KELOMPOK 1
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan materi pembelajaran perkuliahan ini.
Kami sangat berharap materi ini dapat berguna dan bermanfaat. Kami menyadari bahwa
dalam materi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kamiharapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan perbaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada IBU
Dra.Latifatul Izzah,M.hum . yang telah membimbing kami dalam pambelajaran
perkuliahan.
Bantuan baik moral maupun materi tersebut sangat bermanfaat hingga kami dapat
menyelesaikan materi ini.
Semoga dengan adanya materi ini, bisa menarik para minat para mahasiswa dalam
mempelajari Sejarah Pemerintahan Presiden Soekarno sebagai Presiden pertama Bangsa
Indonesia.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
1.1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................iv
1.2. PERMASALAHAN.............................................................................................................v
1.3. TUJUAN..........................................................................................................................vi
1.4. MANFAAT.......................................................................................................................vi
BAB 2..............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.................................................................................................................................7
2.1. AWAL KEMERDEKAAN.....................................................................................................7
2.1.1. Kondisi Ekonomi Indonesia Pada Awal Kemerdekaan.............................................7
2.1.2. Keadaan Sosial dan Budaya...................................................................................11
2.1.3. Keadaan Politik.......................................................................................................11
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. PERMASALAHAN
iv
3. Berikan penjelasan mengenai demokrasi terpimpin pada masa pemerintahan
Soekarno!
4. Jelaskan mengenai jatuhnya pemerintahan Soekarno!
1.3. TUJUAN
1.4. MANFAAT
v
BAB 2
PEMBAHASAN
Inflasi ini terjadi dikarenakan peredaran mata uang Jepang yang tidak terkontrol.
Diperkirakan uang tersebut beredar sebanyak 4 milyar di daerah Jawa. Kemudian para
sekutu berhasil masuk di Indonesia, dan menduduki beberapa kota besar, serta menguasai
beberapa bank - bank yang ada di Indonesia. Sehingga sekutu memanfaatkan kekuasaan
bank tersebut untuk mengeluarkan uang cadangannya sebagai keperluan operasi pihaknya
sendiri .Akibatnya pemerintahan Indonesia yang baru saja menjadi sebuah negara
merdeka tidak bisa menghentikan peredaran uang tersebut karena pada saat itu memang
negara Indonesia tidak mempunyai pengganti mata uang Jepang.Oleh karena itu,
Indonesia langsung menetapkan tiga mata uang diantaranya mata uang De Javasce Bank,
1
Kahin, George McTurnan. 1995. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Surakarta: UNS Press.
6
mata uang Hindia Belanda, dan mata uang pemerintahan Jepang.Tidak hanya itu
kekacauan ekonomi terjadi kembali ketika kebijakan pemberlakuan uang NICA yang
diumumkan Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) pada tanggal 6
Maret 1946 berlaku diseluruh wilayah Indonesia.Adanya kebijakan tersebut diprotes
keras oleh Pemerintah Indonesia karena telah melanggar persetujuan dengan
mengeluarkan mata uang baru tanpa perizinan politik terlebih dahulu. Namun, protes
tersebut diabaikan oleh pihak AFNEI dan pihak tersebut masih tetap menggunakan mata
uang NICA untuk membiayai operasi militernya sendiri serta merusak perekonomian
nasional. Hal itu menyebabkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan Indonesia dalam mengatasi hal ekonomi nasional tersebut. Untuk itu
akhirnya pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan jika mata uang NICA tidak boleh
dijadikan sebagai latar tukar negara dengan memberlakukan mata uang ORI( Oeang
Republik Indonesia) sebagai alat tukar yang baru dan sah di negara Indonesia pada
tanggal 26 Oktober 1946 selain mata uang ORI tersebut tidak berlaku lagi di Indonesia
sebagai alat tukar wilayah Indonesia. Jadi, ORI untuk mata uang RI sedangkan NICA
untuk AFNEI . pada tanggal 1 november 1946 untuk untuk mengatur nilai tukar mata
uang ORI dengan Valas yang masih ada di Indonesia. Pemerintah mengubah nama bank-
bank peninggalan penjajah dan sekutu agar bisa berfungsi sebagai bank umum di
Indonesia yang ditujukan untuk mempermudah dalam proses lalu lintas pembayaran di
negara Indonesia ini.
2
B. Blokade ekonomi oleh pihak Belanda (NICA)
Blokade ini dimulai pihak Belanda pada bulan september 1945 melalui jalur laut
dengan menutup akses keluar masuknya perdagangan yang ada di Indonesia. Karena
blokade ini Rakyat indonesia kesulitan dalam mengekspor barang ke luar negara dan
rakyat merugi akibat banyaknya barang ekspor yang hangus sia - sia serta kurangnya
barang impor yang dibutuhkan. Tujuan pihak Belanda melakukan blokade ini karena
tidak rela jika negara Indonesia menjadi negara merdeka dengan melakukan segala upaya
agar Indonesia menjadi negara tertinggal dan sengsara dibandingkan negara lainnya.
2
https://24bit.wordpress.com/2010/04/23/kehidupan-sosial-budaya-pada-awal-kemerdekaan-indonesia
7
Dalam hal ini pemerintah Indonesia mengirimkan beras sebanyak 500.000 ton
untuk membantu meringankan negara India yang saat itu sedang tertimpa kelaparan
dengan memberi harga yang relatif rendah.Kerja sama ini sangat menguntungkan
Indonesia selain mendapatkan pakaian dari India Indonesia juga mendapat dukungan
aktif dari negara India secara diplomatik atas perjuangan bangsa Indonesia di forum
Internasional.
Pemerintah mulai menangani masalah Ekonomi ini sejak tahun 1946 dengan
melakukan berbagai upaya diantaranya :
b. Pinjaman Nasional
Pinjaman Nasional ini didukung oleh Bank Tabungan Pos dengan maksud selain untuk
menyalurkan pinjaman secara nasional juga meningkatkan kepercayaan warga negara
Indonesia terhadap pemerintah.
Badan ini merupakan badan yang bersifat tetap yang dibuat untuk membentuk suatu
rencana mengenai pembangunan ekonomi dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun dengan
melalui kesepakatan Rencana Pembangunan 10 tahun.
Program ini dibentuk untuk mengurangi beban negara Indonesia pada aspek bidang
ekonomi.
Program ini merupakan suatu rencana tiga tahun lamanya yang berfungsi untuk
meningkatkan kehidupan warga negara Indonesia melalui bahan pangan yang ada dengan
upaya menanami lahan kosong di Indonesia.
Menumbuhkan partisipasi dari para pengusaha swasta dalam memperkuat persatuan serta
pengembangan dari ekonomi nasional.
9
Ketetapan mata uang ini berfungsi sebagai mata uang yang sah dan bersifat global untuk
seluruh warga di wilayah Indonesia.
10
dukungan dari rakyat.Menimbulkan gagasan baru revolusi sosialis yang bersifat
demokratis, anti bangsawan dan fasis sulit dikembangkan di negara Indonesia ini.
Selain itu, penggunaan bahasa nasional bangsa yaitu bahasa Indonesia terus dikobarkan
dari beberapa bidang dan kemunculan orang baru dalam menciptakan perkembangan
negara Indonesia.Bidang tersebut diantaranya ada bidang sastra, seni lukis, seni drama
dan film, media komunikasi dan bidang musik. Semua bidang tersebut dibuat dengan
tujuan dapat menanamkan semangat bangsa serta menghilangkan rasa kurang percaya diri
terhadap bangsa Indonesia yang baru merdeka.
Keadaan Politik pada awal kemerdekaan dimulai dengan adanya rapat PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945. Dari rapat tersebut menghasilkan beberapa kebijakan diantaranya :
1. Terpilihnya Presiden RI Ir. Soekarno dan Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta dalam
menjalankan, mengembangkan serta memimpin stabilitas pemerintahan yang ada
di Indonesia.
2. Pengesahan UUD 1945 (yang merupakan bagian dari ideologi bangsa dalam
menjalankan serta mengatur pemerintahan dan para warganya) . Dalam
pengesahan ini Ir. Soekarno menunjuk anggota panitia sembilan dengan
memberikan tugas terhadap masing-masing anggota dalam menyiapkan
perubahan serta pengembangan negara Indonesia ini kedepannya. Tugas tersebut
antara lain:Pembagian wilayah Indonesia dalam beberapa bagian,dan membuat
departemen bagi pemerintahan Republik Indonesia.
11
kemudian sehari setelahnya tanggal 3 September 1945 lahirlah Maklumat baru yang
berisi tentang berdirinya partai-partai politik di Indonesia.
Demokrasi Liberal adalah sistem politik dengan perlindungan hak individu dari
kekuasan pemerintah secara konstitusional. Robert Dahl menyatakan bahwa terdapat dua
hal penting dalam demokrasi yaitu kontestasi dan partisipasi. Kontestasi (perdebatan,
penyanggahan) dapat terwujud dengan kebebasan pers yang memicu perbedaan
pandangan politik yang terakomodir. Konsep partisipasi yang dimaksud Dahl dapat
diwujudkan dengan adanya pemilu.
Pelaksanaan Demokrasi Liberal di Indonesia dijalankan sesuai Undang-Undang
Dasar Sementara 1950. Sistem pemerintahan pada masa ini adalah parlementer. Selama
kurang lebih 9 tahun dari 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959, muncul partai-partai
politik yang mencoba memperoleh kekuasaan eksekutif maupun legislatif. Kebebasan
pers memicu setiap individu bersaing ketat dan menyebabkan 7 kali pergantian kabinet.
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh ketujuh kabinet tersebut, yaitu
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, menjaga keamanan dan ketertiban
rakyat, mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilu, memperjuangkan Irian Barat
dan melaksanakan politik luar negeri bebas aktif. Selain itu pembentukan konstituante
juga terjadi di masa Demokrasi Liberal.
Kabinet ini dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Natsir dan didukung
oleh Partai Masyumi. Awalnya kabinet Natsir merupakan koalisi, namun PNI
12
menganggap tidak diberikan jabatan dan kedudukan yang sesuai. Program Kabinet
Natsir adalah; (1) penyelesaian masalah Irian Barat dan pemulihan keamanan serta
ketertiban, (2) pengadaan Pemilihan untuk pemilihan Konstituante, (3) penyempurnaan
pemerintahan dan militer, (4) peningkatan pada perekonomian, kesehatan, dan
kesejahteraan rakyat.
Kabinet natsir mengalami kegagalan yang diawali dengan permasalahan Irian
Barat yang tak kunjung usai dengan Belanda enggan menyerahkan Irian Barat. Hal
tersebut memicu kemunculan mosi tidak percaya dari Hadikusumo dengan anggapan
bahwa pembentukan DPRD (Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1950) menguntungkan
Partai Masyumi saja. PNI menuntut pemilihan anggota perwakilan daerah untuk lebih
demokratis. Mosi ini diterima oleh parlemen yang mengakibatkan kerenggangan
hubungan parlemen dan kabinet. Apalagi terjadi pemberontakan hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Masalah dalam keamanan negeri, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan
APRA, Gerakan Andi Azis serta Gerakan RMS. Akhirnya, masa yang belum genap satu
tahun itu berakhir dengan Natsir mengembalikan mandat pada Presiden Soekarno (21
Maret 1951).
13
C. Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953)
Wilopo adalah salah satu tokoh PNI yang mendapat dukungan dari PNI,
Masyumi, dan PSI. Program kerja yang ditawarkan dalam kabinet ini adalah, (1)
menyelenggarakan pemilu untuk memilih anggota Dewan Konstituante, DPR dan
DPRD, (2) meningkatkan kemakmuran rakyat, (3) membebaskan Irian Barat, (4)
menjalankan politik luar negeri bebas aktif. Kabinet ini disebut zeken kabinet yang
terdiri atas ahli pakar di masing-masing bidang. Namun hal tersebut tidak mencegah
beberapa masalah muncul menguji Kabinet Wilopo.
Masalah yang cukup berat adalah masalah Angkatan Darat (Peristiwa 17
Oktober 1952). Penyebab peristiwa tersebut terkait dengan masalah ekonomi,
reorganisasi tentara dan campur tangan parlemen atas militer. Saat itu, perekonomian
dunia kurang menguntungkan negara. Namun militer Indonesia harus profesional meski
keadaan ekonomi yang kurang menguntungkan. Maka dari itu, anggota militer yang
tidak memenuhi syarat perlu dikembalikan kepada masyarakat. Tentu saja memicu
protes di kalangan militer. Kolonel Bambang Sugeng menghadap presiden dan
mengajukan petisi mengenai penggantian KSAD Kolonel A.H. Nasution. Masyarakat
menganggap parlemen terlalu ikut campur dalam militer. Pada 17 Oktober 1952,
demonstrasi rakyat muncul terhadap presiden. Tuntutan rakyat kepada presiden yaitu
pembubaran parlemen serta permintaan untuk presiden agar memimpin langsung
pemerintahan sampai diadakan pemilu. Namun presiden melontarkan penolakan untuk
menghindari anggapan diktator.
Sekretaris Jenderal Ali Budihardjo (Menteri Pertahanan) beserta perwira-perwira
yang merasa bertanggung jawab atas Peristiwa 17 Oktober 1952 seperti KSAD A.H.
Nasution dan KSAP T.B. Simatupang menyerahkan pengunduran diri. Kedudukan
Nasution digantikan oleh Bambang Sugeng. Meskipun Kabinet Wilopo tidak jatuh
karena peristiwa ini, telah muncul keraguan dalam hati masyarakat.
Muncul masalah lain yakni masalah di Tanjung Morawa, Sumatera Timur.
Perkebunan asing di Tanjung Morawa seperti kelapa sawit, tembakau, dan teh dituntut
oleh pengusaha asing atas pengembalian lahan perkebunan mereka, padahal perkebunan
itu telah digarap oleh rakyat sejak zaman pendudukan Jepang. Namun pemerintah
menyetujui tuntutan tersebut dengan alasan meningkatkan devisa dan diharapkan
menarik modal asing lainnya masuk ke negara. Tentu saja rakyat enggan meninggalkan
tanah-tanah yang telah digarapnya sejak dulu. Maka pada 16 Maret 1953 terjadilah
pentraktoran tanah tersebut. Hal ini menimbulkan protes dari rakyat. Namun protes
14
rakyat dibalas dengan tembakan polisi, sehingga muncul korban di kalangan rakyat.
Kemudian mosi tidak percaya muncul di parlemen. Akibatnya Kabinet Wilopo
mengundurkan diri jabatannya pada 2 Juni 1953.
15
membentuk oposisi. Hasil yang menonjol dari kabinet ini adalah penyelenggaraan
pemilihan umum untuk kali pertama bagi bangsa Indonesia yang dilaksanakan pada 29
September 1955 (memilih anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih anggota
konstituante). Nasution juga dikembalikan posisinya sebagai KSAD dan mampu
menyelesaikan masalah kabinet sebelumnya. Prestasi lainnya yang dicapai adalah
pembubaran Uni Indonesia - Belanda.
Namun, ternyata hasil pemilu tidak memuaskan, terutama bagi dua partai besar
yaitu Masyumi dan PNI. Keduanya menginginkan dukungan yang mutlak dari
masyarakat. Ketidakpuasan tersebut mengakibatkan banyak partai yang menarik menteri
- menterinya untuk keluar dari kabinet Burhanuddin Harahap. Akhirnya pada 1956,
Burhanudin Harahap mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.
16
menteri sesuai dengan tuntutan daerah. Sedangkan Ali Sastroamidjojo berpendapat
bahwa kabinet tidak perlu menyerahkan mandat. Terjadilah perpecahan koalisi
Masyumi dan PNI. Akhirnya pada Januari 1957, Masyumi menarik menteri-menterinya
dari kabinet. Sehingga pada 14 Maret 1957, Ali Sastroamidjojo akhirnya menyerahkan
jabatannya sebagai perdana menteri. Akhirnya atas dasar keadaan bahaya (14 Maret
1957) karena gerakan separatisme dan konflik dalam konstituante, presiden menunjuk
dirinya sendiri menjadi pembentuk kabinet. Presiden berhasil membentuk kabinet baru
yang disebut Kabinet Karya dan menunjuk Ir. Djuanda sebagai perdana menteri.
17
pembangunan angkatan perang. Sebagai upaya mewujudkan keputusan Munas, maka
pada bulan Desember 1957 diselenggarakan Musyawarah Nasional Pembangunan
(Munap). Pada Munap, disusun rancangan pembangunan yang mampu memenuhi
harapan masing-masing daerah. Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah
pembangunan belum dapat direalisasikan, karena muncul berbagai peristiwa nasional
yang lebih mendesak yaitu peristiwa percobaan pembunuhan atas diri Presiden
Soekarno pada 30 November 1957 (Peristiwa Cikini). Dugaan pelaku dibalik peristiwa
tersebut yakni pemuda pendukung Zulkifli Lubis.
Tidak hanya itu, muncul pula Gerakan Perjuangan Menyelamatkan Negara
Republik Indonesia pada 10 Februari 1958, yang diketuai oleh Ahmad Husein dengan
dukungan dari Lubis, Simbolon, Natsir dan Dahlan Jambek, Sumitro Djojohadikusumo.
Mereka juga mengirimkan ultimatum kepada pemerintah yang menuntut pembubaran
Kabinet Karya.
Kabinet Karya mencatat prestasi gemilang, yaitu keberhasilan mengatur kembali
batas perairan nasional Indonesia (Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957).
Deklarasi Djuanda mengatur tentang laut pedalaman dan laut teritorial. Dalam peraturan
lama disebutkan bahwa laut teritorial itu selebar 6 mil dari garis dasar sewaktu air surut.
Apabila hal itu diberlakukan, maka di wilayah Indonesia akan terdapat laut bebas seperti
Laut Jawa, Laut Flores dan laut lainnya. Melalui Deklarasi Djuanda tercipta kesatuan
daratan dan lautan wilayah Indonesia.
1. Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang atau yang disebut sanering (20
Maret 1950) untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
18
dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor
asing dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi agar mampu
bersaing dengan pengusaha asing. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha
pribumi yang konsumtif dan belum mampu bersaing dengan pengusaha asing.
3. Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951
(UU no.24 th 1951) yang berfungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
19
Sedangkan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah:
1. Konstituante dibubarkan
2. UUD 1945 berlaku kembali sebagai UUD Republik Indonesia
3. Membentuk MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
4
2.3.1. Awal Mula Berdirinya Demokrasi Terpimpin
Salah satu babak pada pemerintahan periode lama, atau yang biasa disebut dengan
orde lama yaitu masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin. Konsepsi Demokrasi
Terpimpin dari Presiden Soekarno yaitu ‘Demokrasi Terpimpin’. Sebagai pemilik ide dari
konsep demokrasi terpimpin, Presiden Soekarno memiliki penafsiran tersendiri mengenai
demokrasi terpimpin yang akan dijalankan dalam pemerintahannya. Sehingga memiliki
perbedaan dengan makna dan dasar yang terletak pada kata ‘terpimpin’. Menurut
Presiden Soekarno, demokrasi terpimpin ditafsirkan dengan pengertian bahwa ‘pemimpin
terletak di tangan Pemimpin Besar Revolusi’. Yang dimaksudkan merujuk pada suatu
pemusatan kekuasaan yang dipegang oleh pemimpin itu sendiri, yaitu Presiden
Soekarno.
Demokrasi terpimpin itu sendiri lahir karena adanya kegagalan pada Kabinet
Djuanda. Yang mana mengakibatkan berbagai pertentangan politik dan ideologi dalam
suatu pemerintahan. Sehingga hal tersebut membuat suatu keadaan yang semakin rumit
karena disebabkan oleh tidak ditemukannya mayoritas suara dalam pemungutan suara.
Dewan Konstituante hasil pemilu pada tahun 1955, tidak berhasil dalam merumuskan
sebuah konstitusi yang tetap untuk mengganti UUD Sementara 1950 bagi Negara
Republik Indonesia. Sehingga memberikan dampak pada ketegangan politik dalam suatu
4
Wawan Tunggul Alam, _Demi Bangsaku, apertentangan Soekarno Vs Hatta,_ Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2003
hlmn. 155
20
konsituante yang mengakibatkan pembubaran dalam konsituante tersebut. Melihat situasi
seperti ini, Presiden Soekrano langsung bersikap tegas, beliau mengajukan gagasan pada
tanggal 21 Februari 1957, gagasan tersebut dikenal dengan Konsepsi Presiden, yang
berisi :
Tetapi hal tersebut membuat suatu keadaan yang semakin rumit karena disebabkan oleh
tidak ditemukannya mayoritas suara dalam pemungutan suara, yang memberikan dampak
21
pada ketegangan politik dalam suatu konsituante yang mengakibatkan pembubaran dalam
konsituante tersebut. Tetapi, pembubaran pada konstituante ditakutkan akan berdampak
pada keadaan masyarakat. Karena semakin rumitnya berbagai macam persoalan yang
dihadapi bangsa Indonesia, maka dari itu, pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden dan ditandatangani hari itu juga. Di dalam Dekrit Presiden,
berisi :
Adapaun, dasar hukum dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yaitu Hukum
Darurat Negara, mengingat bahwa pada masa itu keadaan ketatanegaraan yang
membahayakan persatuan dan keselamatan bangsa. Berlakunya kembali UUD 1945
diterima baik oleh rakyat Indonesia. Tanggal 22 Juli 1959 secara aklamasi DPR
menyatakan dalam sidangnya bersedia bekerja keras atas dasar UUD 1945. Selain itu, ada
perubahan pada struktur Negara, juga berdampak pada perubahan dalam struktur
organisasi Kepolisian Negara. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden ini, menjadi
sebuah langkah awal diterapkannya sistem pemerintahan demokrasi terpimpin dengan
sistem presidensiil.
5
2.3.2. Perkembangan Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Terpimpin
1) Tiap-tiap orang ataupun warga Negara Indonesia diwajibkan untuk berbakti dalam
kepentingan umum, masyarakat, nusa bangsa mapun Negara.
Selain itu, ada beberapa ketetapan yang dapat dijadikan sebagai pegangan dalam
menjalankan sistem demokrasi terpimpin, yaitu;
1. Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. Dekrit tersebut berisikan bahwa, agar
diberlakukannya kembali UUD 1945 dan dicabutnya UUDS 1950. Serta
dapat diketahui bahwa tanggal tersebut dianggap sebagai awal
diberlakukannya Demokrasi Terpimpin dengan Sistem Presidensiil.
1) Mengembalikan suatu keadaan politik Negara yang dirasa tidak stabil sebagai
warisan masa Demokrasi Parlementer atau Liberal untuk menjadi lebih stabil.
2) Demokrasi terpimpin merupakan suatu reaksi terhadap Demokrasi Parlementer
23
atau Demokrasi Liberal. Hal tersebut disebabkan karena, pada masa demokrasi
parlementer kekuasaan presiden hanya sebatas sebagai kepala Negara. Sedangkan
kekuasan pada pemerintahan dilaksanakan oleh partai-partai.
24
Bahwa selalu ada anggapan intepretasi dari pemerintahan yang dianggap selalu benar,
sehingga tidak ada tawaran lain serta alternative lainnya. Kekuasaan individu kurang
lebih pada tahun 1963 menjadikan penyaluran tuntutan terhambat, kecuali penyaluran
pada partai politik pemerintahan. Dalam mekanisme sistem pemerintahan demokrasi
terpimpin belum tertatanya suatu antisipasi mengenai jika partai politik yang kurang
efektif dalam menjalankan tugasnya. Sehingga Presiden Soekarno mencari dukungan
masa untuk mencari keseimbangan. Sehingga menyebabkan berakhirnya sistem stabilitas
politik yang sudah terbina pada periode tersebut.
Selain itu, adanya gagasan dari Soekarno yaitu gerakan nasakom yaitu nasionalis-
agamis-kominis. Yang berlandaskan 3 golongan yaitu Nasionalis oleh partai PNI, Agamis
oleh partai Masyumi/PNI, dan Komunis oleh PKI. Yang dimaksudkan Soekarno adalah,
dari ketiga golongan tersebut agar bisa disatukan, tetapi dilihat kembali bahwa pada
dasarnya untuk agamis dan komunis tidak dapat disatukan. Dalam keinginan luhur
Soekarno yang membentuk konsep Nasakom agar bangsa Indonesia bisa disatukan, tetapi
pada kenyataannya konsep ini membawa suatu dampak buruk yaitu terjadinya peristiwa
G-30-S PKI.
6
2.3.3. Kelebihan dan Kekurangan dalam Demokrasi Terpimpin
Setiap suatu sistem dalam pemerintahan pasti adanya berbagai macam rintangan
dan hambatan tersendiri, karena dalam sistem pemerintahan ini bersifat umum. Karena
diperoleh dari berbagai macam pandangan setiap orang yang berbeda-beda munculah
suatu gerakan, teori, gagasan maupun ide untuk menentang sistem yang ada di
pemerintahan. (bagi orang yang memiliki panndangan yang tidak sama dalam sistem
pemerintahan).
6
Tjipta Lesmana, _op.cit_ hlmn.25
25
Pada Konferensi Meja Bundar telah ditetapkan bahwa semua wilayah bekas
jajahan belanda menjadi wilayah Indonesia. Tetapi berbeda dengan wilayah irian barat
yang masih berada di bawah kekuasaan belanda. Maka dari itu, Presiden Soekarno
mengumumkan Trikora untuk memperjuangkan wilayah irian barat agar berada di
wiyalah Indonesia. Dan akhirnya hal tersebut berujung dengan kemenangan.
Diingat bahwa tujuan dari demkorasi terpimpin itu sendiri yaitu kesatuan, karena
dilihat pada masa itu Indonesia berada di posisi yang terpecah belah yang menjadi
beberapa golongan. Sehingga dengan adanya demokrasi terpimpin, kesatuan Indonesia
dapat terbangun, karena semua keputusan berada di tangan presiden.
26
Adapun Kekurangan pada sistem demokrasi terpimpin yaitu :
7
2.3.4. Penyebab Bubarnya Demokrasi Terpimpin
7
_Ibid_ hlm.177
27
diberhentikan oleh presiden
2. Membentuk Front Nasional melalui Penetapan Presiden No. 13 Tahun 1959 yang
memiliki anggota berasal dari berbagai organisasi sosial politik dan organisasi
kemsyarakatan yang ada di Indonesia
3. Terjadinya pemerasan dalam penghayatan Pancasila. Maksudnya yaittu, Pancasila
yang memiliki 3 unsur yaitu disebut Trisila, kemudian di dalam trisila ini diperas
menjadi satu unsur yaitu Ekasila yang melahirkan Nasakom (nasionalis, agamis,
dan komunis)
4. Membubarkan DPR dari hasil pemilu dan menggantikannya dengan bentuk
DPRGR (DPR Gotong Royong) yang mana anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden sendiri.
5. Penetapan Presiden Soekarno untuk menjadi presiden seumur hidup
Serta perekonomian Indonesia yang dirasa semakin memburuk, karena disebabkan hal
berikut;
Dengan dirasa semakin memburuknya kondisi yang dialami saat waktu itu, banyak
masyarakat yang mengeluah akan kesulitan untuk memperoleh kebutuhan hidup mereka.
Harga-harga sembako dan kebutuhan pokok sehari-hari melambung tinggi. Berbagai cara
telah dilakukan untuk mengatasi peristiwa tersebut, tetapi ternyata tidak memberikan
hasil yang terlihat baik dalam kondisi perekonomian saat itu. Serta, saat itu terjadinya
sebuah Gerakan 30 September 1965 oleh PKI, yang biasa disebut G 30S/PKI. Yang
menewaskan 7 perwira AD Indonesia. Setelah itu anggapan kepada PKI sebagai dalang
dibalik peristiwa tersebut, maka gerakan ini dituntas. Ratusan anggota PKI yang berada
di pulau jawa ditangkap dan dibunuh. Karena keadaan yang memanas, dan waktu itu
Presiden Soekarno sedang sakit maka setelah kejadian peristiwa tersebut, Presiden
Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 maret, yang dikenal sebagai Supersemar. Yang
mana memerintah Mayjen Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan yang berdasarkan
28
pada Supersemar yang diberikan oleh Presiden Soekarno. Dengan keluarnya Surat
Perintah 11 maret, dapat menjadi titik akhir dalam pelaksaan sistem demokrasi terpimpin
di Indonesia.
29
2.4. PENYEBAB JATUHNYA PRESIDEN SOEKARNO
Pada awalnya disebabkan oleh dibunuhnya 6 jendral pada peristiwa G-30S pada tahun
1965, dalang dari peristiwa tersebut dipercayai adalah PKI, tetapi kenyataanya pelaku yang
sesungguhnya masih menjadi perdebatan. Sehingga banyak massa yang mulai menuntut
kepada soekarno agar PKI dibubarkan, massa tersebut antara lain dari KAMI (kesatuan aksi
mahasiswa) dan KAPI (kesatuan aksi pelajar Indonesia), mereka melakukan aksi demonstrasi
dan menyampaikan Tri Tuntutan Hati Nurani Rakyat yang dikenal dengan singkatan Tritura.
Adapun isi dari tuntutan rakyat tersebut yaitu Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI),
Pembersihan Kabinat Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G-30-S (reshuffle Kabinat
Dwikora), dan Penurunan harga (perbaikan ekonomi rakyat). Namun soekarno menolak
dengan tegas untuk membubarkan PKI bukan tanpa alasan, karena Indonesia pada saat itu
menggunakan pandangan NASAKOM (nasionalisme, agama, komunis). Sehingga dengan
sikap soekarno yang menolak membubarkan PKI tersebut, membuat posisi soekarno dalam
politik melemah.
Lalu pada bulan maret 1966 ditandatangani surat perintah sebelas maret
(SUPERSEMAR) oleh presiden sokarno atas desakan yang dilakukan oleh Soeharto, yang
pada saat itu masih menjabat sebagai Letnan Jendral (LETJEND). Dengan ditandatangani
supersemar ini Suharto mempunyai hak untuk membubarkan PKI dan meminta kepada
bawahannya untuk membuat konsep tentang pembubaran PKI dengan segera. Kemudian
MPRS mengeluarkan dua ketetapannya yaitu, TAP No. IX/1966 tentang telah
terkukuhkannya supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966.
Selanjutnya pada 22 juni 1966 Presiden Soekarno melakukan pidato yang diberinama
pidato NAWA AKSARA, yang merupakan pidato pertanggungjawaban presiden atas
peristiwa G-30SPKI, yang dimana Soekarno enggan menyebut dengan G-30SPIK tetapi
Soekarno menyebutnya dengan GESTOK (Gerakan 1 oktober), dalam usaha terakhir yang
bisa dilakukan oleh Soekarno untuk memper tahankan posisinya, beliau menulis sebuah nota
yang berisi tentang alasan mengapa G-30SPKI ini bisa ter jadi. Tetapi pidato
pertanggungjawaban dan nota yang ditulis Soekarno ini tidak memuaskan hati MPRS
sehingga ditolak oleh MPRS, malah Soekarno diturunkan dari posisi presiden dan digantikan
oleh Soeharto.
Kondisi kesehatan sang proklamator itupun kian hari kian menurun. Dikarenakan tim
kedokteran yang sangat mengerti tentang riwayat penyakit soekarno sudah dibubarkan karena
soekarno bukan lagi presiden. jadi perawatan penyakit soekarno menjadi sangat tidak
memadai. Penyakit Soekarno yang paling kronis yaitu hipertensi atau biasa disebut darah
tinggi yang mempengaruhi kinerja ginjalnya sehingga ginjal kiri soekarno sudah tidak
berfungsi sama sekali sedangkan ginjal kanannya hanya berfungsi 25%, dan masih banyak
penyakit soekarno lainya. Ditengah sakit yang dideritanya soekarno dipindahkan ke wisma
yaso pada 1969 dan masih saja diintrogasi perihal keterlibatannya dengan PKI, Soekarno
selalu marah ketika ditanyai perihal tersebut. Hingga pada akhirnya Soekarno
menghembuskan nafas terakhirnya tepat pukul 07.07 WIB, 21 Juni 1970 di RSPAD dan
sesuai keppres RI No.44 tahun 1970, jenazah Soekarno dimakamkan di Blitar disamping
makam ibunya.
31
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa soekarno adalah seorang pemimpin
yang cerdas beliau adalah sosok yang inovatif dan penuh dengan inisiatif yang kaya akan
gagasan serta ide baru. Beliau adalah pemimpin yang demokratis yang memiliki semangat
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. pada masa kepemimpinannya sebagai
presiden Indonesia soekarno telah melakukan banyak hal yang berjasa bagi bangsa
Indonesia. Kebijakan dan sistem yang beliau terapkan menjunjung tinggi keadilan,
kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Beliau memiliki semangat juang yang tinggi
dan pantang menyerah sehingga membawa arah perjuangan yang tetap konsisten meskipun
ada banyaknya rintangan yang dihadapinya beliau selalu tegar dan bahkan semakin keras
dalam menentang penjajahan demi kemerdekaan bangsa Indonesia.
3.2. SARAN
Jiwa kepemimpinan sangat diperlukan pada setiap diri manusia. jiwa kepemimpinan
itu tentunya juga perlu dikembangkan. Indonesia memiliki pemimpin yang tangguh tentunya
akan menjadi bangsa yang luar biasa hebat. karena kemajuan bangsa kita tergantung pada
sikap kepemimpinan yang memimpinnya. jika pemimpin tidak bisa memimpin dengan baik
maka yang ada hanya kehancuran. ciri pemimpin yang baik adalah yang memiliki visi, misi,
dan keyakinan yang jelas serta berani menjalankan keyakinannya dengan tindakan dan
bertanggung jawab.
Demikianlah makalah yang kami buat, kami harap semoga dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan. Kami mohon maaf yang sebesar besarnya apabila ada kesalahan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dan kurang dimengerti. harap untuk
dimaklumi. Sekian dari kami, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
32
DAFTAR REFERENSI
1. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uin-
suska.ac.id/
9547/1/2012_201208AF.pdf&ved=2ahUKEwj1z6KBivjsAhXO4HMBHfyICZwQFjA
CegQICRAB&usg=AOvVaw1ab9Ar1C6AnUu15aO8KhCe
2. https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/13036935/
3. https://olympics30.com/demokrasi-terpimpin/
4.SB Wilardjo - VALUE ADDED| MAJALAH EKONOMI DAN BISNIS 9 (1), 2012
jurnal.unimus.ac.id
5.https://24bit.Wordpress.com/2010/04/23/kehidupan-sosial-budaya-pada-awal-
kemerdekaan-indonesia
7. https://hms2701dyan.wordpress.com/jatuhnya-soekarno/
8.https://republika.co.id/berita/omptc0282/kronologi-terbitnya-supersemar-dan-
detikdetik-lengsernya-sukarno
9. https://www.merdeka.com/peristiwa/catatan-medis-hari-hari-terakhir-soekarno.html
10.Hakiki, Paizon. 2014. Sistem Pemerintahan pada Masa Demokrasi Liberal Tahun
1949-1959. https://www.neliti.com/publications/206618/sistem-pemerintahan-pada-
masa-demokrasi-liberal-tahun-1949-1959#cite (7 November 2020)
11.Setiawan, Johan. Wahyu I.P., dan Dyah K. Sistem Ketatanegaraan Indonesia pada
Masa Demokrasi Liberal Tahun 1950-1959.
33
34