Ibrahim
Direktur Utama
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TRAINING K3
NO DOKUMEN /SOP/TK3/I/2022 NO REVISI -
A. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk memberi panduan mengenai tata cara pelatihan K3 bagi pekerja
dan karyawan Perusahaan.
B. RUANG LINGKUP
Mencakup seluruh pekerja dikantor (Ofice) maupun dilapangan (Projeck).
C. TANGGUNG JAWAB
Manager HSE dan Safetyman wajib mengidentifikasi kebutuhan pelatihan K3 berdasarkan
struktur Organisasi, jenis pekerjaan, bahaya dan resiko serta kompetensi yang dibutuhkan
berdasarkan jenis pekerjaan.
D. PROSEDUR
1. Persiapan Data
1.1 Struktur Organisasi
1.2 Hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3
1.3 Hasil identifikasi peraturan perundangan-undangan dan persyaratan K3 lainnya.
3. Pelaksanaan Pelatihan K3
Pelatihan K3 dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
3.1 Pelaksanaan pelatihan K3 dilaksanakan dan diawasi oleh HSE
3.2 Semua kegiatan pelatihan K3 dicatat dan peserta yang ikut pelatihan mengisi daftar
hadir serta semua kegiatan didokumentasikan.
4. Laporan Pelatihan
4.1 Hasil Pelatihan K3 dibuatkan laporan sebagai bahan evaluasi
4.2 HSE dapat mengevaluasi kesigapan pekerja dalam menghadapai kondisi darurat
dilapangan.
Disahkan Oleh,
Direktur Utama
Ibrahim
Prosedur Penggunaan APD Masker, Kaca Mata, Apron
Prosedur Penggunaan Prosedur Penggunaan Prosedur Penggunaan Prosedur Penggunaan
Masker N95/ Masker Medis Masker Biasa kaca mata pelidung Apron
Langkah–langkah Langkah–langkah Langkah – langkah
Pemasangan: Pemasangan: Cara Pemakaian : pemasangan :
1. Tutupi badan
1. Genggam respirator sepenuhnya dari leher
1. Eratkan tali atau karet 1. Pasang pada wajah
dengan satu tangan, hingga mulut, lengan
elastis pada bagian dan mata
posisikan sisi depan hingga bagian
tengah kepala dan 2. Sesuaikan agar pas.
bagian hidung pada pergelangan tangan
leher
ujung jari-jari, dan selubungkan ke
2. Pastikan klip hidung belakang punggung
biarkan tali pengikat Cara melepaskannya :
dari logam fleksibel
menjuntai bebas 1. Saat melepaskan 2. Ikat di bagian
pada batang hidung
dibawah bagian pegangan karet atau belakang leher dan
tangan anda 3. Pastikan dengan erat pinggang
gagang kacamata
2. Posisikan respirator pada wajah dan
dibawa dagu sehigga 2. Letakkan diwadah
dibawah dada dan yang telah tersedia Langkah – langkah
sisi untuk hidung melekat dengan baik melepaskan :
berada diatas 4. Periksa ulang
3. Tariklah tali pengepasan masker 1. Lepas tali
pengikat respirator 2. Tarik dari leher dan
yang atas dan Langkah–langkah bahu dengan
posisikan tal iagak melepaskan: memegang bagian
dalam apron pelindung
tinggi dibelakang
1. Jangan disentuh 3. Balik apron
kepala diatas pelindung
telinga. Tarik tali bagian depan masker
karena telah 4. Lipat atau gulung
pengikat respirator menjadi gulungan
terkontaminasi
yang bawah dan letakkan diwadah yang
2. Lepaskan tali bagian
posisikan tali telah disediakan
bawah dan kemudian
dibawah telinga. tali atau karet bagian
2. Letakkan jari–jari atas
kedua tangan anda 3. Buang masker
diata bagian hidung ketempat limbah
yang terbuat dari dengan cara dirobek
logam. Tekan sisi atau dirusak
logam tersebut
(gunakan dua jari
dari masing–masing
tangan) mengikuti
bentuk hidung.
Jangan menekan
respirator dengan
satu tangan karena
dapat
mengakibatkan
respirator bekerja
kurang efektif
3. Tutup bagian depan
respirator dengan
kedua tangan dan
hati–hati agar posisi
respirator tidak
berubah
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Penggunaan APD Sepatu, Helmet, Full Body Harness
Prosedur Penggunaan Sepatu Prosedur Penggunaan Safety Prosedur Penggunaan Full Body
Safety Helmet Harness
1. Sepatu yang dipakai harus 1. Sebelum digunakan,yakinkan 1. Pegang bagian D-Ring pada
sesuai dengan ukuran kaki bahwa helm tersebut dapat full body harness dan
goyangkan secara perlahan,
penggunanya,jangan terlalu digunakan, pas dan nyaman
pastikan tidak ada webbing/
kecil dan jangan pula terlalu dikepala anda(tidak longgar dan tali yang terpelintir dan
besar sebab akan menjadikan tidak terlalu sempit),tidak rusak pengencangnya (chest strap)
kaki cidera. dan cacat. terbuka
2. Apabila sepatu Safety shoes 2.Pasang dikepala dengan 2. Pegang tali bahu (shoulder
yang Anda miliki menggunakan benar (tidak miring, terlalu strap) dan masukkan tangan
mendongak, menunduk satu persatu ke dalam tali.
tali,maka mest idiikat dengan
Pastikan D-Ring berada di
baik serta kuat supaya tali tak sehingga menutupi
bagian belakang badan Anda,
terinjak ketika menjalankan pandangan,atau terbalik) tepatnya di bagian punggung
pekerjaan. 3.Jika berada pada tempat yang (antara tulang belikat)
tinggi dan kondisi 3. Tarik dan kencangkan tali kaki
berangin,chainstrip harus (leg strap), lalu pasangkan/
digunakan untuk hubungkan pada buckle.
menghindari safety helmet Untuk jenis quick connect
buckle, Anda akan mendengar
yang dikenakan terbang
bunyi "klik", jika buckle sudah
karena tiupan angin terpasang dengan benar. Atur
kencang. lingkar tali pada kaki sesuai
kenyamanan Anda. Pastikan
tali kaki tidak tertukar
4. Pasangkan tali dada (chest
strap) dan hubungkan tab
buckle pada receptor sampai
terdengar bunyi "klik"
5. Pastikan dengan tangan
bahwa full body harness
sudah terpasang benar dan
tidak ada tali yang terpelintir
6. Biarkan orang yang kompeten
memeriksa full body harness
dan memasang lanyard pada
D-Ring (bila diperlukan).
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
FOTO SOSIALISASI APD
Prosedur Penggunaan APAR
Ibrahim
Direktur Utama
FOTOSOSIALISASI APAR
FOTO SOSIALISASI CARA PENGUNAAN APAR DI LAPAANGAN
Prosedur P3K
Prosedur Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Tujuan utama pertolongan adalah untuk :
• Mempertahankan penderita tetap hidup
• Membuat keadaan penderita tetap stabil
• Mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa
tahapan penting dalam P3K Pada keadaan gawat darurat, berikan pertolongan pertama dengan
urutan sebagai berikut :(Ingat bila pernapasan berhenti dalam 2-3 menit akan terjadi kerusakan
otak dan dalam 4-6menit akan terjadi kematian)
1. Bila mungkin, minta orang lain untuk memanggil dokter / ambulan, sementara andamelakukan
pertolongan pertama.
2. Periksa pernapasan. Bila berhenti, segera mulai dengan pernapasan (resusitas) mulut kemulut.
Prioritas utama adalah mengusahakan penderita bernapas kembali kecuali padapenderita
kasus tersedak.
3. Periksa adanya pendarahan hebat. Bila ada, hentikan pendarahan.
4. Bila menduga adanya cedera tulang belakang, jangan merubah posisi penderita. (Cederatulang
belakang bisa terjadi bila penderita jatuh dari tempat tinggi, kecelakaan lalu lintasyang serius,
atau mengalami rasa kebal / hilang rasa / tidak bisa menggerakkan anggota tubuhatas
ataupun bawah).
5. Bila penderita pingsan tetapi pernapasan normal tanpa cedera tulang belakang,
baringkandalam posisi istirahat.
6. Jangan meninggalkan penderita sebelum petugas medis datang. Bila anda sendirian dantidak
mungkin memanggil petugas medis, tetapi tidak ada cedera tulang belakang dankeadaan
penderita cukup stabil, bawa penderita ke unit gawat darurat di rumah sakit / Puskesmas
terdekat.
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Sebelum Bekerja :
Prosedur sebelum bekerja pekerjaan panas adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi bahaya serta mitigasinya dengan membuat Job Safety Analysis (JSA) dan Surat Ijin
Kerja Aman (SIKA)
2. Gunakan APD yang tepat dan sesuai dengan jenis pekerjaan dan pastikan dalam keadaan baik.
3. Siapkan APAR pada posisi yang mudah terjangkau.
4. Bersihkan lokasi dari material yang mudah terbakar.
5. ika di sekitar lokasi ada sewer, kondisi sewer harus keadaan tertutup.
6. Jika menggunakan tabung acytilene, pastikan telah mengecek kondisi selang dan sambungan
untuk menghindari kebocoran gas.
7. Lakukan gas test untuk mengecekkan kandungan Hidrocarbon atau gas lain yang mudah terbakar.
8. Sebelum memulai pekerjaan pastikan koordinator pekerjaan telah memberikan safety briefing
kepada rekan kerja yang lain.
Ketika Bekerja
Prosedur ketika bekerja Pekerjaan Panas adalah sebagai berikut:
1. Selama bekerja pastikan coordinator pekerjaan melakukan pengawasan pada pekerjaan yang
sedang dilakukan.
2. Pastikan ada seorang fire watch atau pemantau api yang bertugas mengawasi perkerjaan panas.
3. Posisikan alat pemadam api ringan atau apar mudah terjangkau.
Setelah Bekerja :
Prosedur setelah Bekerja Pekerjaan Panas sebagai berikut:
1. Pastikan semua peralatan dirapihkan dan dikembalikan pada kondisi semula.
2. Menutup Ijin Kerja.
Panduan Aman pekerjaan panas di atas kami buat dalam bentuk gambar dibawah ini
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Tahap Persiapan :
Adapun urutan dalam tahap Persiapan adalah sebagai berikut:
1. Sebelum bekerja pastikan anda mengecek kondisi tubuh ke klinik, untuk memastikan
kondisi anda dalam keadaan baik.
2. Identifikasi bahaya serta mitigasinya denganmembuat Job Safety Analysis (JSA) dan Surat
Ijin Kerja Aman (SIKA)
3. Cek kandungan gas yang ada di dalam confined space dan jangan masuk jika belum
dinyatakan aman.
4. Siapkan peralatan pendukung jika diperlukan untuk memasuki area Confined Space seperti
SCBA, gas detector dan blower. Cek selalu kondisi oksigen yang terdapat pada tabung
SCBA.
5. Pastikan area yang akan dimasuki telah terisolasi dengan menerapkan blind system dan
LOTO.
6. Lakukan safety briefing sebelum melakukan pekerjaan.
Ketika Bekerja :
Prosedur yang harus dilakukan dalam bekerja adalah sebagai berikut:
1. Ketika bekerja di Confined Space, pastikan minimal ada 1 orang yang berjaga di luar untuk
mengawasi para pekerja.
2. Letakan ID badge Anda di control board yang telah tersedia diluar man way jika ingin
masuk ke dalam confined space.
3. Selalu cek kandungan gas dan temperature dalam confined space.
4. Selalu cek kondisi oksigen pada peralatan bantu pernapasan Anda (breathing apparatus).
5. Lakukan istirahat, setelah anda memasuki confined space maksimum 1jam sekali.
Setelah Bekerja :
Prosedur setelah melakukan pekerjaan confined space adalah sebagai berikut:
1. Pastikan anda membersihkan kembali lokasi kerja anda, pastikan sudah tidak ada personel
dan barang yang tertinggal di dalam.
2. Laporkan kepada supervisor area, untuk melepas prosedur blind system dan LOTO
sekaligus menutup ijin kerja.
Panduan Bekerja di ruang terbatas di atas kami buat dalam bentuk gambar dibawah ini:
Bekerja di ketinggian adalah bekerja pada suatu tempat yang memiliki potensi pekerja terjatuh
karena perbedaan ketinggian yang dapat menyebabkan cidera atau kematian.
Tempat tersebut dapat berada di atas atau dibawah suatu level dasar atau pekerja untuk naik
maupun turun mendapatkan jalan masuk ke (access to) atau jalan keluar dari (egress from)
suatu tempat ketika bekerja, dengan tidak menggunakan tangga jalan (staircase) yang ada pada
bangunan permanen.
Ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan ketika mau melakukan pekerjaan pada
ketinggian yaitu sebagai berikut:
Tahapan Persiapan :
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pastikan anda telah melakukan analisa resiko terhadap
lokasi dan pekerjaan yang anda lakukan.
2. Pastikan anda menggunakan APD berupa full body harness double lanyard untuk bekerja di
ketinggian.
3. Periksa kesehatan anda dan pastikan anda dalam keadaan fit untuk bekerja diketinggian.
4. Pastikan scaffolding yang anda gunakan dalam bekerja diketinggian dalam kondisi aman
dan telah di inspeksi oleh HSSE.
5. Jika anda menggunakan scaffolding, berikut panduan bekerja yang aman:
Pastikan pipa dama flatform scaffolding dalam kondisi baik, dan tidak retak atau bengkok.
Pastikan scaffolding didirikan pada lantai atau tanah yang stabil.
Pastikan sambungan, ikatan, kuncian scaffolding telah kuat.
Pastikan terpasang tangga dan handrail.
6. Pastikan anda memberi tanda atau informasi bahwa anda sedang ada pekerjaan di atas.
Ketika Bekerja :
1. Ketika bekerja di ketinggian, pastikan anda mengaitkan full body harness anda pada media
yang kokoh.
2. Sisihkan semua peralatan atau material apapun yang menghalangi akses bekerja.
3. Jika terjadi gerimis dan atau hujan, jangan lanjutkan pekerjaan, segera turun dan
berlindung.
4. Jangan membawa peralatan terlalu banyak ketika baik dan turun tangga.
Setelah Bekerja :
1. Ketika selesai bekerja, pastikan lokasi telah bersih dan rapi kembali.
2. Jika memakai perancah segera dibongkar kembali.
3. Jangan lupa untuk melakukan penutupan ijin kerja.
Ibrahim
Prosedur Cara Kerja Aman Pekerjaan Penggalian
Kerja Penggalian merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki resiko yang cukup tinggi, karena
mempunyai resiko tanah longsor, rusaknya fasilitas akibat penggalian dan lain-lain.
Contoh pekerjaan penggalian yaitu pengerjaan selokan bawah tanah, instalasi gorong gorong,
dan perbaikan darurat fasilitas bawah tanah.
Pekerjaan penggalian dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan alat berat.
Berikut tahapan-tahapan dalam Pekerjaan Kerja Penggalian:
Tahapan Persiapan :
1. Pastikan telah melakukan JSA dan memiliki ijin kerja.
2. Pastikan tidak ada fasititas bawah tanah yang dapat rusak jika digali seperti kabel listrik
bawah tanah, pipa gas, pipa minyak dan lainya. Jika perlu mintalah blue print lokasi yang
akan digali.
3. Lakukan penggalian secara bertahap maksimum tiap kedalaman 0,5 meter untuk
menghindari gangguan pada fasilitas yang ada.
4. Apabila menggunakan excavator, pastikan excavator sudah di periksa fisik dan fungsinya
oleh pihak berwenang.
5. Operator Excavator haruslah seseorang yang kompeten/ terlatih dan memiliki izinoperasi,
serta paham mengenai aturan keselamatan kerja dalam mengoperasikan excavator.
6. Amankan area sekitar penggalian dengan menggunakan barikade.
7. Pastikan ada seorang pekerja yang memberikan arahan/komando ketika excavator mulai
melakukan penggalian.
8. Pastikan excavator sudah ditempatkan pada posisi yang tepat dan aman ketika digunakan
untuk pekerjaan penggalian dan ketika selesai digunakan.
Ketika Bekerja :
Prosedur ketika bekerja penggalian adalah sebagai berikut:
1. Pastikan ada pengawas yang mengawasi para pekerja.
2. Pastikan tidak ada orang yang tidak berkepentingan masuk ke pembatas area barikade.
3. Tanah yang berada di sekitar galian harus segera dipindahkan, untuk menghindari longsor.
4. Jika galian mencapai kedalaman tertentu, dinding tanah harus ditahan agar tidak longsor
Setelah Bekerja :
Prosedur setelah bekerja penggalian sebagai berikut:
1. Ketika selesai pekerjaan pastikan kondisi sekitar penggalian aman dan tutuplah ijin kerja.
Panduan Aman Kerja Penggalian di atas kami buat dalam bentuk leaflet/ gambar dibawah
ini:
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Cara Kerja Aman Chemical Handling
Chemical handling ( penanganan zat kimia ) Penanganan Zat kimia harus dilakukan secara teliti
dan hati-hati, karena jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan penyakit, luka ,cacat
maupun kematian.
Berikut tahapan-tahapan dalam Pekerjaan Kerja Penggalian:
Sebelum Bekerja :
1. Baca dan pahami karakteristik zat kimia yang akan ditangani.
2. Bacalah MSDS maupun perhatikan sign danketerangan lainnya yang tertera pada kemasan
zat kimia.
3. Di MSDS terdapat karakteristik zat kimia dan informasi mengenai penanganan, penggunaan,
penyimpanan, pembuangan dan tindakan pertolongan pertama bila terjadi insiden terkait
bahan kimia.
4. Pastikan gunakan APD yang tepat dalam penanganan zat kimia, misalnya, sepatu bot karet
kimia, sarung tangan khusus kimia, master, kacamata safety, baju khusus penanganan
kimia.
5. Ketahui lokasi terdekat untuk eyes wash atau pencuci mata dan emergency shower.
Ketika Bekerja :
Prosedur ketika bekerja chemical handling adalah sebagai berikut:
1. Ketika penanganan zat kimia berlangsung, dipastikan minimal 1 orang yang mengawasi
pekerjaan.
2. Pastikan zat kimia tidak tercecer atau tumpah.
3. Jika zat kimia tercecer atau tumpah, lakukan tindakan tepat sesuai panduan yang terdapat
pada MSDS.
4. Jika mata terpecik segera cuci mata anda menggunakan eyes wash, emergency shower jika
terpapar pada tubuh / pakaian.
SETELAH BEKERJA :
Prosedur setelah bekerja chemical handling sebagai berikut:
1. Setelah pekerjaan berlangsung, pastikan menaruh zat kimia kembali pada tempatnya.
2. Pastikan tutup atau kemasan zat kimia dalam kondisi semula dan tertutup dengan baik.
3. Pastikan pula buku MSDS di tempatkan pada tempat semula.
4. Jika terdapat resiko terpapar segera periksa kesehatan anda ke klinik.
Panduan Aman Kerja Chemical Handling di atas kami buat dalam bentuk gambar dibawah ini:
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Kecelakaan Kerja
Memberikan tindakan darurat bila melihat/terjadi insiden dilokasi kerja
Melakukan perawatan/tindakan cedera kecil yang tidak memerlukan perawatan medis
disekitar kita
Mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa cemas pada diri korban yang mengalami
insiden
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Huru Hara
Setiap karyawan melaporkan ketika terjadi huru-hara / kerusuhan masa kepada atasan atau
ketua team tanggap darurat
Ketua team dan team segera melakukan penilaian terhadap situasi yang sedang terjadi,
untuk menentukan langkah selanjutnya, tidak dibenarkan seorangpun menangani keadaan
darurat huru-hara tanpa melakukan koordinasi dengan team keadaan darurat.
Informasikan segera kepada team lainya agar tetap siaga, khususnya team komunikasi dan
keamanan (security), Management dan pihak-pihak eksternal terkait.
Semua team harus siap siaga dengan tugas team masing-masing. Team pemadam siap-siap
dengan alat pemadam kebakaran, team P3K bersiap dengan peralatan P3K, Team evakuasi
bersiap untuk mengevakuasi orang dan barang bila diperlukan ke tempat aman (muster
point), team tumpahan bersiap untuk mengantisipasi bila ada materal tertumpah dan
tercecer akibat adanya huru-hara.
Bagian Keamanan bertugas untuk melokalisir lokasi kerusuhan atau huru hara agar tidak
mengganggu operasional perusahaan secara keseluruhan atau tidak menyebar keseluruh
area kerja sehingga akan dapat menghentikan aktivitas perusahaan
Pemantauan kondisi dan situasi kejadian huru hara harus selalu dilakukan sehingga jika
diperlukan evakuasi dapat dilakukan sesegera mungkin, pemantauan dapat diinformasikan
oleh team komunikasi melalui pengeras suara yang tersedia.
Jika situasi tidak dapat dikendalikan oleh Bagian keamanan dari internal perusahaan maka
segera minta bantuan dari pihak – pihak eksternal misalnya kepolisian, DALMAS atau instansi
lainnya. Untuk menghubungi pihak eksternal dan pihak – pihak terkait lainnya perguanakan
daftar nomor penting.
Jika memungkinkan tunjuk orang yang kompeten untuk melakukan negosiasi atau minta
bantuan dari pihak yang terkait untuk mengendalikan masa.
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Kebocoran Pipa
Bahaya semburan liar gas dan minyak, antara lain adalah :
- Kebocoran pipa yang sedang beroperasi (gas/minyak) sangat berbahaya karena dapat diikuti
terjadinya ledakan dan kebakaran.
- Kebocoran pipa gas, minyak dapat berakibat pada seluruh komunitas atau lingkungan yang
luas sehingga kegiatan operasi penyaluran tidak dapat di laksanakan dengan baik.
- Kejadian ini di awali dengan semburan kecil gas atau minyak dari pipa/tanki.
Tingkatan Keadaan Bahaya
- Peringatan Tingkat 0
Terjadi kebocoran kecil pipa.
- Peringatan Tingkat 1
Terjadi kebocoran tanpa diikuti kebakaran/ledakan.
- Peringatan Tingkat 2
Terjadi kebocoran yang diikuti kebakaran.
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Kebakaran dan Peledakan
Kebakaran dan ledakan biasanya terjadi tanpa adanya peringatan terlebih dahulu dan dapat
berakibat pada lingkungan kerja yang luas, sehingga menimbulkan kerusakan fasilitas dan kerugian
perusahaan.
Kebakaran terjadi karena adanya tiga elemen dari segi tiga api yaitu panas/energi, bahan baker
dan oksigen.
Prinsif dari pemadaman kebakaran adalah menghilangkan salah satu unsur segitiga tersebut, yaitu
menghilangkan bahan bakar, memisahkan oksigen dari api dan mendingikannya.
Klasifikasi kebakaran.
- Api Kelas B
Api yang berkaitan dengan minyak, gas dan subtansi lain yang dapat mengeluarkan uap yang
mudah terbakar. Pemadaman di lakukan dengan mengisolasi sumber api dari udara/oksigen.
Tepung kimia kering, busa dan CO2 dapat di pergunakan.
- Api kelas C
Api yang melibatkan kebakaran listrik, atau dekat dengan peralatan listrik. Pemadaman di
lakukan dengan Dry Chemical dan CO2.
- Api Kelas D
Api yang melibatkan logam-logam yang dapat terbakar seperti Magnesium, Titanium dsb
Pemadamannya di lakukan dengan teknik khusus seperti BCF (Bromo CholoroFluoride).
Penanggulangan
Ibrahim
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Tumpahan Minyak dan Bahan Kimia
Bahaya tumpahan minyak atau bahan kimia :
Tumpahan minyak dapat menimbulkan bahaya kebakaran bila dekat dengan sumber
panas.
Tumpahan minyak maupun bahan kimia dapat menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan.
Efek lebih lanjut tumpahan minyak adalah potensi pencemaran terhadap tanah dan air.
Penanggulangan
- Hentikan segera sumber tumpahan dengan menutup valve, mematikan pompa dsb.
- Lokalisir areal tumpahan di atas tanah dengan membuat tanggul darurat (tanah) atau
bahan-bahan lain dan lokalisir tumpahan dalam air laut dengan memasang oil boom untuk
menghambat penyebaran tumpahan.
- Sebanyak mungkin kumpulkan tumpahan yang dapat di ambil, masukan ke dalam
bak/tempat penampungan.
- Bila terjadi di tanah bentangkan absorbent di daerah berminyak.
- Kumpulkan dan bersihkan kembali absorbent.
- Bila terjadi pencemaran besar dapatkan bantuan dari Pemerintah setempat dan Instansi
terkait.
- Lakukan remediasi terhadap tanah yang tercemar tumpahan minyak sesuai ketentuan
pengelolaan limbah.
- Pantau kontaminasi sumber air kemudian lakukan penanganan selanjutnya.
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Ancaman Bom
1. Setiap personil yang menerima telepon dari luar yang mengancam untuk
meledakan bom harus segera melapor Pengawas Lapangan yang berwenang.
2. Pengawas Lapangan yang berwenang, segera melaporkan ancaman ini kepada
Penanggung jawab lokasi kerja.
3. Pengawas Lapangan yang berwenang mengumumkan kepada seluruh personil
untuk menghentikan kegiatan di sekitar fasilitas.
4. Seluruh personil agar tetap tenang, pengamatan atas setiap perkembangan
tingkat bahaya merupakan hal penting dalam penyelamatan seluruh pekerja
maupun property perusahaan.
5. Petugas sekuriti menyarankan Perusahaan untuk menghubungi pos Polisi dan
melaporkan ancaman yang di terima.
6. Perusahaan menginformasikan agar personil yang bertugas berada di dekat
pesawat telepon untuk mengikuti setiap instruksi.
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Gempa Bumi
1. Pengawas Lapangan yang berwenang mengumumkan kepada seluruh personil untuk
menghentikan kegiatan yang di lakukan.
2. Supervisor yang bersangkutan segera menghentikan seluruh operasi dan mengevakuasi
personilnya keluar/menjauhi fasilitas, yang ada menuju ke ruang bebas yang aman
sampai diperintahkan untuk seluruh tindakan selanjutnya.
3. Seluruh personil agar tetap tenang, penanggulangan yang terkendali sangat penting
untuk keselamatan seluruh pekerja dan properti perusahaan.
4. Dokter atau Perawat (dilapangan) minta bantuan medis jika di perlukan.
5. Pengawas Lapangan yang berwenang mempersiapkan rencana evakuasi dan
mengorganisirnya.
6. Pengawas Lapangansegera mengevaluasi fasilitas/peralatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan melaporkan kerusakan kepada perusahaan.
7. Pengawas Lapangan melaporkan kepada Manajer Operasi dan menginstrusikan seluruh
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Sistem Komunikasi Darurat
Pelaksanaan Komunikasi
1. Apabila terjadi insiden atau kecelakaan, saksi mata langsung melaporkan kepada:
- Stasiun darurat keselamatan kerja
-Petugas Keamanan
- Pegawai Perusahaan/karyawan yang ada dan segera melaporkan kepada Pengawas
pihak berwenang.
1. Peringatan Tingkat 0
Setiap kejadian yang dapat di tangani, diatasi dan di komunikasikan oleh setiap
personil yang telah mengikuti pelatihan.
2. Peringatan Tingkat 1
Kejadian yang memerlukan Tim/Pasukan untuk mengendalikan dan
mengatasinya termasuk mengevakuasi personil.
3. Peringatan tingkat 2
Kejadian luar biasa yang memerlukan evakuasi dan mobilisasi seluruh personil
lokasi proyek/kegiatan.
Kesiagaan dan Penanggulangan
Tujuan : Kejadian ini di awali dengan semburan kecil gas atau minyak dari pipa/tanki.
1. Memaksimalkan keselamatan personil dan meminimalkan kerusakan akibat situasi yang
tidak terkendali,
2. Meyakinkan adanya komunikasi yang jelas selama penanganan keadaan darurat,
3. Mengembalikan ke kondisi operasi normal secepat mungkin.
Deinisi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan kepada korban suatu
kecelakaan atau sakit mendadak yang di lakukan segera pada saat kejadian sampai
datangnya bantuan dari yang berwenang.
Pelatihan
Sejumlah karyawan harus diajari secukupnya tentang prinsip-prinsip pertolongan pertama
pada kecelakaan yang tercantum di dalam prosedur ini.
Langkah ke 2:
Pengawas atau Lapangan dengan bantuan Dokter atau Perawat/Petugas P3K akan
memeriksa kondisi korban dan memberikan rekomendasi/melakukan evakuasi dengan
cara yang benar. Dokter/Perawat memberitahu pengawas Lapangan Berwenang.
Langkah ke 3:
Pengawas Lapangan Berwenang memutuskan bilamana memerlukan bantuan dari
perusahaan
BILA “YA”
1. Bawa korban ke Klinik Terdekat untuk pertolongan perawatan awal.
2. Jika kondisi korban kritis atau memburuk, lalu dapatkan bantuan untuk evakuasi
medis ke Rumah Sakit Umum Terdekat.
3. Tindakan secara proaktif harus di lakukan oleh Dokter atau Perawat.
4. Perusahaan membantu untuk penanganan evakuasi medis, seperti : sarana
transportasi.
Langkah ke 4:
Pengawas Lapangan Berwenang harus menghubungi dan terus memberitahu :
1. Pihak perusahaan
2. Petugas HSE
Langkah ke 5:
Perwakilan Perusahaan harus menghubungi dan terus memberitahu :
1. Pengawas Lapangan Berwenang
2. Petugas Pendukung Tanggap Darurat di Lapangan
Catatan :
Bilamana kondisi pasien serius, kemungkinan perusahaan akan mengirim pasien ke
rumah sakit terdekat.
Kelengkapan Informasi yang terkait dengan keadaan darurat
Kelengkapan informasi yang berkaitan dengan keadaan darurat berisikan informasi mengenai prosedur
HSE yang dimiliki oleh kontraktor dimana emergency response yang dimiliki oleh kontraktor antara lain
sebagai berikut :
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Ibrahim
Direktur Utama
Tujuan :
Menyiapkan mental bagi karyawan baru dalam menghadapi peralihan suasana dari lingkungan
pendidikan ke dunia kerja yang nyata
Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki kelompok yang baru
Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utam
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAPAT
NO DOKUMEN 01/SOP/RPT/PI/I/2020 NO REVISI -
A. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk pelaksanaan Rapat-rapat intern bagi pekerja dan karyawan dalam
melaksanakan rapat dikantor.
B. RUANG LINGKUP
Mencakup aturan melaksanakan rapat sesuai dengan jadwal, tempat dan agenda yang
ditentukan.
C. DEFINISI
1. PIMPINAN PERUSAHAAN/YANG DIWAKILKAN MEMINTA KEPADA ADMINISTRASI
KANTOR MEMBUAT UNDANGAN BAGI PEKERJA DAN KARYAWAN PERUSAHAAN UNTUK
MELAKSANAKAN RAPAT.
2. ADMINISTRASI KANTOR MEMBUAT UNDANGAN RAPAT YANG BERISI TANGGAL, WAKTU,
TEMPAT, AGENDA/MATERI DAN NAMA PESERTA UNDANGAN. SETELAH MENJADI
UNDANGAN DITANDATANGANI PIMPINAN/PIHAK YANG MEWAKILKAN PERUSAHAAN
DAN DISEBARKAN KE PESERTA UNDANGAN.
3. PARA PEKERJA DAN KARYAWAN PERUSAHAAN YANG TELAH MENERIMA UNDANGAN
RAPAT, HADIR UNTUK MENGIKUTI RAPAT SESUAI AGENDA.
4. PIMPINAN PERUSAHAAN/PIHAK YANG MEWAKILKAN MELAKSANAKAN RAPAT SESUAI
DENGAN AGENDA BERSAMA PEKERJA DAN KARYAWAN PERUSAHAAN YANG DIUNDANG
RAPAT.
Disahkan Oleh,
Direktur Utama
Ibrahim
Foto HSSE Meeting
SAFETY TALK KONTRAKTOR
Nama Perusahaan : PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Lokasi Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Judul Pekerjaan :
Pekerjaan yang dilakukan :
1.
2.
3.
2.
3. 3) 4)
4.
5. 5) 6)
6.
7. 7) 8)
8.
Mengetahui,
HSE PT. PUTRA SETIAWAN
PRIMA
HSE MEETING
Nama Perusahaan : PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Lokasi Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Judul Pekerjaan :
Uraian Pembahasan :
1.
2.
3.
Rencana/Tindakan : Rencana/Tindakan :
2.
3. 3) 4)
4.
5. 5) 6)
6.
7. 7) 8)
8.
Mengetahui,
Direktur PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA Pengawas Lapangan
HSE MANAGEMENT VISIT
Nama Perusahaan : PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Lokasi Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Judul Pekerjaan :
Uraian Pembahasan :
1.
2.
3.
Rencana/Tindakan : Rencana/Tindakan :
2.
3. 3) 4)
4.
5. 5) 6)
6.
7. 7) 8)
8.
Mengetahui,
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANAGEMENT WALK TROUGH
NO DOKUMEN NO REVISI -
A. TUJUAN
Sebagai pedoman Managemen Direktur, Manajer dan Koordinator HSE untuk mengetahui
komitmen dan memantau penerapan HSE dengan kunjungan kelokasi pekerjaan (Projeck).
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku sebagai panduan dalam pelaksanaan Management Walk Trough dilokasi
pekerjaan (ProjecK).
C. DEFINISI
1. DIREKTUR, MANAGER DAN KOORDINATOR HSE DAPAT MELAKUKAN PERTEMUAN DAN
PEMERIKSAAN KE LOKASI PEKERJAAN MENGENAI KOMITMEN PEKERJA TERHADAP
PENERAPAN HSE.
2. EVALUASI DAN MONITORING TERHADAP PENERAPAN HSE DILAPANGAN DAPAT DIBAHAS
DALAM RAPAT HSE.
Disahkan Oleh,
Direktur Utama
Ibrahim
CHECK LIST INSPEKSI
Pekerjaan :
HASIL INPEKSI
NO. URAIAN KETERANGAN
YA TIDAK
1 Kelengkapan & Kelayakan APD
4 Prosedur Kerja
6 Kotak P3K
7 Rambu-rambu peringatan
8 Kendaraan Operasional
9 Peralatan Listrik
12 Peralatan Kerja
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
DOKUMENTASI MANAJEMEN VISIT
Lokasi Kunjungan :
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Keterangan :
Gambar 1 : Pertemuan Direktur Utama di lokasi pekerjaan terhadap kelengkapan Alat Pelindung
Diri (APD)
Gambar 2 : Tinjauan Direktur utama terhadap House keeping direksi ket dan banner kerja dilokasi
pekerjaan.
Gambar 3 : Pengarahan koordinator HSE dan diskusi dilokasi kerja mengenai keselamatan kerja
dan keamanan yang dibantu oleh security lokasi.
Gambar 4 : Pemantauan / pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Direktur Utama.
d. Intervensi Terhadap Kondisi dan Prilaku Sub Standard
Dari hasil inspeksi dilapangan managemen akan memberikan intervensi berdasarkan evaluasi dilapangan
dan memberikan apresiasi ataupun sanksi kepada pelaksana pekerjaan sesuai prestasi yang dicapai
Setiap personel yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan dipersyaratkan oleh PT putra
setiawan prima untuk berpartisipasi aktif, serta berkontribusi dalam pencegahan kejadian kecelakaan di
lokasi kerja melalui Observasi keselamatan.
Setiap temuan observasi harus dikomunikasikan, untuk dicarikan jalan perbaikan segera, dan melaporkan
kepada lini pengawas lapangan untuk dikaji lebih lanjut. Setiap temuan harus dicatat dalam Lembar
Observasi Keselamatan dan dianalisis oleh Departemen HSSE PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA untuk
dilakukan pengawasan terhadap tindakan yang dilakukan guna memitigasi bahaya.
Di dalam project patroli pemeliharaan pipa BBM di PT Pertamina, mempersyaratkan bahwa setiap
pekerjaan yang dilakukan di wilayah kerja milik PT Pertamina memiliki program observasi keselamatan
menggunakan peduli card (PEKA).
Selama mengerjakan PT Putra setiawan prima akan menerapkan Intervensi terhadap kondisi dan
perilaku sub standard.
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
INTERVENSI KONDISI/PERILAKU SUB STANDARD
NO DOKUMEN NO REVISI -
A. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk memberi panduan mengenai tata cara Intervensi K3 bagi pekerja
dan karyawan Perusahaan.
B. RUANG LINGKUP
Mencakup seluruh pekerja dikantor (Ofice) maupun dilapangan (Projeck).
C. TANGGUNG JAWAB
Manager HSE dan Safetyman wajib mengidentifikasi terhadap kondisi dan prilaku sub
standard, bahaya dan resiko berdasarkan jenis pekerjaan.
D. DEFINISI
Kondisi tidak aman adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak baik atau kondisi peralatan
kerja yang berbahaya.
Kurang / tidak layaknya APD
Tidak adanya prosedur APD secara benar
Kurang sosialisasi atau training pengunaan APD
Penempatan alat kerja dan material yang tidak rapi
Alat bantu kerja tidak sesuai
Kondisi area kerja yang tidak aman (licin, material berantakan, peralatan kerja
yang berserakan, dll)
pencahayaan yang kurang diarea kerja
kurangnya rambu – rambu keselamatan
Prilaku tidak aman adalah suatu prilaku membahayakan atau tidak aman yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian dan cidera
Tidak mengikuti instruksi kerja
Bekerja terlalu berburu – buru
Bekerja dalam kondisi mengantuk
Bekera dalam kondisi kelelahan
Bekera dalam kondisi sakit
Bekerja tidak menggunakan APD
Tidak mematuhi rambu – rambu keselamatan
Bekerja sambil bercanda atau ngobrol
Bekerja dengan posisi tidak argonomis
Mengangkat beban yang berlebihan
Menumpuk barang/menyusun barang melebihi batas maksimal
E. PROSEDUR
Hindari perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri atau lingkungan sekitar dalam
setiap aktifitas pekerjaan.
Memberikan teguran kepada setiap rekan kerja yang melakukan perilaku tidak aman
dalam melaksanakan pekerjaan.
Patuhi intruksi/prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Informasikan jika ada perubahan yang dapat mempermudah pekerjaan tetapi tetap
memperhatikan aspek K3.
F. SANKSI
Sanksi akan diberikan bagi pekerja yang melanggar prosedur ini sesuai dengan kriteria berikut ini :
Tingkat Keterangan Konsekuensi/ Sanksi
Level 1 Pelanggaran tidak disengaja diberi peringatan
(menggunakan helm tapi
talinya tidak terikat)
Level 2 Mengetahui, tetapi tetap Dikeluarkan sementara dari lokasi
melanggar (berjalan diatas kerja
pipa)
Level 3 Pelanggaran berulang Dikeluarkan dari lokasi kerja
sampai 3 x
Disahkan Oleh,
Direktur Utama
Ibrahim
e. Penerapan Coorporate Life Saving Rules(CSLR) Pertamina
Penerapan Coorporate Life Saving Rules Pertamina harus disampaikan kepada semua pekerja dari level
managemen hingga pelaksana harian dilapangan agar dapat mencapai HSSE Golden Rules Yakni, patuh
pada peraturan yang berlaku, intervensi apabila ada kondisi maupun perilaku yang tidak aman, serta
peduli terhadap situasi dan lingkungan kerja.
ELEMEN CORPORATE LIFE SAVING RULES PERTAMINA disesuaikan dengan item pekerjaan dilokasi
Ibrahim
Direktur Utama
Daftar Pekerja yang melakukan MCU
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Ibrahim
Direktur Utama
Dokumentasi Pemeriksaan Kesehatan Pekerja (DCU) Lokasi Pekerjaan
Penerapan Safety Driving
I.2 Penghargaan Dan Sanksi Terkait Aspek HSSE
1) Sistem Reward/Consequences (Penghargaan/sanksi)
a. Pemberlakuan sistem Reward terhadap kinerja HSSE yang baik/upaya pro aktif
Ibrahim
Direktur Utama
b. Sanksi Bagi Pekerja yan melakukan Pelanggaran Aspek HSSE
Bagi pelanggaran atau tidak patuh pada peraturan dan prosedur akan mendapatkan sanksi berupa
teguran, peringatan sampai dengan pemberhentian atau pemutusan kerja.
SANKSI PERUSAHAAN ATAS PELANGGARAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Palembang,
Ibrahim
Direktur Utama
TINGKAT SANKSI PELANGGARAN
Palembang,
Ibrahim
Direktur Utama