Anda di halaman 1dari 5

Penerapan keselamatan pasien dalam pemberian obat

Nur Afrina Sahira P / 181101130

nurafrinasahir@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Keselamatan pasien berdasarkan JCI berkaitan dengan pemberian obat merupakan
salah satu bentuk pelayanan yang bertujuan agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat dibutuhkan,
dalam jumlah yang cukup, mutu terjamin dan harga yang terjangkau untuk mendukung pelayanan

Tujuan: kajian ini adalah untuk mengetahui penerapan keselamatan pasien dalam pemberian obat oleh
perawat.
Metode: Kajian ini menggunakan literature review berdasarkan buku teks, buku referensi, jurnal e-book
(10 tahun terakhir) dengan menganalisis, eksplorasi, dan kajian bebas.
Hasil: perawat diharapkan dapat implementasi keselamatan pasien menurut standart operasional
prosedur(SOP) dan dapat menerapkan 12 langkah benar dengan baik.
Pembahasan: Salah satu upaya untuk menimalkan insiden atau kesalahan dalam pemberian obat ,
keperawtan sebagai pelayanan professional yang merupakan ujung tombak pelayanan kepada pasien
harus bertindak dengan didasari oleh ilmu pengetahuan.
Penutup: Peran perawat dalam pemberian obat harus didasari dengan pengetahuan yang professional
untuk mengurangi resiko kesalahan kerja , sehingga dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di
rumah sakit

Kata kunci : Perawat Keselamatan pasien, Penerapan minum obat


Latar Belakang jenis pelayanan medik, banyaknya jenis dan
Keselamatan pasien berdasarkan JCI jumlah obat per pasien, faktor lingkungan,
berkaitan dengan pemberian obat merupakan beban kerja, kompetensi karyawan,
salah satu bentuk pelayanan yang bertujuan kepemimpinan dan sebagainya (Ditjen Bina
agar obat yang diperlukan tersedia setiap Kefarmasian dan Alat Kesehatan
saat dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup, Departemen Kesehatan RI tahun 2008).
mutu terjamin dan harga yang terjangkau
Penggunaan yang salah terhadap obat dapat
untuk mendukung pelayanan. yang bermutu
menimbulkan kecacatan bahkan kematian
serta memenuhi kebutuhan rumah sakit
pada manusia. Kesalahan dalam pemberian
dalam meningkatkan kualitas keselamatan
obat sering ditemukan meliputi kekeliruan
pasien. Obat merupakan sediaan atau paduan
dalam mengidentifikasi pasien, menetapkan
bahan-bahan yang siap digunakan untuk
jenis obat, order dosis yang salah, rute yang
mempengaruhi atau menyelidiki sistem
tidak tepat, waktu pemberian yang tidak
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
tepat, obat yang menimbulkan alergi atau
penetapan diagnosis, pencegahan,
kombinasi yang bertentangan sehingga
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
menimbulkan akibat berupa kematian
kesehatan dan kontrasepsi (Dep Kes RI,
(Syamsuni, 2006; 36).
2005).
Berdasarkan analisis kejadian beresiko Data tentang kesalahan pemberian obat

dalam proses kefarmasian, kejadian obat (medication error) di Indonesia belum dapat

yang merugikan, kesalahan pengobatan dan ditemukan. Darmansjah, (dalam Kuntarti,

reaksi obat yang merugikan menempati 2005), ahli farmakologi dari FKUI

kelompok urutan utama dalam keselamatan menyatakan bahwa kasus pemberian obat

pasien. Hal ini memerlukan pendekatan ke yang tidak benar maupun tindakan medis

sistem untuk mengelola, mengingat yang berlebihan (tidak perlu dilakukan tetapi

kompleksitas keterkaitan kejadian antara dilakukan) sering terjadi di Indonesia, hanya

kesalahan merupakan hal yang manusiawi saja tidak terekspos media massa.

dan proses farmakoterapi yang sangat Tujuan


kompleks. Faktor lain yang mempengaruhi Kajian ini bertujuan untuk mengetahui peran
terjadinya resiko obat terebut adalah perawat dalam menerapkan langkah-langkah
multifaktor dan multiprofesi yang kompleks, dalam pemberian obat kepada pasien karena
keselamatan pasien merupakan prioritas 3. Benar Dosis: Untuk menghindari
kesalahan pemberian obat dan agar
utama yang harus dilaksanakan oleh rumah
perhitungan obat benar untuk diberikan
sakit. kepada pasien maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat
Metode standar seperti alat untuk membelah tablet,
spuit atau sendok khusus, gelas ukur, obat
Kajian ini menggunakan literature review cair harus dilengkapi alat tetes.
berdasarkan buku teks, buku referensi,
4. Benar Cara Pemberian: Obat dapat
jurnal e-book (10 tahun terakhir) dengan diberikan melalui sejumlah rute yang
menganalisis, eksplorasi, dan kajian bebas. berbeda dan rute obat yang diberikan
diantaranya inhalasi, rektal, topikal,
Hasil parenteral, sublingual, peroral.

Perawat diharapkan dapat 5. Benar Waktu: Untuk dapat


mengimplementasikan keselamatan pasien menimbulkan efek terapi dari obat dan
menurut standart operasional prosedur(SOP) berhubungan dengan kerja obat itu sendiri,
dan dapat menerapkan 12 langkah benar maka pemberian obat harus benar-benar
dengan baik. Dengan begitu dapat sesuai dengan waktu yang diprogramkan.
meminimalisiri adanya kesalahan dalam
pemberian asuhan keperawatan(pemberian
6. Benar Dokumentasi: Pemberian obat
obat) yang mana jika seluruh perawat
harus sesuai dengan standar prosedur yang
menerapkan seperti itu, maka nama instansi
berlaku di rumah sakit. Perawat harus selalu
nya akan naik dan memperbaikin pelayanan
mencatat informasi yang sesuai mengenai
kesehatan indonesia.
obat yang telah diberikan serta respon klien
Pembahasan terhadap pengobatan.
12 langkah benar dalam pemberian obat 7. Benar Evaluasi :Setelah pemberian obat,
perawat selalu memantau atau memeriksa
1. Benar Pasien: Obat yang akan diberikan efek kerja obat kerja tersebut
hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mencocokkan 8. Benar Pengkajian: Sebelum pemberian
program pengobatan pada pasien, nama, obat, perawat harus selalu memeriksa tanda-
nomor register, alamat untuk tanda vital (TTV).
mengidentifikasi kebenaran obat.
9. Benar Reaksi dengan Obat Lain: Pada
2. Benar Obat: Obat memiliki nama dagang penyakit kritis, penggunaan obat seperti
dan nama generik dan pasien harus omeprazol diberikan dengan
mendapatkan informasi tersebut atau chloramphenicol.
menghubungi apoteker untuk menanyakan
nama generik dari nama dagang obat yang 10. Benar Reaksi Terhadap Makanan:
asing. Jika pasien meragukan obatnya, maka Pemberian obat harus memperhatikan waktu
perawat harus memeriksanya lagi dan yang tepat karena akan mempengaruhi
perawat harus mengingat nama dan obat efektivitas obat tersebut.
kerja dari obat yang diberikan.
11. Hak Klien Untuk Menolak: Perawat Hidayat. A Aziz Alimul. (2010). Riset
harus memberikan “inform consent” dalam keperawatan dan teknik penulisan
pemberian obat dan klien memiliki hak
untuk menolak pemberian obat tersebut ilmiah. Jakarta: Salemb Medika.

12. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Kee, J.L dan Evelyn R Hayes. (2009).
Medikasi Klien: Perawat memiliki Farmakologi: Pendekatan Proses
tanggungjawab untuk melaksanakan
pendidikan kesehatan khususnya yang Keperawatan. Jakarta: EGC.
berkaitan dengan obat kepada pasien,
keluarga pasien, dan masyarakat luas Kuncoro, T. (2012). Hubungan antara
diantaranya mengenai perubahan-perubahan
pengetahuan, sikap dan kualitas
yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari kehidupan kerja dengan kinerja perawat
dalam penerapan system keselamatan
Penutup
pasien di Rumah Sakit XY. Tesis.
Peran perawat dalam pemberian obat harus Fakultas Kesehatan Masyarakat.
didasari dengan pengetahuan yang Program Studi Kajian Administrasi

professional untuk mengurangi resiko Rumah Sakit Depok.

kesalahan kerja , sehingga dapat


Lexi Moleong. (2009). Metodologi Penelitian
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung :
di rumah sakit Remaja Rosdakarya

Referensi Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A &


Hall, A. (2011). Basic nursing (Seventh
Adisasmito, W. (2012). Sistem kesehatan
edition). Canada: Mosby Elsevier.
(Cetakan ke-4). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada R.H Simamora. (2019). Buku Ajar Pelaksanaan
Indentifikasi Pasien. Uwais Inspirasi
Harmiady, Rauf (2014). Faktor–faktor yang
Indonesia
berhubungan dengan pelaksanaan
prinsip 6 benar dalam pemberian obat R.H Simamora. (2019). Documentation of
oleh perawat pelaksana di ruang interna Patient Identification into The Electronic
dan bedah Rumah Sakit Haji Makassar. System to Improve The Quality of
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Nursing Services. Internasional Journal
Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN of Scientific & Technology Research
: 2302-1721.
R.H Simamora. (2019). The Influence of
Training Handover Baged SBAR
Communication for Improving Patients
Safety. Indian Journal of Public Health
Research & Development

Setiawan, A. dan saryono. (2011). Metodologi


Penelitian kebidanan. Nuha Medika.
Jakarta

Stevens, PJM., Bordui, F., & Weyde, JAGVD.


(2009). Ilmu Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif


kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tucker, SM., Mary M.C., Eleanor VP., dan


Majorie FW. (2009). Standar perawatan
pasien: Proses Keperawatan Diagnosis
dan Evaluasi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai