Resume Chapter 16
Resume Chapter 16
BAB 16
HARAPAN, KONSUMSI, DAN INVESTASI
DISUSUN OLEH :
KELAS B MAKROEKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB 16
HARAPAN, KONSUMSI, DAN INVESTASI
16-1 Konsumsi
Menjumlahkan nilai dari saham dan obligasi serta nilai rumah yang dimilikinya dan dikurangi
dengan hipotek yang masih jatuh tempo untuk mendapat gambaran tentang financial wealth dan
housing wealth yang dimilikinya. Jumlah dari financial wealth dan housing wealth adalah
nonhuman wealth
Ia juga akan mencari human wealth yang dimilikinya dengan cara memperkirakan penghasilan
setelah dipotong pajak selama dia bekerja dan menghitung nilai sekarang (present value) dari
penghasilan setelah pajaknya.
Menambah human wealth dengan nonhuman wealth untuk mendapat hasil dari total kekayaannya.
Setelah itu, dia akan memutuskan berapa banyak dari total kekayaannya yang akan dibelanjakan.
Jika tingkat konsumsi lebih tinggi dari pendapatannya saat ini, dia akan meminjam selisihnya.
Namun jika lebih rendah, maka sisanya akan ditabung
Rumus/formula dari keputusan konsumsi (consumption decision) adalah sebagai berikut
Ct = C (Total kekayaan t)
Ct merupakan konsumsi pada waktu t, dan Total kekayaan t adalah jumlah human wealth dan nonhuman
wealth pada waktu t.
Deskripsi ini menggambarkan bahwa konsumen berpandangan ke depan dengan memikirkan kekayaan
yang dimiliki dan pendapatan di masa depan untuk memutuskan jumlah konsumsi masa sekarang.
Contoh
Ada seorang berusia 19 tahun yang akan lulus 3 tahun lagi dan memulai pekerjaan pertamanya. Dia
mungkin memiliki hutang hari ini dari pinjaman untuk biaya kuliah. Dia mungkin memiliki mobil dan
beberapa kekayaan material. Diasumsikan hutang dan harta benda yang dimiliki saling mengimbangi,
sehingga nonhuman wealth = 0 . yang dimiliki hanya human wealth, yaitu nilai sekarang dari pendapatan
setelah pajak yang diharapkan.
Pendapatan pertama yang diharapkan adalah $40.000 dan rata-rata meningkat sebesar 3% per tahun,
sanpai dia pension di usia 60 tahun. Sekitar 25% dari pendapatan tersebut akan masuk ke dalam pajak.
Untuk menyederhanakan perhitungan, asumsikan tingkat bunga sama dengan nol. Maka nilai sekarang
dari pendapatan setelah pajak yang diharapkan adalah:
Pendapatan seumur hidup yang diharapkan setelah pajak adalah sekitar $2juta.
Diasumsikan orang tersebut hidup 16 tahun setelah pensiun sehingga sisa hidupnya saat ini adalah 58
tahun. Jika ingin mengkonsumsi dengan jumlah yang sama tiap tahunnya, maka tingkat konsumsi konstan
adalah total kekayaan dibagi dengan sisa umur yang diperkirakan, yaitu = $ 2.166.000 / 58 = $37.344 per
tahun. Mengingat bahwa pendapatan yang diterima saat ini sampai ddngan mendapat pekerjaan pertama
adalah nol, maka dia harus meminjam $37.344 per tahun selama 3 tahun berikutnya dan mulai menabung
ketika sudah mendapat pekerjaan pertama.
Beberapa orang lainnya mungkin setuju dengan perhitungan di contoh namun tidak berniat meminjam
selama 3 tahun. Sebagai contoh:
1. Tidak merencanakan konsumsi konstan selama hidup. Sebaliknya, orang tersebut cukup senang
menunda konsumi yang lebih tinggi.
2. Beberapa orang mungkin tidak pernah berpikir tentang berapa banyak pendapatan yang akan
didapatkan dan unruk berapa tahun. Beberapa orang berpikir keputusan konsumsi bisa dibuat
dengan cara yang lebih sederhana, dengan tidak berpandangan terlalu jauh ke depan.
3. Perhitungan kekayaan total didasarkan pada prediksi tentang masa depan. Tetapi segalanya bisa
terjadi di luar prediksi, sehingga orang akan lebih berhati-hati dan memastikan diri dapat bertahan
bahkan dengan hasil terburuk, dan karenanya memutuskan untuk meminjam jauh leboh sedikit
dari yang sudah dihitung di atas.
4. Sekalipun sudah memutuskan untuk meminjam selama 3 tahun, tidak ada jaminan bahwa bank
mau meminjamkannya. Bank mungkin khawatir uang yang dipinjamkan tidak mampu atau tidak
mau dibayar kembali oleh peminjam.
Alasan-alasan ini menyarankan bahwa untuk mengkarakterisasi perilaku aktua konsumen, kita harus
memodifikasi deskripsi yang diberikan. Tiga alasan terakhir secara khusus menunjukkan bahwa konsumsi
tidak hanya bergantung pada total kekayaan tetapi juga pada pendapatan saat ini.
Unruk memberikan pengaruh langsung dari pendapatan saat ini terhadap konsumsi, rumus yang
digunakan adalah:
Ct = C (Jumlah Kekayaan t , Y Lt – Tt)
Dengan kata lain; konsumsi adalah fungsi yang meningkat dari total kekayaan dan juga fungsi yang
meningkat dari pendapatan setelah pajak saat ini.
16-2 Investasi
1
πe
1+ r t t +1
Nyatakan laba yang diharapkan per mesin pada tahun t +2 oleh π et +2 . Karena adanya
penyusutan, hanya (1 - δ ¿ mesin yang tersisa di tahun t + 2, jadi laba yang diharapkan dari
mesin sama dengan (1 - δ ¿ π et +2. Nilai sekarang dari laba yang diharapkan ini pada tahun t
sama dengan
1
e
(1−δ) π et+2
(1+r t )(1+r t +1 )
Dari kedua persamaan di atas, didapatkan nilai sekarang dari laba yang diharapkan dari membeli
mesin di tahun t
1 1
e
V ( π ¿ ¿ t )= π et +1 ¿ + e
( 1−δ ) π te+2 +…
1+ r t (1+r t )(1+r t +1 )
Nilai sekarang yang diharapkan sama dengan nilai perhitungan dari laba yang diharapkan
tahun depan, ditambah nilai perhitungan dari laba yang diharapkan dua tahun dari sekarang
(dengan memperhitungkan depresiasi mesin), dan seterusnya.
Keputusan Investasi
I t menunjukkan aggregate investment. Laba per unit modal (di mana modal mencakup mesin, pabrik,
gedung perkantoran, dan sebagainya) untuk ekonomi secara keseluruhan dinyatakan sebagai π t . Nilai
sekarang yang diharapkan dari laba per unit modal dinyatakan sebagai V ( π ¿ ¿ t e )¿
Sehingga didapatkan:
I t=I ¿
Investasi bergantung secara positif pada nilai sekarang yang diharapkan dari laba masa depan (per unit
modal). Semakin tinggi laba yang diharapkan, semakin tinggi nilai sekarang yang diharapkan dan
semakin tinggi tingkat investasinya. Semakin tinggi tingkat bunga riil yang diharapkan, semakin rendah
nilai sekarang yang diharapkan, dan dengan demikian semakin rendah tingkat investasinya.
Jika laba saat ini rendah, perusahaan yang ingin membeli mesin baru bisa mendapatkan dana yang
dibutuhkan hanya dengan meminjam. Mungkin enggan untuk meminjam: Meskipun laba yang
diharapkan mungkin terlihat bagus, hal-hal bisa berubah buruk, membuat perusahaan tidak mampu
membayar utang. Tetapi jika laba saat ini tinggi, perusahaan mungkin dapat membiayai investasinya
hanya dengan mempertahankan sebagian dari pendapatannya dan tanpa harus meminjam. Intinya
adalah bahwa laba saat ini lebih tinggi dapat menyebabkan perusahaan berinvestasi lebih banyak.
Bahkan jika perusahaan ingin berinvestasi, ia mungkin mengalami kesulitan meminjam. Calon
pemberi pinjaman mungkin tidak yakin proyek itu sebagus yang dikatakan perusahaan, dan mereka
mungkin khawatir perusahaan tidak akan mampu membayar. Jika perusahaan memiliki untung besar
saat ini, tidak harus meminjam sehingga tidak perlu meyakinkan calon pemberi pinjaman. Itu dapat
memproses dan berinvestasi sesuka hati, dan lebih mungkin melakukannya.
Agar sesuai dengan perilaku investasi dalam praktiknya, persamaan investasi lebih baik ditentukan
sebagai
I t=I ¿
Dengan kata lain: Investasi tergantung pada nilai sekarang yang diharapkan dari laba masa depan dan
pada tingkat laba saat ini.
Yt
π t =π ( )
Kt
Laba per unit modal adalah fungsi yang meningkat dari rasio penjualan terhadap modal saham. Untuk
persediaan modal tertentu, semakin tinggi penjualan, semakin tinggi laba per unit modal. Untuk penjualan
yang diberikan, semakin tinggi persediaan modal, semakin rendah laba per unit modal.
Apakah konsumen menganggap pergerakan pendapatan saat ini sebagai sementara atau permanen
memengaruhi keputusan konsumsi mereka. Semakin sementara mereka mengharapkan
peningkatan pendapatan saat ini, semakin sedikit mereka akan meningkatkan konsumsinya.
Dengan cara yang sama, apakah perusahaan menganggap pergerakan penjualan saat ini bersifat
sementara atau permanen memengaruhi keputusan investasi mereka. Semakin sementara mereka
mengharapkan peningkatan penjualan saat ini, semakin sedikit mereka merevisi penilaian mereka
tentang nilai sekarang dari laba, dan dengan demikian semakin kecil kemungkinan mereka untuk
membeli mesin baru atau membangun pabrik baru.
Adapun perbedaan penting antara keputusan konsumsi dan keputusan investasi:
Teori konsumsi yang dikembangkan sebelumnya menyiratkan bahwa ketika dihadapkan dengan
peningkatan pendapatan yang dianggap konsumen permanen, mereka paling banyak merespons
peningkatan konsumsi yang sama. Sifat permanen dari peningkatan pendapatan menyiratkan
bahwa mereka mampu meningkatkan konsumsi sekarang dan di masa depan dengan jumlah yang
sama dengan peningkatan pendapatan. Meningkatkan konsumsi lebih dari satu-untuk-satu akan
memerlukan pemotongan konsumsi nanti, dan tidak ada alasan bagi konsumen untuk ingin
merencanakan konsumsi dengan cara ini.
Sekarang pertimbangkan perilaku perusahaan yang menghadapi peningkatan penjualan yang
mereka yakini permanen. Nilai sekarang dari laba yang diharapkan meningkat, yang mengarah ke
peningkatan investasi. Peningkatan pengeluaran investasi ini dapat melebihi peningkatan
penjualan.
Grafik di atas menghasilkan 3 kesimpulan:
Konsumsi dan investasi biasanya bergerak bersama: Resesi, misalnya, biasanya terkait dengan
penurunan baik investasi dan konsumsi. Mengingat diskusi kami, yang telah menekankan bahwa
konsumsi dan investasi sangat bergantung pada faktor-faktor penentu yang sama, ini seharusnya
tidak mengejutkan.
Investasi jauh lebih tidak stabil daripada konsumsi. Pergerakan relatif dalam investasi berkisar
dari - 29% hingga 26%, sedangkan pergerakan relatif dalam kisaran konsumsi hanya dari - 5%
hingga 3%.
Karena, bagaimanapun, tingkat investasi jauh lebih kecil daripada tingkat konsumsi (ingat bahwa
investasi menyumbang sekitar 15% dari PDB, dibandingkan 70% untuk konsumsi), perubahan
dalam investasi dari satu tahun ke tahun berikutnya menjadi sama besarnya dari besar
keseluruhan perubahan konsumsi. Dengan kata lain, kedua komponen tersebut secara kasar
berkontribusi sama terhadap fluktuasi output dari waktu ke waktu.
KESIMPULAN
■ Konsumsi tergantung pada kekayaan dan pendapatan saat ini. Kekayaan adalah jumlah kekayaan
bukan manusia (kekayaan finansial dan kekayaan perumahan) dan kekayaan manusia (nilai
sekarang dari penghasilan tenaga kerja setelah pajak yang diharapkan ).
■ Respons konsumsi terhadap perubahan pendapatan bergantung pada apakah konsumen
menganggap perubahan-perubahan ini sebagai sementara atau permanen.
■ Konsumsi cenderung merespons kurang dari satu per satu terhadap pergerakan pendapatan.
Konsumsi mungkin bergerak bahkan jika pendapatan saat ini tidak berubah.
■ Investasi tergantung pada laba saat ini dan nilai sekarang dari laba yang diharapkan di masa
depan.
■ Di bawah asumsi penyederhanaan bahwa perusahaan mengharapkan laba dan suku bunga sama di
masa depan hari ini, kita dapat menganggap investasi tergantung pada rasio laba dengan biaya
modal pengguna, di mana biaya pengguna adalah jumlah dari tingkat bunga riil dan tingkat
depresiasi.
■ Pergerakan laba terkait erat dengan pergerakan output. Oleh karena itu, kita dapat menganggap
investasi tergantung secara langsung pada pergerakan output saat ini dan yang akan datang.
Perusahaan-perusahaan yang mengantisipasi ekspansi output yang panjang, dan dengan demikian
rentetan keuntungan yang tinggi, akan berinvestasi. Pergerakan dalam output yang tidak
diharapkan berlangsung akan memiliki efek kecil pada investasi.
■ Investasi jauh lebih tidak stabil daripada konsumsi. Tetapi karena investasi hanya menyumbang
15% dari PDB dan konsumsi menyumbang 70%, pergerakan dalam investasi dan konsumsi kira-
kira sama pentingnya dalam memperhitungkan pergerakan dalam output agregat.