Anda di halaman 1dari 7

EFEK SEDATIF KOMBINASI INFUSA DAUN NANGKA

(Artocarpus heteropyllus Lamk.) DAN INFUSA DAUN SIRSAK


(Annona muricata L.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN

Selly Nuari1, Sari Meisyayati, Yopi Rikmasari


Desi Puspasari1, Ade Muhammad Syurga1, Fani Albertiano1
1
Mahasiswa Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian Efek Sedatif Kombinasi Infusa Daun Nangka (Artocarpus
heteropyllus Lamk.) dan Infusa Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap mencit putih jantan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan efek sedatif dari kombinasi infusa daun
nangka dan daun sirsak serta untuk mengetahui dosis efektif yang paling mendekati dosis kontrol
positif. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test
only control group. Hewan uji yang digunakan adalah 30 ekor mencit putih jantan, dibagi secara acak
menjadi 6 kelompok. Terdiri dari Na CMC 0,5% sebagai kontrol negatif, infusa tunggal daun nangka
dengan dosis 10% b/v, infusa tunggal daun sirsak 35% b/v, kombinasi infusa setengah dosis tunggal
(infusa daun nangka 5%b/v + infusa daun sirsak 17,5% b/v), kombinasi infusa seperempat dosis
tunggal (infusa daun nangka 2,5% b/v + infusa daun sirsak 8,75 % b/v), dan diazepam 5mg/kgbb
sebagai kontrol positif. Efek sedatif diuji setelah 60 menit pemberian sediaan uji. Parameter sedatif
adalah jumlah jengukan pada metode hole-board test dan waktu bertahan mencit dari kawat yang
direntangkan secara horizontal pada metode traction test. Data dianalisa menggunakan One Way
ANOVA dan uji Duncan. Hasil Uji One Way ANOVA dan Uji Duncan menunjukkan bahwa kombinasi
infusa daun nangka dan infusa daun sirsak memiliki efek sedatif dan efek sedatif tertinggi terdapat
pada seperempat dosis tunggal (infusa daun nangka 2,5% b/v + infusa daun sirsak 8,75% b/v)

Kata kunci : sedatif, infusa, daun nangka, daun sirsak

ABSTRACT

Research on the Sedative Effects of Combination of Jackfruit Leaf (Artocarpus


heteropyllus Lamk.) Infusion and Soursop (Annona muricata L.) Leaf Infusion on male white mice
has been carried out. This study aims to determine the ability of the sedative effect of a combination
of jackfruit leaf and soursop leaf infusion and to determine the effective dose that is closest to the
positive control dose. This research method is purely experimental research with a post test only
control group design. Test animals used were 30 male white mice, divided randomly into 6 groups.
Consists of 0.5% Na CMC as a negative control, single infusion of jackfruit leaves with a dose of
10% w / v, single infusion of soursop leaves 35% w / v, a combination of half a single dose infusion
(infusion of jackfruit leaves 5% w / v + infusion soursop leaf 17.5% w / v), a single quarter dose
infusion combination (jackfruit leaf infusion 2.5% w / v + soursop leaf infusion 8.75% w / v), and 5
mg / kg diazepam as positive control. The sedative effect was tested after 60 minutes of the test
preparation. Sedative parameters are the number of steps in the hole-board test method and the
survival time of mice from wire stretched horizontally in the traction test method. Data were analyzed
using One Way ANOVA and Duncan test. The One Way ANOVA and Duncan Test results show that
the combination of jackfruit leaf infusion and soursop leaf infusion has the highest sedative effect and
the highest sedative effect is in a quarter of a single dose (jackfruit leaf infusion 2.5% w / v + 8.75%
soursop leaf infusion w/ v)

Keywords: sedatives, infusion, jackfruit leaves, soursop leaves


I. PENDAHULUAN Efeknya bergantung kepada dosis, mulai dari
yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau
Sedatif merupakan salah satu golongan kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu
obat pendepresi Susunan Saraf Pusat (SSP). hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma,
dan mati. Beragam obat golongan pendepresi antrakuinon, terpenoid, fenol, glikosida, dan
SSP yang dapat digunakan sebagai efek sedasi flavonoid (Sigvananasundaram dan
tetapi banyak diantara obat tersebut memiliki karunanayake, 2015). Pada penelitian yang
efek samping toksik dan menyebabkan telah dilakukan oleh Rizki (2014) dimana
kematian pada saat pemakaiannya. Salah satu ekstrak daun sirsak pada dosis 140mg/KgBB
contoh obat dari golongan pendepresi saraf sudah menghasilkan efek sedatif. Daun sirsak
pusat yang biasa sering digunakan adalah obat memiliki kandungan kimia yaitu alkaloid,
diazepam dari golongan benzodiazepin dan flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan
phenobarbital dari golongan barbiturat (Utama terpenoid (Vimala dkk, 2012). Selain dibuat
dan Vincent, 2007) dalam bentuk ekstrak tanaman tersebut dapat
dibuat dalam bentuk infusa.
Pada aplikasi klinis seringkali ditemukan
kombinasi dua atau lebih obat dengan tujuan Infusa merupakan sediaan cair yang di buat
untuk meningkatkan efek dari obat tersebut dengan cara mengekstraksi simplisia nabati
antara lain kombinasi methampyrone dan dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit.
diazepam yang dapat digunakan untuk Pembuatan infusa merupakan cara yang paling
meredakan rasa nyeri yang membutuhkan sederhana untuk membuat sediaan herbal dari
tranquilizer. Obat tradisional juga sering kali pada lunak seperti daun dan bunga. Infusa
ditemukan dengan kombinasi dua atau lebih dapat di minum panas atau dingin (BPOM,
tanaman yang digunakan antara lain obat 2011)
Lelap® dengan komposisi Valeriane Radix,
Myristicae Semen, Eleuthroginseng Radix dan Salah satu efek yang di timbulkan pada
Polygalae Radix yang digunakan untuk infusa adalah efek antimikroba pada infusa
meningkatkan kualitas tidur. daun nangka (Dewi dkk,2014) dan efek
hypoglikemia pada infusa daun sirsak (Kojong
Tanaman yang dapat digunakan sebagai dkk, 2013). Selain infusa tunggal terdapat pula
pengobatan tradisional indonesia diantaranya infusa yang menggunakan dua tumbuhan yang
daun nangka (Artocarpus heteropyllus Lamk.) di kombinasi.
yang telah digunakan secara empiris sebagai
analgesik, antikonvulsan dan Salah satu nya adalah infusa kombinasi biji
immunomodulator (prakash dkk, 2013). Daun pala dan daun kemangi yang di gunakan
sirsak (Annona muricata L.) digunakan secara sebagai efek anti depresan (Devi dkk, 2018),
empiris sebagai sedatif, mengobati bisul dan Infusa Kombinasi biji alpukat dan biji pepaya
peluruh keringat (Rizki, 2014). yang di gunakan sebagai efek hipoglikemia
(Nurkhalifa dkk, 2014).
Penelitian yang telah dilakukan oleh
Agustina (2016) ekstrak daun nangka dengan Dari uraian tersebut, penulis tertarik
konsentrasi pemberian sediaan pada dosis melakukan uji efek sedatif kombinasi infusa
100mg/KgBB sudah menghasilkan efek daun nagka dan daun sirsak pada mencit putih
sedatif. Daun nangka juga memiliki jantan, Untuk mengetahui kemungkinan
kandungan kimia yaitu phytosterol, adanya efek sedatif yang sinergis sehingga
dapat di formulasi sebagai sediaan obat
tradisional untuk mengatasi insomnia.

II. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui adanya efek sedatif kombinasi


infusa daun nangka (Artocarpus heteropyllus
Lamk.) dan daun sirsak (Annona muricata L.)
pada mencit putih jantan dan mengetahui dosis menimbulkan efek sedatif pada mencit putih
efek sedatif kombinasi infusa daun nangka jantan.
(Artocarpus heteropyllus Lamk.) dan daun
sirsak (Annona muricata L.) yang dapat III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini merupakan yaitudiazepam 5 mg/KgBB , kelompok III
penelitian eksperimental murni dengan menggunakan dosis tunggal daun nangka
rancangan post test only control group. dimana pada penelitian yang dilakukan oleh
Agustina (2016) diketahui bahwa dosis 100
a. Alat dan Bahan mg/KgBB (diperoleh dari pembuatan ekstrak
Alat yang digunakan adalah timbangan 250 g daun nangka menghasilkan 18,145 g
digital, panci infusa, penangas air, batang ekstrak kental) yang telah dicari kesetaraannya
pengaduk, termometer, kain flanel, sonde oral, sehingga sama dengan konstentrasi 10% b/v
gelas ukur, botol,mortar dan stamper, sarung telah menghasilkan efek sedatif, kelompok IV
tangan, erlemeyer, stopwacth, alat Traction menggunakan dosis tunggal daun sirsak, pada
Test (Grip strength) dan alat Hole-board test. penelitian yang dilakukan oleh Rizki (2014)
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini dimana pada dosis 140 mg/KgBB (diperoleh
adalah daun nangka dan daun sirsak segar, dari pembuatan ekstrak 400 g daun sirsak
aquadest , tablet diazepam, natrium benzoat, menghasilkan 15,36 g ekstrak kental) yang
dan Na-CMC. telah dicari kesetaraannya sehingga sama
dengan konstentrasi 35% b/v telah
b. Hewan Percobaan menghasilkan efek sedatif, kelompok V
Hewan percobaan yang digunakan adalah menggunakan kombinasi setengah dosis
mencit putih jantan berumur 2 sampai 3 bulan tunggal (daun nangka 5% b/v dan daun sirsak
dengan bobot 20 – 30 gram yang memiliki 17,5% b/v) dan kelompok VI menggunakan
kondisi fisik yang sehat dan aktif, sebanyak 30 kombinasi seperempat dosis tunggal (daun
ekor yang sudah diaklimatisasi. nangka 2,5% b/v dan daun sirsak 8,75% b/v).
Aklimatisasi mencit selama 7 hari,
diberikan makanan dan minuman secukupnya. d. Prosedur Penelitian
Berat badan ditimbang dan diamati tingkah 1) Pembuatan Sediaan Uji
lakunya. Selama aklimatisasi berat badan naik a) Infusa daun nangka 10% b/v
atau turun tidak lebih dari 10% serta Timbang daun nangka sebanyak 10
menunjukkan tingkah laku yang normal. gram, selanjutnya dipotong – potong
Tujuan aklimatisasi untuk membiasakan menjadi bagian yang lebih kecil,
hewan berada dalam lingkungan percobaan, tambahkan natrium karbonat 10% dan
mencit dimasukkan ke dalam kandang sesuai tambahkan air sebanyak 100 ml dan
dengan kelompok dan selalu menjaga panaskan selama 15 menit diatas
kebersihan dari kandang mencit. penangas terhitung suhu mencapai
900C sambil sekali – sekali diaduk.
c. Perencanaan Dosis Serkai setelah dingin menggunakan
Penelitian ini menggunakan 6 kelompok kain flanel, tambahkan air melalui
hewan percobaan. Pada kelompok I sebagai ampas hingga mencapai 100 ml.
kontrol negatif menggunakan Na-CMC 0,5%,
kelompok II sebagai kontrol positif
b) Infusa daun sirsak 35% b/v
Timbang daun sirsak sebanyak 35
gram, selanjutnya dipotong – potong
menjadi bagian yang lebih kecil, lalu
tambahkan air sebanyak 100 ml dan
panaskan selama 15 menit terhitung
suhu mencapai 900C sambil sekali –
sekali diaduk. Serkai setelah dingin
menggunakan kain flanel, tambahkan
air melalui ampas hingga mencapai dan daun sirsak 17,5% b/v
100 ml. Dibuat dengan cara menambahkan 50 ml
infusa daun nangka 10% b/v kedalam 50 ml
c) Kombinasi infusa daun nangka 5% b/v infusa daun sirsak 35% b/v.
dari tiap perlakuan diletakkan pada
d) Kombinasi infusa daun nangka 2,5% rentangan kawat yang tingginya 30 cm
b/v dan daun sirsak 8,75% b/v dari permukaan. Kedua lengan mencit
Dibuat dengan cara menambahkan 25 digantungkan pada kawat tersebut dan
ml infusa daun nangka 10% b/v mulai dilakukan perhitungan waktu
kedalam 25 ml daun sirsak 35% b/v sesaat mencit digantungkan. Catat
dan dicukupkan dengan aquadest waktu yang dibutuhkan mencit untuk
hingga volume 100 ml. dapat bertahan pada posisi tersebut
(dalam satuan detik). Selanjutnya
e) Suspensi diazepam dosis 5 mg/kgbb mencit diletakkan pada kotak kayu
Ambil 1 tablet diazepam @5mg, lalu yang memiliki lubang-lubang pada
dimasukkan ke dalam lumpang, permukaannya. Hitung jumlah
setelah itu digerus halus dan jengukan mencit ke arah lubang-
tambahkan Na-CMC sebanyak 0,1 ml, lubang selama 5 menit.
kemudian digerus hingga homogen
lalu tambahkan aquadest hingga 10 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
ml.
1) Data jumlah frekuensi jengukan pada
f) Suspensi Na-CMC 0,5% metode hole-board test

Rerata jumlah frekuensi jengukan masing-masing


kelompok perlakuan

Kelompok Perlakuan Rerata frekuensi


jengukan ± SD
Na CMC 0,5% 51,6 ± 3,43
ITDN 10% b/v 37,2 ± 2,23
ITDS 35% b/v 38,2 ± 1,64
Timbang Na-CMC sebanyak 0,05 g KI 1/2 (ITDN 5% b/v 22,4 ± 2,70
dan larutkan dengan aquadest hangat + ITDS 17,5% b/v)
hingga larut, lalu tambahkan sisa KI 1/4 (ITDN 12,8 ± 1,30
aquadest hingga 10ml. 2,5% b/v + ITDS
8,75%
b/v)
2) Pengujian Efek Sedatif Pada Mencit uji masing-masing berdasarkan volume
Putih Jantan pemberian 1% b/v (sesuai dengan berat
Setelah dilakukan aklimatisasi, pada badan mencit) secara peroral. Satu jam
hari pengujian hewan percobaan seteleh pemberian sediaan uji, masing-
ditimbang berat badannya, kemudian masing mencit
dikelompokkan secara acak menjadi 6 Diazepam 5 mg/KgBB 7,6 ± 1,14
kelompok dengan masing-masing Keterangan :
kelompok terdiri atas 5 ekor hewan
percobaan. Setelah itu, setiap - ITDN : Infusa Tunggal Daun Nangka
kelompok perlakuan diberikan sediaan - ITDS : Infusa Tunggal Daun Sirsak
Diagram batang rerata frekuensi jengukan masing- Diagram batang rerata waktu bertahan dalam detik
masing kelompok perlakuan masing-masing kelompok perlakuan
Frekuensi Jengukan
160
60
140
50
120

Waktu Bertahan Dalam Detik


40
100
30
80
20
60
10
40
0
20

Kelompok Perlakuan 0

2) Data jumlah waktu bertahan dalam detik


pada metode traction test

Rerata waktu bertahan (detik) masing-masing


kelompok perlakuan

Kelompok Rerata waktu


Perlakuan bertahan
dalam detik ± Kelompok Perlakuan
SD
Na CMC 0,5% 149,8 ± 12,33
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa
ITDN 10% b/v 121 ± 4,18 kelompok kontrol positif memiliki efek sedatif
ITDS 35% b/v 119 ± 1,87 paling besar pada mencit dengan rerata jumlah

KI 1/2 (ITDN 5% b/v frekuensi jengukan sebanyak 7,6 kali dan


77 ± 2,64
+ ITDS 17,5% b/v) waktu bertahan sebesar 36,9 detik. Hal ini
KI 1/4(ITDN 2,5% b/v disebabkan karena mekanisme kerja dari
62,4 ± 6,10
+ ITDS 8,75% b/v) golongan benzodiazepin berikatan langsung
Dia zepam5 pada sisi spesifik sub unit γ (sisi
36,9 ± 3,49
mg/KgBB benzodiazepine) pada reseptor GABAa
sedangkan neurotransmitter GABA berikatan
pada sub unit α atau β menyebabkan
pembukaan kanal ion klorida, memungkinkan
masuknya ion klorida kedalam sel dan
menyebabkan sel sukar tereksitasi ( Utama dan
Vincent, 2007).
Pada kelompok sediaan infusa tunggal
daun nangka 10% b/v didapat hasil rerata
jumlah frekuensi jengukan sebanyak 37,2 kali
dan waktu bertahan sebesar 121 detik. Pada
kelompok infusa tunggal daun sirsak 35%
didapat hasil rerata jumlah frekuensi jengukan menunjukkan bahwa infusa tunggal daun nangka
sebanyak 38,2 kali dan waktu bertahan sebesar dan infusa tunggal daun sirsak berada pada satu
119 detik. Hal ini menunjukkan infusa tunggal subset yang sama dan tidak terlihat perbedaan
daun nangka dan infusa tunggal daun sirsak bermakna (P>0,05) pada hasil uji T test.
memiliki efek sedatif yang sama. Dapat dilihat Pada kelompok kombinasi infusa setengah
berdasarkan uji statistik ANOVA satu arah dosis (infusa daun nangka 5% b/v dan infusa
daun sirsak 17,5% b/v) didapat hasil rerata infusa seperempat dosis tunggal memiliki efek
jumlah frekuensi jengukan sebanyak 22,4 kali sedatif yang lebih besar efektifitasnya
dan waktu bertahan sebesar dibandingkan dengan kombinasi infusa
77 detik. Pada kelompok kombinasi infusa setengah dosis tunggal
seperempat dosis (infusa daun nangka 2,5% Pada kombinasi seperempat dosis
b/v dan infusa daun sirsak 8,75% b/v) didapat menunjukkan sifat kerja sedatif yang sinergis,
hasil rerata jumlah frekuensi jengukan dimana gabungan dari kombinasi infusa daun
sebanyak 12,8 kali dan waktu bertahan 62,4 nangka 2,5% b/v dan infusa daun sirsak 8,75%
detik. Dapat dilihat berdasarkan uji statistik b/v efek yang dihasilkan lebih besar
ANOVA satu arah menunjukkan bahwa dibandingkan dengan jumlah efek infusa bila
kelompok kombinasi setengah dosis (infusa diberikan secara sendiri-sendiri.
daun nangka 5% b/v dan infusa daun sirsak Kombinasi seperempat dosis (infusa daun
17,5% b/v) maupun seperempat dosis (infusa nangka 2,5% b/v dan infusa daun sirsak 8,75%
daun nangka 2,5% b/v dan infusa daun sirsak b/v) menghasilkan efek sedatif yang lebih
8,75% b/v) berada pada subset yang berbeda besar karena diduga dengan kombinasi
dengan infusa tunggal daun nangka 10% b/v seperempat dari dosis masing – masing kadar
dan infusa tunggal daun sirsak 35% b/v dan flavonoid sudah cukup untuk berikatan pada
terlihat perbedaan bermakna (P<0,05) pada reseptor GABAa dengan mengikat sisi
hasil uji T test. Hal ini menunjukkan bahwa benzodiazepine, sehingga terjadi proses
kombinasi infusa memiliki efektifitas yang pembukaan kanal ion klorida yang
lebih besar dibanding sediaan tunggal. menyebabkan masuknya ion klorida sehingga
Pada kelompok kombinasi infusa sel sukar tereksitasi (Jonhston, 2006).
setengah dosis (infusa daun nangka 5% b/v Sedangkan dengan bertambahnya dosis
dan infusa daun sirsak 17,5% b/v) dan infusa kombinasi diduga dapat menghambat kerja
seperempat dosis (infusa daun nangka 2,5% dari flavonoid, kadar senyawa penghambat
b/v dan infusa daun sirsak 8,75% b/v) terdapat lebih banyak terambil sehingga menurunkan
perbedaan karena berdasarkan uji statistic kerja flavonoid. Oleh sebab itu, formulasi dari
ANOVA satu arah menunjukkan bahwa infusa komposisi ramuan harus dibuat setepat
setengah dosis (infusa daun nangka 5% b/v mungkin agar mendapatkan efek yang
dan infusa daun sirsak 17,5% b/v) dan infusa dikehendaki dan tidak menimbulkan
seperempat dosis (infusa daun nangka 2,5% kontraindikasi (Herbie, 2015).
b/v dan infusa daun sirsak 8,75% b/v) berada
dalam satu subset yang berbeda dan terlihat
perbedaan bermakna (P<0,05) pada hasil uji T V. KESIMPULAN
test. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi Dari hasil penelitian efek sedatif infusa
daun nangka (Artocarpus heteropyllus Lamk.)
tunggal, daun sirsak (Annona muricata L.)
tunggal, kombinasi setengah dosis (5% b/v dan
17,5% b/v) dan kombinasi seperempat dosis
(2,5% b/v dan 8,75% b/v) pada mencit putih
jantan yang telah dilakukan maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :

1) Kombinasi infusa setengah dosis tunggal


(5% b/v dan 17,5% b/v) serta seperempat
dosis tunggal (2,5% b/v dan 8,75% b/v)
menunjukkan efek sedatif yang lebih
besar dibandingkan dengan sediaan infusa dibanding infusa setengah dosis tunggal
tunggal masing-masing. (5% b/v dan 17,5% b/v) dan kombinasi
2) Kombinasi infusa seperempat dosis tersebut menunjukkan efek yang sinergis
tunggal (2,5% b/v dan 8,75% b/v)
memberikan hasil yang lebih optimal
DAFTAR PUSTAKA pepaya (Carica papaya L Var. Bangkok) asal
Agustina, E. (2016). Uji Efek Sedatif Ekstrak Kab. Pinrang pada tikus(Rattus norvegicus)
Etanol Daun Nangka (Artocarpus jantan. Jurnal biantore, 15(2), 111-116.
hetereropyllusLamk.)Terhadap Mencit Putih
Jantan Galur Swiss Webster. (Skripsi). Prakash, O., Jyoti., Kumar, A., & Kumar, P.
Palembang : STIFI BP Palembang. (2013). Screening of analgesic and
immunomodulator activity of artocarpus
Badan POM R.I. (2011). Acuan sediaan
herbal. (Cetakan pertama). Jakarta : Direktorat heteropyllus lamk. Leaves (jackfruit) in mice.
OAI, Deputi II, Badan POM R.I. Der pharmacia letter, 1(11), 2278-4136.

Dewi, T., Budi, S.C., Yusrina, S.C. (2014). Rizki, N. K. (2014). Uji Efek Sedatif Ekstrak
Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Ujidaya hambat infusa daun nangka
Terhadap Mencit Putih Jantan Galur Swiss
(Artocarpus hetereropyllusLamk.) terhadap Webster. (Skripsi). Palembang : STIFI BP
pertumbuhan bakteru Staphylococcus aureus. Palembang.
Jurnal permata Indonesia, 5(2), 1-7.
Sivagnasundanram, P & Karunayake, K. O. L.
Herbie, T. (2015). Kitab tanaman berkhasiat (2015). Phytochemical screning and
obat : 226 tumbuhan obat untuk penyembuhan Antimicrobial activity of Artocarpus
penyakit dan kebugaran tubuh cetakan heteropyllus and Artocarpus altilis leaf and
pertama. Yogyakarta : Octopus Publishing stem bark. OUSL Journal, 9(3), 1 – 17.
House
Utama, H. & Vincent, G. (2007). Hipnotik –
Jonhston, G.A.R. (2006). GABAareceptor sedatif dan alkohol dalam farmakologi dan
chanel pharmacology. Current pharmaceutical terapi (Edisi V). Departemen Farmakologi dan
design, 11 (1), 1867-1885. Terapeutik FK UI. Jakarta : Gaya Baru.

Kojong, S.N., Yamlean, Y.V.P., Uneputty, P.J. Vimala, J. Rosaline., A. Lena Rose, S. Raja.
(2013). Potensi infusa daun sirsak (Annona (2012). A study on the phytochemical analisis
muricata L.) terhadap kadar kolesterol darah
and corrosion inhibitor on mild steel by
pada tikus putih jantan (Rattus novergicus).
Pharmacon, 2(2). Annona Muricata L. Leaves Extract in
Hydrochloric Acid. India, 3(3) : 582 – 588.
K.S Ika Devi., Khoirunissa., dan Istriningsih
E., (2018). Efek antidepresan kombinasi infusa
biji pala (Myristica fragrans) dan daun
kemangi (Ocimum basilicum) pada mencit
jantan putih (Mus musculus). Jurnal para
pemikir, 7(2).

Nurkhalifah., Rahmawati., dan Rahman, S.


(2014). Efek hipoglikemik kombinasi infusa
biji alpukat (Persea americana Mill) dan biji

Anda mungkin juga menyukai