Anda di halaman 1dari 14

ORGANISASI NU RANTING KUTORENON, LUMAJANG DI

BAWAH KEPEMIMPINAN DJUNAEDI ABDILLAH (2020-2021)

“LAPORAN
HASIL WAWANCARA”

Oleh:

Alyana Ulfa Rahmawati


(200110301015)

ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BIODATA NARASUMBER

1. Nama : Djunaedi Abdillah


2. Nama panggilan : Dillah
3. Alamat : Perum Biting, Jl. Teratai D2/21, Desa Kutorenon,
Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang
4. TTL : Lumajang, 31 Agustus 1974
5. Usia : 47
6. Status : Kawin
7. Jabatan : Ketua NU ranting Kutorenon, Lumajang
8. Riwayat pend akhir : S1 Pendidikan Agama Islam
9. Hobi : Main Sepak Bola
10. Moto : tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga liang lahat
HASIL WAWANCARA

1. Umm, untuk pertanyaan pertama itu mengenai latar belakang


organisasi, itu tujuan organisasi NU di Lumajang itu apa, khususnya di
ranting Kutorenon?
Kalau latar belakang organisasi di Kutorenon itu eeh... secara umum itu
organisasi NU itu... ya anu apa itu eeh... menjalankan ahli sunnah wal jamaah
karena eeh... ahli sunnah wal jamaah itu sendiri merupakan salah satu apa,
aliran yang lainnya itu banyak aliran-aliran. Nah ini untuk memper-
melestarikan dan menjaga, maka NU ini yang harus eeh... mewakili agar
supaya tetap terjaga tetap lestari dan juga tetap selamat dari paham-paham
yang lain. Nah itu penjagaan itu dari tingkat pusat saampe ke bawah ke
tingkat desa dan yang paling bawah itu tingkat desa itu. Jadi kegiatan-
kegiatan ahli sunnah wal jamaah yang ada di desa kaya pengajian-pengajian,
eeh... muslimatan, nah itu nah itu yang eeh... harus dijaga dengan adanya
wadah yang namanya NU itu. Disamping pengurus di masing-masing
kegiatan itu, di tingkat desa ada wadahnya namanya NU itu.

2. Itu untuk yang dilakukan itu lingkupnya apa sekitar religi saja atau
bidang lainnya?
Kalau kegiatan NU itu, sebagian besar itu di keagamaan kaya istighosah,
terus eeh... pengajian-pengajian, terus eeh... tetapi ada sebagian itu yang
arahnya sudah ke perekonomian karena eeh... organisasi itu tidak akan bisa
lancar tanpa didukung oleh perekonomian. Jadi butuh dukungan agar supaya
apa yang diprogramkan itu bisa berjalan dengan baik maka eeh... ada yang
NU itu mengembangkan di bidang perekonomian.

3. Itu untuk struktur organisasi NU ranting Kutorenon?


Kalau struktur organisasi di ranting Kutorenon itu, di tingkat desa itu ada
namanya Suriah, ini kelompoknya eeh... sepuh-sepuh, ini kebanyakan kyai-
kyai. Terus yang kedua A’wan, A’wan itu eeh... artinya itu yang membantu.
Jadi segala program ini A’wan itu fungsinya untuk membantu. Terus yang
pelaksana harian itu namanya Tanfidiyah, pelaksana harian. Nah Tanfidiyah
ini yang dicarikan yang lebih muda-muda agar supaya jalannya organisasi itu
bisa aktip. Nah di Tanfidiyah sendiri strukturnya itu ada ketua, sekretaris, dan
bendahara. Nah tapi di sisi lain, selain dari susunan pengurus ranting itu ada
badan otonom. Badan otonom itu di bawah naungan ranting itu ada, itu ada
yang eeh... mengurus masalah kepemudaan, akhirnya itu ada IPNU, Ikatan
Pemuda NU, ada IPPNU Ikatan Pemuda Perempuan NU, ada Fatayat itu
pengajian ibu-ibu, terus ada eeh... ada Ma’aarif itu guru-guru NU. Jadi masih
banyak, disamping pengurus ranting ada namanya badan otonom, itu eeh...
menangani sesuai bidangnya masing-masing itu ada pengurusnya sendiri-
sendiri. Jadi kaya IPNU, masalah kepemudaan itu ada pengurusnya. Jadi
banyak struktur kepengurusannya di dalam kepengurusan NU.
4. Itu untuk lokasi kaya gedungnya itu dimana?
Eeh... kalau setiap organisasi itu pasti punya sekretariat dan untuk sekretariat
ranting Kutorenon NU itu ada di Dusun Kepuh RT 03 RW 03. Nah itu ada
eeh... namanya Musholla Al-Mustaqim yang diijinkan oleh pemiliknya
namanya Kyai Sitroh untuk dijadikan eeh... sekretariat. Jadi semua kegiatan
musyawarah atau kegiatan apa itu disitu pusatnya. Tetapi kadang-kadang
kalau pertemuan eeh... pengurus NU atau pertemuan yang lain itu ada yang
minta di lokasi yang lain, ya bisa saja.
Hmm, tergantung kesepakatan...
Tergantung kesepakatan, kadang-kadang ada kegiatan anu kecamatan MWC
yang diletakkan di ranting itu akhirnya harus memilih masjid yang ukurannya
lebih besar, sarana prasarananya itu ter-apa lengkap, keamanan juga lengkap,
akhirnya cari eeh... lokasi yang bisa menampung seluruh kepentingan
kegiatan MWC itu.

5. Ini kan di SK tertulis terpilihnya sebagai ketua 24 Desember 2020 dan


berakhir 7 Juli 2025, itu sistem pemilihan ketuanya bagaimana?
Itu... kalau ranting sistem pemilihannya musyawarah. Ya, jadi diutamakan
musyawarah. Nah eeh... kalau di musyawarah itu selesai diputuskan pengurus
maka sudah selesai. Tapi kalau misalkan tidak selesai maka eeh... voting.
Namun di tingkat MWC, tapi itu tingkat desa ya, di tingkat MWC itu ada
aturan baru yaitu melalui, disamping musyawarah, disamping voting itu ada
namanya Ahwa. Ahwa itu yang menentukan, Ahwa itu anggotanya itu ada
kyai-kyai sepuh yang memilih hasil musyawarah dari calon-calonnya itu ada
berapa, siapa saja. Nah dari sekian calon itu yang memilih itu Ahwa karena
Ahwa ini yang bisa menilai kualitas masing-masing orang agar supaya yang
dipilih itu orang yang tepat. Yang kedua agar terhindar dari eeh... pemilihan
yang kurang bagus, pemilihan yang curang sehingga nanti yang terpilih yang
pengurus yang kurang tepat soalnya ini organisasi keagamaan. Jadi Ahwa ini
yang menjadi eeh... penentu siapa yang lebih tepat dijadikan pengurus di
organisasi keagamaan NU di kecamatan Sukodono, tetapi bebeda kadang-
kadang di kecamatan yang lain bahkan di tingkat atas PC itu kadang-kadang
kalau musyawarah itu selesai, ya berarti Ahwa ndausah. Tapi untuk khusus
Sukodono itu dikedepankan dari Ahwa karena inilah yang eeh... punya
pandangan kepribadian seseorang yang harus memilih orang yang tepat untuk
menjadi pengurus NU di tingkat kecamatan.
Jadi intinya kalau pengambilan keputusan selain pemilihan ketua ini
mesti berdasarkan Ahwa ini?
Itu menjadi alternatip jadi ada tiga pilihan, ada tiga cara yang pertama yaitu
musyawarah dulu, yang kedua voting, dan yang ketiga Ahwa. Tetapi kadang-
kadang Ahwa ini, itu ada yang melaksanakan ada yang tidak. Soalnya kalau
di tingkat musyawarah sudah terbentuk maka Ahwa juga tidak usah. Tetapi
kalau khusus di Kecamatan Sukodono ini, Ahwa ini yang justru ditinjolkan.
Jadi musyawarah itu hanya sekedar eeh... membentuk eeh... menetukan calon-
calon yang akan dijadikan kandidat sebagai pengurus. Nanti Ahwa ini yang
menentukan. Ini yang berbeda sistemnya di masing-masing wilayah, tapi
khusus untuk Sukodono itu Ahwa yang dikedepankan agar supaya kyai-kyai
yang sepuh punya apa pemikiran eeh... bisa memilih pengurus yang lebih
tepat untuk mengurus organisasi NU keagamaan.
Soalnya kan punya pandangan dan pengalaman juga
Heem.

6. Terus untuk program kerja?


Program kerja ranting itu seharusnya mengikuti program kerja di kecamatan
atau MWC juga mengikuti program kerja PC atau pengurus kebupaten. Jadi
apa yang dijadikan program kerja kabupaten dan kecamatan itu dilaksanakan
oleh eeh... ranting atau desa. Tetapi kadang-kadang desa sendiri bisa
menambahi sendiri programnya sesuai dengan apa yang diinginkan di
lingkungan desa itu, ranting itu.
Menyesuaikan desanya juga,
Iya, eeh... jadi kadang-kadang desa atau ranting ini juga membuat program
sendiri dan juga melihat program dari MWC maupun PC. Jadi nanti disatukan
kalau memang sama eeh... untuk anu eeh... apa programnya kalau sejalan ya
di apa dilaksanakan tapi program yang khusus mungkin disesuaikan dengan
wilayah Kutorenon sehingga ya membuat program sendiri nah sesuai dengan
Kutorenon.

7. Itu tadi hmm mengulangi apa urutan PB sampai ke bawah?


Dari atas pengurus tingkat nasional itu namanya PBNU, pengurus besar. Nah
setelah itu turun ke bawah di tingkat propinsi itu namanya PW, pengurus
wilayah NU. Terus dari kabupaten, dari propinsi turun ke kabupaten itu
namanya PC, pengurus cabang NU dan dari kabupaten turun ke kecamatan itu
MWC, dari MWC turun ke desa namanya ranting. Ranting desa turun ke
dusun atau di kota itu namanya kelurahan, anak ranting. Nah itu sendiri di
masing-masing PC susunan pengurusnya juga banyak. Disamping susunan
pengurus ada badan otonom itu juga banyak. Ada eeh... LBMNU, lembaga
Bashul Masail, jadi LBMNU lembaga Bashul Masail ini yang lembaga yang
menaungi masalah permasalahan di masyarakat yang belum di belum bisa
ditentukan hukum atau keputusannya. Akhirnya ada musyawarah yang
namanya Bashul Masail LBMNU jadi membahas masalah-masalah yang ada
di masyarakat yang masih belum ketemu hukumnya karena setiap jaman itu
mesti berkembang bahkan juga butuh penentuan hukum melalui qiyas dan
ijma. Tetap dasar hukumnya dari Quran dan hadist tapi perlu diqiyaskan
karena jaman dulu dan jaman sekarang itu berbeda, jadi perlu diqiyaskan.
Alasan jaman dulu itu bagaimana, nah alasan itu yang dipakai untuk eeh...
penerapan di jaman sekarang.

8. Itu untuk kegiatan apa saja yang sudah dilakukan sejak pasca itu,
terpilihnya menjadi ketua?
Untuk kegiatan yang sudah dilaksanakan itu ada pertemuan rutin. Di dalam
pertemuan rutin itu secara intern itu eeh... belajar untuk dakwah di lingkup
mikro, terus nanti eeh.. kalau di wilayah desa itu membutuhkan apa eeh...
untuk ceramah maka dikirim ke lingkungan tersebut yang dibutuhkan. Jadi
disamping mengkoordinir untuk eeh... dai-dai belajar di lingkup intern NU,
nanti bisa menyebar di masyarakat. Terus yang kedua itu kadang-kadang anu,
kadang-kadang ada permasalahan eeh... di masyarakat seperti dulu ada banjir
sama corona disini itu ada yang anu boneka itu. Viral itu dulu disini. Jadi
antisipasi covid itu di depan rumah-rumah itu ada dikasih boneka-boneka.
Lah itu, itu juga ikut andil dalam memberikan pemahaman bahwa sesuatu itu
kalau memang di agama itu tidak boleh, maka juga diberi nasihat-nasihat.
Akhirnya ya di lepas semua sudah boneka-boneka itu.
Itu kasusnya dimana, boneka-boneka itu?
Ada di biting situ, di RW 10 sempat viral itu dulu habis banjir sama banyak
yang kena covid itu. Ada salah satu pengurus lingkungan yang ingin
meneruskan kebiasaan mbah-mbahnya dulu untuk menangkal apa, bala itu
menggunakan boneka-boneka yang ditaruh di depan rumah. Akhirnya
mencoba untuk di pendekatan dan diberi nasihat bahwa hal tersebut adalah
kurang benar dan yang benar adalah istighosah atau doa atau shodaqoh itu
justru benar. Jadi apa, meluruskan masyarakat yang ada yang kurang tepat itu.
Terus ada lagi anu eeh... kadang juga santunan anak yatim, santunan anak
yatim ini agenda rutin tiap tahun, jadi eeh... pemberian kepada anak yatim
dan rencananya ini anu apa, memberikan bantuan biaya untuk pendidikan
anak yatim. Jadi selama sekolah itu programnya itu diberi bantuan untuk
biaya sekolahnya agar supaya walaupun yatim itu sekolah tidak putus. Terus
ya masih, masih terbatas itu dulu karena habis diangkat ada covid dulu akhire
agak terhambat, tidak boleh kumpul-kumpul, jadi ya masih di lingkup situ-
situ jadi tidak sampai anu tidak sampai apa eeh... program yang lebih luas, itu
masih terhambat.
Itu disebutkan banjir, apa yang dilakukan?
Eeh... kalau dari ranting sih kebanyakan juga orang Biting sini, jadi yang
dilakukan dari ranting itu ya ndaada, ya saling apa, eeh... ngopeni sendiri-
sendiri (tertawa) jadi ya mengurusi dirinya sendiri belum ngurusi tingkat
organisasi.

2. Dana buat kegiatan itu darimana?


Dana itu, NU itu anu eeh... kegiatannya itu kebanyakan di masyarakat bawah.
Jadi untuk anggaran dana itu diambilkan di masyarakat-masyarakat ini tapi
dipilih saja yang mampu-mampu. Jadi yang pertama dari masyarakat mampu-
mampu, yang kedua juga dari pengurus, yang ketiga itu anu ya dari
dermawan-dermawan.
Apa tidak ada dari hmm atas maksudnya ya...
Nggak, jadi organisasi NU itu organisasi yang harus mandiri. Jadi setiap
program kegiatan beserta anggarannya itu ya harus anu apa, dilakukan
sendiri. Jadi eeh... kudu sak pinter-pintere bagaimana caranya penggalangan
dana. Ini sendiri anu, ranting ini juga ini masih fokus masalah dana. Jadi yang
utama itu apa yang menjadi landasan itu adalah pendanaan, ini bagi anu loh
ya tahfid, ya pengurus harian. Itu yang diutamakan dulu itu bagaimana cara
penggalangan dana, soalnya apa setiap kegiatan itu bisa, agar bisa terlaksana
semua. Nah ini Alhamdulillah untuk dana pendanaan anggaran tiap ada
kegiatan itu selalu tercukupi, tapi eeh... selalu pas-pasan, tapi terlaksana tapi
pas-pasan. Itu jadi tiap ada kegiatan lagi juga cari lagi, jadi ngumpulkan lagi,
ya untunge kegiatan itu anu, di masa pandemi ini tidak begitu banyak. Jadi
semuanya itu bisa dilaksanakan.
DOKUMEN

Anda mungkin juga menyukai