Anda di halaman 1dari 12

Asia Barat dan Asia Tengah

Asia Barat
Negera-negara di tanah arab atau jazirah arab: 
Arab Saudi , Irak , Iran , Yaman , Turki , Oman, Suriah , Yordania , Israel - Tel Aviv,
Palestina , Kuwait, Qatar, Siprus , Lebanon , Bahrain , Uni Emirat Arab 
Asia Tengah
Armenia, Kazakhstan, Azerbaijan, Turkmenistan, Uzbekistan , Kyrgistan , Tajikistan ,
Afganistan 

Beberapa Alat Musik Tradisional di Asia Barat dan Asia Tengah meliputi:

1. Qanun (Kecapi Arab)

Qanum adalah alat musik dawai


seperti kecapi atau zither yang
berasal dari Harpa Mesir, dan
dimainkan sejak Abad X, kemudian
dibawa ke Eropa pada Abad XII. Arti
Qanun sebenarnya adalah Hukum.
Bentuk Qanun adalah seperti
trapesium dengan papan suara yang
datar untuk 81 dawai, di mana dibagi 3 kelompok akord. Cara memainkan adalah
dengan meletakkan diatas pangkuan atau meja, dibunyikan dengan petikan jari di mana
terdapat 4 plektrum dipasang pada ujung 4 jari (bukan jempol) setiap tangan, dawai
ditumpu oleh penunjang (brigde) pada kulit domba atau ikan yang menutupi sebagian
qanun yang segi empat (jadi suara dibuat dengan resonansi kulit domba/ikan tersebut).
Pemain juga akan membuat Maqam baru dengan tangannya, termasuk untuk modulasi.
Pemain maestro qanun adalah: Muhammad El ‘Aqqad (Mesir), Abraham Salman (Iraq).

2. Gambus (Gitar Arab)

Gambus adalah sebangsa gitar yang dipakai di Musik Arab, memiliki enam jenis
dawai rangkap, dawai yang dipakai adalah usus kambing atau nylon, biasanya setiap
dawai rangkap sehingga ada 12 dawai semuanya, tidak ada fret (jadi seperti biola,
papan polos, nada ditentukan dengan posisi jari seperti main biola), sedangkan
plektrum disebuta dalam bahasa Arab sebagai risha (artinya bulu). Sekarang dawai
dibuat dari nylon yang dibungkus kuningan atau tembaga) seperti dawai gitar.
Gambus memiliki suara rendah yang unik. Gambus Arab berbeda dengan yang ada di
Turki, Armenia, atau Yunani. Di Turki terdapat berbagai tala, dan berbeda dengan yang
ada di Arab. Nama lute di Eropa adalah berasal dari Arab, yaitu al oud.

3. Nay (Serunai Arab)

Nay (bahasa Parsi berarti reed atau yang dipakai untu Clarinet), atau kalau di Sumatera
disebut Serunai. Alat ini memiliki 9 sambungan, dengan 6 lubang (seperti pada suling
bambu) dan 1 lubang dibawah untuk jempol (seperti pada rekorder). Berbagai panjang
untuk setiap tala nada. Cara meniup seperti suling, untuk nada tinggi dengan tiupan
lebih. Meskipun kelihatan sangat sederhana, namun cukup sulit, terutama kalau mau
mendapat suara khusus harus berpengalaman.
Maetro nay adalah: Bassam Saba (Lebanon).

4. Rebana (Tamborin Arab)

Rebana yang dikenal di sini adalah berasal dari Arab, terutama dipakai untuk Qasidah,
Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan bama tambourine (di
Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam musik Dangdut disebut kendang
dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab biasanya memakai kulit
domba (banyak di sana) atau kulit ikan. Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm
dan tinggi 8 cm, diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang.
Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara, maka
sebelum main mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu
mereka sering membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat
dari aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga (tentunya hal
ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara). Malah ada rebana yang
dapat ditala seperti halnya timpani.
Maestro rabana adalah: Mohamed El 'Arabi (Mesir), 'Adel Shams Eddine (Mesir),
Hossam Ramzi (Mesir).

5. Buzuq (Mandolin Arab)


Kata buzuq berasal dari Turki, pada masa prajurit Ottoman, yang berarti kepala
terbakar. Awalnya alat musik ini dibuat dari sepotong kayu tunggal yang dipotong dan
digerus, namun sekarang sudah berupa beberapa lapis kayu untuk membentukny, dan
juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti gitar.
Alat musik ini mempunyai papan jari yang panjang dan dawai logam, dimainkan dengan
petikan plektrum tanduk, sekarang dari palstik. Dawai logam memberi suara yang
nyaring, baiasnya dimainkan secara tunggal dan tidak dalam kelompok pemusik Arab
(band), dan biasa dijumpai di Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania, terutma dalam
hubungan dengan Musik Gypsy.

6. Genderang Arab

Genderang Arab (Persia: Da’ire); terdiri atas simpai dan kayu dengan sehelai kulit dan
kepingkeping dan logam pada tepinya yang gemerincing, bilamana dimainkan.
Bandingkan dengan *rebana. Dipakai dalam iringan berirama untuk nyanyian dan
permainan *orkes. Di Afrika Utara kadang-kadang berbentuk persegi serta berkulit dua
helai.

7. Darabuka
Alat Musik Darabuka itu sejenis alat musik perkusi yang berbentuk mirip piala. Banyak
istilah yang dipakai untuk menyebutkan alat musik, antara lain tablah, dumbec,
doumbek, debuka dan darbuka. Cara memainkan alat musik ini yaitu dengan dipukul
dengan kedua tangan kosong dan juga bisa menggunakan stik.

Teknik cara memainkan Darbuka yaitu dengan cara posisi duduk dengan kaki bersila.
Dan selanjutnya Darabuka dipangku di sekitar tangan kanan atau kiri sesuai
kenyamanan pemainnya. Namun seiring perkembangan zaman. Darbuka sekarang
dimainkan dengan posisi duduk dengan menggunakan bangku dan ada juga yang
mengikatnya pada bahu.

8. Mizmar

Mizmar
Alat musik ini merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup seperti
seruling. Kata Mizmar sendiri mengacu pada bentuk kerucut yang disebut zurna di
Turki. Mizmar ini banyak kita jumpai di Negara Mesir. Alat musik ini biasa digunakan
pada pesta pernikahan atau sebagai musik pengiring penari perut.

9. Mijwiz (maqrum)
Mijwiz adalah semacam klarinet buluh ganda. Mijwiz banyak digunakan di negara-
negara Lebanon, Syria, dan Palestina. Alat musik mijwiz dimainkan dengan cara
ditiup dengan pernapasan ringan melalui celah bundar pada ujung guna menghasilkan
nada-nada tertentu.

10. Daff (Rikk)

daff
Daff adalah jenis instrumen musik Arab yang bentuknya mirip dengan tambur.
Bentuknya berupa bingkai bulat. Sisinya dililiti kulit kambing ataupun kulit ikan yang
keras. Kepingan logam diletakkan pada bingkai agar memperoleh bunyi gemercing
ketika dipukul. Cara memainkannnya adalah dengan cara dipukul.

Asia Selatan 
Hindustan mencakup negara-negara di Asia Selatan: India, Bhutan, Srilanka,
Maladewa/Maldives, Nepal , Bangladesh, Pakistan.

Beberapa Alat Musik Hindustan meliputi:

11. Tabla

Tabla
Tabla adalah alat perkusi membranophobia Asia Selatan yang terdiri dari sepasang
drum, yang digunakan dalam musik tradisional, klasik, populer dan folk. Ini telah
menjadi instrumen yang sangat penting dalam musik klasik Hindustan sejak abad ke-
18, dan tetap digunakan di India, Pakistan, Afghanistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri
Lanka. Nama Tabla mungkin berasal dari tabl, kata bahasa Persia dan Arab untuk
drum. Namun, asal mula alat musik diperebutkan oleh para ilmuwan, beberapa
menelusurinya ke Asia Barat, yang lainnya menelurkannya ke evolusi alat musik
asli dari anak benua India.
Tabla terdiri dari dua bagian, berbentuk tong kecil dengan ukuran dan bentuk yang
sedikit berbeda: daya disebut juga dahina yang artinya kanan, dan baya juga disebut
bahina yang berarti kiri. Tabla daya dimainkan oleh tangan kanan musisi (tangan
dominan), dan berdiameter sekitar 15 sentimeter (~ 6 in) dan tinggi 25 sentimeter (~ 10
inci). Baya tabla sedikit lebih besar dan dalam bentuk gendang, berdiameter sekitar 20
sentimeter (~ 8 in) dan tinggi 25 sentimeter (~ 10 in). Masing-masing terbuat dari kayu
berlubang atau tanah liat atau kuningan, drum daya dicampur dengan hoop, thongs dan
dowels kayu di sisinya. Dowels dan hoops digunakan untuk mengencangkan
ketegangan membran. Daya itu disetel ke nada dasar yang disebut Sa (tonik dalam
musik Barat). Konstruksi baya dan penyetelannya kira-kira seperlima sampai oktaf di
bawah drum daya. Pemusik menggunakan tekanan tumit tangannya untuk mengubah
nada dan nada irama setiap drum selama pertunjukan.


12. Sitar 
sitar
Sitar adalah gitar klasik India semacam kecapi yang memilikki tujuh senar utama yang
terbentang melewati fret logam lengkung. Fret ini memungkinkan pemain untuk
mengatur senar dan musik turunkan nada yang membuat bunyi senar meliuk-liuk.

13. Tambura 

tambura
Tambura seperti juga gitar, alat musi ini pengiring gitar dalam musik klasik India
berujud kecapi panjang. Dibalik melodi gitar yang ramai tambura berfungsi sebagi
pendengung yang mantap.

Asia Timur
15. Shamisem

Jepang
Shamisem merupakan alat musik asal jepang yang memiliki tiga buah senar dan dipetik
menggunakan bachi. Shamisen kualitas tinggi memiliki kulit pelapis yang didapat dari
perut kucing betina yang belum kawin. Sedangkan untuk kualitas yang biasa saja
pelapisnya terbuat dari kulit punggung anjing.

16. Guzheng

Cina 
Guzheng atau Kecapi China termasuk alat musik tradisional China yang paling populer.
Guzheng mempunyai bentuk seperti kotak yang cembung dan terbuat dari kayu
sebagai kotak suara, diatasnya terbentang 21 senar. Di tengah senar tersebut
ditempatkan pengganjal yang dapat digeser untuk menaikan atau menurunkan
frekuensi nada. Senar-senar tersebut di setel pada nada pentatonis China yang terdiri
dari nada : do, re, mi, sol dan la.

Si Maqian ahli sejarah zaman dinasti Han menulis bahwa sebelum dinasti Qin,
Guzheng sudah menjadi alat musik popular untuk mengiringi lagu. Guzheng pada
awalnya hanya memiliki 5 senar. Pada zaman dinasti Qin dan Han jumlah senarnya
menjadi bertambah menjadi 12. Pada zaman dinasti Ming dan Qing jumlahnya
bertambah lagi menjadi 14 – 16 . Standar Guzheng sekarang ini digunakan sejak tahun
1970 terdiri dari 21 senar.
Guzheng dimainkan dengan cara dipetik. Jari-jari untuk memetik memakai alat bantu
berupa kuku palsu terbuat dari tempurung kura-kura atau plastik. Tangan kanan
umumnya dipergunakan untuk memainkan melodi, sedangkan tangan kiri untuk
memainkan chord.

17. Geomungo
Korea Selatan, Korea Utara
Geomungo atau hyeon-geum (“kecapi hitam”) adalah sebuah kecapi tradisional dari
korea. Geomungo dimainkan sambil duduk. Senarnya dipetik menggunakan tongkat
bambu kecil suldae dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan senar untuk
menghasilkan nada. Tipe nada yang dimainkan untuk musik tradisional Korea adalah
D#/Eb, G#/Ab, C, A#/Bb, A#/Bb, dan A#/Bb satu oktav lebih rendah dari pada nada
tengah. Geomungo dimainkan pada saat pementasan solo (sanjo) atau dengan alat
musik lain. Suara nada yang dihasilkan Geomungo dianggap lebih “maskulin” dibanding
alat musik petik gegayume yang dianggap lebih feminin; namun keduanya dimainkan
baik oleh pria maupun wanita.

18. Morin khuur 

Mongolia
Mongolia Morin khuur adalah alat musik gesek khas Mongolia yang memakai 2 senar,
dan telah ada sejak abad ke-12. Dalam Bahasa Mandarin disebut Matouqin, yang
bermakna alat musik berkepala kuda.
Sesuai dengan namanya, ciri khas morin khuur adalah ukiran kepala kuda pada bagian
atas gagangnya, berbeda dengan keluarga huqin, ekor kuda penggesek tidak
ditempatkan di antara kedua senar, cara memainkan morin khuur ini mirip dengan cello.
Morin khuur adalah alat musik yang sangat penting dalam musik tradisional Mongol,
sering pula disebut sebagai "Cello Padang Rumput".

Asia Tenggara

19. Serune Kalee (Serunai)


Indonesia 
Serune Kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang telah lama berkembang dan
dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh
Besar dan Aceh Barat. Biasanya alat musik ini dimainkan bersamaan dengan Rapai
dan Gendrang pada acara-acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan.
Bahan dasar Serune Kalee ini berupa kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai
seruling bambu. Warna dasarnya hitam yang fungsi sebagai pemanis atau penghias
musik tradisional Aceh.

20. Khaen

Thailand, laos, vietnam, Filipina, Burma (Myanmar)


Khaen ini adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan telah digunakan di
kawasan Asia Tenggara pada 3000 tahun yang lalu. Banyak ditemukan bukti gambar-
gambar para pemain alat musik ini di daerah Dong Son. Awal mulanya, alat musik
Khaen ini terbuat dari tembaga dan tersebar di berbagai wilayah, seperti di Cina, Burma
(sekarang Myanmar), Vietnam, Laos, dan Indonesia. Namun, saat ini alat musik Khaen
hanya dimainkan di daerah Laos dan di Thailand Utara.

21. Tumpong

Tumpong adalah alat musik yang berbentuk seruling dari Filipina. Tumpong
memiliki lima lubang, satu berada dibagian atas dan empat lubang berada di bagian
bawah. Tumpong sering dimainkan dalam acara keluarga pada malam hari. Sama
seperti seruling pada umunya, tumpong terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara
di tiup.

22. Kolintang
Alat musik tradisional lainnya yang ditemukan di kawasan Asia Tenggara dan sampai
saat ini masih digunakan adalah Xylophone, Pattala di Myanmar dan Filipina, dan alat
musik Kolintang. Kolintang adalah sebuah alat musik yang terbuat dari susunan 10
(sepuluh) tembaga. Alat musik ini tidak hanya digunakan dalam bermain musik, namun
juga digunakan sebagai alat komunikasi dan juga beribadah.
Instrumen-instrumen musik pada zaman dahulu ini memainkan peranan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Alat-alat musik dimasa itu juga digunakan sebagai
penghubung antara duniawi dengan gaib, seperti alat musik gong dan lonceng yang
digunakan pada candi-candi di Asia Tenggara dan dipakai dalam upacara-upacara
keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai