Di susun Oleh :
Iswantara
Lisyaroh Nurul A’ini
Susminingsih
Tri Windarti
A. Imunisasi Di Indonesia
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian KesehatanRepublik
Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah penerima
imunisasi, kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada
sasaran.Pelaksaan program imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan pelayanan imunisasi
sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Di Indonesia pelayanan imunisasi dasar/ imunisasi rutin
dapat diperoleh pada :
1. Pusat pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah, seperti Puskesmas,Posyandu,
Puskesmas pembantu, Rumah Sakit atau Rumah Bersalin
2. Pelayanan di luar gedung, namun diselenggarakan oleh pemerintahmisalnya
pada saat diselenggarakan program Bulan Imunisasi AnakSekolah, pekan
Imunisasi Nasional, atau melalui kunjungan darirumah ke rumah.
3. Imunisasi rutin juga dapat diperoleh pada bidan praktik swasta,
dokter praktik swasta atau rumah sakit swasta.
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, yaitu kebal atau resisten. Bayi di imunisasikan
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu (Hidayat, 2008).
Imunisasi berasl dari kata imun,kebal atau resisiten.Anak di iminisasi berarti di berikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.Anak kebal atau resisiten terhadap suatu
penyakit,tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
(Notoadinojo,1997:37)
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunkan angka kematian bayi dan balita dengan mencegah penyakit seperti Hepatitis
B, Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio dan Campak (Lia Dewi, 2010)
Imunisasi adalah Pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
(Mahdiana, 2010).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.(depkes,
2014).
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup
tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit infeksi tertentu.(depkes,2014)
B. Tujuan imunisasi
Tujuan dalam pemberian imunisasi (Hidayat, 2008) antara lain :
1. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit
tertentu didunia.
2. Melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi
bayi dan anak.
3. Anak menjadi kebal dan terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
4. Menurunkan morbiditas, mortalitas dan cacat serta bila mungkin didapat eradikasi
suatu penyakit.
5. Menurunkan angka penderitaan suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan
bahkan bias menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa yang dapat
dihindari dengan imunisasi yaitu seperti campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan,
hepatitis B, gondongan, cacar air dan TBC.
6. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
C. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi menurut Marimbi (2010), yaitu :
1. Bagi anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan kecacatan
atau kematian.
2. Bagi keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong
pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman.
3. Bagi Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan keluarga.
Imunisasi aktif adalah pemberian satu atau lebih antigen yang infeksiusn pada
seorang individu untuk merangsang system imun untuk merangsang antibody yang
akan mencegah infeksi. Imunisasi aktif terhadap penyakit infeksi dihasilkan dengan
cara inokulasi antigen bakteri, virus, dan parasit, baik dalam bentuk kuman hidup
yang dilemahkan atau produk dari organisme tersebut. Vaksin diberikan dengan cara
disuntikan atau peroral/ melalui mulut. Terhadap pemberian vaksin tersebut, maka
tubuh membuat zat-zat anti terhadap penyakit bersangkutan, kadar zat-zat dapat
diukur dengan pemeriksaan darah. Pemberian vaksin dengan cara menyuntikan
kuman atau antigen murni akan menyebabkan benar-benar menjadi sakit. Oleh
karena itu, dibutuhkan dalam bentuk vaksin, yaitu kuman yang telah dilemahkan.
Pemberian vaksin akan merangsang tubuh untuk membentuk antibody.
Dalam Imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan yang terdapat dalam setiap
vaksinnya,yaitu:
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagi zat atau mikroba
guna Terjadinya semacam infeksi buatan.
b.Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservatif, stabilizer dan antibiotika yang berguna untuk menghindar tumbuhnya
mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
Ada lima (5) jenis imunisasi pada anak dibawah 5 (lima) tahun yang harus
dilakukan, yaitu :
a. BCG (Bacillus Calmette Geurin)
b. DPT (difteri, pertusis, tetanus)
c. Polio
d. Campak
e. Hepatitis B
2. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah perpindahan antibody yang telah dibentuk yang
dihasilkan host lain. Antibody ini dapat timbul secara alami atau sengaja
diberikan. Imunisasi pasif diberikan dalam bentuk Gama globulin intravena
(IVIG) atau serum binatang, menghasilkan proteksi untuk sementara waktu
terhadap infeksi atau penyakit. Imunisasi pasif terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Imunisasi pasif bawaan
Imunisasi bawaan merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari
ibunya selama dalam kandungan, yaitu berupa zat antibody yang melalui jalan
darah menebus plasenta. Namun, zat anti tersebut lambat laun akan menghilang/
lenyap dari tubuh bayi. Dengan demikian, sampai umur 5 bulan bayi dapat
terhindar dari beberapa oenyakit infeksi, seperti campak, difteri dan lain-lain.
b. Imunisasi pasif didapat
Imunisasi didapat merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya didapat dari
luar tubuh, misalnya dengan suntik bahan atau serum yang mengandung zat anti.
Zat anti ini didapat oleh anak dari luar dan hanya berlangsung pendek, yaitu 2-3
minggu karena zat anti seperti ini akan dikeluarkan kembali dari tubuh anak,
misalnya pemberian serum anti tetanus terhadap penyakit tetanus (Anik maryuni,
2010).
d. Vaksin Campak
Mengandung vaksin campak hidup yang telah dilemahkan.Kemasan untuk
program imunisasi dasar berbentuk kemasan keringtunggal.Namun ada
vaksin dengan kemasan kering kombinasi denganvaksin gondong/ mumps
dan rubella (campak jerman) disebut MMR.
1) Penyimpanan :Freezer, suhu -20º C
2) Dosis :setelah dilarutkan, diberikan 0.5 ml
3) Kemasan :vial berisi 10 dosis vaksin yang dibekukeringkan,beserta
pelarut 5 ml (aquadest)
4) Masa kadaluarsa :2 tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat
dilihatpada label)
5) Reaksi imunisasi :biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin
terjadidemam ringan dan sedikit bercak merah pada pipidi bawah
telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada
tempatpenyuntikan.
6) Efek samping :sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang
ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan.
Dapat terjadi radang otak 30 hari setelah penyuntikan tapi angka
kejadiannya sangat rendah.
7) Kontra Indikasi :sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan,kurang
gizi dalam derajat berat, gangguan
kekebalan, penyakit keganasan. Dihindari pula pemberian pada ibu
hamil.
e. Vaksin Hepatitis B
Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan jarakwaktu
satu bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antara suntikan 2dan 3. Namun
cara pemberian imunisasi tersebut dapat berbedatergantung pabrik pembuat
vaksin. Vaksin hepatitis B dapat diberikanpada ibu hamil dengan aman dan
tidak membahayakan janin, bahkanakan membekali janin dengan kekebalan
sampai berumur beberapabulan setelah lahir.
a. Reaksi imunisasi :nyeri pada tempat suntikan, yang mungkindisertai rasa
panas atau pembengkakan. Akanmenghilang dalam 2 hari.
b. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali pemberian
c. Kemasan :HB PID
d. Efek samping :selama 10 tahun belum dilaporkan ada efeksamping yang
berarti
e. Indikasi kontra :anak yang sakit berat.
f. Vaksin DPT/ HB (COMBO)
Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yangdimurnikan
dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yangmerupakan sub unit
vaksin virus yang mengandung HbsAg murni danbersifat non infectious.
a. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali
b. Kemasan :Vial 5 ml
c. Efek samping :gejala yang bersifat sementara seoerti lemas,
demam,pembengkakan dan kemerahan daerah suntikan.Kadang terjadi
gejala berat seperti demam tinggi,iritabilitas, meracau yang terjadi 24 jam
setelahimunisasi. Reaksi yang terjadi bersifat ringan danbiasanya hilang
dalam 2 hari
d. Kontra indikasi:gejala keabnormalan otak pada bayi baru lahir ataugejala
serius keabnormalan pada saraf yang merupakankontraindikasi pertusis,
hipersensitif terhadapkomponen vaksin, penderia infeksi berat yang
disertaikejang
F. Jadwal Imunisasi
1. Imunisasi Rutin
a. Imunisasi dasar
Catatan :
Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi<24 jam pasca
persalinan, dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam sebelumnya,
khusus daerah dengan akses sulit, pemberian Hepatitis B masih
diperkenankan sampai <7 hari.
Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan BidanPraktik Swasta,
Imunisasi BCG dan Polio 1 diberikansebelum dipulangkan.
Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan,dapat diberikan
sampai usia <1 tahun tanpa perlumelakukan tes mantoux.
Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HBHib1, DPT-HB-Hib
2, dan DPT-HB-Hib 3 dengan jadwaldan interval sebagaimana Tabel 1, maka
dinyatakanmempunyai status Imunisasi T2.
IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016
Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0dapat diberikan
sebelum bayi berusia 1 tahun.
b. Imunisasi Lanjutan
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun
Catatan:
Pemberian Imunisasi lanjutan pada baduta DPT-HB-Hib
danCampak dapat diberikan dalam rentang usia 18-24 bulan
Baduta yang telah lengkap Imunisasi dasar danmendapatkan
Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dinyatakanmempunyai status
Imunisasi T3.
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Usia Sekolah Dasar
Catatan:
Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi dasardan
Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib serta mendapatkanImunisasi DT
dan Td dinyatakan mempunyai statusImunisasi T5.
Imunisasi Lanjutan pada Wanita Usia Subur (WUS)
Catatan:
Sebelum Imunisasi, dilakukan penentuan status ImunisasiT
(screening) terlebih dahulu, terutama pada saat pelayananantenatal.
Pemberian Imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabila statusT
sudah mencapai T5, yang harus dibuktikan dengan bukuKesehatan
Ibu dan Anak, kohort dan/atau rekam medis.
Kondisi kedua adalah saat bayi menderita demam tinggi (suhu tubuhnya mencapai 38,5
derajat Celsius atau lebih). Dalam kondisi ini, sebaiknya imunisasi ditunda sementara
waktu. Imunisasi yang ditunda tersebut dapat diberikan setelah anak tidak lagi demam
tinggi.
Ketiga, bila bayi pernah menderita kejang demam. Bayi yang pernah mengalami kondisi
ini sebaiknya tidak diberikan beberapa imunisasi yang dapat menimbulkan demam.
Misalnya, imunisasi DPT. Tetapi, bayi bisa diberikan imunisasi pengganti. Imunisasi DT
atau DPaT misalnya. Sebab, komponen P pada DPT lah yang dapat menyebabkan demam.
Jika terjadi demikian maka imunisasi dapat ditunda 1 - 2 minggu kemudian atau setelah
demam anak turun dan tubuhnya kembali sehat dan bugar.
F. Fatwa MUI Tentang Imunisasi
Berikut ini isi fatwa Nomor 4 Tahun 2016 tentang imunisasi yang dilansir website MUI:
1. Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap
penyakit tertentu dengan cara memasukkan vaksin.
2. Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah
mati atau masih hidup tetapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang
ditambahkan dengan zat lain, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
4. al-Hajat adalah kondisi keterdesakan yang apabila tidak diimunisasi maka akan dapat
menyebabkan penyakit berat atau kecacatan pada seseorang.
1. Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan
kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu.
4. Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis tidak dibolehkan kecuali:
c. adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin
yang halal.
5. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit
berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli
yang kompeten
dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.
6. Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli
yang kompeten dan dipercaya, menimbulkan dampak yang
membahayakan (dlarar).
Rekomendasi MUI:
2. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan vaksin halal untuk kepentingan imunisasi bagi
masyarakat.
5. Produsen vaksin wajib mensertifikasi halal produk vaksin sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7. Orang tua dan masyarakat wajib berpartisipasi menjaga kesehatan, termasuk dengan
memberikan dukungan pelaksanaan imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. 2007.Seri Problem Solving Tumbuh Kembang Anak Siapa Bilang Anak
Sehat Pasti Cerdas. Jakarta: PT Elex Media
Suririnah.Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Priyono, Y. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Jakarta: PT BUKU KITA
Kementrian Kesehatan. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._12_ttg_Peny
elenggaraan_Imunisasi_.pdf . Diunduh pada 17 November 2017.
WHO. 2017. Modul 1 Introduksi Keamanan Vaksin. http://in.vaccine-safety-
training.org/adverse-events-classification.html .Diakses pada 16 November 2017.
https://www.rappler.com/indonesia/berita/177799-data-fakta-perlunya-diberikan-imunisasi
https://www.halodoc.com/sedang-sakit-bolehkah-anak-divaksin-
Radian Nyi Sukmasari/AN Uyung Pramudiarja) https://health.detik.com/anak-
dan-remaja/d-2928265/anak-diimunisasi-saat-sedang-batuk-atau-pilek-boleh-atau-
tidak
https://news.detik.com/berita/d-3681012/ini-aturan-fatwa-mui-tentang-imunisasi