Anda di halaman 1dari 4

REVIEW VIDEO

Nama Mahasiswa : Tri Windarti


NIM : PB 1905059
Home Base : RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

A. Judul tindakan/video
Pemeriksaan Ibu Nifas .
B. Tujuan
Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas (Post Partum) bertujuan untuk:
1. Mengumpulkan data
2. Mengidentifikasi masalah pasien
3. Menilai perubahan status pasien
4. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah di berikan
5. Deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
6. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
7. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat, tak
ada perdarahan abnormal, tak ada bau.
8. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
C. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif dilakukan
pemeriksaan terhadap pasien.
Masa nifas merupakan hal penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24
jam pertama).
2. Prinsip Umum Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas
a. Pemeriksaan fisik ibu nifas disesuaikan dengan tujuan kunjungan program dan
kebijaksanaan (6 jam, 2-6 hari, 2 minggu, 6 minggu setelah persalinan)
b. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan pada klien
c. Pada saat pemeriksaan fisik, biasakan pemeriksa berdiri di sebelah kanan klien.
d. Gunakan pendekatan fisik mulai dari arah luar tubuh ke arah dalam tubuh, posisi pasien
tergantung jenis pemeriksaan dan kondisi sewaktu di periksa.
e. Gunakan pemeriksaan fisik dengan menggunakan tekhnik pemeriksaan dari daerah yang
mengalami kelainan (abnormal) ke daerah yang tidak memgalami kelainan(normal)
f. Perhatikan pencahayaan yang tapat, suhu, suasana ruangan yang nyaman serta privasi
pasien.
3. Teknik Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas
Teknik yang dipergunakan dalam pemeriksaan fisik ibu nifas ada empat yaitu: inspeksi,
palpasi,perkusi dan auskultas
4. Persiapan pemeriksaan fisik ibu nifas
Ada beberapa hal yang perlu di persiapkan sebelum melakukan pemeriksaan fisik ibu
nifas:
a. Persiapan ruangan.
Ruangan disiapkan sebaik mungkin misal dengan memasang penyekat, mengatur
pencahayaan.
b. Persiapan alat
Baki 1 buah, tensi meter dan stetoskop, termometer,senter, kapas + air DTT, hand
schoen 1 pasang, pincet, bengkok, tempat sampah, larutan clorin 0,5 %.
c. Persiapan pasien
Sebelum melakukan pemeriksaan beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan, atur
posisi untuk mempermudah pemeriksaan, atur pasien seefisien mungkin.
5. Hal penting yang Harus Diperhatikan
Lochia terjadi selama 4 hingga 6 minggu setelah kelahiran dan pendarahan bisa
berlangsung selama periode ini. Tapi, pendarahan menurun dari hari ke hari dan menjadi
lebih cerah warnanya.
a. Jenis-jenis lochia :
1) Lochia alba
Lochia alba adalah pendarahan dalam jumlah kecil yang kekuningan warnanya.
Lochia alba berlangsung dari sekitar minggu ketiga hingga keenam setelah
melahirkan, dan mengandung lendir, leukosit, sel epitel dan sel desidual.
2) Lochia serosa
Lochia serosa berwarna merah muda atau coklat. Lochia serosa lebih encer dan bisa
terus terjadi hingga sekitar 10 hari setelah melahirkan. Kandungannya lebih sedikit
sel darah merah dan lebih banyak leukosit dan lendir.
3) Lochia rubra
Lochia rubra berwarna merah cerah. Terjadi hingga sekitar 3 sampai 5 hari setelah
melahirkan. Utamanya terdiri dari darah, membran kecil, kotoran serviks, dan
mekonium.
b. Lochia bisa abnormal bila infeksi terjadi di masa nifas. Infeksi bisa dicurigai terjadi
ketika:
1) Lochia tetap berwarna merah cerah meski setelah minggu pertama masa nifas
2) Warna lochia menjadi merah cerah lagi setelah menjadi lebih pucat selama beberapa
hari
3) Pendarahan berat yang abnormal dan terserap di pembalut dalam 1 jam atau kurang,
atau terjadi pembekuan darah yang ukurannya lebih besar dari bola golf. Ini tanda
pendarahan sekunder pasca melahirkan dan perlu penanganan darurat.
4) Memiliki bau yang tidak sedap
5) Demam disertai menggigil
6) Rasa sakit pada perut bagian bawah yang meningkat seiring hari.
D. Alat dan Bahan
1. Tensi
2. Stetoskop
3. Sarung tangan (handscoon)
4. Kom berisi kapas sublimat dan air DTT
5. Bengkok
6. Larutan chlorine 0,5%
7. Tissue kering
8. Termometer
9. Jam tangan
10. Sisir rambut
11. Penlight
12. Tongue spatle
13. Perlak pengalas
14. Pispot
15. Tempat sampah
E. Indikasi
Ibu pasca persalinan, mulai dari 24 jam pertama hingga 6 minggu.
F. Prosedur Tindakan
1. Tahap Pra Interaksi
a. Cek Order di Askep
b. Kontrak dengan pasien
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Interaksi
a. Fase Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
3) Identifikasi Pasien
4) Menjelaskan langkah prosedur dan menanyakan kesiapan
5) Menjaga privasi, mencuci tangan dan menggunakan APD
6) Menempatkan alat ke depan pasien
b. Fase Kerja
1) Mengatur posisi pasien tidur terlentang
2) Mengkaji status dan penampilan
3) Pengukuran tanda-tanda vital meliputi : suhu tubuh, nadi pernapasan dan tekanan
darah,
4) Melakukan pemeriksaaan fisik leher dan kepala
a) Menyisir dengan kedua telapak tangan bagian kepala dan rambut (laporkan
hasilnya).
b) Memeriksa mata, konjunctiva dan sklera
c) Memeriksa hidung dilanjutkan mulut dan telinga
d) Memeriksa daerah leher, kesulitan menelan dan pembessaran kelenjar tiroid.
5) Melakukan pemeriksaan dada
a) Inspeksi kondisi payudara : kebersihan, pembesaran, hiperpigmentasi, papilla,
dll.
b) Palpasi : adanya benjolan, nyeri tekan, produksi ASI dan kolostrum.
6) Melakukan pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi : kebersihan, warna dan bentuk abdomen, ada tidaknya luka operasi
b) Palpasi : adanya distensi kandung kemih serta retensi feses
c) Palpasi uterus : TFU dan kontraksi uterus
d) Mengukur Diastesis Recti Abdominis
7) Melakukan pemeriksaan genetalia
a) Lokhea : jenis, warna, bau, jumlah dan konsistensi
b) Perineum : REEDA
8) Memeriksa ekstremitas atas dan bawah : edema, varises dan homan’s sign
9) Memposisikan klien miring ke sisi menjauhi pemeriksa
10) Melakukan pemeriksaan hemoroid
11) Merapikan klien
c. Terminasi
1) Merapikan pasien dan membereskan alat-alat
2) Menyampaikan evaluasi tindakan
3) Menyampaikan rencana tindak lanjut
4) Berpamitan
5) Mencuci tangan
6) Dokumentasi tindakan
G. Evaluasi
1. Kelebihan Video
Perawat melakukan tindakan dengan baik dan sesuai prosedur.
2. Kekurangan Video
Namun, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi dalam video tersebut, diantaranya adalah :
a. Pada tahap pra interaksi, perawat belum melakukan identifikasi pasien dengan cara
mencocokkan gelang identitas pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir
pasien.
b. Pada fase kerja perawat masih banyak menggunakan kata-kata dan istilah asing yang
mungkin tidak semua pasien bisa memahaminya missal “simetris, simfisis pubis,
edema, tanda human, hemoroid dan varises”, alangkah baiknya jika perawat
menggunakan peristilahan sederhana yang mudah dipahami pasien.
c. Pada tahap terminasi belum dilakukan dokumentasi.

H. Daftar Pustaka
Anggraeni Yetti. 2010.Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Yogyakarta : Pustaka Rihama
Ramaia.2006. Asi dan Menyusui. Jakarta : PT Buana Ilmu Popular
Suherni,dkk. 2009. Perawatan masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
https://www.youtube.com/watch?v=0hoidPPTzE4&t=638s

Anda mungkin juga menyukai