Anda di halaman 1dari 19

Perekayasaan Sistem Audio

i
Perekayasaan Sistem Audio

Penulis : HENDRO HERMANTO

Editor Materi : WIDIHARSO

Editor Bahasa :

Ilustrasi Sampul :

Desain & Ilustrasi Buku :PPPPTK BOE MALANG

Hak Cipta © 2013, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan

Semua hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak (mereproduksi), mendistribusikan, atau memindahkan


sebagian atau seluruh isi buku teks dalam bentuk apapun atau dengan cara
apapun, termasuk fotokopi, rekaman, atau melalui metode (media) elektronik
atau mekanis lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam kasus lain,
seperti diwujudkan dalam kutipan singkat atau tinjauan penulisan ilmiah dan
penggunaan non-komersial tertentu lainnya diizinkan oleh perundangan hak
cipta. Penggunaan untuk komersial harus mendapat izin tertulis dari Penerbit.

Hak publikasi dan penerbitan dari seluruh isi buku teks dipegang oleh
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.

Untuk permohonan izin dapat ditujukan kepada Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan, melalui alamat berikut ini:

Pusat Pengembangan & Pemberdayaan Pendidik & Tenaga Kependidikan


Bidang Otomotif & Elektronika:

Jl. Teluk Mandar, Arjosari tromol Pos 5, Malang 65102, Telp. (0341) 491239, (0341)
495849, Fax. (0341) 491342, Surel:vedcmalang@vedcmalang.or.id.Laman:
www.vedcmalang.com

ii
Perekayasaan Sistem Audio

DISKLAIMER (DISCLAIMER)

Penerbit tidak menjamin kebenaran dan keakuratan isi/informasi yang tertulis di


dalam buku tek ini. Kebenaran dan keakuratan isi/informasi merupakan tanggung
jawab dan wewenang dari penulis.

Penerbit tidak bertanggung jawab dan tidak melayani terhadap semua komentar
apapun yang ada didalam buku teks ini. Setiap komentar yang tercantum untuk
tujuan perbaikan isi adalah tanggung jawab dari masing-masing penulis.

Setiap kutipan yang ada di dalam buku teks akan dicantumkan sumbernya dan
penerbit tidak bertanggung jawab terhadap isi dari kutipan tersebut. Kebenaran
keakuratan isi kutipan tetap menjadi tanggung jawab dan hak diberikan pada
penulis dan pemilik asli. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap setiap
perawatan (perbaikan) dalam menyusun informasi dan bahan dalam buku teks
ini.

Penerbit tidak bertanggung jawab atas kerugian, kerusakan atau


ketidaknyamanan yang disebabkan sebagai akibat dari ketidakjelasan,
ketidaktepatan atau kesalahan didalam menyusun makna kalimat didalam buku
teks ini.

Kewenangan Penerbit hanya sebatas memindahkan atau menerbitkan


mempublikasi, mencetak, memegang dan memproses data sesuai dengan
undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan data.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Video Audio , Edisi Pertama 2013
Kementrian Pendidikan & Kebudayaan
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan, Tahun 2013:
Jakarta

iii
Perekayasaan Sistem Audio

KATA PENGANTAR

berperan serta dalam membantu terselesaikannya buku teks siswa untuk Mata
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas tersusunnya
buku teks ini, dengan harapan dapat digunakan sebagai buku teks untuk siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Teknik Komputer dan
jaringan .

Penerapan kurikulum 2013 mengacu pada paradigma belajar kurikulum abad 21


menyebabkan terjadinya perubahan, yakni dari pengajaran (teaching) menjadi
belajar (learning), dari pembelajaran yang berpusat kepada guru (teachers-
centered) menjadi pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (student-
centered), dari pembelajaran pasif (pasive learning) ke cara belajar peserta didik
aktif (active learning) atau Student Active Learning.

Buku teks ″Perekayasaan Sistem Audio″ ini disusun berdasarkan tuntutan


paradigma pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013 diselaraskan
berdasarkan pendekatan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
belajar kurikulum abad 21, yaitu pendekatan model pembelajaran berbasis
peningkatan keterampilan proses sains.

Penyajian buku teks untuk Mata Pelajaran ″ Perekayasaan Sistem Audio″ ini
disusun dengan tujuan agar supaya peserta didik dapat melakukan proses
pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai
aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam
melakukan eksperimen ilmiah (penerapan scientifik), dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,
dan nilai-nilai baru secara mandiri.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan, dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan menyampaikan terima kasih, sekaligus saran kritik demi
kesempurnaan buku teks ini dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
Pelajaran Perekayasaan Sistem Audio Kelas X / Semester 1 Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).

Jakarta, 12 Desember 2013

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA

iv
Perekayasaan Sistem Audio

Daftar Isi
Contents
HALAMAN FRANCIS ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

Akustik

................................................................................................................ 1

KOMPETENSI INTI (KI-3) ....................................................................... 1

KOMPETENSI INTI (KI-4) ....................................................................... 1

Gelombang Suara ................................................................................... 2

1.1. Terbangkitnya Suara ................................................................. 2

1.2. Frekuensi bunyi ......................................................................... 3

1.3. Tekanan bunyi .......................................................................... 4

1.4. Penyebaran bunyi ..................................................................... 7

Bahan ......................................................................................................... 7

1.5. Panjang gelombang ................................................................. 8

1.6 Akustik ruangan ............................................................................. 9

TUGAS 1 .................................................................................................. 12

TUGAS 2 .................................................................................................. 13

PERTANYAAN ......................................................................................... 14

v
Perekayasaan Sistem Audio

Psikoakustik Telinga Manusia

................................................................................................................. 15

KOMPETENSI INTI (KI-3) ..................................................................... 15

KOMPETENSI INTI (KI-4) ..................................................................... 15

2. Psikoakustik Telinga Manusia ..................................................... 16

2.1 Anatomi dan fungsi telinga manusia ........................................ 16

2.2 Ambang dengar dan batas sakit .............................................. 17

2.3. Kuat Suara .............................................................................. 17

2.5. Hubungan dari sumber-sumber bunyi ..................................... 21

2.6. Pendengaran secara ruangan ................................................. 23

TUGAS 1 .................................................................................................. 25

TUGAS 2 .................................................................................................. 26

TUGAS 3 .................................................................................................. 27

PERTANYAAN ......................................................................................... 28

Mikrophon

................................................................................................................. 29

KOMPETENSI INTI (KI-3) ..................................................................... 29

KOMPETENSI INTI (KI-4) ..................................................................... 29

4. Instalasi macam-macam tipe mikrofon pada sistem akustik ........ 30

4.1. Karakteristik mikrofon .............................................................. 30

4.2. Struktur dan prinsip kerja macam-macam tipe mikrofon. ......... 32

vi
Perekayasaan Sistem Audio

Gambar 4.3. Potongan mikropon telepon (kiri) dan tanggapan


frekuensi mikropon arang (kanan). .................................................... 33

4.2.3. Mikropon dinamik .................................................................... 35

4.2.4. Mikropon kristal ....................................................................... 37

TUGAS 1 .................................................................................................. 44

PERTANYAAN ......................................................................................... 44

Rangkaian penguat depan audio


(universal pre-amplifier)
................................................................................................................. 45

KOMPETENSI INTI (KI-3) ..................................................................... 45

KOMPETENSI INTI (KI-4) ..................................................................... 45

5.1. Arsitektur rangkaian penguat depan universal audio (universal


pre-amplifier). .................................................................................... 46

5.2. Merencana rangkaian penguat depan universal audio. ........... 49

TUGAS 1............................................................................................... 58

PERTANYAAN ...................................................................................... 60

TUGAS 2............................................................................................... 68

PERTANYAAN ...................................................................................... 70

TUGAS 3............................................................................................... 78

PERTANYAAN ...................................................................................... 79

5.3. Lebar Daerah Frekuensi.......................................................... 80

5.3. Perbandingan lebar daerah ke perbandingan penguatan ............ 94

TUGAS 4 ........................................................................................... 97

5.4. Pengukuran Kualitas Penguat Suara .................................... 100

vii
Perekayasaan Sistem Audio

Akustik

KOMPETENSI INTI (KI-3) KOMPETENSI INTI (KI-4)

Kompetensi Dasar (KD): Kompetensi Dasar (KD):

1. Memahamai gelombang suara dan 1. Mengukur gelombang suara dan


sistem akustik ruang dimensi sistem akustik ruang

Indikator: Indikator:
1.1. Menginterprestasikan elemen 1.1. Mengklasifikasikan elemen
gelombang, jenis-jenis dan interaksi gelombang, jenis-jenis dan interaksi
gelombang suara. gelombang suara.
1.2. Menginterprestasikan karakteristik 1.2. Mendiagramkan karakteristik
gelombang suara pada berbagai gelombang suara pada berbagai
macam media. macam media.
1.3. Menginterprestasikan level suara 1.3. Mengukur level suara dalam satuan
dalam satuan decibel (dB). decibel (dB) dan interprestasi data
1.4. Merencanakan sistem akustik ruang hasil pengukuran.
kecil. 1.4. Mengukur level suarasistem akustik
1.5. Merencanakan kebutuhan mikrofon ruang kecil dan interprestasi data
pada sistem akustik suara. hasil pengukuran.
1.5. Memilih kebutuhan mikrofon sesuai
dengan kebutuhan sistem akustik
ruang kecil.

1
Perekayasaan Sistem Audio

Gelombang Suara

1.1. Terbangkitnya Suara

Akustik adalah ilmu suara, yang dimaksud suara adalah getaran mekanik suatu
material. Materi dapat seperti udara (bunyi udara), air (bunyi air) atau benda pejal
(bunyi benda pejal). Suara melalui media udara disampaikan ke telinga. Gambar
1 menunjukkan bagaimana sumber suara membangkitkan
suara dan ini oleh misalnya udara dirambatkan. Untuk
keperluan ini sebuah plat yang dapat melenting
dipasangkan pada satu titik dan selanjutnya didorong
dengan sebuah pukulan agar bergetar. Melalui itu plat
menjadi pembangkit suara dan menekan udara didepannya
bersama, sehingga terjadi tekanan lebih (titik 2 pada
Gambar 1). Pada getar balik dari plat (titik 4 pada Gambar
1), plat akan merenggangkan partikel uadara, sehingga
terbangkitlah tekanan kurang. Sumber bunyi segera akan mempengaruhi
lingkungan sekitarnya dengan tekanan lebih dan tekanan kurang untuk bergetar.
Partikel udara akan saling pukul dengan partikel didekatnya, sehingga getaran
sebagai sumber bunyi merambat pada media udara.

pukulan Hal ini dapat dilihat, bahwa partikel


udara melalui penyimpangan
1 2 3 4 5
penebalan dan penipisan secara

penebalan penipisan periodis dari posisi diam menyebabkan


udara udara
fluktuasi tekanan periodik. Jika kita
penebalan
udara ambil satu penebalan dan satu

tekanan penipisan partikel udara yang


normal
waktu berdekatan,maka diperoleh satu
penipisan
udara
gelombang penuh, yang disebut
gelombang suara. Karena partikel
Gambar 1.1. Terbangkitnya suara
udara dari getaran sumber suara
dengan penebalan dan penipisan
merambat kearah yang sama,
partikel udara

2
Perekayasaan Sistem Audio

(bergetar sepanjang arah rambat) maka disebut sebagai gelombang panjang


atau gelombang longitudinal. Jika partikel udara bergetar tegak lurus dengan
arah rambat, maka disebut sebagai gelombang transversal (Gambar 2).

Catatan : Setiap gelombang suara secara ruangan merupakan gelombang


longitudinal

Setiap getaran ditandai dengan dua


besaran, yaitu frekuensi dan amplitude.

waktu Hal ini juga berlaku untuk gelombang


a suara. Maka dalam gelombang suara
juga dibicarakan frekuensi. Amplitudo
disini menentukan besarnya tekanan
b
waktu suaran.

Gambar 1.2. Gelombang transversal


(a) dan gelombang longitudinal (b)

Catatan : Besaran gelombang suara

.a) Frekuensi

.b) Amplitudo  Tekanan Suara

1.2. Frekuensi bunyi

Frekuensi bunyi menyatakan, berapa


banyak penebalan dan penipisan
partikel udara dalam satu detik
berurutan satu sama lain. Banyak
ayunan tekanan tiap satuan waktu
disebut frekuensi dan akan diamati
sebagai nada. Frekuensi akan

Gambar 1.3. Frekuensi tinggi dan menentukan tinggi nada yang didengar
rendah telinga.

3
Perekayasaan Sistem Audio

Telinga manusia dapat mengenal getaran suara antara kira-kira 16Hz dan 16kHz
sebagai nada. Semua yang terletak dalam daerah ini disebut sebagai frekuensi
nada dan suara dalam daerah frekuensi suara yang dapat terdengar. Daerah
frekuensi pada daerah ini disebut sebagai daerah pendengaran.

Catatan : Nada akan semakin tinggi, jika semakin tinggi frekuensi dari
gelombang suara.

Getaran dibawah frekuensi 16Hz


daerah daerah disebut sebagai suara infra atau infra
infra pendengaran daerah
sonic ultra sonic sonic. Suara infra tidak lagi dapat
1 10 18100 1k 10k 20k 100k f [Hz] dirasakan sebagai sebuah nada,
melainkan sebagai pukulan atau
Gambar 1.4. Daerah frekuensi suara
goyangan.

Untuk getaran mekanik diatas 20kHz disebut sebagai suara ultra atau ultra sonic.
Suara ini hanya bias didengar oleh beberapa macam binatang, misalnya anjing,
tikus dan lain-lain. Dalam teknik yang disebut suara ultra sampai dengan 10MHz,
ini tidak dapat didengar oleh telinga manusia tapi untuk keperluan tertentu
misalnya untuk menguji material atau dalam bidang kedokteran dan lainnya.

Simbol besaran frekuensi f dan dengan satuan Hertz (Hz)

1 T = waktu untuk 1 periode dengan satuan s (detik)


f=
T

1.3. Tekanan bunyi

Gelombang bunyi merambat dalam suatu medium melalui penebalan dan


penipisan yang periodis. Penebalan suatu materi berarti sama dengan penaikan
tekanan, penipisan berarti sama dengan pengurangan tekanan dibanding
dengan tekanan normal dalam keadaan diam. Pada penyebaran suara , seperti
dalam udara, tekanan normal udara diubahg secara periodis dalam irama
gelombang suara. Yaitu tekanan saat diam dari udara ditumpangi tekanan yang
berubah. Tekanan berganti suara ini disebut sebagai tekanan suara p.

4
Perekayasaan Sistem Audio

Catatan : Tekanan suara p merupakan tekanan berganti yang tergantung pada


tempat dan waktu.

Tekanan suara kecil = kuat suara rendah

Tekanan suara besar = kuat suara tinggi

Dalam fisika didefinisikan : tekanan menunjukkan, berapa besar tenaga yang


berpengaruh secara tegak lurus diatas sebuah luasan.

Atau dalam rumusan :

tenaga
tekanan =
luasan

F
p=
A

Satuan tekanan disebut pascal (Pa)

N N = Newton
1Pa = 1
m2

Besaran yang digunakan dalam akustik

N µ (mikro) = 10-6
1  bar = 0,1
m2
Gambar 1.4. Ilustrasi tekanan bunyi
1µbar.

Daerah tekanan suara yang dapat didengarkan


sangat lebar. Dalam praktiknya perbandingan tekanan
bunyi dalam ukuran logaritmis. Hal ini memiliki
kelebihan,mudah dalam menghitung, seperti dalam
perkalian akan berubah menjadi penjumlah dan
pembagian menjadi pengurangan. Ukuran logaritmis
sebuah perbandingan dalam satuan Bell. Bell ini
diambil dari nama ilmuwan Amerika bernama
Alexander Graham Bell (1847-1922). Karena
ukurannya yang kecil dan menghindarkan banya kom
maka digunakan satuan desi Bell (dB), atau seper sepuluh satuan dasar. Dalam

5
Perekayasaan Sistem Audio

akustik berawal dari ambang dengar, dimana telinga mulai mendengar dengan
po=210-4µbar,ini yang dimaksud denga level suara absolut.

Sebuah pabrik yang memiliki tekanan


suara sebesar 2µbar maka kalau
diukur dengan Sound Level Meter akan
menunjukkan sebagai berikut :

.p=2µbar ; po=210-4µbar

p 2bar
p = 20  log  20  log  80dB
po 2  10  4 bar

6
Perekayasaan Sistem Audio

1.4. Penyebaran bunyi

Bunyi dapat menyebar dalam bahan padat, cairan dan bahan gas.Kecepatan
penyebaran bergantung dari ketebalan medium, seperti diperlihatkan oleh tabel.

Tabel 1.1: Kecepatan penyebaran bunyi

Bahan Kecepatan c dalam m/s

Gelas 5500

Besi 5000

Tembok 3500

Kayu 2500

Air 1480

Gabus 500

Udara (20o) 344

Karet (lunak) 70

Semakin tebal dan semakin elastis mediumnya, akan semakin lambat molekul
dapat menyebarkan bunyi. Dan dalam ruang hampa udara, juga bunyi tidak
dapat merambat.

Penyebaran bunyi dalam udara bergantung pada temperatur udara.

m m
c = 331,4 + 0,6 o .T
s sC

C = Kecepatan penyebaran

T = Temperatur udara (°C)

Dalam akustik pada utamanya tertarik pada penyebaran suara dalam udara.
Penyebarannya sangat tergantung pada temperature seperti ditunjukkan pada
Tabel 1.2 berikut ini.

7
Perekayasaan Sistem Audio

Tabel 1.2 : Penyebaran Suara dalam Udara

Temperatur Kecepatan c dalam m/s

-30°C 302,9

0°C 331,8

10°C 338

20°C 344

30°C 349,6

100°C 390

Selain dipengaruhi oleh temperatur, kecepatan rambat suara juga dipengaruhi


oleh tekanan udara dan kandungan karbondioksida.

1.5. Panjang gelombang

Jika sebuah getaran menyebar dalam


sebuah media sebagai gelombang
pada posisi tertentu, dalam jarak yang
sama pada keadaan getaran
bersangkutan misalnya :

Jarak antara ketebalan terbesar dari


molekul udara. Jarak ini disebut
panjang gelombang
Gambar 1.6 Panjang gelombang

Antara kecepatan penyebaran bunyi c, panjang gelombang  dan frekuensi


sebuah suara terdapat hubungan seperti berikut :

m m
c = 331,4 + 0,6 o .T
s sC

c = kecepatan bunyi dalam m/s

 = panjang gelombang dalam m

f = frekuensi dalam Hz

8
Perekayasaan Sistem Audio

Pada tabel 1.3 diperlihatkan panjang gelombang pada frekuensi yang berbeda
dalam frekuensi pendengaran. Perbedaan panjang gelombang pada daerah
pendengaran antara 21,5m sampai 1,72cm. Data ini sangat penting misalnya
untuk membuat kotak loudspeaker.

Tabel 1.3 : Panjang gelombang

Frekuensi f dalam Hz Panjang gelombang  dalam m

16 21,5

100 3,4

800 0,43

1.000 0,34

5.000 0,069

10.000 0,034

20.0000 0,0172

1.6 Akustik ruangan

Dalam akustik ruangan merangkum semua problem penyebaran bunyi dalam


ruangan yang tertutup.

Didalam ruang bebas yang absolut, bunyi menyebar dari sumber bunyi berbentuk
bola. Gambar 1.7 memperjelas hubungan ini.

Sumber bunyi membangkitkan pulsa


bunyi. (misal, lamanya 4 detik), bunyi
Q H
mencapai titik dengar H setelah
beberapa saat. Selain terlambat juga
P (Q) P(H)
amplitudonya kecil. Intensitas bunyi
menurun dibanding dengan kuadrat
2 4 6 8 10 w a k tu 2 4 6 8 10 w a k tu

jaraknya. Sedang bentuk pulsanya


Gambar 1.7. Rambatan suara dalam sama dengan pulsa sumbernya.
ruang bebas

9
Perekayasaan Sistem Audio

Pada Gambar 1.8 diperlihatkan,jika misalnya ada sebuah didinding pantul, maka
pada titik penerima (titik H) akan terdapat penjumlahan antara suara langsung
dengan suara dari lintasa tak langsung. Pada detik ke 6 dan ke 8 terdapat
penguatan suara. Hal ini memiliki efek baik,karena ada penaikan level
suara,tetapi juga menimbulkan keburukan,yaitu adanya gema (detik ke 8-10). Hal
ini baik jika hanya beberapa derajat tertentu.

titik pantul

dinding

lintasan
suara
tak langsung

H
Q
lintasan suara langsung

P(Q) P(H)
Suara di titik H
Suara dari
lintasan langsung

2 4 6 8 10 t 2 4 6 8 10 t
P(H)
Suara di titik H
Suara dari lintasan
tak langsung
2 4 6 8 10 t
Dt
P(H)
Penjumlahan gema
suara di titik H

2 4 6 8Dt10 t

waktu gema

Gambar 1.8. Hubungan suara lintasan langsung dan tak langsung.

10
Perekayasaan Sistem Audio

Untuk pidato dan musik cepat, gema


yang panjang dapat mengaburkan
informasi. Untuk reproduksi pidato
dalam ruangan dengan volume
menengah dan untuk kejelasan
informasi yang baik,maka waktu
gema sekita 0,8detik.

Musik yang direproduksi dalam


ruangan yang sangat sedikit waktu
Gambar 1.9. Waktu gema dalam gema,akan bunyinya akan “mati”.
keterpengaruhan dengan volume ruang Gema akan memperbaiki kualitas

musik dengan waktu gema antara 1,5 sampai 2,5detik. Pada Gambar 1.9
diperlihatkan waktu gema yang rendah untuk bermacam-macam ruangan.

Dalam ruangan yang memiliki dinding paralel akan timbul pula gema yang
bergetar (Flutter Echo). Pada ruangan yang demikian, suara akan berpantul
bolak-balik. Untuk menghilangkan efek gema dalam ruangan, maka digunakan
bahan dinding yang dapat menyerap suara.

Hanya sayangnya tidak ada bahan yang dapat menyerap suara untuk
keseluruhan daerah frekuensi. Maka digunakan beberapa bahan yang kemudian
dikombinasi. Terdapat dua grup bahan penyerap suara.

Pertama, bahan berpori-pori, bahan ini seperti karpet, pelapis furnitur,tirai, glass
woll dan sebagainya. Pada bahan ini suara akan menerobos masuk dalam pori-
pori, semakin tinggi frekuensi semakin baik.

Kedua, bahan berosilasi, penggunaan kayu lapis, hardboard dan panel kayu,
dinding furnitur dan lainnya. Melalui beberapa permukaan datar dan licin suara
berfrekuesi tinggi akan dipantulkan. Pada frekuensi rendah bahan ini dirangsang
untuk bergetar. Dalam hal konsumsi energi,

11

Anda mungkin juga menyukai