan dan dikeluarkan dari Project/Site.
j. Setiap mesin, alat dan unit yang pada awalnya tidak untuk digunakan di
Project/Site (tidak masuk dalam daftar) namun kemudian di bawa ke
Project/Site untuk digunakan, maka harus dilaporkan kepada Safety
Officer untuk dilakukan ‘Inspeksi Pemeriksaan K3 Awal’.
k. Setiap mesin, alat dan unit yang ditemukan tanpa ijin di Project/Site maka
akan segera dikeluarkan dari Project/Site sampai ijin penggunaannya
dikeluarkan.