Anda di halaman 1dari 51

1.

Pengertian Sejarah-Perjuangan-HMI

a. Sejarah
“ ...Pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat manusia mengenai apa
yang dikerjakan, dikatakan, dipikirkan oleh manusia masa lampau untuk menjadi cerminan dan
pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran, bagi masa kini dan mendatang untuk
mengukuhkan hati manusia...” (Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul)

“Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa
lampau” (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

b. Perjuangan
Perjuangan adalah suatu kesungguhan yang disertai usaha yang teratur, tertib, dan berencana
untuk mengubah suatu kondisi yang buruk menuju kondisi yang baik sebagaimana kita
kehendaki menuju keridlaan Allah SWT.

c. HMI
Sebuah organisasi yang diprakarsai berdirinya oleh Lafran Pane yang didirikan di Yogyakarta
tanggal 5 februari 1947.

2. Latar belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI

2.1. Situasi Dunia Internasional


Islam merupakan agama yang sangat berpengaruh. Kekuatan yang dimilikinya bahkan
hampir menaklukan seluruh dunia. Namun, sejak Rennaisance Islam mengalami kemunduran.
Salah satu penyebab kemunduran ini adalah karena umat Islam terlena dengan keadaan yang
menaungi mereka. Keadaan, yang dapat dibilang klimaks, ini menyebabkan umat Islam malas
berpikir. Di sinilah awal kemunduran tersebut.
Dampak dari kemunduran tersebut terasa diseluruh dunia. Pertama-tama adalah
berkurangnya wilayah yang dikuasai oleh kerajaan Islam. Seperti sebagian besar wilayah Eropa.
Kedua adalah kebudayaan Islam yang mulai kehilangan pengaruhnya. Akibatnya adalah sirnanya
pernak-pernik kebudayaan Islam di dalam kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Dan, makin
kuatnya perngaruh kebudayaan barat. Yang ketiga adalah tertinggalnya pemikiran Islam.
Akibatnya umat Islam sering dicap sebagai umat yang bodoh. Padahal pada awalnya Islamlah
yang sangat maju pengetahuannya. Karena malas berpikir, akhirnya malah terpuruk.
Kemunduran tersebut berlangsung hingga saat ini. Meskipun jika menilik kondisi
sekarang ini Islam mulai kembali menggeliat. Tetapi, memang belum maksimal. Belum
mencapai puncak kejayaannya kembali.

2.2. Situasi Dalam Negri (NKRI)


a. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan.
            Kedatangan Cornellis De Houtman (1596) ke bumi Nusantara membawa tiga hal, yaitu
penjajahan, misi (Zending), dan peradaban barat. Ketiga hal tadi membawa banyak dampak
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di Nusantara.
1. Aspek Politik

Penjajahan membuat Indonesia terbelakang dalam hal politik. hal tersebut disebabkan
terisolasinya kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan pihak asing selain bangsa Belanda. Karena
itu soal pemahaman politik masyarakat Nusantara dapat dikatakan sangat kurang dan hanya
bergantung kepada Belanda. Kalaupun ada masyarakat asing yang berhubungan, itupun hanya
sebatas perdagangan. Dan mengenai kebebasan dalam melakukan kontak pun sangat di atur dan
di batasi sedemikian rupa.

2. Aspek Pemerintahan

Untuk lebih menanamkan cengkeraman Belanda di Asia dan di Nusantara pada


khususnya, diciptakanlah Jabatan Gubernur Jenderal. Ini berarti bahwa Nusantrara secara
langsung berada di bawah kekuasaan kerajaan Belanda. Kemudian, dibangun pula pusat-pusat
militer dan administrasi. Inilah yang menjadi dasar terbangunnya Kerajaan Belanda di Indonesia.

3. Aspek Hukum

Sebagai pihak yang terjajah, mau tidak mau, hukum yang di pakai di Nusantara pun harus
mengikuti kehendak si penjajah. Sekalipun, peraturan yang digunakan tidak sesuai dengan
kondisi sosiologis masyarakatnya. Orang-orang Islam diperlakukan secara diskriminatif. Tetapi,
berbeda halnya dengan penganut Kristen yang kebanyakan merupakam bangsa Belanda atau
Barat.

4. Aspek Pendidikan

Belanda mengimplementasikan gaya pendidikan Barat di Nusantara. Meskipun, kembali,


gaya pendidikan seperti ini kurang sesuai dengan gaya Nusantara. Terdapat ketidakadilan dalam
berjalannya proses pendidikan ini. yang diutamakan mendapat pendidikan adalah mereka yang
memihak Belanda. Artinya hanya orang-orang tertentu saja yang boleh menikmati pendidikan.
Karena itu, masyarakat Nusantara semakin terbelakang dalam kebodohan.

5. Aspek Ekonomi

Pembentukan VOC mengakibatkan perkenomian Nusantara dikuasai oleh Belanda. Ini


merupakan kerugian yang amat sangat. Karena, kekayaan yang dimiliki Nusantara di ambil
untungnya oleh penjajah. Akibatnya kaum Pribumi yang seharusnya menikmati kekayaan yang
ada malah berkutat di kesengsaraan.

6. Aspek Kebudayaan

Ada empat pengaruh besar yang mengakibatkan culture shock di masyarakat Nusantara,
yaitu (1) Masuknya kebudayaan barat yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan
Nusantara. (2) Masuknya paham Socialisme dan Komunisme. (3) Masuknya agama Kristen
protestan dan Katholik. (4) Munculnya aliran Kebudayaan yang cenderung berhaluan sosialisme
dan diwarnai aliran kebatinan kesusilaan (Hindia-Jawa).
7. Aspek Keagamaan

Yang paling utama adalah masuknya agama Kristen yang mau tidak mau menimbulkan
pertentangan. Seperti kita tahu, mayoritas masyarakat Nusantara adalah beragama Islam.

b. Kesenjangan dan kejumudan umat islam dalam pengetahuan, pemahamn, dan


penghayatan serta pengamalan ajaran gama Islam
            Masyarakat Indonesia telah mengalami kejemuan dalam beragama. Hal ini tercermin dari
alasan utama masyarakat memiliki agama. Agama hanya sebatas ritual. Mereka tidak mengerti
apa makna sebenarnya dibalik bermacam-macam ritus keagamaan.
            Kemudian, pendidikan mulai terbengkalai. Mengapa? Belanda kuat. Sangat kuat, bahkan.
Selain itu usaha yang dilakukan oleh masyarakat dalam memajukan kondisinya tidak maksimal
sehingga akhirnya hasilnya pun tidak maksimal. Akibat penjajahan pula, masyarakat Indonesia
menjadi terbelakang. Salah satunya di dalam kualitas dan metode pemikiran.
            Keterbelakangan dalam berpikiri ini menyebabkan keterpurukan dalam kesadaran dan
pemahaman terhadap agama. Lafran Pane menilik masalah ini dan membagi umat Islam menjadi
empat golongan. Yaitu Golongan Awam, golongan Mistik, golongan Alim Ulama, dan golongan
Terpelajar.

c. Meningkatnya kebutuhan terhadap pemahaman, penghayatan kegamaan

d. Munculnya polarisasi politik


            pada akhir-akhir masa penjajahan Belanda. Ada dua pemikiran yang naik daun dalam
masyarakat Indonesia, yaitu sosialisme dan Islam. Sosialisme diwakili oleh PKI dan Islam oleh
Masyumi. Keduanya memiliki perbedaan dalam bertindak. PKI lebih mengutamakan diplomasi
dalam perjuangannya. Sedangkan Masyumi cenderung menggunakan senjata.

e. Berkembangnya paham dan ajaran komunis


            Awalnya komunisme berkembang di Indonesia dari Indische Social Democratische
Vereeniging (ISDV) atau perhimpunan sosial-demokrat Hindia yang dibentuk oleh Sneevliet.
Kemudian, pada tahun 1920 ISV berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Beberapa organisasi turunannya adalah Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), dan Serikat
Mahasiswa Indonesia (SMI).

f. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis


            Mahasiswa merupakan calon pemimpin masa depan. Karena itu kondisi suatu bangsa di
masa datang dapat dilihat dari kondisi pendidikan generasi mudanya.

g. Kemajemukan Bangsa Indonesia


            Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan merupakan keindahan tersendiri. Namun di sisi
lain, perbedaan menimbulkan bentrokan. Dan itulah yang dialami Indonesia. karena itu, menjadi
tantangan tersendiri sebagai negara yang kaya dan majemuk untuk terus bersaing dengan
perubahan yang terjadi.
h. Tuntutan modernisasi dan tantangan di masa depan
            Perubahan adalah Keniscayaan. Jika tidak berubah, maka hanya ada dua pilihannya, yaitu
: tertinggal atau hancur. Mau tidak mau, kita harus mampu memodernisir dan meningkatkan
segala potensi yang dimiliki.

3. Berdirinya HMI
            HMI berdiri secara resmi pada tanggal 13 rabiulawal 1366 H atau bertepatan dengan
tanggal 5 februari 1947. Pada mulanya HMI didirikan, sekitar tigapuluh orang mahasiswa dari
UGM dan STI, serta STT berkumpul dan berdiskusi. Namun, seringkali diskusi ini berujung
tanpa hasil. Karena saat itu PMY menghalang-halangi. Kemudian, secara mendadak, tanggal 5
februari, Lafran Pane mengumpulkan orang-orang yang sepaham dengannya dan
mendeklarasikan berdirinya HMI.
            HMI pada mulanya memiliki tujuan dasar untuk mempertahankan negara R.I. dan
mempertinggi derajat rakyatnya serta menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Kedua tujuan awal ini kemudian terkristalisasi dalam satu tujuan utama, yaitu “ terbinanya insan
akademis pengabdi, pencipta yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.”
            HMI memiliki pemikiran untuk mengintegrasi pemikiran ke-Islaman an ke-Indonesiaan
yang bersatu di Pancasila.
            Kemudian, HMI memiliki karakteristik tertentu yang menonjol, yaitu memiliki Islam
sebagai Azas, berwawasan Ke-Indonesiaan dan kebangsaan, dan bertujuan mencipatan lima
kualitas insan cipta.

4. Faktor-faktor penghambat berdirinya HMI.

1. Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta.

PMY merupakan organisasi yang beraliran kiri. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan HMI
yang memiliki Islam sebagai landasannya. Karena itu, PMY sangat tak setuju terhadap
keberadaan HMI. Mereka pun mengkhawatirkan akan kehilangan kader dan pengaruh di dalam
dunia pergerakan mahasiswa kala itu.

2. Gerakan Pemuda Islam Indonesia.

Meski sama-sama Islam, pada mulanya GPII tidak menyetujui adanya HMI. GPII yang
merupakan underbow Masyumi menganggap tidak pentingnya kehadiran organisasi  lain selain
mereka.

3. Pelajar Islam Indonesia.

PII pula merupakan “saudara” GPII. Sependapat dan senada dengan GPII, PII mempertanyakan
kehadiran HMI. Namun, akhirnya GPII dan PII mau mengerti “bagian” masing-masing. Mereka
sepakat bahwa GPII memiliki bagian dalam organisasi yang menyangkut pemuda Islam,
sedangkan HMI di bagian Mahasiswa Islam, dan PII berkutat di sekitar Pelajar.
  5. Fase-fase perjuangan dan relevansinya dengan sejarah perjuangan bangsa
Indonesia

1. Fase Konsolidasi Spiritual dan Proses Berdirinya HMI (November 1946 – 5 Februari
1947)
2. Fase berdiri dan pengokohan (5 Februari – 30 November 1947)

Fase ini banyak diisi dengan dibukanya beberapa cabang baru serta gencar-gencarnya merekrut
anggota baru. Banyak cara dilakukan calam hal ini, seperti mengadakan pentas kesenian,
ceramah-ceramah ilmiah, rekreasi, dan lain-lain.

3. Fase perjuangan bersenjata dan perang kemerdekaan dan menghadapi PKI (1947-1949)
4. Fase pembinaan dan pengembangan organisasi (1950-1963)

Setelah sibuk dalam konfrontasi fisik, HMI menyadari bahwa mereka telah melupakan
pembinaan intelektual mereka. Karena itu, di fase ini HMI mulai berbenah. Beberapa cara yang
dilakukan antara dengan membuka lebih banyak cabang di berbagai kota yang memiliki
perguruan tinggi.

5. Fase tantangan ronde I (1964 – 1965)

Berbagai tantangan melanda pada waktu orde lama berkuasa. Umpamanya adalah penguasa yang
beraliran kiri.  Ini menimbulkan masalah karena penguasa didukung PKI yang memiliki tujuan
khusus yang bertentangan dengan HMI. Di fase ini pula HMI berhadapan dengan kekuatan yang
ingin HMI ini enyah.

6. Fase kebangkitan (1966 – 1968)


7. Fase partisipasi HMI dalam pembangunan (1969 – 1970)

HMI sebagai organisasi yang lahir dan tumbuh di era penuh pergolakan telah tiba di fase
kejayaannya. HMI merupakan organisasi penyumbang pejabat-pejabt pemerintahan.

8. Fase pergolakan (1970 – 1994 )

Meski HMI merupakan penyumbang tenaga dan pikiran paling besar dalam perkembangan
pemerintahan Indonesia, bukan berarti ia memiliki langkah yang mudah. pada tahun 1986 HMI
terpecah menjadi dua sebagai akibat pemaksaan azas tunggal Pancasila bagi setiap organisasi
yang ada di Indonesia. ada pihak yang sepakat untuk ikut pemerintah dengan mengganti azasnya
menjadi Pancasila dan dikenal sebagai HMI DIPO. Namun, ada pula yang tetap sepakat dengan
azas Islam meski harus sembunyi-sembunyi dalam pergerakannya, yang dikenal sebagai HMI
MPO (Majelis Penyelamat Organisasi). Namun, pada tahun 2000, beberapa tahun setelah
pemerintah mencabut peraturan azas tunggal pancasila, kedua aliran dalam HMI ini kembali
berkonsolidasi. Meskipun, tidak bersatu kembali. Tetapi keduanya berusaha menjalin
silaturahmi.
9. Fase reformasi (1995 – 1999)

HMI sangat kritis terhadap pemerintah orde baru. Sehingga, tak jarang aktivis-aktivisnya ada
yang menghilang entah kemana. HMI turut serta dalam penurunan Soeharto. Bahkan, menjadi
salah satu motor penggeraknya.

10. Fase tantangan ronde II (2000 – sekarang )


a. Tantangan Internal

  HMI berjuang demi eksistensinya


  Perumusan kembali pemikiran HMI
  Merenungkan kembali peran HMI dalam pembangunan
  Mengaudit efektifitas HMI

b. Tantang Eksternal

  Kondisi masyarakat yang telah jauh berbeda


  Kondisi dunia yang menuntut modernisasi

FASE-FASE SEJARAH PERJUANGAN HMI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Sejarah Perjuangan HMI

 Sejarah:"Pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat manusia


mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan dan difikirkan oleh manusia pada masa
lampau untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan,
kebenaran bagi masa kini dan masa yang akan datang".
 Perjuangan : "suatu kesungguhan disertai usaha yang teratur tertib dan berencana
untuk mengubah kondisi buruk menjadi baik".
 HMI adalah kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam.

 
B. Tujuan Mempelajari sejarah Perjuangan HMI
Untuk meninjau dan meneliti secara sistematis dengan penuh kritis masa yang lalu agar dapat
dijadikan cerminan dan pedoman masa kini sehingga dapat ditetapkan arah perjuangan masa
mendatang.
 
C. Organisasi sebagai alat berjuang dan tempat beramal
(QS. Ali Imron:104) Menyeru kepada kebaikan/Islam dan mencegah kemunkaran adalah
kewajiban setiap muslim. Maka HMI sebagai organisasi yang bercirikan Islam merupakan alat
untuk mengajak kepada kebaikan wajib pula ada.

BAB II
TINJAUAN HISTORIK
A. Lafan Pane dan hubungannya dengan HMI
Lafran pane adalah tokoh pendiri utama HMI sehingga HMI tidak bisa dipisahkan dengan
kehidupan Lafran Pane.
 
B. Latar Belakang munculnya Pemikiran Berdirinya HMI

 Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan. Adapun dampak
penjajahan adalah sbb:
o Aspek Politik: seluruh rakyat RI menjadi objek jajahan dan kehilangan
kedaulatannya.
o Aspek pemerintahan: dengan diciptakannya Gubernur jenderal sebagai
perwakilan pemerintah belanda dan Jayakarta - Batavia menunjukkan bahwa
Indonesia berada di bawah pemerintahan hindia belanda.
o Aspek Hukum: pelaksanaan hukum bertentangan dengan kondisi sosiologis:
orang-orang Islam diperlakukan diskriminatif dan Belanda selalu diuntungkan
o Aspek pendidikan: kebijakan pemerintah belanda menempatkan Islam sebagai
saingan.
o Aspek Ekonomi: dengan pembentukan VOC (1902) merupakan momentum
penguasaan ekonomi Indonesia oleh Belanda dan Gubernur Van Den Bosh
memakai Pola Tanam Paksa (cultuurstelsel) untuk komoditi ekspor.
o Aspek kebudayaan: munculnya aliran budaya secara bebas dan bersaing.
o Aspek keagamaan: Belanda membawa misi agama nasrani

 Berkembangnya faham dan ajaran komunis Berawal dari ISDV (Indische Social
Democratische Vereeniging) 1914 yang berhasil mendekati SI sehingga SI terpecah
belah. Pada tgl 23 Mei 1920 ISDV berganti nama menjadi PKI dengan Semaun dan
Darsono sebagai Presiden dan Wapres. Faham komunis dikembangkan melalui PMY dan
SMY yang berhaluan komunis.
 Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis, dilihat dari sudut :
o Secara akademik Perguruan Tinggi akan mencetak para sarjana, intelektual dan
calon pemimpim bangsa, calon dosen, guru, praktisi dll.
o Dari segi kelembagaan Perguruan Tinggi merupakan pusat kebudayaan,
pembaharuan dan kemajuan
o Dari segi kegiatan intra dan ekstra kemahasiswaan: menjadi ajang pembentukan
kader di kalangan mahasiswa.
 Kebutuhan akan pemahaman, penghayatan keagamaam PMY dalam aktivitasnya tidak
memperhatikan kepentingan mahasiswa beragama Islam. Dengan tidak tersalurnya
aspirasi keagamaan mayoritas mahasiswa di Yogyakarta merupakan alasan kuat bagi
mahasiswa yang beragama untuk mendirikan organisasi mahasiswa sendiri terpisah dari
PMY. Gerakan untuk memunculkan sebuah organisasi mahasiswa Islam untuk
menampung aspirasi mahasiswa akan kebutuhan pengetahuan, pemahaman, penghayatan
keagamaan yang aktual muncul di akhir November 1946 secara organisatoris di awal
februari 1947 dengan berdirinya HMI.
 Kemajemukan Bangsa indonesia Kemajemukan Indonesia dalam segala aspek-suku,
agama, ras, golongan (serta dalam aspek agama, budaya, politik dan tingkat pengetahuan
yang juga dimiliki umat Islam)
 Munculnya Polarisasi Politik Sebelum HMI berdiri tahun 1947, suasana politik RI
mengalami polarisasi politik antara pihak pemerintah dipelopori partai sosialis dan pihak
oposisi yang dipelopori Masyumi, PNI dan Persatuan Perjuangan Tan Malaka. Pihak
pemerintah menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan kemerdekaan dengan
perjuangan diplomasi sedang pihak oposisi menekankan pada perjungan bersenjata.
Polarisasi politik ini berpengaruh membawa masyarakat mahasiswa.
 Tuntutan Modernisasi dan tantangan Masa Depan Timbulnya gerakan pembaharuan baik
di dunia Islam dan di Indonesia, karena tuntutan kepada pembaharuan sebagai kebutuhan
untuk menjawab berbagai persoalan yang muncul, disebabkan adanya kemunduran dan
keterbelakangan, maupun menghadapi perkembangan baru sebagai akibat dari kemajuan
IPTEK. Pembaharuan dalam arti modernisasi merupakan kebutuhan manusia yang tidak
dapat dielakkan, karena modernisasi merupakan bagian dari kehidupan manusia.

BAB III
BERDIRINYA HMI

A. Deklarasi Berdirinya HMI, arti dan makna 5 Februari 1947


HMI berdiri/dideklarasikan pada hari rabu tanggal 14 Rabiul awal 1366 H bertepatan dengan 5
Februari 1947, di salah satu ruangan kuliah STI dengan tokoh utama pendirinya adalah Lafran
Pane (mahasiswa STI tingkat I) bersama mahsiswa STI lainnya.
B. Di sekitar kelahiran HMI
Tujuan HMI ketika pertama berdiri :

 Mempertahankan negara RI dan mempertinggi derajat rakyat indonesia.


 Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam

Tujuan HMI saat ini:

Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung
jawab atas terbentuknya masyarakat adil makmur yang diridloi Allah SWT.

Karakteristik HMI : ( karakteristik :sesuatu yang sejak awal berdirinya sudah melekat)

 Berasaskan Islam ,dan bersumber pada Al Qur'an serta As Sunah


 Berwawasan keindonesiaan dan kebangsaan
 Bertujuan, terbinanya lima kualitas insan cita
 Bersifat independen
 Berstatus sebagai organisasi mahasiswa
 Berfungsi sebagai organisasi kader
 Berperan sebagai organisasi perjuangan.
 Bertugas sebagai sumber insansi pembangunan bangsa.
 Berkedudukan sebagai organisasi modernis.

C. Tokoh-tokoh Pemula HMI


Pemrakarsa/pendiri HMI adalah Lafran Pane, Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Maisssaroh
Hilal, Suwali, Yusdi Ghozali, Mansyur, Siti Zainah, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan,
Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi dan Badron Hadi.
D. Faktor Penghambat

 Dari Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)


 Dari Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII)
 Dari Pelajar Islam Indonesia (PII)

BAB IV

FASE-FASE PERJUANGAN HMI DAN RELEVANSINYA DENGAN PERJUANGAN


BANGSA

A. Fase Konsolidasi Spiritual dan Proses berdirinya HMI (November 1946-4 Februari 1947)
B. Fase Berdiri dan Pengokohan (5 Feb 1947 - 30 Nov 1947)
Dalam rangka mengokohkan eksistensi HMI Maka diadakan berbagai aktivitas untuk
popularisasi organisasi dengan mengadakan ceramah-ceramah ilmiah, rekreasi, malam-malam
kesenian.Di bidang organisasi didirikan cabang-cabang baru seperti Klaten, Solo dan
Yogyakarta.
C. Fase perjuangan bersenjata dan perang kemerdekaan, serta menghadapi penghianatan I PKI
(1947-1949)
Untuk menghadapi pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua
PB HMI Ahmad Tirto Sudiro membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan komandan Hartono
Wakil Komandan Ahmad Tirto Sudiro, ikut membantu pemerintah menumpas pemberontakan
PKI di Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung memperkuat aparat
pemerintah. Sejak itulah PKI menaruh dendam pada HMI.
D. Fase pembinaan dan pengembangan organisasi (1950-1963)
Sejak tahun 1950 dilaksanakan konsolidasi organisasi sebagai masalah besar dan pada bulan juli
1950 PB HMI dipindahkan dari Yogya ke Jakarta. Diantara usaha-usaha yang dilaksanakan
selama 13 tahun yaitu: pembentukan cabang-cabang baru, menerbitkan majalah media, 7 kali
kongres, pengesahan atribut HMI sebagai lambang, bendera, muts, Hymne HMI, merumuskan
tafsir azas HMI, pembentukan Badko, menetapkan metode training HMI, pembentukan lembaga
-lambaga HMI. Dibidang ekstern: pendayagunaan PPMI, Menghadapi Pemilu I 1955, Penegasan
independensi HMI, mendesak pemerintah supaya mengeluarkan UU Perguruan Tinggi,
pelaksanaan pendidikan agama sejak dari SR sampai Perguruan Timggi dll.
E. Fase Tantangan

 Setelah Masyumi dan GPII berhasil dipaksa bubar, maka PKI menganggap HMI sebagai
kekuatan ketiga umat islam. Maka digariskan Plan 4 tahun PKI untuk membubarkan
HMI, dimana menurut plan atau rencana itu HMI harus bubar sebelum Gestapu/PKI
meletus.
 Dendam kesumat PKI terhadap HMI, menempatkan HMI sebagai organisasi yang harus
dibubarkan karena dianggap sebagai penghalang bagi tecapainya tujuan PKI. Sementara
itu HMI berhasil mengadakan konsolidasi organisasi, dimana HMI tampil sebagai
organisasi yang meyakinkan
 Tujuan dan target pembubaran HMI adalah untuk memotong kader-kader umat islam
yang akan dibina oleh HMI.
 Untuk membubarkan HMI dibentuklah panitia aksi pembubaran HMI di Jakarta (GMNI,
IPPI, GERMINDO, GMD, MMI, CGMI) dll. Menjawab tantangan tersebut, Generasi
Muda Islam yang terbentuk tahun 1964 membentuk panitia solidaritass pembelaan HMI.
 Dalih Pengganyangan terhadap HMI berupa fitnah dan hasutan sejak dari yang terbaik
sampai yang terkeji, HMI dikatakan anti Pancasila, anti UUD 1945, anti PBR Soekarno
dan lain-lain.
 Dukungan dan pembelaan terhadap HMI walaupun HMI dituntut dibubarkan oleh
PKI,CGMI dan segenap kekuatan dan simpatisannya, namun para pejabat sipil maupun
militer para pimpinan organisasi dan mahasiswa serta tokoh islam turut membela dan
mempertahankan hak hidup HMI.Berdasarkan kebijaksanaan Panglima Besar Kotrar
Presiden Soekarno dengan surat keputusan tanggal 17 September 1965, HMI dinyatakan
jalan terus.
 Strategi HMI Menghadapi PKI menggunakan PKI (Pengamanan, Konsolidasi, Integrasi)
 Anti klimaks Gestapu meletus, ketajaman politik HMI telah mencium bahwa
pemberontakan tersebut dilakukan PKI. PB HMI menghadap Pangdam V Jaya Mayor
Jendja Umar Wira Hadi Kusumah dan menyatakan :Pemberontakan itu dilakukan oleh
PKI, HMI menuntut supaya PKI dibubarkan, Karena pemberontakaitu menyangkut
masalah politik ,maka harus diselesaikan secara politik, HMI akan memberikan bantuan
apa saja yang diperlukan pemerintah untuk menumpas pemberontakan Gestapu PKI.

F. Fase kebangkitan HMI sebagai pejuang Orde Baru dan pelopor kebangkitan angkatan '66
(1966-1968)

 Tanggal 1 Oktober 1965 adalah tugu pemisah antara orde lama dengan orde baru. Apa
yang disinyalir PKI, seandainya PKI Gagal dalam pemberontakan HMI akan tampil
kedua kalinya menumpas pemberontakan PKI betul-betul terjadi. Wakil ketua PB HMI
Mar'ie Muhammad tanggal 25 Oktober 1965 mengambil inisiatif mendirikan KAMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
 Tritura 10 Januari 1966 : Bubarkan PKI, retool kabinet, turunkan harga. Kemudian
Dikeluaarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966.Dan pada tanggal 12 Maret PKI
dibubarkan dan dilarang.
 Kabinet Ampera teerbentuk. Alumni HMI masuk dalam kabinet, dan HMI diajak hearing
dalam pembentukan kabinet.
G. Fase partisipasi HMI dalam pembangunan (1969-sekarang)
Setelah Orde baru mantap dimulailah rencana pambangunan lima tahun oleh pemerintah. HMI
sesuai dengan lima aspek telah memberikan sumbangan dan partisipasinya dalam pembangunan :
10 Partisipasi dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan
dilaksanakannya pembangunan, 20 partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai
aspek pemikiran, 30 partisipasi dalam bentuk langsung pembangunan.
H. Fase kebangkitan intelektual dan pergolakan pemikiran (1970-1994)
Pada tahun 1970 Nurcholis Majid menyampaikan ide pembaharuan dengan topik Keharusan
Pembaharuan pemikiran dalam islam dan masalah integrasi umat. Sebagai konsekuensinya di
HMI timbul pergolakan pemikiran dalam berbagai substansi permasalahan timbul perbedaan
pendapat, penafsiran dan interpretasi. Hal ini tercuat dalam bentuk seperti persoalan negara
islam, islam kaffah, sampai pada penyesuaian dasar HMI dari Islam menjadi Pancasila.
I. Fase Reformasi (1995-sekarang)
Secara historis sejak tahun 1995 HMI mulai melaksanakan gerakan reformasi dengan
menyampaikan pandangan dan kritik kepada pemerintah. Sesuai dengan kebijakan PB HMI,
bahwa HMI tidak akan melakukan tindaka-tindakan inkonstitusional dan konfrontatif.Koreksi
pertama disampaikan Yahya Zaini Ketum PB HMI ketika menyampaikan sambutan pada
pembukaan Kongres XX HMI di Istana Negara Jakarta tanggal 21 Januari 1995. Kemudian pada
peringatan HUT RI ke-50 Taufik Hidayat Ketua Umum PB HMI menegaskan dan menjawab
kritik-kritik yang memandang HMI terlalu dekat dengan kekuasaan. Bagi HMI kekuasaan bukan
wilayah yang haram. Pemikiran berikutnya disampaikan Anas Urbaningrum pada peringatan
Dies Natalis HMI ke-51 di Graha Insan Cita Depok tanggal 22 Februari 1998 dengan judul
urgensi "reformasi bagi pembangunan bangsa yang bermarbat".

BAB V

MASA DEPAN HMI, TANTANGAN DAN PELUANG


Kritikan terhadap HMI datang dari dalam maupun dari luar HMI. Kritikan itu sangat positif
karena dengan kritikan HMI akan mengetahui kekurangan dan kesalahan yang diperbuatnya
sehingga dapat diperbaiki untuk masa yang akan datang.Kritik terhadap HMI berupa :
Independensi HMI, Kerja sama dengan militer, Sikap HMI terhadap Komunis,Tuntutan negara
islam, adaptasi nasional, Dukungan terhadap rehabilitasi Masyumi,Penerimaan Pancasila sebagai
satu-satunya azas, Adaptasi rasional dan lain-lain. Melalui Kritikan itu Banyak pihak menilai
kredibilitas HMI mengalami kemunduran. Untuk memulihkan kredibilitas tersebut, M Yahya
Muhaimin Pada kongres XX mengemukakan konsep : Revitalisasi, Reaktualisasi,
Refungsionalisai, Restrukturisasi. Anas Urbaningrum memberi terapi dengan: Politik etis HMI,
Peningkatan visi HMI,Intelektualisasi, penguasaan basis dan modernisasi organisasi. Untuk
mencapai tujuan HMI pelu dipersiapkan suatu kondisi sebagai modal untuk merekayasa masa
depan sesuai dengan 5 kualitas insan cita HMI. Tantangan yang dihadapi HMI dan bangsa
Indonesia sangat kompleks tetapi justru akan menjadi peluang yang sangat baik untuk
memperjuangkan cita-cita nya sehingga menjadi kenyataan.
BAB VI

PENUTUP
Dengan mengetahui sejarah masa lampau dapat diketahui kebesaran dan semangat juang HMI.
Hal tersebut merupakan tonggak bagi HMI untuk meneruskan perjuangan para pendahulunya
pada masa kini dan menuju hari esok yang lebih baik. Mempelajari HMI tidak cukup dengan
mengikuti Training formal. Tetapi mempelajari dan menghayati HMI harus dilakukan secara
terus menerus tanpa batas kapan dan di manapun. Dengan cara seperti itulah pemahaman dan
penghayatan akan nilai-nilai HMI dapat dilakukan secara utuh dan benar.

SEJARAH PERJUANGAN HMI

A. Pengantar Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam


Pengertian Sejarah Perjuangan HMI
Sejarah adalah rentetan perbuatan hasil karya manusia. Ia adalah pelajaran dan
pengetahuan tentang perjalanan masa lampau ummat manusia, mengenai apa yang dikerjakan,
dikatakan dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau, untuk menjadi cerminan dan pedoman
berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi masa kini dan mendatang untuk mengukuhkan hati
manusia.

Manfaat mempelajari sejarah.


Sejarah, meski banyak berbicara tentang masa lalu, tetapi ia tetap alat untuk lebih
memahami hari ini, dan secara implisit memprediksikan kecendrungan-kecenderungan masa
depan.

Sejarah:"Pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat manusia mengenai
apa yang dikerjakan, dikatakan dan difikirkan oleh manusia pada masa lampau untuk menjadi
cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi masa kini dan masa yang
akan datang".

Perjuangan : "suatu kesungguhan disertai usaha yang teratur tertib dan berencana untuk
mengubah kondisi buruk menjadi baik".

HMI adalah kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam.

B. Tujuan Mempelajari Sejarah Perjuangan HMI


Tujuan mempelajari sejarah perjuangan HMI adalah untuk meninjau dan meneliti secara
sistematis dengan penuh kritis masa yang lalu agar dapat dijadikan cerminan dan pedoman masa
kini sehingga dapat ditetapkan arah perjuangan masa mendatang. 

C. Organisasi sebagai alat berjuang dan tempat beramal


Menyeru kepada kebaikan atau Islam dan mencegah kemungkaran adalah kewajiban setiap umat
muslim. Maka HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam merupakan alat perjuangam untuk
mengajak kepada kebaikan/ma'ruf. (QS. Ali Imron:104)
D. Latar Belakang Sejarah Berdirinya HMI
Ditinjau secara historik Lafran pane adalah tokoh pendiri utama HMI sehingga HMI tidak bisa
dipisahkan dengan kehidupan Lafran Pane. Jika ditinjau secara umum ada 4 (empat)
permasalahan yang menjadi latar belakang sejarah berdirinya HMI.

Situasi Dunia Internasional. Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab kemunduran


ummat Islam. Tetapi hanya satu hal yang mendekati kebenaran, yaitu bahwa kemunduran ummat
Islam diawali dengan kemunduran berpikir, bahkan sama sekali menutup kesempatan untuk
berpikir. Ketika ummat Islam terlena dengan kebesaran dan keagungan masa lalu maka pada saat
itu pula kemunduran diundang datang.

Akibat dari keterbelakangan ummat Islam , maka munculah gerakan untuk menentang
keterbatasan seseorang melaksanakan ajaran Islam secara benar dan utuh (kaffah). Gerakan ini
disebut Gerakan Pembaharuan. Gerakan Pembaharuan ini ingin mengembalikan ajaran Islam
kepada ajaran yang totalitas, dimana disadari oleh kelompok ini, bahwa Islam bukan hanya
terbatas kepada hal-hal yang sakral saja, melainkan juga merupakan pola kehidupan manusia
secara keseluruhan. Untuk itu sasaran Gerakan Pembaharuan atau reformasi adalah ingin
mengembalikan ajaran Islam kepada proporsi yang sebenarnya, yang berpedoman kepada Al
Qur'an dan Hadist Rassullulah SAW.

Dengan timbulnya ide pembaharuan itu, maka Gerakan Pem-baharuan di dunia Islam
bermunculan, seperti di Turki (1720), Mesir (1807). Begitu juga penganjurnya seperti Rifaah
Badawi Ath Tahtawi (1801-1873), Muhammad Abduh (1849-1905), Muhammad Ibnu Abdul
Wahab (Wahabisme) di Saudi Arabia (1703-1787), Sayyid Ahmad Khan di India (1817-1898),
Muhammad Iqbal di Pakistan (1876-1938) dan lain-lain.

Situasi NKRI
Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah Indonesia dijajah
Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling tidak 3 (tiga) hal :
• Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya
• Missi dan Zending agama Kristiani
• Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme.
Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah SWT maka pada tanggal
17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal Proklamasi atas nama bangsa Indonesia
mengumandangkan kemerdekaannya.

Kondisi Mikrobiologis Ummat Islam di Indonesia


Kondisi ummat Islam sebelum berdirinya HMI dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) golongan,
yaitu : Pertama : Sebagian besar yang melakukan ajaran Islam itu hanya sebagai kewajiban yang
diadatkan seperti dalam upacara perkawinan, kematian serta kelahiran. Kedua : Golongan alim
ulama dan pengikut-pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan ajaran Islam sesuai yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya
yang terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup ini
adalah untuk kepentingan akhirat saja. Keempat : Golongan kecil yang mencoba menyesuaikan
diri dengan kemajuan jaman, selaras dengan wujud dan hakekat agama Islam. Mereka berusaha
supaya agama Islam itu benar-benar dapat dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia.

Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan


Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT) dan dunia
kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sistem yang diterapkan dalam dunia pendidikan
umumnya dan PT khususnya adalah sistem pendidikan barat, yang mengarah kepada sekulerisme
yang "mendangkalkan agama disetiap aspek kehidupan manusia". Kedua : adanya Perserikatan
Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana
kedua organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan
Komunis), melanda dunia PT dan Kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya "Krisis
Keseimbangan" yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan kalbu,
jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.

E. Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)


Latar Belakang Pemikiran
Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane, seorang
mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam Indonesia) yang masih
duduk ditingkat I. Tentang sosok Lafran Pane, dapat diceritakan secara garis besarnya antara lain
bahwa Pemuda Lafran Pane lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pemuda Lafran
Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim pernah menganyam pendidikan di
Pesantren, Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah.

Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: "Melihat dan
menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada
umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang demikian
adalah akibat dari sistem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu
dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus
mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan
inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran
agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka,
rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia
kedalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat.

Peristiwa Bersejarah 5 Februari 1947

Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan yang berakhir dengan kegagalan. Lafran
Pane mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan secara mendadak
yang mempergunakan jam kuliah Tafsir. Ketika itu hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H,
bertepatan dengan 5 Februari 1947, disalah satu ruangan kuliah STI di Jalan Setiodiningratan
(sekarang Panembahan Senopati), masuklah mahasiswa Lafran Pane yang dalam prakatanya
dalam memimpin rapat antara lain mengatakan "Hari ini adalah pembentukan organisasi
Mahasiswa Islam, karena persiapan yang diperlukan sudah beres. Yang mau menerima HMI
sajalah yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang menentang biarlah terus menentang, toh
tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan berjalan"
Pada awal pembentukkannya HMI bertujuan diantaranya antara lain:
• Mempertahankan kemerdekaan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia dari intervensi
kolonialisme Internasional.
• Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam. (Syiar Islam)
Secara interpretatif kedua tujuan diatas memiliki makna dialektika kausal, bahwa tidak ada
da’wah Islamiyah tanpa ada kedaulatan wilayah politik. Islam akan berkembang menjadi agama
budaya dan agama masyarakat, bila kalau masyarakat Indonesia sudah mempunyai kedaulatan
Negara.

Sementara tokoh-tokoh pemula / pendiri (Founding Father)HMI antara lain :

1. Lafran Pane (Yogya),


2. Karnoto Zarkasyi (Ambarawa),
3. Dahlan Husein (Palembang),
4. Maisaroh Hilal (Singapura),
5. Suwali, Yusdi Ghozali (Semarang),
6. Mansyur, Siti Zainah (Palembang),
7. M. Anwar (Malang),
8. Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi (Malang),
9. Baidron Hadi (Yogya).

Faktor Pendukung Berdirinya HMI


1. Posisi dan arti kota Yogyakarta

 Yogyakarta sebagai Ibukota NKRI dan Kota Perjuangan


 Pusat Gerakan Islam
 Kota Universitas/ Kota Pelajar
 Pusat Kebudayaan
 Terletak di Central of Java

2. Kebutuhan Penghayatan dan Keagamaan Mahasiswa


3. Adanya tuntutan perang kemerdekaan bangsa Indonesia
4. Adanya STI (Sekolah Tinggi Islam), BPT (Balai Perguruan Tinggi)
5. Gajah Mada, STT (Sekolah Tinggi Teknik).
6. Adanya dukungan Presiden (Rektor) STI Prof. Abdul Kahar Muzakir
7. Ummat Islam Indonesia mayoritas

Faktor Penghambat Berdirinya HMI


Munculnya reaksi-reaksi dari :
1. Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)
2. Gerakan Pemuda Islam (GPII)
3. Pelajar Islam Indonesia (PII)
F. Fase-Fase Perkembangan HMI dalam Perjuangan Bangsa Indonesia

a. Fase Konsolidasi Spiritual (1946-1947)


Sudah diterangkan diatas

b. Fase Pengokohan (5 Februari 1947 - 30 November 1947)


Selama lebih kurang 9 (sembilan) bulan, reaksi-reaksi terhadap kelahiran HMI barulah
berakhir. Masa sembilan bulan itu dipergunakan untuk menjawab berbagai reaksi dan tantangan
yang datang silih berganti, yang kesemuanya itu semakin mengokohkan eksistensi HMI sehingga
dapat berdiri tegak dan kokoh. 

c. Fase Perjuangan Fisik / Bersenjata (1947 - 1949)


Seiring dengan tujuan HMI yang digariskan sejak awal berdirinya, maka konsekuensinya
dalam masa perang kemerdekaan, HMI terjun kegelanggang pertempuran melawan agresi yang
dilakukan oleh Belanda, membantu Pemerintah, baik langsung memegang senjata bedil dan
bambu runcing, sebagai staff, penerangan, penghubung. Untuk menghadapi pemberontakkan
PKI di Madiun 18 September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirtosudiro
membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan Komandan Hartono dan wakil Komandan Ahmad
Tirtosudiro, ikut membantu Pemerintah menumpas pemberontakkan PKI di Madiun, dengan
mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung, memperkuat aparat pemerintah. Sejak itulah
dendam kesumat PKI terhadap HMI tertanam. Dendam disertai benci itu nampak sangat
menonjol pada tahun '64-'65, disaat-saat menjelang meletusnya G30S/PKI.

d. Fase Pertumbuhan dan Perkembangan HMI (1950-1963)


Selama para kader HMI banyak yang terjun ke gelanggang pertempuran melawan pihak-
pihak agresor, selama itu pula pembinaan organisasi terabaikan. Namun hal itu dilakukan secara
sadar, karena itu semua untuk merealisir tujuan dari HMI sendiri, serta dwi tugasnya yakni tugas
Agama dan tugas Bangsa. Maka dengan adanya penyerahan kedaulatan Rakyat tanggal 27
Desember 1949, mahasiswa yang berniat untuk melanjutkan kuliahnya bermunculan di
Yogyakarta. Sejak tahun 1950 dilaksankanlah tugas-tugas konsolidasi internal organisasi.
Disadari bahwa konsolidasi organisasi adalah masalah besar sepanjang masa. Bulan Juli 1951 PB
HMI dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta.

e. Fase Tantangan (1964 - 1965)


Dendam sejarah PKI kepada HMI merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi HMI. Setelah
agitasi-agitasinya berhasil membubarkan Masyumi dan GPII, PKI menganggap HMI adalah
kekuatan ketiga ummat Islam. Begitu bersemangatnya PKI dan simpatisannya dalam
membubarkan HMI, terlihat dalam segala aksi-aksinya, Mulai dari hasutan, fitnah, propaganda
hingga aksi-aksi riil berupa penculikan,dsb.
Usaha-usaha yang gigih dari kaum komunis dalam membubarkan HMI ternyata tidak menjadi
kenyataan, dan sejarahpun telah membeberkan dengan jelas siapa yang kontra revolusi, PKI
dengan puncak aksi pada tanggal 30 September 1965 telah membuatnya sebagai salah satu
organisasi terlarang.
f. Fase Kebangkitan HMI dalam transisi Orde Lama ke Orde Baru (1966 - 1968)
HMI sebagai sumber insani bangsa turut mempelopori tegaknya Orde Baru untuk
menghapuskan orde lama yang sarat dengan ketotaliterannya. Usaha-usaha itu tampak antara lain
HMI melalui Wakil Ketua PB Mari'ie Muhammad memprakasai Kesatuan Aksi Mahasiswa
(KAMI) 25 Oktober 1965 yang bertugas antara lain : 1) Mengamankan Pancasila. 2)
Memperkuat bantuan kepada ABRI dalam penumpasan Gestapu/ PKI sampai ke akar-akarnya.
Masa aksi KAMI yang pertama berupa Rapat Umum dilaksanakan tanggal 3 Nopember 1965 di
halaman Fakultas Kedokteran UI Salemba Jakarta, dimana barisan HMI menunjukan
superioitasnya dengan massanya yang terbesar. Puncak aksi KAMI terjadi pada tanggal 10
Januari 1966 yang mengumandangkan tuntutan rakyat dalam bentuk Tritura yang terkenal itu.
Tuntutan tersebut ternyata mendapat perlakuan yang represif dari aparat keamanan sehingga
tidak sedikit dari pihak mahasiswa menjadi korban. Diantaranya antara lain : Arif Rahman
Hakim, Zubaidah di Jakarta, Aris Munandar, Margono yang gugur di Yogyakarta, Hasannudin di
Banjarmasin, Muhammad Syarif al-Kadri di Makasar, kesemuanya merupakan pahlawan-
pahlawan ampera yang berjuang tanpa pamrih dan semata-mata demi kemaslahatan ummat serta
keselamatan bangsa serta negara. Akhirnya puncak tututan tersebut berbuah hasil yang diharap-
harapkan dengan keluarnya Supersemar sebagai tonggak sejarah berdirinya Orde Baru.

g. Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa (1969 - 1970)


Setelah Orde Baru mantap, Pancasila dilaksanakan secara murni serta konsekuen (meski
hal ini perlu kajian lagi secara mendalam), maka sejak tanggal 1 April 1969 dimulailah Rencana
Pembangunan Lima Tahun (Repelita). HMI pun sesuai dengan 5 aspek pemikirannya turut pula
memberikan sumbangan serta partisipasinya dalam era awal pembagunan. Bentuk-bentuk
partisipasi HMI baik anggotanya maupun yang telah menjadi alumni meliputi diantaranya : 1)
partisipasi dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakannya
pembangunan, 2) partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai aspek pemikiran
3) partisipasi dalam bentuk pelaksana langsung dari pembangunan.

h. Fase Pergolakan dan Pembaharuan Pemikiran (1970 - sekarang )


Suatu ciri khas yang dibina oleh HMI, diantaranya adalah kebebasan berpikir dikalangan
anggotanya, karena pada hakikatnya timbulnya pembaharuan karena adanya pemikiran yang
bersifat dinamis dari masing-masing individu. Disebutkan bahwa fase pergolakan pemikiran ini
muncul pada tahun 1970, tetapi geja-gejalanya telah nampak pada tahun 1968. Namun
klimaksnya memang terjadi pada tahun 1970 di mana secara relatif masalah- masalah intern
organisasi yang rutin telah terselesaikan. Sementara di sisi lain, persoalan ekstern muncul
menghadang dengan segudang problema.

i. Fase tumbangnya Orde Baru dan Kemunculan Reformasi (Mei 1998)

Mahasiswa adalah inti kekuatan perubahan, ditengah berkuasanya rezim orde baru
dengan soeharto sebagai icon besarnya yang menunjukkan kekuatan negeri ini (The Power Of
State) dengan represif, hegemonik dan atoriterianisme. HMI kembali bersama-sama dengan
elemen mahasiswa lainnya menjadi bagian dari kekuatan yang mampu menumbangkan rezim
tersebut.
Referensi Materi Sejarah Perjuangan HMI

1. Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI (1974-1975), Bina Ilmu.
2. _____________________, Historiografi HMI, Tintamas, 1995.
3. DR. Victor I Tanya, HMI, Sejarah dan Kedudukannya Ditengah Gerakan Muslim
Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1982.
4. Sulastomo, Hari-Hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988.
5. Hasil-Hasil Kongres HMI

Pengantar Mission HMI

Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban, sehingga mission HMI
dapat diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh kader HMI. Sebagai
organisasi kader yang memiliki platform yang jelas, sejak awal berdirinya HMI mempunyai
komitmen asasi yang disebut dengan dua komitmen asasi, yakni (1) Mempertahankan negara
Republik Indonesia dan mempertinggi derajat bangsa Indonesia, yang dikenal dengan komitmen
kebangsaan, dan (2) Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam, yang dikenal dengan
wawasan keislaman/keumatan.

Kesatuan dari kedua wawasan ini disebut dengan wawasan integralistik, yakni cara pandang
yang utuh melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan
sebagai warga negara dan umat Islam Indonesia. Penerjemahan komitmen HMI ini disesuaikan
dengan konteks jaman, sehingga HMI selalu aktual dan mampu tampil di garda terdepan dalam
setiap even.

Bila dicermati belakangan ini bisa dikatakan bahwa HMI mengalami stagnasi, untuk tidak
dikatakan degradasi. Hampir tidak ada gagasan cerdas yang disumbangkan oleh HMI di tengah
carut marut dan tunggang langgangnya tatanan republik ini, dimana masalah disintegrasi perlu
segera diatasi, masalah ekonomi mendesak untuk segera diperbaiki, masalah supremasi hukum
yang harus ditegakkan, masalah pendidikan mendesak untuk diperhatikan, dan masalah-masalah
lain yang melingkari, seperti budaya, pertahanan keamanan, yang kesemuanya membutuhkan
penanganan secepatnya. Singkatnya, Indonesia sekarang sedang diterma krisis multi
dimensional. Di tengah kondisi ini, komitmen HMI tidak lebih dari sebatas slogan tanpa jiwa.
Oleh sebab itu untuk mendongkrak kembali ghirah kader HMI dalam berperan serta untuk
penyelesaian problematika bangsa dan umat perlu adanya reaktualisasi mission HMI dalam jiwa
kader HMI melalui proses perkaderan yang selama ini perjalanannya tidak lebih hanya sebagai
proses pencapaian status dengan meninggalkan makna sesungguhnya, yaitu sebagai proses
pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan, yang berusaha melakukan
transformasi watak dan kepribadian seorang muslim yang utuh (kaffah), sehingga kader HMI
memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas (mustad’afin) dan melawan kaum
penindas (mustakbirin).
HMI sebagai organisasi berbasis mahasiswa yang merupakan kaum intelektual, generasi kritis,
dan memiliki profesionalisme harus mampu menjadi agen pembaharu di tengah masyarakat dan
kehidupan bangsa. Karena mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa dalam tatanan
kehidupan bangsa dan negara, maka seluruh gerak perubahan yang terjadi di bangsa ini dimotori
oleh kelompok mahasiswa dan pemuda, mulai dari proklamasi, revolusi, hingga reformasi, selalu
ada andil mahasiswa. Namun demikian arah perubahan harus sesuai dengan usaha untuk
mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT sebagaimana termaktub dalam
penggalan tujuan HMI.

Dalam perjalanannaya, gerakan mahasiswa begitu dimanis, mengikuti perkembangan jaman dan
selalu eksis dalam setiap momen penting kebangsaan. Kekonsistenan itu harus diiringi oleh
pegangan yang teguh terhadap idealisme dan menjaga sikap hanif sehingga kehadiran mahasiswa
sebagai kaum intelektual yang dalam tatanan sosial masyarakat mendapat tempat yang penting
sebagai embun penyejuk. Untuk itulah HMI sebagai organisasi mahasiswa harus mampu
menetaskan kader-kader yang berkualitas insan cita sebagaimana yang tersurat dalam tujuan
HMI “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dan bertanggung
jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI).

HAKEKAT KEBERADAAN HMI

HMI sebagai Organisasi Mahasiswa (pasal 7 AD HMI) Makna HMI sebagai organisasi
mahasiswa adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang menuntut ilmu pengetahuan di
perguruan tinggi (Universitas/Akademi/Institut/Sekolah Tinggi) atau yang sederajat, dan
memilki ciri-ciri kemahasiswaan. Adapun ciri-ciri kemahasiswaan tersebut adalah ilmiah, kritis
dan analitis, rasional, obyektif, serta sistematis.

HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam (pasal 3 AD HMI) HMI sebagai organisasi
berasaskan Islam maksudnya adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang beragama
Islam, dimana secara individu dan organisatoris memiliki ciri-ciri keislaman, menjadikan Al-
Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi, dan sumber
aspirasi dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.

HMI sebagai Organisasi yang Bersifat Independen (pasal 6 AD HMI) HMI yang bersifat
independen adalah waktak organisasi yang selalu tunduk danberorientasi pada kebenaran (hanif),
sehingga kiprah setiap individu dan dinamika organisasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara mempunyai pola pikir, pola sikap, dan pola tindak tidak terikat dan tidak mengikatkan
diri secara organisatoris dengan kepentingan atau organisasi mana pun, segala sesuatu tidak
didasarkan atas kehendak atau paksaan pihak lain.

Independensi dilihat dari dua dimensi, yakni :

1)Indepndensi Etis
Sikap dan watak HMI yang termanifestasikan secara individu dan organisasi dalam
dinamika berfikir, bersikap, dan bertindak, baik dalam hubungan terhadap Sang Rab, ataupun
hubungan terhadap sesama, sesuai dengan fitrah kemanusiaannya, yakni tunduk dan patuh
kepada kebenaran (hanif).
2)Independensi Organisatoris
Sikap dan watak HMI yang teraktualisasikan secara organisatoris di dalam kiprah
dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dalam keutuhan kehidupan nasional melakukan partisipasi aktif, konstruktif secara konstitusional
terhadap perjuangan bangsa dan pencapaian cita-cita nasional, hanya komit kepada kebenaran,
dan tidak tunduk atau komit terhadap kepentingan atau organisasi tertentu.

Prinsip-prinsip independensi HMI dalam implementasi dirumuskan sebagai berikut :


a)Kader HMI terutama aktivitasnya dalam melakukan tugas dan tanggung jawab organisasi
harus tunduk pada ketentuan-ketentuan organisasi dalam melaksanakan program-program
organisasi, oleh karena itu tidak diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan yang membawa
organisasi atas kehendak pihak luar manapun.
b)Kader HMI terutama aktivitasnya tidak dibenarkan mengadakan komitmen dalam bentuk
apapun dengan pihak luar selain segala sesuatu yang telah ditetapkan dan diputuskan secara
organisatoris.
c)Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang meneruskan dan mengembangkan
watak independensi etis dimanpun mereka berada dan berfungsi sesuai dengan profesinya dalam
rangka membawa hakekat misi HMI, menganjurkan serta mendorong alumni HMI untuk
menyalurkan aspirasinya secara tepat melalui semua jalur pengabdian, baik jalur organisasi
profesi, instansi pemerintah, wadah aspirasi politik, dan jalur lainnya yang semata-mata karena
hak dan tanggung jawab dalam rangka merealisasikan kehidupan masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT.

Aplikasi dan dinamika berfikir, bersikap dan bertindak secara keseluruhan dari watak asasi kader
HMI terumus dalam bentuk :

a)Cenderung kepada kebenaran


b)Bebas, merdeka dan terbuka
c)Obyektif, rasional, dan kritis
d)Progresif dan dinamis
e)Demokratis, jujur dan adil

TUJUAN HMI
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tujuan HMI adalah “Terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI). Dari tujuan tersebut
dapat dirumuskan menjadi lima kualitas insan cita, yakni kualitas insan akademis, kualitas insan
pencipta, kualitas insan pengabdi, kualitas insan bernafaskan Islam, dan kualitas insan yang
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam
pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan
tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 4 AD HMI)
adalah sebagai berikut :
1.Kualitas Insan Akademis
Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan.
Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.Sanggung berdiri
sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis
maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada
tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.

2.Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta


Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan
bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan
bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan,
selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap demikian
potensi, kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah. Dengan
ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang
disemangati ajaran islam.

3.Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi


khlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau untuk sesama umat.
Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukannya hanya membuat dirinya baik tetapi juga
membuat kondisi sekelilingnya menajdi baik. Insan akdemis, pencipta dan mengabdi adalah
yang bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk
kepentingan sesamanya.

4.Kualitas Insan yang bernafaskan islam : Insan Akademis, pencipta dan pengabdi yang
ber nafaskan Islam
islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa
memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan
nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian Islam telah menapasi dan menjiwai karyanya.
Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah
membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema pada
dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah mengintegrasikan
masalah suksesnya dalam pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat
islam Indonesia dan sebaliknya.

5.Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi oleh Allah SWT : Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang ber nafaskan islam
dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh
Allah SWT.
Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa
menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral. Spontan dalam menghadapi
tugas, responsip dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis. Rasa
tanggungjawab, takwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam
suatu bidang dalam me wujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khallifah fil
ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “Man of future” insan pelopor yaitu insan
yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam
bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan
untuk secara kooferatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal type dari hasil
perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara “Idea of Progress”
insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan
bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan
mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil) Dari lima kualitas lima insan
cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan
akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi
tersebut merupakan insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang ridhoi Allah SWT.

Yang dimaksud dengan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT adalah
masyarakat yang menjalankan kehidupannya selalu berlandaskan atas asas keadilan sehingga
tercapai kemakmuran dan dalam perjalanan pencapaian masyarakat adil makmur tersebut tidak
mendobrak aturan Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an sehingga adil makmur yang dicapai oleh
masyarakat merupakan adil makmur yang dikehendaki oleh Allah SWT. Jadi setiap usaha dalam
pencapaian masyarakat adil makmur harus berpedoman pada ajaran Islam yang tertuang dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah.

FUNGSI DAN PERAN HMI

HMI berfungsi sebagai Organisasi Kader (pasal 8 AD HMI)


HMI sebagai organisasi kader adalah organisasi mahasiswa yang berorientasikan Islam
yang melakukan perkaderan, dimana seluruh aktivitas yang dilakukan pada dasarnya merupakan
proses kaderisasi, sehingga HMI berfungsi dan hanya selalu membentuk kader-kader muslim
intelektual yang profesional
.
HMI berperan sebagai Organisasi Perjuangan (pasal 9 AD HMI)
HMI berperan sebagai organisasi perjuangan adalah organisasi yang selalu berjuang
melakukan dan membentuk kader bangsa yang muslim, intelektual, dan profesional dimana
outputnya ditujukan untuk kepentingan bangsa secara keseluruhan, sehingga insan HMI siap dan
dapat bermanfaat bagi seluruh golongan yang ada di masyarakat selama tidak bertentangan
dengan koridor misi HMI.

HUBUNGAN MISSION SECARA INTEGRAL

Hubungan antara asas, tujuan, sifat, status, fungsi dan peran HMI secara integral adalah
dalam pencapaian dan memperjuangkan mission HMI harus dilakukan secara utuh dan
menyeluruh, dan satu sama lain saling mempengaruhi, dan menentukan sehingga tidak bisa
ditinjau secara parsial.
Dalam diri kader HMI harus :
a)Senantiasa memperdalam kehidupan rohani agar menjadi luhur dan bertaqwa pada Allah SWT
b)Selalu tidak puas dan berkemauan keras untuk mencari kebenaran, HMI hanya komit pada
kebenaran
c)Jujur pada dirinya dan pada orang lain dan tidak mengingkari hati nuraninya
d)Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional jika berhadapan dengan orang yang berbeda
pendirian
e)Bersikap kritis dan berfikir bebas kreatif. 

Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi


Setiap lembaga/instansi memiliki tujuan dan cita-cita di dalamnya, sebagai proses untuk
mencapai tujuannya, Untuk mengoperasikan sebuah lembaga/instansi, dibutuhkan satu kesatuan
perangkat yang berhubungan sebagai motor penggerak instansi/lembaga yaitu kepemimpinan,
manajemen dan organisasi.

Kepemimpinan-berasal dari kata pemimpin-adalah ilmu/metode yang mengajarkan


bagaimana seseorang menjadi sebuah ‘mercusuar’ dalam sebuah instansi/lembaga yang mampu
menjadi patron bagi para bawahan2nya. Kepemimpinan adalah salah satu bagian yang vital
dalam hal mengoperasikan sebuah instansi/lembaga. Sebuah instansi/lembaga harus memiliki
pemimpin yang memiliki kriteria yang mencukupi sebagai seorang pemimpin untuk menjalankan
roda kegiatan instansi/lembaga secara maksimal sebagai bagian dari proses menuju cita2
instansi/lembaga.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang ideal tidaklah mudah. Beberapa kriteria seorang
pemimpin ideal diantaranya adalah : bijaksana, arif, cerdas, tangkas, berwawasan luas,
berintelektual dan berani. Kriteria menjadi seorang pemimpin yang ideal memang memiliki
banyak interpretasi, namun satu hal yang pasti seorang pemimpin yang cakap harus menguasai
kecerdasan intelektual, kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual yang merupakan elemen
utama dan harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Seorang pemimpin juga harus memilik intuisi dan psikologis yang peka. Pemimpin yang
ideal harus mengetahui sisi kelebihan dan kekurangan instansi/lembaga yang dipimpinnya. Dia
memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi kelebihan lembaganya dan meminimalisir
kekurangannya agar roda kegiatan instansi/lembaga berjalan dengan profesional dan
proporsional.

Dalam bingkai keislaman dan kebangsaan, Indonesia telah memiliki beberapa tokoh yang
layak untuk dijadikan teladan  dan menjadi bahan referensi bagi para generasi2 pemimpin di
masa yang akan datang. Dalam dunia islam sendiri, umat muslim patut menjadikan Rasulullah
SAW sebagai nama terdepan yang sangat layak untuk dikedepankan sebagai sumber inspirasi
dan motivasi untuk menjadi seorang pemimpin yang ideal. Beliau telah meraih kesuksesan di
berbagai bidang yang digelutinya mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum dan
lingkungan.
Pada masa Rasulullah SAW, islam telah mampu mencapai puncak kesuksesan di
berbagai ruang lingkup kehidupan dan menjadi kebudayaan serta kekuatan yang sangat disegani
dunia ketika itu. Masa2 kejayaan islam tidak berhenti sampai disitu, pasca Rasulullah SAW
meninggal , tongkat estafet kepemimpinan islam di ambil alih oleh para sahabat terdekatnya
yang dikenal sebagai ‘Khulafaur Rasyidin’ yaitu Abu Bakar Ash-shidiq, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib

Dalam konteks kebangsaan, indonesia memiliki para ‘founding father’ ( Bapak Bangsa )
yang mumpuni dan disegani dunia. Siapa yang tidak mengenal Soekarno, Moh. Hatta, Tan
Malaka, Adam Malik serta beberapa nama lain yang telah berhasil mengantarkan bangsa ini
tampil ke depan panggung sejarah peradaban dunia melalui momentum kemerdekaan 17 agustus
1945. Mereka semua dapat menjadi cambuk motivasi yang hebat untuk para pemimpin2
penerusnya.

1. MANAJEMEN

Manajemen adalah seni mengelola sebuah instansi/lembaga untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan melalui tangan dan kinerja orang lain. Dapat juga dikatakan manajemen adalah ilmu
yang mempelajari tentang tata cara mencapai tujuan sebuah instansi/lembaga melalui karya
orang lain Manajemen- ‘to manage’ – merupakan elemen lain yang sangat penting disamping
kepemimpinan sebagai alat untuk menjalankan kegiatan sebuah instansi/lembaga. Sebuah
instansi/lembaga harus memiliki kerangka rencana strategis sebagai tolok ukur dan landasan
kerja sebuah instansi/lembaga agar hasil yang ditetapkan tercapai dengan semaksimal mungkin.

Kerangka rencana kerja strategis yang dibuat harus dibuat sesuai dengan karakteristik
organisasi yang dipimpinnya agar program kerja yang dicanangkan sebuah instansi/lembaga
sesuai dengan target yang ditetapkan dan tidak membebani instansi/lembaga yang dipimpinnya.
Beban pengeluaran yang harus dikeluarkan instansi/lembaga harus sesuai dengan landasan
filosofis, teori, model, strategi, taktik, kurikulum, program dan pembiayaan yang telah disusun.

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah landasan teori yang kuat sebagai kerangka dasar
rencana kerja sebuah instansi/lembaga yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling agar peristiwa Input-Proses-Output-nya berjalan dengan sebagaimana mestinya .
Peristiwa input-proses-output menjadi sebuah hasil akhir yang sangat menentukan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalan dari sebuah metode manajemen yang
diberlakukan.

Ketika hasil akhir dari sebuah instansi/lembaga telah diketahui, Sebuah instansi/lembaga
dapat mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan yang telah dialami serta menentukan
langkah perusahaan kedepannya dengan sebuah alat analisa yang dinamakan analisis S.W.O.T
( Strengths, Weakness, Opportunity, Threatments ). Dengan Analisis S.W.O.T sebuah
lembaga/instansi dapat mengetahui posisi lembaga/instansi yang dipimpinnya dari sebuah
program kerja yang dibuatnya. Hasil akhir dari sebuah rencana kerja yang dibuat dapat
menentukan posisi, tingkat keberhailan dan nilai tawar sebuah instansi/lembaga dikarenakan
‘finishing’ dan ‘results’ dari sebuah rencana kerja merupakan cermin dari metode manajemen
yang diterapkan sebuah instansi/lembaga.
2. ORGANISASI

Organisasi adalah kumpulan/komunitas masyarakat yang memiliki kesamaan nasib dan


tujuan di dalamnya. Organisasi dapat menjadi sebuah alat yang efektif sekumpulan masyarakat
yang memiliki tujuan serta cita2 yang sejalan. Dalam setiap organisasi pasti memiliki tujuan
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, sejarah yang melatar belakangi serta para pelaku
organisasi tersebut. Seiring dengan perbedaan tersebut setiap organisasi memiliki karakteristik
organisasi yang berbeda Adapun karakteristik organisasi adalah sebagai berikut :

-membutuhkan informasi
-bersifat dinamis
-terdapat anggota organisasi
-memiliki tujuan yang tetap

Tolok ukur keberhasilan dan kemajuan sebuah organisasi dapat dilihat dari sejauh mana
organisasi tersebut mencapai cita2 yang diperjuangkannya serta kemajuan sebuah organisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor2 yang mendukungnya, seperti kualiatas SDM nya, infrastruktur
organisasi serta popularitas organisasi di mata publik. 

PERBEDAAN MANAJER DAN PEMIMPIN

Sering kita mendengar dua kata yang secara praktek kerja sama tetapi secara filosofis
jauh berbeda, manajer dan pemimpin. Manajer adalah seseorang yang secara eksplisit ruang
lingkup kerjanya hanya mencakup pengelolaan eksploitasi sumber daya manusia ( staff2-nya )
untuk diarahkan menuju target instansi/lembaga yang telah dicanangkan sebelumnya dengan
didukung oleh sarana infrastuktur yang tersedia di instansi/lembaga tersebut. Seorang manajer
juga harus mampu memformulasikan kualitas SDM dengan teknologi pendukung yang ada.

Sedangkan fungsi seorang pemimpin memiliki arti yang cukup melebar. Tugas dan peran
seorang pemimpin juga lebih luas secara teritorial makna.Seorang pemimpin tidak hanya harus
bisa mengelola SDM dan teknologi, tetapi juga harus lebih peka dan intuitif dalam mengenali
karakteristik organisassi yang dipimpinnya. Tingkat tanggung jawab yang diemban seorang
pemimpin juga lebih berat secara bobotnya sebanding dengan volume kerja yang dilakukannya.
Mengetahui dan membaca situasi kondisi sekitar hingga selalu ‘up-date’ terhadap segala bentuk
informasi ada yang juga merupakan peran pemimpin yang sangat vital tingkat urgensinya. Jadi,
secara eksplisit dalam hal volume kerja dan tingkat tanggung jawab antara manajer dan
pemimpin cenderung menempatkan pemimpin di posisi yang paling berat.
ELEMEN PENDUKUNG MANAJEMEN ORGANISASI

-Men          : Mengacu pada kebutuhan sumber daya manusia.


-Money     : Mengacu pada modal atau aset pemilik instansi/lembaga
-Methods : Mengacu cara/metode manajemen organisasi yang digunakan
-Machine  : Mengacu pada sarana infrastruktur pendukung.
-Market    : Mengacu budaya konsumerisme dan orientasi calon SDM

KARAKTERISTIK PEMIMPIN DALAM ISLAM :

Sebagaimana karakteristik pemimpin2 organisasi yang ada, Islam memiliki tolok ukur
serta standar pemimpin yang telah ditetapkan dalam dua pedoman hidup umat Islam, Al-Qur’an
dan hHadits. Adapun karakteristik pemimpin dalam islam adalah sebagai berikut :

-Tabligh ( menyampaikan )
-Amanah ( Dapat dipercaya )
-Shiddiq ( Jujur )
-Fathanah ( Cerdas ).
 

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN dan ORGANISASI.

Seperti yang telah dibahas di awal, Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi


merupakan satu kesatuan perangkat yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Keterkaitan ketiga
point ini sangat erat dan saling melengkapi. Kepemimpinan sangat dibutuhkan sebagai kontrol
kendali sebuah metoda manajemen dan menjalankan organisasi, Manajemen sangat vital
urgensinya untuk membuat dan menyusun kerangka rencana kerja organisasi/lembaga/instansi
serta membuat formulasi yang mujarab untuk menyatukan kualitas SDM dengan sarana
infrastruktur organisasi yang tersedia, sedangkan organisasi merupakan tempat yang ideal
sebagai arena untuk melatih kepemimpinan seseorang dan sarana pengejewantahan suatu metode
manajemen.

KMO ( KEPEMIMPINAN MANAGEMEN ORGANISASI )

kepemimpinan
Secara etimologi leadership berasal dari kata leading / to lead yang memiliki makna memimpin.
Dan secara terminologi kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain agar mau bekerjasama menuju kepada satu tujuan tertentu bersama. Sedangkan
pemimpin adalah orang yang mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol orang lain
untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin haruslah memiliki jiwa kepemimpinan. Pemimpin
yang baik adalah yang membuat orang lain tidak merasa dipimpin oleh dirinya dan membuat
orang lain bergerak dan bertindak dengan penuh tanggungjawab.
Dalam mewujudkan visi-misi atau tujuan bersama tentunya diperlukan kemampuan yang tidak
sederhana. Berbagai benturan, hambatan dan perrbedaan pemikiran juga tentunya perlu
dikendalikan dengan cara-cara yang cerdas dan tepat. Setiap mengambil keputusan atau tindakan
yang kita lakukan senantiasa memiliki konsekuensi, yang mana memiliki dampak positif dan
negatif. Oleh sebab itulah, bagi setiap orang diperlukan kemampuan didalam mengatasi kondisi
tersebut.
Fungsi – fungsi kepemimpinan:
1.      Penentu, pembangun, pemandu, pengawas dari arah usaha pencapaian tujuan.
2.      Wakil organisasi dalam berhubungan dengan pihak luar.
3.      Communicator yang efektif.
4.      Mediator handal, terutama dalam menangani konflik.
5.      Integrator efektif, rasional, objektif dan netral.
6.      Fact finding: menemukan visi dan misi.
7.      Aligning: menselaraskan orang untuk mencapai tujuan organisasi.
8.      Empowering: memberdayakan orang untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan yang efektif:
1.      Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka
panjang organisasi.
2.      Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
3.      Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
4.      Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh anggota untuk mencpai
tujuan organisasi.

Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Fungsi – fungsi manajemen
1.      Planning (Perencanaan)
Adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan
dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk
memenuhi tujuan itu.
2.      Organising (Pengorganisasian)
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang
lebih kecil. Pengorganisasian mempermudahkan dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.      Actuating (Pengarahan)
Adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
4.      Controlling (Pengawasan)
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan
yang telah digariskan semula.
Organisasi
Organisasi merupakan wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam
hubungan formal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Ciri–ciri organisasi
1.      Melambangkan identitas / tujuan sendiri.
2.      Mempunyai  struktur.
3.      Terdapat pembagian kerja.
4.      Memiliki sumber daya manusia
5.  Sistem pengawasan dan penyelarasan melalui peraturan dasar, prosedur, nilai dan  budaya
Fungsi-fungsi organisasi
1.      Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya.
2.      Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi.
3.      Mencegah kesimpangan kerja.
4.      Menentukan pedoman-pedoman kerja.
Hubungan antara kepemimpinan, manajemen dan organisasi
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen untuk mengatur
orang-orang tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di
dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara
kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri
sendiri dan tidak dapat terpisahkan.

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI

A. PENDAHULUAN

            Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam satu hal
yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mencapai tujuan
itu manusia harus melakukan aktivitas-aktivitas tertentu.
            Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya  maka untuk mencapai
tujuannya, manusia memerlukan bantuan dari manusia lainnya. Untuk itu manusia harus bekerja
dalam mencapai tujuannya atau berorganisasi.
 Dalam organisasi diperlukan manajemen yaitu sushi untuk mengatur,
mengkoordinasikan semua tugas yang dilakukan oleh orang-orang dan mengarahkannya kepada
tujuan yang hendak dicapai. Supaya unsur-unsur manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan
yang diinginkan, maka manajemen harus ada yang mengatur yaitu seorang pemimpin dengan
wewenang kepemimpinannya melalui intruksi dan persuasi.
B. KEPEMIMPINAN
1.Definisi kepemimpinan      :
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan dalam mempengaruhi orang lain
untuk mencapai tujuan-tujuan.
2.Tujuan Kepemimpinan
Tujuan kepemimpinan dalam suatu organisasi  adalah menciptakan organisasi (tata kerja
bidang) yang dinamis, terkendali guna mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
3. Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan hal yang paling vital, oleh sebab itu
seorang pimpinan harus mengetahui fungsi kepemimpinan. Adapun fungsi kepemimpinan yaitu:
a.       mengkoordinasikan para anggotanya.
b.      membuat keputusan dan membuat kebijakan.
c.       mengadakan hubungan kerja/komunikasi dengan baik dan benar ke dalam maupun ke luar.
d.      penghubung antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain.
e.       sebagai konseptor, penggerak. pengarah, pengatur dan pengawas.
f.       pembinaan kerja.

4. Unsur-unsur kepemimpinan
a.         Adanya pemimpin
Unsur pertama dari kepemimpinan adalah adanya pemimpin; yakni seseorang yang mendorong
dan mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain. Sehingga tercipta hubungan kerja
yang serasi dan menguntungkan untuk melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.

b. Adanya pengikut

Adanya pengikut; yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat dorongan atau
pengaruh sehingga bersedia dan dapat melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

c. Adanya sifat dan ataupun perilaku tertentu

Adanya sifat ataupun perilaku tertentu yang dimiliki oleh pemimpin yang dapat dimanfaatkan
untuk mendorong dan ataupun mempengaruhi seseorang  atau se kelompok orang.

d. Adanya situasi dan kondisi tertentu

Adanya situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan terlaksananya kepemimpinan. Situasi
dan kondisi yang dimaksud dibedakan atas dua macam: pertama, situasi dan kondisi yang
terdapat didalam organisasi; kedua, situasi dan kondisi yang terdapat di luar organisasi yakni
lingkungan secara keseluruhan.

5. Syarat-syarat Kepemimpinan
Konsepsi mengenai kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu:
a.            Kekuasaan
Kekuasaan adalah kekuataan, otoritas, dan legalitas yang memberikan kewenangan kepada
pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakan bawahan agar berbuat sesuatu.
b.             Kewibawaan
Kewibawaan adalah kelebihan, keunggulan/superioritas, keutamaan, sehingga ia mampu
mengatur orang lain; dan orang lain akan patuh pada ke-pemimpin-annya, kemudian bersedia
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
c.              Kemampuan
Kemampuan adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan,  keterampilan teknis
maupun sosial, yang dianggap melebihi atau lebih unggul dari kemampuan angota biasa.

6.   Gaya Kepemimpinan.


Kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan prilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena
sifat dan prilaku seseorang tidak akan persis sama, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan
oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu pemimpin yang satu dengan yang lainnya. Dari
berbagai gaya kepimpinan, dapatlah disederhanakan atas empat macam:

a. Gaya Kepemimpinan Diktator

Pada gaya kepemimpinan ini upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutan
serta ancaman hukuman, bawahan hanya dianggap sebagai pelaksana dan pekerja saja.

b. Gaya Kepemimpinan Autokratis

Gaya kepemimpinan ini segala keputusan berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari
segala keputusan berada ditangan pemimpin.

c. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Pada gaya ini ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusanyang dilakukan
secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dan dipelihara dengan baik.

d. Gaya Kepemimpinan Santai

Pada gaya ini hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan. Setiap
angota organisasi dapat melakukan kegiatan masing-masing sesuai dengan kehendak.
7. Tipe Kepemimpinan

a. Tipe deserter

Sifatnya: bermoral rendah, tidak memiliki rasaketerlibatan, tanpa pengabdian,   tanpa


loyalitas,dan ketaatan, sukar diramalkan.

b. Tipe birokrat
Sifatnya:korektif, patuh pada peraturan dan norma-norma, manusia organisasi, tepat, akurat/
cermat, keras, berdisiplan.

c. Tipe missionary

Sifatnya: terbuka penolong, lembut hati, ramah-tamah, alim, religius.

d. Tipe developer

Sifatnya; kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh


kepercayaan pada bawahan.

e. Tipe otokrat

Sifatnya: keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong, bandel.

f. Benevolent autocrat

Sifatnya: lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri.

g. Tipe compromiser

Sifatnya: plintat-plintut, selalu mengikuti angin, tanpa pendirian, tidak mempunyasi keputusan,
berpandangan pendek, tak punya kepribadian kuat.

h. Tipe eksekutif

Sifatnya: bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, tekun.

C. MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen
                            Manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan
melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi  manajemen. Jadi manajemen
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Berikut beberapa
pengertian menurut pakar:
a. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya mnusia dan
sumberdayalainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.(Drs. H. Malayu SP
Hasibuan)
b.  Manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.Dengan
demikian                 manager mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang
meliputi perencanaan,       pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian.( Harold
Koontz & Cyril           O’Donnel)
2. Tujuan Manajemen
    Tujuan manajemen adalah terciptanya pengelolaan semua program-program secara baik dan   
    teratur  berdasarkan urutan-urutan kebutuhan dan waktu pelaksanaan.
3.       Fungsi Manajemen
Untuk mengelola semua program-program kegiatan yang kemudian teraplikasi kedalam
planning, organizing, actuating dan controling.
a.  Planing
Menetapkan apa yang harus dilaksanakan oleh anggota-anggota untuk menyelesaikan
pekerjaan, dalam fase pertama ini perlu juga ditetapkan oleh manajer bila dan bagaimana
pekerjaan harus diselesaikan.
b.       Organizing
Mendistribusikan atau mengalokasikan tugas-tugas kepada para anggota kelompok,
mendelegasikan wewenang dan menetapkan hubungan kerja antar anggota kelompok.

c.       Actuating
            Setelah kegiatan planning dan organizing manajer perlu dapat  menggerakan kelompok
secara efesien dan efektif kearah pencapaian tujuan. Dalam menggerakan kelompok ini manajer
menggunakan pelbagai sarana misalnya komunikasi, kepemimpinan, perundingan-perundingan,
pemberian intruksi dan lain-lain. Kegiatan manajer yang menyebabkan organisasi bergerak atau
berjalan lazim disebut penggerakan (actuating).
d.      Controling
            Pada organisasi bergerak atau berjalan manajer harus selalu mengadakan pengawasan
atau pengendalian agar gerakan atau jalannya organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan baik mengenai arahnya atau caranya. Dengan rangkaian kegiatan di atas,
seorang manajer diharapkan dapat membawa organisasi yang dipimpinnya kearah pencapain
tujuan.
4.       Unsur-unsur Manajemen
a.              Input
         Yang dimaksud dengan input/masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen.
b.       Proses
         Yang dimaksud dengam proses dalam manajemen adalah langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan..
c.                    Output
         Yang dimaksud dengan keluaran adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen.
d.                  Target 
         Yang dimaksud dengan sasaran/target adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan
ditujukan.
e.                    dampak
         Yang dimaksud dengan dampak adalah akibat yang ditimbulkan oleh keluaran.
5.  Asas-Asas Manajemen
            Asas merupakan suatu  pernyatan fundamental atau kebenaran umum yang dapat
dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan
pengalaman. Asas ini sifatnya permanen umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang
mencerminkan intisari kebenaran-kebenaran dasar dalam ilmu tersebut
6.       Sistem-Sistem Manajemen
a.     Manajemen Bapak ( paternalistic management)
             Diartikan bahwa setiap usaha dan aktivitas organisasi para pengikut / bawahan selalu
mengikuti jejak bapak. Apa yang dikatakan atau diperintahkan bapak itulah yang benar. Dalam
hal ini tidak ada alternative lain kecuali mengikuti bapak.
b.      Manajemen Tertutup (Closed Management)
Manajer tidak memberitahukan/menginformasikan keadaan perusahaan pada para bawahannya
walaupun dalam batas-batas tertentu saja. Keputusan-keputusan diambilnya tanpa melibatkan
partisipasi para bawahannya dalam proses pengambilan keputusan tersebut.
c.      Manajemen Terbuka (Opened Managenet)
Diterapkan dengan cara sebagai berikut :
- Manajer (atasan) banyak menginformasikan keadaan (rahasia) organisasi kepada
anggotanya,Sehingga anggota nya dalam batasa-batasan tertentu mengetahui keadaan organisasi.
- Seorang manajer sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu memberi kesempatan kepada
para anggotanya untuk mengemukakan saran-saran dan pendapat-pendapatnya. Tegasnya,
manajer mengajak para anggotanya untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi. Keputusan terakhir berada ditangan manajer.
d.       Manajemen  Demokrasi
      Pelaksanaan manjemen demokrasi hampir sama dengan manajemen terbuka, khususnya
dalam proses pengambilan keputusan, dimana para anggota diajak dan ikut sertakan
berpartisipasi memberikn saran-saran,pemikiran-pemikiran dan cara-cara pemecahan terhadap
masalah-maslah yang dihadapi.
      Manajer/pemimpin selalu terbuka untuk dikritik, menerima saran dan pendapat dari para
anggotanya, selalu bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi.

D. ORGANISASI

1. Pengertian Organisasi

            Organisasi dapat diartikan sebagai “ Kerja sama orang-orang atau sekelompok orang
dengan menggunakan dana, alat-alat dan teknologi, serta mau terikat dengan  peraturan-
peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarah pada pencapaian tujuan yang
diinginkan”.

2. Tujuan Organisasi

      Tujuan organisasi secara universal adalah tercapainya semua program-program kerja yang
telah ditetapkan bersama.

3. Fungsi Organisasi

      Fungsi organisasi adalah sebagai wadah atau media untuk menyusun program kerja,
menyusun taktik, sebagai perkaderan, sebagai sosial-kemasyarakatan, sebagai pembinaan,
penggalangan masa. 
4. Bentuk-Bentuk Organisasi

a.       Organisasi Lini


            Bentuk organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas
antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pemimpin sangat dominan, dimana semua kekuasaan di
tangan pemimpin.

b.      Organisasi Staf


            Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf
pelaksanaan. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan, namun staf berperan
sebagai pembantu pimpinan.
c.       Organisasi Lini dan Staf
            Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yaitu lini dan staf. Dalam
organisasi ini staf bukan sekadar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk
memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak
sekedar memberi perintah atau nasihat, tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat
tersebut.
        

5. Struktur Organisasi

a.       Struktur Sederhana


      Bentuk ini dipakai untuk organisasi-organisasi yang baru berdiri, organisasi-organisasi
tersebut dikelola oleh ketua, sekretaris,  dan bendahara.
b.       Membagi Struktur  Fungsional
            Bentuk ini membagi tanggung jawab atas dasar bidang-bidang kebutuhan, stuktur
fungsional memungkinkan organisasi mendapatkan keuntungan dari keahlian masing-masing
bidang yang tercipta dari profesionalisme diantara ketua bidang.
c.       Struktur Desentralisasi
      Pada saat organisasi berkembang, baik anggota ataupun lembaga-lembaga yang ada
bertambah, maka organisasi dapat berkembang sesuai dengan lembaga yang dikelolanya, tetapi
masih dalam satu wadah.
d.      Struktur Matrik
      Bentuk ini adalah bentuk yang paling rumit dan yang paling kompleks disbanding dengan
bentuk lainnya. Kerumitan dari struktur matrik tersebut berasal dari ketergantungan secara
vertical dan horizontal aliran dari wewenang dan komunikasi
E. PENUTUP
            Seorang pemimpin merupakan  elemen yang sangat vital dalam menentukan maju
mundurnya sebuah organisasi, sebab sebesar apapun sebuah organisasi kalau tidak dipimpin oleh
seorang pemimpin yang mempunyai otoritas, legalitas dan kredibilitas yang bagus akan
mengalami perkembangan yang mandul (statis).
            Adapun hal lainnya yang sangat mendukung perkembangan sebuah organisasi adalah
manajemen, yakni bagaimana seorang pemimpin dapat memahami dan mempengaruhi
anggotanya untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan dan semua unsur-unsur dalam sebuah
organisasi
            Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa kepemimpinan merupakan inti dari
manajemen. Melalui manajemen semua kegiatan dikoordinir dan diarahkan menuju kepada
tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi. Oleh karena itu, manajemen ada pada setiap
tingkat organisasi.

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI (HMI)

KEPEMIMPINAN
Pemimpin jika dialih bahasakan ke bahasa Inggris menjadi “LEADER”, yang mempunyai tugas
untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
· Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
·  Educate, seorang pemimpin harus mampu untuk mengedukasi atau mengajarkan rekan-
rekannya.
· Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
· Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam
setiap aktivitasnya.

pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan.
MENURUT AHLI :
1.    Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk  mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler
and Nassarik,1961, 24).
2.    Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957,7).
3.    Kepemimpinan adalah  suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984,46).
4.    Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau
orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5.    Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs &
Jacques,1990,281).

     KEPEMIMPINAN adalah Kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan orang lain baik
individu maupun kelompok guna mencapai tujuan tertentu.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1.    Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan
fasilitasnya.
2.    Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb.
MANAJEMEN
Pengertian Manajemen menurut ahli :
Manajemen adalah suatu proses yang khas, dimana terdiri dari kegiatan pengorganisasian,
perencanaan, menggerakkan dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan bantuan manusia dan sumber-sumber daya
lainnya. George R. Terry
 
Manajemen ialah sebagai seni untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang-orang.
Pengertian manajemen ini sangat sesuai dengan kenyataan yang kita lihat dalam kehidupan
sehari-hari, di mana para manajer tidak melakukan sendiri tugas-tugas yang harus diselesaikanm
tetapi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melakukannya. Mary Parker Follet

Manajemen merupakan ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,


pengodinasian dan pengawasan atas sumber daya, terutama sumber daya manusia dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu. James A.F. Stone

Berdasarkan pengertian manajemen di atas, maka dapat diketahui bahwa Manajemen adalah


suatu ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu yaitu berfungsi menerangkan kejadian-kejadian,
gejala-gejala dan keadaan-keadaan yang ada. Sedangkan Manajemen sebagai seni berfungsi
mengajarkan kepada kita bagaimana melaksanakan sesuatu hal untuk mencapai tujuan yang
nyata-nyata mendatangkan hasil atau manfaat.
Fungsi-fungsi Manajemen terdiri atas :

1. Perencanaan (planning),
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengarahan (directing)
4. Pengkoordinasian (coordinating)
5. Pengawasan (controlling)

ORGANISASI
Pengertian Organisasi Menurut Ahli :
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian
suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang/ beberapa orang
yang disebut atasan dan seorang/ sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal,
berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan
tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”

Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja
dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for
the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian suatu tujuan bersama.

“Organisasi adalah kumpulan orang – orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
dilakukan berdasar atas suatu aturan tertentu dan penjabaran fungsi pekerjaan secara formal “

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI DALAM HMI


Tujuan HMI : Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu
wata’ala. (Pasal 4 AD/ART HMI)
Berdasarkan Tujuannya, Maka Jelas Konsep Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi yang
digunakan di HMI adalah konsep Kepemimpinan Islam.
Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:
 
1.    S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan.

2.    FATHONAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional.

3.    AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel.

4.    TABLIGH artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah


menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
KONSTITUSI HMI

Konstitusi HmI
Apa itu Hukum dan konstitusi ? Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintahperintah dan
larangan-larangan) yang mengatur tata tertib dalam masyarakat yang seharusnya ditaati oleh
seluruh anggota masyarakat. Oleh karena itu, pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat
menimbulkan tindakan oleh pemerintah/ penguasa.
unsur utama dalam hukum : ketertiban, ketertiban, keadilan, kepastian hukum keadilan,
kepastian tanpa hukum peradaban manusia telah tanpa hukum peradaban manusia telah lama
musnah lama musnah without what will happen to the law without  juris prudence ? (mccoubrey
& white) jurisprudence? (mccoubrey & white)
Konstitusi ?
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar dan sumber
semua peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara. Konstitusi pada
umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian aturan dasar dan ketentuan
hukum untuk menjalankan suatu organisasi yang wajib dipatuhi oleh setiap anggota organisasi.
Konstitusi penting artinya dalam organisasi, konstitusi dapat diibaratkan sebagai petunjuk jalan /
arah dalam perjalanan organisasi atau sebagai pegangan organisasi dalam melangkah”. Syarat
yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan piagam (sebagai dasar
pijakan) :

1. Bentuknya : Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang


berlaku dalam suatu organisasi/negara.
2. Isinya : Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah
yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-
azasnya saja.
3. Sifatnya : Universal, Fleksibel,Luwes
Ruang Lingkup Konstitusi HMI
·         Mukadimmah
Alinea 1 :
1.      Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19).
2.      Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172).
3.      Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30).
4.      Pengabdian diri (Az-Zariat 56).
Alinea 2 :
1.      Azas keseimbangan (Al-Qashash 77).
2.      Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal.
Alinea 3 :
1.      Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT (At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25).
2.      Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam) (Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10,
Ar-Radu 11).
3.      Adil makmur
Alinea 4 :
1.      Fungsi generasi muda Islam.
2.      Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56).

Makna HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam


HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku) beragama Islam   dimana
secara individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri keislaman, dan menjadikan Al-Qur’an dan
As-Sunah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi dan sumber aspirasi di dalam
setiap aktivitas dan dinamika organisasi.

Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI


Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI, isinya memuat aturan-
aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental. Secara khusus masalah-masalah yang
memerlukan penjelasan lebih lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu penjelasan dan
pedoman-pedoman organisasi lainnya..Yang termasuk di dalam Anggaran Dasar

BAB I = Nama,Waktu,dan Tempat

Pasal 1 = Nama

Pasal 2

HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan tanggal 5
Februari 1947 untuk waktu yang tidak ditentukan dan berkedudukan di tempat Pengurus Besar.

BAB II = A Z A S

Pasal 3 =  HMI berazaskan Islam.

BAB III = Tujuan, Usaha dan Sifat

Pasal 4
Tujuan
Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung
jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.

Pasal 5
Usaha
a.       Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah.
b.      Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya.
c.       Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemaslahatan masa
depan umat manusia.
d.      Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dienul Islam dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e.       Memperkuat Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia.
f.       Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan kepemudaan untuk
menopang pembangunan nasional.
g.      Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan huruf (a) s.d. (e) dan sesuai dengan azas,
fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk mencapai tujuan organisasi.

Pasal 6 = S i f a t “ HMI bersifat independen.”

BAB IV
STATUS FUNGSI DAN PERAN

Pasal 7 = S t a t u s “ HMI adalah organisasi mahasiswa.”

Pasal 8 = F u n g s i “ HMI berfungsi sebagai organisasi kader.”

Pasal 9 = P e r a n “ HMI berperan sebagai organisasi perjuangan.”

BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 10

a. Yang dapat menjadi anggota HMI adalah Mahasiswa Islam yang terdaftar pada perguruan
tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.

b. Anggota HMI terdiri dari :

1. Anggota Muda.

2. Anggota Biasa.
3. Anggota Kehormatan.

c. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban. 


Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan berakhir
maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0, 7 (tujuh) tahun untuk program S1, dan 9 (sembilan)
tahun untuk program pasca sarjana. Perhitungan tahun antar program bukan dibuat akumulasi.

BAB VI = KEDAULATAN

Pasal 11

Kedaulatan berada di tangan anggota biasa yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan ketentuan penjabarannya.

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 12 =Kekuasaan

Pasal 13
Kepemimpinan

Pasal 14 = Majelis Pengawas dan Konsultasi.

Pasal 15
Badan–Badan Khusus

BAB VIII
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 16
Keuangan dan Harta Benda

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN = Pasal 17 

Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi


Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang system perkaderan yang
dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan
menyeluruh oleh seluruh komponen HMI. Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan
HMI adalah :
Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul karimah serta mampu
mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Aspek Perkaderan

 Pembentukan integritas watak dan kepribadian


 Pengembangan kualitas intelektual
 Pengembangan kemampuan professional
Landasan Perkaderan

Landasan perkaderan merupakan pijakan pokok yang di jadikan sebagai sumber inspirasi dan
motivasi dalam proses perkaderan HMI.untuk melaksanakan perkaderan ,HMI bertitik tolak pada
lima landasan.

KONSTITUSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
A. PENGANTAR

Hakekat dan Pengertian Hukum

Ahli hukum memberikan definisi tentang hukum dengan rumusan yang berbeda-beda,
itu disebabkan karena luasnya bidang dan ruang lingkup hukum serta hukum dapat
dipelajari dari pelbagai sudut. Orang dapat memepelajari/menyelidiki hukum dari sudut
sejarah, sudut filsafat dan lain-lain. Berikut beberapa definisi hukum dari para ahli
hukum dan sarjana hukum terkemuka antara lain :

 Prof. Mr. E.M. Meyers, “Hukum ialah semua aturan yang mengandung
pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam
masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-penguasa Negara
dalam melakukan tugasnya”.

 Immanuel Kant, “Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini


kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas orang yang lain, menuruti tentang peraturan hukum tentang
kemerdekaan”.
 Drs. E. Utrecht, SH, “Hukum ialah himpunan peraturan-peraturan (perintah-
perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat
dan karenanya harus ditaati oleh masyarakat tersebut”.

 J.C.T. Simonangkir, SH., dan Woeryono Sastropranoto, SH., “Hukum ialah


peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi
yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berkaitan
diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu”.

Dari definisi-definisi yang telah disebutkan di atas, menunjukkan bahwa setiap


defenisi berlainan perumusannya satu sama lain. Meskipun demikian dapat diambil
beberapa persamaan diantara definisi-definisi tersebut yaitu, bahwa hukum meliputi :

 Peraturan tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.

 Peraturan itu bersifat memaksa.

 Adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan itu.

 Peraturan itu dibuat oleh badan resmi yang berwewenang.

Fungsi Hukum

Dalam sejarah pemikiran ilmu hukum terdapat dua faham yang berbeda
mengenai fungsi hukum. Faham Pertama, mengatakan bahwa fungsi hukum hanyalah
mengikuti perubahan-perubahan dalam masyarakat dan sedapat mungkin
mengesahkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat (dipelopori oleh
Friedrich Carl von Savigny 1799-1861). Faham Kedua, menyatakan bahwa fungsi
hukum sebagai sarana untuk melakukan perubahan-perubahan dalam masyarakat
(dipelopori oleh Jeremy Bentham 1748-1852 dan dikembangkan oleh Roscou Pound
1870-1964).
Kalau fungsi hukum dilihat sebagai sarana pengendali sosial, maka terlihat hukum
sebagai menjalankan tugas untuk mempertahankan ketertiban atau pola kehidupan
yang ada. Hukum disini hanya sekedar menjaga agar supaya setiap orang menjalankan
peranannya sebagai yang telah ditentukan. Sedangkan fungsi hukum sebagai social
engineering bersifat dinamis, yaitu hukum digunakan sebagai sarana untuk melakukan
perubahan-perubahan didalam masyarakat.

Dari urain tersebut, dapat disimpulkan bahwa hukum dapat berfungsi sebagai
sarana untuk memepertahankan stabilitas (sarana kontrol sosial) dan/atau sebagai
sarana untuk melakukan perubahan masyarakat (sarana rekayasa sosial).

Para ahli hukum berpendapat,pertama, terhadap bidang-bidang kehidupan


masyarakat yang bersifat netral (duniawi, lahiriyah) hukum berfungsi sebagai sarana
untuk melakukan perubahan masyarakat. Sedangkan kedua, terhadap bidang-bidang
kehidupan masyarakat yang sifatnya peka (sensitif, rohaniyah) hukum lebih berfungsi
sebagai sarana untuk melakukan pengendalian sosial (control social). Berikut ini akan
disampaikan beberpan pendapat mengenai fungsi hukum, yaitu :

Dalam kaitannya dengan pembangunan, Sunaryati Hartono menyebut ada 4 fungsi


hukum dalam pembangunan, yaitu :

 Hukum sebagai pemelihara ketertiban dan keamanan;

 Hukum sebagai sarana pembangunan;

 Hukum sebagai sarana penegak keadilan; dan

 Hukum sebagai sarana pendidikan masyarakat.

Soedjono Dirdjosisworo, menyebutkan ada 4 tahap dalam fungsi hukum, yaitu :

 Fungsi Hukum sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.

 Fungsi Hukum sebagai sarana mewujudkan keadilan sosial lahir bathin.

 Fungsi Hukum sebagai sarana penggerak pembangunan.

 Fungsi kritis dari Hukum.

Seminar Hukum Nasional IV, yang masih ada hubungannya dengan pembangunan
merumuskan adanya 6 fungsi dan peranan hukum dalam pembangunan, yaitu :

 Pengatur, penertib dan pengawas kehidupan masyarakat.

 Penegak keadilan dan pengayom warga masyarakat terutama yang mempunyai


kedudukan sosial ekonomi lemah.

 Penggerak dan pendorong pembangunan dan perubahan menuju masyarakat


yang dicita-citakan.

 Pengarah masyarakat pada nilai-nilai yang mendukung usaha pembangunan.

 Faktor menjamin keimbangan dan keserasian yang dinamis dalam masyarakat


yang mengalami perubahan cepat.

 Faktor integrasi antara berbagai sub-sistem budaya bangsa.

Ahli hukum belanda Gevens, menerangkan bahwa fungsi hukum secara umum dalam
masyarakat adalah :
 Hukum berfungsi sebagai alat untuk membagi hak dan kewajiban di antara para
anggota masyarakat.

 Hukum berfungsi mendistribusikan wewenang untuk mengambil keputusan


mengenai soal publlik, soal umum.

 Hukum berfungsi menunjukkan suatu jalan bagi penyelesaian pertentangan.

Pentingnya Konstitusi dan Arti Pentingnya Dalam Organisasi

Konstitusi secara sederhana menurut Prof. Dr. Seotandjo Wignjosoebroto, MPA


(dalam buku Konstitusionalisme peran DPR dan Judicial Review terbitan YLBHI dan
JARIM) mennjelaskan bahwa “Sejumlah ketentuan hukum yang disusun secara
sistematik untuk menata dan mengatur pada pokok-pokoknya struktur dan fungsi
lembaga-lembaga pemerintah, termasuk dalam hal ihkwal kewenangan dan batas
kewenangan lembaga-lembaga itu” Konstitusi secara singkat juga dapa diartikan
sebagai “suatu peraturan/landasan hukum yang di gunakan dalam perjalanan suatu
aktifitas keorganisasian untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Konstitusi penting artinya dalam organisasi, konstitusi dapat diibaratkan sebagai
petunjuk jalan / arah dalam perjalanan organisasi atau sebagai pegangan organisasi
dalam melangkah”.

B. RUANG LINGKUP KONSTITUSI

Makna Mukadimah AD HMI

 Ke-Islaman, Allah SWT menurunkan Islam sebagai agama yang Haq pada
manusia, yang merupakan rahmatan lil alamin. Dan sesuai dengan fitrahnya
manusia adalah “khalifah fil Ardi”. Sesuai dengan Iradah Allah SWT, fitrah pada
dasarnya adalah keseimbangan (balancing) antara dunia dan akrerat.

 Ke-Indonesiaan, Indonesia merdeka adalah berkat rahmat Allah SWT, maka


umat Islam berkewajiban mengisi kemerdekaan itu dalam wadah Negara Republi
Indonesia, memuju masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT

 Ke-Mahasiswaan, Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan


hak dan kewajibannya serta peranan dan tanggung jawabnya kepada umat
manusia bertekad memberikan dharma bhaktinya untuk memperjuangkan nilai-
nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dalam rangka
mengabdikan diri kepada Allah SWT. Meyakini bahwa tujuan tersebut dapat
tercapai melalui usaha yang teratur, terencana, penuh kebijakan dan dengan
taufiq dan hidayah Allah SWT, maka Mahasiswa Islam menghimpun diri dalam
wadah HMI.

Makna HMI Sebagai Organisasi yang Berasaskan Islam


Islam sebagai ajaran yang Haq dan sempurna hadir di bumi berfungsi untuk
mengatur pola hidup manusia agar sesuai fitrah kemanusiaannya yakni sebagai
khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya.
Secara normatif Islam tidak sekedar agama ritual yang cenderung individual akan tetapi
merupakan suatu tata nilai yang mempunyai komunitas dengan kesadaran kolektif yang
memuat pemahaman/kesadaran, kepentingan, struktur dan pola aksi bersama demi
tujuan kolektif. Substansi pada dimensi kemasyarakatan, agama memberikan spirit
pada pembentukan moral dan etika. Islam yang menetapkan Tuhan dari segala tujuan
menyiratkan perlunya peniruan etika ke-Tuhan-an yang meliputi sikap Rahman, Rahim,
Ghafur, Barr dan Ihsan. Totalitas dari etika tersebut menjadi kerangka pembentukan
manusia yang kaffah antara aspek ritual individual dan aspek kemasyarakatan (politik,
ekonomi, sosial budaya). Kelahiran HMI dari rahim pergolakan revolusi fisik bangsa
pada tanggal 5 Pebruari 1947 didasari pada semangat mengimplementasikan nilai-nilai
ke-Islaman dalam aspek ke-Indonesiaan. Semangat inilah yang menjadi embrio
lahirnya komunitas Islam sebagai kelompok kepentingan (interest group) dan kelompok
penekan (pressure group). Dari sisi kepentingan sasaran yang hendak diwujudkan
adalah tertuangnya nilai-nilai tersebut secara normatif pada setiap level
kemasyarakatan, sedangkan pada posisi penekan sasarannya adalah keinginan
sebagai pejuang Tuhan (hizbullah) dan pembelaan kepada kelompok masyarakat
proletar (mustadl’afin). Islam yang senantiasa memberikan energi perubahan
mengharuskan penganutnya untuk melakukan inovasi, internalisasi, eksternalisasi,
maupun obyektifikasi. Secara fundamental peningkatan gradasi umat diukur dari
kualitas keimanan yang datang dari kesadaran paling dalam bukan dari pengaruh
eksternal. Perubahan bagi HMI merupakan suatu keharusan, dengan semakin
meningkatnya keyakinan akan Islam sebagai landasan teologis dalam berinteraksi
secara fertikal maupun horizontal maka pemilihan Islam sebagai asas merupakan
pilihan sadar dan bukan implikasi dari sebuah dinamika kebangsaan. Demi terwujudnya
idealisme ke-Islaman dan ke-Indonesiaan maka HMI bertekad menjadikan Islam
sebagai doktrin yang mengarahkan pada peradaban secara integralistik, transenden,
humanis, dan inklusif. Dengan demikian kader-kader HMI harus berani menegakkan
nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat
perbedaan keyakinan dan mendorong terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber
kebenaran yang paling hakiki dan menyerahkan semua demi ridha-Nya.

Tafsir Idependensi HMI 

Watak independensi HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan karakter
dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di dalam bentuk pola pikir,
pola sikap dan pola laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya sebagai kader
HMI maupun dalam melaksanakan “Hakekat dan Mission” organisasi HMI dalam kiprah
hidup berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Watak independensi
HMI yang tercermin secara etis dalam pola pikir, pola sikap dan pola laku setiap kader
HMI akan membentuk “Independensi Etis HMI”, sementara watak independensi HMI
yang teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan
membentuk “Independensi Organisatoris HMI”
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI

Anggaran Dasar (AD HMI) terdapat IX Bab 19 Pasal sedang Anggaran Rumah
Tangga (ART HMI) terdapat VII Bab 73 Pasal. Dalam forum kali ini akan dijelaskan
beberapa hal yang sangat penting yaitu :

 Keanggotaan
Dalam organisasi HMI keanggotaan di jelaskan dalam ART HMI mulai pasal 1
sampai pasal 10 dengan penjelasan sebagai berikut :

o Anggota HMI terdiri dari :

 Anggota Muda : Mahasiswa Islam yang menuntut ilmu pada


perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang te;ah mengikuti
Masa Penerimaan Calon Anggota (MAPERCA).

 Anggota Biasa : Anggota muda yang telah memenuhi syarat


dan/atau anggota muda yang telah mengikuti LK I.

 Anggota Luar biasa : Mahasiswa pendengar yang beragama Islam


yang telah mencantumkan namanya. Mahasiswa Islam di luar
negeri yang telah mencatatkan namanya Mahasiswa Islam luar
negeri yang belajar di Indonesia yang telah mencatatkan namanya.

 Anggota Kehormatan : Orang yang berjasa kepada HMI yang telah


ditetapkan oleh pengurus Cabang / PB.

 Syarat-syarat Keanggotaan

o Setiap mahasiswa Islam yang ingin menjadi anggota, harus mengajukan


permohonan serta menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan
menjalankan AD / ART serta pedoman-pedoman lainnya kepada
pengurus Cabang setempat.

o Apabila telah memenuhi syarat pada ayat (a) dan yang bersangkutan
telah mengikuti MAPERCA, setelah itu dinyatakan sebagai anggota muda.

o Mahasiswa Islam yang telah memenuhi syarat (b) dan/atau anggota muda
HMI dapat mengikuti LK I dan setelah lulus dinyatakan sebagai anggota
biasa HMI.

 Masa Keanggotaan
o Masa keanggotaan berakhir :

 Maksimal 6 tahun untuk program S-0

 Maksimal 9 tahun untuk program S-1 dan 11 tahun untuk program


Pasca Sarjana

 Masa keanggotaan dapat habis karena :

o Telah habis masa keanggotaannya.

o Meninggal dunia

o Atas permintaan sendiri

o Diberhentikan atau dipecat

o Anggota yang habis masa keanggotaannya saat masih aktif sebagai


pengurus, maka diperpanjang masa keanggotaannya sampai habis masa
kepengurusan

 Hak dan Kewajiban

o Hak Anggota

 Anggota Muda hanya mempunyai hak mengeluarkan pendapat,


mengajukan usul atau pertanyataan secara lisan maupun tulisan
kepada pengurus, mengikuti LK I dan kegiatan lainnya yang
bersifat umum.

 Anggota Biasa disamping memiliki hak sebagaimana pada ayat (a),


dan mengikuti latihan-latihan organisasi, juga mempunyai hak
untuk dipilih dan memilih.

 Anggota Luar Biasa mempunyai hak mengajukan saran atau usul


dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan maupun tulisan dan
bila diperlukan dapat menjadi pengurus lembaga kekaryaan

 Anggota Kehormatan dapat mengajukan saran/usul dan


pertanyaan kepada pengurus secara lisan maupun tulisan.

o Kewajiban Anggota

 Membayar uang pangkal dan iuran anggota

 Menjaga nama baik organisasi


 Berpartisipasi dalam setiap kegiatan HMI

 Bagi anggota Luar Biasa dan Kehormatan tidak berlaku ayat (a)

 Rangkap Anggota dan Rangkap Jabatan Rangkap Anggota adalah seorang


anggota HMI yang juga menjadi anggota organisasi lain diluar HMI dalam waktu
yang bersamaan. Pada dasarnya rangkap anggota dilarang, kecuali atas
persetujuan Pengurus HMI Cabang dengan ketentuan-ketentuan :

o Organisasi sosial kemasyarakatan yang identitas, azas, tujuan dan


usahanya tidak bertentangan dengan identitas, azas, tujuan dan usaha
HMI.

o Badan-badan lain di luar HMI, seperti instansi/lembaga-lembaga


pemerintah atau swasta dengan ketentuan tersebut pada point

 Sanksi Rangkap Anggota.

o Anggota HMI yang menjadi anggota organisasi lain dengan persetujuan


Pengurus HMI Cabang dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan tidak
dikenakan sanksi.

o Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang dimaksud di atas diberi


peringatan yang berisi saran agar yang bersangkutan memilih salah satu
organisasi yang dikehendaki.

o Apabila yang bersangkutan tidak mengindahkan peringatan yang


diberikan (sebanyak-banyaknya tiga kali peringatan) maka kepadanya
akan dikenakan sanksi, yaitu tuduhan pelanggaran ART HMI dan
selanjutnya dapat diskors / dipecat sesuai dengan ketentuan – ketentuan
yang berlaku.

o Anggota HMI yang dikenakan skorsing / pemecatan diberikan kesempatan


untuk mengadakan pembelaan diri dalam forum yang diatur secara
tersendiri. Rangkap Jabatan adalah anggota HMI yang sedang menjabat
menjadi pengurus HMI tapi pada saat itu juga ia menduduki suatu jabatan
struktural kepengurusan pada organisasi lain. Jabatan yang dimaksud
adalah jabatan struktural, bukan jabatan fungsional dan dengan
memperhatikan pertimbangan tertentu. Jabatan Struktural adalah jabatan
yang bersifat struktural (Herarchi) seperti: Pengurus Komisaris, Dewan
Pimpinan Daerah (DPD), dsb. Jabatan Fungsional adalah jabatan tanpa
herarchi vertikal seperti jabatan profesi, jabatan ex-officio (jabatan yang
secara otomatis dimiliki karena jabatan tertentu) dengan memperhatikan
pertimbangan tertentu. Sedang anggota HMI yang tidak sedang menjabat
menjadi pengurus HMI diperbolehkan menjabat sebagai pengurus di luar
HMI dengan ketentuan tersebut di atas.
 Sanksi Rangkap Jabatan

o Diberi peringatan agar yang bersangkutan memilih salah satu jabatan


yang dikehendaki.

o Apabila diperingatkan sampai tiga kali namun tidak diindahkan, maka


padanya dapat dikenakan tuduhan melanggar pasal 10 ART HMI dan
kepadanya dikenakan skorsing/pemecatan.

o Skrosing / pemecatan dikenakan pada yang bersangkutan atas statusnya


sebagai anggota HMI bukan sebagai pengurus.

o Instansi yang berwenang mengeluarkan surat keputusan


skorsing/pemecatan adalah Cabang/PB.

 Skorsing dan Pemecatan

Dikenakan skorsing/pemecatan karena bertindak :

o Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah


ditetapkan dalam HMI.

o Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik HMI

Anda mungkin juga menyukai