DISUSUN OLEH :
Dosen Pembimbing :
Dra. RatnaningsihDewiAstuti, Apt, M. Kes
NILAI PARAF
JURUSAN FARMASI
2020
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan tablet effervecent CDR Fortos.
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi persyaratan kestabilan fisik tablet effervescent
CDR Fortos.
3. Mahasiswa mengetahui CPOB pembuatan CDR Fortos.
II. TEORI
1. Pengertian Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran,
bentuk, berat, kekerasan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang
tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian secara oral. Biasanya tablet dibuat dengan penambahan zat
warna dan zat pemberi rasa. Selain secara oral, tablet juga dapat diberikan secara
sublingual, bukal, dan melalui vagina.
Menurut FI Edisi IV Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi.
Menurut Formularium Nasional Edisi II Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat
dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua
permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.
Menurut FI edisi III 1979 Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak
berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat
pembasah atau zat lain yang cocok.
2. Tablet Effervescent
1. Pengertian
Tablet effervescent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika dimasukkan
kedalam air. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan
dari reaksi antara asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas karbondioksida
ini membantu mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif.
Selain itu gas karbondioksida ini juga memberi rasa segar seperti halnya pada
minuman kaleng berkarbonsi. Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet
juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu
memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Adalah tablet berbuih dibuat dengan cara
kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang
mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. (ANSEL, 249)
5. Tujuan Penggunaan
a. Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan penyerapan obat karena obat
diberikan dalam bentuk larutan ketika akan digunakan.
b. Tablet effervescent juga dapat melindungi zat aktif yang tidak tahan dengan pH
lambung. Karena tablet effervescent dapat menaikkan pH lambung menjadi netral
atau hampIr netral. Misalnya tablet effervescent yang mengadung aspirin, aspirin
tetap ada dalam larutan dan dengan cepat dipakai oleh tubuh pada pengosongan
lambung. Aspirin dalam bentuk tablet effervescent tidak begitu mengiritasi selaput
lendir lambung.
c. Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan bagi pasien yang tidak dapat
menelan tablet konvensional, pil, atau kapsul karena sebelum digunakan tablet
dilarutkan dalam air terlebih dahulu.
d. Tablet effervescent dibuat untuk menutupi rasa zat aktif yang kurang enak.
e. Dengan tablet effervescent dapat meningkatkan estetika dan rasa senang pasien saat
akan minum obat.
3. CDR Fortos
Kalsium 600 mg
Vitamin D sebanyak 400 IU
b. Vitamin D3
Vitamin D3 merupakan vitamin larut lemak yang dimetabolisme oleh tubuh
menjadi bentuk aktif yang memiliki berbagai efek biologis, termasuk diantaranya
adalah efek klasik vitamin D sebagai regulator dalam metabolisme kalsium. Telah
banyak dilaporkan berbagai efek non-klasik vitamin D , meliputi sebagai
regulator dalam sekresi hormon, fungsi imun dan proses proliferasi dan
diferensiasi sel.
Vitamin D juga dilaporkan berperan sebagai antioksidan membran yang
melindungi neuron terhadap kerusakan akibat stres oksidatif. Proses apoptosis
yang dimediasi oleh adanyapeningkatan stres oksidatif dapat diinduksi oleh
berbagai jenis induser, antara lain stimuli fisiologis,kondisi patologis, pestisida,
obat-obatan, dan lain-lain. Etanol merupakan salah satu senyawa yangtelah
banyak dikenal dapat menimbulkan efek neu- rotoksik yang dapat menginduksi
apoptosis neuron otak akibat peningkatan stres oksidatif.
Sukrosa adalah gula yang diperoleh dari tebu (Saccharum officinarum Linne ´
(Fam. Gramineae)), bit gula (Beta vulgaris Linne ´ (Fam. Chenopodiaceae)), dan
sumber lainnya. Tidak mengandung zat tambahan. Sukrosa muncul sebagai kristal
tidak berwarna, seperti massa kristalin atau blokir, atau dapat menghasilkan kristal
dalam bubuk; itisodorless dan memiliki rasa yang manis. Sukrosa banyak
digunakan dalam formulasi farmasi oral. Sirup sukrosa, mengandung sukrosa 50-
67% b / b, digunakan dalam tablet sebagai zat pengikat untuk granulasi basah.
Dalam bentuk bubuk, sukrosa berfungsi sebagai pengikat kering (2-20% b / b)
atau sebagai bahan pengental dan pemanis dalam tablet kunyah dan tablet hisap.
(1-3) Tablet yang mengandung sukrosa dalam jumlah besar dapat mengeras
hingga menjadi buruk kehancuran. Sukrosa juga banyak digunakan dalam
makanan dan gula-gula, dan terapeutik dalam pasta gula yang digunakan untuk
meningkatkan penyembuhan luka. Kategori Fungsional: Basis gula-gula; agen
pelapis; bantuan granulasi; agen suspensi; zat pemanis; pengikat tablet; tablet dan
pengencer kapsul; pengisi tablet; agen terapi; agen penambah viskositas.
f. Kollidon 30
Kollidon® 30 adalah polimer polyvinylpyrrolidone yang larut dalam air dan
banyak pelarut organik. Ini digunakan sebagai eksipien dalam industri farmasi
untuk mikroenkapsulasi obat. Ini terutama diterapkan sebagai pengikat untuk
butiran dan tablet, untuk meningkatkan bioavailabilitas senyawa aktif yang hampir
tidak larut atau dalam bidang pelepasan terkontrol.
g. Kollidon CL
Kollidon® CL-M digunakan sebagai stabilisator untuk suspensi oral dan topikal
dan untuk meningkatkan karakteristik pelepasan obat tablet, kapsul atau granula.
Disintegrant kami dengan partikel mikronisasi, memberikan fungsionalitas
disintegrasi sedikit ketika digunakan sebagai pengikat. Crosspovidone juga
digunakan sebagai pembentuk pori dalam beberapa formulasi.
h. PEG 600
Polietilen glikol sebagai polimer tambahan etilen oksida dan air. Polietilen glikol
kelas 200-600 adalah cairan; grade 1000 ke atas adalah padatan pada suhu sekitar.
Nilai cairan (PEG 200-600) terjadi pada cairan kental yang tidak berwarna, agak
tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan. Cairan lampu sorot memiliki
karakteristik bakteri dan rasa pahit dan sedikit terbakar. PEG 600 dapat terjadi
sebagai padatan pada suhu sekitar. Nilai padat (PEG> 1000) berwarna putih atau
putih pudar, dan berkisar pada konsistensi dari pasta hingga serpihan berlilin.
Mereka memiliki bau yang samar dan manis. Kelas PEG 6000 dan di atas tersedia
sebagai bubuk giling yang mengalir bebas.
a. Farmakodinamika
b. Farmakokinetika
Kalsium karbonat merupakan obat yang dapat diabsorpsi baik dengan dosis yang
cukup dan kondisi saluran cerna baik. Obat ini dapat didistribusikan secara cepat
dan tidak memerlukan metabolisme sehingga dapat dengan cepat dieliminasi
tubuh.[2,6]
Absorpsi
Kalsium karbonat dapat diabsorpsi maksimal pada dosis 500 mg. Bioavailabilitas
oral bergantung dari pH usus, ada atau tidaknya makanan, dan dosis kalsium
karbonat.[2,6]
Distribusi
Kalsium didistribusikan secara cepat dan diserap oleh jaringan tulang setelah
diabsorpsi. Selain itu, kalsium juga didistribusikan ke cairan ekstraselular. Tulang
mengandung 99% kalsium tubuh dan 1% sisanya didistribusikan merata antara
cairan intraselular dan ekstraselular. Sebanyak 45% kalsium karbonat akan terikat
dengan protein dalam darah.[2,6]
Metabolisme
Kalsium karbonat tidak dimetabolisme dalam tubuh dan langsung siap untuk
dieliminasi, baik melalui feses, urine, maupun keringat.[2,6]
Eliminasi
Kalsium karbonat paling banyak dieliminasi melalui feses (80%). Kalsium yang
disaring pada ginjal akan direabsorpsi di lengkung Henle asenden serta tubulus
kontortus proksimal dan distal kemudian diekskresikan pada urine. Selain itu,
kalsium karbonat juga akan diekskresikan melalui kelenjar keringat dalam jumlah
yang kecil.[2,6]
V. Formulasi
1. Formulasi Acuan
2. Formulasi Usulan
No. Bahan mg/tab Fungsi
1 Kolekalsiferol 500 mg Zat aktif
2 Kalsium Karbonat 300 mg Zat aktif
3 Tartaric acid (kristal) 450 mg Perasa
4 Kollidon® 30 600 mg Pengikat
5 Kollidon® 30 35 mg Pengikat
6 Isopropanol 200 mg Pengisi
Sukrosa (Kristal) 400 mg Pengencer
7
Kollidon CL 120 mg Penghancur
8
PEG-600 (serbuk) 60 Pengikat
9
3. Alasan Pemilihan Bahan :
Kalsium Karbonat
- Bahan ditujukan untuk mencegah atau mengobati kadar Kalsium yang rendah
pada orang yang tidak mendapatkan cukup kalsium dari makanan mereka.
- Dalam formula ini digunakan dosis 600 mg yang ditujukan penggunaan untuk
orang diatas 40 tahun.
Vitamin D3
- Bahan ditujukan untuk mencegah atau mengobati kadar Vitamin D3 yang
rendah pada seseorang.
- Dalam formula ini digunakan vitamin D3 dengan dosis 0,235 mg yang
ditujukan untuk orang diatas 40 tahun.
Asam Tatrat
- Asam tartrat dalam formulasi ini secara luas digunakan dalam kombinasi
dengan bikarbonat sebagai komponen granul effervescent serbuk dan tablet
(Rame, 2004: 731).
- Asam tartrat sering dikombinasikan dengan asam sitrat karena apabila asam
tartrat sebagai asam tunggal saja granul yang dihasilkan akan mudah
kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (Ansel, 2008: 214). - Jika
berikatan dengan zat aktif akan meningkatkan laju disolusi dalam hal ini akan
cepat larut dan hilang atau habis ketika dimasukkan ke dalam air (Rame, 2004:
731).
Kollidon ® 30
Kollidon 30 digunakan sebagai tablet binder untuk mengikat komponen
komponen tablet sehinga granul yang terbentuk memiliki ukuran sama dan
kompak (Rowe, et al., 2009)
Kollidon CL
Kollidon CL merupakan suatu crospovidon yang mempunyai polimer berikatan
silang yang higroskopis. Higroskopisitas crospovidon dapat digunakan untuk
mengadsorbsi air dalam preparasi obat sensitif lembab sehingga dapat
meningkatkan stabilitas obat (Kibbe, 2009). Kollidon CL juga mempunyai
ukuran partikel kecil, bentuknya berpori, dan memiliki kemampuan penyerapan
air yang tinggi (Kumar dan Nirmala, 2012).
4. Perhitungan Bahan
Bobot 1 tablet = 2665 mg
Dibuat = 100 tablet
Dilebihkan 20% = 20% x 100 tablet = 20 tablet
Total Tablet yang dibuat = 100 tablet + 20 tablet = 20 tablet
1. Kolekalsiferol = 500 mg x 120 = 60.000 mg
2. Kalsium Karbonat = 300 mg x 120 = 36.000 mg
3. Tartaric acid = 450 mg x 120 = 54.000 mg
4. Kollidon® 30 = 600 mg x 120 = 72.000 mg
5. Kollidon® 30 = 35 mg x 120 = 4.200 mg
6. Isopropanol = 200 mg x 120 = 26.000 mg
7. Sukrosa = 400 mg x 120 = 48.000 mg
8. Kollidon CL = 120 mg x 120 = 14.400 mg
9. PEG-600 = 60 mg x 120 = 7.200 mg
5. Penimbangan Bahan
1. Kolekalsiferol = 60.000 mg
2. Kalsium Karbonat = 36.000 mg
3. Tartaric acid = 54.000 mg
4. Kollidon® 30 = 72.000 mg
5. Kollidon® 30 = 4.200 mg
6. Isopropanol = 26.000 mg
7. Sukrosa = 48.000 mg
8. Kollidon CL = 14.400 mg
9. PEG-600 = 7.200 mg
Prosedur Persiapan :
1. Bahan baku datang dari distibutor kemudian akan di terima oleh bagian
managemen mutu.
Managemen mutu melakukan pengecekan distributor pada daftar pemasok.
2. Managemen mutu lalu mengkaji mutu bahan yang datang dari distributor
tersebut.
Bahan dinyatakan lulus uji apabila memenuhi seluruh klasifikasi yang ada di
prosedur tetap (protap) tentang penerimaan bahan baku.
3. Setelah bahan memenuhi seluruh klasifikasi dari protap, bahan baku beserta
protap akan di periksa ulang oleh bagian Quality Assurance.
4. Setelah bahan baku dinyatakan lulus uji oleh managemen mutu dan quality
assurance, bahan baku akan disimpan di dalam gudang penyimpanan bahan baku.
5. Managemen mutu dan quality kontrol memberikan laporan kepada Kepala bagian
Produksi bahwa bahan baku yang dikehendaki sudah masuk dan disimpan di
gudang bahan baku.
6. Kepala produksi mempersiapkan kegiatan produksi.
7. Sebelum melakukan proses produksi obat, personalia mengenakan pakaian
khusus*.
Prosedur Pembuatan :
Proses produksi dilakukan di dalam ruang E dengan temperatur 20-25o C.
1. Siapkan alat dan bahan
Personalia memastikan kembali kondisi mesin dan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam keadaan siap produksi
Bahan ditimbang*
2. Larutkan Povidone dan etanol 96% dalam Rapid Mixer Granulator (LM-400).
(massa A)
3. Campurkan semua zat aktif (Kolekalsiferol dan Kalsium Karbonat) asam tartat,
Kollidon® 30, Kollidon® 30, isopropanol, sukrosa, kollidon CL, dan PEG 600
ske dalam massa A. (massa B)
4. Setelah massa B tercampur rata, kemudian dibuat granul, keringkan.
5. Setelah massa granul kering kemudian dilakukan evaluasi granul yang meliputi;
uji granulometri, uji bobot jenis, uji kadar pemampatan, uji kecepatan alir, uji
sudut diam, dan uji kompresibilitas.
6. Setelah massa granul dinyatakan lulus uji kelayakan kemudian dilakukan
pencetakan tablet menggunakan Power Press Machine.
7. Tablet yang telah dicetak kemudian diambil sejumlah sampel untuk dilakukan
evaluasi tablet yang meliputi; uji organoleptis, uji waktu larut, uji kekerasan
tablet, uji keseragaman, uji keregasan tablet, uji pH, uji kadar air dan uji statistik
kesukaan.
8. Setelah tablet dinyatakan lulus uji kelayakan kemudian dilakukan pengemasan
menggunakan Effervescent Tablet Counting Machine BSP 50.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT
SUPER MIXER
Technical Parameter
voltage 220V50Hz
power : 0.8KW
feeding capacity : 10-30 tablets/bottles
tablet diameter 16mm -30mm
tablet thickness 3mm -8mm
output 40bottle/minute
External dimensions 2000mm *1600mm*1680mm
Weight: about 450KG