KONSUMSI
‘IKAN LELE’
XI IPS 1
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA
1. ADINDA FITRIANI
3. ALYANA ULFA
4. ANANDA AZZA
5. BETHA PUTRI
PERSIAPAN SARANA
Kolam . Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian).
Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus
mempunyai :
• Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi
untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon
ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
• Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur
dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur
dan sel sperma.
• Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus
tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat
hubungan induk jantan dan betina.
• Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan
telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan
mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning
telur induk dalam saluran pencernaannya.
Peralatan
a) Substrat sarang
Substrat adalah bahan sarang yang nantinya akan digunakan oleh pejantan untuk
membuat sarang. Substrat yang digunakan adalah ijuk. Jika tidak ada ijuk, peternak dapat
menggunakan jerami atau rerumputan kering.
c) Hapa
Berguna untuk penetasan telur secara terkontrol dan kadang-kadang untuk penangkapan
benih.
d) Scoopnet
Berguna untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu ke atas.
e) Kekaban
f) Ember
g) Piring secchi
h) Saringan
i) Termometer
Berguna untuk mengukur suhu air.
Persiapan Media.
Kriteria pertama yakni bibit harus berasal dari hasil budidaya benih ikan lele.
Pasalnya, bibit tersebut biasanya jauh lebih terjaga kualitasnya karena mengalami proses
pemeliharaan intensif selama budidaya.
Selain itu, bibit dari budidaya benih ikan lele cenderung berasal dari indukan
terbaik. Artinya, Anda tidak meragukan kualitas keturunannya. Pembudidayanya pun sudah
mengetahui dengan baik bagaimana cara membesarkan benih agar tetap terjamin kualtiasnya
hingga menjadi ikan lele siap jual.
2. Gerakannya Lincah
Perhatikan gerakan bibit ikan lele lainnya, caranya masukan bibit ikan lele
dalam sebuah wadah.
Lalu, miringkan wadah berisi bibit ikan lele. Lihatlah pergerakannya. Jika
sebagian besar bibit ikan lele bergerak melawan arus, maka bibit tersebut memang bagus.
Namun, apabila bibit ikan lele terbawa arus, artinya bibit tersebut kurang baik.
Cara ini ampuh sekali untuk mengetes seberapa gesit bibit ikan lele yang akan
dibeli. Semakin lincah gerakannya maka semakin baik bibitnya.
Upayakan memilih bibit ikan lele yang badannya mulus dan sewarna. Warna
bibit ikan lele yang baik yakni berwarna cokelat tua atau hitam kemerahan. Morfologi
tubuhnya seimbang, dari kepala dan badan. Kulitnya pun cerah dan mengkilap.
Bibit ikan lele yang bagus tidak pucat dan tidak menggerombol di pojok
kolam. Justru ia bergerak lincah ke sana kemari. Jika Anda menemukan salah satu bibit ikan
lele yang tubuhnya tidak sempurna, sebaiknya pisahkan.
Kesempurnaan fisik bibit ikan lele akan menentukan bentuk fisiknya setelah
menjadi ikan lele siap jual. Konsumen pun akan jeli memilih mana ikan lele yang bagus dan
mana yang tidak. Hal tersebut harus Anda perhatikan karena turut menentukan untung rugi
dalam budidaya.
Layaknya ikan lainnya, dalam memilih bibit ikan lele, harus memilih yang
seragam. Artinya, seragam ukuran bibitnya, karena jika memilih bibit ikan lele yang tidak
seragam, risiko terjadi kanibal sangat tinggi.
Ikan lele yang lebih besar biasanya suka memangsa ikan lele yang lebih kecil.
Kalau itu sampai terjadi, jumlah ikan lele yang dibudidayakan akan semakin berkurang.
Selain itu, ukuran bibit ikan lele juga akan mempengaruhi pertumbuhannya.
Apabila awalnya bibit ikan lele tidak seragam, maka ketika besar pun ukurannya tidak akan
sama. Bahkan akan mengalami gagal panen karena ikan lele sudah habis duluan akibat sifat
kanibalnya.
Sebelum membeli bibit ikan lele, tanyakan dulu kepada pembudidaya tentang
riwayat kesehatan bibit. Tanyakan, apakah bibit ikan lele pernah sakit. Tujuannya, supaya
jika bibit ikan lele ini mengalami sakit yang sama, Anda akan mudah menanganinya.
Bibit ikan lele yang sehat memiliki ciri-ciri, gerakannya gesit, tubuh
proporsional, warna kulit mengkilap, tidak menggantung, bebas cacat atau luka dan sungut
berwarna cerah. Namun, ketika bibit ikan lele pernah sakit, tanyakan bagaimana
kronologisnya.
Indukan selalu menjadi faktor yang berpengaruh dalam pemilihan bibit hewan
jenis apapun. Kalau bibit ikan lele berasal dari indukan yang unggul, maka sudah pasti
anakannya pun mewarisi sifat genetik induknya.
Pilihlah bibit ikan lele yang asalnya bukan dari perkawinan inbreeding atau
tingkat kekerabatan yang tinggi. Semakin jauh tingkat kekerabatannya, maka akan semakin
bagus kualitas bibitnya.
Kemudian, perhatikan jenis ikan lele indukannya. Misalnya, ikan lele jenis
Sangkuriang sudah pasti lebih bagus dari ikan lele lokal karena dilihat dari riwayat
pemijahannya. Dan hasil panennya pun pasti jauh lebih sempurna dibandingkan ikan lele
lokal.
Kriteria terakhir yakni, harus punya kriteria CPIB. Apa itu CPIB? CPIB
adalah Cara Pembenihan Ikan yang Baik. Jika memang kualitas bibit yang Anda beli tersebut
baik, pembudidaya pasti mengantongi sertifikat CPIB.
Dari sertifikat tersebut Anda akan tahu, darimana asal indukannya dan jenis
apa yang digunakan. Namun, tidak semua pembudidaya punya sertifikat CPIB. Jadi, tidak
bisa dijadikan patokan. Kriteria sebelumnya sebenarnya sudah cukup untuk bisa menjamin
kualitas bibit yang Anda beli.
Pemijahan secara alami
2. Siapkan kolam untuk memijah , dengan panjang ideal 2-3 meter, lebar 1-2 meter, dan
kedalaman 1 meter.
3. Pasang kakaban. Bisa dibuat dari ijuk dengan bambu yang dijepit di area kolam.
4. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada
kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk
dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.
5. Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore
hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00.
Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan
loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai.
1. Pertama-tama potonglah ikan pada bagian pangkal kepala (misalnya, leher pada
manusia) dengan pisau yang bersih.
2. Letakkan mulut ikan lele mengarah keatas, buka mulut ikan lele lalu belah bukaan
mulut dengan pisau secara melintang sehingga kepala ikan terbelah menjadi bagian
atas dan bawah.
5. Gerus kelenjar hipofisa dengan gelas penggerus, encerkan dengan air aquadestilata
sebanyak 2 ml.
6. Pindahkan hipofisa yang sudah dicampur air pada tabung, kocok selama 2-3 menit.
Setelah itu biarkan selama 5 menit. Cairan akan memisah, bagian bawah berupa
endapan dan lapisan atas cairan jernih.
7. Ambil bagian cairan jernih dengan jarum suntik. Hipofisa siap disuntikkan pada induk
pemijahan ikan lele.
Pemijahan ikan lele dengan penyuntikan hipofisa sama dengan pemijahan cara alami.
Perbedaannya terletak pada proses penyuntikan hipofisa pada induk ikan sebelum proses
pemijahan dilakukan. Proses penyuntikan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan dan
pematangan sel telur.
Kelenjar hipofisa didapatkan dari ikan donor, bisa ikan lele atau ikan mas yang telah
dewasa.
Penyuntikan pada induk ikan lele dilakukan pada bagian punggung. Caranya, ambil
indukan tutup kepalanya dengan kain basah. Suntik pada otot punggung dengan
kemiringan 30o-60o dari arah ekor sedalam 1,5-2,5 cm. Suntik secara perlahan, setelah
semua cairan habis cabut jarum suntik lalu urut otot punggung agar cairan menyebar
merata.
Masukan induk jantan dan betina yang sudah disuntik kedalam kolam pemijahan.
Selanjutnya proses pemijahan ikan lele dengan penyuntikan sama dengan proses
pemijahan alami.
Sama seperti metode lainnya, kondisi calon induk ikan lele harus sudah matang gonad.
Induk yang disuntik adalah jantan dan betina. Dosis penyuntikan dengan hormon
perangsang ovaprim adalah 0,3-0,5 ml per kg bobot induk atau sesuaikan dengan
petunjuk pemakaian. Sebelum disuntikan, hormon perangsang seperti ovaprim harus
diencerkan dengan akuadestilata 3 kali lipatnya.
Proses penyuntikan dengan hormon perangsang sama dengan proses penyuntikan dengan
kelenjar hipofisa. Dan, proses pemijahannya sama dengan pemijahan ikan lele secara
alami.
Pemijahan ikan lele in vitro
Pemijahan ikan lele secara in vitro adalah proses pemijahan dimana pembuahan
dilakukan oleh manusia dalam sebuah tabung atau wadah. Dalam pemijahan ikan lele
secara in vitro, induk ikan jantan dibunuh dan diambil spermanya. Sementara induk ikan
betina disuntik terlebih dahulu, kemudian diurut bagian perutnya agar sel telurnya keluar.
Penyuntikan bisa dengan menggunakan kelenjar hipofisa ataupun hormon perangsang.
1. Siapkan sperma ikan lele jantan dengan cara membedah perut secara membujur.
Kantong sperma berbentuk pipih memanjang berwarna putih. Angkat kantong
sperma, keluarkan sperma dengan cara memotong kantong dengan gunting, tampung
dalam mangkuk.
2. Siapkan induk betina yang sudah disuntik 8-10 jam sebelumnya. Keluarkan sel telur
dengan cara mengurut perut induk lele ke arah kelaminnya. Sel telur akan keluar
lewat lubang kelamin, lalu tampung dengan mangkuk.
3. Campurkan sel telur dengan sperma dalam mangkuk sedikit demi sedikit. Aduk
perlahan dengan bulu ayam. Encerkan campuran dengan air bersih lalu aduk perlahan
sampai merata.
4. Masukan campuran sel telur dan sperma kedalam kolam penetasan. Tebarkan dengan
bulu ayam.
5. Lakukan pengayaan oksigen pada kolam penetasan dengan aerotor. Aerotor jangan
terlalu kencang sehingga menggoncang telur, tetapi juga jangan terlalu kecil.
Selanjutnya jaga kondisi kolam penetasan seperti ketiga metode di atas hingga larva
menetas.
TIPS PEMELIHARAAN
Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk diganti sebelum
masa panen. Kondisi air pun harus tenang dan tergenang. Hindari melakukan
pengurasan air dengan cara sirkulasi karena berpotensi mengurangi kestabilan pH
kolam.
Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan diberikan pakan
pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara bertahap setinggi 20-30 cm
setiap pergantian pakan jenis tertentu hingga akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai
sampai masa panen.
Poin kedua yang harus diperhatikan adalah pemberian pakan. Ada banyak jenis pakan
yang bisa Anda berikan, misalnya pellet, keong mas, plankton, cacing dan lain-lain.
Apapun jenis pakannya, yang paling penting adalah teknik dan waktu pemberiannya.
Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan sekitar 2-3 jam.
Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang mencemari
daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.
Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya jangan
menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran zat asam pada
pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu kesehatan ikan lele.
Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.
Untuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg
pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan
dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi
setelah dua minggu.
Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari
gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan
pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari
berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele
adalah kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh
ikan bengkok dan tulang kepala retak-retak. Pengobatnnya adalah memberikan
vitamin mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele
diberikan selama 5-7 hari.
Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air
yang tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk
menanggulanginnya, usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap
dua kali sehari.
Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk panen. Saat waktu
panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8 ekor. Gunakanlah peralatan memanen
yang berbahan licin dan halus agar tidak menimbulkan lecet pada ikan lele.
Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan
serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Juga bisa
memakai jaring kalau air kolam masih cukup banyak.
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara: Kolam dibersihkan dengan
cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding
kolam sampai rata. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan
permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama. Kolam dibilas dengan air bersih dan
dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk
membunuh penyakit yang ada di kolam.