Anda di halaman 1dari 95

I.

KEPEMIMPINAN DAN AKUNTABILITAS

TIME LINE PELAKSANA KET


MINGGU KE MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU
No PROGRAM -1 KE-2 KE-3 KE-4 KE-5 KE-6

I PROGRAM TRAINING HSE

 TRAINING HSE PT. PUTRA 2 X Selama


V V
PENGGUNAAN APD SETIAWAN PRIMA Proyek
 TRAINING HSE PT. PUTRA 2 X Selama
V V
PENGGUNAAN APAR SETIAWAN PRIMA Proyek

HSE PT. PUTRA 2 X Selama


 PELATIHAN P3K V V
SETIAWAN PRIMA Proyek

 TRAINING CARA HSE PT. PUTRA 2 X Selama


V V SETIAWAN PRIMA Proyek
KERJA AMAN

 TRAINING KEADAAN HSE PT. PUTRA 2 X Selama


V V SETIAWAN PRIMA Proyek
DARURAT

 GERAKAN HIDUP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ HSE PT. PUTRA Setiap Minggu


SEHAT SETIAWAN PRIMA

HSE PT. PUTRA JIKA ADA


 SEMINAR Bila ada kegiatan Seminar HSE dari instasi terkait SETIAWAN PRIMA UNDANGAN

 ORIENTASI K3LL HSE PT. PUTRA JIKA ADA


Untuk pekerja baru SETIAWAN PRIMA PENERIMAAN
BAGI PEKERJA BARU

I.1 Keterlibatan Managemen Dalam Mempromosikan Budaya HSSE


Promosi Budaya HSSE
a. Program Kampanye/Training HSSE
- Program kampanye/training HSSE (Terlampir)
- Prosedur Training HSSE (Terlampir)
- Materi Training HSSE (Terlampir)
- Dokumentasi Training HSSE (Terlampir)

Program Kampanye / Training HSSE


Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TRAINING K3
NO DOKUMEN /SOP/TK3/I/2022 NO REVISI -

ORIGINAL DATE 06 Januari 2022 TGL. REVISI -


DISIAPKAN OLEH Administrasi HALAMAN 1 Of 1

A. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk memberi panduan mengenai tata cara pelatihan K3 bagi pekerja
dan karyawan Perusahaan.

B. RUANG LINGKUP
Mencakup seluruh pekerja dikantor (Ofice) maupun dilapangan (Projeck).

C. TANGGUNG JAWAB
Manager HSE dan Safetyman wajib mengidentifikasi kebutuhan pelatihan K3 berdasarkan
struktur Organisasi, jenis pekerjaan, bahaya dan resiko serta kompetensi yang dibutuhkan
berdasarkan jenis pekerjaan.

D. PROSEDUR
1. Persiapan Data
1.1 Struktur Organisasi
1.2 Hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3
1.3 Hasil identifikasi peraturan perundangan-undangan dan persyaratan K3 lainnya.

2. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan K3


2.1 Manager HSE dan Safetyman melakukan identifikasi pelatihan K3.
2.2 HSE Menentukan jadwal dan lokasi untuk pelaksanaan pelatihan K3.
2.3 Pelatihan dapat dilaksanakan setelah identifikasi kebutuhan pelatihan K3 telah
diidentifikasi dan mendapat persetujuan dari pimpinan.

3. Pelaksanaan Pelatihan K3
Pelatihan K3 dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
3.1 Pelaksanaan pelatihan K3 dilaksanakan dan diawasi oleh HSE
3.2 Semua kegiatan pelatihan K3 dicatat dan peserta yang ikut pelatihan mengisi daftar
hadir serta semua kegiatan didokumentasikan.

4. Laporan Pelatihan
4.1 Hasil Pelatihan K3 dibuatkan laporan sebagai bahan evaluasi
4.2 HSE dapat mengevaluasi kesigapan pekerja dalam menghadapai kondisi darurat
dilapangan.

Disahkan Oleh,
Direktur Utama

Ibrahim
Prosedur Penggunaan APD Masker, Kaca Mata, Apron
Prosedur Penggunaan Prosedur Penggunaan Prosedur Penggunaan Prosedur Penggunaan
Masker N95/ Masker Medis Masker Biasa kaca mata pelidung Apron
Langkah–langkah Langkah–langkah Langkah – langkah
Pemasangan: Pemasangan: Cara Pemakaian : pemasangan :
1. Tutupi badan
1. Genggam respirator sepenuhnya dari leher
1. Eratkan tali atau karet 1. Pasang pada wajah
dengan satu tangan, hingga mulut, lengan
elastis pada bagian dan mata
posisikan sisi depan hingga bagian
tengah kepala dan 2. Sesuaikan agar pas.
bagian hidung pada pergelangan tangan
leher
ujung jari-jari, dan selubungkan ke
2. Pastikan klip hidung belakang punggung
biarkan tali pengikat Cara melepaskannya :
dari logam fleksibel
menjuntai bebas 1. Saat melepaskan 2. Ikat di bagian
pada batang hidung
dibawah bagian pegangan karet atau belakang leher dan
tangan anda 3. Pastikan dengan erat pinggang
gagang kacamata
2. Posisikan respirator pada wajah dan
dibawa dagu sehigga 2. Letakkan diwadah
dibawah dada dan yang telah tersedia Langkah – langkah
sisi untuk hidung melekat dengan baik melepaskan :
berada diatas 4. Periksa ulang
3. Tariklah tali pengepasan masker 1. Lepas tali
pengikat respirator 2. Tarik dari leher dan
yang atas dan Langkah–langkah bahu dengan
posisikan tal iagak melepaskan: memegang bagian
dalam apron pelindung
tinggi dibelakang
1. Jangan disentuh 3. Balik apron
kepala diatas pelindung
telinga. Tarik tali bagian depan masker
karena telah 4. Lipat atau gulung
pengikat respirator menjadi gulungan
terkontaminasi
yang bawah dan letakkan diwadah yang
2. Lepaskan tali bagian
posisikan tali telah disediakan
bawah dan kemudian
dibawah telinga. tali atau karet bagian
2. Letakkan jari–jari atas
kedua tangan anda 3. Buang masker
diata bagian hidung ketempat limbah
yang terbuat dari dengan cara dirobek
logam. Tekan sisi atau dirusak
logam tersebut
(gunakan dua jari
dari masing–masing
tangan) mengikuti
bentuk hidung.
Jangan menekan
respirator dengan
satu tangan karena
dapat
mengakibatkan
respirator bekerja
kurang efektif
3. Tutup bagian depan
respirator dengan
kedua tangan dan
hati–hati agar posisi
respirator tidak
berubah

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Penggunaan APD Sepatu, Helmet, Full Body Harness
Prosedur Penggunaan Sepatu Prosedur Penggunaan Safety Prosedur Penggunaan Full Body
Safety Helmet Harness
1. Sepatu yang dipakai harus 1. Sebelum digunakan,yakinkan 1. Pegang bagian D-Ring pada
sesuai dengan ukuran kaki bahwa helm tersebut dapat full body harness dan
goyangkan secara perlahan,
penggunanya,jangan terlalu digunakan, pas dan nyaman
pastikan tidak ada webbing/
kecil dan jangan pula terlalu dikepala anda(tidak longgar dan tali yang terpelintir dan
besar sebab akan menjadikan tidak terlalu sempit),tidak rusak pengencangnya (chest strap)
kaki cidera. dan cacat. terbuka
2. Apabila sepatu Safety shoes 2.Pasang dikepala dengan 2. Pegang tali bahu (shoulder
yang Anda miliki menggunakan benar (tidak miring, terlalu strap) dan masukkan tangan
mendongak, menunduk satu persatu ke dalam tali.
tali,maka mest idiikat dengan
Pastikan D-Ring berada di
baik serta kuat supaya tali tak sehingga menutupi
bagian belakang badan Anda,
terinjak ketika menjalankan pandangan,atau terbalik) tepatnya di bagian punggung
pekerjaan. 3.Jika berada pada tempat yang (antara tulang belikat)
tinggi dan kondisi 3. Tarik dan kencangkan tali kaki
berangin,chainstrip harus (leg strap), lalu pasangkan/
digunakan untuk hubungkan pada buckle.
menghindari safety helmet Untuk jenis quick connect
buckle, Anda akan mendengar
yang dikenakan terbang
bunyi "klik", jika buckle sudah
karena tiupan angin terpasang dengan benar. Atur
kencang. lingkar tali pada kaki sesuai
kenyamanan Anda. Pastikan
tali kaki tidak tertukar
4. Pasangkan tali dada (chest
strap) dan hubungkan tab
buckle pada receptor sampai
terdengar bunyi "klik"
5. Pastikan dengan tangan
bahwa full body harness
sudah terpasang benar dan
tidak ada tali yang terpelintir
6. Biarkan orang yang kompeten
memeriksa full body harness
dan memasang lanyard pada
D-Ring (bila diperlukan).

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
FOTO SOSIALISASI APD
Prosedur Penggunaan APAR

Prosedur Penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) /


Tabung Pemadam Kebakaran

1. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.


2. Arahkan selang ke titik pusat api.
3. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.
4. Sapukan secara merata sampai api padam.

PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama

FOTOSOSIALISASI APAR
FOTO SOSIALISASI CARA PENGUNAAN APAR DI LAPAANGAN
Prosedur P3K
Prosedur Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Tujuan utama pertolongan adalah untuk :
• Mempertahankan penderita tetap hidup
• Membuat keadaan penderita tetap stabil
• Mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa
tahapan penting dalam P3K Pada keadaan gawat darurat, berikan pertolongan pertama dengan
urutan sebagai berikut :(Ingat bila pernapasan berhenti dalam 2-3 menit akan terjadi kerusakan
otak dan dalam 4-6menit akan terjadi kematian)
1. Bila mungkin, minta orang lain untuk memanggil dokter / ambulan, sementara andamelakukan
pertolongan pertama.
2. Periksa pernapasan. Bila berhenti, segera mulai dengan pernapasan (resusitas) mulut kemulut.
Prioritas utama adalah mengusahakan penderita bernapas kembali kecuali padapenderita
kasus tersedak.
3. Periksa adanya pendarahan hebat. Bila ada, hentikan pendarahan.
4. Bila menduga adanya cedera tulang belakang, jangan merubah posisi penderita. (Cederatulang
belakang bisa terjadi bila penderita jatuh dari tempat tinggi, kecelakaan lalu lintasyang serius,
atau mengalami rasa kebal / hilang rasa / tidak bisa menggerakkan anggota tubuhatas
ataupun bawah).
5. Bila penderita pingsan tetapi pernapasan normal tanpa cedera tulang belakang,
baringkandalam posisi istirahat.
6. Jangan meninggalkan penderita sebelum petugas medis datang. Bila anda sendirian dantidak
mungkin memanggil petugas medis, tetapi tidak ada cedera tulang belakang dankeadaan
penderita cukup stabil, bawa penderita ke unit gawat darurat di rumah sakit / Puskesmas
terdekat.

Resusitas dari mulut ke mulut


Penolong bisa melakukan langkah-langkah :
1. Baringkan penderita terlentang pada alas yang keras.
2.Tolong lehernya, dan tengadahkan kepala supaya jalan napas lurus.
3. Buka mulut dan angkat setiap sumbat (termasuk gigi palsu) dengan jari– jari Anda.
4. Pencet hidung sampai tertutup.
5. Ambil napas panjang, dan tutupkan mulut Anda ke mulut penderita.
6. Hembuskan napas kuat – kuat ke dalam mulut penderita cukup stabil, bawa penderita keunit
gawat darurat di rumah sakit / Puskesmas terdekat.

Resusitas jantung paru–  paru (Cardiopulmonary Resuscitation/CPR).


langkah– langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut jantung telah
berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar dan resusitasi mulut ke mulut.
1. Berlutut di samping penderita.
2. Letakkan dasar telapak tangan pada dasar telapak tulang dada, dan tumpangkan dasartelapak
tangan Anda yang lain di atas telapak tangan yang pertama. Jari–jari tangan
janganmenyentuh dada.
3. Dengan lengan yang lurus, condongkan badan ke muka sehingga bahu Anda di atas tulangdada
penderita.
4. Tekan tulang dada ke bawah sampai 4-5 cm pada orang dewasa.
5. Dengan kedua tangan tetap di dada penderita, condongkan badan ke belakang dan
biarkantulang dada penderita kembali ke posisi normal.

Pertolongan Pertama Pada Gigitan Binatang


Sebagai pedoman dasar pada setiap luka gigitan, maka yang utama dilakukan
adalahmengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan sekitar
lukasehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka
tersebut.Seringkali luka yang ditimbulkan tidak sampai mengeluarkan darah, seyogyanya
lukatersebut diperlebar secukupnya sampai penolong dapat mengeluarkan darah yang
tercemaritu. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan
bagipengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya.
Sambilmenekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada
bagianproksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke
dalamtubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang lebih
majuuntuk perawatan lanjut.

Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang


Dalam penanganan patah tulang (fraktur) yang penting diperhatikan adalah;
mencegahkomplikasi lebih parah, mencegah perdarahan, mencegah infeksi. Secara teoritis patah
tulangdibagi menjadi 2; patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Penanganan pertama
padapatah tulang secara prinsipil adalah menghindari gerakan-gerakan/gesekan-gesekan
padabagian yang patah. Tindakan ini dapat dilakukan pembidaian/ pasang spalk
denganmenggunakan kayu atau benda yang dapat menahan agar kedua fraksi yang patah tidak
salingbergesekan. Selain itu, khusus pada patah tulang terbuka, maka penolong juga mencegah
agarluka tersebut tidak terkontaminasi dengan kotoran/ infeksi. Pada patah tulang vertebra,
yangperlu diperhatikan adalah saat pengangkatan korban harus dalam keadaan vertebranya
lurus,artinya korban harus diletakkan pada alas kasur yang keras, untuk menghindari cedera
saraf pada vertebra. Patah tulang vertebra termasuk yang sangat gawat apabila daerah
frakturnyasekitar leher, karena dapat menyebabkan kelumpuhan total pada seluruh anggota
badan.Fraktur pada tulang tengkorak dapat menyebabkan kematian mendadak, sehingga
seringkalipertolongan pertama pun tidak sempat dilakukan.
Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar :
segera membebaskan korban dari sumber luka bakar kemudian mengatasi nyeri akibat luka bakar
tersebut.Terbakarnya permukaan tubuh membuat sensasi nyeri yang sangat hebat, terutama pada
luka bakar yang tidak terlalu dalam, sehingga syaraf-syaraf nyeri banyak mengalami rangsangan.
Selain itu juga perlu mendapat perhatian sumber penyebab luka bakar itu apa? Api dan air/ uap
panas sangat berbeda, begitu juga dengan lokasi tubuh yang terbakar. Sangat berbahaya adalah
mengirup uap panas, hal ini akan segera menyebabkan udema jaringan saluran napas, sehingga
terjadi obstruksi saluran napas. Mengurangi perasaan nyeri yang paling ideal adalah air bersih yang
dingin. Seringkali terjadi kesalahan dalam penanganan luka bakar pada tahapan ini. Penggunaan
bahan selain air bersih merupakan hal yang sangat tidak menguntungkan bagi korban, karena selain
air yang bersih dapat menyebabkan semakin kotornya permukaan luka, mempersulit
pembersihannya pada saatnya nanti dan dapat menambah rangsangan nyeri itu sendiri. Kalau
memungkinkan berikanlah siraman air mengalir.

Pertolongan Pertama Padatersengat atau kesetrum listrik


1. Matikan aliran listrik di lokasi kejadian.
2. Cari pertolongan medis.
3. Jangan pindahkan korban.
4. Periksa tubuh korban.
5. Obati luka bakar.
6. Lakukan teknik pernapasan buatan.

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama

FOTO SOSIALISASI P3K


PROSEDUR CARA KERJA AMAN
Prosedur Cara Kerja AmanBekerja Pada Pekerjaan Panas
Pekerjaan panas (Hot Work) merupakan pekerjaan yang menggunakan atau menghasilkan panas atau
nyala api, seperti pengelasan, pemotongan pipa, menggerinda dan lain-lain.
Ada beberapa tahapan dalam melakukan pekerjaan panas sebagai berikut:

Sebelum Bekerja :
Prosedur sebelum bekerja pekerjaan panas adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi bahaya serta mitigasinya dengan membuat Job Safety Analysis (JSA) dan Surat Ijin
Kerja Aman (SIKA)
2. Gunakan APD yang tepat dan sesuai dengan jenis pekerjaan dan pastikan dalam keadaan baik.
3. Siapkan APAR pada posisi yang mudah terjangkau.
4. Bersihkan lokasi dari material yang mudah terbakar.
5. ika di sekitar lokasi ada sewer, kondisi sewer harus keadaan tertutup.
6. Jika menggunakan tabung acytilene, pastikan telah mengecek kondisi selang dan sambungan
untuk menghindari kebocoran gas.
7. Lakukan gas test untuk mengecekkan kandungan Hidrocarbon atau gas lain yang mudah terbakar.
8. Sebelum memulai pekerjaan pastikan koordinator pekerjaan telah memberikan safety briefing
kepada rekan kerja yang lain.

Alat Pelindung Diri :


APD yang digunakan dalam pekerjaan panas adalah sebagai berikut:
1. Hand Gloves
2. Ear muff
3. Welding Mask
4. Face Shield
5. Dust Mask
6. Ear Plug
7. Safety Boots
8. Safety Glasses
9. Safety Goggles
10. Apron
11. Full Body Suit

Ketika Bekerja
Prosedur ketika bekerja Pekerjaan Panas adalah sebagai berikut:
1. Selama bekerja pastikan coordinator pekerjaan melakukan pengawasan pada pekerjaan yang
sedang dilakukan.
2. Pastikan ada seorang fire watch atau pemantau api yang bertugas mengawasi perkerjaan panas.
3. Posisikan alat pemadam api ringan atau apar mudah terjangkau.

Setelah Bekerja :
Prosedur setelah Bekerja Pekerjaan Panas sebagai berikut:
1. Pastikan semua peralatan dirapihkan dan dikembalikan pada kondisi semula.
2. Menutup Ijin Kerja.

Panduan Aman pekerjaan panas di atas kami buat dalam bentuk gambar dibawah ini
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama

Prosedur Cara Kerja Aman Bekerja Ruang Terbatas


Confined Space merupakan area yang memiliki akses terbatas dimana personel yang
memasukinya memiliki resiko kekurangan oksigen atau terpapar gas beracun.
Contoh confined space antara lain vessel, tangki, dan galian yang dalamnya lebih dari 1.5 m.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan Pekerjaan  confined space antara
lain:

Tahap Persiapan :
Adapun urutan dalam tahap Persiapan adalah sebagai berikut:
1. Sebelum bekerja pastikan anda mengecek kondisi tubuh ke klinik, untuk memastikan
kondisi anda dalam keadaan baik.
2. Identifikasi bahaya serta mitigasinya denganmembuat Job Safety Analysis (JSA) dan Surat
Ijin Kerja Aman (SIKA)
3. Cek kandungan gas yang ada di dalam confined space dan jangan masuk jika belum
dinyatakan aman.
4. Siapkan peralatan pendukung jika diperlukan untuk memasuki area Confined Space seperti
SCBA, gas detector dan  blower. Cek selalu kondisi oksigen yang terdapat pada tabung
SCBA.
5. Pastikan area yang akan dimasuki telah terisolasi dengan menerapkan  blind system dan
LOTO.
6. Lakukan safety briefing sebelum melakukan pekerjaan.

Alat Pelindung Diri (APD) :


APD yang digunakan untuk melakukan pekerjaan Confined Space adalah sebagai berikut:
1. Gunakan Hand Glove
2. Gunakan Breathing Apparatus
3. Gunakan Safety Boot
4. Gunakan Full Body Suit
5. Gunakan Full Body Harness
6. Gunakan safety Helm
7. Gunakan Life Line
8. Gunakan Suffl ied Air Respirator

Ketika Bekerja :
Prosedur yang harus dilakukan dalam bekerja adalah sebagai berikut:
1. Ketika bekerja di Confined Space, pastikan minimal ada 1 orang yang berjaga di luar untuk
mengawasi para pekerja.
2. Letakan ID badge Anda di control board yang telah tersedia diluar man way jika ingin
masuk ke dalam confined space.
3. Selalu cek kandungan gas dan temperature dalam confined space.
4. Selalu cek kondisi oksigen pada peralatan bantu pernapasan Anda (breathing apparatus).
5. Lakukan istirahat, setelah anda memasuki confined space maksimum 1jam sekali.

Setelah Bekerja :
Prosedur setelah melakukan pekerjaan confined space adalah sebagai berikut:
1. Pastikan anda membersihkan kembali lokasi kerja anda, pastikan sudah tidak ada personel
dan barang yang tertinggal di dalam.
2. Laporkan kepada supervisor area, untuk melepas prosedur blind system dan LOTO
sekaligus menutup ijin kerja.
Panduan Bekerja di ruang terbatas di atas kami buat dalam bentuk gambar dibawah ini:

Prosedur Cara Kerja Aman Bekerja Pada Ketinggian

Bekerja di ketinggian adalah bekerja pada suatu tempat yang memiliki potensi pekerja terjatuh
karena perbedaan ketinggian yang dapat menyebabkan cidera atau kematian.

Tempat tersebut dapat berada di atas atau dibawah suatu level dasar atau pekerja untuk naik
maupun turun mendapatkan jalan masuk ke (access to) atau jalan keluar dari (egress from)
suatu tempat ketika bekerja, dengan tidak menggunakan tangga jalan (staircase) yang ada pada
bangunan permanen.

Ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan ketika mau melakukan pekerjaan pada
ketinggian yaitu sebagai berikut:

Tahapan Persiapan :
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pastikan anda telah melakukan analisa resiko terhadap
lokasi dan pekerjaan yang anda lakukan.
2. Pastikan anda menggunakan APD berupa full body harness double lanyard untuk bekerja di
ketinggian.
3. Periksa kesehatan anda dan pastikan anda dalam keadaan fit untuk bekerja diketinggian.
4. Pastikan scaffolding yang anda gunakan dalam bekerja diketinggian dalam kondisi aman
dan telah di inspeksi oleh HSSE.
5. Jika anda menggunakan scaffolding, berikut panduan  bekerja yang aman:
 Pastikan pipa dama flatform scaffolding dalam kondisi baik, dan tidak retak atau bengkok.
 Pastikan scaffolding didirikan pada lantai atau tanah yang stabil.
 Pastikan sambungan, ikatan, kuncian scaffolding telah kuat.
 Pastikan terpasang tangga dan handrail.
6. Pastikan anda memberi tanda atau informasi bahwa anda sedang ada pekerjaan di atas.

Ketika Bekerja :
1. Ketika bekerja di ketinggian, pastikan anda mengaitkan full body harness anda pada media
yang kokoh.
2. Sisihkan semua peralatan atau material apapun yang menghalangi akses bekerja.
3. Jika terjadi gerimis dan atau hujan, jangan lanjutkan pekerjaan, segera turun dan
berlindung.
4. Jangan membawa peralatan terlalu banyak ketika baik dan turun tangga.

Setelah Bekerja :
1. Ketika selesai bekerja, pastikan lokasi telah bersih dan rapi kembali.
2. Jika memakai perancah segera dibongkar kembali.
3. Jangan lupa untuk melakukan penutupan ijin kerja.

Alat Pelindung Diri :


1. Full body harness double book.
2. Hand Gloves
3. Coverall
4. Safety Shoes
5. Safety Glasses
6. Safety Helmet
Panduan Bekerja di diketinggian di atas kami buat dalam bentuk gambar dibawah ini:
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Prosedur Cara Kerja Aman Pekerjaan Penggalian
Kerja Penggalian merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki resiko yang cukup tinggi, karena
mempunyai resiko tanah longsor, rusaknya fasilitas akibat penggalian dan lain-lain.
Contoh pekerjaan penggalian yaitu pengerjaan selokan bawah tanah, instalasi gorong gorong,
dan perbaikan darurat fasilitas bawah tanah.
Pekerjaan penggalian dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan alat berat.
Berikut tahapan-tahapan dalam Pekerjaan Kerja Penggalian:

Tahapan Persiapan :
1. Pastikan telah melakukan JSA dan memiliki ijin kerja.
2. Pastikan tidak ada fasititas bawah tanah yang dapat rusak jika digali seperti kabel listrik
bawah tanah, pipa gas, pipa minyak dan lainya. Jika perlu mintalah blue print lokasi yang
akan digali.
3. Lakukan penggalian secara bertahap maksimum tiap kedalaman 0,5 meter untuk
menghindari gangguan pada fasilitas yang ada.
4. Apabila menggunakan excavator, pastikan excavator sudah di periksa fisik dan fungsinya
oleh pihak berwenang.
5. Operator Excavator haruslah seseorang yang kompeten/ terlatih dan memiliki izinoperasi,
serta paham mengenai aturan keselamatan kerja dalam mengoperasikan excavator.
6. Amankan area sekitar penggalian dengan menggunakan barikade.
7. Pastikan ada seorang pekerja yang memberikan arahan/komando ketika excavator mulai
melakukan penggalian.
8. Pastikan excavator sudah ditempatkan pada posisi yang tepat dan aman ketika digunakan
untuk pekerjaan penggalian dan ketika selesai digunakan.

Alat Pelindung Diri (APD) :


Alat Pelindung Diri yang digunakan untuk pekerjaan penggalian adalah sebagai berikut:
1. Full Body Suit
2. Safety Boots
3. Hand Gloves
4. Safety Glasses
5. safety Helmet

Ketika Bekerja :
Prosedur ketika bekerja penggalian adalah sebagai berikut:
1. Pastikan ada pengawas yang mengawasi para pekerja.
2. Pastikan tidak ada orang yang tidak berkepentingan masuk ke pembatas area barikade.
3. Tanah yang berada di sekitar galian harus segera dipindahkan, untuk menghindari longsor.
4. Jika galian mencapai kedalaman tertentu, dinding tanah harus ditahan agar tidak longsor

Setelah Bekerja :
Prosedur setelah bekerja penggalian sebagai berikut:
1. Ketika selesai pekerjaan pastikan kondisi sekitar penggalian aman dan tutuplah ijin kerja.
Panduan Aman Kerja Penggalian di atas kami buat dalam bentuk leaflet/ gambar dibawah
ini:
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Cara Kerja Aman Chemical Handling
Chemical handling ( penanganan zat kimia ) Penanganan Zat kimia harus dilakukan secara teliti
dan hati-hati, karena jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan penyakit, luka ,cacat
maupun kematian.
Berikut tahapan-tahapan dalam Pekerjaan Kerja Penggalian:
Sebelum Bekerja :
1. Baca dan pahami karakteristik zat kimia yang akan ditangani.
2. Bacalah MSDS maupun perhatikan sign danketerangan lainnya yang tertera pada kemasan
zat kimia.
3. Di MSDS terdapat karakteristik zat kimia dan informasi mengenai penanganan, penggunaan,
penyimpanan, pembuangan dan tindakan pertolongan pertama bila terjadi insiden terkait
bahan kimia.
4. Pastikan gunakan APD yang tepat dalam penanganan zat kimia, misalnya, sepatu bot karet
kimia, sarung tangan khusus kimia, master, kacamata safety, baju khusus penanganan
kimia.
5. Ketahui lokasi terdekat untuk eyes wash atau pencuci mata dan emergency shower.

Alat Pelindung Diri (APD) :


Alat Pelindung Diri yang digunakan untuk kerja chemical handling adalah sebagai berikut:
1. Hand Gloves
2. Safety Glasses
3. Safety Goggles
4. Face Shield
5. Dust Mask
6. Cartridge Respirator
7. Full Face Mask with Cartridge Respirator
8. Safety Boots
9. Apron
10. Full Body Suit

Ketika Bekerja :
Prosedur ketika bekerja chemical handling adalah sebagai berikut:
1. Ketika penanganan zat kimia berlangsung, dipastikan minimal 1 orang yang mengawasi
pekerjaan.
2. Pastikan zat kimia tidak tercecer atau tumpah.
3. Jika zat kimia tercecer atau tumpah, lakukan tindakan tepat sesuai panduan yang terdapat
pada MSDS.
4. Jika mata terpecik segera cuci mata anda menggunakan eyes wash, emergency shower jika
terpapar pada tubuh / pakaian.

SETELAH BEKERJA :
Prosedur setelah bekerja chemical handling sebagai berikut:
1. Setelah pekerjaan berlangsung, pastikan menaruh zat kimia kembali pada tempatnya.
2. Pastikan tutup atau kemasan zat kimia dalam kondisi semula dan tertutup dengan baik.
3. Pastikan pula buku MSDS di tempatkan pada tempat semula.
4. Jika terdapat resiko terpapar segera periksa kesehatan anda ke klinik.

Panduan Aman Kerja Chemical Handling di atas kami buat dalam bentuk gambar dibawah ini:
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Kecelakaan Kerja
 Memberikan tindakan darurat bila melihat/terjadi insiden dilokasi kerja
 Melakukan perawatan/tindakan cedera kecil yang tidak memerlukan perawatan medis
disekitar kita
 Mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa cemas pada diri korban yang mengalami
insiden

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Huru Hara
 Setiap karyawan melaporkan ketika terjadi huru-hara / kerusuhan masa kepada atasan atau
ketua team tanggap darurat
 Ketua team dan team segera melakukan penilaian terhadap situasi yang sedang terjadi,
untuk menentukan langkah selanjutnya, tidak dibenarkan seorangpun menangani keadaan
darurat huru-hara tanpa melakukan koordinasi dengan team keadaan darurat.
 Informasikan segera kepada team lainya agar tetap siaga, khususnya team komunikasi dan
keamanan (security), Management dan pihak-pihak eksternal terkait.
 Semua team harus siap siaga dengan tugas team masing-masing. Team pemadam siap-siap
dengan alat pemadam kebakaran, team P3K bersiap dengan peralatan P3K, Team evakuasi
bersiap untuk mengevakuasi orang dan barang bila diperlukan ke tempat aman (muster
point), team tumpahan bersiap untuk mengantisipasi bila ada materal tertumpah dan
tercecer akibat adanya huru-hara.
 Bagian Keamanan bertugas untuk melokalisir lokasi kerusuhan atau huru hara agar tidak
mengganggu operasional perusahaan secara keseluruhan atau tidak menyebar keseluruh
area kerja sehingga akan dapat menghentikan aktivitas perusahaan
 Pemantauan kondisi dan situasi kejadian huru hara harus selalu dilakukan sehingga jika
diperlukan evakuasi dapat dilakukan sesegera mungkin, pemantauan dapat diinformasikan
oleh team komunikasi melalui pengeras suara yang tersedia.
 Jika situasi tidak dapat dikendalikan oleh Bagian keamanan dari internal perusahaan maka
segera minta bantuan dari pihak – pihak eksternal misalnya kepolisian, DALMAS atau instansi
lainnya. Untuk menghubungi pihak eksternal dan pihak – pihak terkait lainnya perguanakan
daftar nomor penting.
 Jika memungkinkan tunjuk orang yang kompeten untuk melakukan negosiasi atau minta
bantuan dari pihak yang terkait untuk mengendalikan masa.

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Kebocoran Pipa
Bahaya semburan liar gas dan minyak, antara lain adalah :
- Kebocoran pipa yang sedang beroperasi (gas/minyak) sangat berbahaya karena dapat diikuti
terjadinya ledakan dan kebakaran.
- Kebocoran pipa gas, minyak dapat berakibat pada seluruh komunitas atau lingkungan yang
luas sehingga kegiatan operasi penyaluran tidak dapat di laksanakan dengan baik.
- Kejadian ini di awali dengan semburan kecil gas atau minyak dari pipa/tanki.
Tingkatan Keadaan Bahaya

- Peringatan Tingkat 0
Terjadi kebocoran kecil pipa.
- Peringatan Tingkat 1
Terjadi kebocoran tanpa diikuti kebakaran/ledakan.
- Peringatan Tingkat 2
Terjadi kebocoran yang diikuti kebakaran.

Indikasi terjadinya kebocoran


- Adanya aliran/rembesan kecil minyak/gas yang di tandai dengan bau gas yang menyengat,
Aliran yang meningkat melewati “Flow Line”.
- Penurunan tekanan pada indikator tekanan

Penanggulangan kebocoran kecil (peringatan tingkat 0 ).

- Hentikan segera operasi/kegiatan yang berhubungan dengan pipa yang sedang


beroperasi
- Tutup keran/valve terdekat
- Laporkan ke Pengawas Lapangan secepatnya.
Beritahu Pengawas Lapangan dari instansi terkait.

Kebocoran pipa/tanki BBM (peringatan tingkat 1)


- Kebocoran gas/minyak terjadi karena berbagai hal, seperti pecah/retaknya material,
atau akibat kecerobohan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
- Tindakan yang dapat di lakukan adalah melakukan evakuasi dan penyelamatan,
khususnya penyelamatan personil.
- Evakuasi di lakukan sesuai jalur dan prosedur yang di tetapkan.
- Lakukan penyelamatan peralatan operasi yang memungkinkan.
- Selama penyelamatan harus tetap di lakukan penyemprotan dengan air, untuk
menghindari timbulnya bunga api.
- Siagakan unit pemadam Kebakaran Bantuan dari sumber-sumber yang telah di
hubungi sebelumnya.
- Hindari kepanikan dan perhatikan komando yang di berikan oleh Kepala Pengawas
Lapangan.
- Bertindaklah cepat dan aman, lokalisir daerah bahaya untuk mencegah orang yang
tidak berkepentingan memasuki daerah tersebut.

Penanggulangan kebocoran pipa/tanki (peringatan tingkat 2)


- Apabila kebocoran pipa/tanki diikuti terjadinya kebakaran, maka keadaan darurat
menjadi pada Peringatan Tingkat 2.
- Dalam kondisi ini maka penanggulangan harus di lakukan dengan bantuan dari luar
dan koordinasikan dengan instansi terkait.
- Penangggulangan dan pemadaman di lakukan sesuai prosedur yang berlaku.
Amankan dan lokalisir daerah bahaya untuk mencegah orang yang tidak
- berkepentingan memasuki daerah tersebut.

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Kebakaran dan Peledakan
Kebakaran dan ledakan biasanya terjadi tanpa adanya peringatan terlebih dahulu dan dapat
berakibat pada lingkungan kerja yang luas, sehingga menimbulkan kerusakan fasilitas dan kerugian
perusahaan.
Kebakaran terjadi karena adanya tiga elemen dari segi tiga api yaitu panas/energi, bahan baker
dan oksigen.
Prinsif dari pemadaman kebakaran adalah menghilangkan salah satu unsur segitiga tersebut, yaitu
menghilangkan bahan bakar, memisahkan oksigen dari api dan mendingikannya.

Bahaya dari suatu kebakaran atau ledakan adalah :


- Kebakaran/ledakan pada suatu fasilitas, dapat mengakibatkan kerusakan pada seluruh
fasilitas, bahkan membahayakan kehidupan di sekitarnya.
- Kebakaran dapat mengakibatkan kondisi yang lebih buruk apabila timbul polusi sebagai akibat
lanjutannya.

Klasifikasi kebakaran.

Pemadaman kebakaran di lakukan sesuai dengan klasifikasi api yang dihadapi.


- Api Kelas A
Api yang berkaitan dengan bahan keras yang mudah terbakar seperti kayu, kertas dan plastik.
Dengan pendingin air, api dapat di padamkan.

- Api Kelas B
Api yang berkaitan dengan minyak, gas dan subtansi lain yang dapat mengeluarkan uap yang
mudah terbakar. Pemadaman di lakukan dengan mengisolasi sumber api dari udara/oksigen.
Tepung kimia kering, busa dan CO2 dapat di pergunakan.

- Api kelas C
Api yang melibatkan kebakaran listrik, atau dekat dengan peralatan listrik. Pemadaman di
lakukan dengan Dry Chemical dan CO2.

- Api Kelas D
Api yang melibatkan logam-logam yang dapat terbakar seperti Magnesium, Titanium dsb
Pemadamannya di lakukan dengan teknik khusus seperti BCF (Bromo CholoroFluoride).

Penanggulangan

- Penanggulangan harus di usahakan sedini mungkin, sewaktu api belum membesar.


- Lokalisir kebakaran dengan memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar atau
berharga pada jarak aman dari api.
- Siapkan firefighting system dan laksanakan penanggulangannya sesuai fire fightting
prosedur yang baku.
- Lakukan pemadaman api.
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Tumpahan Minyak dan Bahan Kimia
Bahaya tumpahan minyak atau bahan kimia :

Tumpahan minyak dapat menimbulkan bahaya kebakaran bila dekat dengan sumber
panas.
Tumpahan minyak maupun bahan kimia dapat menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan.
Efek lebih lanjut tumpahan minyak adalah potensi pencemaran terhadap tanah dan air.
Penanggulangan

- Hentikan segera sumber tumpahan dengan menutup valve, mematikan pompa dsb.
- Lokalisir areal tumpahan di atas tanah dengan membuat tanggul darurat (tanah) atau
bahan-bahan lain dan lokalisir tumpahan dalam air laut dengan memasang oil boom untuk
menghambat penyebaran tumpahan.
- Sebanyak mungkin kumpulkan tumpahan yang dapat di ambil, masukan ke dalam
bak/tempat penampungan.
- Bila terjadi di tanah bentangkan absorbent di daerah berminyak.
- Kumpulkan dan bersihkan kembali absorbent.
- Bila terjadi pencemaran besar dapatkan bantuan dari Pemerintah setempat dan Instansi
terkait.
- Lakukan remediasi terhadap tanah yang tercemar tumpahan minyak sesuai ketentuan
pengelolaan limbah.
- Pantau kontaminasi sumber air kemudian lakukan penanganan selanjutnya.

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Ancaman Bom

1. Setiap personil yang menerima telepon dari luar yang mengancam untuk
meledakan bom harus segera melapor Pengawas Lapangan yang berwenang.
2. Pengawas Lapangan yang berwenang, segera melaporkan ancaman ini kepada
Penanggung jawab lokasi kerja.
3. Pengawas Lapangan yang berwenang mengumumkan kepada seluruh personil
untuk menghentikan kegiatan di sekitar fasilitas.
4. Seluruh personil agar tetap tenang, pengamatan atas setiap perkembangan
tingkat bahaya merupakan hal penting dalam penyelamatan seluruh pekerja
maupun property perusahaan.
5. Petugas sekuriti menyarankan Perusahaan untuk menghubungi pos Polisi dan
melaporkan ancaman yang di terima.
6. Perusahaan menginformasikan agar personil yang bertugas berada di dekat
pesawat telepon untuk mengikuti setiap instruksi.

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Prosedur Keadaan Darurat Untuk Gempa Bumi
1. Pengawas Lapangan yang berwenang mengumumkan kepada seluruh personil untuk
menghentikan kegiatan yang di lakukan.
2. Supervisor yang bersangkutan segera menghentikan seluruh operasi dan mengevakuasi
personilnya keluar/menjauhi fasilitas, yang ada menuju ke ruang bebas yang aman
sampai diperintahkan untuk seluruh tindakan selanjutnya.
3. Seluruh personil agar tetap tenang, penanggulangan yang terkendali sangat penting
untuk keselamatan seluruh pekerja dan properti perusahaan.
4. Dokter atau Perawat (dilapangan) minta bantuan medis jika di perlukan.
5. Pengawas Lapangan yang berwenang mempersiapkan rencana evakuasi dan
mengorganisirnya.
6. Pengawas Lapangansegera mengevaluasi fasilitas/peralatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan melaporkan kerusakan kepada perusahaan.
7. Pengawas Lapangan melaporkan kepada Manajer Operasi dan menginstrusikan seluruh

pekerja kembali ke tempat kerjannya setelah kondisi normal.

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Sistem Komunikasi Darurat
Pelaksanaan Komunikasi

1. Apabila terjadi insiden atau kecelakaan, saksi mata langsung melaporkan kepada:
- Stasiun darurat keselamatan kerja
-Petugas Keamanan
- Pegawai Perusahaan/karyawan yang ada dan segera melaporkan kepada Pengawas
pihak berwenang.

2. Pengawas Lapangan segera :


- Menginstruksikan segera kepada Pelaksana HSE untuk langsung menangani Insiden/
kecelakaan tersebut.
- Menjadi Pimpinan di tempat kejadian dalam menangani dan mengendalikan situasi
keadaan darurat.

3. Dalam keadaan darurat/kritis, Pengawas Lapangan adalah pimpinan di tempat


kejadian dalam menangani dan mengendalikan situasi tersebut dan selalu
berhubungan dengan perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap
perlu.

4. Jaringan Komunikasi dan Peralatan


Jaringan komunikasi harus di tetapkan dan di uji. Serta di sediakan dalam jumlah yang
memadai. Jaringan ini akan di pelihara antara PERUSAHAN, organisasi eksternal, di lokasi di
laksanakannya proyek.
Situasi Keadaan Darurat
Tipe Situasi Keadaan Darurat :

1. Kebocoran pipa Gas dan/atau Minyak


2. Kebakaran dan ledakan
3. Keadaan darurat Lainnya :
- Ancaman Bom
- Kerusuhan Masa
- Gempa Bumi, Banjir dan bencana alam lainnya.
Tingkatan Keadaan Darurat :

1. Peringatan Tingkat 0
Setiap kejadian yang dapat di tangani, diatasi dan di komunikasikan oleh setiap
personil yang telah mengikuti pelatihan.
2. Peringatan Tingkat 1
Kejadian yang memerlukan Tim/Pasukan untuk mengendalikan dan
mengatasinya termasuk mengevakuasi personil.
3. Peringatan tingkat 2
Kejadian luar biasa yang memerlukan evakuasi dan mobilisasi seluruh personil
lokasi proyek/kegiatan.
Kesiagaan dan Penanggulangan
Tujuan : Kejadian ini di awali dengan semburan kecil gas atau minyak dari pipa/tanki.
1. Memaksimalkan keselamatan personil dan meminimalkan kerusakan akibat situasi yang
tidak terkendali,
2. Meyakinkan adanya komunikasi yang jelas selama penanganan keadaan darurat,
3. Mengembalikan ke kondisi operasi normal secepat mungkin.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan dan Evaluasi Medis

PENGOBATAN CEDERA RINGAN

Deinisi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan kepada korban suatu
kecelakaan atau sakit mendadak yang di lakukan segera pada saat kejadian sampai
datangnya bantuan dari yang berwenang.

Pelatihan
Sejumlah karyawan harus diajari secukupnya tentang prinsip-prinsip pertolongan pertama
pada kecelakaan yang tercantum di dalam prosedur ini.

Pengawas Lapangan berwenang bertanggung jawab memastikan penyediaan obat-


obatan P3K yang tepat dan kebersihanya.

Aturan Dasar P3K


a. Jaga agar orang yang cedera tetap berbaring, kepala sama tinggi dengan tubuh,
sampai anda mengetahui tingkat cederannya.
b. Periksa apakah napasnya terhenti, denyut nadi hilang, banyak mengeluarkan darah,
pingsan, tanda-tanda keracunan, luka bakar, patah tulang/terkilir. Panggil BANTUAN.
Jika tidak ada cedera di kepala, rendahkan kepala korban atau tinggikan letak
c. kakinya. Jika di curigai ada cedera di kepala, angkat sedikit kepalanya.
Jaga agar korban tetap hangat, pertahankan temperatur tubuhnya.
d. Jangan pindahkan korban jika tidak perlu, sehingga terhindar dari cedera tambahan.
e. Jangan berusaha memberi air atau cairan lain kepada korban yang pingsan atau
setengan sadar.
f. Usahakan posisi korban senyaman mungkin dan JANGAN MEMBICARAKAN
CEDERANYA.
g. Kecuali pada cedera ringan, usahakan pertolongan ke dokter.

PENANGANAN MEDICAL EVALUASI MEDIS


Urutan langkah berikut ini harus dilaksanakan bilamana kejadian memerlukan evakuasi
medis.
Langkah Ke 1 :
Pekerja : memberitahu Pengawas Lapangan adanya cedera atau sakit mendadak.

Langkah ke 2:
Pengawas atau Lapangan dengan bantuan Dokter atau Perawat/Petugas P3K akan
memeriksa kondisi korban dan memberikan rekomendasi/melakukan evakuasi dengan
cara yang benar. Dokter/Perawat memberitahu pengawas Lapangan Berwenang.

Langkah ke 3:
Pengawas Lapangan Berwenang memutuskan bilamana memerlukan bantuan dari
perusahaan
BILA “YA”
1. Bawa korban ke Klinik Terdekat untuk pertolongan perawatan awal.
2. Jika kondisi korban kritis atau memburuk, lalu dapatkan bantuan untuk evakuasi
medis ke Rumah Sakit Umum Terdekat.
3. Tindakan secara proaktif harus di lakukan oleh Dokter atau Perawat.
4. Perusahaan membantu untuk penanganan evakuasi medis, seperti : sarana
transportasi.
Langkah ke 4:
Pengawas Lapangan Berwenang harus menghubungi dan terus memberitahu :
1. Pihak perusahaan
2. Petugas HSE

Langkah ke 5:
Perwakilan Perusahaan harus menghubungi dan terus memberitahu :
1. Pengawas Lapangan Berwenang
2. Petugas Pendukung Tanggap Darurat di Lapangan
Catatan :
Bilamana kondisi pasien serius, kemungkinan perusahaan akan mengirim pasien ke
rumah sakit terdekat.
Kelengkapan Informasi yang terkait dengan keadaan darurat

Kelengkapan informasi yang berkaitan dengan keadaan darurat berisikan informasi mengenai prosedur
HSE yang dimiliki oleh kontraktor dimana emergency response yang dimiliki oleh kontraktor antara lain
sebagai berikut :

1. Prosedur keadaan darurat untuk kebakaran

2. Prosedur keadaan darurat untuk tumpahan minyak/pencemaran

3. Prosedur keadaan darurat untuk kecelakaan kerja

4. Struktur OKD PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA


Prosedur tersebut harus disosialisasikan kepada pekerja maupun PT. PERTAMINA (PERSERO), dan harus
tersedia di lapangan pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Jika dalam keadaan darurat maka kontraktor
wajib melaporkan kejadian tersebut maksimal 1 jam setelah kejadian.Disamping hal tersebut maka
kontraktor harus mempunyai kerjasama dengan instalasi terkait lengkap dengan informasi yang
berhubungan dengan keadaan darurat, antara lain :

Daftar Nomor telepon penting

 Hot Line Polisi : 110

 Polresta Palembang : 0711 510599

 Palang Merah Indonesia : 0721 253452

 Pemadam Kebakaran : 0711 519003

 Rumah Sakit Umum : 0711 354088

 Kantor PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA : 0711 813316

 Direktur PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA : 081367653710

 HSE PT. Pertamina (IT PALEMBANG) : ............................

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama

GERAKAN HIDUP SEHAT

FOTO DUKUMENTASI KEGIATAN KEBERSIHAN DILINGKUNGAN KANTOR


SEMINAR
FOTO DOKUMENTASI WORKSHOP SAFE WORK PRACTICE IN OIL & GAS TERMINAL

Program Orientasi K3LL Bagi Pekerja Baru


Palembang,
PT. No Program Pelatihan HSSE Minggu Ke - PUTRA
1 2 3 4 5 6
1 OrientasiLokasiKerja&Peratu √
ran HSSE yang berlaku di
lokasitempatkerja
2 Bahayadanmitigasiterhadap √
pekerjaan yang
akandilakukan
3 Prosedurkeadaandarurat √
4 Pengamatankeselamatanker √
ja (PEKA)
danintervensiterhadapkondi
si unsafe
5 Cara PelaporanInsiden yang √
terjadi di lokasi
6 Penjelasan 12 √
ElemenCorporate Live
Saving Rules (CLSR)
Pertamina
SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama

Program Orientasi K3LL Bagi Karyawan Baru


1. Maksud dan Tujuan
mengacu UU No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan pasal 87 dan PERMENAKER No. 05/1996 tentang
SMK3 pasal 01, untuk menuju kesuksesan dan efektivitas kerja dan menekan terjadinya kecelakaan
maka PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA selalu meberikan pembekalan bagi karyawan baru mengenai
pentingnya program K3LL yang bukan memberatkan pekerja tetapi untuk melindunghi perusahaan
terutama bagi pekerja itu sendiri. Sehingga nantinya dengan bekal tersebut akan menimbulkan rasa
aman dan nyaman di lingkungan kerja.

Tujuan :
 Menyiapkan mental bagi karyawan baru dalam menghadapi peralihan suasana dari lingkungan
pendidikan ke dunia kerja yang nyata
 Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki kelompok yang baru
 Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru

2. Topik Bahasan K3LL


Secara prinsip setiap karyawan PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA harus memahami dan melakukan asfek
K3LL, yaitu :
A. Keselamatan
Setiap karyawan dalam melakukan aktivitas apapun yang menyangkut pekerjaan dilokasi baik di
kantor dan lapangan harus mengutamakan KESELAMATAN KERJA dan :
- Harus sehat jasmani dan rohani
- Harus memahami tugasnya masing – masing
- Menggunakan alat pelindung diri
- Menggunakan peralatan yang sesuai standar
- Selalu berkonsultasi mengenai sistem kerja yang aman
- Dapat mengidentifikasi bahaya yang akan timbul dari pekerjaan yang dilakukan.
B. Kesehatan
Setiap karyawan harus sehat jasmani dan rohani, selalu menjaga kesehatan dilingkungan
pekerjaan, selain memberikan jaminan kesehatan terhadap karyawan.
C. Lingkungan
Keamanan dan kenyamanan kerja tidak terlepas dari lingkungan tempat kita bekerja, maka dari
itu setiap pekerja bertanggung jawab menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama

Program Orientasi K3LL Bagi Pekerja Baru


Nama : ....................................................................................................................................
Pekerjaan : .....................................................................................................................................
Tanggal : .....................................................................................................................................

No Program Pelatihan HSSE Pemahaman Materi Pemateri Paraf


1 OrientasiLokasiKerja&Peraturan HSSE
yang berlaku di lokasitempatkerja
2 Bahayadanmitigasiterhadappekerjaan
yang akandilakukan
3 Prosedurkeadaandarurat
4 Pengamatankeselamatankerja (PEKA)
danintervensiterhadapkondisi unsafe
5 Cara PelaporanInsiden yang terjadi di
lokasi
6 Penjelasan 12 ElemenCorporate Live
Saving Rules (CLSR) Pertamina
1. Tool and Equipment
2. Safe Zone Position
3. Permit to Work
4. Isolation
5. Confined Space
6. Lifting Operation
7. Fit to Work
8. Wroking at Height
9. Personal Floatation Device (PFD)
10.System Override
11.Asset Integrity
12.Safety Driving
b. HSSE Meeting
TIME LINE PELAKSANA KET
PROGRAM BULAN KE -1 BULAN KE-2
1 2 3 4 1 2 3 4
HSE PT. PUTRA
HSE MEETING √ √ SETIAWAN 1 X PERBULAN
PRIMA

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utam
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAPAT
NO DOKUMEN 01/SOP/RPT/PI/I/2020 NO REVISI -

ORIGINAL DATE 06 Januari 2020 TGL. REVISI -


1
DISIAPKAN OLEH Administrasi HALAMAN

A. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk pelaksanaan Rapat-rapat intern bagi pekerja dan karyawan dalam
melaksanakan rapat dikantor.

B. RUANG LINGKUP
Mencakup aturan melaksanakan rapat sesuai dengan jadwal, tempat dan agenda yang
ditentukan.

C. DEFINISI
1. PIMPINAN PERUSAHAAN/YANG DIWAKILKAN MEMINTA KEPADA ADMINISTRASI
KANTOR MEMBUAT UNDANGAN BAGI PEKERJA DAN KARYAWAN PERUSAHAAN UNTUK
MELAKSANAKAN RAPAT.
2. ADMINISTRASI KANTOR MEMBUAT UNDANGAN RAPAT YANG BERISI TANGGAL, WAKTU,
TEMPAT, AGENDA/MATERI DAN NAMA PESERTA UNDANGAN. SETELAH MENJADI
UNDANGAN DITANDATANGANI PIMPINAN/PIHAK YANG MEWAKILKAN PERUSAHAAN
DAN DISEBARKAN KE PESERTA UNDANGAN.
3. PARA PEKERJA DAN KARYAWAN PERUSAHAAN YANG TELAH MENERIMA UNDANGAN
RAPAT, HADIR UNTUK MENGIKUTI RAPAT SESUAI AGENDA.
4. PIMPINAN PERUSAHAAN/PIHAK YANG MEWAKILKAN MELAKSANAKAN RAPAT SESUAI
DENGAN AGENDA BERSAMA PEKERJA DAN KARYAWAN PERUSAHAAN YANG DIUNDANG
RAPAT.
Disahkan Oleh,
Direktur Utama

Ibrahim
Foto HSSE Meeting
SAFETY TALK KONTRAKTOR
Nama Perusahaan : PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Lokasi Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Judul Pekerjaan :
Pekerjaan yang dilakukan :
1.

2.

3.

Materi yang disampaikan : Materi yang disampaikan :


o Kebijakan K3LL, Mutu dan Security o Pengelolaan limbah B3
o Tata cara penggunaan APD o Prosedur tanggap darurat
o Rekomendasi izin kerja o Kebersihan lokasi kerja
o Ketentuan penggunaan APAR o Ketentuan memasuki area terbatas
o Prosedur kerja aman o Job safety analisi
o Aspek keamanan dan kesehatan kerja
No. Nama Jabatan Tanda Tangan
1. 1) 2)

2.

3. 3) 4)

4.

5. 5) 6)

6.

7. 7) 8)

8.

Mengetahui,
HSE PT. PUTRA SETIAWAN
PRIMA
HSE MEETING
Nama Perusahaan : PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Lokasi Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Judul Pekerjaan :
Uraian Pembahasan :
1.

2.

3.

Rencana/Tindakan : Rencana/Tindakan :

No. Nama Jabatan Tanda Tangan


1. 1) 2)

2.

3. 3) 4)

4.

5. 5) 6)

6.

7. 7) 8)

8.

Mengetahui,
Direktur PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA Pengawas Lapangan
HSE MANAGEMENT VISIT
Nama Perusahaan : PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA
Lokasi Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Judul Pekerjaan :
Uraian Pembahasan :
1.

2.

3.

Rencana/Tindakan : Rencana/Tindakan :

No. Nama Jabatan Tanda Tangan


1. 1) 2)

2.

3. 3) 4)

4.

5. 5) 6)

6.

7. 7) 8)

8.
Mengetahui,

Direktur PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA Pengawas Lapangan


c. ManagementWalkthough/Inspeksi Oleh Manajemen
TIME LINE PELAKSANA KET
PROGRAM BULAN KE -1 BULAN KE-2
1 2 3 4 1 2 3 4
Managemen
HSE PT. PUTRA
Walkthough/In √
SETIAWAN PRIMA
1 X PER 3 BULAN
speksi

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANAGEMENT WALK TROUGH
NO DOKUMEN NO REVISI -

ORIGINAL DATE TGL. REVISI -


DISIAPKAN OLEH Administrasi HALAMAN 1 Of 1

A. TUJUAN
Sebagai pedoman Managemen Direktur, Manajer dan Koordinator HSE untuk mengetahui
komitmen dan memantau penerapan HSE dengan kunjungan kelokasi pekerjaan (Projeck).

B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku sebagai panduan dalam pelaksanaan Management Walk Trough dilokasi
pekerjaan (ProjecK).

C. DEFINISI
1. DIREKTUR, MANAGER DAN KOORDINATOR HSE DAPAT MELAKUKAN PERTEMUAN DAN
PEMERIKSAAN KE LOKASI PEKERJAAN MENGENAI KOMITMEN PEKERJA TERHADAP
PENERAPAN HSE.
2. EVALUASI DAN MONITORING TERHADAP PENERAPAN HSE DILAPANGAN DAPAT DIBAHAS
DALAM RAPAT HSE.

Disahkan Oleh,
Direktur Utama

Ibrahim
CHECK LIST INSPEKSI

Pekerjaan :

HASIL INPEKSI
NO. URAIAN KETERANGAN
YA TIDAK
1 Kelengkapan & Kelayakan APD

2 Pemadam Api Ringan (APAR) Tersedia

3 Peralatan Penanggulangan limbah padat

4 Prosedur Kerja

5 Prosedur Peralatan Kerja

6 Kotak P3K

 7 Rambu-rambu peringatan

8 Kendaraan Operasional

9 Peralatan Listrik

10 Kepatuhan Penggunaan APD

11 Kebersihan Lokasi Kerja/House Keeping

12 Peralatan Kerja

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
DOKUMENTASI MANAJEMEN VISIT

Lokasi Kunjungan :

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

Keterangan :
Gambar 1 : Pertemuan Direktur Utama di lokasi pekerjaan terhadap kelengkapan Alat Pelindung
Diri (APD)
Gambar 2 : Tinjauan Direktur utama terhadap House keeping direksi ket dan banner kerja dilokasi
pekerjaan.
Gambar 3 : Pengarahan koordinator HSE dan diskusi dilokasi kerja mengenai keselamatan kerja
dan keamanan yang dibantu oleh security lokasi.
Gambar 4 : Pemantauan / pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Direktur Utama.
d. Intervensi Terhadap Kondisi dan Prilaku Sub Standard

Tingkat Keterangan Konsekuensi/ Sanksi


Level 1 Pelanggaran tidak disengaja diberi peringatan
(menggunakan helm tapi
talinya tidak terikat)
Level 2 Mengetahui, tetapi tetap Dikeluarkan sementara dari lokasi
melanggar (berjalan diatas kerja
pipa)
Level 3 Pelanggaran berulang Dikeluarkan dari lokasi kerja
sampai 3 x

- Prosedur Intervensi Terhadap Kondisi dan Prilaku Sub Standard (Terlampir)

Dari hasil inspeksi dilapangan managemen akan memberikan intervensi berdasarkan evaluasi dilapangan
dan memberikan apresiasi ataupun sanksi kepada pelaksana pekerjaan sesuai prestasi yang dicapai
Setiap personel yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan dipersyaratkan oleh PT putra
setiawan prima untuk berpartisipasi aktif, serta berkontribusi dalam pencegahan kejadian kecelakaan di
lokasi kerja melalui Observasi keselamatan.
Setiap temuan observasi harus dikomunikasikan, untuk dicarikan jalan perbaikan segera, dan melaporkan
kepada lini pengawas lapangan untuk dikaji lebih lanjut. Setiap temuan harus dicatat dalam Lembar
Observasi Keselamatan dan dianalisis oleh Departemen HSSE PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA untuk
dilakukan pengawasan terhadap tindakan yang dilakukan guna memitigasi bahaya.
Di dalam project patroli pemeliharaan pipa BBM di PT Pertamina, mempersyaratkan bahwa setiap
pekerjaan yang dilakukan di wilayah kerja milik PT Pertamina memiliki program observasi keselamatan
menggunakan peduli card (PEKA).

Selama mengerjakan PT Putra setiawan prima akan menerapkan Intervensi terhadap kondisi dan
perilaku sub standard.

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
INTERVENSI KONDISI/PERILAKU SUB STANDARD

NO DOKUMEN NO REVISI -

ORIGINAL DATE TGL. REVISI -


DISIAPKAN OLEH Administrasi HALAMAN 1 Of 1

A. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk memberi panduan mengenai tata cara Intervensi K3 bagi pekerja
dan karyawan Perusahaan.

B. RUANG LINGKUP
Mencakup seluruh pekerja dikantor (Ofice) maupun dilapangan (Projeck).

C. TANGGUNG JAWAB
Manager HSE dan Safetyman wajib mengidentifikasi terhadap kondisi dan prilaku sub
standard, bahaya dan resiko berdasarkan jenis pekerjaan.

D. DEFINISI
 Kondisi tidak aman adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak baik atau kondisi peralatan
kerja yang berbahaya.
 Kurang / tidak layaknya APD
 Tidak adanya prosedur APD secara benar
 Kurang sosialisasi atau training pengunaan APD
 Penempatan alat kerja dan material yang tidak rapi
 Alat bantu kerja tidak sesuai
 Kondisi area kerja yang tidak aman (licin, material berantakan, peralatan kerja
yang berserakan, dll)
 pencahayaan yang kurang diarea kerja
 kurangnya rambu – rambu keselamatan
 Prilaku tidak aman adalah suatu prilaku membahayakan atau tidak aman yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian dan cidera
 Tidak mengikuti instruksi kerja
 Bekerja terlalu berburu – buru
 Bekerja dalam kondisi mengantuk
 Bekera dalam kondisi kelelahan
 Bekera dalam kondisi sakit
 Bekerja tidak menggunakan APD
 Tidak mematuhi rambu – rambu keselamatan
 Bekerja sambil bercanda atau ngobrol
 Bekerja dengan posisi tidak argonomis
 Mengangkat beban yang berlebihan
 Menumpuk barang/menyusun barang melebihi batas maksimal
E. PROSEDUR
 Hindari perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri atau lingkungan sekitar dalam
setiap aktifitas pekerjaan.
 Memberikan teguran kepada setiap rekan kerja yang melakukan perilaku tidak aman
dalam melaksanakan pekerjaan.
 Patuhi intruksi/prosedur kerja yang telah ditetapkan.
 Informasikan jika ada perubahan yang dapat mempermudah pekerjaan tetapi tetap
memperhatikan aspek K3.
F. SANKSI
Sanksi akan diberikan bagi pekerja yang melanggar prosedur ini sesuai dengan kriteria berikut ini :
Tingkat Keterangan Konsekuensi/ Sanksi
Level 1 Pelanggaran tidak disengaja diberi peringatan
(menggunakan helm tapi
talinya tidak terikat)
Level 2 Mengetahui, tetapi tetap Dikeluarkan sementara dari lokasi
melanggar (berjalan diatas kerja
pipa)
Level 3 Pelanggaran berulang Dikeluarkan dari lokasi kerja
sampai 3 x

Disahkan Oleh,
Direktur Utama

Ibrahim
e. Penerapan Coorporate Life Saving Rules(CSLR) Pertamina
Penerapan Coorporate Life Saving Rules Pertamina harus disampaikan kepada semua pekerja dari level
managemen hingga pelaksana harian dilapangan agar dapat mencapai HSSE Golden Rules Yakni, patuh
pada peraturan yang berlaku, intervensi apabila ada kondisi maupun perilaku yang tidak aman, serta
peduli terhadap situasi dan lingkungan kerja.

ELEMEN CORPORATE LIFE SAVING RULES PERTAMINA disesuaikan dengan item pekerjaan dilokasi

1. Tool and Equipment


Keamanan dalam penggunaan peralatan dan perlengkapan kerja..
- Peralatan yang digunakan akan diinfeksi dan layak digunakan.
- Peralatan yang digunakan memenuhi standar keamanan bekerja
2. Safe Zone Position
Posisi aman saat bekerja. Tidak bekerja di posisi yang tidak aman atau membahyakan
keselamatan saat bekerja
3. Permit to Work
Perijinan kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan seperti
- SIKA Dingin
- SIKA Panas
- Ijin kerja ketinggian
- Ijin kerja galian dll.
4. Isolation
Mengisolasi atau memutus sumber energi atau daya / LOTO untuk keselamatan dengan cara
melabel atau mensegel paratalat/equipmen agar tidak dioperasikan.
- Melabel/LOTO Motor penggerak mesin Pompa saat pembongkaran & Koneksi Jalur pipa ke
Pompa
- Melabel/LOTO Gate Valve saat bongkar line pipa existing dan line pipa baru
5. Lifting Operation
Pekerjaan pengangkatan merupakan salah satu kegiatan cukup berisiko. Operasi pengangkatan
menggunakan alat harus sesuai dengan prosedur lifting plan dan alat yang dipergunakan harus
layak dan sudah diinspeksi dan dioperasikan oleh operator bersertifikasi/berkompeten
- Surat ijin kendaraan berat yang berlaku SIA (Surat Ijin Alat)
- Operator memiliki SIO (Surat Ijin Operator)
- Operator sesuai dengan Alat Berat yang digunakan dan berpengalaman.
6. Fit to Work
Fit To Work adalah kondisi kesehatan pekerja yang layak untuk melakukan pekerjaan setelah
dilakukan pemeriksaan kesehatan baik harian/Daily Check Up (DCU) atau pun Medical Check Up
(MCU)
- Sebelum dimulai kontrak pekerjaan akan dilakukan MCU untuk pekerja kontruksi berdasarkan
resiko pekerjaan high risk dan pelaksanaan ≥ 6 bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Pekerja yang terlibat akan dilakukan Daily Check Up (DCU) yang dilaksanakan oleh pihak
Medical lokasi.
7. Wroking at Height
Bekerjaan diketinggian merupakan kegiatan yang berisiko tinggi, bahaya terjatuh sangat rentan
terjadi. Untuk bekerja diketinggian harus sesuai prosedur bekerja diketinggian dan menggunakan
APD, sarana dan prasarana serta equipmen yang sesuai kebutuhan.
- Kondisi kesehatan pekerja dalam kondisi Fit dan layak bekerja diketingiian.
- Full Body Harness tersedia dan layak digunakan.
8. System Override
System override merupakan dimana tidak memodifikasi peralatan sebelum mendapatkan ijin dari
pihak yang berwenang.
- Pengajuan perubahan/modifikasi peralatan ke pihak pemilik pekerjaan (lokasi) bila diperlukan
dengan mempertimbangkan resiko yang ditimbulkan.
9. Asset Integrity
menguraikan kemampuan aset untuk melakukan fungsi yang diperlukan secara efektif dan efisien
sambil melindungi kesehatan, keselamatan dan lingkungan dan sarana untuk memastikan bahwa
orang, sistem, proses, dan sumber daya yang memberikan integritas berada di tempatnya.
- Dengan mematuhi dan metaati semua peraturan dan ketentuan yang berlaku dilokasi
10. Safety Driving
Keamanan berkendara merupakan bagian penting dari aspek keselamatan. Dimana kondisi
pengendara dan kendaran harus layak. Baik pengendara harus layak untuk berkendara, mematuhi
rambu-rambu, tidak ugal-ugalan ataupun mengantuk saat bekendara.
- Kondisi kendaraan harus layak untuk dioperasikan
- Menggunakan Flame Trap saat memasuki atau berada di area terbatas atau area tertentu
- Driver memiliki SIM yang sesuai dengan kendaraan yang dibawa dan masih berlaku
- Memiliki surat-surat kendaraan (STNK, KIR) yang masih berlaku

HSSE Golden LifeSaving Rules


1. Patuh
Patuh kepada hukum, kebijakan, Peraturan dan Prosedur
2. Intervensi
Melakukan intervensi terhadap tindakan tidak aman dan yangb menyalahi peraturan
3. Peduli
Peduli terhadap orang disekitar kita
Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Daftar Pekerja yang melakukan MCU

No Nama Pekerja Tempat Pelaksanaan MCU Hasil MCU Tanggal MCU


1 Ady Cahyadi Laboratorium Klinik Prodia Dinyatakan Sehat dengan catatan 09-09-2021
Hindari Pola Makan tinggi lemak dan
minyak, lakukan konsultasi lanjutan
ke dokter dislipidermia
2 Rima melsiana RS. Bunda Palembang Dinyatakan Sehattanpa ada catatan 16-07-2021
3 A. Syakwani Laboratorium Klinik PRAMITA Dinyatakan Sehat dengan catatan 03-07-2021
Hindari Pola Makan tinggi lemak dan
minyak, lakukan konsultasi lanjutan
ke dokter dislipidermia
4 Hermawansyah Laboratorium Klinik PRAMITA Dinyatakan Sehat dengan catatan 03-07-2021
Hindari Pola Makan tinggi lemak dan
minyak, lakukan konsultasi lanjutan
ke dokter dislipidermia
5 Dimas Febri P Laboratorium Klinik PRAMITA Dinyatakan Sehat dengan catatan 03-07-2021
Hindari Pola Makan tinggi lemak dan
minyak, lakukan konsultasi lanjutan
ke dokter dislipidermia

Palembang,
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

Ibrahim
Direktur Utama
Dokumentasi Pemeriksaan Kesehatan Pekerja (DCU) Lokasi Pekerjaan
Penerapan Safety Driving
I.2 Penghargaan Dan Sanksi Terkait Aspek HSSE
1) Sistem Reward/Consequences (Penghargaan/sanksi)
a. Pemberlakuan sistem Reward terhadap kinerja HSSE yang baik/upaya pro aktif

Kriteria Reward Kriteria Sanksi


1. 500 jam kerja aman tanpa accident 1. Tidak menggunakan APD
2. Patuh terhadap peraturan APD 2. Melanggar peraturan APD
3. Melanggar tata tertib PT. PUTRA
SETIAWAN PRIMA

Palembang, 28 Desember 2021

Ibrahim
Direktur Utama
b. Sanksi Bagi Pekerja yan melakukan Pelanggaran Aspek HSSE
Bagi pelanggaran atau tidak patuh pada peraturan dan prosedur akan mendapatkan sanksi berupa
teguran, peringatan sampai dengan pemberhentian atau pemutusan kerja.
SANKSI PERUSAHAAN ATAS PELANGGARAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
PT. PUTRA SETIAWAN PRIMA

 KARYAWAN DIBERIKAN PERINGATAN PERTAMA BERUPA TEGURAN


LANGSUNG
 KARYAWAN DIBERIKAN PERINGATAN KEDUA BERUPA SURAT PERINGATAN
DAN TIDAK
DIPERBOLEHKAN MASUK KE AREA SELAMA 3 (TIGA) HARI
 BILA KARYAWAN TERSEBUT MASIH TETAP MELANGGAR MAKA KARYAWAN TERSEBUT TIDAK
AKAN DIPEKERJAKAN UNTUK SEMENTARA WAKTU DAN DIBERHENTIKAN SECARA SEPIHAK OLEH
PERUSAHAAN.

Palembang,

PT. Putra Setiawan Prima

Ibrahim

Direktur Utama
TINGKAT SANKSI PELANGGARAN

Tingkat Keterangan Konsekuensi/ Sanksi


RINGAN Pelanggaran tidak disengaja diberi peringatan
(Tali helmet tidak diikat, lupa
pakai bad pekerja, dll)
SEDANG Mengetahui, tetapi tetap Dikeluarkan sementara dari lokasi
melanggar (berjalan diata pipa, kerja
APD tidak layak, dll)
BERAT Pelanggaran yang dapat Dikeluarkan dari lokasi kerja
membahayakan lokasi
pekerjaan (Membawa Hp
kelokasi kerjaan, merokok,
komsumsi narkoba, dll)

Palembang,

Ibrahim
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai