Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

REVIEW SEDIAAN TABLET EFFERVESCENT CDR FORTOS

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5 (Reguler 2B)

1) PUJA BILI YOYON (PO.71.39.1.18.063)


2) RIDHO PUTRAMA M (PO.71.39.1.18.067)
3) ROSALINA (PO.71.39.1.18.068)
4) SHAFA NATHASYA A (PO.71.39.1.18.069)
5) SITI QURROTA A (PO.71.39.1.18.071)
6) SRI ISMAWATI (PO.71.39.1.18.072)
7) THARISSA RIZKA R (PO.71.39.1.18.074)

Dosen Pembimbing :
Dra. RatnaningsihDewiAstuti, Apt, M. Kes

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

2020

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan tablet effervecent CDR Fortos.
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi persyaratan kestabilan fisik tablet effervescent
CDR Fortos.
3. Mahasiswa mengetahui CPOB pembuatan CDR Fortos.

II. TEORI
1. Pengertian Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran,
bentuk, berat, kekerasan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang
tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian secara oral. Biasanya tablet dibuat dengan penambahan zat
warna dan zat pemberi rasa. Selain secara oral, tablet juga dapat diberikan secara
sublingual, bukal, dan melalui vagina.
Menurut FI Edisi IV Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi.
Menurut Formularium Nasional Edisi II Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat
dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua
permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.
Menurut FI edisi III 1979 Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak
berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat  pelican, zat
pembasah atau zat lain yang cocok.

2. Tablet Effervescent
1. Pengertian
Tablet effervescent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika dimasukkan
kedalam air. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan
dari reaksi antara asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas karbondioksida
ini membantu mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif.
Selain itu gas karbondioksida ini juga memberi rasa segar seperti halnya pada
minuman kaleng berkarbonsi. Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet
juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu
memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Adalah tablet berbuih dibuat dengan cara
kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang
mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. (ANSEL, 249)

2. Pembuatan Tablet Effervescent


Tablet effervecent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi
basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan
metode wurster, menggunakan suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan
saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas.
Tablet effervecent memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam
pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat
tersatukan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil
karbondioksida. Reaksi kedua bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka
dari itu tablet Efervescent selama perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke
tangan pasien tidak boleh sedikitpun kontak dengan air. Selain itu suhu tinggi juga
dapat mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga juga harus dijaga pada suhu
yang relatif rendah.Proses pembuatan tablet efervesen membutuhkan kondisi khusus,
kelembabab harus relatif rendah dan suhu harus dingin untuk mencegah granul atau
tablet melekat pada mesin karena pengaruh kelembaban dari udara

3. Keuntungan tablet ini :


• Memungkinkan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis
yang tepat.
• Rasa menyenangkan karena karbonasi membantu menutup rasa zat aktif yang tidak
enak.
• Ukuran tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas secara individual sehingga
bisa menghindari masalah ketidakstabilan zat aktif dalam penyimpanan.
• Mudah menggunakannya karena tablet dilarutkan terlebih dahulu dalam air, baru
diminum.
• Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.

4. Kerugian tablet ini :


• Kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
• Kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk
memulai reaksi effervescent.

5. Tujuan Penggunaan
a. Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan penyerapan obat karena obat
diberikan dalam bentuk larutan ketika akan digunakan.
b. Tablet effervescent juga dapat melindungi zat aktif yang tidak tahan dengan pH
lambung. Karena tablet effervescent dapat menaikkan pH lambung menjadi netral
atau hampIr netral. Misalnya tablet effervescent yang mengadung aspirin, aspirin
tetap ada dalam larutan dan dengan cepat dipakai oleh tubuh pada pengosongan
lambung. Aspirin dalam bentuk tablet effervescent tidak begitu mengiritasi selaput
lendir lambung.
c. Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan bagi pasien yang tidak dapat
menelan tablet konvensional, pil, atau kapsul karena sebelum digunakan tablet
dilarutkan dalam air terlebih dahulu.
d. Tablet effervescent dibuat untuk menutupi rasa zat aktif yang kurang enak.
e. Dengan tablet effervescent dapat meningkatkan estetika dan rasa senang pasien saat
akan minum obat.

3. CDR Fortos

a. Golongan: Obat Bebas


b. Kelas Terapi: Vitamin dan Suplemen
c. Kandungan: Kalsium dan Vitamin D
d. Bentuk: Tablet Effervescent
e. Satuan Penjualan: Tube
f. Kemasan: Tube @ 10 Tablet Effervescent
g. Farmasi: Bayer Indonesia
CDR Fortos mengandung Kalsium dan Vitamin D yang merupakan suplemen
untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan
gigi.CDR Fortos juga digunakan untuk membantu pencegahan osteoporosis
(pengroposan tulang) dan meringankan gejala menopause. CDR Fortos dapat
diminum oleh semua kalangan usia termasuk wanita hamil dan menyusui. CDR
umumnya diminum dengan cara melarutkan 1 buah tablet effervescent (tablet yang
mengeluarkan gas jika dilarutkan ke dalam air) ke dalam segelas air. Anda sebaiknya
segera meminumnya setelah dilarutkan.Konsultasikan ke dokter untuk fungsi
dan aturan minum obat ini lebih lanjut agar sesuai dengan kebutuhan Anda. Suplemen
CDR (Calcium-D-Redoxon) paling baik disimpan pada suhu ruangan.Jauhkan dari
sinar matahari langsung dan tempat yang lembap.Jangan disimpan di kamar
mandi.Jangan dibekukan. Dosis CDR untuk orang dewasa yang direkomendasikan
adalah 1 tablet effervescent sehari. Dalam CDR Fortos, terdapat 10 tablet dengan
komposisi sebagai berikut:

 Kalsium 600 mg
 Vitamin D sebanyak 400 IU

Berbeda dengan varian lainnya, CDR Fortos dianjurkan untuk dikonsumsi


oleh wanita dan pria di atas 40 tahun, serta ibu hamil dan menyusui.

III. Monografi Bahan


a. Kalsium Karbonat (Handbook of pharmaceutical excipient 6th edition hal. 86)
Kalsium karbonat, yang digunakan sebagai eksipien farmasi, adalahterutama
digunakan dalam bentuk sediaan padat sebagai pengencer. Juga digunakan
sebagai dasar untuk persiapan gigi berobat, sebagai agen buffering,dan sebagai
bantuan pembubaran dalam tablet dispersible.Kalsium karbonat adalah digunakan
sebagai agen bulking dalam proses pelapisan tablet gula dan sebagai opacifier
dalam lapisan film tablet. Kalsium karbonat juga digunakan sebagai bahan
tambahan makanan dan terapi sebagai suplemen antasid dan kalsium.
Kalsium karbonat terjadi sebagai bubuk putih yang tidak berbau dan tidak berasa
atau kristal. Fungsinya sebagai agen penyangga; agen pelapis; pewarna;
opacifier; pengikat tablet; tablet dan pengencer kapsul; agen terapi.Kalsium
karbonat stabil dan harus disimpan di tempat yang tertutup rapat wadah di tempat
yang sejuk dan kering.

b. Vitamin D3
Vitamin D3 merupakan vitamin larut lemak yang dimetabolisme oleh tubuh
menjadi bentuk aktif yang memiliki berbagai efek biologis, termasuk diantaranya
adalah efek klasik vitamin D sebagai regulator dalam metabolisme kalsium. Telah
banyak dilaporkan berbagai efek non-klasik vitamin D , meliputi sebagai
regulator dalam sekresi hormon, fungsi imun dan proses proliferasi dan
diferensiasi sel.
Vitamin D juga dilaporkan berperan sebagai antioksidan membran yang
melindungi neuron terhadap kerusakan akibat stres oksidatif. Proses apoptosis
yang dimediasi oleh adanyapeningkatan stres oksidatif dapat diinduksi oleh
berbagai jenis induser, antara lain stimuli fisiologis,kondisi patologis, pestisida,
obat-obatan, dan lain-lain. Etanol merupakan salah satu senyawa yangtelah
banyak dikenal dapat menimbulkan efek neu- rotoksik yang dapat menginduksi
apoptosis neuron otak akibat peningkatan stres oksidatif.

c. Asam tartarat (Handbook of pharmaceutical excipient 6th edition hal. 731)


Asam Tartat sebagai kristal monoklinik yang tidak berwarna, atau bubuk kristal
putih atau hampir putih. Tidak berbau, dengan rasa yang sangat asam. Asam
tartarat digunakan dalam minuman, gula-gula, produk makanan, dan formulasi
farmasi sebagai anacidulant. Ini juga dapat digunakan sebagai agen penyerapan
dan sebagai sinergis antioksidan. Dalam formulasi farmasi, ini banyak digunakan
dalam kombinasi dengan bikarbonat, sebagai komponen asam dari butiran
efervesen, bubuk, dan tablet. Asam tartarat juga digunakan untuk membentuk
senyawa molekuler (garam dan kristal) dengan bahan aktif farmasi untuk
meningkatkan sifat fisikokimia seperti laju disolusi dan kelarutan. Kategori
Fungsional Agen pengasaman; agen penyedap; agen pengasing.
d. Isopropanol (Handbook of pharmaceutical excipient 6th edition hal.346)
Isopropyl alkohol adalah cairan yang jernih, tidak berwarna, mudah bergerak,
mudah menguap, mudah terbakar dengan bau yang khas dan berbau seperti
campuran etanol dan aseton; rasanya agak pahit. Isopropyl alkohol (propan-2-ol)
digunakan dalam kosmetik dan formulasi farmasi, terutama sebagai pelarut dalam
formulasi topikal. (1) Tidak dianjurkan untuk penggunaan oral karena
toksisitasnya; lihat Bagian 14. Meskipun digunakan dalam lotion, sifat-sifat
degreasing yang ditandai dari isopropil alkohol dapat membatasi kegunaannya
dalam preparasi yang digunakan berulang kali.
Isopropylalcoholisalsousedasasventventbotfortablet film-coating dan untuk
granulasi tablet, (2) di mana alkohol isopropyl kemudian dihilangkan dengan
penguapan. Ini juga telah terbukti secara signifikan meningkatkan permeabilitas
kulit nimesulide dari carbomer 934. (3) Isopropyl alkohol memiliki beberapa
aktivitas antimikroba (lihat Bagian 10) dan70% v /
vaqueoussolutionisusedasatopicaldisinfektan. Terapi, isopropyl alkohol telah
diselidiki untuk pengobatan mual atau muntah pasca operasi. (4) Kategori
Fungsional: Disinfektan, pelarut.

e. Sukrosa (Handbook of pharmaceutical excipient 6th edition hal.703)

Sukrosa adalah gula yang diperoleh dari tebu (Saccharum officinarum Linne ´
(Fam. Gramineae)), bit gula (Beta vulgaris Linne ´ (Fam. Chenopodiaceae)), dan
sumber lainnya. Tidak mengandung zat tambahan. Sukrosa muncul sebagai kristal
tidak berwarna, seperti massa kristalin atau blokir, atau dapat menghasilkan kristal
dalam bubuk; itisodorless dan memiliki rasa yang manis. Sukrosa banyak
digunakan dalam formulasi farmasi oral. Sirup sukrosa, mengandung sukrosa 50-
67% b / b, digunakan dalam tablet sebagai zat pengikat untuk granulasi basah.
Dalam bentuk bubuk, sukrosa berfungsi sebagai pengikat kering (2-20% b / b)
atau sebagai bahan pengental dan pemanis dalam tablet kunyah dan tablet hisap.
(1-3) Tablet yang mengandung sukrosa dalam jumlah besar dapat mengeras
hingga menjadi buruk kehancuran. Sukrosa juga banyak digunakan dalam
makanan dan gula-gula, dan terapeutik dalam pasta gula yang digunakan untuk
meningkatkan penyembuhan luka. Kategori Fungsional: Basis gula-gula; agen
pelapis; bantuan granulasi; agen suspensi; zat pemanis; pengikat tablet; tablet dan
pengencer kapsul; pengisi tablet; agen terapi; agen penambah viskositas.

f. Kollidon 30
Kollidon® 30 adalah polimer polyvinylpyrrolidone yang larut dalam air dan
banyak pelarut organik. Ini digunakan sebagai eksipien dalam industri farmasi
untuk mikroenkapsulasi obat. Ini terutama diterapkan sebagai pengikat untuk
butiran dan tablet, untuk meningkatkan bioavailabilitas senyawa aktif yang hampir
tidak larut atau dalam bidang pelepasan terkontrol.

g. Kollidon CL

Kollidon® CL-M digunakan sebagai stabilisator untuk suspensi oral dan topikal
dan untuk meningkatkan karakteristik pelepasan obat tablet, kapsul atau granula.
Disintegrant kami dengan partikel mikronisasi, memberikan fungsionalitas
disintegrasi sedikit ketika digunakan sebagai pengikat. Crosspovidone juga
digunakan sebagai pembentuk pori dalam beberapa formulasi.

h. PEG 600

Polietilen glikol sebagai polimer tambahan etilen oksida dan air. Polietilen glikol
kelas 200-600 adalah cairan; grade 1000 ke atas adalah padatan pada suhu sekitar.
Nilai cairan (PEG 200-600) terjadi pada cairan kental yang tidak berwarna, agak
tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan. Cairan lampu sorot memiliki
karakteristik bakteri dan rasa pahit dan sedikit terbakar. PEG 600 dapat terjadi
sebagai padatan pada suhu sekitar. Nilai padat (PEG> 1000) berwarna putih atau
putih pudar, dan berkisar pada konsistensi dari pasta hingga serpihan berlilin.
Mereka memiliki bau yang samar dan manis. Kelas PEG 6000 dan di atas tersedia
sebagai bubuk giling yang mengalir bebas.

IV. Farmakologi Zat Aktif


Secara farmakologi, kalsium karbonat merupakan obat golongan antasida yang dapat
bekerja sebagai penetralisir asam lambung, suplementasi kalsium, serta pengikat
fosfat.

a. Farmakodinamika

Kalsium karbonat bekerja dengan mengembalikan keseimbangan asam basa,


mendorong aktivitas pepsin, dan meningkatkan sekresi bikarbonat dan
prostaglandin. Kapasitas netralisasi asam oleh kalsium karbonat adalah 58
mEq/15 ml. Ketika digunakan sebagai suplemen kalsium, kalsium karbonat
secara langsung meningkatkan cadangan kalsium dalam tubuh.[2,6]

b. Farmakokinetika

Kalsium karbonat merupakan obat yang dapat diabsorpsi baik dengan dosis yang
cukup dan kondisi saluran cerna baik. Obat ini dapat didistribusikan secara cepat
dan tidak memerlukan metabolisme sehingga dapat dengan cepat dieliminasi
tubuh.[2,6]

Absorpsi

Kalsium karbonat dapat diabsorpsi maksimal pada dosis 500 mg. Bioavailabilitas
oral bergantung dari pH usus, ada atau tidaknya makanan, dan dosis kalsium
karbonat.[2,6]

Distribusi

Kalsium didistribusikan secara cepat dan diserap oleh jaringan tulang setelah
diabsorpsi. Selain itu, kalsium juga didistribusikan ke cairan ekstraselular. Tulang
mengandung 99% kalsium tubuh dan 1% sisanya didistribusikan merata antara
cairan intraselular dan ekstraselular. Sebanyak 45% kalsium karbonat akan terikat
dengan protein dalam darah.[2,6]

Metabolisme

Kalsium karbonat tidak dimetabolisme dalam tubuh dan langsung siap untuk
dieliminasi, baik melalui feses, urine, maupun keringat.[2,6]

Eliminasi

Kalsium karbonat paling banyak dieliminasi melalui feses (80%). Kalsium yang
disaring pada ginjal akan direabsorpsi di lengkung Henle asenden serta tubulus
kontortus proksimal dan distal kemudian diekskresikan pada urine. Selain itu,
kalsium karbonat juga akan diekskresikan melalui kelenjar keringat dalam jumlah
yang kecil.[2,6]
V. Formulasi

1. Formulasi Acuan

Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Compressed Solid Products

Volume One Second Edition Hal. 343

2. Formulasi Usulan
No. Bahan mg/tab Fungsi
1 Kolekalsiferol 500 mg Zat aktif
2 Kalsium Karbonat 300 mg Zat aktif
3 Tartaric acid (kristal) 450 mg Perasa
4 Kollidon® 30 600 mg Pengikat
5 Kollidon® 30 35 mg Pengikat
6 Isopropanol 200 mg Pengisi
Sukrosa (Kristal) 400 mg Pengencer
7
Kollidon CL 120 mg Penghancur
8
PEG-600 (serbuk) 60 Pengikat
9
3. Alasan Pemilihan Bahan :

 Kalsium Karbonat
- Bahan ditujukan untuk mencegah atau mengobati kadar Kalsium yang rendah
pada orang yang tidak mendapatkan cukup kalsium dari makanan mereka.
- Dalam formula ini digunakan dosis 600 mg yang ditujukan penggunaan untuk
orang diatas 40 tahun.
 Vitamin D3
- Bahan ditujukan untuk mencegah atau mengobati kadar Vitamin D3 yang
rendah pada seseorang.
- Dalam formula ini digunakan vitamin D3 dengan dosis 0,235 mg yang
ditujukan untuk orang diatas 40 tahun.
 Asam Tatrat

- Asam tartrat dalam formulasi ini secara luas digunakan dalam kombinasi
dengan bikarbonat sebagai komponen granul effervescent serbuk dan tablet
(Rame, 2004: 731).
- Asam tartrat sering dikombinasikan dengan asam sitrat karena apabila asam
tartrat sebagai asam tunggal saja granul yang dihasilkan akan mudah
kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (Ansel, 2008: 214). - Jika
berikatan dengan zat aktif akan meningkatkan laju disolusi dalam hal ini akan
cepat larut dan hilang atau habis ketika dimasukkan ke dalam air (Rame, 2004:
731).
 Kollidon ® 30
Kollidon 30 digunakan sebagai tablet binder untuk mengikat komponen
komponen tablet sehinga granul yang terbentuk memiliki ukuran sama dan
kompak (Rowe, et al., 2009)
 Kollidon CL
Kollidon CL merupakan suatu crospovidon yang mempunyai polimer berikatan
silang yang higroskopis. Higroskopisitas crospovidon dapat digunakan untuk
mengadsorbsi air dalam preparasi obat sensitif lembab sehingga dapat
meningkatkan stabilitas obat (Kibbe, 2009). Kollidon CL juga mempunyai
ukuran partikel kecil, bentuknya berpori, dan memiliki kemampuan penyerapan
air yang tinggi (Kumar dan Nirmala, 2012).

4. Perhitungan Bahan
Bobot 1 tablet = 2665 mg
Dibuat = 100 tablet
Dilebihkan 20% = 20% x 100 tablet = 20 tablet
Total Tablet yang dibuat = 100 tablet + 20 tablet = 20 tablet
1. Kolekalsiferol = 500 mg x 120 = 60.000 mg
2. Kalsium Karbonat = 300 mg x 120 = 36.000 mg
3. Tartaric acid = 450 mg x 120 = 54.000 mg
4. Kollidon® 30 = 600 mg x 120 = 72.000 mg
5. Kollidon® 30 = 35 mg x 120 = 4.200 mg
6. Isopropanol = 200 mg x 120 = 26.000 mg
7. Sukrosa = 400 mg x 120 = 48.000 mg
8. Kollidon CL = 120 mg x 120 = 14.400 mg
9. PEG-600 = 60 mg x 120 = 7.200 mg

5. Penimbangan Bahan
1. Kolekalsiferol = 60.000 mg
2. Kalsium Karbonat = 36.000 mg
3. Tartaric acid = 54.000 mg
4. Kollidon® 30 = 72.000 mg
5. Kollidon® 30 = 4.200 mg
6. Isopropanol = 26.000 mg
7. Sukrosa = 48.000 mg
8. Kollidon CL = 14.400 mg
9. PEG-600 = 7.200 mg

PROSES PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT MENURUT PRINSIP CPOB

Prosedur Persiapan :
1. Bahan baku datang dari distibutor kemudian akan di terima oleh bagian
managemen mutu.
 Managemen mutu melakukan pengecekan distributor pada daftar pemasok.
2. Managemen mutu lalu mengkaji mutu bahan yang datang dari distributor
tersebut.
 Bahan dinyatakan lulus uji apabila memenuhi seluruh klasifikasi yang ada di
prosedur tetap (protap) tentang penerimaan bahan baku.
3. Setelah bahan memenuhi seluruh klasifikasi dari protap, bahan baku beserta
protap akan di periksa ulang oleh bagian Quality Assurance.
4. Setelah bahan baku dinyatakan lulus uji oleh managemen mutu dan quality
assurance, bahan baku akan disimpan di dalam gudang penyimpanan bahan baku.
5. Managemen mutu dan quality kontrol memberikan laporan kepada Kepala bagian
Produksi bahwa bahan baku yang dikehendaki sudah masuk dan disimpan di
gudang bahan baku.
6. Kepala produksi mempersiapkan kegiatan produksi.
7. Sebelum melakukan proses produksi obat, personalia mengenakan pakaian
khusus*.

Prosedur Pembuatan :
Proses produksi dilakukan di dalam ruang E dengan temperatur 20-25o C.
1. Siapkan alat dan bahan
 Personalia memastikan kembali kondisi mesin dan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam keadaan siap produksi
 Bahan ditimbang*
2. Larutkan Povidone dan etanol 96% dalam Rapid Mixer Granulator (LM-400).
(massa A)
3. Campurkan semua zat aktif (Kolekalsiferol dan Kalsium Karbonat) asam tartat,
Kollidon® 30, Kollidon® 30, isopropanol, sukrosa, kollidon CL, dan PEG 600
ske dalam massa A. (massa B)
4. Setelah massa B tercampur rata, kemudian dibuat granul, keringkan.
5. Setelah massa granul kering kemudian dilakukan evaluasi granul yang meliputi;
uji granulometri, uji bobot jenis, uji kadar pemampatan, uji kecepatan alir, uji
sudut diam, dan uji kompresibilitas.
6. Setelah massa granul dinyatakan lulus uji kelayakan kemudian dilakukan
pencetakan tablet menggunakan Power Press Machine.
7. Tablet yang telah dicetak kemudian diambil sejumlah sampel untuk dilakukan
evaluasi tablet yang meliputi; uji organoleptis, uji waktu larut, uji kekerasan
tablet, uji keseragaman, uji keregasan tablet, uji pH, uji kadar air dan uji statistik
kesukaan.
8. Setelah tablet dinyatakan lulus uji kelayakan kemudian dilakukan pengemasan
menggunakan Effervescent Tablet Counting Machine BSP 50.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT

TIMBANGAN SUPER MIXER

SUPER MIXER

TABLET PRESS MACHINE


Effervescent Tablet Counting Machine (BSP-40)

Technical Parameter
voltage 220V50Hz
power : 0.8KW
feeding capacity : 10-30 tablets/bottles
tablet diameter 16mm -30mm
tablet thickness 3mm -8mm
output 40bottle/minute
External dimensions 2000mm *1600mm*1680mm
Weight: about 450KG

Anda mungkin juga menyukai